BAB II GAMBARAN UMUM PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) A. Sejarah singkat PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GAMBARAN UMUM PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) A. Sejarah singkat PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero)

BAB II GAMBARAN UMUM PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero)

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 09 tahun 1996 tentang Peleburan

BAB I PENDAHULUAN. perkebunan terluas dan penghasil kelapa sawit terbesar di Indonesia.Secara umum kondisi

BAB II GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat PT Perkebunan Nusantara IV

BAB II PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN. PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) merupakan Badan Usaha

BAB II PROFIL PT.PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN. A. Sejarah Ringkas PT.Pekebunan Nusantara IV Medan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero)

BAB II PROFIL PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV. PTPerkebunan Nusantara IV Medan disingkat PTPN IV Medan didirikan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara VI, Perusahaan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. PT Perkebunan Nusantara IV ( Perusahaan) (dahulu PT Perkebunan

BAB I PENDAHULUAN. tanpa badan hukum, yang menggunakan atau mempekerjakan karyawan/pekerja

Diajukan Guna Memenuhi Salah satu syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi NPM :

BAB II. Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VI, Perusahaan Perseroan. Perkebunan VIII menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. (BUMN) yang bergerak pada bidang usaha agroindustri. PT. Perkebunan

BAB II PT.PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN. Sumatera Utara memiliki sejarah panjang sejak zaman Belanda.

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) KEBUN SAWIT LANGKAT

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN. Negara bidang perkebunan yang berkedudukan di Medan, Provinsi Sumatera

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN. Utara.Pada umumnya perusahaan-perusahaan perkebunan di Sumatera Utara

BAB II PROFIL PT. PRIMA MEDICAL NUSANTARA (RUMAH SAKIT PABATU PTPN IV) A. Sejarah PT. Prima Medical Nusantara (Rumah Sakit Pabatu PTPN IV)

I. PENDAHULUAN. sebagai pihak yang menyewakan lahan atau sebagai buruh kasar. Saat itu,

BAB II PROFIL PTPN IV BAH BIRUNG ULU PEMATANG SIANTAR. A. Sejarah Ringkas PTPN IV Bah Birung Ulu Pematang Siantar

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor terbesar yang mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa sawit, berasal dari daerah tropis di Amerika Barat yang penting

BAB II PROFIL PERUSAHAAN/ INSTANSI. A. Sejarah Singkat PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero)

BAB I PROFIL PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. terselesaikan dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi, agar bisa bertahan dan tetap berkembang. Oleh karena itu perusahaan harus memperhatikan sumber daya manusia yang ada

BAB II PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV. Peraturan Pemerintah Nomor 09 tahun 1996 tentang peleburan kebun-kebun

1 PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jendral Perkebunan (2014) Gambar 2 Perkembangan Produksi CPO Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan dapat diartikan sebagai suatu proses peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Mungkur dan Gading Jaya. kebun Limau. PT Selapan Jaya, OKI ha ha, Musi Banyuasin. PT Hindoli, 2, kebun Belida dan Mesuji

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. PT Perkebunan Nusantara III (Persero) merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor ekonomi yang tangguh dalam menghadapi

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DAN KEDELAI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Bagi perekonomian Indonesia, sektor pertanian merupakan sektor yang

BAB I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak memberi

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98/Permentan/OT.140/9/2013 TENTANG PEDOMAN PERIZINAN USAHA PERKEBUNAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA PERKEBUNAN BISMILLAHHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sub sektor perkebunan merupakan salah satu sub sektor dari sektor

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. (BUMN) yang bergerak pada bidang usaha agroindustri PT Perkebunan Nusantara

I. PENDAHULUAN. tanaman dagang yang sangat menguntungkan, dengan masukan (input) yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia di muka bumi. Sepanjang hidupnya manusia telah menggabungkan diri

KONDISI KAWASAN HUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dikembangkannya tanaman kelapa sawit di Indonesia pada tahun 60-an,

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut. diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.

INOVASI TEKNOLOGI KOMPOS PRODUK SAMPING KELAPA SAWIT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. usaha pertanian (0,74 juta rumah tangga) di Sumatera Utara.

