BAB IV ANALISIS DATA. Mahasiswa Jurusan BKI Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN. perolehan data pengembangan paket.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PENYAJIAN DATA. A. Paket Pelatihan Bimbingan Dan Konseling Islam Dengan Teknik Role. Playing Dalam Membangun Sikap Kepemimpinan Anak

Bab IV. Analisis Data

BAB II PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN. Penelitian dilakukan pada mahasiswa semester II kelas A Fakultas Hukum UR.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian dengan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODE PENELITIAN PELATIHAN KOMUNIKASI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM UNTUK MENGEMBANGKAN INTERPERSONAL SKILL

BAB III PENYAJIAN DATA. 1. Latar Belakang UIN Sunan Ampel. perundang-undangan yang berlaku.

BAB IV PEMBAHASAN. Hipotesis dapat didefinisikan sebagai pernyataan mengenai populasi

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MATERI PEMILIHAN PENGURUS ORGANISASI SEKOLAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN.

PENDAMPINGAN KELOMPOK KONSELOR SEBAYA DI KOTA BATU

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. dilakukan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian classroom

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan mensyaratkan perkembangan kemampuan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Film Pembelajaran

Nurul Hidayati Nafi ah dan Salmah Lilik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta. ABSTRAK

A. Komunikasi Massa Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak menggunakan media.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. (PTK) dengan tindakan berupa penggunaan metode Team Quiz, di mana metode tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebenarnya di lapangan sebagai data awal siswa sebelum peneliti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. biasanya disebut PTK. PTK yang dilakukan oleh peneliti, dilaksanakan dengan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Metode penelitian ini menggabungkan penelitian kualitatif dan metode

PROSES DAN TEKNIK-TEKNIK KONSELING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikatnya, manusia adalah makhluk individu dan sosial. Sebagai makhluk individu, manusia memiliki

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini adalah untuk menghasilkan program latihan asertif dalam konseling

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Duduk saling membelakangi, salah seorang berperan sebagai konseli berbicara dan konselor mendengarkan dengan perhatian Duduk berhadapan.

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SIL. MIKRO KONSELING

Candra Hulopi SI Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. tingkat tinggi, sedang, maupun rendah. Masalah (problem) didefinisikan sebagai

KKN Terintegrasi Multisektoral BUKU PANDUAN KKN STAIN KUDUS TAHUN 2018

A. Standar Kompetensi 1. Memahami kebebasan berorganisasi.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini ditujukan terutama terhadap efektifitas

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. (PTK). Karena penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN. A. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: B. Definisi Operasional

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN. Dalam bab ini disajikan tiga hal pokok, yaitu : (1) pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan PTK ini dilakukan di kelas V SDN 72 Kota Timur Kota Gorontalo.

KEEFEKTIFAN TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI SISWA KELAS VI SD PANGAMBANGAN 5 BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan sosial dan keterampilan berbicara merupakan hal yang paling

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISA HASIL

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. interaksi manusia dan berkenaan dengan objek tertentu. Interaksi sosial di

BAB IV HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS. yang berjudul Peningkatan Pemahaman Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

BAB III METODE PENELITIAN

PROSES KADERISASI DEWAN PIMPINAN CABANG (DPC) PARTAI AMANAT NASIONAL KOTA BANDAR LAMPUNG =====================================================

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian tentang program bimbingan pribadi-sosial berdasarkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 2 Lion Kecamatan

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 MAN YOGYAKARTA

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian. teknik sosiodrama untuk meningkatkan percaya diri siswa.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kunandar menjelaskan PTK adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Australia, dalam penelitian tindakan kelas oleh Prof. Dr. H. Muhammad Askari, M.Pd

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PPL I

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS MELALUI METODE ROLE PLAYING. Khoirul Huda

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO GORONTALO 2012

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. depan, seperti pendidikan formal di universitas mahasiswa diharapkan aktif, kunci

BAB I PENDAHULUAN. dicapai siswa yaitu menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, mengapa,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

PEDOMAN PRAKTIKUM KONSELING

BAB 1 PENDAHULUAN. Kualitas guru sampai saat ini tetap menjadi persoalan yang penting

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Perangkat Pembelajaran

UPAYA MENINGKATAN KEDISIPLINAN MASUK SEKOLAH MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA. Nelly Chandrawati Manalu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Untuk memperoleh gambaran yang lebih komprehensif. mengenai dunia kerja bagi para mahasiswa Fakultas Ilmu

