BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
PRINSIP 1: KOMITMEN DAN KEBIJAKAN PRINSIP 2: PERENCANAAN

SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN MENURUT ISO 14001

Sistem Manajemen Lingkungan Menurut ISO 14001

Sumber: ISO Environmental Management System Self-Assesment Checklist, GEMI (1996)

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM

Sistem Manajemen Lingkungan (SML) Dr. Ir. Katharina Oginawati MS

ISO : Click to edit Master text styles. Environmental Management System. Second level. Third level. Lely Riawati, ST., MT

Sistem manajemen mutu Persyaratan

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel.

ANALISA LANGKAH LANGKAH PELAKSANAAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN UNTUK MEMPEROLEH SERTIFIKASI ISO DI PT TRAKINDO UTAMA SURABAYA

Sehingga semua pihak merasa ikut memilki dan merasakan hasilnya. Pelatihan dan Kompetensi Kerja Sistem Manajemen K3 SMK3

A. KRITERIA AUDIT SMK3

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Sistem manajemen mutu Persyaratan

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara

Model Rencana Impelementasi Pengembangan SML-14001

Lampiran 3 FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA

KEBIJAKAN ALKOHOL DAN OBAT TERLARANG PT BENING TUNGGAL MANDIRI

PEDOMAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN (SMK3)

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan

BAB V SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU

Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR: PER.05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA MENTERI TENAGA KERJA

MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN HIDUP

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN ISO DI PT SARI HUSADA UNIT I YOGYAKARTA

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

STANDARISASI LINGKUNGAN (ISO AN)

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

Sistem manajemen lingkungan Persyaratan dan panduan penggunaan

LAMPIRAN 1 OHSAS 18001:2007

Audit Internal Sistem Manajemen Lingkungan ISO

Rekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008

KRITERIA SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

AUDIT & INSPEKSI K3 PERTEMUAN #14 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

Sistem manajemen lingkungan Panduan umum tentang prinsip, sistem dan teknik pendukung

Panduan audit sistem manajemen mutu dan/atau lingkungan

ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007

BAB III LANDASAN TEORI

ISO 9001:2000. Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN FASILITAS DAN KEGIATAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya

ISO Sistem Manajemen Lingkungan. MRY, Departemen Teknologi Industri Pertanian, IPB

Advance Internal Audit Lingkungan IEA/ 1/Rev-0/HSE-Division Copyrights, Sentral Sistem Feb 07

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel

(SMKP) ELEMEN 6 DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN (SMKP) MINERAL DAN BATUBARA

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA 7. REALISASI PRODUK 8. PENGUKURAN,ANALISA & PERBAIKAN

MIA APRIANTHY ( )

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR JLN. URIP SUMOHARJO NO 90A MAKASSAR

2. Rencana K3 yang disusun oleh perusahaan paling sedikit memuat : a. Tujuan dan Sasaran

KAJIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN (SML) DALAM SISTEM MANAJEMEN TERINTEGRASI UNTUK KESELAMATAN INSTALASI NUKLIR

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PEDOMAN SISTIM PENGENDALIAN INTERN

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk

DOKUMENTASI SMK3 PERTEMUAN #7 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

TL-4103 Manajemen Teknik Lingkungan AUDIT LINGKUNGAN

TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri Materi #3 Ganjil 2016/2017. Sistem Manajemen K3

Persyaratan Dokumentasi

2011, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir ini, yang dimaksud dengan: 1. Reaktor nondaya adalah r

Persyaratan Dokumentasi

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP-42/MENLH/11 /94 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN AUDIT LINGKUNGAN,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Kriteria untuk evaluasi dan pemilihan pemasok (klausul 8.4.1)

PIAGAM AUDIT INTERNAL

KLAUSUL-KLAUSUL DALAM DOKUMEN ISO 9001

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. sesuai standar ISO 9001 di PT X. dan rekomendasi dari penulis kepada

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG

PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN

SISTIM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) SESUAI PP NO. 50 TAHUN 2012

Manual Prosedur Pelaksanaan Audit Internal

Tugas Individu Farmasi Industri. Uraian Tugas Kepala Bagian Produksi, Pengawasan Mutu dan Pemastian Mutu

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI

Catatan informasi klien

PRODUKSI BERSIH (Cleaner Production) HA Latief Burhan Universitas Airlangga

PEDOMAN KNAPPP 02 : 2007 PERSYARATAN AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOMISI NASIONAL AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BANYUMAS, TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH. menetapkann. Sistem

ANALISIS PENERAPAN ISO TS DALAM PELAKSANAAN AUDIT MUTU INTERNAL PADA PT HONDA LOCK INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI

Menyetujui untuk diterbitkan Pada Tanggal 13 Oktober Oleh

INTERNAL AUDIT K3 TJIPTO S.

Spesifikasi sistem manajemen keamanan pada rantai pasokan

MANUAL PROSEDUR PROSEDUR AUDIT INTERNAL

PENERAPAN STANDAR ISO 9001 DAN ISO SECARA BERSAMAAN

Pedoman Umum Akreditasi dan Sertifikasi Ekolabel

Manual Prosedur Audit Keuangan

Manual Prosedur Audit Internal

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Manajemen Lingkungan didefinisikan sebagai bagian dari keseluruhan sistem manajemen, termasuk struktur organisasi, perencanaan, kegiatan, tanggung jawab, prosedur proses dan pengembangan sumber daya alam, implementasi, prestasi, peninjauan dan penyediaan kebijakan lingkungan (Bishop, 2000) Menurut SNI 19-14001-1997, Sistem Manajemen Lingkungan adalah bagian dari Sistem Manajemen keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, kegiatan perencanaan, tanggung jawab, praktek, proses dan sumber daya untuk mengembangkan, menerapkan, mencapai, mengkaji dan memelihara kebijakan lingkungan. Menurut Undang-undang Lingkungan Hidup no. 32 tahun 2009 pasal 1, Sistem Manajemen adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum. Definisi Tempat Kerja Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan terbuka atau tertutup, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan terdapat sumber-sumber bahaya baik 9

di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air dan di udara.( Tarwaka, 2008 ) Definisi Keselamatan Kerja Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahan, landasan kerja dan lingkungan kerja, serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses produksi. ( Tarwaka, 2008 ) Sasaran keselamatan kerja adalah segala tempat kerja, baik di darat, didalam tanah, di permukaan air, di dalam air, maupun di udara. Tujuan keselamatan kerja adalah : a) Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya, dalam melakukan pekrjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional. b) Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja. c) Sumber produksi dipelihara dan digunakan secara aman dan efisien ( Suma mur, 1996 ). Definisi Kesehatan Kerja Kesehatan kerja adalah hal-hal yang berhubungan dengan penyakit atau kecelakaan yang disebabkan oleh kerja itu sendiri maupun oleh lingkungan kerjanya. ( Bennet N.B Silalahi, 1995). 10