I. PENDAHULUAN. Permintaan pangan hewani terutama daging sapi meningkat cukup besar

PENDAHULUAN. banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau bekerja pada pada sektor

BAB II PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) Negara. Setiap perusahaan mempunyai sejarah masing-masing. Sejarah

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Tujuan, jenis dan cara pengumpulan data, metode analisis, dan output yang diharapkan. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. bidang usaha agroindustri PT. Perkebunan Nusantara IV mengusahakan

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara, penyedia lapangan kerja, dan juga sebagai sumber

BAB II PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN. yang memiliki dua komoditi yaitu kelapa sawit dan teh.

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 395/Kpts/OT.140/11/2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 33/Permentan/OT.140/7/2006 TENTANG PENGEMBANGAN PERKEBUNAN MELALUI PROGRAM REVITALISASI PERKEBUNAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTANIAN. Kelapa Sawit. Pembelian Produksi Pekebun.

I. PENDAHULUAN. tanah yang mampu menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten

BUPATI MANDAILING NATAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara pertanian, artinya memegang peranan penting dari

PENGAWALAN INTEGRASI JAGUNG DI LAHAN PERKEBUNAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas perkebunan unggulan

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKA DINAS PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. pertanian. Kenyataan yang terjadi bahwa sebagian besar penggunaan lahan di. menyangkut kesejahteraan bangsa (Dillon, 2004).

Provinsi Sumatera Utara: Demografi

PENDAHULUAN. yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat akan berdampak pada ketatnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Samarinda, September 2015 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 14/Permentan/OT.140/2/2013 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN HARGA PEMBELIAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT PRODUKSI PEKEBUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Keputusan manajemen dalam kaitannya dengan penggunaan input

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 395/Kpts/OT.140/11/2005 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Produksi pangan di negara-negara sedang berkembang meningkat. Sekalipun

BAB II PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DANA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki rencana pengembangan. bisnis perusahaan untuk jangka waktu yang akan datang.

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 26/Permentan/OT.140/2/2007 TENTANG PEDOMAN PERIZINAN USAHA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN UMUM PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) A. Sejarah singkat PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara bidang perkebunan yang berkedudukan di Medan, Provinsi Sumatera Utara. Pada umumnya perusahaan-perusahaan perkebunan di Sumatera Utara memiliki sejarah panjang sejak zaman belanda. Pada awalnya keberadaan perkebunan ini merupakan milik maskapai Belanda yang dinasionalisasi pada tahun 1959, dan selanjutnya berdasarkan kebijakan pemerintah telah mengalami beberapa kali perubahan organisasi sebelum akhirnya menjadi PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero). Pada tahun 1985 sesuai Undang-undang Nomor 86 Tahun 1958, perusahaanperusahaan swasta asing (Belanda) seperti HVA dan RCMA dinasionalisasikan oleh Pemetintah R.I, dan kemudian dilebur menjadi Perusahaan milik Pemerintah melalui peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 1959. Selanjutnya pada tahun 1967 Pemerintah melakukan pengelompokkan menjadi perusahaan Terbatas Persero, dengan nama resmi PT. Perkebunan I s.d. IX (Persero) Pada tahun 1994 PTP VI, VII, dan VIII, digabung dalam kelompok PTP. Sumut III, kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah No 9 Tahun 1996 semua PTP yang ada di Indonesia dikelompokkan kembali melalui penggabungan dan pemisahan proyek-proyek yang melahirkan PT. Perkebunan Nusantara (PTPN-I s.d. PTPN-XIV).

Terhitung sejak 11 Maret 1996, gabungan PTP VI, VII, dan VIII diberi nama PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero), yang kini ber Kantor Pusat di Jl. Letjend Soeprapto No. 2 Medan.

B. UNIT-UNIT USAHA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) S.D. BULAN APRIL 2010 Di bawah ini merupakan Unit Usaha yang dikelola PTPN-IV, yaitu sejumlah 38 Unit Usaha, terletak di 10 Daerah Kabupaten/Kota dalam satu Provinsi Sumatera Utara. NAMA UNIT USAHA -Kantor Pusat Medan -Kantor Perwakilan Jakarta - Group Unit Usaha I 1. Kebun Bah Jambi 2. Kebun Balimbingan 3. Kebun Tonduhan 4. Kebun Pasir Mandoge 5. Kebun Sei Kopas 6. Kebun Dolok Sinumbah 7. Kebun Marihat - Group Unit Usaha II 1. Kebun Gunung Bayu 2. Kebun Mayang 3. Kebun Bukit Lima 4. Kebun Dolok Ilir BUDIDAYA/ KEGIATAN Pusat Badan Usaha Perwakilan + PMS + PMS + PMS + PMS + PMS + PMS LOKASI Kotamadya Medan Jakarta Selatan Kabupaten Asahan Kabupaten Asahan

