Analisis Peluruhan Flourine-18 menggunakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 71742



dokumen-dokumen yang mirip
PENENTUAN CALIBRATOR SETTING CAPINTEC CRC-7BT UNTUK SAMARIUM-153

BAB 2 LANDASAN TEORI

(draft) KAN Calibration Guide: Volumetric Apparatus (IN) PEDOMAN KALIBRASI PERALATAN VOLUMETRIK

Penerapan Masalah Transportasi

BUKU AJAR METODE ELEMEN HINGGA

BAB RELATIVITAS Semua Gerak adalah Relatif

PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN

HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI

BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN

FEEDFORWARD FEEDBACK CONTROL SEBAGAI PENGONTROL SUHU MENGGUNAKAN PROPORSIONAL - INTEGRAL BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535

KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) MANAJEMEN KEUANGAN 2 ANDRI HELMI M, S.E., M.M.

WALIKOTA BANJARMASIN

KAJIAN PENGGUNAAN KOMPRESOR AKSIAL

Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN

BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU

OPTIMALISASI FITUR-FITUR PADA APLIKASI PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENYAMPAIAN PESAN BERBASIS HCI

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERATURAN. TAHUN 2O1s TENTANG BUPATI SITUBONDO,

Pengembangan Metode Pengukuran Aktivitas 226 Ra, 137 Cs dan 60 Co menggunakan Pencacah Kamar Pengion Detektor Merlin Gerin CPGB 1

Pengenalan Pola. Ekstraksi dan Seleksi Fitur

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP PROSES WELDING ( PENGELASAN N ) PADA PEMBUATAN KAPAL CHEMICAL TANKER / DUPLEK M Di PT.

IT CONSULTANT UNIVERSITAS MURIA KUDUS (ITC - UMK)

WALIKOTA BANJARMASIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

Model Hidrodinamika Pasang Surut Di Perairan Pulau Baai Bengkulu

PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN METODE SAE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Untuk pondasi tiang tipe floating, kekuatan ujung tiang diabaikan. Pp = kekuatan ujung tiang yang bekerja secara bersamaan dengan P

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD

Pemodelan Dinamika Gelombang dengan Mengerjakan Persamaan Kekekalan Energi. Syawaluddin H 1)

FAKULTAS DESAIN dan TEKNIK PERENCANAAN

WALIKOTA BANJARMASIN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun 1920-an oleh

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM

Solusi Sistem Persamaan Linear Fuzzy

BEBERAPA SIFAT JARAK ROTASI PADA POHON BINER TERURUT DAN TERORIENTASI

PENENTUAN KARAKTERISTIK SERAPAN DAN KOEFISIEN ATENUASI LINIER PENYANGGA MYLAR TERHADAP RADIASI UNTUK SUMBER STANDAR Sr-90

PANJANG DAN JARAK VEKTOR PADA RUANG HASIL KALI DALAM. V, yang selanjutnya dinotasikan dengan v, didefinisikan:

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK DESAIN SISTEM KONTROL PESAWAT UDARA MATRA LONGITUDINAL DENGAN METODE POLE PLACEMENT (TRACKING PROBLEM)

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG. PENGELOLAAN PINJAMAN JANGKA PENDEK PADA BADAN LA YANAN UMUM DAERAH

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendukung pembahasan dari sistem yang akan dibuat.

lim 0 h Jadi f (x) = k maka f (x)= 0 lim lim lim TURUNAN/DIFERENSIAL Definisi : Laju perubahan nilai f terhadap variabelnya adalah :

SIMULASI PADA MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS SRI REJEKI PURI WAHYU PRAMESTHI DOSEN PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP WIDYA DARMA SURABAYA

NAMA : KELAS : theresiaveni.wordpress.com

FAKTOR KOREKSI PENGUKURAN AKTIVITAS RADIOFARMAKA I-131 PADA WADAH VIAL GELAS TERHADAP AMPUL STANDAR PTKMR-BATAN MENGGUNAKAN DOSE CALIBRATOR

SISTEM PERANGKINGAN ITEM MOBIL PADA E-COMMERCE PENJUALAN MOBIL DENGAN METODE RANDOM-WALK BASE SCORING

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGA WAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

Hasil Kali Titik. Dua Operasi Vektor. Sifat-sifat Hasil Kali Titik. oki neswan (fmipa-itb)

by Emy 1 IMAGE RESTORATION by Emy 2

Fisika Ebtanas

(a) (b) Gambar 1. garis singgung

RADIOKALORIMETRI. Rohadi Awaludin

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Politeknik Negeri Bandung - Jurusan Teknik Sipil LABORATORIUM MEKANIKA TANAH Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp./Fax.

