ANALISIS PENETAPAN HARGA JUAL DALAM MENINGKATKAN LABA PADA RUMAH MAKAN ULU BETE LAUT DI MASAMBA KABUPATEN LUWU UTARA. I Ketut Patra¹ Agus Salim²

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA KINERJA KEUANGAN PADA PT. PELAYANAN LISTRIK NASIONAL (PLN) BATAM TAHUN CATUR FATCHU UKHRIYAWATI, SE.,MM.

ANALISIS PROFITABILITAS DALAM MENINGKATKAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANUL DI KOTA PALOPO HURRIAH, ANDI HASBI MUNARKA, HAPID

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN PENERAPAN METODE MARK UP DALAM PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK PADA USAHA AMPLANG DI SAMARINDA

ANALISIS PENGEMBALIAN INVESTASI PADA INDUSTRI MEUBEL CV. MARADDA KECAMATAN MASAMBA KABUPATEN LUWU UTARA

Analisis Penilaian Kinerja Keuangan...Ida Ayu Nursanti dan Endang Hendrawati 100

ANALISIS MODAL PINJAMAN DALAM MENINGKATKAN LABA PADA PEDAGANG KAKI LIMA DI PALOPO

ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT BANTU PERENCANAAN LABA PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh untuk mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) dari

ANALISIS PENGGUNAAN MODAL KERJA DALAM MENINGKATKAN LABA PADA INDUSTRI SEJAHTERA MANDIRI DI KECAMATAN MALANGKE BARAT KABUPATEN LUWU UTARA

c. Berdasarkan Rasio Aktivitas d. Berdasarkan Rasio Profitabilitas DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. adanya persaingan tersebut perusahaan harus mampu menghadapi persaingan yang. mempertahankan dan meningkatkan usahanya.

MEGA AKTIVA Jurnal Ekonomi dan Manajemen Volume 18, Edisi II, Agustus 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. baik sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai, baik dalam merencanakan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan inovasi produk, meningkatkan kinerja karyawan, dan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan dalam dunia bisnis terasa semakin ketat, hal tersebut juga dapat

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) DENGAN METODE FULL COSTING

BAB II LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri manufaktur setiap tahun semakin berkembang

PENENTUAN HARGA JUAL RUMAH DENGAN METODE COST PLUS PRICING PADA PT. CAKRA INDONESIA FERRY LAKSMANA / 3EB01

ANALISIS PERHITUNGAN HPP MENENTUKAN HARGA PENJUALAN YANG TERBAIK UNTUK UKM

PENGARUH PERPUTARAN PEREDIAAN TERHADAP PROFITABILITAS PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

COST VOLUME PROFIT (CVP) SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT INDO TAMBANGRAYA MEGAH, Tbk DAN ENTITAS ANAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini menyebabkan kegiatan

ANALISA LAPORAN KEUANGAN CV. DUNIA WARNA KARANGANYAR TAHUN ELLISA dan SUPRIHATI STIE AAS Surakarta

PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP NET PROFIT MARGIN DAN CURRENT RATIO PADA PT HERO SUPERMARKET, Tbk.

BAB 1 PENDAHULUAN. sejenis. Kondisi ini menuntut perusahaan untuk selalu memperbaiki kelemahan yang

JURNAL MANAJEMEN DEWANTARA Terbitonline:

ANALISIS LOGIT PADA CV ALBIRUNI

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipercaya sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Sejalan dengan

Analisis Perencanaan Laba Terhadap Pengambilan Keputusan Pada PT. Parit Padang Global di Makassar. Oleh: Agus Purnomo. Abstrak

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts

ANALISA BREAK EVENT POINT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya suatu perusahaan memiliki target atau tujuan untuk

PENGARUH BIAYA PEMASARAN TERHADAP LABA PADA PT. PRIMA KARYA MANUNGGAL KABUPATEN PANGKEP

PENGARUH MODAL PINJAMAN TERHADAP RENTABILITAS MODAL SENDIRI PADA PKP-RI GARUT

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DI KABUPATEN KUPANG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENDAPATAN USAHA PONSEL DI KOTA PASIR PENGARAIAN

Pengaruh Biaya Kualitas Automatic Power Back Up (APB) Terhadap Profitabilitas Pada PT Altcomindo Teknik Nusantara Bandung.