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. digunakan untuk penelitian di atas adalah penelitian tindakan kelas (classroom

BAB III METODE PENELITIAN. program linear. Metode penelitian pengembangan merupakan metode penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran dan pelatihan. Pendidikan juga merupakan salah satu sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan berinteraksi dengan orang lain demi kelangsungan hidupnya. Karena pada

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

H S A I S L I PE P N E E N L E I L T I I T A I N A DA D N A PE P M E B M A B H A A H S A A S N

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL

KELAS MICRO TEACHING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Mengidentifikasi fokus pendampingan. Melaksanakan pendampingan sesuai kaidah pendampingan yang baik.

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PPL I

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Penulisan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan guru mata pelajaran Matematika terkait dengan strategi dan metode

STANDAR PROSES PROGRAM S1 PGSD IKATAN DINAS BERASRAMA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Remaja Terkena. Narkoba Di Desa Kandangsemangkon Paciran Lamongan

BAB. III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. model penelitian yang dikembangkan di kelas. Classroom action reaseach

ACTIVE LISTENING SEBAGAI DASAR PENGUASAAN KETERAMPILAN KONSELING Oleh : Rosita E.K., M.Si

BAB IV ANALISA DATA. A. Paket Pelatihan Membangun Sikap Kepemimpinan Anak. tingkat ketepatan, kelayakan dan kegunaan paket.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hadmin Luande, Nuraedah, dan Nurvita Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Transkripsi:

98 BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Data tentang Pengembangan Paket Pelatihan Grooming bagi Mahasiswa Jurusan BKI Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya Dalam pembahasan ini ada dua point yang dijelaskan, pertama yang berkaitan dengan diskripsi produk dan kedua berhubungan dengan perolehan data pengembangan paket. Pertama, paket produk pengembangan ini terdiri dari Panduan ini terdiri dari dua bagian. Bagian 1, yaitu: pendahuluan, tujuan umum, fungsi dan manfaat, bahan media, orientasi kegiatan dan pengelolaan waktu, evaluasi, diskusi, dan penutup. Bagian 2: penyajian materi, yang berisi tentang membangun hubungan, grooming dalam konseling yang meliputi empat aspek : 1) grooming dalam aspek penampilan konselor, 2) grooming dalam aspek kekhasan pribadi konselor, 3) grooming dalam aspek sikap konselor, 4) grooming dalam aspek keterampilan konseling. Pelatihan ini dipandu oleh penulis sendiri yang bertugas sebagai fasilitator dan pengarah dengan bantuan dosen untuk evaluasi dan klarifikasi proses pelatihan. Penelitian ini dilakukan pada saat jam mata kuliah Keterampilan Komunikasi Konseling, dan sebelumnya sudah ada kesepakatan dengan dosen serta mahasiswa. Adapun pelatihan ini berisi beberapa kegiatan yaitu : 98

99 1. Penulis membuka topik dengan memberikan pengarahan tentang tema pembahasan. (waktu 10 menit) 2. Penulis membentuk lima kelompok secara berpasang-pasangan. Satu kelompok sebagai konselor, dan kelompok yang lain sebagai konseli. Bila ada mahasiswa yang tidak memiliki pasangan dapat dipersiapkan sebagai pengamat. (waktu 5 menit) 3. Penulis membacakan setiap keterampilan dan diberikan penjelasan secukupnya. (waktu 5 menit) 4. Penulis memilih beberapa mahasiswa untuk menjadi pengamat. Dosen juga dapat membantu mahasiswa pengamat untuk menentukan apa yang harus diamati. (waktu 5 menit) 5. Setelah semua siap, mahasiswa dapat memulai mempraktekkan setiap keterampilan secara runtut dengan dibantu oleh dosen untuk membantu memantaunya. Bila terjadi ketidak sesuaian dalam berekspresi, dosen dapat membantunya dengan memberikan pengarahan. Demikian juga bila terjadi seorang mahasiswa tidak serius dalam memainkan perannya, maka dosen dapat sesegera mungkin untuk memberikan peringatan. Dan bila dipandang perlu untuk mengganti dan memilih pengganti yang lainnya. (waktu 15 menit) 6. Setelah mahasiswa mempraktekkan semua keterampilan yang diajarkan saat itu, maka dosen dapat melakukan review/ kajian ulang terhadap penampilan mahasiswa tersebut secara detail dan dilanjutkan dengan diskusi kelompok dengan bahan acuan diskusi sebagaimana