PENGGUNAAN ALGORITMA KUHN MUNKRES UNTUK MENDAPATKAN MATCHING MAKSIMAL PADA GRAF BIPARTIT BERBOBOT

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

3. RUANG VEKTOR. dan jika k adalah sembarang skalar, maka perkalian skalar ku didefinisikan oleh

MODUL PERKULIAHAN. Kalkulus. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM

3. TEORI PANTULAN DASAR PERAIRAN

LKPD.3 HUKUM ARCHIMEDES

merupakan kabupaten ke dua terbesar di Jawa Timur. Kabupaten Malang berbatasan dengan dua kota madya yaitu Malang dan Batu dan

STUDI IDENTIFIKASI LOKASI PEMBANGUNAN IPAL KOMUNAL DAN EVALUASI IPAL KOMUNAL YANG ADA DI KECAMATAN PANAKUKKANG MAKASSAR

PENENTUAN CALIBRATION SETTING DOSE CALIBRATOR CAPINTEC CRC-7BT UNTUK Ce-139

1. Perhatikan gambar percobaan vektor gaya resultan dengan menggunakan 3 neraca pegas berikut ini

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

III PEMODELAN SISTEM PENDULUM

^/ DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mendorong pengembangan yang sukses, dan suatu desain didasarkan kepada

Analisa Performasi Kolektor Surya Terkonsentrasi Dengan Variasi Jumlah Pipa Absorber Berbentuk Spiral

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

WALIKOTA BANJARMASIN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

RENCANA PERKULIAHAN FISIKA INTI Pertemuan Ke: 1

TEKANAN TANAH PADA DINDING PENAHAN METODA RANKINE

BAB III PENDEKATAN TEORI

Abstrak. a) b) Gambar 1. Permukaan parametrik (a), dan model solid primitif (b)

ALJABAR LINEAR (Vektor diruang 2 dan 3) Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aljabar Linear Dosen Pembimbing: Abdul Aziz Saefudin, M.

PENENTUAN PANJANG LENGAN MESIN STANDAR TORSI DEADWEIGHT SEARAH JARUM JAM DAN BERLAWANAN ARAH JARUM JAM MENGGUNAKAN METODE KESETIMBANGAN LENGAN

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR: 31 TAHUN 2014 TENTANG

Pertemuan IX, X, XI IV. Elemen-Elemen Struktur Kayu. Gambar 4.1 Batang tarik

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI DAN ALAT PENUKAR KALOR

KINERJA INSTALASI PENDINGIN SIKLOTRON DECY-13

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 9, Oktoberl 2006

Aljabar Linear Elementer

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 39 TAHUN 2009 TENTANG

BEBERAPA IDENTITAS PADA GENERALISASI BARISAN FIBONACCI ABSTRACT

PENGUNGKUNGAN SUMBER 85 Kr, 133 Xe, 198 Au, DAN 24 Na PASCA IRADIASI

BUPATI SIDOOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR: 49 TAHUN 2013 TENTANG. TARIJ7 SEWA RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KABUPATEN SlDOARJO

WALIKOTA BANJARMASIN

(x, f(x)) P. x = h. Gambar 4.1. Gradien garis singgung didifinisikan sebagai limit y/ x ketika x mendekati 0, yakni

BAB 2 LANDASAN TEORI

URUNAN PARSIAL. Definisi Jika f fungsi dua variable (x dan y) maka: atau f x (x,y), didefinisikan sebagai

Analisis Komputasi pada Segmentasi Citra Medis Adaptif Berbasis Logika Fuzzy Teroptimasi

1. Grafik di samping menyatakan hubungan antara jarak (s) terhadap waktu (t) dari benda yang bergerak.

1. Pada ganbar di bawah, komponen vektor gaya F menurut sumbu x adalah A. ½ 3 F B. ½ 2 F C. ½ F D. ½ F E. ½ 3 F

Transkripsi:

