SAMBUTAN MENTERI KEUANGAN RAKER KOMISI XI TENTANG PENYERAPAN ANGGARAN APBN GD. DPR/MPR RI 25 JANUARI 2012

dokumen-dokumen yang mirip
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2012 Agus D. W. Martowardojo. Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2012


LAPORAN MENTERI KEUANGAN PADA ACARA PENYERAHAN DIPA TAHUN ANGGARAN 2015

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

PENATAAN ARSITEKTUR DAN INFORMASI KINERJA DALAM RKA K/L 2016

21 Universitas Indonesia

PENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DAN KESIAPAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI KPPN

Kata Sambutan Kepala Badan

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

Frequently Asked Questions (FAQ) Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 38/PMK.09/2009 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERN DEPARTEMEN KEUANGAN TAHUN 2009 MENTERI KEUANGAN,

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

Keynote Speech. Menteri Keuangan. Workshop Persiapan Pelaksanaan APBN TA Jakarta, 19 Desember 2011

Keuangan telah melakukan perubahan kelembagaan yaitu. peningkat- an efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kinerja birokrasi dalam

LAPORAN MENTERI KEUANGAN ACARA PENYERAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA) TAHUN ANGGARAN 2011

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

3. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi menyampaikan beberapa hal diantaranya sebagai berikut:

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

LAPORAN SINGKAT KOMISI XI DPR RI

PENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DAN KESIAPAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI KPPN

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : Mewujudkan pengelolaan kas yang efisien dan optimal.

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2011

Frequently Asked Questions (FAQ)

Para Hadirin yang saya hormati, 1-6

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

FORMULIR 1 PENJELASAN UMUM RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Negara/Daerah sebagai kelanjutan dari 3 (tiga) paket Undang-undang yang telah

Frequently Asked Questions (FAQ)

SIARAN PERS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah salah satu kegiatan pemerintah yang berhubungan langsung dengan

Kebijakan Pengalokasian, Penyaluran dan Pelaporan Dana Keistimewaan DIY

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 277/PMK.05/2014TENTANG RENCANA PENARIKAN DANA, RENCANA PENERIMAAN DANA, DAN PERENCANAAN KAS

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

REVIU LAPORAN KEUANGAN DAN RKA KL SEBAGAI KEGIATAN ASSURANCE ITJEN KEMHAN DALAM RANGKA PENINGKATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN UO KEMHAN

Disampaikan dalam Kunjungan Kerja Badan Anggaran DPRD Kabupaten Banyumas Jakarta, 6 Februari 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

RENCANA ANGGARAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI 2018 (PROGRAM, SASARAN DAN INDIKATOR) 12

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PELANTIKAN PEJABAT PIMPINAN TINGGI PRATAMA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, 11 JANUARI

B. VISI : Terwujudnya Lembaga Koordinasi dan Sinkronisasi Pembangunan Ekonomi Yang Efektif dan Berkelanjutan

TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri)

RAPAT DENGAR PENDAPAT BADAN PERTANAHAN NASIONAL RI DENGAN KOMISI II DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RI. Kamis, 8 Maret 2012

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI DEMOKRAT TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG T E N T A N G PERHITUNGAN ANGGARAN NEGARA (PAN) TAHUN ANGGARAN 2003

Halaman Kata Pengantar Pernyataan Tanggung Jawab. Daftar Tabel Daftar Grafik. viii Daftar Lampiran. ix Daftar Singkatan

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 158/PMK.02/2014 TENTANG

LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004 DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan Pridensial, yaitu pelaksanaan sistem pemerintahan dipimpin oleh

FAQ DIREKTORAT JENDERAL INSPEKTORAT JENDERAL

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

HASIL PENGAWASAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALKES INSPEKTUR JENDERAL INSPEKTORAT JENDERAL KEMENKES RI

PIDATO MENTERI KEUANGAN PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI POKOK-POKOK RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SAL SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF PEMBIAYAAN DALAM APBN

