SEKRETARIAT JENDERAL

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK TAHUN 2013

laporan akuntabilitas KinErja (lakip) Biro hukum dan informasi PuBliK Tahun anggaran 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2011

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN ANGGARAN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum...

DAFTAR ISI BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI 2 BAB II SUSUNAN ORGANISASI 2 BAB III WAKIL MENTERI PERTANIAN 3 BAB IV SEKRETARIAT JENDERAL 4

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

BIRO HUKUM DAN HUMAS

SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

DAFTAR PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2015

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

RENCANA KINERJA TAHUNAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN TA. 2012

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat :

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN. NOMOR : 49/Permentan/OT.140/10/2009 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 72/Permentan/OT.140/10/2011 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. IR. H. AZWAR AB, MSi. NIP

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KEBIJAKAN PENGANGGARAN SEKTOR PERTANIAN

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP)

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

LAPORAN KINERJA (LKJ)

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Ke

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

PEDOMAN PELAKSANAAN KREDIT USAHA PEMBIBITAN SAPI

DOKUMEN REVIEW PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014

LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2015

LAPORAN TRIWULAN II CAPAIAN PENETAPAN KINERJA ( P K ) SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Kredit Usaha. Pembibitan Sapi. Pelaksanaan. Pencabutan.

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

SEKRETARIAT DITJEN. PERKEBUNAN Tahun 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016

Rencana Kinerja Tahunan 2013 i KATA PENGANTAR

PEMERINTAH KABUPATEN SIAK

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

LAKIP BPPSDMP TAHUN 2011 RINGKASAN EKSEKUTIF

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Kewenangan. Izin Usaha. Pencabutan.

.000 WALIKOTA BANJARBARU

BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya.

KATA PENGANTAR. Semarang, Pebruari 2014 KEPALA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

L A P O R A N K I N E R J A

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN No. 91, 2016 TENTANG

RENCANA KINERJA TAHUNAN BIRO PERENCANAAN TAHUN 2012

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

-1- GUBERNUR BALI, Jdih.baliprov.go.id

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

Transkripsi:

LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK TAHUN ANGGARAN 2014 SEKRETARIAT JENDERAL JAKARTA 2014

KATA PENGANTAR Dalam rangka efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintah, maka perlu mewujudkan tujuan kepemerintahan yang baik (Good Governance), salah satu prinsip yang dikembangkan akuntabilitas yaitu kewajiban menyampaikan pertanggungjawaban atau menjawab, dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau kewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban. Untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang berdayaguna, berhasilguna, bersih dan bertanggungjawab, sesuai Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 yang telah ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, setiap Unit Kerja Eselon II dan Unit Kerja Mandiri (UPT) setiap tahun wajib membuat Laporan Kinerja Hal ini sebagai perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan melalui pertanggungjawaban secara periodik. Sebagai unit kerja setingkat eselon II, Biro Hukum dan Informasi Publik berusaha mematuhi kewajiban tersebut dengan membuat Laporan Kinerja Biro Hukum dan Informasi Publik Tahun 2014 sesuai yang ditetapkan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK i

Laporan Kinerja Biro Hukum dan Informasi Publik Tahun 2014 didasarkan pada Rencana Strategis tahun 2010 2014 dan Penetapan Kinerja Biro Hukum dan Informasi Publik tahun 2014 dengan memuat sasaran, kegiatan, dan indikator kinerja Satker Biro Hukum dan Informasi Publik. Atas dasar hal tersebut diatas dapat diketahui dan dipahami pentingnya Laporan Kinerja Biro Hukum dan Informasi Publik, yang menggambarkan peran Biro Hukum dan Informasi Publik dalam mendukung pembangunan pertanian semakin terarah dan akuntabel uang pelaksanaannya melalui pembinaan hukum dan pengelolaan Informasi Publik. Kepala Biro Hukum dan Informasi Publik ttd Suharyanto NIP. 19550804.198303.1.001 LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK ii

RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Kinerja Biro Hukum dan Informasi Publik Tahun 2014 merupakan wujud akuntabilitas pencapaian kinerja dari pelaksanaan Rencana Strategis Biro Hukum dan Informasi Publik Tahun 2010-2014 dan Rencana Kinerja Tahunan 2014 yang telah ditetapkan melalui Penetapan Kinerja Tahun 2014. Penyusunan Laporan Kinerja Biro Hukum dan Informasi Publik Tahun 2014 ini pada hakekatnya merupakan kewajiban dan upaya untuk memberikan penjelasan mengenai akuntabilitas kinerja yang telah dilakukan selama tahun 2014. Laporan Kinerja Biro Hukum dan Informasi Publik Tahun 2014 disusun dengan mengacu pada Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014. Laporan ini memuat pencapaian kinerja pelaksanaan program/kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi Biro Hukum dan Informasi Publik serta Rencana Strategis Biro Hukum dan Informasi Publik Tahun 2010-2014. Pada Laporan Kinerja Biro Hukum dan Informasi Publik ini dijelaskan upaya pertanggungjawaban keberhasilan maupun kegagalan dalam pelaksanaan kegiatan Biro Hukum dan informasi Publik pada tahun 2014. Dalam upaya merealisasikan good governance, Biro Hukum dan Informasi Publik telah melaksanakan berbagai kegiatan, dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran, untuk mewujudkan visi dan misi yang telah dituangkan dalam Rencana Strategis Biro Hukum dan Informasi Publik tahun 2010-2014. Visi Biro Hukum dan Informasi Publik adalah Terwujud dan berfungsinya sistem hukum yang kuat, lengkap, terdesentralisasi, berkerakyatan, dan terkelolanya informasi publik dalam mendukung pembangunan pertanian. Untuk mewujudkan visi tersebut, misi yang harus dilaksanakan adalah : (1) Inventariasasi, telaah, menyiapkan, dan penyusunan peraturan perundangan-undangan bidang pertanian; (2) Pengembangan Sistem Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum; (3) LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK iii