100 yang tertulis pada setiap lembar observasi. Diskusi pertama ini bertujuan untuk mengeksplorasi kompetensi diri setiap mahasiswa yang berperan sebagai konselor. (waktu 10 menit) 7. Melakukan kegiatan ulang dengan mahasiswa yang sama, tetapi diberikan suatu alternatif perilaku tertentu yang dapat lebih fokus pada penguasaan materi keterampilan yang disajikan. (waktu 10 menit) 8. Melakukan diskusi dan evaluasi sebagaimana langkah keenam. Diskusi kedua ini lebih bersifat penguatan.(waktu 10 menit) 9. Penulis dapat membantu mahasiswa untuk melakukan penyimpulan dan generalisasi permasalahan yang terungkap dalam proses pelatihan. (waktu 5 menit) Dalam pelatihan ini penulis lebih mengedepankan pemahaman peserta tentang grooming dalam konseling, agar mahasiswa lebih mantap dan mempunyai bekal dalam melakukan konseling. Pada dasarnya keterampilan yang dikembangkan dalam hal ini, menjadi tolak ukur seseorang dalam memahami posisi-posisi nilai mereka sendiri untuk dapat menempatkan diri mereka dengan tepat serta bagaimana menentukan sikap yang tepat dengan kemampuan mengolah bahasa tubuh dan bahasa lisan dengan budi pekerti yang sesuai dengan norma-norma yang telah ada. Selain itu, memahami orang lain dalam perspektif diri secara utuh, sehingga secara tidak langsung individu akan mempelajari sikap empati, yaitu kemampuan menyikapi perasaan, pikiran dan keinginan orang lain,

101 serta menghargai dan menghormati hak-hak orang lain. Keterampilan ini diajarkan dengan menggunakan model role playing dan simulasi. Di samping itu, secara tidak langsung, model rele playing ini, juga membantu mengajarkan system sosial kelas yang demokratis yang dibangun dari sikap kebersamaan dan kejujuran di antara mahasiswa. Selanjutnya diharapkan mahasiswa dapat memiliki kemampuan keterampilan hidup (life skill) yang sesuai dengan tahap perkembangannya, mereka dapat mengembangkan dan memupuk hubungan sebaya, menghargai pandangan orang lain, menggunakan keterampilan antar pribadi dalam situasi-situasi sosial. Menghargai privasi pribadi dan menghormati privasi orang lain, memahami dan menerima secara sehat komunikasi antar pribadi, memahami bahwa tercapainya tujuan kelompok mungkin memerlukan kompromi dan menilai ulang tujuan pribadi, membentuk hubungan antar pribadi berdasar pada kebersamaan dan penghargaan terhadap identitas perorangan, dan memahami sebab dan akibat dari setiap perbuatannya. Paket pengembangan ini diharapkan membantu konselor dalam mengembangkan kemampuan komunikasi mahasiswa yang bercirikan terapeutik melalui bermain peran dan simulasi. Secara keseluruhan dalam paket pengembangan ini, proses perubahan komunikasi konseling yang lebih efektif pada diri mahasiswa baik dari aspek pemahaman, sikap maupun tindakan. Untuk itu, penelitian ini disusun sedemikian rupa sehingga dapat menjawab kebutuhan yang ada sekaligus dapat

102 dimanfaatkan secara maksimal oleh para pengguna. Pelatihan ini diharapkan juga dapat memberikan informasi pada dosen tentang apa dan bagaimana teknik bermain peran (role playing) yang tepat dan efektif, sehingga dapat membantu dosen dalam meningkatkan kemampuan mahasiswanya untuk memahami perasaan diri dan orang lain, serta dapat menemukan perilaku baru dalam menghadapi situasi tertentu. Dengan demikian para dosen dapat meningkatkan ketrampilan mahasiswa dalam pemecahan masalah (problem solving skills). Ada lima prinsip dasar tindakan dalam penggunaan model role playing ini, yaitu: 1). Dosen dapat menerima respon dan masukan dari mahasiswa, terlebih yang berhubungan dengan pendapat dan perasaan mereka, tanpa harus dikoreksi dan dievaluasi terlebih dahulu, 2). Dosen dapat merespon cara apapun yang dilakukan mahasiswa, asalkan dapat membantu mereka dalam memahami situasi dan masalah yang dihadapinya, 3). Dosen dapat meningkatkan kesadaran mahasiswa terhadap pandangan dan perasaannya dengan cara memantulkan kembali perasaan, pikiran dan pengalaman mahasiswa (reflection), menangkap isi pesan mahasiswa (paraphrasing), dan memberikan kesimpulan apa yang telah diungkapkan (summarizing), 4). Dosen dapat menyadari adanya perbedaan cara mahasiswa dalam memainkan peran, dan perbedaan hasil yang akan diungkap, 5). Dosen dapat menerima adanya beberapa alternatif pemecahan masalah, bukan hanya berpijak pada satu cara saja yang