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang PENGANTAR

REALISASI BELANJA NEGARA SEMESTER I TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Kementerian Keuangan yang merupakan salah satu Kementerian yang. perekonomian di negara ini berhubungan dengan Kementerian Keuangan

KERANGKA ACUAN KERJA (TERM OF REFERENCE) PENYUSUNAN STANDAR BIAYA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA UNIT ESELON PROGRAM : : :

Tanggal 5-18 Juli 2014

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

KEBIJAKAN PENGANGGARAN TAHUN 2014 DAN BASELINE TAHUN 2015

JK SOAL PEMANGKASAN ANGGARAN: KALAU PAJAK TURUN, BELANJA HARUS MENYESUAIKAN

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

Hasil Pemeriksaan Atas Laporan Keuangan Kementerian Negara/ Lembaga Tahun 2010

: Menteri Dalam Negeri, Kepala BNPP, Ketua KPU, Ketua Bawaslu

BAGIAN ANGGARAN 015 LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2011 AUDITED. Jalan Wahidin Raya No 1 Jakarta Pusat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2015 pada

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Laporan Kinerja KPPN Bandar Lampung 2015

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun anggaran 2013, kewenangan atas pengesahan Daftar Isian

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SAMBUTAN BUPATI KEBUMEN PADA UPACARA BENDERA HARI SENIN 4 APRIL 2016 Senin, 4 April 2016 Assalamu alaikum wr. wb. Selamat Pagi dan Salam Sejahtera.

PERAN KEMENTERIAN KEUANGAN DALAM PEMULIHAN ASET TINDAK PIDANA KORUPSI

MEKANISME PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2006

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance), terutama melalui

BAB VI PENUTUP. 6.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan faktor, keterlambatan

Realisasi Kementerian PUPR Capai 93,66%

BAB I PENDAHULUAN. lebih dari jenis dan masing-masing diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Transkripsi:

SAMBUTAN MENTERI KEUANGAN RAKER KOMISI XI TENTANG PENYERAPAN ANGGARAN APBN GD. DPR/MPR RI 25 JANUARI 2012 Yang kami hormati Bapak Ketua, Bapak-Bapak Wakil Ketua, Bapak/Ibu anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Yang kami hormati rekan Wakil Menteri Keuangan dan hadirin sekalian. Assalamualaikum wr.wb. Pertama-tama kami secara khusus ingin menyampaikan terima kasih kepada Bapak Ketua, Bapak-Bapak Wakil Ketua dan Bapak Ibu anggota DPR RI Komisi XI bahwa kami tadi menerima ucapan selamat dan secara khusus malah diberi kesempatan untuk meniup lilin di forum yang terhormat ini. Benar-benar ini apresiasi kami sebagai pribadi dan kami juga sebagai pimpinan di lingkungan Kementrian Keuangan, kami atas nama pribadi dan kedinasan mengucapkan terima kasih untuk penghargaan yang diberikan kepada kami. Bapak-Ibu yang kami hormati pada kesempatan ini sesuai dengan undangan, menyampaikan 2 hal yaitu: kami akan 1. Capaian kinerja Kementerian Keuangan tahun anggaran 2011, dan; 2. Pagu penyerapan Kementerian Keuangan tahun anggaran 2011. Memang kami khusus sampaikan juga yang agenda pertama agar bisa ada unsur kualitatifnya, tentang hal-hal yang dilakukan oleh Kementerian Keuangan sedikit untuk referensi, dan tentu nanti kita akan memberikan perhatian kepada pagu dan penyerapan Kementerian Keuangan tahun 2011. Selanjutnya, di capaian kinerja kami lihat di halaman 4 itu adalah terkait dengan reformasi birokrasi, perumusan kebijakan fiskal, penerimaan negara, belanja negara, perbendaharaan, sampai dengan pasar modal dan lembaga keuangan non bank. Dan kami langsung mulai dengan terkait dengan reformasi birokrasi di halaman 5. Di Halaman 5 ini sebagai satu organisasi yang menangani permasalahan yang cukup kompleks, kami selalu melanjutkan program reformasi birokrasi, yang pada hakekatnya merupakan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan Pemerintahan. Utamanya menyangkut kelembagaan, organisasi, proses bisnis dan sumber daya manusia. Kami sejak tahun 2007 sampai tahun 2011 selalu minta dilakukan satu survey opini publik oleh universitas terpandang, yang kami lakukan tahun 2007, 2008, 2009 bekerja sama dengan Universitas Indonesia. Selanjutnya, tahun 2010, 2011 bekerja sama dengan Institute Pertanian Bogor, dan dimana disini terlihat bahwa secara umum pemangku kepentingan (stakeholder) kami ketika di berikan questioner, di survey kepuasan pengguna layanan itu menyatakan bahwa rasa 1