Prosiding Perteman Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY 63 Analisis Pelrhan Florine-18 menggnakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 717 Wijono dan Pjadi Psat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi - Badan Tenaga Nklir Nasional Jl. Lebak Bls Raya No. 9. Jakarta 10 e-mail: johnrida@batan.go.id Abstrak Telah dilakkan analisis pelrhan Florine 18 (F-18) kode A1801/10 menggnakan sistem pencacah kamar pengion Capintec CRC-7BT S/n.717. Impritas F-18 pada proses analisis tersebt telah dikr menggnakan perangkat spektrometer gamma. Tjan analisis ini ntk memperoleh nilai mr paro dan karakteristik pelrhan dari F-18 secara eksperimen yang selanjtnya dignakan sebagai data acan dalam aplikasi penyediaan smber standar F-18. Ummnya F-18 dignakan ntk keperlan diagnostik/terapi pada sat rmah sakit. Proses analisis diawali dengan pencacahan yang terdiri dari da tahap. Tahap pertama dalam orde satan mci dan ke da dilakkan setelah proses pelrhan pada orde µci. Hasil mennjkkan mr paro dan ketidakpastiannya masing-masing (1,8183 ± 5,93%) dan (1,888 ± 5,79%) jam. Persamaan garis grafik eksponensial pelrhan F-18 tahap pertama dan ke da masing-masing adalah y = 11,8 x e -0,37x (R = 1,000) dan y = 18,18 x e -0,38x (R = 0,999). Hasil ini ckp stabil karena perbedaan mr paro dan ketidakpastian dari ke da tahap tidak terlal jah. Dengan diketahi mr paro, ketidakpastian yang terkoreksi dan karakteristik pelrhan ini diharapkan dapat mendongkrak peningkatan jaminan kalitas pengkran radiasi khssnya F-18, sehingga pihak konsmen (pasien) lebih mendapatkan perlindngan keselamatan dari radiasi sesai peratran ketenagankliran yang berlak. Kata knci: mr paro, pelrhan dan ketidakpastian I. PENDAHULUAN Dewasa ini perkembangan aplikasi berbagai jenis radioisotop dalam kedokteran nklir telah berkembang dengan pesat. Salah sat contoh adalah penggnaan F-18 ntk keperlan diagnostik mapn terapi pada sat rmah sakit. Di dalam proses penggnaannya tak lepas dari faktor keakrasian dan kepresisian ntk menentkan kalitas hasil pengkran radioaktivitas menggnakan alat kr radiasi. Tingkat kalitas hasil pengkran ini jga dapat dipengarhi oleh hal lain misalnya nilai ketidakpastian mr paro secara eksperimen dan karakteristik pelrhannya, yang selanjtnya dignakan sebagai dasar penentan wakt penyinaran yang tepat kepada konsmen (pasien). Umr paro F-18 sebenarnya memiliki nilai yang tidak selal sama dibandingkan dengan mr paro secara teori. Perbedaan ini dipengarhi oleh beberapa hal yang antara lain faktor kemrnian (impritas) radiokimia mapn kemrnian radionklidanya. Di dalam permsan program software sat alat kr radiasi (dose calibrator) biasanya menggnakan maskan (inpt) mr paro secara teori. Apabila perbedaan mr paro yang sebenarnya terhadap teori ini terlal besar maka akan menyebabkan kesalahan yang besar pla pada penentan wakt penyinaran yang tepat ke konsmen. Dalam kondisi ini bisa membahayakan keselamatan pasien. Oleh karena it diperlkan hasil analisis yang dapat menginformasikan nilai ketidakpastian wakt paro dan karakteristik pelrhan F-18. Pada kesempatan ini akan dilakkan analisis pelrhan F- 18 kode A1801/10 menggnakan sistem pencacah kamar pengion Capintec CRC-7BT nomor seri 717 yang bertjan ntk memperoleh nilai mr paro dan karakteristik pelrhan dari F-18 secara eksperimen. Dengan diketahi mr paro, ketidakpastian yang terkoreksi dan karakteristik pelrhan ini diharapkan dapat mendongkrak peningkatan jaminan kalitas pengkran radiasi khssnya F-18, sehingga pihak konsmen (pasien) lebih mendapatkan perlindngan keselamatan dari radiasi sesai peratran ketenagankliran yang berlak [1]. II. TINJAUAN PUSTAKA Pada mmnya akselerator siklotron merpakan mesin penghasil radiofarmaka berpa Florine-18 (F-18) yang dignakan ntk mernt fngsi organ melali Positron Emission Tomography (PET). F-18 memancarkan energi gamma (γ) dan beta positif (β + ) masing-masing 511 dan 19,8 kev. Umr paro F-18 secara teori 1,888 jam []. Dalam pemanfaatannya akselerator siklotron menghasilkan proton, yang selanjtnya direaksikan dengan oksigen-18 (O-18) sehingga menghasilkan F-18. Proses ini menimblkan paparan radiasi netron dan gamma. Radiasi netron hanya dihasilkan oleh reaksi O-18 + proton, sedangkan radiasi gammanya diakibatkan kemngkinan, yait hasil reaksi O-18 + proton dan hasil interaksi antara radiasi netron dengan partikel di sekitarnya. Perhitngan nilai ketidakpastian (U) terdiri dari tipe A dan B. Tipe A melipti nilai-nilai ketidakpastian data pengkran alat kr standar Capintec CRC-7BT ( ) dan tipe B melipti nilai-nilai ketidakpastian kebocoran detektor ( leak ), Umr paro teori ( pr ), resolsi bacaan ( resl ), respon detektor ( res ), linieritas ( lin ), akrasi ( akr ) dan repeatability ( rpb ) [3]. Untk tipe A, deviasi standar pengkran Capintec (σ ) adalah [] N ( Ai A) i= 1 σ =, (1) N(N 1) sehingga ketidakpastian Capintec ( ) dalam prosen (%) adalah ISSN 0853-083

