LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

dokumen-dokumen yang mirip
Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Camat Tualang Kabupaten Siak Tahun 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah,

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 KECAMATAN RAMBATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RENCANA KINERJA TAHUNAN 2017 DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA, ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL PROVINSI GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1 Pendahuluan. Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Kab. Pasuruan 1

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

Kata Pengantar. Oleh karena itu agar langkah dimaksud dapat menjadi prioritas program lima tahun pembangunan kepegawaian ke depan menyongsong ii

RENCANA KERJA (RENJA)

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN No. 91, 2016 TENTANG

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun

KOTA BANDUNG TAHUN 2016

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017

INSPEKTORAT AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RENCANA KERJA TAHUN ANGGARAN 2013

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

LAPORAN KINERJA INSTANSI Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

BAGIAN UMUM KOTA MOJOKERTO TAHUN 2015

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... i

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014

User [Pick the date]

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 21 SERI E

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

Bagian Hukum dan HAM pada Sekretariat Daerah Kota Bandung KATA PENGANTAR

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG TAHUN 2014

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar

February 15, 2016 BAPPEDA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2014 BIRO HUBUNGAN MASYARAKAT SEKRETARIAT DAERAH ACEH

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

KOTA BANDUNG TAHUN 2014

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN SIAK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. (government) menjadi kepemerintahan (governance). Pergeseran tersebut

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

L A P O R A N K I N E R J A

Martapura, Januari 2017 KEPALA SKPD. Drs. H. ASPIHANI, M.AP NIP

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR BUPATI BARRU, TTD. Ir. H. ANDI IDRIS SYUKUR, MS.

KATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur hanya milik Allah SWT, atas limpahan. Rakhmat, Taufiq dan Hidayah-Nya semata, maka Laporan Akuntabilitas

B A B P E N D A H U L U A N

SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DAN LAPORAN AKUNTANTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Dalam pasal 3 Undang - undang Nomor 28 tahun 1999 tentang

KEMENTERIAN AGAMA RI RENCANA AKSI LAKIP KEMENTERIAN AGAMA

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

E X E C U T I V E S U M M A R Y

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

Jambi, Januari 2017 INSPEKTUR KOTA JAMBI, Drs. H. HAFNI ILYAS. Pembina Utama Muda. NIP

LAKIP KECAMATAN MAPPEDECENG 2016

BAGIAN KOORDINASI PEREKONOMIAN TAHUN ANGGARAN 2012

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT KOTA BLITAR TAHUN 2015

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar

KATA PENGANTAR. Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2016

LAKIP KPU KOTA BUKITTINGGI

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PROFIL BAGIAN PEMERINTAHAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA PROVINSI SUMATERA UTARA. Laporan AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN, PENDAPATAN DAN ASSET DAERAH

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2015 IKHTISAR EKSEKUTIF

Transkripsi:

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2013 Pontianak, Februari 2014

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan Rencana Strategis Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat -2018 dengan Sasaran Strategis : Meningkatnya Usaha Produktif Masyarakat Desa, Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna; Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan dan Pelatihan Masyarakat dalam Pembangunan Desa; Meningkatnya Pemberdayaan Adat dan Sosial Budaya Masyarakat; dan Meningkatnya Kualitas Penyelenggaraan Pemerintah Desa sebagaimana pada dokumen Penetapan Kinerja (TAPKIN) 2013. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan media pertanggungjawaban yang dibuat secara periodik yang berisi informasi mengenai kinerja instansi pemerintah dan bermanfaat untuk mendorong instansi pemerintah menyelenggarakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan secara baik dan benar yang disusun berdasarkan Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang diterbitkan sebagai penyempurnaan dalam penyusunan LAKIP. Penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja ini merupakan bentuk akuntabilitas publik kepada pihak yang memberikan amanah. Ini berarti bahwa kinerja instansi pemerintah dalam mengelola program atau dalam menetapkan kebijakan serta dalam menyelenggarakan fungsi pelayanan harus dapat diukur. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat Halaman i.

Sejalan dengan kondisi tersebut, LAKIP yang kami susun berusaha melaporkan apa yang direncanakan sesuai dokumen perencanaannya, sejauhmana strategi yang dilaksanakan dapat mendukung pencapaian tujuan dan sasaran dalam rangka mewujudkan visi dan Misi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat dan sekaligus sebagai wujud komitmen instansi serta aparatur di lingkungan Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Barat dalam melaksanakan akuntabilitas, sesuai dengan tugas dan tanggungjawab serta kewenangan yang dimiliki. Kami menyadari bahwa LAKIP yang disusun belum secara lengkap menggambarkan kinerja yang ideal. Oleh karenanya kami terus berupaya menyempurnakan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang telah dibangun di Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat, meskipun pengembangan dan penyempurnaan SAKIP ini masih memerlukan waktu yang cukup lama sampai sistem ini berjalan sebagaimana mestinya. Kami berharap LAKIP yang disusun dapat memberikan dayaguna baik untuk peningkatan kinerja organisasi dan aparatur serta peningkatan akuntabilitas instansi, sebagai upaya mewujudkan Good Governance di lingkungan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat pada khususnya dan Lingkup Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat pada umumnya. Pontianak, Februari 2014. Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat Drs. Y. Alexander, M.Si Pembina Utama Madya NIP. 19590214 198002 1 002 Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat Halaman ii.