Tujuan Kesehatan Kerja adalah : a) Sedapat mungkin mempertahankaan dan meningkatkan kesehatan fisik, mental dan sosial dari pekerja disegala bidang pekerjaan. b) Mencegah pekerjaan dari resiko yang diakibatkan oleh faktorfaktor yang bertentangan dengan kesehatan. c) Menempatkan pekerja dengan lingkungan yang dapat diadaptasi oleh kemampuan fisik dan psikologis. Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 a. Arti ISO 14001 dan Maksud ISO 14001 Pengertian sistem manajemen lingkungan menurut ISO 14001:2004 dalam situsnya www.iso-14001-forum.blogspot.com adalah suatu sistem manajemen pengelolaan lingkungan yang telah diakui secara internasional dengan sertifikat yang dikeluarkan oleh Badan Sertifikat di bawah koordinasi Organisasi Standar Internasional (ISO : International Organization For Standardization ). Sistem Manajemen Lingkungan atau Environment Management System (EMS) merupakan bagian dari keseluruhan sistem manajemen yang meliputi struktur organisasi, rencana kegiatan, tanggung jawab, latihan atau praktek, prosedur, proses dan sumber daya untuk pengembangan, penerapan, evaluasi dan pemeliharaan kebijakan lingkungan. ( ISO 14001, 1996 ) Pada prinsipnya, ISO 14001 berisi syarat atau aturan komprehensif bagi suatu organisasi dalam mengembangkan sistem pengelolaan dampak lingkungan yang baik dan menyeimbangkan dengan kepentingan bisnis, sehingga upaya 11

perbaikan kinerja yang dilakukan akan disesuaikan dengan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Dalam penerapannya ISO 14001 bersifat sukarela (voluntary), tidak ada hukum yang mengikat yang mengharuskan dalam penerapannya. ( ISO 14001, 2004 ) b. Keuntungan Menerapkan Sistem Manajemen Lingkugan Manajemen Lingkungan merupakan manajemen yang tidak statis melainkan suatu yang dinamis, sehingga diperlukan penyesuaian bila terjadi perubahan di perusahaan yang mencakup sumber daya, proses dan kegiatan perusahaan. Diperlukan pula penyesuaian seandainya terjadi perubahan di luar perusahaan, misalnya perubahan peraturan perundangan dan pengetahuan yang disebabkan oleh perkembangan teknologi. Berbagai manfaat dapat diperoleh bila menerapkan ISO 14001, yang sekaligus dapat dianggap sebagai keuntungan dari manajemen lingkungan. Manfaat yang paling penting adalah perlindungan lingkungan. Dengan mengikuti persyaratan yang ada akan membantu pula dalam mematuhi peraturan perundangundangan dan sistem manajemen yang efektif. Perbaikan lingkungan yang berkesinambungan mempunyai kesamaan konsep dengan manajemen lingkungan total. Hal tersebut menyajikan konsep bahwa sistem selalu bisa dikendalikan dan selalu ada cara yang lebih efektif dari segi biaya untuk mengurangi dampak terhadap lingkungan lebih jauh selama ada indikator-indikator yang kreatif dalam perusahaan yang diperoleh menyatakan ide-ide mereka. ( Kuhre, 1996 ) Keuntungan ekonomi dapat diperoleh dari penerapan Sistem Manajemen Lingkungan. Keuntungan ini sebaiknya diidentifikasi agar dapat menunjukkan 12

kepada pihak terkait, khusunya pemegang saham, nilai perusahaan yang memiliki manajemen lingkungan yang baik. Keuntungaan ini memberikan pula peluang perusahaan untuk mengkaitkan tujuan dan sasaran lingkungan dengan hasil financial tertentu dan dengan demikian menjamin bahwa sumber daya akan dapat diperoleh dimana sumber daya ini memberikan keuntungan paling baik secara finansial maupun lingkungan. 2.2 Sejarah Sistem Manajemen Lingkungan Semakin maju dan modernnya dunia usaha saat ini, membuat dunia sadar akan pentingnya tindak nyata dalam rangka melindungi dan mempertahankan kualitas lingkungan. Metode produksi End Of Pipe akhirnya harus diganti dengan metode Cleaner Production. Dimana metode tersebut akan meminimalisasi limbah yang dihasilkan dari proses produksi. Perkembangan standarisasi lingkungan dalam pengelolaan lingkungan akhirnya di tindak lanjuti dengan pembentukan United Nations Environment Program (UNEP) dan World Comission on Environmental and Development (WCED). Sedangkan Inggris merupakan negara Eropa yang pertama kali menerapkan standar manajemen lingkungan pada tahun 1992, yaitu British Standard (BS) 7750 (Anonimeus, 1996) Sementara itu Komisi Uni Eropa mulai memberlakukan Eco Management and Audit Scheme (EMAS) pada tahun 1993. Dengan diberlakukannya peraturan EMAS tersebut, BS 7750 direvisi dan kembali ditetapkan pada tahun 1994. Diikuti oleh negara Eropa lainnya yang mulai mengembangkan standarisasi lingkungan (Anonimeus, 1996). 13