6 Prosiding Perteman Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY = A σ ( N 1) x100. () temperatr ( o C) dan kelembaban (%) sebelm menghbngkan kabel Capintec ke power spply PLN. Dari nilai-nilai ketidakpastian tipe A dan B diperoleh nilai ketidakpastian standar gabngan c =. (3) leak pr resl res i Apabila k adalah faktor cakpan ntk nilai derajat kebebasan efektif (v eff ) dengan tingkat kepercayaan 95% dan menggnakan nilai kritis k-stdents, maka nilai ketidakpastian bentangan (U) dapat ditentkan []. v eff leak pr resl res lin akr ( / ) ( / ) ( / ) ( v leak vleak pr vpr i / vi )) = () Nilai ketidakpastian bentangan (U) diperoleh dari hasil perkalian nilai faktor cakpan (k) dengan nilai ketidakpastian gabngan ( c ) yang disajikan pada Tabel 1. U = k. c (5) TABEL 1. HUBUNGAN DERAJAT KEBEBASAN TERHADAP FAKTOR CAKUPAN Derajat Kebebasan Nilai k pada TK 95% Derajat Kebebasan Nilai k pada TK 95% 1 1.706 13.160.303 1.15 3 3.18 15.131.776 16.10 5.571 17.110 6.7 18.101 7.365 19.093 8.306 0.086 9.6 5.060 10.8 30.0 11.01 60 1.179 >>60 1.96 III. TATA KERJA Peralatan yang dignakan dalam analisis pelrhan F-18 adalah sistem pencacah kamar pengion Capintec CRC-7BT S/n 717 yang dapat dilihat di dalam Gambar 1. Radioisotop yang dignakan adalah sebah sampel F-18 di dalam ampl 5 ml hasil prodksi Sistem Pesawat Siklotron milik Rmah Sakit Gading Plit Jakarta. Aktivitas awal F- 18 tersebt sebesar 11,66 mci (per 8 Oktober 010 jam 15.8 WIB). Sebelm melakkan pencacahan menggnakan Capintec CRC-7BT operator wajib memakai monitor radiasi perorangan (TLD) sampai pekerjaan selesai. Langkah awal pencacahan dengan alat kr standar Capintec CRC-7BT adalah menyiapkan formlir data pencacahan kamar pengion Capintec serta mencatat identitas radionklida sampel, nama pelaksana/penyelia, wakt pengkran, Gambar 1. Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT. Pengaktifan Capintec dilakkan dengan menekan tombol on pada panel belakang dan membiarkannya hingga stabil dalam rentang wakt antara 30 sampai 60 menit. Setelah it menekan tombol range 0 mci dan averaging, tombol TEST bacaan yang hars terletak pada 10-155 volt, tombol ZERO dan memtar Zero adjstment agar bacaan 0,00 mci. Tombol BGK ditekan dan Backgrond adjstment diptar agar bacaan 0,00 mci. Dengan demikian Radionclide Factor (RF) dapat diatr dengan menekan tombol yang sesai ntk radionklida sampel (tombol F-18). Agar proses pencacahan dapat dilakkan dengan baik maka radionklida sampel dimaskkan ke dalam holder dan meletakkannya tepat pada posisi tengah smr detektor. Dengan demikian aktivitas ter-display dapat diamati dan dicatat sebanyak 15 kali pada FORM- LMR-STD-15. Tahap pengkran pertama dilakkan sebanyak 11 tahap pada selang wakt tertent sehingga hasil pengkran aktivitas terakhirnya telah melrh dan melewati besaran mr paronya. Satan kr pada pengkran tahap pertama ini adalah milicrie (mci), sedangkan pada pengkran tahap keda dilakkan seperti tahap pertama setelah melali proses delay ata pelrhan, sehingga F-18 memiliki aktivitas sampai dalam satan mikrocrie (µci). Dari keda tahap pengkran di atas dapat ditentkan akisisi data, rerata aktivitas dan deviasi standarnya. Selanjtnya dapat dibat karakteristik grafik pelrhan, mr paro dan ketidakpastiannya. Nilai ketidakpastian terdiri dari tipe A dan B. Tipe A diperoleh dari distribsi cacah sampel dan latar, sedangkan Tipe B diperoleh dari spesifikasi alat kr standar yang melipti: kebocoran, wakt paro, resolsi, respon, linieritas, akrasi dan repeatability. Dengan menggnakan persamaan 6 dapat ditentkan nilai ketidakpastian gabngan ( c ). Berdasarkan hasil pengkran, perhitngan dan analisis data pencacahan/ketidakpastian maka dapat ditentkan karakteristik pelrhan dengan aktivitas yang tertelsr. Dari hasil ini dapat dibandingkan karakteristik pelrhan dari masing-masing tahap (dalam satan mci dan µci) ntk memperkirakan kemrnian bahan (raw material) dari F-18 melali perbandingan terhadap mr paro secara teoritisnya (berdasarkan acan terbar standar pelrhan radioisotop internasional seperti yang direkomendasikan oleh BIPM). ISSN 0853-083