L aporan Akuntabilitas Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat ini merupakan wujud akuntabilitas pencapaian kinerja dari pelaksanaan Rencana Strategis BPMPD -2018 dan Rencana Kinerja Tahunan 2013 yang telah ditetapkan melalui Penetapan Kinerja. Penyusunan LAKIP ini pada hakekatnya merupakan kewajiban dan upaya untuk memberikan penjelasan mengenai akuntabilitas dan responsibilitas terhadap kinerja yang telah dilakukan selama tahun 2013. Hal ini mengingat pelaporan akuntabilitas kinerja merupakan suatu keharusan manajemen pemerintahan negara dan implementasi berbagai kebijakan negara yang menitikberatkan pada upaya peningkatan kepercayaan publik dan perwujudan kepemerintahan yang baik (good governance), sebagaimana termuat dalam Tap MPR No. XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme yang ditindaklanjuti dengan UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Seiring dengan upaya merealisasikan good governance, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat telah melaksanakan berbagai kegiatan dan program, mewujudkan tercapainya tujuan dan sasaran, serta visi dan misi yang secara sistematis telah dituangkan dalam Renstra BPMPD Provinsi Kalimantan Barat 2018. Visi tersebut yakni sebagai Terwujudnya Otonomi Desa dan Keberdayaan Masyarakat yang Partisipatif di Kalimantan Barat. Sesuai dengan visi tersebut, maka misi BPMPD adalah Meningkatnya kompetensi sumberdaya manusia melalui peningkatan kualitas SDM Masyarakat; Meningkatnya kemampuan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat Halaman iii.

kapasitas dan akuntabilitas aparatur pemerintah desa dan kelurahan; Meningkatkan tertib administrasi dan keuangan, ketersediaan sarana dan prasarana kantor, menyelaraskan berbagai rencana kegiatan, serta meningkatkan profesionalisme aparatur. Dalam rangka pelaksanaan tugas pemerintahan di bidang administrasi negara maka dirumuskan tujuan dan sasaran yang diharapkan dapat dicapai untuk 5 (lima) tahun mendatang adalah pertama: Mengembangkan kapasitas kelembagaan dan partisipasi masyarakat berbasis ekonomi kerakyatan; kedua : Meningkatkan tata kelola pemerintahan desa/kelurahan dan pelayanan publik; ketiga: Meningkatkan kualitas pengelolaan ketatausahaan. Selanjutnya dari tujuan tersebut maka sasaran pertama adalah Meningkatnya keberdayaan dan usaha ekonomi masyarakat desa di Kalimantan Barat; Kedua adalah Berkembangnya kapasitas penyelenggaraan pemerintahan desa dan kelurahan; dan Ketiga adalah Meningkatnya kinerja aparatur. Program dan kegiatan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat ini merupakan upaya untuk mewujudkan tercapainya tujuan dan sasaran, visi dan misi seperti yang tertuang dalam Renstra BPMPD Provinsi Kalimantan Barat 2018, serta dalam rangka menjawab isu-isu aktual dalam penyelenggaraan pemerintahan. Isu-isu tersebut antara lain: masih perlu dikembangkannya kapasitas lembaga-lembaga kemasyarakatan/lembaga adat yang mendukung peningkatan pasrtisipasi dan SDM masyarakat, masih kurangnya jumlah fasilitator pendukung program pemberdayaan masyarakat, belum tersedia secara lengkap data sumberdaya lokal yang up to date dan berkualitas serta mampu menginformasikan potensi daerah, masih rendahnya kompetensi, kapasitas SDM aparatur pemerintahan desa/kelurahan; masih kurangnya pemanfaatan potensi sumber daya alam untuk meningkatkan kemandirian masyarakat khususnya dalam hal peningkatan usaha ekonomi. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat Halaman iv.

Berdasarkan uraian pada batang tubuh Laporan LAKIP 2013, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Capaian kinerja sasaran rata-rata sebesar 96,32%. Capaian kinerja yang optimal terdapat pada sasaran Terumuskannya rekomendasi rancangan kebijakan, pengembangan model dan system/pedoman di bidang organisasi pemerintahan Negara; dan Meningkatnya kompetensi SDM Aparatur Negara melalui pembinaan diklat yang berkualitas. Sedangkan capaian terendah terdapat pada sasaran meningkatnya Kompetensi SDM Aparatur Negara melalui Penyelenggaraan Diklat yang berkualitas. Tabel 1 Kinerja Program 1. 2. 3. 4. 5. Capaian Program Kinerja Program Program UEM, SDA dan TTG 98,55 Program Kelembagaan dan Pelatihan Masyarakat 96,83 Program Peningkatan Kemandirian Masyarakat Pedesaan (PNPM-MPd) Program Pemberdayaan Adat dan Sosial Budaya Masyarakat Program Pengembangan Kapasitas Pemerintahan Desa/Kelurahan 98,89 93,69 92,72 Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja tertinggi ditunjukkan oleh Program Peningkatan Kemandirian Masyarakat Pedesaan (PNPM-MPd), Program UEM, SDA dan TTG; Program Kelembagaan dan Pelatihan Masyarakat; Program Pemberdayaan Adat dan Sosial Budaya Masyarakat. Sedangkan program yang memiliki kinerja paling rendah adalah Program Pengembangan Kapasitas Pemerintahan Desa/Kelurahan (Pencapaian output: 92,72%). Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat Halaman v.

2. Kinerja sasaran dimaksud diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan yang tertuang dalam Renstra BPMPD Provinsi Kalimantan Barat 2013 2018, yaitu: a. Mengembangkan kapasitas kelembagaan dan partisipasi masyarakat berbasis ekonomi kerakyatan. b. Meningkatkan tata kelola pemerintahan desa/kelurahan dan pelayanan publik. c. Meningkatkan kualitas pengelolaan ketatausahaan. Berdasarkan uraian di atas, dapat direkomendasikan hal-hal sebagai berikut: 1. Perlunya optimalisasi pencapaian kinerja kegiatan pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat, yang salah satunya dilakukan dengan perencanaan yang baik. 2. Upaya-upaya peningkatan kinerja dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat dapat dilakukan antara lain melalui : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; c. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku; d. Pelaksanaan tugas di bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat Halaman vi.

e. Penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan tugas di bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; f. Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan tugas dan fungsi pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa pada kabupaten/kota sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; g. Pembinaan administrasi kepegawaian, keuangan dan asset di lingkungan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa; h. Pelaksanaan tugas dekonsentrasi, tugas pembantuan dan tugas lainnya di bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa yang diserahkan oleh Gubernur. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat Halaman vii.