Ditingkat Internasional International Organization for Standarization (ISO) dan International Electritechnical Comission (IEC) membentuk Strategic Advisory Group on the Environment (SAGE) pada bulan Agustus 1991. Kemudian SAGE mrekomendasikan kepada ISO untuk membentuk suatu Technical Comite (TC) dmana komisi tersebut khusus bertugas untuk mengembangkan suatu seri standar manjemen lingkungan internasional (Anonimeus, 1996). SAGE membentuk beberapa subkomite diantaranya : SC 1 : Sistem Manajemen Lingkungan (Environmental Management System) : ISO 14001 SC II : Audit Lingkungan (Environmental Auditing) ; ISO 14010-14015 SC III : Pelabelan Lingkungan atau Ekolabel (Environmental Labelling) ; ISO 14020-14024 SC IV : Evaluasi Kinerja Lingkungan (Environmental Performance Evaluation) ; ISO 14031 SC V : Analisis Daur Hidup ( Life Cycle Analysis) ; ISO 14040-14043 SC VI : Istilah dan Definisi ( Term and Definition) ; ISO 14050 (Anonimeus, 1996) 2.3 Ruang Lingkup Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 merupakan standar internasional yang merincikan persyaratan bagi sebuah Sistem Manajemen Lingkungan (SML) untuk memungkinkan sebuah perusahaan merumuskan kebijakan dan sasaran dengan memperhatikan persyaratan 14

perundang-undangan dan informasi tentang dampak lingkungan yang penting. Standar ini berlaku untuk aspek lingkungan yang dapat dikendalikan oleh perusahaan dan di harapkan mempunyai pengaruh terhadap perusahaan tersebut. ( Sunu, 2001) Standar Nasional Indonesia SNI-19-14001-1997 menyebutkan bahwa Sistem Manajemen Lingkungan dapat digunakan oleh setiap organisasi yang bertujuan : a. Menerapkan, mempertahankan dan menyempurnakan SML. b. Menjamin organisasi atas kesesuaian dengan kebijakan lingkungan yang telah diterapkan. c. Membuktikan kesesuaiannya dengan pihak lain. d. Memperoleh sertifikasi atau registrasi oleh organisasi atau pihak ketiga atas Sistem Manajemen Lingkungan. e. Menentukan dan menyatakan dirinya sendiri telah sesuai dengan standar ini. Semua persyaratan dala Sistem Manajemen Lingkungan dimaksudkan untuk dipadukan kedalam setiap Sistem Manajemen Lingkungan. Penerapannya akan tergantung pada beberapa faktor seperti kebijakan lingkungan dari organisasi, sifat kegiatan dan kondisi dimana organisasi tersebut beroperasi. 2.4 Model Sistem Manajemen Lingkungan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 mempunyai lima komponen dasar yang saling terkait yang betujuan untuk melakukan penyempurnaan berkelanjutan. Kelima komponen tersebut adalah : 15

1. Komitmen dan kebijakan lingkungan. Manajemen puncak harus mempunyai komitmen untuk melakukan penyempurnaan berkelanjutan pada SML, pencegahan pencemaran, dan penerapan hukum lingkungan. Kebijakan yang terdapat diperusahaan harus didokumentasikan, disampaikan kepada semua karyawan, dan tersedia untuk umum (masyarakat). Hal ini merupakan dasar untuk semua komponen dari SML. 2. Perencanaan manajemen lingkungan. Suatu rencana menentukan tujuan dari organisasi tersebut, sasaran dan target dari program manajemen lingkungan organisasi tersebut. 3. Implementasi. Pihak perusahaan menjelaskan bagaimana mereka akan menjamin bahwa antara tujuan dan sasaran sejalan, menguraikan tanggungjawab setiap pegawai, mengidentifikasi sumber daya alam yang penting dan melaksanakan dan mengembangkan pelatihan-pelatihan. 4. Pemeriksaan dan evaluasi. Suatu program diharapkan akan berjalan secara sistematis dan memonitor kegiatan lingkungan perusahaan secara teratur, agar tetap sesuai dengan sasaran dan target perusahaan. 5. Pengkajian manajemen dan peningkatan. Prosedur-prosedur yang ada harus dikembangkan untuk pemeriksaan continue dan peningkatan SML, dengan tujuan untuk meningkatkan keseluruhan dari kegiatan lingkungan perusahaan (Bishop, 2000) 16

Perbaikan berkelanjutan Kebijakan Lingkungan Tinjauan Manajemen Perencanaan : Aspek Lingkungan Perundang-undangan dan persyaratan lain Tujuan, sasaran dan program. Pemeriksaan : Pemantauan dan pengukuran Evaluasi Penaatan. Ketidaksesuaian, tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan. Pengendalian rekaman. Audit Internal Penerapan dan Operasi : Sumberdaya, peran, tanggung jawab dan kewenangan. Kompetensi, Pelatihan, dan kesadaran Komunikasi Dokumentasi SML Pengendalian dokumen Pengendalian operasional. Kesiagaan dan tanggap darurat Gambar 2.1 Model Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 : 2004 2.5 Manfaat penerapan Sistem Manajemen Lingkungan ( ISO 14001:2004) 1. Mengelola dampak lingkungan dan memperbaiki kinerja lingkungan 2. Menaati hukum/ perundang-undangan/ peraturan/ perizinan lingkungan yang berlaku. 3. Menyediakan data dan informasi untuk kepentingan pengambilan keputusan 4. Mengendalikan resiko dan menghemat biaya. 5. Menjalin dan menjaga hubungan baik dengan pihak berwenang 6. Memenuhi persyaratan dan tuntutan pelanggan, investor, bank / asuransi dan masyarakat. 7. Memotivasi dan melindungi pekerja. 8. Meningkatkan citra perusahaan. 17

2.6 Definisi Dalam Sistem Manajemen Lingkungan Definisi dalam Sistem Manajemen Lingkungan (SML) sesuai dengan SNI 14-14001-1997 adalah sebagai berikut : Auditor Personil yang memiliki kompetensi untuk melakukan audit. Perbaikan Berkelanjutan Proses peningkatan sistem manajemen lingkungan untuk mencapai penyempurnaan kinerja lingkungan secara menyeluruh sejalan dengan kebijakan lingkungan organisasi. Catatan : Proses ini tidak harus terjadi secara serempak di semua area kegiatan. Tindakan Perbaikan Tindakan untuk menghilangkan penyebab dari ketidaksesuaian yang terdeteksi. Dokumen Informasi dan medium pendukungnya. Lingkungan Keadaan sekeliling tempat organisasi, termasuk udara, air, tanah, sumberdaya alam, flora, fauna, manusia dan hubungan timbal-baliknya. Catatan : Sekeliling dalam konteks ini mulai dari dalam organisasi sampai ke sistem global. Aspek Lingkungan Unsur kegiatan, produk atau jasa dari organisasi yang dapat berinteraksi dengan lingkungan. 18