Sosialisasi peraturan perundang-undangan bidang pertanian; (4) Pemantauan dan monitoring peraturan perundang-undangan bidang pertanian; (5) Pelaksanaan bantuan, advokasi hukum, dan penyusunan naskah perjanjian; dan (6) Pengelolaan dan pelayanan informasi publik bidang pertanian. Sesuai dengan visi dan misi Biro Hukum dan Informasi Publik, maka tujuan yang akan dilaksanakan adalah : (1) Menyiapkan rumusan dokumen peraturan perundangan bidang pertanian; (2) Menyusun kompendium hukum, himpunan peraturan menteri, dan penempatan dalam Berita Negara; (3) Menyiapkan naskah perjanjian dan pelayanan bantuan hukum; serta (4) Mengelola dan memberikan layanan informasi publik bidang pertanian. Sasaran strategis Biro Hukum dan Informasi Publik tahum 2014 adalah meningkatnya kualitas penyusunan dan pengelolaan produk hukum dan perundangundangan, pelayanan bantuan hukum, dan informasi publik bidang pertanian. Dalam dokumen Penetapan Kinerja (PK) Biro Hukum dan Informasi Publik tahun 2014 menetapkan 7 indikator kinerja, yaitu : (1) Dokumen perundangan bidang tanaman, ternak, kesehatan hewan, karantina pertanian dan sumberdaya sarana prasarana, dengan target 5 dokumen ; (2) Naskah perjanjian yang dihasilkan, dengan target 2 dokumen; (3) Bantuan hukum yang dilaksanakan, dengan target 3 laporan; (4) Laporan kegiatan pembinaan, dengan target 1 laporan; (5) Layanan informasi publik bidang pertanian, dengan taget 85 persen; (6) Kompendium hukum, himpunan peraturan menteri, dan penempatan dalam Berita Negara, dengan target 5 laporan: dan (7) Prasarana dan sarana pendukung di Biro Hukum dan Informasi Publik, dengan target 100 persen. Secara umum pencapaian sasaran strategis yang telah dilaksanakan dalam tahun 2014 telah sesuai dengan target yang ditetapkan, bahkan sebagian sasaran memperoleh nilai capaian melebihi target yang ditetapkan (sangat berhasil 1 indikator dan berhasil 6 indikator). Indikator kinerja yang sangat berhasil yaitu : Layanan informasi publik bidang pertanian yang ditargetkan 85 persen dengan capaian 100 persen. Indikator kinerja yang berhasil yaitu ; (1) Dokumen perundangan bidang tanaman, ternak, kesehatan hewan, karantina pertanian dan sumberdaya sarana prasarana; (2) Naskah perjanjian yang dihasilkan; (3) Bantuan LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK iv

hukum yang dilaksanakan; (4) Laporan kegiatan pembinaan; (5) Kompendium hukum, himpunan peraturan menteri, dan penempatan dalam Berita Negara: dan (6) Prasarana dan sarana pendukung di Biro Hukum dan Informasi Publik. Pada tahun 2014, Biro Hukum dan Informasi Publik mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp. 12.501.616.000,- yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan realisasi mencapai Rp. 10.637.027.000,- atau 85,09%. Biro Hukum dan Informasi Publik akan senantiasa berupaya menyempurnakan mengoptimalakan pencapaian sasaran, sehingga diharapkan di masa yang akan datang capaian sasaran dapat lebih optimal. Melalui Laporan Kinerja Biro Hukum dan Informasi Publik Tahun 2014 ini diharapkan dapat menjadi bahan perbaikan kinerja untuk tahun selanjutnya sesuai dengan tujuan dan sasaran strategis pada Rencana Strategis Biro Hukum dan Informasi Publik Tahun 2015-2019. LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK v

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... RINGKASAN EKSEKUTIF... DAFTAR ISI... i iii vi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Kedudukan, Tugas dan Fungsi... 2 1.3 Struktur Organisasi dan Tata Kerja Biro Hukum dan Informasi Publik... 3 1.4 Sumberdaya Manusia Biro Hukum dan Informasi Publik... 4 BAB II PERENCANAAN KINERJA 5 2.1. Rencana Strategis... 5 2.2. Penetapan Kinerja Tahun 2014... 8 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA... 14 3.1 Kriteria Ukuran Keberhasilan... 14 3.2 Pencapaian Sasaran... 14 3.3 Evaluasi kinerja... 15 3.4 Akuntabilitas Keuangan... 56 BAB IV PENUTUP... 57 LAMPIRAN... 59 LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka pembangunan pertanian sangat diperlukan adanya landasan kerja dalam bentuk peraturan perundang-undangan yang dapat memberikan kepastian pelaksanaan tugas dan fungsi. Peraturan perundang-undangan dimaksud harus dapat diinformasikan kepada publik sebagai upaya dalam pelaksanaan keterbukaan informasi publik. Oleh karena itu Biro Hukum dan Informasi Publik mempunyai peranan penting dan strategis terutama dalam upaya pembinaan hukum dan pengelolaan informasi publik di bidang pertanian secara proporsional sebagai salah satu aspek yang sangat strategis dalam mewujudkan Good Governance pada penyelenggaraan pembangunan sistem agribisnis. Sebagai unit kerja yang bertanggung jawab atas pembinaan hukum dan pengelolaan informasi publik di lingkungan Kementerian Pertanian, memposisikan Biro Hukum dan Informasi Publik pada kedudukan yang spesifik yaitu In House Consultant hukum dan pengelolaan informasi publik bidang pertanian. Sesuai Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah mengamanatkan bahwa Menteri sampai dengan pejabat Eselon II setiap akhir tahun membuat Laporan Kinerja yang merupakan wujud pertanggungjawaban kepada atasan masing-masing. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 yang telah ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah menjadi dasar dalam penyusunan laporan kinerja dan merupakan bagian dari penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK 1

SAKIP merupakan salah satu sistem yang sangat penting untuk mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik, transparan, akuntabel dan bersih dari praktik penyimpangan. Oleh karena itu, sudah menjadi komitmen Kementerian Pertanian dalam mendukung reformasi birokrasi lingkup Kementerian Pertanian termasuk perubahan dan peningkatan kualitas dibidang perencanaan dan penganggaran. 1.2 Kedudukan, Tugas dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Biro hukum dan Informasi Publik mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan hukum, serta pengelolaan informasi publik bidang pertanian. Peran dan kedudukan Biro Hukum dan Informasi Publik menjadi sangat penting dan strategis sejalan dengan diberlakukannya otonomi daerah sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dan Undangundang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, khususnya dalam rangka mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan pemerintahan, dan pelayanan informasi publik bidang pertanian kepada pemangku kepentingan. Oleh karena itu sejalan dengan kebijakan reformasi birokrasi yang telah ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi Nasional Tahun 2010-2025, dan Peraturan MENPAN dan Reformasi Birokrasi Nomor 22 Tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi Nasional 2010-2014, yang mengamanatkan untuk setiap Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah untuk melaksanakannya. Sehubungan dengan hal dimaksud, Biro Hukum dan Informasi Publik sebagai unit kerja yang berada di Kementerian Pertanian masuk dalam penilaian oleh Menpan dan RB di bidang peraturan perundang-undangan dan pengelolaan informasi publik. Untuk melaksanakan tugas tersebut di atas, Biro Hukum dan Informasi Publik menyelenggarakan fungsi : a. Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan dibidang pertanian; LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK 2

b. Pengembangan sistem jaringan dan pengelolaan dokumentasi dan informasi hukum pertanian; c. Penyusunan naskah perjanjian, pertimbangan dan bantuan hukum; d. Penyimpanan, pendokumentasian, penyediaan, dan/atau pelayanan informasi publik bidang pertanian;dan e. Pelaksanaan urusan tata usaha Biro Hukum dan Informasi Publik 1.3 Struktur Organisasi dan Tata Kerja Biro Hukum dan Informasi Publik Susunan Organisasi Biro Hukum dan Informasi Publik berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian juncto Peraturan Menteri Pertanian Nomor 30/Permetan/OT.140/5/2011, terdiri atas : a. Bagian Perundang-Undangan I 1) Sub Bagian Perundang-Undangan IA; 2) Sub Bagian Perundang-Undangan IB; 3) Sub Bagian Perundang-Undangan IC b. Bagian Perundang-Undangan II 1) Sub Bagian Perundang-Undangan IIA; 2) Sub Bagian Perundang-Undangan IIB; 3) Sub Bagian Dokumentasi dan Informasi Hukum c. Bagian Perjanjian dan Bantuan Hukum 1) Sub Bagian Perjanjian; 2) Sub Bagian Pertimbangan dan Bantuan Hukum; 3) Sub Bagian Tata Usaha Biro d. Bagian Pengelolaan Informasi Publik 1) Sub Bagian Pelayanan Informasi; 2) Sub Bagian Pameran dan Peragaan; 3) Sub Bagian Multimedia e. Kelompok Jabatan Fungsional LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK 3