dalam keadaan puas, dan tercatat dalam 2011, yang baru selesai dilakukan itu nilainya 96,46% dan menyatakan dalam kategori puas. Tetapi kami juga menyelenggarakan satu kegiatan untuk bisa mengukur reformasi birokrasi yang telah dilakukan di Kementerian Keuangan sesuai dengan keputusan dari tim reformasi birokrasi nasional dibentuk satuan tugas quality assurance dimana satuan tugas quality assurance ini, melakukan secara khusus assessment terhadap bagaimana reformasi birokrasi dilakukan di Kementerian Keuangan. Kami dapat laporkan kepada Bapak/Ibu sekalian, bahwa Kementerian Keuangan pada tahun 2011 kemarin telah dinilai dan memperoleh angka 91,21 untuk assessment oleh Tim Quality Assurance Reformasi Birokrasi Nasional. Kami juga laporkan bahwa di Kementerian Keuangan kita telah mencanangkan satu nilai-nilai baru Kementerian Keuangan, sehingga 12 Eselon I dan seluruh jajaran di Kementerian Keuangan akan mengutamakan values, integritas, profesionalisme, sinergi, layanan dan kesempurnaan dalam kita menjalankan kegiatan kita sehari-hari. Bapak/Ibu/ Saudara-Saudara yang kami hormati, Secara khusus kita ingin menyampaikan terima kasih kepada Dewan Perwakilan Rakyat khususnya Komisi XI, karena di tahun 2011 ini, ada 7 Undang-Undang yang bisa kita selesaikan. Dimana dimulai dari: 1. Undang-Undang no.5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik 2. Undang-Undang tentang Mata Uang 3. Undang-Undang APBN 2011 4. Undang-Undang Pertanggung Jawaban APBN 2010 5. Undang-Undang tentang Otoritas Jasa Keuangan 6. Undang-Undang no.22 tentang APBN 2012 7. Undang-Undang no.24 tentang Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial. Ibu, Bapak yang kami hormati, di halaman 9 di sini terlihat bahwa Indonesia di tahun 2011 memperoleh satu capaian baru yaitu Rating Agency Feature Rating. Itu meningkatkan status Rating dari Indonesia menjadi Investment Grade, menjadi BBB- di tanggal 15 Desember 2011 dan Moody s di 18 Januari 2012 mengangkat kita menjadi investment grade dan memperoleh BAAA dan kami ucapkan terima kasih terhadap DPR yang terus memberikan pengawasan dan memberikan masukan kepada kami, sehingga kita bisa melihat ada perbaikan rating bagi Indonesia. Khusus untuk penerimaan negara di halaman 10, kita melihat bahwa memang pajak adalah komponen utama dalam penerimaan negara. Di tahun 2007 masih Rp 461 triliun sekarang sudah meningkat menjadi Rp 742 triliun, dan penerimaan dari kepabeanan dan cukai 65 triliun meningkat menjadi Rp 131 triliun. Sedangkan penerimaan negara bukan pajak itu Rp 215 triliun 2