Catatan : Aspek penting lingkungan adalah aspek lingkungan yang memiliki atau dapat memiliki dampak penting terhadap lingkungan. - Situasi Normal Adalah situasi ketika kegiatan operasi, produk dan jasanya sesuai dengan kondisi disain. - Situasi Abnormal Adalah situasi ketika kegiatan operasi, produk dan jasanya tidak sesuai dengan kondisi disain (contoh : ada kegagalan operasi, perbaikan, dan lain-lain) - Situasi Keadaan Darurat Adalah situasi pada kejadian kebakaran, peledakan, bocoran. - Fungsi Operasi, Produk dan Jasanya Yaitu : CDU, Utilities, ARHDM, H2-HTU, RCC, ITP, logistik, Bengkel, Pemeliharaan dan PKK. Dampak Lingkungan Setiap perubahan lingkungan, apakah merugikan atau menguntungkan, seluruhnya atau sebagian yang dihasilkan oleh kegiatan, produk atau jasa dari organisasi. Sistem Manajemen Lingkungan Bagian dari keseluruhan sistem manajemen yang meliputi struktur organisasi, kegiatan perencanaan, tanggung jawab, praktek, prosedur, proses dan sumberdaya, untuk mengembangkan, menerapkan, mencapai, mengkaji dan memelihara kebijakan lingkungan. 19

Tujuan lingkungan Tujuan lingkungan secara menyeluruh, yang timbul dari kebijakan lingkungan, yang telah ditetapkan oleh organisasi itu sendiri untuk dicapai dan dapat diukur bila memungkinkan. Kinerja Lingkungan Hasil terukur dari SML, yang berhubungan dengan pengendalian organisasi terhadap aspek-aspek lingkungannya, berdasarkan pada kebijakan, sasaran dan target lingkungan. Kebijakan Lingkungan Pernyataan yang dibuat oleh pimpinan tentang keinginan dan prinsipnya terkait dengan kinerja lingkungan secara keseluruhan yang memberikan kerangka kerja untuk tindakan dan untuk menetapkans asaran dan target lingkungannya. Sasaran Lingkungan Rincian persyaratan kinerja, terukur bila mungkin, berlaku untuk organisasi dan bagiannya, yang diturunkan dari tujuan lingkungan dan yang perlu ditetapkan dan dipenuhi agar mencapai tujuan lingkungannya. Pihak Berkepentingan Individu atau kelompok yang peduli atau yang dipengaruhi oleh kinerja lingkungan organisasi. Internal Audit Proses yang sistematik, independen dan terdokumentasi untuk memperoleh bukti audit dan mengevaluasinya secara objektif untuk menentukan tingkat pemenuhan organisasi terhadap kriteria audit manajemen lingkungan. 20

Ketidaksesuaian Tidak dipenuhinya suatu persyaratan. Organisasi Perusahaan, korporasi, firma, usaha (enterprise), pihak berwenang atau lembaga, atau kombinasinya yang tergabung atau tidak, publik atau swasta yang memiliki fungsi dan administrasinya sendiri. Catatan : Untuk organisasi dengan lebih dari satu unit operasi, suatu unit operasi tunggal dapat disebut sebagai organisasi. Tindakan Pencegahan Tindakan untuk menghilangkan penyebab potensial ketidaksesuaian. Pencegahan Pencemaran Proses, praktek, material atau produk yang menghindarkan, menekan atau mengendalikan pencemaran, berupa daur ulang, pengolahan, perubahan proses, mekanisme pengendalian, efisiensi sumber daya dan substitusi material. Catatan : Keuntungan potensial dari pencegahan polusi meliputi pengurangan dampak lingkungan yang merugikan, meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya. Prosedur Cara yang ditetapkan untuk melakukan kegiatan. Rekaman / Arsip Dokumen berisi hasil yang dicapai atau menjadi bukti dilaksanakannya suatu kegiatan. 21

2.7 Persyaratan Sistem Manajemen Lingkungan 2.7.1 Persyaratan Umum SML meberikan proses struktur untuk mencapai suatu penyempurnaan berkelanjutan disesuaikan dengan kemampuan perusahaan. Standar yang ditetapkan hanya merupakan alat yang memungkinkan perusahaan mencapai dan mengendalikan secara sistematis tingkat kinerja lingkungan yang diterapkan perusahaan. Penetapan dan pengoperasian SML tidak selalu memberikan suatu hasil seketika terhadap dampak lingkungan yang merugikan, tatapi ada hasil yang bertahap. Sebuah perusahaan memiliki kebebasan dan fleksibilitas untuk menerapkan batasan-batasannya dapat memilih menerapkan ISO 14001 pada seluruh perusahaan atau hanya pada satuan operasi atau kegiatan tertentu diperusahaan. Hal ini akan tergantungpada seberapa besar perusahaan dan sifat kegiatannya. Identifikasi aspek lingkungan akan sangat membantu dalam menetapkan sebesar dan sejauh mana SML akan diterapkan. Perpaduan masalah lingkungan dan sistem manajemen secara keseluruhan akan dapat memberikan nilai tambah pada penerapan yang efektif dari SML seperti kejelasan dan peranan SML (Sunu, 2001) Persyaratan umum yang harus ada dalam SML meliputi seluruh klausal dalam standar ISO 14001 yang meliputi perencanaan, pemeriksaan dan peninjauan sebagai suatu siklus yang terus-menerus. Persyaratan umum tersebut dapat dilihat pada gambar 2.1 yang menggambarkan model SML menurut standar internasional dan dijabarkan dibawah ini. 22