KATA PENGANTAR. IKHTISAR EKSEKUTIF.... DAFTAR ISI....... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman i iii viii ix x BAB I : PENDAHULUAN.... 1 A. Gambaran Umum... B. Maksud dan Tujuan LAKIP 2012... BAB II : PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA... 11 A. Perencanaan Strategis (Renstra) -2018..... B. Penetapan Kinerja (Tapkin) Tahun 2014... BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA.. 22 A. Capaian Indikator Kinerja... B. Evaluasi Dan Analisis Pencapaian Kinerja Indikator Utama... C. Akuntabilitas Keuangan... BAB IV : PENUTUP... 48 1 7 11 15 22 26 47 LAMPIRAN : 1. Formulasi Pengukuran Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat Halaman viii.

Halaman 1.1 Sumberdaya Aparatur Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2012... 4 2.1 Penetapan Kinerja (TAPKIN) Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2012... 15 3.1 Hasil Pengukuran Tingkat Pencapaian Sasaran Strategis SKPD Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Barat, Tahun 2012. 20 3.2 Perbandingan Nilai Capaian Sasaran Strategis SKPD Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2009, 2010, 2011 dan 2012. 21 3.3 Penggunaan Anggaran Pencapaian Sasaran Strategis SKPD Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2012 34 Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat Halaman ix.

Halaman 1. Perkembangan Capaian Sasaran Strategis Tahun 2009, 2010, 2011 dan 2012... 2. Capaian IKU Jumlah Produksi Komoditas Unggulan Perkebunan Tahun 2012.. 3. Perkembangan Capaian IKU Jumlah Produksi Komoditas Unggulan Perkebunan Tahun 2009, 2010, 2011 dan 2012... 4. Capaian IKU Luas Areal Produksi Komoditas Unggulan Perkebunan Tahun 2012. 5. Perkembangan Capaian IKU Luas Areal Produksi Komoditas Unggulan Perkebunan Tahun 2009, 2010, 2011 dan 2012... 6. Capaian IKU Jumlah Produksi Rata-rata Komoditas Unggulan Perkebunan Tahun 2012... 7. Perkembangan Capaian IKU Jumlah Produksi Rata-rata Komoditas Unggulan Perkebunan Tahun 2009, 2010, 2011 dan 2012.. 22 23 24 26 27 29 30 8. Perbandingan Capaian IKU Jumlah Produksi Rata-rata Komoditas Unggulan Perkebunan Tahun 2012 Standar Produktivitas Rata-rata Nasional.. 30 Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat Halaman x.

L aporan Akuntabilitas Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat ini merupakan wujud akuntabilitas pencapaian kinerja dari pelaksanaan Rencana Strategis BPMPD -2018 dan Rencana Kinerja Tahunan 2013 yang telah ditetapkan melalui Penetapan Kinerja. Penyusunan LAKIP ini pada hakekatnya merupakan kewajiban dan upaya untuk memberikan penjelasan mengenai akuntabilitas dan responsibilitas terhadap kinerja yang telah dilakukan selama tahun 2013. Hal ini mengingat pelaporan akuntabilitas kinerja merupakan suatu keharusan manajemen pemerintahan negara dan implementasi berbagai kebijakan negara yang menitikberatkan pada upaya peningkatan kepercayaan publik dan perwujudan kepemerintahan yang baik (good governance), sebagaimana termuat dalam Tap MPR No. XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme yang ditindaklanjuti dengan UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Seiring dengan upaya merealisasikan good governance, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat telah melaksanakan berbagai kegiatan dan program, mewujudkan tercapainya tujuan dan sasaran, serta visi dan misi yang secara sistematis telah dituangkan dalam Renstra BPMPD Provinsi Kalimantan Barat 2018. Visi tersebut yakni sebagai Terwujudnya Otonomi Desa dan Keberdayaan Masyarakat yang Partisipatif di Kalimantan Barat. Sesuai dengan visi tersebut, maka misi BPMPD adalah Meningkatnya kompetensi sumberdaya manusia melalui peningkatan kualitas SDM Masyarakat; Meningkatnya kemampuan kapasitas dan akuntabilitas aparatur pemerintah desa dan kelurahan; Meningkatkan tertib administrasi dan keuangan, ketersediaan sarana dan prasarana kantor, menyelaraskan berbagai rencana kegiatan, serta meningkatkan profesionalisme aparatur. Dalam rangka pelaksanaan tugas pemerintahan di bidang administrasi negara maka dirumuskan tujuan dan sasaran yang diharapkan dapat dicapai untuk 5 (lima) tahun mendatang adalah pertama: Mengembangkan kapasitas kelembagaan dan partisipasi masyarakat berbasis ekonomi kerakyatan; kedua : Meningkatkan tata kelola pemerintahan desa/kelurahan dan pelayanan publik; ketiga: Meningkatkan kualitas pengelolaan ketatausahaan. Selanjutnya dari tujuan tersebut maka sasaran pertama adalah Meningkatnya keberdayaan dan usaha ekonomi masyarakat desa di Kalimantan Barat; Kedua adalah Berkembangnya kapasitas penyelenggaraan pemerintahan desa dan kelurahan; dan Ketiga adalah Meningkatnya kinerja aparatur. Program dan kegiatan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat ini merupakan upaya untuk mewujudkan tercapainya tujuan dan sasaran, visi dan misi seperti yang tertuang dalam Renstra BPMPD Provinsi Kalimantan Barat 2018, serta dalam rangka menjawab isu-isu aktual dalam penyelenggaraan pemerintahan. Isu-isu tersebut antara lain: masih perlu dikembangkannya kapasitas lembaga-lembaga kemasyarakatan/lembaga adat yang mendukung peningkatan pasrtisipasi dan SDM masyarakat, masih kurangnya jumlah fasilitator pendukung program pemberdayaan masyarakat, belum tersedia secara lengkap data sumberdaya lokal yang up to date dan berkualitas serta mampu menginformasikan potensi daerah, masih rendahnya kompetensi, kapasitas SDM aparatur pemerintahan desa/kelurahan; masih kurangnya pemanfaatan potensi sumber daya alam untuk meningkatkan kemandirian masyarakat khususnya dalam hal peningkatan usaha ekonomi. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat Halaman xi.

