IV.B.22. Urusan Wajib Sosial

dokumen-dokumen yang mirip
IV.B.22. Urusan Wajib Sosial

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial

Memberikan jaminan sosial kepada warga masyarakat, khususnya penyandang masalah sosial;

BAB 28 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

BAB 28 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

BAB 29 PENINGKATAN PERLINDUNGAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

KEPALA DINAS UPTD SEKRETARIAT BIDANG PARTISIPASI SOSIAL DAN MASYARAKAT BIDANG REHABILITASI SOSIAL BIDANG PELAYANAN SOSIAL

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 DINAS SOSIAL PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB II PERENCANAAN KINERJA

USULAN PERUBAHAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN BELANJA LANGSUNG DINAS SOSIAL TAHUN ANGGARAN perkantoran

ANALISIS EFESIENSI DAN EFEKTIFITAS KEGIATAN TAHUN 2014

KETENAGAKERJAAN DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI, DAN SOSIAL Jumlah (Rp) Anggaran Setelah Perubahan

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

KONSISTENSI DINAS SOSIAL TAHUN ANGGARAN 2016 SEMESTER I

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi. Hasil pelaksanaan urusan Sosial tahun 2012 dapat dijelaskan sebagai berikut :

KATA PENGANTAR. Banjarmasin, 10 Januari 2015 KEPALA DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PEMERINTAH KOTA PAREPARE RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH,ORGANISASI, PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2015

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN BIMA DINAS SOSIAL Jl. Garuda No. 2 Tlp. (0374) 43229

BAB 29 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KOTA CIMAHI TAHUN ANGGARAN 2015

URUSAN WAJIB SOSIAL. Hal Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

13. URUSAN WAJIB SOSIAL

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2014

MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 17,800, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 45,668,879, BELANJA LANGSUNG 53,024,950,000.00

DOKUMEN PELAKSANAAN PRUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2012

PENETAPAN KINERJA TAHUN Pembinaan Anak Terlantar bantuan.

Renja Dinas Sosial 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA TAHUNAN ( RKT )

LAPORAN KINERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN BULELENG

RAPAT KOORDINASI DAN PENGENDALIAN DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2016 TRIWULAN III. Disampaikan Oleh Dr. GUNTUR TALAJAN,SH.

Jl. Sukarno Hatta Giri Menang Gerung Telp.( 0370 ) , Fax (0370) Kode Pos TELAAHAN STAF

: SOSIAL ORGANISASI : DINAS SOSIAL Halaman sebelum perubahan

MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2015

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

RENCANA STRATEGIS ( RS ) TAHUN 2011 s/d 2015

Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Sosial Kota Bandung A. Kepala Dinas B. Sekretariat

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 2019

PROGRAM KEGIATAN. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial. a. Peningkatan peran aktif masyarakat dan dunia usaha

7. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Banyuasin di Provinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Rencana Kerja SKPD Tahun 2015 Dinas Sosial Kabupaten Blitar

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD )

DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 DINAS SOSIAL KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NO

PRESIDEN REPUBLIK IND()NESIA BAB 28 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

LAPORAN BULANAN PELAKSANAAN PROGRAM / KEGIATAN DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN ( DPPA ) APBD PROVINSI NTB TAHUN ANGGARAN 2016

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS SOSIAL JL. A. YANI No.38 Telp.(0342) BLITAR

Perjanjian Kinerja Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2017 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH Tahun Anggaran 2016

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN ANGGARAN 2014

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS DINAS SOSIAL

BUPATI LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

PENETAPAN RENCANA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN MALANG TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGGAI TAHUN ANGGARAN 2014

Tabel Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2015 dan Prakiraan Maju Tahun 2016 Kota Ambon

LAPORAN KINERJA KEPALA BIDANG PEMBERDAYAAN SOSIAL TAHUN 2015

CAPAIAN KINERJA INDIKATOR INDIKATOR DAMPAK (IMPACT)

INDIKATOR KINERJA UTAMA

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

Sasaran Prioritas Pembangunan Lokasi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintahan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS SOSIAL PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS SOSIAL KABUPATEN MUSI RAWAS Tahun 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

Created with XFRX, commercial use prohibited. Hal 1 dari 5

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS DAERAH KABUPATEN KARANGASEM. Dinas Sosial 1.

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

TABEL 2.1 PENCAPAIAN KINERJA PERANGKAT DAERAH PD : DINAS SOSIAL KABUPATEN BOGOR. Target Indikator Lainnya. Target IKK

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KOTA CIMAHI TAHUN ANGGARAN 2015

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 10 TAHUN 2013

PENETAPAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA

RENCANA AKSI KINERJA SASARAN TAHUN 2016 DINAS KESEJAHTERAAN SOSIAL KABUPATEN PELALAWAN PROGRAM PELAYANAN 1,145,911,355 ADMINISTRASI PERKANTORAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA.