JURNAL ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS SEBAGAI ALAT BAGI MANAJEMEN DALAM MENGELOLA KAS

Analisis Cost Of Capital dan Pengaruhnya Terhadap Laba Pada PT Bumi Jasa Utama-Kalla Rent Makassar

BAB I PENDAHULUAN. bisa dipastikan perusahaan tersebut akan mengalami kesulitan dalam

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya, hal ini terlihat dari lahirnya lembaga-lembaga pendidikan baru dan. kegiatannya dan berkembang semakin besar.

Penggunaan Metode Gross Margin Pricing Dalam Menentukan Harga Jual Produk Keramik Pada CV Sumber Mitra Utama Di Samarinda

TINGKAT LABA PADA UD. AZKA JATI JEPARA KUPANG

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI YANG TEPAT UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK (Studi Kasus pada CV.AL-MUGHIST Udanawu blitar) ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

OPTIMALISASI PENGGUNAAN MODAL KERJA UNTUK MENINGKATKAN PROFITABILITAS PADA PT MILLENNIUM INTERNASIONAL, TBK

ANALISIS COST OF CAPITAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

ANALISIS PENETAPAN HARGA DALAM PRODUK PESANAN PADA USAHA KUE HANIF CAKE. Santi Pertiwi Hari Sandi ABSTRAK

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang semakin keras telah

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pada saat ini sedang menuju pada era globalisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. operasional sehari-hari disebut modal kerja. melalui hasil penjualan. Uang yang diterima melalui hasil penjualan akan

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS Analisis Rasio Profitabilitas Terhadap Laporan Keuangan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

BAB. I PENDAHULUAN. Rasio Profitabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu

ANALISIS COST OF CAPITAL DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA PADA PT HADJI KALLA GROUP DI MAKASSAR. SULTAN ISKANDAR STIE-YPUP Makassar

ANALISIS TITIK IMPAS PADA HOTEL WISATA GRAND BARUMBAY & RESORT SAMARINDA KHAS KALIMANTAN TIMUR UNTUK TAHUN 2009, 2010 & 2011.

BAB I PENDAHULUAN. apalagi memisahkan penggunaan keduanya. Oleh karenanya ada yang

SOAL A 1. Dalam prinsip opportunity cost,

Emi Apriyani 1. Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Samarinda. Indonesia.

Sistem Informasi Akuntansi Penuh dalam Penentuan Harga Jual pada PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan ZULIA HANUM

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA. Teguh, Penerbit : PT. Prenhalindo, Jakarta.

ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PESANAN DALAM MENETAPKAN HARGA JUAL PADA USAHA LAS PALANDAN DI DESA PALANDAN KECAMATAN BAEBUNTA KABUPATEN LUWU UTARA

Analisis Break Even Point (BEP) dan Profitabilitas Usaha Roti Pada Ganep Bakery di Surakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengantar 04/06/2015 PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DALAM PENENTUAN HARGA JUAL

Harga Pokok Penjualan 1,864,574,370 2,072,033,539 2,247,407,250 2,595,729,053 3,237,358,520

PENGARUH MODAL KERJA DALAM MENINGKATKAN RENTABILITAS EKONOMI PADA KOPERASI KARYAWAN RUWA JURAI PTP NUSANTARA VII UNIT USAHA SENABING

KALKULASI HARGA POKOK PENJUALAN PADA UD PONDOK MEKAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa

BAB II BAHAN RUJUKAN

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP EFEKTIVITAS PENERIMAAN KAS PADA KOLOMPOK USAHA BERSAMA MAWAR MERAH DI BALIASE KABUPATEN LUWU UTARA

Penerapan Metode Variable Costing dalam Pengambilan Keputusan Jangka Pendek untuk Menerima Pesanan pada CV Nasional Batako Kupang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan di dalamnya. Dengan semakin berkembangnya dunia saat ini, maka

ANALISIS RENTABILITAS DAN PROFITABILITAS PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM BALO TORAJA KSP. BALO TA. Imran Ukkas¹ Wirda Ayu Ningsi²

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akhmad Naruli (2014) melakukan penelitian tentang Analisis Penentuan Harga

BAB II BAHAN RUJUKAN

KEWIRAUSAHAAN - 2 Galih Chandra Kirana, SE.,M.Ak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) berperan penting dalam

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi FKIP

Jacob Abolladaka Pendidikan Ekonomi, FKIP-Undana Kupang-NTT

PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PT AKASHAWIRA INTERNATIONAL, Tbk.