2.7.2 Kebijakan Lingkungan Kebijakan lingkungan adalah pernyataan dari manajemen puncak akan komitmennya terhadap lingkungan. Kebijakan merupakan landasan bagi pelaksanaan SML dan perlunya visi dan misi perusahaan yang sesuai dengan kebijakan dengan memperhatikan lingkungan secara keseluruhan bagian organisasi. Kebijakan lingkungan menetapkan arah secara menyeluruh dan menentukan prinsip tindkan perusahaan. Tiga pilar utama dalam sebuah kebijakan lingkungan adalah menaati peraturan, mencegah pencemaran dan penyempurnaan berkelanjutan. Hendaknya perusahaan memasukkan penyempurnaan berkelanjutan sebagai salah satu faktor dalam penentuan kebijakan yang akan dibuat. Pencegahan pencemaran juga harus lebih diutamakan dari pada penanganan pencemaran setelah terjadi pencemaran. Hal terpenting yang harus diperhatikan adalah pemauhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kebijakan lingkungan dapat dibuat sebagai dokumen tersendiri atau digabung dengan kebijakan K3, kontrol kualitas ataupun kebijakan lain dalam organisasi. Sosialisasi kebijakan secara internal dilakukan untuk memastikan bahwa setiap karyawan memahami kebijakan yang telah dibuat. Sosialisasi eksternal juga dapat dlakukan dengan berbagai cara seperti koran, majalah dan lain-lain. Selain itu untuk dapat menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan dengan baik bukan saja diperlukan adanya komitmen manajemen puncak namun diperlukan pula adanya komitmen dari seluruh karyawan, meskipun komitmen manajemen puncak merupakan unsur yang paling penting. 23

Selanjutnya, tentang kebijakan lingkungan di dalam standar ISO 14001 menyebutkan : a) Sesuai dengan sifat, skala dan dampak lingkungan dari kegiatan, produk atau jasanya. b) Mencakup suatu komitmen untuk penyempurnaan berkelanjutan dan pencegahan pencemaran. c) Mencakup suatu komitmen untuk mematuhi perundang-undangan dan peraturan lingkungan yang relevan dan dengan persyaratan lain yang bisa dilakukan oleh organisasi. d) Memberikan suatu kerangka untuk menyusun dan mengkaji tujuan dan sasaran lingkungan. e) Didokumentasikan, diterapkan dan dipelihara serta dikomunikasikan ke semua karyawan. f) Tersedia untuk umum. ( ISO 14001, 2004 ) 2.7.3 Perencanaan Tujuan dari perencanaan atau rencana tindakan adalah menciptakan kondisi sedemikian sehingga perusahaan dapat melaksanakan kegiatannya sesuai dengan kebijakan lingkungan. 2.7.3.1 Aspek Lingkungan Aspek lingkungan adalah unsur dari suatu kegiatan, produk atau jasa dari organisasi yang dapat berinteraksi dengan lingkungan. Dalam pengertian ini aspek lingkungan yang penting adalah aspek lingkungan yang mempunyai atau dapat mempunyai dampak penting terhadap lingkungan bagi operasi di perusahaan di 24

sekeliling perusahaan. Dengan kata lain, suatu perusahaan mengidentifikasi dampak lingkungannya bila perusahaan tersebut mengakses apa yang dapat menyebabkan perubahan pada lingkungan untuk setiap kegiatan, tugas atau langkah dari prosesnya. 2.7.3.2 Persyaratan Perundangan dan Persyaratan Lainnya. Perusahaan harus mengidentifikasi dan mengerti semua persyaratan yang diminta oleh perundang-undangan bila aspek lingkungan telah diidentifikasi, maupun persyaratan lainnya yang relevan dengan kegiatan perusahaan. Setiap peraturan yang diterapkan pada kegiatan operasional perusahaan harus diiidentifikasi. Hal ini mencakup peraturan-peraturan di tingkat internasioal, federal, negara bagian, regional dan lokal. Pada setiap tingkat pemerintahan ada beberapa peraturan yang berbeda sehingga tambahan dari peraturan-peraturan yag ada, pasal-pasal legislatif dan hukum juga harus diidentifikasi. Selain peraturanperaturan yang ada, ada beberapa persyaratan lainnya yang dituntut dari suatu perusahaan. Ini dapat mencakup standar sertifikasi, kebijakan, koorporasi, persetujuan konsumen, keputusan pengadilan, perizinan dan hal-hal lainnya. Persyaratanpersyaratan ini juga penting dan harus dituliskan dalam suatu standar. ( Kuhre, 1996 ) 25

2.7.3.3 Tujuan dan Sasaran Menurut standar ISO 14001, tujuan lingkungan adalah citacita lingkungan secara menyeluruh, yang timbul dari kebijakan lingkungan yang telah ditentukan oleh perusahaan itu sendiri untuk mencapainya, dan yang dikuantifikasi bila memungkinkan. Sedangkan tentang sasaran lingkungan, standar ISO 14001 mendefinisikan sasaran lingkungan sebagai persyaratan kinerja secara rinci, dikuantifikasikan bila dimungkinkan, berlaku untuk perusahaan atau bagian yang diturunkan dari tujuan lingkungan dan yang perlu ditentukan dan dipenuhi untuk mencapai tujuan lingkungan. Tujuan dan sasaran lingkungan harus konsisten dan dimasukkan dalam rencana strategis perusahaan. Keduanya harus sejalan dengan rencana strategis perusahaan secara keseluruhan atau bila tidak akan timbul konflik. Tujuan dan sasaran harus konsisten satu sama lain dan tidak bertentangan. Tujuan dan sasaran juga harus mendukunga kesesuaian dengan peraturan yang berlaku, persyaratan bisnis, penurunan dampak dan pandangan dari pihak-pihak berkepentingan. Tujuan dan sasaran harus terintegrasi dengan keseluruhan organisasi. Kedua hal tersebut tidak dapat saling silang atau keduanya tidak akan tercapai sama sekali. ( Kuhre, 1996 ) 2.7.3.4 Program Manajemen Lingkungan Program Manajemen Lingkungan harus dinamis dan secara berkala disempurnakan sesuai dengan perubahan tujuan dan 26