103 dianggap paling benar. Dengan kelima prinsip di atas, diharapkan proses evaluasi dapat dilakukan secara maksimal. Adapun mengenai pengelolahan waktu kegiatan dapat dijabarkan sebagaimana berikut : Pengelolahan Waktu Kegiatan Materi pelatihan ini disajikan dalam Waktu Pemandu Pemeran Pengamat Peserta : 2 x 45 menit : 1-2 orang Konselor / pelatih : sesuai tema proses konseling : 1 mahasiswa : 35 mahasiswa Adapun pengelolahan waktu dapat diatur sebagaimana berikut: Tabel 4.2 Tabel pengelolahan waktu kegiatan No. Waktu Kegiatan Keterangan 1. 5 Pendahuluan Warming Up 2. 15 Menyimak materi 3. 5 Menentukan pemeran : konselor, konseli dan Persiapan pengamat 4. 5 Menyebutkan tema materi 5. 5 Mempersiapkan tugas pengamat 6. 15 Memulai permainan pertama Bermain peran 7. 10 Berdiskusi dan mengevaluasi (tahap I) 8. 15 Memulai permainan kedua 9. 10 Berdiskusi dan mengevaluasi (tahap II) 10. 5 Menyimpulkan dan menutup Kesimpulan Total waktu : 90 menit Sedangkan detail kegiatan dapat dilihat pada format penyajian kegiatan sebagai berikut :

104 1. Konselor membuka topik dengan memberikan pengarahan tentang masalah yang berhubungan dengan tema, yaitu tentang Grooming dalam konseling (15-20 menit). 2. Konselor mengambil lima kelompok, di mana satu kelompok terdiri dari dua orang yang berperan sebagai konselor dan konseli. Dan juga diambil beberapa mahasiswa yang berperan sebagai pengamat. (waktu 5 menit) 3. Menyusun tahap-tahap permainan, pada tahap ini para pemeran menyusun garis-garis besar adegan yang akan dimainkan. Dalam hal ini, tidak perlu ada dialog khusus karena para peserta dituntut untuk bertindak dan berbicara secara spontan.(waktu 5 menit) 4. Konselor memilih satu anak untuk menjadi pengamat. Konselor juga dapat membantu mahasiswa pengamat untuk menentukan apa yang harus diamati. (waktu 5 menit) 5. Setelah semua siap, anak-anak dapat memulai penampilan perannya masing-masing dan konselor memantaunya. (waktu 5 menit) 6. Setelah penampilan anak-anak berakhir, konselor dapat melakukan review / kajian ulang terhadap penampilan peran dengan cara anakanak diskusi dengan bahan acuan diskusi sebagaimana yang tertulis dalam lampiran. Diskusi pertama ini bertujuan untuk mengeksplorasi diri anak-anak. (waktu 10 menit)

105 7. Menampilkan ulang permainan dengan mahasiswa yang sama tetapi dilakukan berdasarkan hasil evaluasi dan diskusi, mungkin ada perubahan peran. (waktu 10 menit) 8. Melakukan diskusi dan evaluasi sebagaimana langkah keenam. Diskusi kedua ini lebih bersifat penguatan. (waktu 10 menit) 9. Konselor dapat membantu mahasiswa untuk melakukan penyimpulan dan generalisasi permasalahan yang diungkap dalam penampilan anak-anak dan kenyataan yang terjadi di sekitar. (waktu 5 menit) B. Analisis Data Proses Pengembangan Paket Pelatihan Grooming bagi Mahasiswa Jurusan BKI Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya Secara keseluruhan pelaksanaan pelatihan grooming pada mahasiswa ini dapat disimpulkan dalam dua pokok, yaitu : 1) tingkat ketepatan kelayakan dan kegunaan paket, 2) tingkat respon positif kegiatan bagi mahasiswa. Dalam tingkat ketepatan penulis telah mengadakan praktek pelatihan grooming bagi mahasiswa, adapun hasil dari penelitian ini adalah : 1. Tingkat ketepatan, kelayakan, dan kegunaan paket Setelah melalui beberapa kegiatan dan diskusi dengan para pengguna, selanjutnya peneliti mengajukan produk pengembangan kepada penguji ahli, yakni sebagian dari dosen / konselor di Jurusan

