Bab 4 PEMBAHASAN. 4.1 Evaluasi Terhadap Prosedur Siklus Pengeluaran. pembelian yang sudah berjalan dengan cukup baik, yaitu: berurut nomor cetak.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. persediaan bahan baku. Pembahasan dimulai dengan penjelasan prosedur pembelian dan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV.

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Struktur Organisasi Perusahaan. merupakan salah satu dari unsur pengendalian internal. Struktur organisasi

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada

BAB 4 PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional

: MANAGER & STAFF. 5 Apakah terdapat rotasi pekerjaan yang dilakukaan perusahaan?

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture.

LAMPIRAN. Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan :

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Penerapan Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi. Pembelian pada PT Pondok Pujian Sejahtera

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN PADA PT PANCA KEMAS KRIDA MANUNGGAL

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO

BAB IV EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT, PIUTANG DAN PEN ERIMAAN KAS PADA PT. COLUMBUS MEGAH ADIS ARANA

SUMMARY PROSEDUR PEMBELIAN. Current Analysis Recommendation. Seharusnya yang melakukan permintaan. pembelian bahan baku adalah bagian gudang

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT KURNIA MULIA CITRA LESTARI IV. 1. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN AUDIT

BAB IV PEMBAHASAN. PT Sumber Karunia Anugerah. Pembahasan ini dibatasi pada fungsi penjualan dan

BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan.

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem.

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan, baik kegiatan dalam usaha maupun dalam pendidikan. Setiap

BAB 3 GAMBARAN SISTEM YANG BERJALAN. bermotor. Produk-produk yang dihasilkan dipasarkan

BUKTI PENERIMAAN KAS BUKTI SETORAN KAS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan.

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PRIMA JABAR STEEL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG DAGANG PADA PT. SHUNDA PLAFON CABANG SERPONG

. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Pembelian, Penyimpanan, dan. Penjualan Barang Dagang pada PT Enggal Perdana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV PELAKSANAAN AUDIT OPERASIONAL UNTUK MENILAI KINERJA BAGIAN PENJUALAN PADA PT. OPTIMA INFOCITRA UNIVERSAL

BAB 3 ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN DAN UTANG PADA FELINDO JAYA

BAB IV PEMBAHASAN. Pada proses ini penulis melakukan proses interview dan observation terhadap

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 TATA LAKSANA SISTEM YANG BERJALAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV PEMBAHASAN. Tujuan Evaluasi. Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. fungsi penjualan dan penerimaan kas pada PT. Metaplas Harmoni. Dalam melaksanakan

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS PT. AROMATECH INTERNATIONAL

BAB 3. perusahaan manufaktur sekaligus eksportir yang bergerak di bidang furniture. rotan, enceng gondok, pelepah pisang dan sebagainya.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan pengamatan dan evaluasi penelusuran atas fungsi penjualan

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT CHAROEN POKPHAN INDONESIA TBK

BAB 3 DAN PEN ERIMAAN KAS PADA S IS TEM YANG BERJALAN. di Bandung. PT Gemilang Elektrik Indonesia telah mendapat Surat Keputusan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Sistem Akuntansi Penggajian pada CV. Elssy Design. Disusun Oleh : Esty Putri Ratnasari

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Indonesia yang didirikan pada tanggal 10 Mei Perusahaan didirikan oleh Endang

SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA CV. TRI MANUNGGAL SAKATO. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dharma Andalas

BAB III OBJEK PENELITIAN PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

3. RUANG LINGKUP SOP penjualan tunai ini meliputi flowchart prosedur penjualan tunai, penjelasan prosedur, dan dokumen terkait.

No. Pernyataan. Tidak. Tidak. Tidak. Tidak

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT ERAFONE ARTHA RETAILINDO

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. IV.1 Perencanaan dan Tujuan Kegiatan Audit Operasional

BAB 3 OBJEK/DESAIN PENELITIAN. PT. Valindo Global didirikan pada Juni 2010 yang berkedudukan di BSD City,

BAB IV PEMBAHASAN. PT. Bumi Maestroayu dijelaskan pada bab keempat ini. Berdasarkan ruang lingkup yang

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Prosedur 1.

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

Lampiran 1. Hasil Wawancara

BAB IV PEMBAHASAN. audit operasional pada objek yang dimaksud yakni PT. Centa Brasindo Abadi. Sebelum

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN PADA PT. BAHANA KARYA MANDIRI

BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS BIDANG USAHA

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Siklus Pendapatan Pada PT.Generasi Dua Selular. Bagi perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan, sumber

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI

BAB V PENUTUP. menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Struktur organisasi MP3 CV Vyto Global Media belum

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. 15 Januari 2010, dengan Akta Pendirian Koperasi No. 44 dan mendapat

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. PT. JDI bermula dari perusahaan lain yang bernama PT. Maluku Timber. PT. Maluku

BAB III OBJEK PENELITIAN. Pada tanggal 6 Januari 2002 PT Prima Auto Mandiri didirikan di Tebet dengan

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. PT. Auto Sukses Perkasa berdiri pada tahun 2006 merupakan perusahaan yang

Perpustakaan Unika LAMPIRAN A

Evaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku. pada perusahaan j rot galery. di Klaten. Oleh : Riasti F BAB I PENDAHULUAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM. perusahaan serta akibat yang ditimbulkan masalah tersebut. dimana masih berstatus sewaan dari orang lain.

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Suatu organisasi merupakan satu wadah kerjasama untuk mencapai tujuan

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Purworejo, berdiri pada tanggal 25 Mei 1960 di desa Cangkrep Kabupaten

Flowchart Sistem Penjualan Kredit PT Geotechnical Systemindo. Purchase Order. Copy PO. Kalkulasi harga. Memeriksa status customer

Transkripsi:

Bab 4 PEMBAHASAN 4.1 Evaluasi Terhadap Prosedur Siklus Pengeluaran 4.1.1 Evaluasi Prosedur Pembelian Berdasarkan hasil penelitian yang didapat dari proses wawancara dan observasi, perusahaan mempunyai prosedur pembelian yang sudah berjalan dengan cukup baik, yaitu: 1. Dokumen yang digunakan dalam prosedur pembelian sudah berurut nomor cetak. 2. Dilakukan konfirmasi terhadap bagian yang melakukan permintaan pembelian sebelum melakukan proses pembelian. 3. Sudah menggunakan beberapa formulir pendukung dalam proses pembelian seperti dokumen order pembelian dan surat jalan. 4. Perusahaan membuat laporan pembelian secara periodic. 5. Setiap dokumen yang berhubungan dengan pembelian sudah diotoriasi oleh bagian yang terlibat. Terdapat beberapa permasalahan yang ada dalam prosedur pembelian perlu diperbaiki yaitu: 43