meningkat menjadi Rp 276 triliun sehingga total penerimaan negara mencapai Rp 1.150 triliun di tahun 2011. Untuk pertama kali penerimaan negara bisa melampaui Rp 1000 triliun. Bapak, Ibu, Saudara-Saudara yang kami hormati, Tentang inisiatif di pajak kami akan lewati penerimaan negara kami akan lewati, mungkin yang terkait dengan penerimaan negara di halaman 14, kami menyampaikan adalah jumlah kasus pelanggaran di Bea dan Cukai di seluruh Indonesia, dari Januari sampai Desember 2011, ada 3378 kasus yang berhasil diungkap, dan total potensi kerugian yang dapat diselamatkan mencapai Rp 174 milliar. Di belanja negara yang ingin kami laporkan disini adalah realisasi belanja negara mengalami kenaikan dari tahun anggaran 2007 sebesar Rp 757 triliun menjadi Rp 1.289 triliun, tahun anggaran 2011. Dan dalam kurun waktu 5 tahun transfer ke daerah juga naik. Transfer daerah yang sebelumnya Rp 253 triliun di tahun 2007 meningkat menjadi Rp 411 triliun di tahun anggaran 2011. Terkait dengan penganggaran telah dilakukan reformasi di bidang penganggaran. Terima kasih atas arahan yang diberikan sehingga kita bisa lebih memperbaiki penganggaran terpadu, dimana kita secara disiplin memindahkan anggaran belanja yang selama ini masuk di BA 999 kita pindahkan ke BA Kementerian/Lembaga, supaya tidak kemudian menjadi rancu. Sedangkan penganggaran berbasis kinerja, pengalokasian anggaran dilakukan berdasarkan output yang akan dicapai pada tahun anggaran berikutnya. Kita juga pada tahun 2011, pertama kali menerapkan reward dan punishment bagi Kementerian/Lembaga dan medium term expenditure frame work (kerangka pengeluaran jangka menengah) diperlukan untuk menjaga kesinambungan suatu program dan kegiatan, dengan memasukkan kebutuan anggaran untuk tiga tahun mendatang. Selanjutnya di perbendaharaan yang kami ingin laporkan di halaman 18 itu adalah kemajuan laporan opini keuangan Kementerian dan Lembaga. Terlihat opini laporan keuangan dari Kementerian/Lembaga yang totalnya 84 itu yang tahun 2010 Wajar Tanpa Pengecualian ada 53, Wajar Dengan Pengecualian ada 29, dan disclaimer ada 2. Yang terkait dengan perbendaharaan kami akan lewati, terkait dengan pengelolaan utang. Seiring dengan membaiknya mental perekonomian, pasar keuangan turut berkembang semakin baik hal ini ditunjukkan dengan penurunan biaya utang yang disebabkan oleh inflasi dan terciptanya surat berharga negara yang deep, liquid, active dan stable. Kinerja surat berharga negara di pasar sekunder terus meningkat dibandingkan tahun 2010. Volume perdagangan SBN tahun 2011 sebesar Rp 1,46 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 74% dibandingkan tahun 2010 yang Rp 1,09 triliun. Frekuensi perdagangan meningkat 67% dari 47 frekuensi, menjadi 70 frekuensi di tahun 2011. Meningkatnya optimalisasi penggunaan kekayaan negara, 3