106 BKI Fakultas Dakwah dan Komunikasi untuk melakukan analisa dan revisi terhadap paket Grooming dalam Konseling yang telah diajukan. Selanjutnya penguji ahli mengisi instrument penilaian (lampiran 1) berdasarkan tingkat ketepatan, kelayakan, dan kegunaan, dengan keterangan sebagai berikut : Table 4.1 Hasil Penilaian Tim Uji Ahli Point Pertanyaan Nomor Tim Ahli 1 Ketepatan 2 Kelayakan 3 Kegunaan Point akumulasi prosentase 1 1 1 1 2 1 3 1 3 1 3 1 x 100% = 0,86 3 = 100% 7 = 77,7% 3 = 100% Keterangan : a. Pertanyaan nomer 1 (ketepatan): Tepat = 1, Tidak Tepat = 0 b. Pertanyaan nomer 2 (kelayakan): Sangat Layak = 3, Layak = 2, Cukup Layak = 1, Tidak Layak = 0 c. Pertanyaan nomer 3 (kegunaan): Berguna = 1, Tidak Berguna = 0 Rumus akumulasi point prosentase : Keterangan : P = Prosentase dari besarnya pengaruh paket f = Besar point n = Jumlah maksimal point Kemudian dari hasil ini di konversikan ke dalam bentuk prosentase berikut: 76% - 100% : sangat tepat, tidak direvisi 60% - 75% : tepat, tidak direvisi <60% : kurang tepat, direvisi Dengan hasil akhir 0,86%, maka paket yang dirancang memenuhi standart uji dengan kategori sangat tepat. Deskripsi kegiatan Hasil yang dilakukan dilapangan, dalam proses pelatihan Grooming pada mahasiswa BKI semester IV C3 berjalan dengan lancar

107 sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, para mahasiswa yang menjadi peserta dalam pelatihan ini sangat tertarik dan berguna (sebagaimana hasil wawancara yang pada lampiran) dengan kegiatan yang dilakukan dalam proses bimbingan ini, adapun kegiatan yang dilakukan pelatihan Grooming pada mahasiswa adalah : a. Role playing (Bermain Peran) Alasan dari penggunaan model ini adalah sesuai dengan salah satu teknik konseling yaitu role playing (bermain peran) yaitu, memberikan peran tertentu kepada mahasiswa sebagai cara untuk mengeksplorasi keterampilan diri yang mereka miliki. Dan juga dapat melatih dan memberikan pemahaman yang lebih pada mahasiswa tentang keterampilan konseling dengan aspek groomingnya. Sehingga Grooming akan sangat terasa penting dan perlu diperhatikan bagi mereka. Awalnya para mahasiswa merasa canggung ketika menjalin proses konseling, tapi setelah beberapa menit kemudian suasana mulai mencair seiring bab demi bab terlewati dan ketika mahasiswa diminta untuk memerankan perannya masing-masing, mereka langsung menempati dan memerankan perannya dengan penuh perasaan kemudian disimulasikan dan dievaluasi. Dari hasil wawancara dengan para mahasiswa peserta pelatihan mereka sangat senang dan merasa terbantu dengan

108 adanya buku paket Grooming dalam konseling ini, mereka merasa telah mempunyai bekal dan dalam menjalani profesinya kelak, pemahaman akan keterampilan konseling menjadikan mereka mantap melangkah untuk menjadi seorang konselor yang terampil dan professional. b. Evaluasi dan Refleksi Dalam evaluasi yang dilakukan pada pelatihan ini adalah para peserta mengungkapkan pendapatnya tentang isi dari buku paket yang diberikan oleh penulis dan mengutarakan pengalamannya dalam menjalani Bimbingan atau pelatihan Grooming. Dari evaluasi terdapat beberapa masukan dari para peserta pelatihan yaitu: 1) Dalam buku ditambah contoh proses konseling dengan ungkapan verbal. 2) Buku dicetak perbanyak lagi sehingga calon konselor meskipun belum mengikuti pelatihan bisa mendapat buku paket Grooming dalam konseling. 2. Tingkat respon positif mahasiswa peserta pelatihan Setelah diadakannya pelatihan pengembangan paket grooming bagi mahasiswa BKI semester IV Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya, penulis menyebarkan angket yang berisi penilaian tentang respon mahasiswa terhadap pelatihan yang telah diadakan oleh penulis, dan juga respon tentang keberadaan paket