sasaran perusahaan. Pembuatan dan penggunaan satu program atau lebih merupakan unsur kunci untuk penerapan sistem manajemen lingkungan yang berhasil. Program tersebut sebaiknya menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran perusahaan akan dicapai, termasuk jangka waktu dan personil yang bertanggung jawab untuk menerapkan kebijakan lingkungan perusahaan. ( ISO 14001, 2004) 2.7.4 Penerapan dan Operasi Suatu perusahaan dapat saja telah memiliki kebijakan lingkungan yang sangat tepat dan telah memiliki pula tujuan dan sasaran lingkungan, serta memiliki perencanaan sistem manajemen lingkungannya yang sangat bagus dan rinci tanpa mereka menghadapi masalah lingkungan yang disebabkan masalah penerapan dan operasi sistem manajemen lingkungan belum memadai. 2.7.4.1 Struktur dan tanggung jawab Unsur yang paling penting dalam menjalankan sistem manajemen lingkungan adalah dukungan manajemen puncak, manajemen garis dan karyawan perusahaan. Penerapan sistem manajemen lingkungan yang berhasil memerlukan komitmen dari semua karyawan perusahaan. Oleh sebab itu tanggung jawab lingkungan tidak dilihat sebatas fungsi lingkungan saja. Komitmen ini dimulai pada tingkat manajemen tertinggi. Perlu pula diperhatikan bahwa tanggung jawab kunci sistem manajemen lingkungan yang telah ditentukan dan dikominikasikan dengan baik ke personil yang relevan. ( ISO 14001, 2004 ) 27

2.7.4.2 Pelatihan, kepedulian dan kompetensi Pelatihan adalah hal yang sangat penting bagi pengelolaan ligkungan karena kompleksnya bidang tersebut. Pelatihan diperlukan tidak hanya bagi staf di bidang lingkungan tetapi juga di seluruh bidang pekerjaan lainnya dalam perusahaan dan beberapa kontraktor dan seluruh pekerja harus dibuat sadar akan dampak yang mereka timbulkan terhadap lingkungan melalui pekerjaan yang mereka lakukan dan cara-cara meminimasi dampak tersebut. ( Kuhre, 1996 ) Dalam ISO 14001, dokumentasi pelatihan merupakan salah satu kunci penting dalam penerapan sistem manajemen lingkungan. Pemeliharaan dokumentasi pelatihan yang baik termasuk siapa yang sudah dilatih, isi pelatihan dan tanggal pelatihan. ( ISO 14001, 2004 ) 2.7.4.3 Komunikasi Aspek kunci lainnya dari manajemen lingkungan adalah komunikasi dengan karyawan, perusahaan atau masyarakat sekitar dan dengan pihak lainnya dari masyarakat yang terkait dan dengan pelanggan. Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 menentukan perlu adanya prosedur untuk : 1. Mempertahankan komunikasi internal diantara berbagai bagian dan tingkatan di dalam perusahaan. 2. Menerima, mendokumentasikan dan menanggapi komunikasi yang relevan dari pihak terkait dari luar sehubungan dengan aspek-aspek lingkungan dan sistem manajemen lingkungan. 28

(SNI 19-14001-1997) Komunikasi internal dapat dilaksanakan lewat majalah, koran internet, pertemun rutin karyawan, training dan lainnya. Sedangkan komunikasi eksternal dapat dilaksanakan dengan cara open house, website dan e-mail, konferensi pers, iklan, diskusi formal dan lainnya. (Stapleton, 2001) 2.7.4.4 Dokumentasi SNI 19-14001-1997 Menyebutkan bahwa Sistem Manajemen Lingkungan Organisasi harus membuat dan memelihara informasi dalam media cetak atau elektronik, untuk : 1. Menerangkan unsur-unsur inti sistem manajemen dan interaksinya. 2. Memberikan petunjuk dokumentasi yang terkait. (ISO 14001, 200 ). Dokumentasi sistem manajemen lingkungan dapat berupa : 1) Informasi tentang proses. 2) Bagan organisasi atau organisasi. 3) Standar internal dan prosedur operasional. 4) Bagan lokasi keadaan darurat. 2.7.4.5 Pengendalian Dokumen Maksud pengendalian dokumen adalah untuk menjamin bahwa perusahaan menyusun dan memelihara dokumen dengan cara yang memadai untuk menerapkan sistem manajemen lingkungan. 29

SNI 19-14001-1997 menyebutkan bahwa organisasi harus membuat dan memelihara prosedur untuk mengendalikan semua dokumen yang diperlukan oleh standar internasional ini untuk menjamin bahwa : 1. Adanya persetujuan dokumen sebelum diterbitkan. 2. Dokumen secara berkala dikaji, direvisi bila diperlukan dan disetujui atas kecukupannya oleh personel yang diberi wewenang. 3. Perubahan dan status revisi dokumen harus diidentifikasi terlebih dahulu. 4. Dokumen harus dipastikan sah dan mudah diidentifikasi. 5. Dokumen mutakhir yang relevan tersedia di seluruh lokasi operasi yang sangat penting bagi berfungsinya sistem manajemen lingkungan yang efektif. 6. Dokumen kadaluarsa segera dimusnahkan dari semua titik penerbitan dan penggunaan atau sebaliknya dijamin terhadap penggunaan yang tidak sesuai dengan yang dimaksudkan. 7. Setiap dokumen kadaluarsa disimpan untuk keperluan perundang-undangan dan atau keperluan pemeliharaan pengetahuan yang didefinisikan secara tepat. Dokumentasi harus dapat dibaca, diberi tanggal (tanggal revisi) dan mudah diidentifikasi, dipelihara dengaan teratur dan disimpan untuk jangka waktu yang ditentukan. Prosedur dan 30