ANALISIS PENDEKATAN COST PLUS DALAM MENENTUKAN HARGA JUAL KECAP PADA PERUSAHAAN KECAP MURNI JAYA KOTA KEDIRI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN Latar Belakang Kegiatan usaha yang dikenal dewasa ini pada hakikatnya tumbuh dan berkembang sesuai dengan waktu yang selalu berubah, denga

Transkripsi:

ANALISIS PENETAPAN HARGA JUAL DALAM MENINGKATKAN LABA PADA RUMAH MAKAN ULU BETE LAUT DI MASAMBA KABUPATEN LUWU UTARA I Ketut Patra¹ Agus Salim² No. HP 081355106244¹ ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis Penetapan Harga Jual Dalam Meningkatkan Laba Pada Rumah Makan Ulu Bete Laut Di Masamba Kabupaten Luwu. Metode analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Metode Cost Plus Pricing, yaitu penetapan harga jual dengan menambah margin (keuntungan) yang digunakan pada biayabiaya yang telah dibebankan pada barang. Hasil penelitian pengujian hipotesis yaitu Hasil analisis harga pokok produk menunjukkan nilai yang rendah di tambah laba yang diharapkan oleh pemilik RM Ulu Bete Laut setiap bulan sebesar 50% per porsi untuk makanan per porsi dan 30% per gelas untuk minuman buah segar. Harga jual makanan per unit (per porsi) sebesar Rp 12.445 sedangkan realisasi harga makanan per porsi pada RM Ulu Bete Laut sebesar Rp 22.000,-. Dengan demikian penetapan harga jual sesungguhnya 200% lebih dari harga pokok yang hanya mencapai Rp 8.297 per porsi. Harga jual minuman segar sebesar Rp 8.723 per gelas. Realisasi harga yang berlaku pada RM Ulu Bete Laut sebesar Rp 10.000,- per gelas. Dengan demikian terdapat kenaikan harga sekitar 140% dari harga pokok. Jika pemilik Rumah Makan (RM) Ulu Bete Laut tidak mencapai total penjualan di atas, maka dipastikan akan mengurangi jumlah laba usaha dan bahkan dapat menderita kerugian. Hasil analisis profitabilitas pertama berdasarkan data rincian pendapatan, sehingga diperoleh rasio profitabilitas sebesar 30,94% per bulan, artinya bahwa setiap penjualan Rp 100,- mampu memberikan laba usaha sebesar Rp 30,94 per unit. Berdasarkan data harga pokok produk yang dipakai sebagai dasar perhitungan hasil penjualan. Besarnya laba yang diperoleh RM Ulu Bete Laut setiap bulan, dapat dihitung diselisihkan antara hasil penjualan dengan harga pokok. Harga pokok produk yang dipakai sebagai dasar perhitungan harga jual, di peroleh laba usaha sebesar 15,23%, artinya bahwa setiap penjualan Rp 100,- mampu memberikan laba usaha sebesar Rp 15,23 per unit. Kata Kunci: Harga Jual dan Laba PENDAHULUAN Teori ekonomi mikro menjelaskan bahwa bisnis sebagai penggerak sosial ekonomi secara keseluruhan. Semakin banyak kegiatan bisnis suatu daerah, semakin besar peluang daerah tersebut mengalami kemajuan di segala aspek kehidupan. Kegiatan bisnis menjadi penyedia lapangan kerja bagi masyarakat yang memiliki waktu dan keterampilan. Bisnis akan menghasilkan barang atau jasa guna memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas dan berlangsung terus menerus. Sedangkan faktor-faktor ekonomi yang menghasilkan barang atau jasa sangatlah terbatas. Dengan demikian pelaku bisnis termotivasi untuk beroperasi guna 17 J u r n a l E k o n o m i P e m b a n g u n a n, V o l. 0 1 N o. 0 2 J u l i 2 0 1 4

memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks. Sebelum perusahaan dilaksanakan, maka studi kelayakan bisnis tersebut harus dianalisis untuk mengetahui kelayakannya. Tujuannya adalah untuk meminimalkan resiko kerugian. Investasi menunjukkan bahwa usaha ditentukan oleh jenis produk atau jasa yang sangat dibutuhkan oleh anggota masyarakat. Jika investasi yang diusulkan layak secara ekonomis, maka lembaga pembiayaan (Bank) bersedia memberikan kredit untuk modal kerja dan modal investasi sesuai kebutuhan. Modal harus dimanfaatkan secara efisien, penggunaan modal yang sesuai dengan kebutuhan akan menghasilkan laba yang optimal. Suatu kegiatan bisnis yang dijalankan, tentulah memiliki tujuan yang ingin dicapai oleh pemilik dan manajemen agar tetap tetap hidup (survive). Perusahaan menginginkan keuntungan yang optimal atas usaha yang dijalankannya karena pemilik perusahaan menginginkan modal yang telah ditanamkan dalam usahanya segera cepat kembali juga mengharapkan adanya hasil atas modal yang ditanamkannya sehingga mampu memberikan tambahan modal dan kemakmuran bagi pemilik dan seluruh karyawannya. Bagi perusahaan, laba yang diperoleh merupakan pencapaian rencana (target) yang telah ditentukan sebelumnya. Pencapaian target laba sangat penting karena dengan memperoleh laba yang telah ditetapkan atau bahkan melebihi target yang diinginkan akan memberikan kepuasan tersendiri bagi pemilik perusahaan. Kondisi ini merupakan ukuran keberhasilan dan kesuksesan untuk menilai kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan. Demikian pula sebaliknya, apabila perusahaan gagal mencapai target, maka cermin ketidak-mampuan atau terjadi kegagalan manajemen dalam mengelola perusahaan. Selain memperoleh laba, perusahaan juga menginginkan agar kegiatan bisnis yang dijalankan tidak hanya untuk satu periode saja, tetapi pemilik perusahaan menginginkan memiliki umur panjang untuk beberapa periode kedepan. Bahkan bila perlu pemilik menginginkan usaha yang dijalankan hidup dan berkembang secara kontinyu. Tujuan lain yang ingin dicapai perusahaan yaitu tetap mampu menghasilkan atau menyediakan berbagai jenis produk/jasa untuk kepentingan masyarakat umum. Ketersediaan produk/jasa yang mampu memberikan kemakmuran bagi masyarakat, maka pemilik perusahaan akan meningkatkan kemakmuran pemegang saham dan manajemen serta karyawan perusahaan yang bersangkutan. Jika perusahaan bekerja secara optimal dan efisien, maka produk yang dihasilkan mampu bersaing dipasar yang mampu menguasai pasar, sehingga volume produksi akan ditambah sesuai pangsa pasar yang dikuasai. Dengan demikian perusahaan akan menambah tenaga kerja produktif dan memperoleh pendapatan. Bertambahnya pendapatan masyarakat akan mendorong daya beli. Semakin besar permintaan 18 J u r n a l E k o n o m i P e m b a n g u n a n, V o l. 0 1 N o. 0 2 J u l i 2 0 1 4

masyarakat terhadap produk, maka peluang untuk menambah investasi baru. Ditinjau dari aspek pemerataan, perusahaan kecil juga mempunyai peran yang sangat penting karena dapat menunjang program pemerataan kesempatan untuk berusaha, pemerataan dalam penyebaran lokasi bisnis di daerah dan pemerataan dalam peningkatan pendapatan atau kesejahteraan masyarakat melalui kesempatan kerja. Semakin kompleksnya kegiatan suatu perusahaan atau industri disebabkan karena kegiatan perekonomian dan pembangunan di Indonesia semakin berkembang. Sebuah industri yang telah melaksanakan produksi barang dan jasa dalam jumlah besar dengan maksud untuk memenuhi permintaan konsumen di pasar. Terjadinya persaingan yang semakin serius akan menuntut banyak perusahaan sejenis berupaya untuk menguasai pasar sasaran. Untuk maksud tersebut, total biaya per unit suatu produk harus dihitung dengan cermat agar dapat menentukan harga jual yang tepat terhadap produk yang dihasilkan. Dengan demikian, harga pokok produk menggambarkan biaya minimal yang harus diterima kembali oleh produsen. Harga jual produk merupakan salah satu instrument bagi pemilik perusahaan untuk meningkatkan laba yang optimal guna menambah modal usaha. Dengan adanya penetapan harga jual sesuai biaya sesungguhnya, maka produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasar, bahkan mampu memimpin pasar dan menguasai pasar sasaran. Penetapan harga jual disesuaikan dengan daya beli konsumen (masyarakat). Penetapan harga jual yang tidak tepat, akan dapat berpengaruh negatif terhadap laba perusahaan. Setiap aktivitas bisnis selalu mengharapkan laba yang optimal pada waktu tertentu. Sedangkan kenyataannya selalu berbeda dengan harapan sesuai rencana yang ditetapkan, sehingga terjadi kesenjangan atau masalah yang harus diselesaikan. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini diperlukan data yang relevan dengan objek yang diteliti dalam rangka pengumpulan data, maka penulis mengadakan penelitian pada rumah makan Ulu Bete Laut di Masamba Kabupaten Luwu Utara. Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif yang bersumber dari data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Metode Analisis Data Dalam menganalisis data, metode yang digunakan dalam penetapan harga jual adalah Metode cost plus pricing, yaitu penetapan harga jual dengan menambah margin (keuntungan) yang digunakan pada biaya-biaya yang telah dibebankan pada barang, dengan rumus : Total Cost (TC) = VC + FC Profit Margin = (TC x % Laba) 19 J u r n a l E k o n o m i P e m b a n g u n a n, V o l. 0 1 N o. 0 2 J u l i 2 0 1 4