No. Prosedur yang berjalan Kelemahan Rekomendasi 1. Perusahaan hanya memberikan petunjuk prosedur secara lisan. Perusahaan tidak memiliki flowchart pembelian. Membuat standar operasional tertulis dan flowchart. 2. Sampai saat ini semua prosedur yang telah berjalan di dalam perusahaan hanya disampaikan secara lisan dan melalui training. 3. Dalam melakukan pembelian, proses pemilihan supplier dan order pembelian dilakukan oleh bagian keuangan yang juga bertugas dalam pencatatan. 4. Bahan material yang telah dibeli akan dikirim langsung ke lokasi proyek dan diterima oleh pekerja yang berada di lokasi proyek. 5. Setelah melakukan pembelian, bagian yang bertugas untuk melakukan penginputan data terlambat karena juga menjalankan fungsi lain. 6. Saat menerima tagihan dari supplier, bagian keuangan akan mengurus pengeluaran kas dan juga mencatat transaksi pembayaran hutang. 7. Setelah melakukan pembayaran, bagian keuangan akan membuat bukti pengeluaran kas, namun tidak diotorisasi oleh bagian terkait. 8. Setelah melakukan pemilihan supplier, perusahaan akan membuat PO sebanyak 1rangkap saja dan kemudian diarsipkan. Begitu juga dengan bukti pengeluaran kas hanya sebanyak 1 rangkap Tidak memiliki standar operasional kegiatan tertulis. Ada rangkap fungsi dalam prosedur pembelian. Penerimaan barang dilakukan bukan oleh bagian penerimaan. Terjadi keterlambatan penginputan data pembelian. Terjadi perangkapan fungsi akuntansi dan keuangan dalam prosedur pengeluaran kas. Dokumen yang terkait dengan pengeluaran kas tidak diotorisasi. Dokumen order pembelian (PO)dan pengeluran kas hanya dibuat 1 rangkap Memisahkan tugas dan tanggung jawab berdasarkan fungsi masing-masing. Menambah jumlah karyawan. Melakukan proses pengecekan atau surprised audit terhadap semua penginputan data transaksi. Memakai jasa auditor eksternal. Mendesain ulang dokumen penerimaan barang Membuat dokumen permintaan pembelian dan penawaran harga Mengganti pembuatan dokumen secara manual ke komputerisasi 44

9. Perusahaan melakukan penawaran harga secara lisan yaitu melaui telepon kepada supplier. Tidak memiliki dokumen permintaan penawaran harga dan permintan pembelian Membuat dokumen yang berkaitan dengan siklus pengeluaran lebih dari 1 rangkap 10. Perusahaan tidak membuat informasi yang cukup di dalam dokumen penerimaan barang dan hanya menandatangani surat jalan yang diberikan supplier. Tabel 4.1 Ringkasan Evaluasi Prosedur Siklus Pengeluaran 1. Perusahaan tidak memiliki flowchart pembelian Perusahaan tidak memiliki flowchart dari prosedur pembelian. Seharusnya semua prosedur pembelian, digambarkan dalam bentuk flowchart dan diberikan penjelasan secara tertulis dengan tujuan untuk mempermudah bagi pihak-pihak yang membutuhkan informasi tersebut dan memperjelas tugas dan fungsi dari setiap bagian yang terlibat dalam prosedur pembelian. Tidak adanya penggunaan flowchart dalam prosedur pembelian, dikarenakan perusahaan beranggapan belum ada masalah yang terlalu serius. Sampai saat ini, informasi mengenai bagaimana prosedur itu dijalankan disampaikan hanya secara lisan. Kurangnya informasi dalam dokumen penerimaan barang 2. Penerimaan barang dilakukan oleh pekerja yang berada di lokasi proyek dan tidak dilakukan oleh bagian penerimaan. Setelah melakukan pemesanan bahan material, maka bahan material itu akan dikirim ke lokasi proyek. Sesampainya di lokasi proyek, bahan material itu dapat diterima oleh bagian pelaksana 45

atau logistik lapangan atau siapa saja yang berada di lokasi proyek tersebut. Hal ini dapat meningkatkan resiko terjadinya kecurangan dalam jumlah bahan material yang dibeli karena tidak adanya bagian yang bertugas dalam melakukan penerimaan bahan material yang telah dibeli perusahaan. Perusahaan sebaiknya memperbaiki hal ini dengan menetapkan bagian penerimaan sehingga dapat mengawasi langsung bahan material yang telah dikirimkan ke lokasi proyek sehingga dapat mencegah terjadinya penyalahgunaan wewenang. 3. Perusahaan tidak memiliki pedoman tertulis mengenai prosedur pembelian. Perusahaan beranggapan komunikasi secara lisan atau melalui pelatihan karyawan sudah cukup, lebih praktis dan mudahh dimengerti sehingga perusahaan merasa tidak perlu membuat pedoman secara tertulis dan hanya menyampaikan secara lisan kepada karyawan karena prosedur yang ada sekarang sudah cukup berjalan dengan baik. Prosedur pembelian yang dikomunikasikan hanya secara lisan dapat mengakibatkan pengendalian internal menjadi lemah dan kurang efektif. Hal ini juga diungkapkan oleh Isharijadi dan Fefi (2012), yang berpendapat bahwa suatu perusahaan harus mempunyai prosedur bisnis yang jelas sehingga dapat 46

memudahkan perusahaan dalam melakukan pengendalian dan pengecekan kinerja karyawan. 4. Terjadi rangkap fungsi dalam prosedur pembelian. Dalam melakukan proses pembelian, banyak terjadi perangkapan fungsi yang dilakukan perusahaan. Seperti pada saat melakukan order pembelian, proses ini dilakukan oleh bagian keuangan yang juga bertugas dalam mencatat transaksi pembelian dan melakukan order pembelian serta pemilihan supplier. Kemudian dalam penerimaan barang juga dilakukan oleh bagian logistic lapangan yang bertugas dalam mengatur persediaan bahan material. Perusahaan beranggapan adanya perangkapan fungsi dalam proses pembelian untuk menghemat tenaga kerja dan lebih efisien dalam melakukan pembelian.mengacu pada pendapat Isharijadi dan Fefi (2012), Mia Susmiyati(2012), adanya perangkapan fungsi dalam perusahaan dapat mengakibatkan terjadinya tingkat kecurangan dalam proses pembelian bahan baku dan dapat merugikan perusahaan. Perusahaan seharusnya tidak membuat rangkap fungsi dalam proses pembelian sehingga dapat menghindari terjadinya kecurangan. 5. Terjadi keterlambatan penginputan data transaksi pembelian. Penyebab keterlambatan pencatatan yang terjadi dikarenakan adanya perangkapan fungsi dan semua tugas itu harus diselesaikan tepat waktu. Selain itu, perusahaan masih melakukan proses pencatat secara manual dan terkadang karena kesibukan yang ada 47

bagian keuangan yang merangkap bagian akuntansi lupa untuk memasukkan dan mencatat transaksi pembelian. 4.1.2 Evaluasi Prosedur Pelunasan Hutang dan Pengeluaran Kas Prosedur pelunanasan hutang dan pengeluaran kas perusahaan telah berjalan dengan cukup baik. Hasil penelitian yang didapat terkait prosedur pelunasan hutang dan pengeluaran kas, yaitu: 1. Perusahaan sudah melakukan pengecekan terhadap semua dokumen yang terkait sebelum melakukan pelunasan hutang. 2. Bagian keuangan membuat laporan mengenai kas setiap bulan. 3. Perusahaan menggunakan kas kecil (petty cash) jika pembelian bahan material secara tunai dan bernilai kecil. 4. Menggunakan dokumen Bukti Pengeluaran Bank jika pelunasan hutang melalui rekening giro dan Bukti Pengeluaran Kas jika secara tunai dan menggunakan kas perusahaan. Dalam prosedur pelunasan utang usaha dan pengeluaran kas, perusahaan telah memiliki prosedur yang cukup baik dalam pelaksanaanya. Namun, prosedur itu juga memiliki kelemahan, yaitu: 1. Terjadi perangkapan fungsi akuntansi dan keuangan. Dalam melakukan prosedur pelunasan hutang dan pengeluaran kas, perusahaan memiliki bagian keuangan yang selain bertugas dalam mengatur keuangan juga bertugas dalam mencatat hutang perusahaan. Perusahaan menganggap tugas tersebut cukup dilakukan oleh satu orang dan sampai saat ini belum ada masalah yang terlalu sulit. 48