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

RENCANA AKSI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018 DINAS SOSIAL KABUPATEN GRESIK

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

REKAPITULASI KEGIATAN APBD TAHUN ANGGARAN 2018

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2017

BAB II PERENCANAAN KINERJA.

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD )

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS SOSIAL KABUPATEN BIMA

Transkripsi:

22. URUSAN SOSIAL Perlindungan dan kesejahteraan sosial diperlukan bagi seluruh rakyat Indonesia sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945. Meskipun telah banyak dicatat beberapa keberhasilan, beberapa masalah masih harus mendapat perhatian. Rendahnya kualitas penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS), dan belum terpenuhinya kebutuhan dasar manusia khususnya bagi mereka yang memiliki keterbatasan kemampuan untuk mengakses berbagai sumber pelayanan sosial dasar. Kerawanan sosial ekonomi, ketunasosialan, keterlantaran, kecacatan, penyimpangan perilaku, keterpencilan, eksploitasi, dan diskriminasi, serta kerentanan sosial warga masyarakat yang berpotensi menjadi PMKS, juga merupakan masalah-masalah yang masih harus diatasi. Selain itu, bencana alam dan sosial, merupakan masalah yang kejadiannya sulit diperkirakan secara cepat dan tepat. Dalam rangka menjawab kompleksitas permasalahan sosial tersebut di atas maka Pemerintah Kabupaten Wonosobo mengarahkan kebijakan pembangunannya pada : Memberikan jaminan sosial kepada warga masyarakat, khususnya penyandang masalah sosial; Meningkatkan kualitas manajemen pelayanan kesejahteraan sosial dalam mendayagunakan sumber-sumber kesejahteraan sosial; Meningkatkan pelayanan bagi korban bencana alam dan sosial; Meningkatkan prakarsa dan peranserta aktif masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesejahteraan sosial. a. PROGRAM DAN KEGIATAN Sejalan dengan arah kebijakan tersebut pada tahun 2010 telah dilaksanakan berbagai program dan kegiatan dengan tetap mengfokuskan pada upaya perlindungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Untuk mendukung dan mewujudkan tujuan tersebut, melalui Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah Kabupaten Wonosobo Tahun 2010 telah dialokasikan sebesar Rp. 4.797.105.095,00 atau sebesar 0,66% dari total APBD Tahun 2010 yang berjumlah Rp. 720.254.292.159,00 dari alokasi tersebut terealisasi sebesar Rp. 4.759.709.605,00. Anggaran tersebut digunakan untuk pelayanan, pembinaan, dan pemberdayaan PMKS serta bantuan bagi lembaga penyelenggara keagamaan/ ormas dan LSM. Adapun program dan alokasi anggaran dapat dilihat pada tabel berikut : LKPJ 2010 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 172

Tabel IV.B.22.1 Program dan Realisasi Anggaran Urusan Sosial tahun 2010 No. Program Alokasi (Rp) Realisasi (Rp) A Belanja Langsung 430.346.000 426.675.770 1 Program Pelayanan dan Rehabilitasi 65.000.000 64.304.500 Kesejahteraan Sosial 2 Program pembinaan anak terlantar 20.000.000 19.946.000 3 Program pembinaan panti asuhan/ panti 15.000.000 15.000.000 jompo 4 Program pembinaan eks penyandang 30.000.000 30.000.000 penyakit sosial (eks narapidana, PSK, narkoba dan penyakit sosial lainnya) 5 Program Pemberdayaan Kelembagaan 95.000.000 94.999.500 Kesejahteraan Sosial 6 Program Pemberdayaan Fakir Miskin, 50.000.000 50.000.000 Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya 7 Program Pelayanan Administrasi 102.846.000 99.925.770 Perkantoran 8 Program peningkatan sarana dan prasarana 52.500.000 52.500.000 aparatur B Belanja Tidak Langsung 4.366.759.095 4.333.033.835 1 Belanja pegawai 1.257.082.095 1.223.356.835 2 Belanja hibah/ bantuan sosial 3.109.677.000 3.109.677.000 Jumlah Total 4.797.105.095 4.759.709.605 Sumber : APBD Kabupaten Wonosobo 2010 (diolah) b. REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Program ini bertujuan untuk memulihkan fungsi sosial, memberikan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi para PMKS, salah satunya melalui Kegiatan Tetirah Anak SD yang mempunyai tujuan memfasilitasi anak-anak yang kurang beruntung dan berasal dari daerah yang terpencil ke PSPA Baturaden Purwokerto selama 30 hari. Sedangkan kegiatan Penanganan masalah-masalah strategis yang menyangkut tanggap cepat darurat dan kejadian luar biasa dilakukan dalam bentuk operasi dan penertiban PGOT serta pemantauan ke lokasi/tempat kejadian bencana (angin ribut dan tanah longsor) dan penyampaian informasi tanggap darurat bencana. Program Pembinaan Anak Terlantar Dalam rangka mendidik dan membina anak-anak yang hidupnya kurang beruntung atau terlantar Pemerintah Kabupaten Wonosobo melakukan Kegiatan Sosialisasi dan Penyuluhan Anak terlantar sebagai bentuk perhatian khususnya dalam upaya untuk mengatasi permasalahan anak-anak terlantar. Bentuk kegiatan pemberdayaan anakanak terlantar berupa pemberian ketrampilan bagi 20 anak terlantar. LKPJ 2010 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 173