Harga Jual (HJ) = TC + Profit Margin Keterangan : TC = Total biaya per unit VC = Biaya variabel FC = Biaya Tetap Margin = Laba yang diinginkan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sumber: Data Rumah Makan Ulu Bete Laut Masamba, April 2014 Tabel 1 Pembahasan Hasil Penelitian Jenis Biaya Variabel pada Rumah Makan Ulu Bete Laut No. Jenis Biaya Variabel Hari (Rp) Bulan Total Biaya 1 Bahan Baku Makanan 1.520.000 30 hari Rp 45.600.000 2 Bahan minuman segar 1.000.000 30 hari 30.000.000 3 Tenaga kerja langsung -- 30 hari 20.000.000 4 Gas elpiji (tabung gas) 120.000 30 hari 3.600.000 Total Biaya Variabel Rp 99.200.000 Total biaya variabel yang dikeluarkan oleh Rumah Makan Ulu Bete Laut per bulan sebesar Rp 99.200.000,-. Biaya variabel tersebut terdiri atas biaya bahan baku- masakan dan bahan minuman segar, biaya tenaga kerja langsung (karyawan), biaya tabung gas elpiji (biaya overhead), dan biaya lainnya. Tabel 2 Jenis Biaya Variabel pada Rumah Makan Ulu Bete Laut No. Jenis Aset Tetap Harga (Rp) Umur By penyusutan 1 Gedung RM Ulu Bete 200.000.000 20 thn Rp 10.000.000 2 Peralatan masak 20.000.000 2 thn 10.000.000 3 Meja dan kursi 10.000.000 2 thn 5.000.000 4 Kompor elpiji 2.000.000 1 thn 2.000.000 5 Motor bebek 15.000.000 5 thn 3.000.000 Total Biaya Tetap Rp 30.000.000 Sumber: Data Rumah Makan Ulu Bete Laut Masamba, April 2014 20 J u r n a l E k o n o m i P e m b a n g u n a n, V o l. 0 1 N o. 0 2 J u l i 2 0 1 4

Total biaya tetap terdiri atas biaya penyusutan asset tetap dan air minum dari PDAM sebesar Rp 30.000.000,- per tahun atau per bulan sebesar Rp 2.500.000,- per bulan. Gedung rumah makan ulu bête laut didirikan pada tahun 2000 dengan total dana investasi Rp 200 juta. Peralatan untuk masak terdiri atas belangan/panci besar, kuali besar, piring, mangkok, sendok, gelas, dan berbagai macam peralatan lainnya. 1. Penetapan harga pokok Perhitungan harga pokok produk berdasarkan total biaya variabel ditambah total biaya tetap dibagi jumlah unit produk yang dihasilkan selama satu periode tertentu (satu bulan). Diketahui total biaya bahan baku setiap bulan, yaitu belanja bahan baku per bulan sebesar Rp 1.520.000 x 30 hari = Rp 45.600.000,- per bulan. 2. Rasio Laba Berdasarkan hasil perhitungan biaya variabel dan biaya tetap tersebut di atas, untuk menghasilkan menu makanan dan minuman segar, maka dapat diketahui besarnya Harga Pokok Produk (HPP) dan Harga Jual dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Harga Jual (HJ) = HPP + (% Profit x HPP). Diketahui biaya variabel masing-masing produk, sebagai berikut: Bahan baku makanan = Rp 45.600.000,- Bahan baku minuman = Rp 30.000.000,- Tenaga kerja langsung=rp 20.000.000,- Gas elpiji (tabung gas)= Rp 3.600.000,- Total biaya variabel(vc = Rp 99.200.000,- Harga pokok bahan dan tenaga kerja langsung menjadi dasar perhitungan laba operasi. Sedangkan laba bersih diperoleh setelah harga jual dikurangi dengan total biaya tetap dan biaya bunga serta pajak penghasilan. Berdasarkan perhitungan total biaya tetap dapat dihitung sebagai berikut: Gaji manajer per bulan = Rp 3.000.000,- Gaji security per bulan = Rp 1.000.000,- Penyusutan asset tetap = Rp 2.500.000,- Biaya listrik per bulan = Rp 500.000,- Biaya PDAM per bulan = Rp 300.000,- Biaya lain-lain per bulan = Rp 200.0000,- + Total biaya tetap (FC) = Rp 7.500.000,- Harga pokok produk (HPP) diperoleh melalui penjumlahan biaya variable (VC) dan biaya tetap (FC). Dengan demikian, maka harga jual dapat dihitung sebagai berikut: Total Cost (TC) = VC + FC = Rp 99.200.000 + Rp 7.500.000 = Rp 106.700.000,-/ Bulan Profit Margin (PM) =(TC x % Laba) = (Rp 106.700.000 x 25%) = Rp 26.675.000,-/ Bulan Harga Jual (HJ) = TC + Profit Margin = Rp 99.200.000 + Rp 26.675.000 = Rp 125.875.000,-/ Bulan Berdasarkan hasil analisis tersebut di atas, maka total penjualan yang diharapkan setiap bulan sebesar Rp125.875.000,-. Dari hasil penjualan tersebut terdapat biaya variabel, biaya tetap, dan tambahan laba yang diharapkan sebesar 25 persen. Jika pemilik Rumah Makan (RM) Ulu Bete Laut 21 J u r n a l E k o n o m i P e m b a n g u n a n, V o l. 0 1 N o. 0 2 J u l i 2 0 1 4