Dengan adanya perangkapan fungsi, dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya tindakan kecurangan. Karyawan dapat melakukan manipulasi jumlah hutang yang dimiliki perusahaan karena bagian yang bertugas dalam mencatat hutang juga bertugas dalam mengurus keuangan dan kas perusahaan. 2. Ada keterlambatan dalam pencatatan hutang dan pelunasan hutang. Dikarenakan adanya bagian yang merangkap fungsi, pencatatan hutang mengalami keterlambatan. Sehingga terkadang, ada beberapa transaksi yang seharusnya sudah lunas belum dicatat oleh bagian yang bertugas dalam pencatatan. Dengan adanya keterlambatan pencatatan, dapat berpengaruh terhadap keuangan perusahaan. Perusahaan dapat mengalami kerugian dikarenakan jumlah kas yang ada di dalam perusahaan tidak cocok dengan laporan kas yang telah dibuat. 3. Dokumen yang digunakan belum diotorisasi oleh bagian yang terkait dalam pengeluaran kas. Perusahaan menggunakan dokumen bukti pengeluaran kas dan bank dalam prosedur pelunasan hutang dan pengeluaran kas. Namun, dokumen yang sudah dibuat tidak diotorisasi oleh bagian terkait dalam pengeluaran kas. Perusahaan menganggap tidak masalah dengan hal ini dikarenakan belum ada masalah mengenai dokumen pengeluaran kas. 49

4.1.3 Solusi Perbaikan terhadap Prosedur Siklus Pengeluaran 1. Membuat standar operasional yang tertulis Penulis merekomendasikan agar perusahaan membuat suatu standar pedoman yang tertulis mengenai kegiatan dan prosedur pembelian. Hal ini dibutuhkan agar para karyawan dapat mengerti dengan jelas tugas dan tanggung jawab mereka masing-masing. Selain itu, perusahaan juga dapat membuat flowchar pembelian untuk lebih memperjelas standar operasional yang tertulis tersebut. Dengan adanya flowchart dan prosedur pembelian secara tertulis dapat membantu memperbaiki pengendalian internal perusahaan dan meningkatkan operasional perusahaan. 2. Memisahkan tugas sesusai dengan fungsi masing-masing. Dalam proses pembelian, perusahaan memiliki banyak rangkap fungsi dalam pembelian bahan material. Untuk memiliki pengendalian internal yang baik perusahaan sebaiknya menghindari terjadinya perangkapan fungsi. Perusahaan dapat memisahkan tugas masing-masing karyawan berdasarkan fungsi seperti adanya fungsi pembelian, fungsi akuntansi, fungsi penerimaan dan keuangan. 3. Menambah jumlah karyawan perusahaan. Perusahaan tidak memiliki jumlah karyawan yang tidak cukup sehingga terjadi perangkapan fungsi dalam prosedur pembeliannya. Penulis merekomendasikan agar perusahaan menambah jumlah karyawan yang dimiliki perusahaan. Namun, perusahaan harus melakukan proses seleksi yang ketat dalam 50

mencari karyawan baru. Karyawan tersebut harus sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan perusahaan dan mampu dalam mengerjakan fungsi dan tanggung jawab yang diberikan padanya dengan baik. 4. Melakukan proses pengecekan terhadap semua penginputan data transaksi siklus pengeluaran. Untuk menghindari terjadinya keterlambatan proses penginputan data, perusahaan harus rutin melakukan pengecekan. Perusahaan dapat melakukan proses pengecekan laporan dengan semua kejadian transaksi pembelian. Dengan adanya proses ini secara rutin, dapat meminimalisir terjadinya kesalahan dan keterlambatan penginputan data transaksi. 5. Menyewa jasa auditor eksternal Dengan menggunakan jasa auditor eksternal yang independen, perusahaan dapat mengetahui kinerja para karyawannya dan apakah prosedur yang diterapkan sudah berjalan dengan baik. Perusahaan juga dapat mengevaluasi dan memperbaiki pengendalian internal dengan adanya evaluasi dan saran dari auditor. 4.2 Evaluasi Terhadap Dokumen yang Digunakan Dari hasi evaluasi yang dilakukan, ditemukan hanya ada beberapa jenis dokumen yang digunakan perusahaan dalam prosedur siklus pengeluran, yaitu: 51

a. Dokumen order pembelian ( PO ) b. Surat jalan c. Bukti pengeluaran kas dan Bukti pengeluaran bank Perusahaan juga memiliki kelebihan dari dokumen yang digunakan berdasarkan evaluasi yang dilakukan, yaitu: 1. Perusahaan sudah merancang sendiri dokumen Bukti Pengeluaran Kas danbank Perusahaan telah mempunyai rancangan dokumen yang bagus dalam dokumen pengeluran kas atau bank. Di dalam dokumen tersebut terdapat informasi yang cukup lengkap seperti nomor dokumen, tanggal pembayarn, nama supplier, nama dan jumlah barang material yang dibayar, total pembayaran. 2. Dokumen Purchase Order (PO) diurutkan berdasarkan nomor Meskipun perusahaan tidak mempunyai rancangan khusus dalam penggunaan dokumen Purchase Order (PO) dan hanya mengetik sendiri dokumen order pembelian, namun dokumen PO telah diberi nomor urut untuk mempermudah perusahaan dalam transaksi pembelian dan menghindari terjadinya kesalahan dalam pemesanan. Masih banyak kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam penggunaan dokumen yang digunakan perusahaan yang perlu diperbaiki dan dapat ditingkatkan, yaitu: 1. Dokumen order pembelian (PO) hanya dibuat 1 rangkap 52

Setelah terjadi kesepakatan harga antara supplier dengan perusahaan, maka perusahaan akan melakukan order pembelian bahan material. Yang melakukan order pembelian adalah direktur atau bagian keuangan (karena perusahaan tidak memilki bagian pembelian) dengan menelpon langsung supplier. Setelah melakukan order, maka bagian keuangan akan membuat dokumen order pembelian hanya 1 rangkap saja, dan lansung diserahkan kepada direktur untuk diarsipkan. Perusahaan beranggapan cukup untuk membuat 1 rangkap dokumen order pembelian karena sudah menelpon langsung supplier dan tidak perlu membuat banyak dokumen order pembelian. 2. Tidak ada dokumen permintaan pembelian Permintaan pembelian bahan material dilakukan oleh site manager atau project manager, yang telah melakukan perhitungan dan analisis mengenai proyek yang akan dilakukan dan dapat mengetahui jumlah bahan material yang dibutuhkan, kualitas bahan material yang diinginkan, dan jenis-jenis bahan material yang dibutuhkan dalam pengerjaan suatu proyek. Karena tidak mempunyai bagian pembelian, site manajer atau project manajer akan mengajukan permintaan pembelian terlebih dahulu ke bagian logistik kantor secara lisan tanpa menggunakan dokumen dan kemudian bagian logistik akan melaporkan permintaan pembelian tersebut ke bagian keuangan atau direktur. Setelah mengetahu permintaan pembelian dari logsitik maka bagian keuangan atau direktur akan melakukan order pembelian kepada supplier melalui telepon dan mulai melakukan proses penawaran harga. 53