Prosiding Perteman Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY 65 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari kegiatan Uji Karakteristik Pelrhan F-18 Kode A1801/10 menggnakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT diperoleh Tabel data hasil pengkran aktivitas F-18 pada tahap pertama dan keda serta distribsi wakt lrhnya (jam) seperti yang ditnjkkan dalam Tabel dan 3. TABEL. HASIL PENGUKURAN AKTIVITAS F-18 TAHAP PERTAMA. No Latar 1 3 5 6 7 8 9 10 11 15.8 16.0 16.3 17.03 18.0 18.7 19.0 19.5 0.17 0.30 0.8 (µci) (mci) (mci) (mci) (mci) (mci) (mci) (mci) (mci) (mci) (mci) (mci) 1 0,00 11,8 9,1 7,53 6,0,7 3,1,60,13 1,81 1,68 1,50 0,00 11,7 9,11 7,5 6,0,7 3,,60,13 1,81 1,67 1,50 3 0,00 11,8 9,10 7,53 6,0,6 3,1,60,13 1,81 1,67 1,50 0,00 11,7 9,11 7,53 6,0,6 3,1,60,13 1,81 1,68 1,50 5 0,00 11,7 9,11 7,53 6,0,6 3,1,60,13 1,81 1,67 1,9 6 0,00 11,7 9,10 7,53 6,19,6 3,0,60,13 1,81 1,67 1,9 7 0,00 11,7 9,10 7,5 6,19,6 3,1,60,13 1,81 1,67 1,9 8 0,00 11,7 9,10 7,5 6,18,6 3,0,60,13 1,81 1,68 1,9 9 0,00 11,6 9,10 7,53 6,18,6 3,0,60,13 1,81 1,68 1,9 10 0,00 11,6 9,10 7,5 6,19,6 3,1,60,13 1,81 1,67 1,9 11 0,00 11,6 9,09 7,5 6,18,6 3,0,60,13 1,81 1,67 1,9 1 0,00 11,6 9,10 7,5 6,17,6 3,0,60,13 1,81 1,67 1,9 13 0,00 11,6 9,10 7,5 6,18,6 3,0,59,13 1,81 1,67 1,9 1 0,00 11,6 9,10 7,5 6,19,6 3,0,59,1 1,81 1,67 1,9 15 0,00 11,5 9,09 7,51 6,18,6 3,0,60,1 1,81 1,67 1,9 x 0 11,66 9,10 7,55 6,189,61 3,05,599,19 1,810 1,673 1,93 σ 0 0,008 0,008 0,007 0,010 0,00 0,006 0,00 0,00 0,000 0,005 0,005 (%) 0,07 0,085 0,099 0,160 0,083 0,00 0,135 0,165 0,000 0,7 0,307 TABEL 3. HASIL PENGUKURAN AKTIVITAS F-18 TAHAP KEDUA. No Latar 1 3 5 6 7 8 9 Latar 08.31 09.58 11.09 1.00 1.31 13.0 1.13 1.53 15.5 (µci) (µci) (µci) (µci) (µci) (µci) (µci) (µci) (µci) (µci) (µci) 1 0,6 18,6 11,0 7,3 0,7 5,5,6 3,5,8, 1,8 0,7 18,6 11,1 7,3 0,8 5,,7 3,,7, 1,9 3 0,8 18,6 11,0 7,3 0,9 5,6,7 3,5,7,3,0 0,6 18,7 11,0 7, 0,9 5,6,8 3,5,7,3, 5 0,6 18,6 11,0 7,3 0,9 5,5,8 3,5,7,3,1 6 0,6 18,6 11,0 7, 0,8 5,,7 3,5,7,,0 7 0,6 18,6 11,0 7, 0,8 5,5,7 3,,8,5,0 8 0,6 18,7 11,0 7, 0,8 5,5,8 3,3,8,5 1,9 9 0,6 18,7 10,9 7, 0,8 5,5,7 3,3,8, 1,9 10 0,6 18,6 11,0 7, 0,8 5,6,7 3,3,8, 1,8 11 0,6 18,5 11,1 7, 0,9 5,5,8 3,,8,3 1,8 1 0,6 18, 11,1 7, 0,9 5,5,8 3,3,9,3 1,8 13 0,6 18,5 11,0 7, 0,9 5,5,6 3,,9, 1,9 1 0,6 18,6 11,0 7,3 0,9 5,5,6 3,3,9, 1,9 15 0,6 18,5 10,9 7, 0,8 5,,6 3,3,9,3 1,9 x 0,60 17,967 10,387 6,613 0,80,660 3,867,50 1,95 1,533 1,087 σ 0,05 0,083 0,059 0,09 0,061 0,065 0,080 0,101 0,08 0,070 0,116 (%) 0,6 0,57 0,738 1,05,066 3,993,185,590 10,70 ISSN 0853-083