tidak mencapai total penjualan di atas, maka dipastikan akan mengurangi jumlah laba usaha, dan bahkan dapat menderita kerugian. Harga jual per unit dapat diketahui dengan cara membagi total harga jual per bulan dengan jumlah porsi makanan dan minuman yang terjual. Berdasarkan data pada tabel 03 menunjukkan jumlah porsi makanan lengkap yang terjual per hari sebanyak 275 porsi atau 8.250 porsi per bulan. Sedangkan jumlah minuman segar yang terjual per hari sebanyak 190 gelas atau 5.700 gelas per bulan (tabel 04). Harga pokok per unit (satu porsi) untuk makanan dapat dihitung dengan menggunakan metode biaya bersama, yaitu biaya tenaga kerja per bulan dibebani 70% x Rp 20.000.000= Rp 14.000.000,- dan untuk minuman 30% x Rp 20.000.000 = Rp 6.000.000,-. Sedangkan total biaya tetap per bulan sebesar Rp 7.500.000,- dibebankan untuk makanan 70% Rp 7.500.000= Rp 5.200.000,- dan 30% x Rp 7.500.000 = Rp 2.250.000,- dibebankan untuk minuman. Berdasarkan data dan perhitungan di atas, maka jumlah biaya makanan dan minuman dapat di lihat dalam table 3 berikut: Tabel 3 Jenis Biaya Variabel pada Rumah Makan Ulu Bete Laut No. Jenis Biaya Makanan Minuman Total 1 Bahan Makanan 45.600.000 30.000.000 75.600.000 2 Gas Elpiji 3.600.000 -- 3.600.000 3 Upah Tenaga Kerja 14.000.000 6.000.000 20.000.000 4 Biaya Tetap 5.250.000 2.250.000 7.500.000 Total biaya 68.450.000 38.250.000 106.700.000 Sumber: Data Rumah Makan Ulu Bete Laut Masamba, April 2014 Berdasarkan data tersebut di atas, maka dapat di analisis harga pokok dan harga jual per unit (per porsi untuk makanan dan per gelas untuk minuman segar), sebagai berikut: 22 J u r n a l E k o n o m i P e m b a n g u n a n, V o l. 0 1 N o. 0 2 J u l i 2 0 1 4

1. Harga Pokok Produk (HPP) : Total Biaya HPP Makanan per porsi = ---------------------- Jumlah porsi Rp 68.450.000 = ------------------------ = Rp 8.297 per porsi 8.250 porsi Total Biaya HPP Minuman per gelas = ---------------------- Jumlah Gelas Rp 38.250.000 = ------------------------ = Rp 6.710 per gelas. 5.700 Gelas 2. Harga Jual (HJ): HJ Makanan per porsi = HPP + (50% x HPP) = Rp 8.297 + (50% x Rp 8.297) = Rp 12.445 per porsi HJ Minuman per gelas = HPP + (30% x HPP) = Rp 6.710 + (30% x Rp 6.710) = Rp 8.723 per gelas Hasil analisis harga pokok produk menunjukkan nilai yang rendah di tambah laba yang diharapkan oleh pemilik RM Ulu Bete Laut setiap bulan sebesar 50% per porsi untuk makanan per porsi dan 30% per gelas untuk minuman buah segar. Harga jual makanan per unit (per porsi) sebesar Rp 12.445 sedangkan realisasi harga makanan per porsi pada RM Ulu Bete Laut sebesar Rp 22.000,-. Dengan demikian penetapan harga jual sesungguhnya 200% lebih dari harga pokok yang hanya mencapai Rp 8.297 per porsi. 23 J u r n a l E k o n o m i P e m b a n g u n a n, V o l. 0 1 N o. 0 2 J u l i 2 0 1 4