3. Tidak ada dokumen penawaran harga Penawaran harga bahan material dilakukan perusahaan dengan menelepon satu per satu supplier. Jika harga yang ditawarkan cocok dengan perusahaan, maka akan terjadi kesepakatan pembelian. Perusahaan kemudian langsung melakukan order pembelian di telepon. Perusahaan tidak membuat dokumen penawaran harga karena beranggapan lebih efisien dan lebih cepat jika melalui lisan atau secara menelpon langung supplier. Penawaran harga dilakukan langsung oleh direktur ataupun oleh bagian keuangan karena perusahaan tidak memiliki bagian pembelian. Dengan tidak adanya dokumen penawaran harga dan dokumen permintaan pembelian, perusahaan akan mengalami kesulitan jika ingin menilai kinerja yang telah dilakukan. Selain itu, dapat terjadi perbedaan dengan supplier mengenai kesepakatan harga jika tidak mempunyai dokumen penawaran harga. 4. Dokumen Bukti Pengeluaran Kas hanya dibuat 1 rangkap. Setelah mendekati jatuh tempo pembayaran, perusahaan akan mendapat tanda terima dari supplier untuk segera melunasi hutang pembayaran. Bagian keuangan kemudian akan mengecek kembali dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pembelian barang dan mencocokkannya dengan tanda terima dari supplier. Kemudian, bagian keuangan akan melaporkannya ke direktur mengenai jatuh tempo 54

pelunasan hutang dan direktur akan membuat cek ataupun transfer melalui giro ke rekening supplier. Cek yang sudah ditandatangani akan langsung diserahkan ke supplier. Setelah itu, bagian keuangan akan membuat dokumen bukti pengeluaran kas hanya sebanyak 1 rangkap. Dokumen ini hanya sebagai bukti dan diserahkan langsung ke direktur untuk disimpan. Perusahaan beranggapan dokumen bukti pengeluaran kas cukup dibuat 1 rangkap saja karena hanya sebagai bukti untuk pembayaran dan merasa sampai saat ini tidak memiliki masalah yang cukup sulit dalam hal pembayaran. 5. Kurangnya informasi yang terdapat dalam dokumen penerimaan barang. Dalam dokumen penerimaan barnag yang digunakan perusahaan, ada kelemahan yang ditemukan yaitu kurangnya informasi yang ada seperti perusahaan tidak mencantumkan informasi mengenai jumlah dan nama barang yang diterima, supplier yang mengirimkan barang, nama penerima barang dan tidak ditandatangani oleh penerima barang. Perusahaan hingga saat ini tidak melengkapi kekurangan informasi dalam dokumen penerimaan barang karena telah menggunakan format dokumen tersebut sejak perusahaan berdiri dan belum sempat memperbaiki karena menganggap telah cukup dengan dokumen yang sudah ada. Tidak dicantumkannya beberapa informasi penting dalam dokumen penerimaan barang dapat mengakibatkan kesulitan dalam menentukan yang bertanggung jawab dalam penerimaan. Selain itu, perusahaan tidak 55

dapat melakukan pengecekan jumlah dan jenis barang yang diterima telah sesuai dengan yang dibeli dari supplier. 4.2.1 Solusi perbaikan untuk dokumen yang digunakan 1. Mendesain ulang dokumen penerimaan barang. Perusahaan sebaiknya mendesain ulang dokumen yang dibuat saat melakukan penerimaan barang. Dengan mendesain dokumen penerimaan barang yang disertai dengan adanya informasi lengkap mengenai nama barang, jumlah barang, nama supplier, dan dokumen tersebut ditandatangani oleh bagian penerimaan. Dengan adanya dokumen penerimaan barang, dapat memudahkan perusahaan dalam melakukan pengecekan dengan dokumen pembelian sehingga mengetahui jika barang yang diterima telah sesuai dengan barang yang diorder dari supplier. 2. Membuat dokumen permintaan pembelian dan permintaan penawaran harga. Dokumen permintaan pembelian digunakan sebagai bukti bahwa site manager benar membutuhkan bahan material karena suatu proyek mengalami kekurangan. Dokumen permintaan pembelian harus berisikan informasi mengenai nama dan jumlah barang yang dibutuhkan dan ditandatangani oleh site manager dan disetujui oleh project manager. Dokumen permintaan penawaran harga bertujuan untuk mempermudah dalam pemilihan supplier 56

dan perusahaan dapat membandingkan harga-harga dari para supplier serta memilih harga yang cocok dengan perusahaan. 3. Mengganti pembuatan dokumen secara manual dengan komputerisasi. Perusahaan sampai saat ini melakukan secara manual pembuatan semua dokumen. Dengan menggunakan sistem komputerisasi, dapat mempermudah perusahaan dalam meningkatkan efisiensi kinerja. Dengan sistem terkomputerisasi, semua data pembelian yang pernah dilakukan dapat tersimpan di dalam database computer dan 4. Membuat dokumen yang berkaitan dengan siklus pengeluaran lebih dari 1 rangkap. Hingga saat ini perusahaan hanya membuat 1 rangkap semua dokumen yang digunakan dalam prosedur siklus pengeluaran. Hal ini tentu dapat menimbulkan resiko jika terjadi kehilangan dokumen. Untuk itu, perusahaan sebaiknya membuat dokumendokumen yang digunakan dalam prosedur siklus pengeluaran lebih dari 1 rangkap dan diberikan pada bagian-bagian yang terlibat untuk diarsipkan. 4.3 Evaluasi terhadap pengendalian internal 4.3.1 Struktur Organisasi Perusahaan Berdasarkan struktur organisasi dan job descriptions dalam BAB III, dapat dijelaskan bahwa struktur organisasi PT. Kokoh 57

Contractor Indonesia merupakan struktur organisasi fungsional dimana perusahaan tersebut mengalokasikan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan fungsi atau aktivitas y ang akan dilaksanakan. Secara garis besar, pendendalian intern atas struktur organisasi dan job descriptions PT. Kokoh Contractor Indonesia cukup baik. Hal ini terlihat jelas dari uraian tugas dan tanggung jawab masin g- masing bagian yang dinyatakan secara jelas dan tertulis dalam kebijaksanaan p erusahaan. Namun seperti kita ketahui tidak ada satupun bentuk organisasi yang sempurna. Berdasarkan pendapat Isharijadi (2012) struktur organisasi harus dapat memberikan gambaran mengenai tugas dan tanggung jawab serta memliki pemisahan fungsi untuk mencapai pengendalian internal yang baik. Hasil analisis yang dilakukan atas struktur organisasi perusahaan menunjukkan adanya beberapa kelemahan dalam struktur organisasi perusahaan, antara lain No Yang diterapkan perusahaan 1. Dalam perusahaan yang melakukan pembelian dan pencatat dilakukan oleh bagian yang sama. 2. Perusahaan tidak memiliki bagian gudang sehingga bahan material yang telah dibeli akan langsung dikirim ke lokasi Pengendalian internal terhadap struktur organisasi Pemisahan fungsi pembelian dan akuntansi. Pemisahan fungsi penerimaan barang dan gudang. Pengendalian yang belum diterapkan Fungsi pembelian dan akuntansi harus dipisahkan agar tidak terjadi kecurangan dalam hal jumlah barang yang dibeli yaitu jumlah yang dibeli berbeda dengan yang dicatat. Seharusnya dalam melakukan penerimaan barang dilakukan oleh bagian tertentu dan bagian gudang hanya 58