Program pembinaan panti asuhan/panti jompo Program ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan manajemen pengelola (administrasi dan keuangan), dan pembinaan pemantapan pengelolaan manajemen panti asuhan dan organisasi sosial. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi sosialisasi bagi 66 orang pengurus panti asuhan dan organisasi sosial yang tersebar di 22 organisasi, pembinaan tentang pemantapan pengelolaan manajemen panti asuhan dan organisasi sosial bagi 33 orang pengurus panti asuhan dan organisasi sosial dari perwakilan 11 organisasi, dan monitoring evaluasi di 12 panti asuhan dan organisasi sosial. Program pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana, PSK, narkoba dan penyakit sosial lainnya) Dalam rangka memperoleh gambaran secara umum tentang data jumlah PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) dan PSKS (Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial), serta dasar bagi proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program pelayanan sosial maka Pemerintah Kabupaten Wonosobo melakukan kegiatan Pendataan PMKS dan PSKS yang dilakukan rutin setiap tahun. Salah satu bentuk aplikasi dari pemanfaatan data PMKS adalah pelaksanaan kegiatan Penertiban Tuna Sosial yang dilakukan tiga kali dalam satu. Kegiatan ini bertujuan untuk menjaring dan menertibkan tuna sosial (Pekerja Seks Komersial) dan PGOT (Pengemis, Gelandangan, Orang Terlantar) dengan tindak lanjut berupa pemberian bimbingan ketrampilan pembuatan makanan, bimbingan mental, bimbingan praktis tentang berdagang, dan pemberian bantuan modal usaha ekonomi produktif (UEP) sebesar Rp. 160.000,00/peserta. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Tujuan program ini untuk meningkatkan kemampuan, kepedulian, pelestarian dan pendayagunaan nilai dasar kesejahteraan sosial, dan ketahanan sosial masyarakat, khususnya Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), Unit Pelayanan Sosial Keliling Penyandang Cacat (UPSK PACA). Hal tersebut dilatarbelakangi oleh perlunya tenaga motivator, stabilisator dan pendamping sosial, mengingat perkembangan permasalahan sosial di masyarakat semakin kompleks dan perlunya penanganan secara cepat, tepat dan berkelanjutan. Berkaitan dengan hal tersebut maka dilakukan kegiatan pembinaan terhadap 200 orang PSM yang tersebar di 15 kecamatan, pemberian bantuan operasional bagi TKSK yang bertugas melakukan pendataan PMKS dan PSKS, pengembangan networking dan koordinasi penyelenggaraan usaha kesejahteraan sosial dengan pihak lain, bimbingan dan penyuluhan sosial PMKS, monitoring evaluasi dan pelaporan ke Dinas Sosial kabupaten serta UPSK PACA (Unit Pelayanan Sosial Keliling Penyandang Cacat) yang diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif sarana untuk membantu penyelesaian PMKS di luar panti. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya Program ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keberdayaan fakir miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) lainnya. Kegiatan yang dilakukan LKPJ 2010 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 174