5. Kebun Laras 6. Kebun Tanah Itam Ulu Kabupaten Asahan - Group Unit Usaha III 1. Kebun Pabatu 2. Kebun Adolina 3. Kebun Air Batu 4. Kebun Tinjowan 5. Kebun Padang Matinggi 6. Kebun Aek Nauli 7. Kebun Sawit Langkat - Group Unit Usaha IV 1. Kebun Pulu Raja 2. Kebun Berangir 3. Kebun Ajamu 4. Kebun Meranti Paham 5. Kebun Sosa 6. PKS Sosa - Group Unit Usaha V 1. Kebun Marjandi 2. Kebun Bah Birung Ulu 3. Kebun Bah Butong K. Sawit +PMS + PPIS + PMS + PMS + PMS + PMS + PMS + PMS Pabrik Minyak Sawit Teh + Pabrik + Teh Kab. Serdang Bedagei Kab. Serdang Bedagei Kabupaten Asahan Kabupaten Langkat Kabupaten Asahan Kab. Labuhan Batu Kab. Labuhan Batu Kabu. Labuhan Batu Kabupaten Tapsel Kabupaten Tapsel

4. Kebun Sidamanik 5. Kebun Tobasari Teh + Pabrik + Teh Teh + Pabrik + Teh - Group Unit Usaha VI 1. Rumah Sakit Laras 2. Rumah Sakit Pabatu 3. Rumah Sakit Balimbingan - Pengembangan 1. Proyek Panai Jaya 2. Proyek Timur 3. Proyek Balap 4. Proyek Plasma Madina Unit Kesehatan Unit Kesehatan Unit Kesehatan Kab. Serdang Bedagai Kab. Labuhan Batu Kab. Mandailing Natal Kab. Mandailing Natal Kab. Mandailing Natal PMT Dolok Ilir Perakitan/Erection Pabrik

C. Sruktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Sesuai SK Menteri Negara BUMN No. Kep-133/MBU/2006 tanggal 27 Desember 2006, terdapat perubahan struktur organisasi ditingkat direktorat yaitu penghapusan Direktorat Pemasaran dan pembentukan baru Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Usaha. Untuk kegiatan Operasional, perusahaan tetap mempertahankan unit-unit usaha yang ada dengan penambahan beberapa unit usaha khusus di daerah proyek pengembangan yaitu proyek pengembangan Panai Jaya (PAJ), proyek pengembangan Madina(Timur dan Balap), serta proyek pengembangan revitalisasi perkebunan di rakyat Madina (Plasma Madina).

D. Kegiatan Dan Usaha Pokok Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) mengelola 3 (tiga) budidaya perkebunan yang berupa tanaman kelapa sawit, Kakao, dan Teh dengan 31 unit kebun yang dilengkapi dengan sarana pengolahannya berupa 16 unit Pabrik (PKS), 1 unit Pabrik Pemurnian Minyak Sawit, 1 unit Pabrik Pengolahan inti Sawit, 4 unit Pabrik Pengeringan Biji Kakao, 6 unit Pabrik Pengolahan The, 1 unit Perbengkelan dan 3 unit Rumah Sakit. Kegiatan usaha Perusahaan tersebut terletak di atas lahan seluas ±175.244 Ha areal konsesi, yang tersebar di 9 (Sembilan) Kabupaten dan Kota, yaitu Kabupaten Simalungun, Serdang Bedagai, Asahan/Batu Bara, Labuhan Batu, Langkat, Toba Samosir, Tapanuli Selatan/ Padang Lawas, Mandailing Natal (Madina) dan Kota Madya Medan. Kegiatan usaha lainnya yang dikelola Perusahaan, antara lain : 1. Pabrik Kompos Perusahaan telah membangun 2 (dua) unit Pabrik Kompos dengan memanfaatkan limbah padat berupa tandan kosong kelapa sawit sebagai bahan baku produk di Unit kebun Dolok Sinumbah yang selesai dibangun pada tahun 2005 dan Unit Kebun Pulu Raja selesai dibangun tahun 2006. Pada tahun 2009 sedang dibangun 1(satu) unit Pabrik Kompos di Unit Kebun Dolok Ilir dan Teknologi Bio Smart.