proyek dan dapat diterima oleh siapa saja. ditugaskan mengenai jumlah bahan material yang ada. 3. Pembayaran hutang dilaksanakan oleh bagian keuangan, setelah itu bagian keuangan juga membuat laporan dan mencatat pelunasan hutang. 4. Perusahaan tidak menjelaskan secara tertulis tugas dan masing-masing bagian dan hanya menjelaskan secara lisan. Pemisahan fungsi pembayaran hutang dan akuntansi Tugas dan fungsi masingmasing bagian dibuat secara tertulis dan jelas Tabel 4.2 Pengendalian Internal Struktur Organisasi Perusahaan 1. Fungsi pembelian tidak terpisah dengan fungsi akuntansi. Bagian keuangan mengatur semua pembayaran hutang dan pencatatan, sebaiknya perusahaan memisahkan kedua fungsi agar tidak terjadi penyalahgunaan wewenang. Perusahaan tidak membuat secara tertulis dan jelas tugas dan fungsi masing-masing bagian. Seharusnya perusahaan membuat dengan jelas dan tertulis tugas dan tanggung jawab fungsi dan bagian yang ada di perusahaan. Pada PT. Kokoh Contractor Indonesia, bagian yang melakukan order pembelian dilakukan oleh bagian keuangan dan juga merangkap tugas dalam melakukan pencatatan transaksi pembelian bahan material. Seharusnya dalam perusahaan itu, bagian yang melakukan order pembelian dan yang melakukan pencatatan terpisah agar tidak terjadi penyelewengan tugas. Perusahaan sampai saat ini tidak memisahkan bagian pembelian dan akuntansi karena beranggapan proses pembelian sampai saat ini tidak memiliki 59

masalah yang besar dan cukup dijalankan dengan satu bagian saja. Penulis merekomendasikan agar perusahaan sebaiknya memisahkan tugas antara yang melakukan order pembelian dan yang melakukan pencatatan pembelian yaitu dengan membentuk bagian pembelian dan bagian akuntansi. Dengan adanya pemisahan tugas, dapat meminimalisir terjadinya tindakan kecurangan oleh karyawan yang dapat merugikan perusahaa. 2. Fungsi penerimaan barang dan fungsi gudang digabung dalam bagian logistik. Bahan material yang telah dibeli perusahaan akan langsung dikirimkan ke lokasi proyek. Penerimaan bahan material dan fugnsi gudang dalam perusahaan digabung dalam bagian logistic yang mengatur semua hal yang berkaitan dengan persediaan bahan material. Seharusnya perusahaan memisahkan tugas antara penerimaan dan gudang agar tidak terjadi tindakan kecurangan dalam bahan material yang telah dibeli perusahaan. Perusahaan beranggapan dengan menggabungkan fungsi penerimaan dan fungsi gudang dapat membuat kerja lebih efisien dan lebih cepat. Penulis merekomendasikan agar perusahaan membuat bagian yang bertugas dalam menerima bahan material dan bagian gudang yang bertugas dalam menyimpan bahan material dan menghitung persediaan bahan material. 60

3. Fungsi pembayaran dan fungsi akuntansi tidak terpisah Pada PT. Kokoh Contractor Indonesia, bagian yang bertugas dalam menghitung dan membayar hutang perusahaan tidak terpisah dengan bagian yang mencatat hutang. Perusahaan beranggapan bahwa tugas pembayaran hutang dan pencatatan dapat dilakukan oleh satu fungsi saja dan juga dapat lebih mudah mengawasi. Dengan tidak terpisahnya fungsi pembayaran hutang dan pencatatan dapat terjadi kemungkinan kecurangan seperti jumlah hutang perusahaan yang dapat ditinggikan nilainya dibandingkan jumlah hutang yang seharusnya. Hal ini dapat terjadi dikarenakan karyawan yang bertugas dalam mencatat sama dengan yang melakukan pembayaran. Penulis merekomendasikan perusahaan untuk memisahkan bagian akuntansi dengan bagian pembayaran hutang agar tidak terjadi tindakan kecurangan yang dapat dilakukan oleh karyawan. 4. Belum terdapat tanggung jawab dan fungsi secara tertulis yang spesifik untuk masing-masing bagian. Pada PT. Kokoh Contractor Indonesia tidak terdapat petunjuk pelasksaaan dan standar operasional yang jelas dan tertulis. Sampai saat ini perusahaan hanya membuat bagan struktur organisasi dan menjelaskan secara lisan tugas para karyawan. Dalam perusahaan, tugas dan fungsi karyawan harus djelaskan secara spesifik agar para karyawan dapat mengetahui dengan jelas 61

fungsi dan pekerjaan mereka masing-masing. Sejauh ini perusahaan tidak membuat secara spesifik tugas dan fungsi masing-masing bagian karena perusahaan memandang pelaksaan dan tugas yang dijalankan oleh karyawan mereka sudah cukup baik serta lebih mudah jika semua tugas mereka dijelaskan langung secara lisan. Akibat dari tidak adanya penjelasan secara tertulis dan spesifik, dikhawatirkan para karyawan tidak mengetahui dimana batas pekerjaan divisi mereka atau divisi lainnya. Selain itu, karyawan juga dapat tidak proposional mengerjakan tugasnya, bisa saja mereka melakukan pekerjaan yang lebih ataupun kurang dari tanggung jawab mereka. Penulis merekomendasikan sebaiknya perusahaan membuat secara spesifik dan jelas tugas dari masing-masing bagian dan divisi yang ada di perusahaan agar para karyawan dapat mengetahui dan memahami tugas mereka masing-masing. 4.3.2 Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan Otorisasi terhadap suatu transaksi atau dokumen merupakan hal yang penting dalam suatu proses bisnis. Dengan adanya otorisasi, dapat mencegah terjadinya berbagai bentuk kecurangan dalam proses transaksi. Secara keseluruhan, sistem otorisasi dalam perusahaan masih memiliki kelemahan dan belum berjalan dengan baik. Hal ini disebabkan oleh perusahaan yang tidak menggunakan banyak dokumen dalam proses bisnisnya sehingga tidak ada tanda tangan 62

dokumen yang dapat dilakukan oleh bagian yang memiliki wewenang atau terlibat langsung dalam proses transaksi. Seharusnya dalam penggunaan dokumen yang digunakan dalam prosedur siklus pengeluaran, perusahaan harus menetapkan otorisasi yang jelas, yaitu: 1. Dokumen permintaan pembelian harus diotorisasi oleh bagian site atau project manager. 2. Dokumen order pembelian diotorisasi bagian pembelian dan mendapat persetujuan dari direktur. 3. Dokumen penawaran harga disetujui oleh bagian keuangan dan diotorisasi oleh bagian pembelian. 4. Dokumen penerimaan barang diotorisasi oleh site atau project manager. 5. Bukti pengeluaran kas diotorisasi bagian akuntansi. Perusahaan juga memiliki kelebihan dalam otorisasi dokumen yang dilakukan, yaitu: 1. Dokumen bukti pengeluaran kas diotorisasi oleh bagian keuangan Bagian keuangan membuat dokumen bukti pengeluaran kas atau pengeluaran bank setelah perusahaan membayar hutang pembelian yang dilakukan perusahaan. Dokumen tersebut kemudian diotorisasi oleh bagian keuangan dan disetujui oleh direktur. 63