109 panduan yang telah diberikan. Tujuannya yaitu agar penulis dapat mengetahui bahwa kegiatan yang telah diselenggarakan oleh penulis akan mendapatkan respon positif dari para peserta atau malah sebaliknya. Kemudian setelah itu didapatkan hasil sebagai berikut : Table 4.2 Hasil Penilaian Uji Kelompok Terbatas / Peserta Nomer Pertanyaan RESPONDEN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 JUMLAH SKOR Skor 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 12 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 5 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 17 6 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 13 7 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 16 8 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 14 9 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 14 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 11 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 13 12 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 13 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 17 14 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 13 15 2 2 1 2 2 2 1 1 1 1 14 16 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 15 17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 18 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 14 19 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 11 20 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 18 21 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 14 22 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 14 23 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 24 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 14 25 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 19 26 2 2 2 2 1 1 1 2 3 1 17 27 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 12 28 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 18 29 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 16 30 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 18 31 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 12 32 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 14 33 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 13 34 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 14 35 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 16 504

110 Keterangan : Jawaban a: 1 b: 2 c: 3 Rumus : P = f/n x 100 Keterangan : P = prosentase dari besarnya pengaruh paket f = besar point n = jumlah maksimal point jadi, 504/600 x 100% = 0,84 Penulis mengacu pada prosentase kuantitatif dengan standart uji sebagai berikut : a. 76% - 100% (dikategorikan sangat efektif) b. 61% - 75% (cukup efektif) c. < 60% (kurang efektif) 57 C. Analisis Hasil Proses Pengembangan Paket Pelatihan Grooming bagi Mahasiswa Jurusan BKI Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya ; Revisi Produk Setelah melakukan analisa dan uji coba, sebagaimana yang telah disimpulkan pada pembahasan sebelumnya, yaitu ada dua point yang perlu direvisi. Pertama, kejelasan instruksi dan kebakuan penggunaan bahasa. Kedua, pelaksanaan pelatihan yang kurang memberikan waktu bagi mahasaiswa untuk berlatih lebih banyak. Pertama, kejelasan intruksi dan kebakuan penggunaan bahasa pada saat mahasiswa melakukan diskusi yang pertama, terkadang mahasiswa tidak konsentrasi sehingga memerlukan bantuan dari pelatih / konselor untuk menjelaskan ulang instruksi yang dimaksud. Kebakuan penggunaan 57 Sitti Ernawati, Bimbingan DAN Konseling Islam Pranikah Pada Calon Pengantin (studi pengembangan paket bagi konselor di KUA Gubeng Surabaya), (skripsi, Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya), 2012, hal. 89

111 bahasa, menjadi fokus yang tak kalah pentingnya dalam paket ini, termasuk kurang adanya intruksi dan penjelasan lebih lanjut pada buku panduan mahasiswa dan materi, sehingga diperlukan perbaikan. Kedua, pelaksanaan pelatihan dan konsistensi seorang konselor dalam penggunaan waktu dan dalam mengarahkan mahasiswa. Karena hal ini sangat penting untuk menciptakan keefektifan dalam pelatihan ketepatan dan fleksibilitas konselor dalam mengelola kelas menjadi faktor terpenting dalam keberhasilan pelatihan ini. Karena dinamika kelas dan keefektifan peran serta mahasiswa dalam pembelajaran menjadi tolak ukur keberhasilan kegiatan ini, disamping pemahaman isi sebagai lesson learned yang diperoleh mereka. Dengan demikian, paket pelatihan ini perlu dilakukan revisi berkenaan dengan dua hal di atas, yaitu kejelasan instruksi, dan konsistensi pelaksanaan pelatihan. Sehingga dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelatihan secara keseluruhan. Dengan bahasa yang jelas dan instruksi yang dapat dipahami oleh mahasiswa, akan mempermudah mereka melakukan kegiatan-kegiatan selanjutnya. Sedangkan dengan kedisiplinan konselor dalam melakukan pembatasan-pembatasan kegiatan pelatihan, membuat pelaksanaan lebih tertib dan lancar.