Harga jual minuman segar sebesar Rp 8.723 per gelas. Realisasi harga yang berlaku pada RM Ulu Bete Laut sebesar Rp 10.000,- per gelas. Dengan demikian terdapat kenaikan harga sekitar 140% dari harga pokok. Untuk mengetahui besarnya laba yang diperoleh RM Ulu Bete Laut setiap bulan, maka dapat dihitung dengan membandingkan antara hasil penjualan yang peluang diterima dikurangi dengan harga pokok produk. Adapun laba yang diperoleh RM Ulu Bete Laut setiap bulan sebagai berikut: Tabel 4 Perhitungan Laba Rugi per Bulan pada Rumah Makan Ulu Bete Laut Berdasarkan Rincian Pendapatan. Penjualan per bulan Rp 154.500.000 Biaya Variabel Rp 99.200.000 Kontribusi Margin Rp 55.300.000 Biaya Tetap. Rp 7.500.000 Laba Usaha Rp 47.800.000 Sumber:Data di olah dari Rumah Makan Ulu Bete Laut Masamba, April 2014 Berdasarkan rincian perhitungan pendapatan RM Ulu Bete Laut dikurangi biaya variabel dan biaya tetap, maka diperoleh laba usaha setiap bulan yang peluang diperoleh sebesar Rp 47.800.000,-. Sedangkan perhitungan penjualan berdasarkan harga- pokok di tambah persentase laba yang diharapkan sebesar 25%, maka besarnya laba usaha yang dapat diperoleh setiap bulannya sebesar Rp 19.175.000,-. Lebih jelasnya dapat dilihat dalam table, sebagai berikut: Tabel 5 Perhitungan Laba Rugi per Bulan pada Rumah Makan Ulu Bete Laut Berdasarkan Harga Pokok. Penjualan per bulan Rp 125.875.000 Biaya Variabel. Rp 99.200.000 Kontribusi Margin Rp 26.675.000 Biaya Tetap. Rp 7.500.000 Laba Usaha Rp 19.175.000 24 J u r n a l E k o n o m i P e m b a n g u n a n, V o l. 0 1 N o. 0 2 J u l i 2 0 1 4

Berdasarkan data di atas, maka dapat dianalisis dengan menggunakan pendekatan rasio profitabilitas sebagai berikut: Laba Usaha Profitabilitas = ------------------ x 100% Penjualan Rp 47.800.000 Profitabilitas 1 = ------------------------ x 100% Rp 154.500.000 = 30,94% Hasil analisis profitabilitas pertama berdasarkan data rincian pendapatan, maka diperoleh rasio profitabilitas sebesar 30,94% per bulan, artinya bahwa setiap penjualan Rp 100,- mampu memberikan laba usaha sebesar Rp 30,94 per porsi Sedangkan hasil analisis profitabilitas ke dua dengan menggunakan data harga pokok produk yang diperhitungkan, maka dapat dihitung, sebagai berikut: Rp 19.175.000 Profitabilitas 2 = ------------------------- x 100% Rp 125.875.000 = 15,23% Berdasarkan data harga pokok produk yang dipakai sebagai dasar perhitungan laba usaha, maka di peroleh sebesar 15,23%, artinya bahwa setiap penjualan Rp 100,- mampu memberikan laba usaha sebesar Rp 15,23 per porsi. Ke dua bentuk formulasi perhitungan harga jual sama-sama memberikan kontribusi laba, namun terdapat perbedaan pada jumlah persentase labanya pada RM Ulu Bete Laut tetap memperoleh laba usaha. SIMPULAN Hasil analisis harga pokok produk menunjukkan nilai yang rendah di tambah laba yang diharapkan oleh pemilik RM Ulu Bete Laut setiap bulan sebesar 50% per porsi untuk makanan per porsi dan 30% per gelas untuk minuman buah segar. Harga jual makanan per unit (per porsi) sebesar Rp 12.445 sedangkan realisasi harga makanan per porsi pada RM Ulu Bete Laut sebesar Rp 22.000,-. Dengan demikian penetapan harga jual sesungguhnya 200% lebih dari harga pokok yang hanya mencapai Rp 8.297 per porsi. Harga jual minuman segar sebesar Rp 8.723 per gelas. Realisasi harga yang berlaku pada RM Ulu Bete Laut sebesar Rp 10.000,- per gelas. Dengan demikian terdapat kenaikan harga sekitar 140% dari harga pokok. Jika pemilik Rumah Makan (RM) Ulu Bete Laut tidak mencapai total penjualan di atas, maka dipastikan akan mengurangi jumlah laba usaha dan bahkan dapat menderita kerugian. Hasil analisis profitabilitas pertama berdasarkan data rincian pendapatan, sehingga diperoleh rasio profitabilitas sebesar 30,94% per bulan, artinya bahwa setiap penjualan Rp 100,- mampu memberikan laba usaha sebesar Rp 30,94 per unit. 25 J u r n a l E k o n o m i P e m b a n g u n a n, V o l. 0 1 N o. 0 2 J u l i 2 0 1 4