66 Prosiding Perteman Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY Pada tahap pertama diperoleh aktivitas F-18 masih dalam satan mci, sedangkan pada tahap aktivitas sdah menrn hingga dalam satan µci. Hal ini dilakkan ntk mengetahi karakteristik pelrhan F-18 pada saat aktivitas tinggi dan rendah. Hal ini sangat penting dilakkan agar tjan ketepatan besarnya dosis yang dibthkan melali pelrhan dapat di dicapai dengan tepat dan akrat. Dari hasil pengkran aktivitas F-18 Kode A1801/10 menggnakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT selanjtnya dapat dibat perhitngan mr paro F-18 dan ketidakpastiannya seperti yang ditnjkkan dalam Tabel dan 5. Dalam Tabel diperoleh hasil ji karakteristik pelrhan F-18 pada tahap pertama menggnakan SPKP Capintec CRC-7BT berpa mr paro dan ketidakpastiannya sebesar (1,83 ± 0,5%) jam. Nilai ketidakpastiannya ckp kecil krang dari 1%. Hal ini mennjkkan bahwa akrasi dan kestabilan alat kr ckp baik, tertama ntk pengkran aktivitas F-18 yang masih besar (dalam satan mci). Pada ji karakteristik tahap da akrasi dan kestabilannya menrn, sehingga diperoleh nilai ketidakpastian mr paro yang lebih besar (lebih dari 1%). Perbedaan karakteristik pelrhan F-18 pada tahap pertama dan keda secara lebih jelas ditnjkkan dalam Gambar dan 3. Karakteristik grafik pelrhan aktivitas F-18 pada tahap pertama memiliki persamaan y = 11,8 e -0,37x dan R = 1,000 yang terdistribsi dari 11 titik pengkran, sedangkan grafik karakteristik pelrhan F-18 pada tahap keda yang terdiri dari 9 titik distribsi memiliki persamaan garis y = 18,18 e -0,38x dan R = 0,999. TABEL. HASIL KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN AKTIVITAS F-18 TAHAP PERTAMA. SUMBER RADIASI : F-18 (T½ teori = 1,888 jam) Aktivitas Awal No. Ref. Date (mci) (MBq) Tanggal Aktivitas Akhir t (Jam) Pengkran (mci) (MBq) T1/ (Jam) 1 11,66 16,8 8/10/010 15:8 8/10/010 15:8 0,00000 11,66 16,8 --- 11,66 16,8 8/10/010 15:8 8/10/010 16:0 0,56667 9,10 337, 1,8583 3 11,66 16,8 8/10/010 15:8 8/10/010 16:3 1,06667 7,55 78,3 1,8317 11,66 16,8 8/10/010 15:8 8/10/010 17:03 1,58333 6,189 8,99 1,8318 5 11,66 16,8 8/10/010 15:8 8/10/010 18:0,56667,61 157,66 1,89 6 11,66 16,8 8/10/010 15:8 8/10/010 18:7 3,31667 3,05 118,59 1,88 7 11,66 16,8 8/10/010 15:8 8/10/010 19:0 3,86667,599 96,16 1,870 8 11,66 16,8 8/10/010 15:8 8/10/010 19:5,0000,19 78,77 1,8301 9 11,66 16,8 8/10/010 15:8 8/10/010 0:17,81667 1,810 66,97 1,856 10 11,66 16,8 8/10/010 15:8 8/10/010 0:30 5,03333 1,673 61,90 1,889 11 11,66 16,8 8/10/010 15:8 8/10/010 0:8 5,33333 1,93 55, 1,888 Umr Paro = 1,83 jam ± 0,009 jam 1,83 jam ± 0,5 % TABEL 5. HASIL KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN AKTIVITAS F-18 TAHAP KEDUA. SUMBER RADIASI : F-18 (T½ teori = 1,888 jam) Aktivitas Awal Tanggal Aktivitas Akhir No. Ref. Date t (Jam) (µci) (kbq) Pengkran (µci) (kbq) T1/ (Jam) 1 17,967 66,78 9/10/010 8:31 9/10/010 8:31 0,00000 17,967 66,78 --- 17,967 66,78 9/10/010 8:31 9/10/010 9:58 1,5000 10,387 38,3 1,83 3 17,967 66,78 9/10/010 8:31 9/10/010 11:09,63333 6,613,68 1,86 17,967 66,78 9/10/010 8:31 9/10/010 1:00 3,8333,66 17, 1,789 5 17,967 66,78 9/10/010 8:31 9/10/010 1:31,00000 3,867 13,08 1,805 6 17,967 66,78 9/10/010 8:31 9/10/010 13:0 5,15000,5 93,98 1,8 7 17,967 66,78 9/10/010 8:31 9/10/010 1:13 5,70000 1,95 7, 1,780 8 17,967 66,78 9/10/010 8:31 9/10/010 1:53 6,36667 1,533 56,7 1,793 9 17,967 66,78 9/10/010 8:31 9/10/010 15:5 7,3333 1,087 0, 1,787 Umr Paro = 1,805 jam ± 0,01 jam 1,805 jam ± 1,15 % ISSN 0853-083