Berdasarkan uraian pada batang tubuh Laporan LAKIP 2013, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 3. Capaian kinerja sasaran rata-rata sebesar 96,32%. Capaian kinerja yang optimal terdapat pada sasaran Terumuskannya rekomendasi rancangan kebijakan, pengembangan model dan system/pedoman di bidang organisasi pemerintahan Negara; dan Meningkatnya kompetensi SDM Aparatur Negara melalui pembinaan diklat yang berkualitas. Sedangkan capaian terendah terdapat pada sasaran meningkatnya Kompetensi SDM Aparatur Negara melalui Penyelenggaraan Diklat yang berkualitas. Tabel 1 Kinerja Program Program Capaian Kinerja Program 6. Program UEM, SDA dan TTG 98,55 7. Program Kelembagaan dan Pelatihan Masyarakat 96,83 8. Program Peningkatan Kemandirian Masyarakat Pedesaan (PNPM-MPd) 9. Program Pemberdayaan Adat dan Sosial Budaya Masyarakat 10. Program Pengembangan Kapasitas Pemerintahan Desa/Kelurahan 98,89 93,69 92,72 Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja tertinggi ditunjukkan oleh Program Peningkatan Kemandirian Masyarakat Pedesaan (PNPM-MPd), Program UEM, SDA dan TTG; Program Kelembagaan dan Pelatihan Masyarakat; Program Pemberdayaan Adat dan Sosial Budaya Masyarakat. Sedangkan program yang memiliki kinerja paling rendah adalah Program Pengembangan Kapasitas Pemerintahan Desa/Kelurahan (Pencapaian output: 92,72%). 4. Kinerja sasaran dimaksud diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan yang tertuang dalam Renstra BPMPD Provinsi Kalimantan Barat 2013 2018, yaitu: a. Mengembangkan kapasitas kelembagaan dan partisipasi masyarakat berbasis ekonomi kerakyatan. b. Meningkatkan tata kelola pemerintahan desa/kelurahan dan pelayanan publik. c. Meningkatkan kualitas pengelolaan ketatausahaan. Berdasarkan uraian di atas, dapat direkomendasikan hal-hal sebagai berikut: Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat Halaman xii.

3. Perlunya optimalisasi pencapaian kinerja kegiatan pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat, yang salah satunya dilakukan dengan perencanaan yang baik. 4. Upaya-upaya peningkatan kinerja dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat dapat dilakukan antara lain melalui : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; c. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku; d. Pelaksanaan tugas di bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; e. Penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan tugas di bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; f. Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan tugas dan fungsi pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa pada kabupaten/kota sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; g. Pembinaan administrasi kepegawaian, keuangan dan asset di lingkungan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa; h. Pelaksanaan tugas dekonsentrasi, tugas pembantuan dan tugas lainnya di bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa yang diserahkan oleh Gubernur. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat Halaman xiii.

s ebagai upaya peningkatan dalam pelaksanaan tata pemerintahan yang lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab menuju terwujudnya Penyelenggaraan Tata Pemerintahan Lokal Yang Baik (good local governance) diperlukan suatu media pertanggung jawaban dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Dengan mengacu kepada Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2001 tentang Tata Cara Pertanggungjawaban Kepala Daerah, maka visi, misi dan tujuan organisasi / instansi pemerintah dipertanggungjawabkan secara transparan dan dinilai berdasarkan tolok ukur Renstra. Pedoman penyusunan LAKIP mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Berdasarkan kebijakan tersebut di atas, maka Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat sebagai bagian dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat telah menyusun Dokumen Penetapan Kinerja dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagaimana dimaksud. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat dibentuk berdasarkan Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 9 tahun 2013, Tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat Halaman 1.

Barat. Dalam kedudukannya sebagai sub sistem dalam Tata Organisasi Perangkat Pemerintah Daerah, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik dibidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa, melaksanakan tugas dekonsentrasi dan tugas lainnya yang diserahkan oleh Gubernur sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 9 Tahun 2013, tugas pokok dan fungsi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai berikut : 1. Tugas Pokok Sebagai penjabaran lebih lanjut dari kewenangan sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Gubernur Kalimantan Barat No. 9 Tahun 2013, maka Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat mempunyai tugas antara lain : a. Kepala Badan Mempunyai tugas memimpin, membina, mengkoordinasikan, dan memfasilitasi, rnenyelenggarakan, mengawasi, mengevaluasi dan mengendalikan kegiatan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. b. Sekretariat Mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang penyusunan rencana kerja, monitoring dan evaluasi, administrasi kepegawaian, umum, serta pengelolaan keuangan dan asset. c. Bidang Pemerintahan Desa dan Kelurahan Mempunyai tugas menyiapkan bahan dan perumusan kebijakan teknis Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat Halaman 2.

yang bersifat spesifik di bidang pemerintahan desa dan kelurahan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. d. Bidang Kelembagaan dan Pelatihan Masyarakat Mempunyai tugas menyiapkan bahan dan perumusan kebijakan teknis daerah yang bersifat spesifik di bidang kelembagaan dan pelatihan masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. e. Bidang Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat, Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna Mempunyai tugas menyiapkan bahan dan perumusan kebijakan teknis daerah yang bersifat spesifik di bidang usaha ekonomi masyarakat, sumber daya alam dan teknologi tepat guna sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. f. Bidang Pemberdayaan Adat dan Sosial Budaya Masyarakat Mempunyai tugas menyiapkan bahan dan perumusan kebijakan teknis daerah yang bersifat spesifik di bidang pemberdayaan adat dan sosial budaya masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Fungsi Dalam pelaksanaan Tugas Pokok sesuai lingkup kewenangannya, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat mempunyai fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku; b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat Halaman 3.

c. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku; d. Pelaksanaan tugas di bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; e. Penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan tugas di bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; f. Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan tugas dan fungsi pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa pada kabupaten/kota sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; g. Pembinaan administrasi kepegawaian, keuangan dan asset di lingkungan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa; h. Pelaksanaan tugas dekonsentrasi, tugas pembantuan dan tugas lainnya di bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa yang diserahkan oleh Gubernur. 3. Struktur Organisasi Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 9 Tahun 2013 tersebut, Struktur Organisasi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat ditetapkan sebagai berikut : a. Kepala Badan b. Sekretariat, membawahi : 1) Sub Bagian Umum dan Aparatur; Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat Halaman 4.