4.3.3 Praktik yang sehat Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang serta prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara untuk menjamin praktik yang sehat dalam pelaksanaannya. Praktik yang sehat merupakan salah satu unsur pengendalian intern yang paling penting untuk ditetapkan perusahaan guna menjaga asset dan menjamin keakuratan data akuntansi No Prosedur yang berjalan Praktik yang sehat Yang belum diterapkan 1. Perusahaan memberikan nomor urut dalam Penggunaan formulir berurut nomor cetak formulir yang terlibat dalam pembelian. 2. Pemilihan supplier dan Supplier dipilih Perusahaan tidak penawaran harga berdasarkan jawaban membuat surat dilakukan langsung penawaran harga permintaan penawaran secara lisan melalui dari berbagai harga karena telepon. supplier lain. beranggapan lebih cepat dengan menelpon langsung. 3. Penerimaan barang Barang diperiksa dan Perusahaan tidak dilakukan oleh pelaksana diterima oleh fungsi memiliki bagian lapangan atau logistik yang berada di lokasi penerimaan. penerimaan dan hanya menugaskan karyawan 64

proyek. yang ada di lokasi proyek. 4. Bagian yang bertugas Fungsi penerimaan Dalam penerimaan menerima di lokasi melakukan barang, perusahaan proyek hanya bertugas pemeriksaan barang tidak melakukan untuk menerima tanpa dengan pengecekan dengan melakukan pemeriksaan membandingkannya dokumen order dengan dokumen apapun. dengan SOP pembelian. 5. Bagian keuangan Melakukan melakukan pengecekan pengecekan harga terhadap semua dokumen terhadap faktur dari yang berkaitan dengan supplier sebelum pembelian sebelum dibayar. melakukan pembayaran 6. Bukti kas keluar hanya Bukti kas keluar Bagian keuangan tidak diberi tanda tangan oleh beserta dokumen memberi cap lunas dan bagian keuangan. pendukung dicap hanya memberikan Lunas. tanda tangan di dokumen bukti kas keluar. 7. Perusahaan jarang Memberikan Memberikan cuti memberikan cuti kepada kompensasi lembur liburan ataupun karyawan, tetapi atau cuti kompensasi terhadap memberikan uang lembur karyawan yang jika ada pekerjaan di luar mempunyai kinerja baik 65

waktu kerja normal yang dapat meningkatkan ditetapkan perusahaan motivasi dan praktik sehat dalam pelaksaaan tugas mereka. 8. Perusahaan jarang Melakukan Dengan melakukan melakukan permeriksaan pemeriksaan surprised audit, dapat atau audit mendadak mendadak dan menjaga dan terhadap kinerja ataupun periodik terhadap mengetahui apakah laporan perusahaan. saldo hutang dan kas karyawan telah melakukan tugasnya dengan benar. 9. Perusahaan setiap bulan Memberikan batas mempunyai laporan waktu penyerahan mengenai semua laporan bulanan dari pembelian dan hutang yang dilakukan. masing-masing bagian yang terlibat. Tabel 4.3 Pengendalian Internal Praktik yang Sehat 1. Tidak adanya dokumen surat permintaan penawaran harga Penawaran harga bahan material dilakukan perusahaan dengan menelepon satu per satu supplier. Jika harga yang ditawarkan cocok dengan perusahaan, maka akan terjadi kesepakatan pembelian. Perusahaan kemudian langsung melakukan order pembelian di telepon. Perusahaan tidak membuat dokumen penawaran harga karena beranggapan lebih efisien dan lebih cepat jika melalui lisan atau secara menelpon langung supplier. Seharusnya dalam melakukan penawaran 66

harga, perusahaan membuat surat permintaan penawaran harga dan mengirimkannya kepada para supplier. Kemudian perusahaan akan menerima surat penawaran harga dari supplier dan akan memilih supplier berdasarkan harga yang cocok dengan perusahaan. Penulis merekomendasikan agar perusahaan membuat dan menggunakan dokumen penawaran harga dalam pembelian bahan material untuk memudahkan dalam pemilihan harga yang cocok. Dengan adanya dokumen penawaran harga, dapat dijadikan bukti oleh perusahaan sebagai bukti bahwa telah terjadi kesepakatan harga. Selain itu, dapat memudahkan perusahaan dalam membandingkan harga antara satu supplier dengan supplier lainnya dan memilih supplier yang cocok sesuai dengan harga yang telah diterntukan. 2. Perusahaan tidak memiliki bagian penerimaan Bahan material yang telah dibeli akan diterima oleh pelaksana atau logistik lapangan yang berada di lokasi proyek. Penerima bahan material itu juga tidak melakukan pengecekan bahan material dengan dokumen seperti surat Purchase Order karena perusahaan hanya membuat dokumen Purchase Order sebanyak 1 rangkap. Dengan tidak memiliki bagian penerimaan dan proses pengecekan bahan material dengan dokumen Purchase Order dapat terjadi kecurangan jumlah bahan material. Untuk menghindari itu, penulis merekomendasikan agar perusahaan membuat bagian penerimaan, yang bertugas khusus dalam melakukan penerimaan bahan material yang telah dibeli perusahaan. Bagian penerimaan itu juga harus melakukan 67

pengecekan bahan material yang diterima dari supplier dengan dokumen pendukung seperti surat jalan dan purchase order. 3. Dokumen bukti pengeluaran kas tidak dicap lunas Setelah melakukan pembayaran terhadap pembelian bahan material dari supplier, bagian keuangan membuat bukti pengeluaran kas. Dokumen bukti kas keluar hanya ditandatangani oleh bagian keuangan dan tidak dicap lunas. Dalam pembuatan dokumen bukti pengeluaran kas, harus dibubuhi cap lunas agar dapat menghindari terjadinya kesalahan pencatatan. Selain ada cap lunas, bukti kas keluar juga harus ditandatangani oleh bagian akuntansi dan disetujui oleh direktur untuk menghindari tindakan kecurangan. 4. Jarang memberikan kompensasi atau cuti. Perusahaan dapat memberikan kompensasi atau cuti liburan terhadap karyawan yang telah mempunyai kinerja bagus dan memenuhi target perusahaan. Dengan adanya kompensasi atau cuti, dapat memotivasi karyawan serta karyawan tidak bosan dengan pekerjaan dan tidak maksimum melakukan tugas dan fungsinya dalam perusahaan. 5. Perusahaan jarang melakukan pemeriksaan mendadak (surprised audit) Perusahaan jarang melakukan pemeriksaan secara mendadak terhadap hasil pekerjaan karyawan mereka. Perusahaan beranggapan hal itu tidak perlu dilakukan karena telah mempunyai hasil laporan bulanan. Penulis merekomendasikan agar perusahaan melakukan surprised audit untuk 68

menjaga kualitas pekerjaaan karyawan dan tidak menyimpang dari tujaun dan target yang telah ditentukan perusahaan 4.3.4 Karyawan yang kompeten dan bertanggung jawab Untuk menciptakan pengendalian intern yang efektif dibutuhkan integritas yang tinggi dari karyawan. Perusahaan harus mempunyai karyawan yang tepat dalam menjalankan tugasnya masing-masing. Untuk menciptakan karyawan yang kompeten dalam menjalankan tugasnya, perusahaan telah melakukan berbagai usaha yaitu: 1. Perusahaan melakukan percobaan masa kerja bagi karyawan baru untuk melihat kinerja karyawan baru. 2. Memberikan training bagi para karyawan. 3. Perusahaan memberikan penjelasan mengenai semua prosedur dan peraturan yang berjalan di dalam perusahaan kepada para karyawannya. Selain itu, perusahaan juga memiliki beberapa kelemahan dari hasil evaluasi yang dilakukan yaitu: 1. Perusahaan tidak melakukan seleksi penerimaan yang ketat dalam merekrut karyawan baru. Dalam melakukan proses seleksi, perusahaan hanya melakukan interview terhadap calon pelamar dan tidak melakukan tes tertulis atau tes psikologi. Perusahaan beranggapan tidak perlu melakukan seleksi yang ketat karena karyawan baru dapat mendapat training dan masa percobaan kerja. 69