1.4 Sumberdaya Manusia Biro Hukum dan Informasi Publik Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi masing-masing bagian dari Biro Hukum dan Informasi Publik sampai dengan tahun 2014 didukung sumber daya manusia sejumlah 68 orang pegawai PNS dan 3 orang pegawai Non PNS (lampiran 2), dengan latar belakang pendidikan antara lain: - Pendidikan S2 = 12 orang (teknis dan non teknis) - Pendidikan S1 = 42 orang (teknis dan sosial) - Pendidikan D3/SMU = 14 orang (teknis dan sosial) - Non PNS = 3 Orang (Pengemudi dan Pramubakti) Memperhatikan latar pendidikan tersebut tercermin sebaran kualitas SDM Biro Hukum dan Informasi Publik, perlu ditingkatkan dalam pengetahuan maupun keterampilan, dalam upaya menciptakan kualitas sumberdaya manusia yang lebih profesional dan mampu memberikan pelayanan prima kepada pimpinan, unit kerja Kementerian Pertanian, dan masyarakat pemangku kepentingan. LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK 4

BAB II PERENCANAAN KINERJA Akuntabilitas dalam pelaksanaan tugas dan fungsi pada suatu instansi diukur dari seberapa besar rencana kinerja yang ditetapkan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien dengan tetap berorientasi pada outcome. Sehingga tolok ukur penilaian kinerja didasarkan pada ketersediaan rencana strategis (Renstra) dan Penetapan kinerja. 2.1. Rencana Strategis Rencana Strategis merupakan bentuk perencanaan yang berorientasi pada hasil yang akan dicapai selama kurun waktu 5 tahun. Rencana strategis Biro Hukum dan Informasi Publik Tahun 2010 2014 merupakan pelaksanaan program yang diamanatkan dalam Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Tahun 2010 2014, dengan memperhitungkan potensi, peluang, tantangan dan hambatan yang ada dan/atau akan terjadi. Dalam melaksanakan Rencana Strategis sesuai dengan tugas dan fungsi yang tertuang dalam Peraturan Menteri 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian juncto Peraturan Menteri Pertanian Nomor 30/Permetan/OT.140/5/2011, Biro Hukum dan Informasi Publik mempunyai visi dan misi. 2.1.1 Visi Terwujud dan berfungsinya sistem hukum yang kuat, lengkap, terdesentralisasi, berkerakyatan, dan terkelolanya informasi publik dalam mendukung pembangunan pertanian. LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK 5

2.1.2 Misi Untuk mewujudkan Visi yang telah ditetapkan tersebut, maka Misi yang diemban Biro Hukum dan Informasi Publik yaitu: 1) Inventariasasi, telaah, menyiapkan, dan penyusunan perundangan-undangan bidang pertanian; 2) Pengembangan Sistem Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum; 3) Sosialisasi peraturan perundang-undangan bidang pertanian; 4) Pemantauan dan monitoring peraturan perundang-undangan bidang pertanian; 5) Pelaksanaan bantuan, advokasi hukum, dan penyusunan naskah perjanjian; 6) Pengelolaan dan pelayanan informasi publik bidang pertanian. 2.1.3 Tujuan Sesuai dengan Visi dan Misi, maka tujuan organisasi yang akan dijalankan oleh Biro Hukum dan Informasi Publik selama periode tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut: 1) Menyiapkan rumusan dokumen peraturan perundangan bidang pertanian; 2) Menyusun kompendium hukum, himpunan peraturan menteri, dan penempatan dalam Berita Negara; 3) Menyiapkan naskah perjanjian dan pelayanan bantuan hukum; 4) Mengelola dan memberikan layanan informasi publik bidang pertanian. 2.1.4 Sasaran Sasaran Strategis Biro Hukum dan Informasi Publik adalah meningkatnya kualitas penyusunan dan pengelolaan produk hukum dan perundang-undangan, pelayanan bantuan hukum, dan informasi publik bidang pertanian. Indikator kinerja dari sasaran strategis tersebut sebagai berikut : 1) Jumlah dokumen peraturan perundangan bidang pertanian yang diterbitkan; 2) Jumlah kompendium hukum, himpunan peraturan menteri, dan penempatan dalam berita Negara; 3) Jumlah naskah perjanjian yang yang dihasilkan; LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK 6

4) Jumlah bantuan hukum yang dilaksanakan; 5) Jumlah layanan informasi publik bidang pertanian; dan 6) Jumlah prasarana dan sarana pendukung di Biro Hukum dan Informasi Publik. 2.1.5 Kebijakan Dalam rangka pencapaian visi, dan pelaksanaan misi serta tujuan dan sasaran, dengan memperhatikan kondisi sumberdaya yang dimiliki, maka arah kebijakan yang ditempuh untuk pembinaan hukum dan pengelolaan informasi publik bidang pertanian adalah Terwujudnya kepastian hukum dan terkelolanya informasi publik bidang pertanian. 2.1.6 Strategi Dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan tersebut di atas, dengan memperhatikan sumberdaya, organisasi dan kondisi lingkungan strategis yang terjadi, telah ditetapkan cara (strategi) pencapaian tujuan dan sasaran yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk program dan kegiatan. Strategi yang ditempuh Biro Hukum dan Informasi Publik dalam jangka waktu 5 (lima) tahun yakni dari tahun 2010 2014 sebagai berikut : 1) Pembinaan hukum dan pengelolaan informasi publik melalui penajaman visi, misi, tugas dan fungsi guna memperoleh sistem hukum pertanian yang lengkap dan pengelolaan informasi publik yang professional sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 2) Penyediaan dokumen peraturan perundang-undangan bidang pertanian sesuai kebutuhan. 3) Pengelolaan dokumentasi dan informasi hukum 4) Penyusunan naskah perjanjian yang dapat dijadikan acuan kerja dan disepakati para pihak untuk perkembangan dan kemajuan pembangunan pertanian. 5) Penyelesaian permasalahan hukum bidang pertanian. 6) Pengelolaan dan pelayanan informasi publik Bidang Pertanian. LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK 7