Prosiding Perteman Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY 67 Gambar. Grafik karakteristik pelrhan aktivitas F-18 tahap pertama. Gambar 3. Grafik karakteristik pelrhan aktivitas F-18 tahap keda. Temperatr pada saat pengkran adalah C, sedangkan temperatr kr terbaik ntk pengoperasian sistem pencacah kamar pengion adalah ± C. Hal ini mennjkkan bahwa temperatr saat pengkran di atas masih dalam daerah temperatr kr terbaik ntk melakkan pengkran. Hal ini perl diperhatikan karena apabila perbedaan temperatr pengkran terlal jah dari batas temperatr kr terbaik maka akan mempengarhi kinerja alat kr it sendiri, tertama dalam menentkan distribsi data aktivitas pelrhan F-18. Kelembaban pada saat pengkran adalah 53%, sedangkan nilai kelembaban yang dianjrkan sesai IK- LMR-STD-10 adalah 60 ± 10%. Hal ini mennjkkan bahwa kelembaban saat pengkran tersebt masih dalam kondisi kelembaban yang dianjrkan. Namn hal yang paling penting ntk diperhatikan dalam pengkran metode relatif adalah kesamaan kondisi pada saat pengkran dengan alat standar dan dengan alat kr yang dikalibrasi. Dasar peratran pengkondisian rang kr tidak secara jelas dinyatakan, namn secara tjan pengkondisian rang kr adalah ntk menjaga kestabilan peralatan (instrments). Dalam kondisi rang kr yang stabil (tidak terlal panas dan lembab), maka kestabilan mr komponen-komponen elektronik dalam sistem peralatan kr jga lebih panjang. Kondisi rang kr yang stabil ini jga mendkng faktor linieritas dari alat kr yang bersangktan. Hasil perhitngan ketidakpastian tipe A dan B dari pengkran F-18 tahap pertama dan keda ditnjkkan dalam Tabel dan 3. Dari hasil ketidakpastian tipe A pada keda tahap mennjkkan beberapa perbedaan, yait nilai deviasi standar akisisi data cacah F-18 tahap keda lebih besar dibanding tahap pertama. Perbedaan ini mngkin disebabkan akrasi alat kr pada saat pengkran tahap pertama lebih baik karena nilai besaran aktivitas F-18 masih relatif lebih besar (dalam satan mci). Dari hasil ketidakpastian tipe B (rectanglar) ntk kebocoran, mr paro, respon, linearitas, akrasi dan repeatability memiliki nilai sama, namn ntk resolsi bacaan memiliki nilai yang berbeda. Perbedaan ini disebabkan skala rentang kr yang dignakan tidak sama. Pada pengkran F-18 pada tahap pertama menggnakan satan mci. Sedangkan pada tahap keda menggnakan satan µci. Dari Tabel dan 7 dapat diketahi jenis distribsi, ketidakpastian (U i ), bilangan pembagi, nilai derajat kebebasan (v i ) dan ketidakpastian efektif ( i ) dari masing-masing komponen tipe A dan B. Hasil perhitngan di atas dengan ketetapan faktor konversi (c i ) = 1 (sat), sehingga i = i c i. Sesai persamaan () dapat diketahi nilai ketidakpastian standar gabngan ( c ) ntk F-18 tahap pertama dan keda masing-masing sebesar,68% dan,769%. Nilai derajat kebebasan efektif dan faktor cakpan k (ntk tingkat kepercayaan 95%) pada keda smber tersebt sama. Dengan persamaan (6) diperoleh nilai ketidakpastian bentangan (U) dari F-18 tahap pertama dan keda masing-masing sebesar 5,93% dan 5,79%. IV. KESIMPULAN Telah dilakkan penentan karakteristik pelrhan F-18 pada tahap pertama dan keda menggnakan sistem pencacah kamar pengion Capintec CRC-7BT S/N 717. Masing-masing pencacahan dilakkan dalam 11 dan 9 tahap. Penglangan data tiap tahap sebanyak 15 kali cacahan dalam satan aktivitas (mci dan µci). Hasil perhitngan berpa grafik karakteristik pelrhan F-18 tahap pertama dan keda yang memiliki mr paro masingmasing (1,8183 ± 5,93%) dan (1,888 ± 5,79%) jam. ISSN 0853-083