2. Tanaman Jagung Sesuai dengan penugasan Pemegang Sahan dan sebagai wujud dukungan terhadap Program Ketahanan Pangan Nasional, perusahaan turut serta melaksanakan penanaman jagung di areal-areal yang sementara belum dimanfaarkan, seperti areal TTAD ( Tahun Tanam Akan Datang) dan persiapan TU ( Tanaman Ulang). Program ini dilaksanakan dengan mengikutsertakan peran warga masyarakat terutama yang berdomisili di sekitar Unit Kebun PTPN IV. 3. Kebun Benih Dalam rangka memenuhi kebutuhan akan bibit kelapa sawit yang berkualitas, maka pada tahun 2009 perusahaan akan membuat pembibitan kelapa sawit dengan memanfaatkan areal seluas 150 Ha pada Unit Kebun Adolina dan mendatangkan pohon indukan dari luar negeri. 4. Kebun Benih Kakao Dalam rangka mengembangkan benih Kakao, maka pada tahun 2009 perusahaan akan mengelola kebun benih dengan memanfaatkan areal seluas 150 Ha pada Unit Kebun Adolina dan bekerjasama dengan pusat penelitian (Puslit) Kakao Jember. Benih yang dihasilkan pertahun sebanyak 10 juta butir dengan total pendapatan Rp 5 milyar, total biaya eksploitasi yang akan dikeluarkan sebesar Rp. 5 milyar, sehingga selisih pendapatan diperoleh sebesar Rp. 2,25 milyar.

E. Strategi Perusahaan Strategi yang akan dilaksanakan adalah meningkatkan kinerja perusahaan melalui upaya peningkatan pengendalian biaya dan produktifitas sumber-sumber yang tersedia. A. Direktorat Produksi 1) Bidang Tanaman a. Meningkatkan produktifitas tanaman ( dan Teh) dengan pemeliharaan, kebijakan pemupukan, dan panen yang benar. b. Perluasan Areal dengan penambahan HGU. 2) Bidang Pengolahan a. Melaksanakan proses pengolahan dengan menerapkan Standart Operating Procedure (SOP) secara benar dan konsekwen. b. Mengoptimalkan kapasitas PKS dengan melakukan pembelian TBS pihak III. c. Meningkatkan mutu produk yang dihasilkan untuk setiap komoditi (, Teh, dan Kakao) 3) Bidang Teknik a. Melaksanakan pemeliharaan (maintenance) mesin-mesin dan instalasi pabrik secara konsisten sehingga kondisi setiap mesin dan instalasi dalam keadaan Runnig Well/ Top performance/ siap pakai. b. Menigkatkan pemeliharaan sarana dan prasarana produksi.

c. Melaksanakan replacement atas mesin dan sarana pabrik. B. Direktorat Keuangan 1) Bidang Keuangan a. Mengendalikan Cash Flow perusahaan. b. Menigkatkan pengendalian pelaksanaan anggaran sesuai RKAP. c. Pengendalian biaya melalui RKO. d. Menigkatkan Sosialisasi dan Manajemen Perpajakan dan Asuransi. e. Mengawasi penggunaan dana Kredit sesuai peruntukannya. 2) Bidang Akuntansi a. Penyempurnaan system informasi Akuntansi Keuangan berbasis computer yang andal dan akurat. b. Peningkatan efektifitas pengendalian biaya yang sudah ada. 3) Bidang Pemasaran Hasil a. Mempertahankan pasar yang telah ada. b. Menigkatkan pelayanan kepada pelanggan, pengujian dan sertifikasi. c. Melakukan koordinasi dengan lembaga pemasaran dalam rangka memperluas pasar dan mencari peluang pasar baru. d. Menigkatkan komunikasi dengan pembeli dalam rangka mempercepat pengapalan dan pembayaran atas kontrak penjualan