7) Peningkatan profesionalisme sumberdaya manusia aparatur pertanian melalui pengembangan jabatan fungsional dan penyelenggaraan pendidikan dan latihan. 8) Penyelenggaraan urusan Tata Usaha Biro secara lebih terkoordinasi. 2.2. Penetapan Kinerja Tahun 2014 Rencana Strategis tersebut di atas, kemudian dijabarkan dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT), yang selanjutnya berdasarkan RKT tersebut disusun penetapan kinerja atau perjanjian kinerja sebagai berikut : SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Meningkatkanya ketersediaan peraturan perundangundangan, pelayanan bantuan hukum, serta terkelolanya informasi publik bidang pertanian 1. Dokumen perundangan bidang 5 dokumen tanaman, ternak, kesehatan hewan, karantina pertanian dan sumberdaya sarana prasarana 2. Naskah perjanjian yang dihasilkan 2 dokumen 3. Bantuan hukum yang dilaksanakan 3 laporan 4. Laporan kegiatan pembinaan 1 laporan 5. Layanan informasi publik bidang pertanian 6. Kompendium hukum, himpunan peraturan menteri, dan penempatan dalam Berita Negara 7. Prasarana dan sarana pendukung di Biro Hukum dan Informasi Publik 85 persen 5 laporan 100 persen LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK 8

Untuk mencapai sasaran tersebut, pada tahun 2014 Biro Hukum dan Informasi Publik melaksanakan kegiatan sebagai berikut : 2.2.1 Dokumen Peraturan Perundangan-undangan Bidang Tanaman, Ternak, Kesehatan Hewan, Karantina Pertanian, dan Sumberdaya Sarana Prasarana (5 Dokumen). Keluaran/output Dokumen Peraturan Perundangan-undangan Bidang Tanaman, Ternak, Kesehatan Hewan, Karantina Pertanian, dan Sumberdaya Sarana Prasarana, yaitu : 2.2.1.1 Program Legislasi Pertanian, keluaran/output ini dihasilkan dari kegiatan sebagai berikut : - Program Legislasi Pertanian (Prolegtan) - Evaluasi Pelaksanaan Prolegtan 2.2.1.2 Dokumen Perundangan Bidang Tanaman, keluaran/output ini dihasilkan dari kegiatan sebagai berikut : - Penyusunan Peraturan Perundang-undangan Bidang Tanaman - Pemantauan dan Evaluasi Implementasi Peraturan Perundang-Undangan Bidang Tanaman 2.2.1.3 Dokumen Perundangan Bidang Penelitian, Penyuluhan, dan Pengembangan SDM, keluaran/output ini dihasilkan dari kegiatan sebagai berikut : - Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan Bidang Penelitian, Penyuluhan, dan Pengembangan SDM - Pemantauan dan Evaluasi Implementasi Peraturan Perundang-Undangan Bidang Pertanian. - Analisa Hukum Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK 9

2.2.1.4 Dokumen Perundangan Bidang Sumberdaya, Sarana dan Prasarana, keluaran/output ini dihasilkan dari kegiatan sebagai berikut : - Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan Bidang Sumberdaya, Sarana dan Prasarana - Pemantauan dan Evaluasi Implementasi Peraturan Perundang-Undangan Bidang Sumberdaya, Sarana Prasarana dan Penelitian. - Analisa Hukum Bidang Lahan Pertanian. 2.2.1.5 Dokumen Perundangan Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, keluaran/output ini dihasilkan dari kegiatan sebagai berikut : - Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan Bidang Peternakan dan. - Pemantauan dan Evaluasi Implementasi Peraturan Perundang-Undangan Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2.2.1.6 Dokumen Perundangan Bidang Karantina Pertanian, keluaran/output ini dihasilkan dari kegiatan sebagai berikut : - Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan Bidang Karantina Pertanian. - Pemantauan dan Evaluasi Implementasi Peraturan Perundang-Undangan Bidang Karantina Pertanian. 2.2.2 Naskah Perjanjian yang Dihasilkan (2 Dokumen) Keluaran/output Naskah Perjanjian Yang Dihasilkan yaitu: 2.2.2.1 Naskah Perjanjian Bidang Pertanian, keluaran/output ini dihasilkan dari kegiatan sebagai berikut : - Penyusunan Naskah Perjanjian Bidang Pertanian - Bimbingan Teknis Tatacara Penyusunan Naskah Perjanjian Bidang Pertanian 2.2.2.2 Monitoring dan Evaluasi Perjanjian Bidang Pertanian, keluaran/output ini dihasilkan dari kegiatan sebagai berikut: LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK 10

- Kajian Perjanjian Bidang Pertanian - Evaluasi Perjanjian Bidang Pertanian 2.2.3 Bantuan Hukum yang dilaksanakan (3 Laporan) Keluaran/Output Bantuan Hukum yang dilaksanakan yaitu : 2.2.3.1 Laporan Pemberian Pertimbangan dan Bantuan Hukum, keluaran/output ini dihasilkan dari kegiatan sebagai berikut: - Pelaksanaan pemberian pertimbangan dan bantuan hukum 2.2.3.2 Laporan Pengujian Materiil Peraturan Perundang-Undangan Bidang Pertanian di MK/MA, keluaran/output ini dihasilkan dari kegiatan sebagai berikut: - Pengujian materiil peraturan perundang-undangan bidang pertanian di MK/MA 2.2.3.3 Laporan Sosialisasi Bantuan Hukum, keluaran/output ini dihasilkan dari kegiatan sebagai berikut : - Sosialisasi Tata Cara Beracara di Pengadilan. 2.2.4 Laporan Kegiatan dan Pembinaan (1 Laporan) Keluaran/Output Bantuan Hukum yang dilaksanakan yaitu : 2.2.4.1 Laporan Pembinaan Mental dan Karakter Pegawai, keluaran/output ini dihasilkan dari kegiatan dan pembinaan pada Biro Hukum dan Informasi Publik berupa Kegiatan Pembinaan Mental dan Karakter Pegawai. 2.2.5 Layanan Informasi Publik Bidang Pertanian (85 persen) Keluaran/output Layanan Informasi Publik Bidang Pertanian yaitu: 2.2.5.1 Pelaksanaan Pengelolaan Pelayanan Informasi Publik, keluaran/output ini dihasilkan dari kegiatan sebagai berikut : - Pengelolaan pelayanan informasi publik LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK 11

- Monitoring dan evaluasi informasi publik - Bimbingan teknis aplikasi pendukung informasi publik - Penilaian keterbukaan informasi publik Kementerian Pertanian 2.2.5.2 Informasi publik melalui multimedia, keluaran/output ini dihasilkan dari kegiatan sebagai berikut: - Penyediaan informasi publik melalui multimedia - Bimbingan teknis aplikasi pendukung informasi publik 2.2.5.3 Pelaksanaan pameran dan peragaan, keluaran/output ini dihasilkan dari kegiatan sebagai berikut: - Pelaksanaan partisipasi pameran dan promosi pembangunan pertanian - Pelaksanaan display dan peragaan - Dukungan pelaksanaan pameran PENAS - Pengelolaan sumberdaya informasi perpustakaan dan publikasi 2.2.5.4 Dukungan pengelolaan Pusat Informasi Agribisnis (PIA), keluaran/output ini dihasilkan dari kegiatan sebagai berikut: - Pelayanan informasi agribisnis - Penyediaan informasi agribisnis melalui multimedia 2.2.6 Laporan Kompendium Hukum, Himpunan Peraturan Menteri, dan Penempatan Dalam Berita Negara (5 laporan). 2.2.6.1 Laporan Penyusunan Kompendium Bidang Pertanian, keluaran/output ini dihasilkan dari kegiatan Penyusunan Kompendium Hukum bidang pertanian sebanyak 4 (empat) kompendium. 2.2.6.2 Laporan Penerbitan Himpunan Peraturan Menteri Pertanian, yang terdiri dari : - Himpunan Peraturan Menteri Pertanian Bagian Pertama A - Himpunan Peraturan Menteri Pertanian Bagian Pertama B LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK 12