2) Sub Bagian Rencana Kerja, Monitoring dan Evaluasi; 3) Sub Bagian Keuangan dan Asset. c. Kepala Bidang Pemerintah Desa dan Kelurahan, terdiri dari : 1) Sub Bidang Tata Pemerintahan dan Administrasi Desa dan Kelurahan; 2) Sub Bidang Kekayaan dan Keuangan Desa dan Kelurahan. d. Kepala Bidang Kelembagaan dan Pelatihan Masyarakat, terdiri dari : 1) Sub Bidang Kelembagaan; 2) Sub Bidang Pelathan Masyarakat. e. Kepala Bidang Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat, Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna, terdiri dari : 1) Sub Bidang Usaha Ekonomi Masyarakat; 2) Sub Bidang Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan TTG. f. Kepala Bidang Pemberdayaan Adat dan Sosial Budaya Masyarakat, terdiri dari : 1) Sub Bidang Pemberdayaan Adat; 2) Sub Bidang Sosial Budaya Masyarakat. Untuk mencapai Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran yang telah ditetapkan, dalam pelaksanaannya sangat dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya kondisi sumber daya manusia (SDM) aparatur, sarana dan prasarana kerja, sumber pendanaan dan lain-lain. 4. Sumber Daya Manusia Aparatur. Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat didukung oleh sumber daya aparatur sebanyak 37 orang, dengan kualifikasi sebagai berikut : Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat Halaman 5.

TABEL : 1.1 Sumber daya Aparatur BPMPD Provinsi Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2013 Berdasarkan Pendidikan Berdasarkan Golongan Uraian Jumlah Jumlah Uraian (orang) (orang) Pasca Sarjana 10 Pembina Utama Madya / IV d 1 Sarjana 13 Pembina Tingkat I / IV b 2 Diploma 3 Pembina / IV a 6 SMU 9 Penata Tingkat I / III d 4 SLTP 2 Penata / III c 6 SD - Penata Muda Tingkat I / III b 10 Penata Muda / III a 3 Pengatur Tingkat I / II d 2 Pengatur / II c 1 Pengatur Muda Tk. I / II b - Pengatur Muda / II a - Juru / I c 1 Juru Muda Tingkat I / I b 1 5. Sarana dan Prasarana. Dalam menciptakan suasana kerja yang kondusif dan kelancaran dalam penyelenggaraan tugas operasional, Badan Pemberdayaan dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat di lengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana pendukung kerja baik berupa barang tidak bergerak (gedung/kantor, ruang pertemuan, dll) dan barang bergerak (Sarana mobilitas/kendaraan, Komputer, audio visual, perlengkapan internet, brankas dll). 6. Sumber Dana. Dukungan dana yang disediakan untuk penyelenggaraan pembangunan pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa untuk pencapaian sasaran strategis pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat Halaman 6.

Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2013 adalah sebesar Rp. 8.085.454.250,00 yang terdiri dari : Sumber dana APBD = Rp 8.085.454.250,00 Sumber dana APBN = Rp 144.815.000.000,00 Penyelenggaraan otonomi daerah menuntut nilai dasar yang senantiasa dapat mengakomodasikan kebutuhan yang berorientasi kepada aspirasi masyarakat dengan prinsip-prinsip demokratisasi, peran serta, pemerataan dan berkeadilan. Kondisi tersebut menuntut adanya kerangka pikir yang terstruktur untuk dapat memberdayakan fungsi publik agar lebih sesuai dengan tuntutan perkembangan ekonomi, politik, sosial dan budaya. Untuk itu diperlukan peningkatan budaya dan etos kerja yang berorientasi kepada pencapaian hasil serta pertanggungjawaban berdasarkan nilai-nilai akuntabilitas. Kinerja merupakan gambaran mengenai sejauh mana keberhasilan/ kegagalan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi instansi. Pengukuran kinerja ini sangat penting bagi organisasi yang berorientasikan hasil untuk mengukur kinerjanya sendiri dan melihat tingkat kinerja yang telah dicapai atau hasilhasil yang diperoleh. Pengukuran kinerja ini, dapat dilakukan dengan baik jika ada satuan pengukuran kinerja yang sahih. Cara-cara pengukuran yang tepat akan sangat tergantung pada sistem informasi yang ada untuk pengumpulan data yang tepat dan akurat. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat Halaman 7.

Laporan Akuntabilitas Kinerja ini mengkomunikasikan pencapaian kinerja SKPD Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat selama tahun 2013. Capaian kinerja (performance results) tahun 2013 tersebut diperbandingkan dengan Rencana Kinerja (performance plan) tahun 2013 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja di masa datang. Dengan demikian, maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat mencakup hal-hal berikut ini: Aspek Akuntabilitas Kinerja bagi keperluan eksternal organisasi, menjadikan LAKIP 2013 sebagai sarana pertanggung jawaban Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat atas capaian kinerja yang berhasil diperoleh selama tahun 2013. Esensi capaian kinerja yang dilaporkan merujuk pada sampai sejauh mana sasaran dalam dokumen penetapan kinerja, dokumen renstra serta rencana kerja tahunan yang telah dicapai selama tahun 2013. Aspek Manajemen Kinerja bagi keperluan internal organisasi, menjadikan LAKIP 2013 sebagai sarana evaluasi pencapaian kinerja manajemen oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat bagi upaya-upaya perbaikan kinerja di masa datang. Untuk setiap celah kinerja yang ditemukan, akan merumuskan strategi pemecahan masalah agar capaian kinerja dapat ditingkatkan secara berkelanjutan. LAKIP merupakan Laporan Kinerja, bukan Laporan Keuangan, sehingga yang disajikan berupa ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja (TAPKIN) dan dokumen Rencana Strategis (Renstra) serta Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat Halaman 8.

merupakan core business SKPD Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2013. Dengan pola pikir seperti itu, dan sejalan dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat tahun 2013 sebagai berikut: KATA PENGANTAR IKHTISAR EKSEKUTIF DAFTAR ISI DAFTAR TABEL BAB I. PENDAHULUAN A. Gambaran Umum SKPD B. Maksud dan Tujuan LAKIP BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Perencanaan Strategis (Renstra) -2018 B. Penetapan Kinerja (Tapkin) BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Indikator Kinerja Utama B. Evaluasi dan Analisis Pencapaian Indikator Kinerja Utama C. Akuntabilitas Keuangan BAB IV. PENUTUP Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat Halaman 9.