C. Direktorat SDM dan Umum 1) Bidang Sumber Daya Manusia (SDM) a. Penyempurnaan struktur organisasi perusahaan yang sesuai dengan kebutuhan agar dapat dicapai efisiensi dan efektifitas kerja yang tinggi. b. Menyempurnakan sistem imbal jasa yang lebih kompetitif dan mengarah pada prestasi kerja. c. Meningkatkan kualitas SDM dan disiplin kerja agar mampu melaksanakan tugas sesuai dengan tuntutan perusahaan. d. Menyusun man power planning untuk mengoptimalkan pemanfaatan tenaga kerja yang tersedia. e. Meningkatkan hubungan industrial, kesehatan dan K3. 2) Bidang Umum / Hukum dan Pertanahan a. Inventarisasi permasalahan yang belum terlaksana sesuai jadwal. b. Menindaklanjuti permasalahan yang belum selesai pada waktunya. c. Mempelajari kendala yang ada dalam permasalahan untuk mencari jalan keluar yang terkoordinasi. 3) Bidang Pengadaan a. Melaksanakan pengadaan barang dan jasa dengan harga yang wajar, mutu terjamin, tepat waktu, jumlah sesuai kebutuhan dan pengadaannya sesuai dengan peraturan yang berlaku. b. Mengendalikan harga beli barang dan jasa

c. Mengendalikan persediaan barang/bahan. d. Membina hubungan yang baik dengan seluruh mitra kerja serta membina pengusaha kecil dan koperasi. e. Melakukan cek harga pasar secara luas ke beberapa sumber informasi sehingga harga perhitungan sendiri (HPS) yang diterbitkan dapat dipertanggung jawabkan. f. Dalam memproses suatu objek pekerjaan, P2BJ akan mengundang para mitra kerja yang benar-benar memiliki kemampuan dan keahlian sesuai kualifikasi dan sub bidangnya masing-masing. D. Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Usaha 1) Bidang Perencanaan a. Mengadopsi inovasi dan melakukan kerjasama dengan strategic partner. b. Menciptakan inovasi secara mandiri. c. Menigkatkan integrasi sistem informasi yang dimiliki perusahaan (PTPN IV online) d. Implelmentasi teknologi informasi untuk meningkatkan efisiensi proses bisnis. 2) Bidang Pengembangan a. Optimalisasi pengembangan usaha b. Meningkatkan peran dalam penigkatan efektifitas dan efisiensi dalam pengelolaan bisnis perusahaan.

3) Bidang PKBL a. Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dan kebun unit untuk penyaluran dan penagihan dana PKBL. b. Mengalihkan mitra binaan yang berada diluat Provinsi Sumatera Utara kepada BUMN lain. c. Meningkatkan pelaksanaan evaluasi dan monitoring kepada mitra binaan. d. Melakukan penyuluhan hukum kepada Mitra Binaan agar mempunyai kesadaran dalam membayar kembali pinjaman. E. Sekretaris Perusahaan : a. Menigkatkan image perusahaan serta melaksanakan good corporate governance (GCG). F. Unit Kerja Penunjang : 1) Bidang Kesehatan a. Meningkatkan pelayanan kesehatan karyawan. b. Mengadakan penyuluhan yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan. c. Meningkatkan kemampuan rumah sakit perusahaan.

F. KEBIJAKAN PERUSAHAAN Untuk mencapai sasaran perusahaan yang telah ditetapkan maka perusahaan menetapkan kebijakan-kebijakan dasar sesuai bidang masing-masing sebagai berikut : A. Direktorat Produksi 1) Bidang Tanaman a. Menanam dengan bahan tanaman yang unggul. b. Pemeliharaan tanaman dilaksanakan secara rutin dan konsekwen. c. Penyisipan yang konsisten dan berkesinambungan tetap dilaksanakan. Untuk komoditi teh dilakukan penyisipan dengan bibit tua berumur± 2 tahun. d. Jenis dosis dan waktu pelaksanaan pemupukan merujuk pada rekomendasi pemupukan. e. Pemberian pupuk suplemen (OST,PHE,LCKS, Kompos dan Tandan Kosong) sebagai substitusi pupuk anorganik dengan tujuan untuk meningkatkan kesuburan tanah. f. Kriteria matang panen TBS 5 brondolan per piringan. g. Sistem panen Teh dengan mekanisasi (mesin petik). h. Intensifikasi dan ekstensifikasi pengelolaan kebun benih kakao. i. Penggunaan pestisida nabati untuk pengendalian Organisasi pengganggu Tanaman (OPT).