- Himpunan Peraturan Menteri Pertanian Bagian Kedua Dengan Sistem Katalog Beserta Subyek Indeks. 2.2.6.3 Laporan Penempatan Peraturan Menteri Pertanian ke Dalam Berita Negara, keluaran/output ini dihasilkan dari kegiatan penempatan Peraturan Menteri Pertanian ke dalam Berita Negara melalui Kementerian Hukum dan HAM 2.2.6.4 Laporan Penyusunan Informasi Hukum Bidang Pertanian, keluaran/output ini dihasilkan dari kegiatan penyusunan Informasi Hukum Bidang Pertanian yang diterbitkan 2 (dua) edisi setiap bulan dari bulan Januari s/d Desember tahun 2014 2.2.6.5 Laporan Pengelolaan Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum, yang outputnya berupa : - Aplikasi dokumentasi dan informasi hukum - Buku-buku dan literatur hukum bidang pertanian 2.2.7 Prasarana dan sarana pendukung di Biro Hukum dan Informasi Publik, keluaran/output ini dihasilkan dari kegiatan sebagai berikut: - Pengelolaan Ketatausahaan - Pengelolaan Administrasi dan Anggaran LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK 13

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1 Kriteria Ukuran Keberhasilan Kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran keberhasilan kegiatan-kegiatan Biro Hukum dan Informasi Publik pada tahun 2014, ditetapkan berdasarkan penilaian capaian melalui metode scoring, seperti berikut: (1) sangat berhasil (capaian > 100%); (2) berhasil (capaian 80-100%); (3) cukup berhasil (capaian 60-79%); dan (4) kurang berhasil (capaian <60%) terhadap sasaran yang telah ditetapkan. 3.2 Pencapaian Sasaran Sesuai dengan Renstra Biro Hukum dan Informasi Publik Tahun 2010 2014 maka sasaran strategis Biro Hukum dan Informasi Publik adalah meningkatnya ketersediaan peraturan perundang-undangan, pelayanan bantuan hukum, serta terkelolanya informasi publik bidang pertanian. Capaian Indikator Kinerja Biro Hukum dan Informasi Publik dalam tahun 2014 dapat diketahui dengan membandingkan antara realisasi capaian kinerja dengan target yang tertuang dalam penetapan kinerja (PK) tahun 2014 yang merupakan kelanjutan dari Renstra Biro Hukum dan Informasi Publik Tahun 2010 2014 dan Rencana Kinerja Tahun 2014. Capaian indikator kinerja tahun 2014 adalah sebagai berikut : Tabel 3.1 Capaian Indikator Kinerja Biro Hukum dan Informasi Publik TA. 2014 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Realisasi Persen Meningkatnya ketersediaan peraturan perundang-undangan, pelayanan bantuan hukum, serta terkelolanya informasi publik bidang pertanian 1. Dokumen perundangan bidang tanaman, ternak, kesehatan hewan, karantina pertanian dan sumberdaya srana prasarana 5 dokumen 2. Naskah perjanjian yang dihasilkan 2 dokumen 5 dokumen 2 dokumen 100% 100% LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK 14

3. Bantuan hukum yang dilaksanakan 3 laporan 3 laporan 100% 4. Laporan kegiatan pembinaan 1 laporan 1 laporan 100% 5. Layanan informasi publik bidang pertanian 85 persen 100 persen 117,64 % 6. Kompendium hukum, himpunan peraturan menteri, dan penempatan dalam Berita Negara 5 laporan 5 laporan 100% 7. Prasarana dan sarana pendukung di Biro Hukum dan Informasi Publik 100 persen 100 persen 100% 3.3 Evaluasi Kinerja Bila dilihat dari capaian indikator Biro Hukum dan Informasi Publik Tahun 2014, seluruh kegiatan yang mencapai 100 persen menandakan kategori berhasil. Capaian tersebut dapat diuraikan melalui evaluasi kinerja sebagai berikut : 3.3.1 Dokumen Perundangan Bidang Tanaman, Ternak, Kesehatan Hewan, Karantina Pertanian, dan Sumberdaya Sarana Prasarana. Sesuai Penetapan Kinerja Biro Hukum dan Informasi Publik tahun 2014, target pencapaian sasaran dari kegiatan penyusunan peraturan perundang-undangan adalah 5 (lima) dokumen, dengan capaian indikator kinerja 100% (sangat berhasil). Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2013 sebesar 100%, dapat disimpulkan bahwa Biro Hukum dan Informasi Publik dapat mempertahankan hasil capaian yang telah optimal. Capaian dari output/keluaran Dokumen Perundangan Bidang Tanaman, Ternak, Kesehatan Hewan, Karantina Pertanian, dan Sumberdaya Sarana Prasarana adalah sebagai berikut: 3.3.1.1 Program Legislasi Pertanian (Prolegtan) Kegiatan Prolegtan dilakukan untuk merencanakan dan mengevaluasi kegiatan penyusunan peraturan perundang-undangan tahun 2014 sebagai tindak lanjut amanat peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dan untuk memenuhi kebutuhan peraturan perundang-undangan dalam pembangunan pertanian yang LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK 15

dilaksanakan sesuai Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Sesuai sasaran yang hendak dicapai dalam pelaksanaan Prolegtan yaitu terbentuknya sistem hukum yang kuat melalui terbitnya peraturan perundangundangan di bidang pertanian, sebagai dasar landasan hukum pencapaian pembangunan pertanian secara menyeluruh, maka hukum pertanian harus ditegakkan, karena merupakan salah satu sarana mewujudkan ketertiban, keadilan dan ketentraman. Program Legislasi Pertanian perlu dilaksanakan, agar dapat disusun oleh pelaksana perundang-undangan yang berada pada unit kerja di lingkungan Kementerian Pertanian dengan tetap memperhatikan berbagai faktor untuk menghasilkan peraturan perundang-undangan yang aspiratif dan mengabdi pada kepentingan masyarakat umum dan khususnya petani. Dalam kegiatan Prolegtan tahun 2014 telah dirumuskan 101 (seratus satu) peraturan. Rumusan hasil Prolegtan tersebut telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor 264/Kpts/HK.030/2/2014 tentang Program Legislasi Pertanian Tahun 2014. Pada akhir tahun 2014 peraturan yang dihasilkan berdasarkan Prolegtan sebagai berikut: a. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan : 4 (empat) peraturan. Telah diterbitkan sampai dengan akhir tahun 2014 : 1 (satu) peraturan, yaitu : Peraturan Menteri Pertanian Nomor 127/Permentan/SR.120/11/2014 tentang Pemasukan dan Pengeluaran Benih Tanaman b. Direktorat Jenderal Hortikultura : 13 (tiga belas) peraturan. Telah diterbitkan sampai dengan akhir tahun 2014 : 4 (empat) peraturan, sebagai berikut: (1) Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2014 tentang Pemberian Fasilitas dan Insentif Usaha Hortikultura; (2) Permentan Nomor 40/Permentan/OT.210/3/2014 tentang Peran Serta Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Hortikultura; (3) Permentan Nomor 70/Permentan/PD.200/6/2014 tentang Pedoman Perizinan Usaha Hortikultura. LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK 16