LAMPIRAN-LAMPIRAN Uraian singkat masing-masing bab adalah sebagai berikut: Bab I Bab II Bab III Bab IV Pendahuluan; menjelaskan secara ringkas gambaran umum SKPD Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat, menjabarkan maksud dan tujuan penyusunan/penyampaian LAKIP 2013, serta sistematika penyusunan LAKIP 2013. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja; menjelaskan dokumen Perencanaan Strategis -2018 dan Penetapan Kinerja SKPD Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat untuk. Akuntabilitas Kinerja; disajikan uraian hasil pengukuran kinerja, evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerja SKPD Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat untuk, termasuk di dalamnya menguraikan secara sistematis keberhasilan dan kegagalan, hambatan/kendala, dan permasalahan yang dihadapi serta langkah-langkah antisipatif yang akan diambil. Akuntabilitas keuangan menyajikan alokasi dan realisasi anggaran bagi pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan, termasuk analisis terhadap capaian indikator kinerja efisiensi). Penutup; mengemukakan tinjauan umum tentang keberhasilan dan kegagalan permasalahan serta kendala SKPD Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat tahun 2013 serta strategi pemecahan masalah yang akan dilaksanakan di tahun mendatang. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat Halaman 10.

L aporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini disusun berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Inpres ini memberikan tuntunan kepada semua instansi pemerintah untuk menyiapkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagai bagian integral dari siklus akuntabilitas kinerja yang utuh dalam kerangka Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Dalam penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), perencanaan strategis merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh intansi pemerintah agar mampu menjawab tuntutan lingkungan strategis lokal, nasional dan global dalam tatanan Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia. Dengan pendekatan perencanaan strategis yang jelas, instansi pemerintah dapat menyelaraskan visi dan misinya dengan potensi, peluang, dan kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan akuntabilitas kinerjanya. Instrumen atau alat-alat lain yang digunakan untuk mewujudkan perencanaan strategis ke dalam realitas dan melakukan langkah operasional adalah instansi pemerintah meliputi perencanaan strategis (perencanaan jangka menengah), perencanaan kinerja tahunan, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja, dan pengintegrasiannya dengan manajemen personil. Penyusunan Rencana Strategis Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat merupakan bentuk pelaksanaan undang-undang No. 25 Tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan Badan Pemberdayaana Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat Halaman 11.

nasional. Undang-undang ini secara substansi mengamanatkan penyusunan Renstra SKPD untuk periode 5 (lima) tahun dan juga sebagai instrumen untuk menyusun dan mengukur kinerja sesuai tugas dan fungsi SKPD. Dalam upaya meningkatkan peran tersebut diperlukan perencanaan pengelolaan yang matang agar sumber daya masyarakat yang bersinergi dengan sumber daya alam Keberhasilan pembangunan pada pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa tidak dapat dimanfaatkan lebih optimal. Pengelolaan yang baik dimulai dengan perencanaan yang baik dan berorientasi jauh kedepan serta mempertimbangkan aspek konservasi, sehingga sumber daya tersebut dapat mendukung kehidupan generasi saat ini dan generasi yang akan datang. Penerapan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan (substainable development) menjadi persyaratan utama dalam mendorong investasi pembangunan jangka panjang, perencanaan juga harus didukung dengan ketersediaan data dan informasi yang akurat tentang berbagai hal, selaras dengan Visi Pemerintah Kalimantan Barat, yakni Terwujudnya Masyarakat Kalimantan Barat Yang Beriman, Sehat, Aman, Berbudaya dan Sejahtera, maka disepakati dan ditetapkan visi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat yaitu Terwujudnya otonomi desa dan keberdayaan masyarakat yang partisipatif di kalimantan. Untuk mencapai Visi tersebut, ditetapkan pula misi yaitu : 1. Meningkatkan kompetensi sumberdaya manusia peningkatan kualitas SDM masyarakat; 2. Meningkatkan kemampuan kapasitas dan akuntabilitas aparatur pemerintah desa dan kelurahan; 3. Meningkatkan tertib administrasi dan keuangan, ketersediaan sarana dan prasarana kantor, menyelaraskan berbagai rencana kegiatan, serta meningkatkan profesionalisme aparatur. Badan Pemberdayaana Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat Halaman 12.

Untuk mewujudkan Visi dan Misi tersebut, ditetapkan tujuan yang ingin dicapai yakni : a. Mengembangkan kapasitas kelembagaan dan partisipasi masyarakat berbasis ekonomi kerakyatan; b. Meningkatkan tata kelola pemerintahan desa/kelurahan dan pelayanan publik; c. Meningkatkan kualitas pengelolaan ketatausahaan. Mengacu pada tujuan pembangunan BPMPD yang telah dirumuskan tersebut, maka sasaran pertama yang ingin dicapai secara bertahap sampai akhir 2013 adalah : Meningkatnya Usaha Ekonomi Produktif Masyarakat Desa, Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna, dengan 5 (lima) Indikator Kinerja Utama (IKU), yaitu : 1) Jumlah desa yang difasilitasi, dibina untuk meningkatkan ekonomi desa tertinggal, terpencil, miskin; 2) Jumlah kelompok usaha keluarga yang dibina dalam rangka meningkatkan usaha keluarga mandiri; 3) Pelaksanaan pra gelar TTG tingkat nasional; 4) Pelaksanaan gelar TTG tingkat nasional; 5) Jumlah desa yang menjadi Posyantek percontohan. Sararan kedua adalah : Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan dan Pelatihan Masyarakat dalam Pembangunan Desa, dengan 6 (enam) Indikator Kinerja Utama (IKU), yaitu : 1) Jumlah kab/kota kapasitas kelembagaan masyarakat dalam pembangunan desa; 2) Jumlah kab/kota mengikuti perlombaan; 3) Jumlah peserta lomba P2WKSS; Badan Pemberdayaana Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat Halaman 13.