melalui pemanfaatan kekayaan negara, penetapan status penggunaan BMN, penyertaan modal Pemerintah yang diperoleh dari konversi aset. Khusus tentang pelaksanaan inventarisasi dan penilaian aset Kontraktor Kontrak Kerja Sama sesuai PP No.5 tahun 2004 seluruh aset K3S merupakan BMN dari pelaksanaan dan inventarisasi dari penilaian K3S tahun anggaran 2011 diperoleh hasil sebesar Rp 172,8 triliun. Mengenai pasar modal, Bapak/Ibu yang kami hormati, Index Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia berada pada 3.821 atau mengalami kenaikan 3,2% dibandingkan dengan penutupan di 2010. Bila kita lihat kenaikan 3,2% kelihatannya tidak besar, tetapi diantara bursabursa utama dunia bursa, Indonesia mempunyai kinerja tiga terbaik diantara bursa dunia dibawah Dow Jones dan dibawah Philipina. Sedangkan tahun lalu, kita bisa mengalami peningkatan 46% yang juga terbaik di Asia Pasifik. Kapitalisasi pasar mengalami kenaikan 8,9% dari akhir tahun 2010 Rp 3.247 triliun menjadi Rp 3.537 triliun. Ibu, Bapak yang kami hormati ini adalah yang ingin kami paparkan terkait dengan pagu dan penyerapan Kementerian Keuangan tahun anggaran 2011, di halaman 25. Disini adalah tujuh Eselon I kami paparkan, terlihat bahwa belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal menyebabkan realisasi dari Sekjen 86%, Itjen 93%, Ditjen Anggaran 93%, DJP 83%, Ditjen Bea Cukai 83%, DJPK 82%, dan DJPU 95%. Adapun di halaman berikutnya itu Dirjen Perbendaraan sampai dengan BKF itu realisasinya adalah 93% perbendaraan, DJKN 82%, Bapepam LK 70%, BPPK 89%, dan Badan Kebijakan Fiskal 72,5%. Sehingga total penyerapan di tahun 2011 adalah 85% dari pagu yang sebesar Rp 17,3 triliun. Kami dapat laporkan, bahwa tidak terserapnya belanja pegawai itu dalam banyak hal dikarenakan kebijakan moratorium pegawai yang belum dapat di realisasikan, penerimaan pegawai di tahun anggaran 2011, karena Pemerintah melalui SKB tiga Menteri bahwa kita akan moratorium pegawai sampai Desember 2012. Kecuali kementerian lembaga itu mengajukan rencana kebutuhan pegawai dan disetujui oleh reformasi birokrasi nasional. Sebetulnya Kementerian Keuangan adalah satu-satunya Kementerian yang berhasil memasukkan rencana kebutuhan pegawai, tetapi satu dan lain hal di pembahasan reformasi birokrasi nasional belum berhasil di finalisasi. Dan tidak terserapnya belanja barang dan belanja modal di tahun 2011, lebih banyak dipengaruhi oleh ada efisiensi dalam pelaksanaan anggaran dan mendapat beberapa kendala seperti rencana kerja yang kurang baik. Ada banyak satkersatker ketika menyusun rencana anggaran biaya dan pertumbuhan itu tidak cukup, sehingga terjadi permasalahan untuk melakukan tender. Ini tentu menjadi satu catatan walaupun tidak mayoritas, tapi ini harus kita perbaiki kedepan. 4

Kami juga harus mengakui bahwa pengelola anggaran yang kompeten, dalam arti memiliki sertifikasi, yang betul-betul tidak ragu untuk menjalankan proses pengadaan dengan tertib dan taat azas, dan tidak takut karena kuatir nanti akan ada pemeriksaan, atau akan dianggap melanggar hukum, ini tentu harus kita perbaiki kedepan, yaitu kita mesti memiliki Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat Komitment sampai satuan kerja yang mempunyai sertifikasi dan taat azas, tetapi untuk mau melakukan proses procurement dengan baik dan tepat sasaran. Yang lain menyebabkan belum terwujudnya belanja barang dan belanja modal adalah seringnya terjadi gagal lelang. Bapak, Ibu/Saudara-saudara yang kami hormati di halaman 29, disini terlihat bahwa ada penyerapan anggaran tahun anggaran 2007 sampai 2011. Terlihat disini secara penyerapan itu membaik dibandingkan tahun lalu, karena tahun 2011 adalah 85,3%, tahun sebelumnya adalah 84%. Dan kalau dilihat dari jenis belanja itu terlihat dihalaman yang sama. Itu belanja pegawai adalah yang biru realisasinya adalah 93,9%. Untuk yang merah adalah belanja barang 80,3% dan belanja modal adalah 72,7%. Dalam penyerapan anggaran di tahun anggaran 2011, dapat kami ulangi, yang ada adalah kelemahan kordinasi antara unit perencana dan unit pelaksana kegiatan, yaitu tercatat dalam bentuk satker dan bagian perencanaan dan bagian keuangan yang kurang selaras. Perencanaan kurang melibatkan unit pelaksana kegiatan, terdapat pengelola anggaran pada satker yang belum mempunyai sertifikat seperti yang kita katakan tadi, sehingga terdapat satker yang mengalami kesulitan dalam proses pengadaan barang dan jasa. Terjadinya gagal lelang dalam pengadaan barang dan jasa, karena kurang peminat. Kita sekarang semua pengadaan menggunakan E-procurement, tetapi rupanya vendor-vendor, suplier itu banyak perlu mendapatkan pendidikan secara terus menerus, agar mereka siap berpartisipasi dalam E- procurement. Banyaknya sanggahan peserta lelang dan masih terdapat satker yang belum mampu menyusun rencana kegiatan dan rencana penarikan dana yang baik, sehingga menghambat penyerapan anggaran. Lamanya mendapatkan persetujuan atau no objection letter dari pihak lender terkait dengan pencairan pinjaman dan hibah untuk pembiayaan kegiatan. Hal ini khusus di Ditjen Pajak mengalami hambatan disini sesuatu yang ingin kita realisasikan untuk membangun sistem teknologi informasi di sistem pajak. Dan selanjutnya, ini adalah kami akan ambil lima contoh di Eselon I, ini adalah Eselon I Sekertariat Jendral. Disini terlihat bahwa penyerapan unit Setjen adalah sebesar Rp 5.949 triliun. Adapun anggaran yang tidak terserap, dikarenakan efisiensi anggaran moratorium dan belum dibayarkannya tunjangan kinerja karena metode penilaian kinerja yang masih dalam taraf uji coba dan gagal lelang. Selanjutnya adalah di Inspektorat Jendral di halaman 34. Penyerapan pada unit Inspektorat Jendral itu adalah sebesar Rp 95 milliar. Adapun anggaran yang tidak terserap tersebut karena 5