2. Perusahaan jarang melakukan promosi kenaikan jabatan dan gaji. Untuk memotivasi para karyawan, kenaikan jabatan atau gaji sangat diperlukan. Dengan adanya kenaikan jenjang karir dalam perusahaan dapat membuat para karyawan semakin bertanggung jawab dan dapt memajukan perusahaan. Namun perusahaan jarang melakukan promosi jabatan atau kenaikan gaji bagi para karyawannya. Penulis merekomendasikan agar perusahaan menaikan gaji karyawan atau menaikkan jabatan karyawan yang mempunyai kinerja bagus dan berkompeten. Hal ini diperlukan selain untuk menambah motivasi juga untuk kemajuan perusahaan. 3. Tidak adanya training lanjutan untuk meningkatkan skill karyawan. Untuk meningkatkan kinerja perusahaan, karyawan juga harus mempunyai skill yang dapat berguna dalam menjalankan fungsi dan tugas masing-masing. Perusahaan tidak pernah melakukan training lanjutan untuk meningkatkan skill para karyawannya. Seharusnya perusahaan dapat mengikutsertakan karyawannya seminar-seminar atau pelatihan yang berhubungan dengan fungsi dan bagian mereka masing-masing di perusahaan. Dengan adanya pelatihan, dapat meningkatkan pengalaman dan ilmu karyawan sehingga mereka semakin dapat meningkatkan kinerja perusahaan. 70

4.4 Usulan Perbaikan Struktur Organisasi Perusahaa Gambar 4.1 Usulan Perbaikan Struktur Organsiasi PT.Kokoh Contractor Indonesia Usulan uraian tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian: 1. Komisaris a. Melakukan pengawasan atas kebijakan direksi dalam menjalankan perusahaan. 71

b. Bertindak sebagai perwakilan perusahaan dalam hubungannya dengan dunia luar. c. Memimpin rapat umum, dalam hal memastikan pelaksanaan tata tertib, keadilan, dan kesempatan bagi semua karyawan untuk berkontribusi secara tepat; menyesuaikan alokasi waktu per item masalah menjelaskan dan menyimpulkan tindakan dan kebijakan yang berlaku. 2. Direktur a. Mengambil kebijakan dan keputusan strategis. b. Mengkoordinir seluruh karyawan yang berada di bawahnya. c. Bertanggung jawab atas perusahaan yang dipimpinya. d. Melakukan pengawasan terhadap kinerja manager yang berada di bawahnya baik internal maupun eksternal dalam segala bidang dalam rangka untuk melancarkan program kerja usaha. e. Melakukan perencanaan bisnis jangka panjang maupun jangka pendek. 3. Project Manager a. Bertanggung jawab penuh atas suatu proyek yang diberikan baik dalam perhitungan biaya, bahan material yang digunakan dan jumlah bahan material. b. Membawahi site manager. c. Membuat laporan berkala kepada direktur mengenai keadaan dan kendala-kendala dalam suatu proyek. 4. Bagian Keuangan a. Bertanggung jawab atas keuangan perusahaan baik dalam bentuk tunai, giro dan lain-lain yang berhubungan dengan keuangan perusahaan. 72

b. Mempersiapkan dana yang dibutuhkan dalam pembiayaan suatu proyek, kantor, umum, dan lain-lain tepat pada waktunya dan menghimpun data-data itu secara benar. c. Memberikan laporan keuangan bulanan kepada direktur. 5. Bagian Logistik a. Bertanggung jawab terhadap kebutuhan materi proyek baik jumlah maupun mutunya. b. Memberikan laporan mengenai bahan material kepada direktur. 6. Site manager a. Mencari dan mendatangkan sejumlah tenaga kerja dengan kualikifasi yang diinginkan seperti tukang kayu, besi, dll. b. Mengawasi dan memimpin tenaga kerja yang dibawa olehnya. 7. Bagian pembelian a. Membuat surat order pembelian. b. Memilih supplier dan membuat surat permintaan penawaran harga. c. Melakukan konfirmasi permintaan pembelian. 8. Bagian akuntansi a. Melakukan pencatatan transaksi pembelian. b. Mencatat hutang pembelian dan pelunasan hutang. c. Memeriksa kesesuaian antara faktur tagihan dengan dokumen yang terkait dengan pembelian. d. Membuat laporan keuangan. 9. Kasir a. Menerima tagihan faktur dari supplier b. Membuat bukti pembayaran 73

10. Bagian Penerimaan a. Menerima bahan material dari supplier dan mengecek kelengkapan barang yang diterima. b. Membuat surat penerimaan barang. 11. Bagian Gudang a. Menerima permintaan pembelian dari site manager. b. Menghitung persediaan bahan material. c. Mencatat penambahan persedian bahan material 12. Pelaksana a. Melaksanakan semua planning yang telah disusun oleh project manager. b. Memberikan laporan berkala kepada project manager mengenai kondisi suatu proyek. 4.5 Usulan Perbaikan Prosedur Sistem Infomrasi Akuntansi Siklus Pengeluaran pada PT. Kokoh Contractor Indonesia 4.5.1 Usulan Prosedur Sistem Pembelian Bagian-bagian yang terlibat dalam prosedur pembelian bahan material adalah: 1. Bagian pembelian 2. Bagian penerimaan 3. Bagian gudang 4. Bagian akuntansi 5. Project atau site manager 6. Bagian keuangan 74

Dokumen-dokumen yang digunakan dalam prosedur pembelian: 1. Dokumen surat permintaan pembelian (SPP) 2. Dokumen Purchase Order (PO) 3. Surat permintaan penawaran harga (SPPH) 4. Surat jalan 5. Faktur pembelian 6. Surat penerimaan Barang 7. Kartu gudang Uraian prosedur pembelian yang diusulkan: 1. Pembelian bahan material dimulai ketika terjadi kekurangan barang di suatu proyek. Kemudian bagian site manajer atau project manager akan memberikan informasi bahan material apa saja yang dibutuhkan ke bagian gudang. Bagian gudang kemudian akan mengecek ketersedian bahan material. Apabila bahan material di gudang kurang atau tidak ada, maka bagian gudang akan melakukan permintaan pembelian ke bagian pembelian. Bagian gudang kemudian membuat Surat Permintaan Pembelian (SPP) sebanyak 2 rangkap. SPB kemudian akan diotorisasi oleh bagian gudang dan disetujui oleh site manager yang dan didistribusikan kepada: a. Rangkap 1 diserahkan ke bagian pembelian b. Rangkap 2 akan disimpan sebagai arsip 2. Setelah menerima Surat Permintaan Pembelian (SPP) rangkap 1 dari bagian gudang, bagian pembelian akan mengkonfirmasi 75

permintaan bahan material ke site atau project manager apakah bahan material yang diinginkan telah sesuai dengan informasi yang ada di Surat Permintaan Pembelian. Jika sesuai, maka bagian pembelian akan melanjutkan permintaan pembelian tersebut dengan membuat Surat Permintaan Penawaran Harga (SPPH) sebanyak 2 rangkap. SPPH akan ditandatangani oleh bagian pembelian dan akan menyebarkan kepada : a. Rangkap 1 akan diserahkan pada supplier. b. Rangkap 2 disimpan untuk diarsipkan. 3. Setelah mengirimkan Surat Permintaan Penawaran Harga (SPPH) ke supplier, maka bagian pembelian akan menunggu surat balasan dari supplier. Setelah supplier memberikan jawaban atas SPPH dengan mengirimkan Surat Penawaran Harga (SPH) 2 rangkap, maka bagian pembelian dapat menentukan supplier mana yang akan dipilih sesuai dengan harga yang ditawarkan dan dapat menguntungkan perusahaan. Surat Penawaran Harga (SPH) 2 rangkap tersebut akan diberikan: a. Rangkap 1 untuk bagian akuntansi b. Rangkap 2 akan disimpan oleh bagian pembelian untuk diarsipkan. 4. Setelah memilih supplier yang cocok dengan perusahaan, bagian pembelian akan membuat dokumen Purchase Order (PO) sebanyak 5 rangkap.purchase Order kemudian ditandatangani oleh bagian pembelian dan telah mendapat persetujuan dari bagian keuangan. 76