(4) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 109/Permentan/OT.140/9/2014 tentang Kualifikasi Keahlian dan Kemampuan Tertentu Sumber Daya Manusia di Bidang Hortikultura Dari Luar Negeri. Terdapat 3 (tiga) peraturan perundang-undangan yang masih dalam proses harmonisasi, sebagai berikut: (1) Rancangan Peraturan Menteri Pertanian tentang Pedoman Bantuan Gagal Panen Hortikultura Akibat Perubahan Iklim. (2) RPP tentang Usaha Wisata Agro (Harmonisasi Kumham) (3) RPP tentang Pembiayaan Hortikultura (Harmonisasi Kumham) c. Direktorat Jenderal Perkebunan : 13 (tiga belas) peraturan. Telah diterbitkan sampai dengan akhir tahun 2014 : 2 (dua) peraturan, sebagai berikut: (1) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan; (2) Permentan Nomor 47/Permentan/OT.140/4/2014 tentang Brigade dan Pedoman Pelaksanaan Pencegahan Serta Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun; d. Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian : 12 (dua belas) peraturan. Telah diterbitkan sampai dengan akhir tahun 2014 : 2 (dua) peraturan, sebagai berikut: (1) Permentan Nomor 51/Permentan/HK.310/4/2014 tentang Rekomendasi Ekspor dan Impor Beras Tertentu; (2) Permentan Nomor 67/Permentan/OT.140/5/2014 tentang Persyaratan Mutu dan Pemasaran Biji Kakao; e. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan : 23 (dua puluh tiga) peraturan. Telah diterbitkan sampai dengan akhir tahun 2014 : 14 (empat belas) peraturan, sebagai berikut: LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK 17

(1) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan; (2) Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2014 tentang Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan; (3) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 31/Permentan/OT.140/2/2014 tentang Pedoman Budi Daya Ayam Pedaging dan Ayam Petelur Yang Baik; (4) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 32/Permentan/OT.140/2/2014 tentang Pedoman Budi Daya Itik Pedaging dan Itik Petelur Yang Baik; (5) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 33/Permentan/OT.140/2/2014 tentang Pedoman Budi Daya Burung Puyuh Yang Baik (6) Peraturan Menteri Pertanian Nomor Nomor 34/ Permentan/OT.140/2/2014 tentang Pedoman Budi Daya Kelinci Yang Baik; (7) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 42/Permentan/OT.140/3/2014 tentang Pengawasan Produksi dan Peredaran Benih dan Bibit Ternak; (8) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 64/Permentan/OT.140/5/2014 tentang Pedoman Budi Daya Kambing Perah Yang Baik; (9) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 79/Permentan/OT.140/6/2014 tentang Pedoman Pembibitan Ayam Asli dan Ayam Lokal Yang Baik; (10) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 99/Permentan/OT.140/7/2014 tentang Pedoman Pembibibitan Itik Lokal Yang Baik; (11) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 100/Permentan/OT.140/7/2014 tentang Pedoman Pembibitan Sapi Perah Yang Baik; (12) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 101/Permentan/OT.140/7/2014 tentang Pedoman Pembibitan Sapi Potong Yang Baik (13) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 102/Permentan/OT.140/7/2014 tentang Pedoman Pembibitan Kambing dan Domba Yang Baik; (14) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 117/Permentan/SR.120/10/2014 tentang Penetapan dan Pelepasan Rumpun atau Galur Hewan; Terdapat 3 (tiga) peraturan perundang-undangan yang masih dalam proses harmonisasi, sebagai berikut: (1) Rancangan Peraturan Menteri Pertanian tentang Izin Usaha Obat Hewan; LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK 18

(2) Rancangan Peraturan Menteri Pertanian tentang Pedoman Penyediaan dan Pengelolaan Kawasan Penggembalaan Umum; (3) Rancangan Peraturan Menteri Pertanian tentang Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manusia Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan; f. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian : 7 (tujuh) peraturan. Telah diterbitkan sampai dengan akhir tahun 2014 : 1 (satu) peraturan, yaitu: Peraturan Menteri Pertanian Nomor 107/Permentan/SR.140/9/2014 tentang Pengawasan Pestisida; Terdapat 2 (dua) peraturan perundang-undangan yang masih dalam proses harmonisasi, sebagai berikut: (1) Rancangan Peraturan Menteri Pertanian tentang Pendaftaran Pestisida; (2) Rancangan Peraturan Menteri Pertanian tentang Asuransi Pertanian. g. Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian : 4 (empat) peraturan. Telah diterbitkan sampai dengan akhir tahun 2014 : 1 (satu) peraturan, yaitu: Peraturan Presiden Nomor 154 Tahun 2014 tentang Kelembagaan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan; h. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian : 3 (tiga) peraturan. i. Badan Ketahanan Pangan : 2 (dua) peraturan; Terdapat 1 (satu) peraturan perundang-undangan yang masih dalam proses finalisasi, yaitu: RPP tentang Ketahanan Pangan Dan Gizi (Finalisasi di Sekretariat Negara) j. Badan Karantina Pertanian : 19 (sembilan belas) peraturan. Telah diterbitkan sampai dengan akhir tahun 2014 : 4 (empat) peraturan, sebagai berikut: LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK 19

(1) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 37/Permentan/OT.140/3/2014 tentang Tindakan Karantina Hewan Terhadap Pemasukan Dan Pengeluaran Unggas; (2) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38/Permentan/OT.140/3/2014 tentang Tindakan Karantina Tumbuhan di Luar Tempat Pemasukan dan Pengeluaran; (3) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 65/Permentan/PD.410/5/2014 tentang Tindakan Karantina Hewan terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Hasil Bahan Asal Hewan Konsumsi; (4) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 104/Permentan/OT.140/8/2014 tentang Tindakan Karantina Hewan Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Benih Hewan. k. Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian : 1 (satu) peraturan. Sampai dengan akhir tahun 2014 belum ada peraturan yang diterbitkan. 3.3.1.2 Dokumen Perundangan Bidang Tanaman Kebijakan di bidang pertanian khususnya peraturan perundang-undangan di bidang tanaman telah banyak ditetapkan mulai dari Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, dan Peraturan Menteri sebagai pelaksanaannya. Menindaklanjuti peraturan perundang-undangan dimaksud, sesuai dengan program legislasi pertanian, peraturan perundang-undangan bidang tanaman yang telah diterbitkan pada tahun 2014 adalah 1 (satu) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan; 1 (satu) Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2014 tentang Pemberian Fasilitas dan Insentif Usaha Hortikultura; serta 14 (sepuluh) Peraturan Menteri Pertanian dan 73 (tujuh puluh tiga) Keputusan Menteri Pertanian. LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK 20