j. Melaksanakan penyerbukan bantuan diareal TBM III yang prosentase bunga betina terhadap bunga jantan ±80%. 2. Bidang Pengolahan a. Semua hasil produksi kebun yang dipanen setiap hari, harus dapat diolah pada hari itu juga. b. Pabrik hanya mengolah hasil produksi yang kualitasnya memenuhi persyaratan mutu. c. Mesin dan Instalasi yang menjadi titik kritis dalam system pengolahan akan menjadi objek pengawasan dan pengendalian yang utama. d. Setiap pabrik harus selalu siap beroperasi dengan kapasitas nominalnya. 1. Bidang Teknik a. Penggantian mesin-mesin dan peralatan pabrik agar disesuaikan dengan jadwal dan memperhatikan masa manfaat. b. Rehabilitasi/penggantian sarana dan prasarana produksi lainnya harus memperhatikan urgensinya. c. Melaksanakan program penghematan energy secara optimal dalam pengoperasian pabrik dan alat produksi lainnya. B. Direktorat Keuangan : 1) Bidang Keuangan a. Pelaksanaan kegiatan-kegitan yang ada dalam RKAP mengacu kepada RKO yang dibahas setiap tiga bulan.

b. Pelaksanaan Investasi hanya dilakukan jika kondisi keuangan mendukung dan memperhatikan skala prioritas. c. Pelaksanaan pengawasan kredit perbankan dilakukan dengan membuat daftar/skala prioritas seperti yang diarahkan oleh konsultan. 2) Bidang Akuntansi a. Mengoptimalkan kualitas hasil pekerjaan sesuai dengan prinsip-prinsip Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan prakterk akuntansi yang lazim. b. Mereview seluruh SE dan SI yang berhubungan dengan bidang akuntansi keuangan. c. Menigkatkan kualitas pelaporan menjadi lebih cepat, lebih akurat dan lebih informatif. 3) Bidang Pemasaran a. Memenuhi permintaan / order pembeli tepat waktu dengan mutu sesuai ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam kontrak. C. Direktorat SDM dan Umum 1) Bidang Sumber Daya Manusia a. Pendidikan dan latihan SDM dilakukan sesuai kebutuhan perusahaan dengan mengutamakan system In House Training. b. Penerimaan / rekrutmen pegawai dilaksanakan secara selektif sesuai kebutuhan urgensi standar informasi.

2) Bidang Umum a. Penyelesaian pekerjaan / urusan harus sesuai dengan peraturan perusahaan dan norma-norma yang ada serta berpedoman kepada RKAP. 3) Bidang Pengadaan a. Pengadaan barang dan bahan sesuai kebutuhan baik jumlah maupun mutu. b. Lavering tepat waktu. c. Harga wajar. d. Pengadaan barang dan jasa dilakukan sesuai peraturan perusahaan yang berlaku dan berpedoman kepada RKAP. D. Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Usaha : 1) Bidang Perencanaan a. Objek kajian diarahkan untuk peningkatan produktifitas, efisiensi dan ramah linkungan. b. Mengembangkan Teknologi informasi (TI) guna kepentingan perusahaan. 2) Bidang Pengembangan a. Pelaksanaan pengembangan Proyek Madina dan Panai Jaya berpedoman kepada SPO. b. Mengoptimalkan Pemanfaatan TI. 3) Bidang PKBL a. Penyaluran dana PKBL harus didasarkan pada kebutuhan sesuai sasaran agar memberikan manfaat paling besar bagi perusahaan.

b. Membuat SKB dengan BUMN lain dalam rangka pengalihan Mitra Binaan diluar Propinsi Sumatera Utara. c. Penyaluran dana PKBL berdasarkan usulan unit kebun dan ditetapkan kantor pusat berdasarkan usulan unit kebun dan ditetapkan kantor pusat berdasarkan otoritas kebutuhan. E. Unit Penunjang 1) Bidang Kesehatan a. Pengiriman pasien ke Rumah Sakit rujukan diupayakan seminimal mungkin. b. Pemakaian obat diupayakan seoptimal mungkin obat generik.