a. Purchase Order (PO) rangkap ke-1 dikirimkan ke supplier. b. Purchase Order (PO) rangkap ke-2 dikirimkan ke bagian keuangan. c. Purchase Order (PO) rangkap ke-3 dikirimkan ke bagian akuntansi d. Purchase Order (PO) rangkap ke-4 ke bagian penerimaan. e. Purchase Order (PO) rangkap ke-5 akan disimpan oleh bagian pembelian sebagai arsip menurut nomor. 5. Bahan material yang telah dipesan dari supplier akan diterima oleh bagian penerimaan. Supplier kemudian akan menyerahkan Surat Jalan (SJ) sebanyak 2 rangkap. Bagian penerimaan kemudian akan mencocokkan informasi bahan material yang tertera di Surat Jalan dengan dokumen Purchase Order (PO) rangkap ke-4 yang diterima dari bagian pembelian. Jika bahan material yang diterima telah sesuai dengan pemesanan yang dilakukan maka bagian penerimaan akan menandatangani Surat Jalan (SJ) yang diberikan oleh supplier. Surat Jalan (SJ) yang telah ditandatangani tersebut akan diberikan: a. Rangkap ke-1 akan dikembalikan lagi kepada supplier b. Rangkap ke-2 diberikan kepada bagian pembelian 6. Kemudian bagian penerimaan akan membuat Surat Penerimaan Barang (SPB) sebanyak 3 rangkap, dimana dokumen itu akan diotorisasi oleh bagian penerimaan dan didistribusikan kepada: a. Rangkap ke-1 akan diberikan kepada bagian akuntansi. b. Rangkap ke-2 diberikan kepada bagian pembelian. 77

c. Rangkap ke-3 akan diberikan kepada bagian gudang. 7. Setelah menerima Surat Penerimaan Barang rangkap ke-2 dan Surat Jalan (SJ) rangkap ke-2 dari bagian penerimaan, bagian pembelian akan menyesuaikannya dengan dokumen Purchase Order (PO) rangkap ke-5 yang diarsipkan. Kemudian bagian pembelian akan mengarsipkan Purchase Order (PO) rangkap ke-5, dan Surat Penerimaan Barang (SPB) rangkap ke-2,kemudian Surat Jalan (SJ) rangkap ke-2 akan diserahkan ke bagian akuntansi. 8. Bagian akuntansi akan menerima Surat Penawaran Harga (SPH) rangkap ke-1 dan dokumen Purchase Order (PO) rangkap ke-3 dari bagian pembelian untuk memberitahukan bahwa telah terjadi transaksi pembelian yang dilakukan oleh perusahaan dan perlu dicatat. Kemudian bagian akuntansi juga akan menerima Surat Penerimaan Barang (SPB) rangkap ke-2 dari bagian penerimaan dan Surat Jalan (SJ) rangkap ke-2 dari bagian pembelian sebagai bukti bahwa bahan material yang dibeli telah diterima dengan baik oleh perusahaan. Bagian akuntansi kemudian akan mencocokan dokumen-dokumen yang telah diterima apakah telah sesuai dengan dokumen Purchase Order (PO) yang telah dibuat. Jika sudah cocok, maka bagian akuntansi akan mencatat transaksi pembelian tersebut. 9. Bagian gudang akan menerima Surat Penerimaan Barang (SPB) rangkap ke-3 dari bagian penerimaan. Dokumen ini dijadikan bukti bahwa bahan material yang dibeli telah diterima dan bagian 78

gudang kemudian akan mencatat jumlah bahan material yang diterima ke dalam kartu gudang dan menambahkan ke dalam jumlah persedian bahan material. Surat Penerimaan Barang (SPB) rangkap ke-3 kemudian akan diarsipkan. 10. Kemudian, supplier akan mengirimkan faktur tagihan yang akan diterima oleh kasir. Kasir kemudian akan menyerahkan faktur tagihan tersebut ke bagian akuntansi. Bagian akuntansi akan memeriksa faktur tagihan tersebut dengan dokumen-dokumen yang dimiliki seperti dokumen Purchase Order, Surat Penerimaan Barang, dan Surat jalan. Jika cocok, bagian akuntansi akan mencatatnya sebagai hutang perusahaan dan menyerahkan faktur tagihan ke bagian keuangan. Berikut usulan rancangan flowchart prosedur pembelian: 79

Gambar 4.2 Usulan Flowchart Permintaan Pembelian 80

Gambar 4.3 Usulan Flowchart Permintaan Penawaran Harga dan Pemilihan Supplier 81

Gambar 4.4 Usulan Flowchart Order Pembelian dan Pencatatan Pembelian 82

Gambar 4.5 Usulan Flowchart Penerimaan Barang 83

Gambar 4.6 Usulan Flowchart Pencatatan Pembelian dan Hutang 84

4.5.2 Usulan Prosedur Pelunasan Hutang Bagian-bagian yang terkait dengan prosedur pelunasan hutang: 1. Bagian akuntansi 2. Bagian keuangan 3. Kasir Dokumen-dokumen yang digunakan: 1. Bukti pengeluaran kas 2. Faktur 3. Bukti pembayaran Uraian prosedur pelunasan hutang yang diusulkan: 1. Setelah mendekati jatuh tempo, supplier akan mengirimkan tanda terima penagihan. Kasir kemudian akan mengirimkan penagihan tersebut ke bagian keuangan. 2. Bagian keuangan yang menerima tagihan dari supplier, akan memeriksa faktur yang telah ada dan memeriksa lagi kecocokan antara faktur tersebut dengan dokumen yang ada seperti dokumen Purchase Order (PO), Surat Penerimaan Barang(SPB) dan Surat Jalan (SJ). 3. Setelah itu, bagian keuangan akan membuat cek pembayaran yang akan kemudian ditandatangani oleh direktur. Bagian keuangan kemudian membuat Bukti Pengeluaran Kas dan menyerahkan cek tersebut ke kasir. Bukti Pengeluaran Kas tersebut diotorisasi oleh bagian keuangan yang membuat BPK, diotorosisasi juga oleh 85

bagian akuntansi yang telah memeriksa apakah jumlah yang ada dalam Bukti Pengeluaran Kas telah sesuai dengan jumlah hutang perusahaan, BPK dibuat 2 rangkap dimana: a. Rangkap ke-1 akan disimpan sebagai arsip b. Rangkap ke-2 akan diserahkan ke bagian akuntansi 4. Kasir yang telah menerima cek yang telah ditandatangani akan menyerahkan ke supplier. Kemudian, kasir akan membuat Bukti Pembayaran yang ditandatangani oleh supplier. Kasir kemudian akan menyerahkan Bukti Pembayaran tersebut ke bagian akuntansi untuk dicatat sebagai pelunasan hutang pembelian dan diarsip permanen. 86

Gambar 4.7 Usulan Flowchart Pembayaran Hutang 87

Gambar 4.8 Usulan Flowchart Pelunasan Hutang dan Pencatatan Pengeluaran Kas 88