4) Jumlah pelaksanaan fasilitasi pembinaan posyandu; 5) Jumlah peserta fasilitasi HKG PKK tingkat nasional; 6) Jumlah pelaksanaan fasilitasi peningkatan kapasitas keluarga sejahtera. 7) Peningkatan kapasitas penyelenggaraan pemerintahan desa dan kelurahan; 8) Dokumen profil desa yang up to date. Sararan ketiga adalah : Meningkatnya Pemberdayaan Adat dan Sosial Budaya Masyarakat, dengan 6 (enam) Indikator Kinerja Utama (IKU), yaitu : 1) Jumlah peserta fasilitasi peningkatan kapaistas kelembagaan adat; 2) Jumlah inventarisasi dan identifikasi lembaga adat budaya masyarakat;. 3) Jumlah peserta lomba P2WKSS; 4) Jumlah pelaksanaan fasilitasi pembinaan posyandu; 5) Jumlah peserta fasilitasi HKG PKK Tingkat Nasional; 6) Jumlah pelaksanaan fasilitasi peningkatan kapasitas keluarga sejahtera. Sararan keempat adalah : Meningkatnya Kualitas Penyelenggaraan Pemerintah Desa, dengan 7 (tujuh) Indikator Kinerja Utama (IKU), yaitu : 1) Jumlah Sekdes dan BPD yang bertambah pengetahuan, skill dan sikapnya. 2) Jumlah Kades dan Lurah yang bertambah pengetahuan, skill dan sikapnya. 3) Jumlah pembinaan dan monitoring yang dilakukan; 4) Data kode dan data wilayah desa/kelurahan; 5) Jumlah investasi dan identifikasi sumber potensi dan kekayaan desa; 6) Jumlah fasilitasi pengelolaan kekayaan dan keuangan desa; 7) Jumlah peserta rakor yang mendukung pembinaan pemdes/kelurahan. Sebagai aktualisasi dalam pencapaian sasaran strategis tersebut, maka dalam kurun waktu 5 tahun (2013-2018), sedang dan akan dilaksanakan 2 (dua) Badan Pemberdayaana Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat Halaman 14.

Program utama yaitu: (a) Program Usaha Ekonomi Masyarakat, Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna; (b) Program Kelembagaan dan Pelatihan Masyarakat; (c) Program Peningkatan Kemandirian Masyarakat Pedesaan (PNPM-MPd); (d) Program Pemberdayaan Adat dan Sosial Budaya Masyarakat; dan (e) Program Pengembangan Kapasitas Pemerintahan Desa/Kelurahan. Lebih lanjut dalam pelaksanaan lima program utama tersebut, dijabarkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang dialokasikan dalam periode tahun 2013-2018, dan dalam implementasinya didukung oleh Program PNPM-MPd dari Direktorat Jenderal PMD Kementerian Dalam Negeri. Dokumen penetapan kinerja (TapKin) SKPD Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat tahun 2013 sebagaimana tabel 2.1, merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara Gubernur Kalimantan Barat dengan Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan sumber daya yang dimiliki oleh instansi. Penetapan kinerja disusun bersamaan dengan agenda penyusunan dan kebijakan anggaran, yang disertai penetapan rencana capaian kinerja tahunan untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran, serta menjadi komitmen bagi instansi pemerintah untuk mencapainya dalam tahun yang bersangkutan. Total anggaran SKPD Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat bersumber dari APBD dan APBN yang dialokasikan untuk pencapaian sasaran strategis sebesar Rp. 8.085.454.250,- dan realisasi sebesar Rp. terdiri dari : Badan Pemberdayaana Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat Halaman 15.

Anggaran Program Usaha Ekonomi Masyarakat, Sumber Daya Alam dan TTG, dengan sumber dana APBD sebesar Rp. 844.816.750,- dan realisasi sebesar Rp. 832.528.625,-; Anggaran Program Kelembagaan dan Pelatihan Masyarakat, dengan sumber dana APBD sebesar Rp. 1.346.294.650,- dan realisasi sebesar Rp. 1.303.651.135,-; Anggaran Program Peningkatan Kemandirian Masyarakat Pedesaan, dengan sumber dana APBD sebesar Rp. 310.658.000,- dan realisasi sebesar Rp. 307.206.305,-; Anggaran Program Pemberdayaan Adat dan Sosial Budaya Masyarakat, dengan sumber dana APBD sebesar Rp. 1.011.686.750,- dan realisasi sebesar Rp. 947.818.215,-; Anggaran Program Pengembangan Kapasitas Pemerintahan Desa/Kelurahan, dengan sumber dana APBD sebesar Rp. 1.451.716.000,- dan realisasi sebesar Rp. 1.346.079.060,-. Anggaran Program PNPM-MPd, dengan sumber dana APBN sebesar Rp. 144.815.000.000,- Badan Pemberdayaana Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat Halaman 16.

TABEL : 2.1 Penetapan Kinerja (TAPKIN) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2013 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Program /Kegiatan Utama Anggaran 1 2 3 4 5 6 1 MENINGKATNYA USAHA EKONOMI PRODUKTIF MASYARAKAT DESA, PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA Jumlah desa yang difasilitasi, dibina untuk meningkatkan ekonomi desa tertinggal, terpencil, miskin Jumlah kelompok usaha keluarga yang dibina dalam rangka meningkatkan usaha keluarga mandiri PROGRAM USAHA EKONOMI MASYARAKAT, SUMBER DAYA ALAM DAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA 12 kelompok Fasilitasi Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat 116.171.000 12 kelompok, 3 kab Bina Usaha Keluarga Mandiri Pelaksanaan pra gelar TTG Tingkat Nasional 1 kali Fasilitasi Pra Gelar TTG Nasional 234.895.000 29.396.000 Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat Halaman 17.