Berdasarkan data harga pokok produk yang dipakai sebagai dasar perhitungan hasil penjualan. Besarnya laba yang diperoleh RM Ulu Bete Laut setiap bulan, dapat dihitung diselisihkan antara hasil penjualan dengan harga pokok. Harga pokok produk yang dipakai sebagai dasar perhitungan harga jual, di peroleh laba usaha sebesar 15,23%, artinya bahwa setiap penjualan Rp 100,- mampu memberikan laba usaha sebesar Rp 15,23 per unit. SARAN Disarankan kepada pemilik Rumah Makan Ulu Bete Laut agar menggunakan harga pokok rincian lebih realistis dari pada menggunakan harga pokok taksiran yang memiliki peluang penjualan tidak tercapai dan mengakibatkan kegagalan usaha. Disarankan kepada pemilik Rumah Makan Ulu Bete Laut agar tetap menggunakan harga pokok yang terinci sebagai dasar perhitungan laba usaha setiap bulannya. Harga jual makanan per porsi sebaiknya di koreksi kembali agar dapat menguasai pasar khusus rumah makan. DAFTAR PUSTAKA Buchari, Alma, (2004), Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Penerbit: CV. Alfabeta, Bandung Dharmesta dan Irawan. 2005. Manajemen Pemasaran. Penerbit Liberty,Yogyakarta Kotler, Philip,dkk. 2006. Manajemen Pemasaran (Edisi Kesebelas). Penerbit: PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta., dan Amstrong (2004).Dasar-Dasar Pemasaran, Jakarta : Salemba Empat dan Pearson Education Asia. Mulyadi. 1995. Akuntansi Biaya. Edisi tiga, Penerbit PT.BPFE, Yogyakarta. Nafarin, M. 2000. "Penganggaran Perusahaan" Penerbit Salemba Empat, Jakarta Riyanto, Bambang. 1995. "Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan" Penerbit PT.BPFE, Yogyakarta. Saladin, Linda, 2006. Perilaku Konsumen dan Pemasaran Strategik. Bandung, CV. Mandar Maju, dan Djaslim, 2003, Unsur-unsur Inti Pemasaran dan Manajemen Pemasaran. Bandung, CV. Mandar Maju. Sasali, Munawir. 2003. Manajemen Keuangan. Penerbit PT.BPFE, Yogyakarta Sukirno, Sadono. 2000. "Pengantar Teori Mikro Ekonomi" Penerbit PT. Raja Grakindo Persada, Jakarta. Swastha, Basu dan Irawan, 2000.Manajemen Pemasaran Modern. Edisi kedua penerbit Liberty, Yogyakarta. Stanton, 2005.Fundamentals of Marketing, 10 th Edition, Singapore : Mc Graw-Hill International. Soemita. R. 1998. Akuntansi Keuangan. Penerbit PT.BPFE, Yogyakarta. Suad Husnan dan Enny Pujiastuti, 1998. "Dasar-dasar Manajemen Keuangan" UPP AMP YPKN, Jakarta. 26 J u r n a l E k o n o m i P e m b a n g u n a n, V o l. 0 1 N o. 0 2 J u l i 2 0 1 4

Umar, Husein. 1994. Dasar-Dasar Pemasaran. Penerbit Erlangga, Jakarta. www.google.com dengan penelusuran Tinjauan Pustaka Karya Tulis Manajemen Pemasaran. www.garuda-indonesia.com www.wartaekonomi.com. 27 J u r n a l E k o n o m i P e m b a n g u n a n, V o l. 0 1 N o. 0 2 J u l i 2 0 1 4