tanggung jawab atas pembuatan dan modifikasi berbagai jenis dokumen harus dibuat dan dipelihara. ( ISO 14001, 2004 ) 2.7.4.6 Pengendalian Operasional Perusahaan harus mengidentifikasi operasi dan kegiatan yang berkaitan dengan aspek lingkungan penting yang telah diidentifikasi sejalan dengan kebijakan, tujuan dan sasarannya. Perusahaan harus merencanakan kegiatan ini, termasuk pemeliharaannya untuk menjamin bahwa kegiatan ini dilaksanakan pada kondisi tertentu dengan : 1. Membuat dan memelihara prosedur yang terdokumentasi untuk mengatasi situasi ketiadaan prosedur yang dapat menyebabkan penyimpangan dari kebijakan, tujuan dan sasaran lingkungan. 2. Menetapkan kriteria operasi di dalam prosedur. 3. Membuat dan memelihara prosedur yang berkaitan dengan aspek lingkungan penting yang dapat diidentifikasi dari barang dan jasa yang digunakan oleh perusahaan dan mengkomunikasikan prosedur dan persyaratan yang relevan kepada pemasok dan kontraktor. (ISO 14001, 2004 ) 2.7.4.7 Kesiagaan dan Tanggap Darurat Berapapun pengawasan yang diimplementasikan, tidak mungkin untuk menghilangkan segala masalah atau keadaan darurat sama sekali. Hal ini meliputi kecelakaan kerja, tumpahan baha kimia, cidera akibat kerja dan rencana persiapan untuk 31

menghadapi kejadian-kejadian yang tidak dapat diduga ini. Prosedur gawat darurat yang terperinci harus dituliskan sebelum keadaan gawat darurat terjadi. Rencana yang dipersiapkan untuk mengatasi keadaan ini mempunyai beberapa nama, namun demikian yang paling umum digunakan adalah rencana respon gawat darurat dan rencana pemulihan bencana. ( Kuhre, 1996 ) Bila terjadi keadaan darurat, satu tanggapan yang terorganisir dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan akan membantu meminimumkan kerusakan terhadap kesehatan dan keselamatan manusia atau lingkungan. 2.7.5 Pemerikasaan dan Tindakan Koreksi Kinerja lingkungan harus dipantau dan diperiksa sedemikian sehingga bila terjadi ketidaksesuaian dapat segera diketahui, dan diambil langkah-langkah perbaikan untuk mengkoreksinya. 2.7.5.1 Pemantauan dan Pengukuran Program pemantauan dan pengukuran merupakan proses yang kontinyu yang mencakup pengumpulan data mutakhir dan penelusuran parameter tertentu secara kontinyu. Dengan menggunakan teknik pemantauan dan pengukuran perusahaan dapat menilai kemajuannya dalam memenuhi tujuan dan sasaran lingkungan yang sudah digariskan. ( ISO 14001, 2004 ) 32

2.7.5.2 Ketidaksesuaian dan tindakan koreksi dan pencegahan ISO 14001 mensyaratkan perusahaan untuk membuat dan memelihara prosedur untuk menangani, menyelidiki dan memulai tindakan koreksi dan pencegahan terhadap ketidaksesuaian. Selain itu, tanggung jawab dan wewenang untuk semua kegiatan yang berkaitan dengan ketidaksesuaian harus ditentukan. Ketidaksesuaian meliputi segala sesuatu yang tidak sesuai dengan persyaratan, seperti yang dipersyaratkan oleh sistem manajemen lingkungan. Hal ini dapat meliputi ketidaksesuaian pada kebijakan lingkungan, tujuan dan sasaran, struktur dan tanggung jawab, rencana pelatihan, persyaratan operasional, jadwal kalibrasi alat, perekaman dan pengarsiban, pengendalian dokumen, kesiapsiagaan dan tanggap darurat dan prosedur tanggapan dan jadwal pelatihannya, rencana pemantauan dan pengukuran, audit sistem manajemen lingkungan dan dokumentasi pengkajian manajemen dan penerapan penyempurnaan sistem manajemen lingkungan.dalam membuat dan mempertahankan prosedur untuk penyelidikan dan mengoreksi ketidaksesuaian, perusahaan sebaiknya memasukkan unsur-unsur dasar : 1. Identifikasi penyebab ketidaksesuaian. 2. Identifikasi pilihan tindakan koreksi dan pencegahan serta pengendalian yang diperlukan. 3. Pelatihan personal. 4. Penerapan rencana untuk tindakan koreksi yang dipilih. 33

5. Merekam setiap perubahan pada prosedur tertulis yang dihasilkan dari tindakan koreksi. ( ISO 14001, 2004 ) 2.7.5.3 Evaluasi dari Tingkat Kesesuaian Di dalam sistem manajemen lingkungan ISO 14001 perusahaan harus bersikap konsisten dengan komitmen untuk mencapai kesesuaian. Selain itu suatu organisasi juga harus menetapkan prosedur untuk mengevaluasi secara periodik kesesuaian terhadap peraturan perundangan dan peraturan lainnya yang terkait. Perusahaan harus membuat catatan hasil evaluasi periodik. Evaluasi tingkat kesesuaian bisa dilakukan bersamaan dengan evaluasi kesesuaian peraturan perundangan atau dengan prosedur yang terpisah. ( ISO 14001, 2004 ) 2.7.5.4 Rekaman Sistem manajemen lingkungan menghendaki adanya rekaman lingkungan yang cukup dan dipelihara sehingga dapat memperlihatkan bahwa sistem dapat berfungsi dengan efektif. Bila tidak ada rekaman lingkungan, maka hal ini memberikan petunjuk bahwa sistem manajemen lingkungan perusahaan harus diperbaiki. Rekaman lingkungan harus dipersiapkan, disimpan dan dipelihara oleh perusahaan serta mudah ditelusur bila diperlukan. Rekaman ini meliputi informasi antara lain tentang pembelian, audit, pengkajian dan pelatihan. (ISO 14001, 2004) 34