68 Prosiding Perteman Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY TABEL 6. HASIL KETIDAKPASTIAN UMUR PARO F-18 TAHAP PERTAMA. TABEL 7. HASIL KETIDAKPASTIAN UMUR PARO F-18 TAHAP KEDUA. [] TdeR, Table de Radionclides Atomic and Nclear Data, Recommended data/table BNM-LNHB/CEA Table de Radionclides CEA, http://www. ncleide.org/ddepwg/ddepdata.htm, 00 [3] International Atomic Energy Agency, Measrement Uncertainty, A Practical Gide for Secondary Standards Dosimetry Laboratories, Tecdoc-1585, Vienna, 008 [] Instrksi Kerja Unit Standarisasi, No. Dokmen: IK-LMR-STD-10, P3KRBiN-Batan, 003 [5] A Handbook of Radioaktivity Measrements Procedres, NCRP Report No. 58, 1 Edition, 1978 TANYA JAWAB Dewita (PTAPB-BATAN)? Apakah mr parh F18 belm diketahi, ata menrt literatr sdah ada informasinya?? Berapa batas ketidakpastian yang menyebabkan ganggan ata ketidakpercayaan dalam pengkran? Wijono @ Sdah diketahi (1,888±1,6%) jam. Flktasi pengkran dari beberapa pakar masih besar sekitar %. @ Dalam hal ketidakpastian tidak dibatasi. Namn hsil eksperimen ckp bags ±1%. Ketidakpastian bentangan 75% diakibatkan ketidakpastian Tipe B dari alat kr (respon, akrasi, dan linearitas). Holnisar (PTKMR-BATAN)? Untk organ jenis apakah F-18 dignakan? Hasil ini ckp stabil di mana perbedaan mr paro dan ketidakpastiannya tidak terlal jah bila dibandingkan teori, prosentase perbedaannya masing-masing 0,% dan 0,69%. Persamaan garis grafik eksponensial pelrhan F-18 tahap pertama dan keda masing-masing adalah y = 11,8e -0,37x (R = 1) dan y = 18,18e -0,38x (R = 0,999). Dengan diketahinya karakteristik pelrhan dan ketidakpastian yang tertelsr ini diharapkan dapat mendongkrak peningkatan jaminan kalitas bagi pihak konsmen ntk mendapatkan perlindngan keamanan, keselamatan dan kesehatan yang memadai sesai peratran ketenagankliran yang berlak. PUSTAKA [1] Peratran Pemerintah, Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Smber Radioaktif, PP No. 33, Jakarta, 007 Wijono @ Florine-18 (F-18) dignakan ntk mernt fngsi organ melali Positron Emission Tomography (PET) tertama ntk diagnosis par-par. Yang dimaksd F-18 diikat dalam senyawa Floro-Deoksi-d-glkosa (FFDG-18). Pramdita (PTAPB-BATAN)? 18 F dari mana? Dalam bentk senyawa kimia apa? Wijono @ 18 F diperoleh dari siklotron milik RS. Gading Plit Jakarta. Senyawa kimianya adalah Floro-Deoksi-d-glkosa (FFDG-18). ISSN 0853-083