efisiensi operasional belanja perkantoran dan belanja penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan. Efisiensi belanja modal dan sisa belanja pegawai karena adanya moratorium penerimaan PNS. Selanjutnya setelah Itjen, kami ingin memaparkan Ditjen Anggaran. Ditjen Anggaran di halaman 36. Penyerapan pada Ditjen Anggaran sebesar Rp 114 milliar. Adapun anggaran yang tidak terserap adalah karena efisiensi belanja barang dan belanja modal, study visit dan technical assistant dan kegiatan sosialisasi dan monitoring dan evaluasi PNBP ke Kementerian/Lembaga tahap II tidak dapat dilaksanakan karena ada kegiatan prioritas yaitu penyusunan peraturan di bidang PNBP. Ini adalah Ditjen Anggaran Selanjutnya adalah kami akan menyampaikan Ditjen Pajak. Ditjen Pajak itu penyerapan untuk Ditjen Pajak adalah sebesar Rp 4.104 miliar atau Rp 4,1 triliun. Pagu yang tidak terserap dikarenakan sistem teknologi informasi kegiatan pintar belum dapat dilaksanakan dan adanya efisiensi-efisiensi belanja barang dan modal serta kegagalan dalam pelaksanaan lelang. Ibu, Bapak yang kami hormati, dan yang terakhir kami paparkan disini adalah terkait dengan Ditjen Bea Cukai. Ditjen Bea Cukai disini penyerapan dari Ditjen Bea Cukai adalah Rp 1.725 triliun. Adapun terdapat anggaran yang tidak dapat terserap karena pelekatan pita cukai pada barang kena cukai belum dapat direalisasikan, efisiensi belanja barang dan modal dan adanya gagal lelang. Ibu, Bapak yang kami hormati, memang di tahun 2011 ini kita coba untuk menjalankan beberapa bentuk-bentuk efisiensi, efektivitas dan antara lain bentuk-bentuk perjalanan dinas, bentukbentuk konsinering, bentuk-bentuk rapat di hotel, kita kendalikan supaya betul-betul belanja dapat lebih efektif. Mungkin Bapak Ibu yang ingin kita sampaikan terkait dengan penyerapan anggaran Kementerian Keuangan tahun anggaran 2011. Kami mohon untuk bisa ada sesi diskusi ataupun pendalaman sehingga kami berkesempatan untuk bisa menjelaskan lebih jauh. Wassalamu alaikum Wr.Wb 6