2.7.5.5 Audit Sistem Manajemen Lingkungan. Di dalam ISO 14001, audit sistem manajemen lingkungan didefinisikan sebagai suatu proses verifikasi tersistemasi dan terdokumentasi untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif untuk menentukan apakah sistem manajemen lingkungan dari organisasi sesuai dengan kriteria audit sistem manajemen lingkungan yang dibuat organisasi, dan untuk mengkomunikasikan hasil proses ini kepada manajemen. Sistem manajemen lingkungan terintegrasi dengan sistem manajemen lainnya. Dengan demikian diharapkan, bahwa Sistem manajemen yang akan diaudit akan sesuai (compatible) dan saling mendukung dengan fungsi-fungsi manajemen lainnya, seperti; penerapan sistem manajemen K3 dan penerapan sistem manajemen kualitas produk ISO 9001. Untuk membantu memudahkan dan membantu pemahaman, bahwa audit sistem manajemen lingkungan merupakan suatu sistem manajemen yang terintegrasi dengan fungsi manajemen lainnya, maka dapat diidentifikasi terhadap masing-masing kriteria audit. 35

Tabel 2.1. Hubungan Keterkaitan antara Elemen SMK3 dengan ISO 9001 dan ISO 14001. No Elemen SMK3 Elemen ISO 9001 Elemen ISO 14001 1 Komitmen Pembangunan Pemeliharaan dan 1.1 Kebijakan K3 4.1.1 Kebijakan Kualitas 4.2 Kebijakan Lingkungan 1.2 Tanggung jawab & wewenang 4.1.2 Organisasi 4.3.4 Program Manajemen Lingkungan 2 Strategi Pendokumentasian 2.1 Perencanaan Strategi K3 4.2.3 Perencanaan Kualitas 4.3.2 Aspek Lingkungan 4.3.3 Tujuan dan Target 4.3.4 Program Manajemen Lingkungan 3. Review Rancangan dan Kontrak Pengendalian Rancangan 4. 4.1 5. Pengendalian Dokumen Persetujuan & pengeluaran 4.5.2 Persetujuan data & 4.4.5 Pengendalian Dokumen Pembelian 5.1 Spesifikasi untuk Pembelian 4.6.2 Evaluasi Sub-kontraktor 4.4.5 Pengendalian Dokumen Barang & Jasa 5.2 Sistem Verifikasi untuk Pembelian 4.6.3 Data Pembelian 6. Keamanan Bekerja 6.1 Sistem Kerja 4.9 Pengendalian Proses 4.4.5 Pengendalian Dokumen 6.2 Pengawasan K3 4.9 Pengendalian Proses 4.4.5 Pengendalian Dokumen 6.3 Seleksi & Penempatan Personil 4.9 Pengendalian Proses 4.4.5 Pengendalian Dokumen 6.4 7. Lingkungan Kerja Standar Pemantauan 4.9 Pengendalian Proses 4.4.5 Pengendalian Dokumen 7.1 Pemeriksaan bahaya 4.10 Inspeksi & pengujian 4.5.1 Pemantauan & pengukuran 7.2 Pemantauan lingkungan kerja 4.10 Inspeksi & pengujian 4.5.1 Pemantauan & pengukuran 7.3 Inspeksi, pengukuran & peralatan 4.11 Kontrol inspeksi, 4.5.1 Pemantauan & pengukuran pengujian pengukuran & peralatan 36

Pelaporan & perbaikan kekurangan. 8.1 Pelaporan sumber bahaya 4.13 Pengendalian produk tidak 4.5.2 Tindakan pencegahan & korektif memenuhi syarat. 8.2 9. Pelaporan insiden Pengelolaan material & 4.13 Pengendalian produk tidak 4.5.2 Tindakan pencegahan & korektif perpindahannya. 9.1 Penanganan secara manual & mekanis 10. Pengumpulan & penggunaan data 4.15 Penanganan, penyimpanan, pengepakan, pengawetan & 4.4.6 Pengendalian Operasi 11. 11.1 12. Audit sistem manajemen Internal audit SMK3 4.17 Internal audit kualitas 4.5.4 Audit Sistem manajemen Pengembangan keterampilan & penggunaan data 12.1 Strategi pelatihan 4.18 Training 4.4.2 Kompetensi & kesadaran training 12.2 Pelatihan bagi manajemen & 4.18 Training 4.4.2 Kompetensi & kesadaran training supervisor Sumber : Data Sekunder dari Buku Manajemen dan Implementasi K3 di Tempat Kerja ( Tarwaka, 2008 ) 2.7.6 Tinjauan Manajemen Manajemen puncak organisasi atau perusahaan harus mengkaji sistem manajemen lingkungan sesuai jadwal yang ditentukan, untuk menjamin kesesuaian, kecukupan dan keefektifannya secara berkelanjutan. Proses pengkajian manajemen harus menjamin bahwa informasi penting dikumpulkan untuk memungkinkan manajemen 37

melakukan evaluasi. Pengkajian ini harus didokumentasi. Pengkajian manajemen harus membahas kemungkinan perlunya perubahan kebijakan tujuan dan unsur-unsur lainnya dari sistem manajemen lingkungan, perubahan keadaan dan komitmen untuk penyempurnaan berkelanjutan. ( ISO 14001, 2004 ) 2.7.7 Perbaikan Lanjutan Dengan melakukan audit internal dan pemantauan rutin, akan jelas terlihat bahwa kebijakan, tujuan, target dan perencanaan harus dapat dimodifikasi. Perbaikan keseluruhan sistem secara berkelanjutan akan membuatnya efektif dari segi biaya dan akan menurunkan dampak sebesar mungkin. Perbaikan yang berkelanjutan bukanlah langkah terakhir. Hal ini adalah langkah yang terpadu dari setiap langkah pengelolaan lingkungan. ( Kuhre, 1996 ) Continual Improvement Management Review Environmental Policy Checking Planning Implementation and operation Gambar 2.2. Model Sistem Manajemen Lingkungan 38

2.8 Kerangka Pemikiran Tempat Kerja Tenaga Kerja Sistem Manajemen Lingkungan 1. Komitmen & kebijakan Lingkungan 2. Perencanaan 3. Penerapan 4. Pemeriksaan & tindakan perbaikan 5. Tinjauan Manajemen Berjalan/ dilaksanakan Ya Tidak Produktivitas & Produksi Meningkat Kekacauan Organisasi Pencemaran Lingkungan Turunnya Produksi & Penerapan SML Gambar 2.3. Bagan Kerangka Pemikiran 39