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Program /Kegiatan Utama Anggaran 1 2 3 4 5 6 Pelaksanaan Gelar TTG Tingkat Nasional 1 kali Gelar TTG Nasional 203.775.000 Jumlah desa yang menjadi Posyantek Percontohan 3 desa Fasilitasi POSYANTEK Percontohan 103.825.000 2 MENINGKATNYA KAPASITAS KELEMBAGAAN DAN PELATIHAN MASYARAKAT Jumlah Kab/Kota kapasitas kelembagaan masyarakat dalam pembangunan desa PROGRAM KELEMBAGAAN MASYARAKAT 14 kab/kota Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Masyarakat 113.953.900 Jumlah Kab/Kota yang mengikuti perlombaan 14 kab/kota Fasilitasi Perlombaan Desa dan Kelurahan 392.358.250 Jumlah even BBGRM yang dilaksanakan 1 kali Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) 160.457.500 Jumlah peserta yang mengikuti pelatihan kader pemberdayaan masyarakat 50 peserta Pelatihan Kader Pemberdayaan Masyarakat 129.708.000 Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat Halaman 18.

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Program /Kegiatan Utama Anggaran 1 2 3 4 5 6 Jumlah Kabupaten yang mengikuti kapasitas PJOK PNPM-MPd Jumlah pelaksanaan penunjang administrasi program PNPM-MPd 12 kab Peningkatan Kapasitas Penanggungjawab Operasional Kecamatan (PJOK) PNPM-MPd PROGRAM PENINGKATAN KEMANDIRIAN MASYARAKAT PERDESAAN (PNPM-MPd) 157.863.000 24 kali Penunjang Administrasi Program PNPM-MPd 274.658.000 Jumlah rakor dan evaluasi pelaksanaan PNPM-MPd 12 kab Rakor dan Evaluasi Pelaksanaan PNPM-MPd 36.000.000 3 MENINGKATNYA PEMBERDAYAAN ADAT DAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT Jumlah peserta fasilitasi peningkatan kapasitas kelembagaan adat PROGRAM PEMBERDAYAAN ADAT DAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT 1 kali Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Adat 162.997.500 Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat Halaman 19.

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Program /Kegiatan Utama Anggaran 1 2 3 4 5 6 Jumlah inventarisasi dan identifikasi lembaga adat budaya masyarakat 3 kab Inventarisasi dan Identifikasi Lembaga Adat Budaya Masyarakat 76.352.000 Jumlah peserta lomba P2WKSS 14 kab/kota Lomba P2WKSS 299.692.500 Jumlah pelaksanaan fasilitasi pembinaan posyandu 1 kali Fasilitasi Kegiatan Posyandu 59.205.000 Jumlah peserta fasilitasi HKG PKK Tingkat Nasional 14 kab/kota 77.714.500 4 MENINGKATNYA KUALITAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DESA Jumlah pelaksanaan fasilitasi peningkatan kapasitas keluarga sejahtera Jumlah Sekdes dan BPD yang bertambah pengetahuan, skill dan sikapnya 3 kab Fasilitasi HKG PKK Tingkat Nasional Fasilitasi Peningkatan Kapsitas Keluarga Sejahera Program Pegembangan Kapasitas Penyelenggaraan Pemerintah Desa dan Kelurahan 56 peserta Peningkatan Kapasitas Sekdes dan BPD dalam Penyelenggaraan Pemerintahan 79.094.500 107.687.000 Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat Halaman 20.

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Program /Kegiatan Utama Anggaran 1 2 3 4 5 6 Jumlah Kades dan Lurah yang bertambah pengetahuan, skill dan sikapnya Jumlah pembinaan dan monitoring yang dilakukan 56 peserta Peningkatan Kapasitas Kepala Desa/Lurah dalam Penyelenggaraan Pemerintahan 14 kali Monitoring dan Pembinaan Pengelolaan Administrasi Pemerintahan 116.021.000 112.610.000 Data kode dan data wilayah desa/kelurahan 1 dok Fasilitasi Pengelolaan kekayaan dam keu desa/kelurahan 120.560.000 Jumlah inventarisasi dan identifikasi sumber potensi dan kekayaan desa 14 kab/kota Identifikasi dan inventarisasi Sumber Potensi dan Kekayaan Desa 116.775.000 Jumlah fasilitasi pengelolaan kekayaan dan keuanagan desa 14 kab/kota Fasilitasi Pengelolaan Kekayaan dan Keuangan Desa 126.291.000 Jumlah peserta rakor yang mendukung pembinaan pemdes/kelurahan 14 kab/kota Rapat Kerja Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa/Kelurahan di Kab/Kota se Kalbar 299.660.000 JUMLAH TOTAL 3.707.720.650 Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat Halaman 21.

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui instrument pertanggungjawaban secara periodik, yaitu Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Instrument pertanggungjawaban tersebut antara lain meliputi pengukuran, penilaian, evaluasi dan analisis kinerja, yang dilaporkan secara menyeluruh dan terpadu untuk memenuhi kewajiban dalam mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi. Hasil pengukuran kinerja sesuai mekanisme perhitungan pencapaian kinerja yang diperoleh melalui pengukuran kinerja atas pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran strategis dengan indikator kinerja utama yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah. Penetapan indikator-indikator ini didasarkan pada perkiraan yang realistis dengan memperhatikan tujuan dan sasaran yang ditetapkan, serta data pendukung yang terorganisasi, sehingga keberhasilan pencapaiannya dapat mengindikasikan sejauh mana keberhasilan pencapaian sasaran pada tahun yang bersangkutan. Berdasarkan hasil pengukuran, tingkat pencapaian sasaran strategis Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat tahun 2013 adalah sebagai berikut: Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Barat Halaman 22.