Tabel 3.2 Peraturan perundang-undangan bidang tanaman yang diterbitkan Periode 2010-2014 Peraturan Perundangundangan 2010 2011 2012 2013 2014 UU 1 - - - 1 PP 1 - - - 1 Perpres - - - - - Keppres - - - - - Inpres - - - - - Permentan 7 12 20 25 14 Kepmentan 6 23 50 83 73 Selama tahun 2014 telah dilaksanakan Monitoring dan Evaluasi Implementasi Peraturan Perundang-Undangan Bidang Tanaman. Terdapat 11 (sebelas) peraturan perundang-undangan yang dilakukan monitoring dan evaluasi, peraturan tersebut yaitu: 1) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38/Permentan/OT.140/8/2006 juncto Permentan Nomor 68/Permentan/OT.140/11/2007 tentang Pemasukan dan Pengeluaran Benih; 2) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2011 tentang Pengujian, Penilaian, Pelepasan dan Penarikan Varietas; 3) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 02/Permentan/SR.120/1/2014 tentang Produksi, Sertifikasi, dan Peredaran Benih Bina; 4) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38/Permentan/OT.140/7/2011 tentang Pendaftaran Varietas Tanaman Hortikultura; 5) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 05/Permentan/OT.140/2/2012 tentang Pemasukan dan Pengeluaran Benih Hortikultura; 6) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 48/Permentan/SR.120/8/2012 tentang Produksi, Sertifikasi, dan Peredaran Benih Hortikultura; 7) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 86/Permentan/OT.140/8/2013 tentang Rekomendasi Impor Produk Hortikultura; LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK 21

8) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 116/Permentan/SR.120/11/2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor 48/Permentan/SR.120/8/2012 tentang Produksi, Sertifikasi dan Pengawasan Peredaran Benih Hortikultura; 9) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 39/Permentan/OT.140/6/2010 tentang Pedoman Perizinan Usaha Budidaya Tanaman Pangan; 10) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 98/Permentan/OT.140/9/2013 tentang Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan; 11) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 70/Permentan/PD.200/6/2014 tentang Pedoman Perizinan Usaha Budidaya Hortikultura. Berdasarkan masukan/saran dalam pertemuan monitoring dan evaluasi implementasi Peraturan Perundang-undangan Bidang Tanaman diperoleh kesimpulan/saran sebagai berikut: 1. Dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan, mengamanatkan untuk mengatur produksi, sertifikasi, dan peredaran benih bina. 2. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 02/Permentan/SR.120/1/2014 tentang Produksi, Sertifikasi, dan Peredaran Benih Bina, penyebutan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk komoditas perkebunan tidak dapat dilaksanakan di kabupaten, karena SKPD/UPTD yang mempunyai tugas dan fungsi pengawasan dan sertifikasi benih perkebunan berkedudukan di Provinsi. 3. Direktorat Jenderal Perkebunan mempunyai UPT Pusat yang salah satu tupoksinya pelaksanaan pengujian mutu dan sertifikasi benih perkebunan dalam rangka pemberian sertifikat layak edar, apabila Peraturan Menteri Pertanian Nomor 02/Permentan/SR.120/1/2014 mengatur untuk sertifikasi benih dilaksanakan oleh SKPD yang mempunyai tugas dan fungsi pengawasan dan sertifikasi benih perkebunan, ketentuan ini tidak sesuai. 4. Terkait pengaturan tanaman perkebunan yang diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 02/Permentan/SR.120/1/2014 tentang Produksi, Sertifikasi, dan Peredaran Benih Bina, perlu direvisi karena perlu disesuaikan dengan Undang- Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan. LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK 22

5. Dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan mengamanatkan perizinan perkebunan diatur dalam Peraturan Pemerintah, sehingga Direktorat Jenderal Perkebunan berpendapat bahwa Peraturan Menteri Pertanian Nomor 98/Permentan/OT.140/9/2013 akan direvisi dengan mengubah menjadi Peraturan Pemerintah. 3.3.1.3 Dokumen Perundangan Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Penyuluhan dan Pengembangan SDM. Untuk mendukung penyelenggaraan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian, penyuluhan serta pengembangan sumberdaya manusia telah diterbitkan Undang- Undang. Undang-undang tersebut telah ditindaklanjuti dengan beberapa Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri Pertanian dalam suatu pengaturan yang lebih operasional sebagai acuan bagi aparatur dan pelaku usaha bidang pertanian. Dengan demikian peraturan perundang-undangan dapat diterapkan sehingga menjamin kepastian hukum dan keadilan. Output yang dihasilkan dari kegiatan ini pada tahun 2014 adalah Peraturan Presiden Nomor 154 Tahun 2014 tentang Kelembagaan Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan; 30 (tiga puluh) Peraturan Menteri, dan 21 (dua puluh satu) Keputusan Menteri Pertanian Tabel 3.3. Peraturan perundang-undangan bidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian, penyuluhan serta pengembangan sumberdaya manusia yang diterbitkan Periode 2010-2014 Peraturan Perundangundangan 2010 2011 2012 2013 2014 UU - - - 1 - PP - - - - - Perpres - 1 - - 1 Keppres - - - - - Inpres - - - - - Permentan 17 14 10 32 30 Kepmentan 6 30-33 21 LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK 23

Pada tahun 2014 telah dilakukan kegiatan pemantauan dan evaluasi peraturan perundang-undangan bidang PPHP, penyuluhan, dan pengembangan SDM. Dalam pemantauan dan evaluasi tersebut, peraturan perundang-undangan bidang PPHP, penyuluhan, dan pengembangan SDM masih ada yang tumpang tindih kewenangan. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 44/Permentan/OT.140/10/ 2009 tentang Pedoman Penanganan Pasca Panen Hasil Pertanian Asal Tanaman Yang Balk (Good Handling Practices), kewenangan dibidang pengolahan didelegasikan pada Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian atas nama Menteri, sementara Pedoman pascapanen beberapa komoditas ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perkebunan. Disamping itu dengan perubahan Undang-Undang Pemerintahan Daerah, maka kewenangan Pusat dan Daerah yang diatur dalam peraturan perundang-undangan dibidang pertanian harus disesuaikan. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 35/Permentan/O.T140/07/2008 tentang Persyaratan dan Penerapan Cara Pengolahan Hasil Pertanian Asal Tumbuhan Yang Baik (Good Manufacturing Practices) dalam pelaksanaannya belum diacu oleh daerah karena beberapa kendala antara lain keterbatasan prasarana dan sarana, pola perilaku, dan jaminan pemasaran. Mengingat batasan pengolahan dan pasca panen tipis, dalam pelaksanaannya perlu dilakukan koordinasi dengan unit kerja terkait, dan terkait tugas dan fungsi bidang pengolahan dan pasca panen perlu diperjelas pada revisi Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/ 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian. Disamping itu perlu dilakukan kajian akademis oleh eselon I pemrakarsa untuk mendefiniskan makna pasca panen. Dibidang pengembangan SDM, perlu pemisahan pendidikan dan pelatihan untuk aparatur dan non aparatur, karena ada pemfokusan swasembada padi, jagung, kedelai. Disamping itu, arah pendidikan dan pelatihan kedepan harus berbasis kompetensi. Dalam penyelenggaraan penyuluhan, respon daerah kurang dalam mendukung pembiayaan. Disamping itu, Peraturan Menteri pertanian yang mengatur Pengelolaan Balai Penyuluhan belum diacu oleh daerah, oleh karenya diterbitkan petunjuk pelaksanaan dan pedoman klasifikasi BP3K oleh Kepala BPSDMP. LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK 24