berupa Pendistribusian Raskin dan Peningkatan Pelayanan Masyarakat serta Monitoring Kebutuhan Pokok Masyarakat. Kurang sadarnya sebagian masyarakat terhadap mekanisme distribusi raskin (adanya sistem bagito bagi roto), kurang tertibnya petugas dalam hal administrasi, adanya keterlambatan pelunasan HPB (Hasil Penjualan Beras) menjadi alasan bagi Pemerintah Kabupaten Wonosobo untuk melakukan monitoring pendistribusian raskin. Sedangkan Kegiatan Monitoring Kebutuhan Pokok Masyarakat dilakukan untuk memperoleh data/ informasi yang akurat terkait harga, persediaan dan distribusi kebutuhan pokok masyarakat di pasar-pasar tradisional, warung/toko sembako dan pangkalan LPG yang tersebar pada 15 kecamatan. Belanja hibah/bantuan sosial Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kapasitas dari lembaga keagamaan, lembaga sosial masyarakat, kelompok-kelompok PMKS dilakukan kegiatan pemberian bantuan/ hibah kepada lembaga dan kelompok PMKS, antara lain lembaga penyelenggara keagamaan, penunjang kegiataan keagamaan, dan kelompok-kelompok PMKS (anak jalanan/anak nakal, orang terlantar) dan PSKS (pekerja sosial masyarakat panti asuhan/panti rehabilitasi, Orsos PACA, dan Ormas Lansia) Capaian Kinerja Urusan Sosial Capaian kinerja urusan sosial berdasarkan evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah (EKKPD) dapat dilihat pada beberapa indikator sebagai berikut : Tabel IV.B.22.2 Capaian Kinerja Urusan Sosial Tahun 2010 berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK) penyelenggaraan pemerintahan daerah No. Indikator Kinerja 1 % PMKS yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar 577/22.511 2,56 2 % PMKS yang menerima program pemberdayaan sosial melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya Capaian Kinerja 2009 2010 170/22.511 0,75 3 % pantisosial yang menyediakan sarana prasarana kesejahteraan sosial 15/15 100 Sumber : Dinas Sosial 874 -----x100% 26.650 =3,27 170 ----x100% 26.650 =0,63 15 ---x100% 15 =100 c. PERMASALAHAN DAN SOLUSI Belum terpenuhinya kebutuhan dasar manusia (pangan, sandang, perumahan, dan interaksi sosial), khususnya bagi mereka yang memiliki keterbatasan kemampuan untuk mengakses berbagai sumber pelayanan sosial dasar. Di samping itu, juga terjadi kerawanan sosial ekonomi, ketunasosialan, keterlantaran, kecacatan, penyimpangan perilaku, keterpencilan, dan eksploitasi. LKPJ 2010 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 175

Permasalahan sosial yang sulit diperkirakan secara cepat dan tepat seperti bencana alam, (tanah longsor, angin ribut) ataupun bencana sosial (pertikaian antar desa). Kejadian bencana umumnya sulit diprediksi waktu kejadian dan lokasinya. Masih kurangnya jumlah tenaga lapangan yang terdidik, terlatih, dan berkemampuan di bidang kesejahteraan sosial, dan jaringan kerja antara tenaga kerja sosial masyarakat masih lemah yang disebabkan oleh masih lemahnya koordinasi kerja antar instansi di tingkat daerah, dan belum tertatanya sistem dan SPM bidang kesejahteraan sosial. Terbatasnya jangkauan dan kemampuan pelaku pembangunan kesejahteraan sosial dari unsur masyarakat sebagai sumber dan potensi kesejahteraan sosial. Sarana dan prasarana bagi penyelenggaraan kegiatan pelayanan/ rehabilitasi masih jauh dari memadai. Selain itu, beragamnya kriteria PMKS juga menghambat pelaksanaan program kesejahteraan sosial, terutama dalam penentuan sasaran. Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut upaya-upaya yang dilakukan : melanjutkan berbagai upaya untuk meningkatkan pelayanan/ rehabilitasi sosial bagi PMKS, menyusun dan menetapkan standarisasi dan akreditasi pelayanan kesejahteraan sosial, mengembangkan sistem informasi dan publikasi mengenai pelayanan kesejahteraan sosial bagi PMKS meningkatkan pembinaan, pelayanan dan perlindungan sosial dan hukum bagi korban kekerasan melakukan pelatihan keterampilan dan praktik belajar kerja bagi anak terlantar termasuk anak jalanan, anak cacat, dan anak nakal membangun kerja sama kemitraan antara pengusaha dan kelompok PMKS dalam bentuk CSR (Corporate Social Responbility) serta meningkatkan kemampuan (capacity building) bagi petugas dan pendamping sosial pemberdayaan PMKS meningkatkan kualitas SDM kesejahteraan sosial masyarakat, antara lain TKSM/relawan sosial, karang taruna, organisasi sosial, dan kelembagaan sosial di tingkat lokal menyediakan bantuan dasar pangan, sandang, papan, dan fasilitas bantuan tanggap darurat bagi korban bencana alam, bencana sosial dan PMKS lain, dan pemulangan/terminasi bagi korban bencana alam, bencana sosial, pekerja migran bermasalah, dan orang terlantar menyelenggarakan sistem jaminan kesejahteraan sosial bagi fakir miskin, dan PMKS lain, mengembangkan alternatif kebijakan subsidi bagi penduduk miskin, termasuk sistem pendanaan dan kelembagaan. LKPJ 2010 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 176