Keputusan Menteri Pertanian Nomor 1655/Kpts/OT.106/9/2008 tentang Komisi Penyuluhan Pertanian Nasional (KPPN) pada dasarnya sudah berjalan dengan baik, namun fungsi KPPN perlu diberikan input yang lebih besar. Untuk memberikan pemahaman kepada aparatur lingkup Kementerian Pertanian maupun instansi daerah, dilakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan bidang tanaman, sumber daya, sarana, dan prasarana dan penelitian, ketahanan pangan dan sumber daya yang dilaksanakan pada 27 s/d 29 Oktober 2014 bertempat di Hotel The Alana, Jalan Ketintang Baru 1 Nomor 10-12, Surabaya Jawa Timur. Materi yang disosialisasikan meliputi Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani dan Tindak Lanjut Peraturan Pelaksanaannya, Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2014 tentang Pemberian Fasilitas dan Insentif Usaha Hortikultura, Peraturan Menteri Pertanian Nomor 107/Permentan/SR.140/9/2014 tentang Pengawasan Pestisida, Peraturan Menteri Pertanian Nomor 02/Permentan/SR.120/1/2014 tentang Produksi, Sertifikasi dan Peredaran Benih Bina serta Impelementasi di Daerah. 3.3.1.4 Dokumen Perundangan Bidang Sumberdaya, Sarana Prasarana dan Penelitian. Dalam rangka penyelenggaraan pembangunan nasional termasuk didalamnya pembangunan pertanian (Sarana dan Prasarana Pertanian dan Ketahanan Pangan) telah ditetapkan berbagai peraturan perundang-undangan yang dapat dijadikan landasan hukum, pemandu, rambu-rambu, dan piranti pengambilan kebijakan dalam penyelenggaraan pemerintahan bidang pertanian yang sekaligus sebagai pedoman perilaku masyarakat pertanian dalam penyelenggaraan, pemanfaatan, pengelolaan, dan pelestarian sumberdaya pertanian. Kebijakan di Bidang Pertanian khususnya di bidang Sumberdaya, Sarana dan Prasarana telah banyak ditetapkan mulai dari Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, dan Peraturan Menteri sebagai pelaksanaannya. Menindaklanjuti peraturan perundang-undangan dimaksud, dalam penyusunan peraturan perundang-undangan bidang Sumberdaya, Sarana dan Prasarana LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK 25

diperlukan keterlibatan semua pihak baik lingkup Kementerian Pertanian maupun antar Kementerian yang berkompeten untuk memperkaya substansi dan mempersamakan persepsi/pemahaman dan pembulatan materi terhadap substansi yang akan diatur. Output yang dihasilkan dari kegiatan ini pada tahun 2014 adalah 9 (sembilan) Peraturan Menteri Pertanian, 33 (tiga puluh tiga) Keputusan Menteri Pertanian. Tabel 3.4 Peraturan perundang-undangan bidang sumberdaya sarana prasarana dan penelitian yang diterbitkan Periode 2010-2014 Peraturan Perundangundangan 2010 2011 2012 2013 2014 UU - - 1 1 - PP - 1 3 - - Perpres - - - - - Keppres - - - - - Inpres - - - - - Permentan - 11 - - - Kepmentan - - - - - Selama tahun 2014 telah dilaksanakan Monitoring dan Evaluasi Implementasi Peraturan Perundang-Undangan Bidang sumberdaya sarana prasarana dan penelitian. Monitoring dan evaluasi difokuskan pada implementasi Peraturan Menteri Pertanian Nomor 12/Permentan/OT.140/1/2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E) dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 01/Permentan/OT.140/1/2014 tentang Pedoman Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan. Dari Pemantauan dan Evaluasi Implementasi Peraturan Perundang-undangan Bidang Sumberdaya, Sarana Prasarana dan Penelitian (Pembiayaan Pertanian) yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Pemantauan terhadap implementasi ketentuan Peraturan terkait bidang Pembiayaan Pertanian di lapangan, berkaitan dengan program KKP-E maka program KKP-E belum berjalan dengan baik di Provinsi Daerah Istimewa LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK 26

Yogyakarta karena luas lahan yang tidak terlalu luas dan banyak lahan yang beralih fungsi. Kemudian pelaksanaan KKP-E di Provinsi Jawa Timur tidak melibatkan Dinas Pertanian baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Selain itu juga pelaksanaan KKP-E di Provinsi Kalimantan Barat juga mendapatkan hambatan dan kendala di lapangan karena belum ada yang mengajukan ke Dinas Pertanian untuk KKP-E yang merupakan kredit investasi dan/atau modal kerja yang diberikan dalam rangka mendukung pelaksanaan Program Ketahanan Pangan dan Program Pengembangan Tanaman Bahan Baku Bahan Bakar Nabati, diketahui dari rekomendasi yang belum pernah dikeluarkan. Namun untuk Provinsi Bali, program pengembangan Tanaman Bahan Baku Bahan Bakar Nabati yang semula menjadi sasaran KKP-E sudah mulai berkurang kegiatannya karena KKP-E saat ini lebih mementingkan pelaksanaan Program Ketahanan Pangan sehingga sasaran KKP-E tidak efektif tercapai. Berkaitan dengan implementasi Peraturan Menteri Pertanian Nomor 01/Permentan/OT.140/1/2014 tentang Pedoman Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan maka di Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Jambi telah memberikan penjelasan bahwa Program PUAP dilaksanakan melalui penyediaan dana penguatan modal usaha petani sebagai stimulasi melalui koordinasi Gapoktan. Program PNPM, KKP-E dan PUAP pada prinsipnya bertujuan untuk menumbuhkembangkan kemitraan usaha dalam sektor agribisnis. Hal ini juga bisa terlihat dengan pola kegiatan PUAP sebagai upaya untuk melaksanakan program PNPM itu sendiri. 2. Pemantauan terhadap substansi peraturan berkaitan dengan Pembiayaan Pertanian, maka beberapa substansi di dalam Permentan Nomor 12/Permentan/OT.140/1/2013 dan Permentan Nomor 01/Permentan/OT.140/1/2014 menjadi kendala di lapangan. Substansi di dalam Permentan Nomor 12/Permentan/OT.140/1/2013 perlu diperbaiki dengan mendapatkan masukan dari Eselon I Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Hortikultura, Direktorat Jenderal Perkebunan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, dan Badan Ketahanan Pangan, maka substansi kegiatan LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK 27