ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG"

Transkripsi

1 ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG Devi Mutiana Jurusan Akuntansi Politeknik PalComTech Palembang Abstrak Tujuan utama laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan. Hal ini bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan- keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Namun demikian bukan berarti dari laporan keuangan tersebut sudah dapat langsung dilakukan pengambilan keputusan, melainkan laporan keuangan hanya dapat menggambarkan hasil akhir dari suatu kegiatan-kegiatan yang terjadi dalam periode yang bersangkutan. Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam pengambilan keputusan melalui laporan keuangan adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan tersebut. Dalam melakukan analisis terhadap laporan keuangan tersebut diperlukan beberapa tolak ukur. Analisis yang biasa dipakai adalah rasio atau indeks yang merupakan perbandingan di antara data-data keuangan. Analisis rasio keuangan merupakan alat utama yang dapat digunakan dalam melakukan analisis terhadap laporan keuangan. Melalui analisis rasio dapat dihasilkan pengukuran dalam bentuk rasio/relatif dan bukan dalam angka yang absolut. Dengan demikian dapat mempermudah dalam melihat perubahan-perubahan yang terjadi, apakah menunjukkan arah yang tetap, meningkat atau bahkan menurun..kata Kunci :Analisis, Kinerja keuangan dan Rasio-rasio keuangan. PENDAHULUAN Dalam melakukan analisis terhadap laporan keuangan tersebut diperlukan beberapa tolak ukur. Analisis yang biasa dipakai adalah rasio atau indeks yang merupakan perbandingan di antara data-data keuangan. Analisis rasio keuangan merupakan alat utama yang dapat digunakan dalam melakukan analisis terhadap laporan keuangan. Melalui analisis rasio dapat dihasilkan pengukuran dalam bentuk rasio/relatif dan bukan dalam angka yang absolut. Dengan demikian dapat mempermudah dalam melihat perubahanperubahan yang terjadi, apakah menunjukkan arah yang tetap, meningkat atau bahkan menurun.faktor-faktor yang paling utama untuk mendapatkan perhatian analisis adalah tingkat likuiditas, profitabilitas atau rentabilitas, solvabilitas dan aktivitas. Likuiditas dapat menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih. Profitabilitas dapat menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Solvabilitas dapat menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang. Aktivitas dapat mengukur sejauh mana efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber dayanya. Dari faktor-faktor tersebut tingkat likuiditas adalah faktor utama yang diperhatikan untuk tujuan analisis jangka pendek karena merupakan tingkat kemampuan perusahaan dalam membayar hutangnya tepat pada waktunya. Perusahaan yang mampu memenuhi 1

2 kewajiban keuangannya tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan likuid. Perusahaan dapat dikatakan mampu membayar kewajiban keuangannya tepat pada waktunya apabila perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran ataupun aktiva lancar yang lebih besar daripada hutang lancarnya atau hutang jangka pendek. Berdasarkan pengamatan yang telah penulis lakukan pada laporan keuangan PT. Sapta Prima Adikarya yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi selama tiga tahun berturut-turut yaitu 2006, 2007 dan 2008 yaitu terjadi penurunan kemampuan aktiva lancar dalam membiayai utang lancar perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan antara aktiva lancar dan utang lancar perusahaan. Pada tahun 2006 aktiva dan utang lancar perusahaan menunjukkan Rp dan Rp , tahun 2007 menunjukkan Rp dan Rp , tahun 2008 menunjukkan Rp dan Rp Terlalu besarnya dana yang tertanam dalam piutang perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan antara penjualan dan rata-rata piutang perusahaan. Pada tahun 2006 penjualan dan rata-rata piutang perusahaan menunjukkan Rp dan Rp , tahun 2007 menunjukkan Rp dan Rp , tahun 2008 menunjukkan Rp dan Rp LANDASAN TEORI Analisa Laporan Keuangan Menurut Mamduh dan Halim (2007:69) dalam melakukan analisa terhadap perkembangan posisi keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan perusahaan dari tahun ke tahun atau laporan keuangan komparatif. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mempermudah dalam membaca data-data keuangan yang telah disajikan dalam laporan komparatif tersebut adalah dengan menggunakan analisis common size. Rasio Likuiditas Menurut Jusuf (2006:50), rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya termasuk bagian dari kewajiban jangka panjang yang telah berubah menjadi kewajiban jangka pendek). Pengertian rasio likuiditas menurut Munawir (2004:31) adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih. Rasio Profitabilitas Menurut Agnes (2005:21), profitability ratio (rasio profitabilitas) adalah suatu rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Menurut Munawir (2004:43), rentabilitas atau profitability adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Pengertian profitabilitas (kemampuan mencapai laba) menurut Aliminsyah dan Padji (2003:206) adalah suatu kemahiran untuk memperoleh hasil dalam dunia usaha dengan perhitungan yang seksama. Rasio Solvabilitas Pengertian rasio solvabilitas menurut Riyanto (2001:224) adalah kemampuan 2

3 perusahaan untuk membayar semua utang-utangnya (baik jangka pendek maupun jangka panjang). Solvabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila perusahaan sekiranya saat ini dilikuidasikan. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas atau sering disebut rasio efisiensi. Menurut Riyanto (2001:235) adalah mengukur sejauh mana efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber dayanya. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Masalah Sehubungan dengan permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan yang telah penulis rumuskan dalam perumusan masalah, maka penulis akan menganalisa permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan sesuai dengan teori-teori yang relevan seperti yang telah penulis kemukakan dalam Landasan Teori. Penganalisaan ini penulis lakukan dengan mengolah data yang penulis dapatkan dari perusahaan. Data tersebut adalah laporan keuangan yang berupa Neraca dan Laporan Laba Rugi perusahaan tahun 2006, 2007 dan Agar permasalahan yang akan dianalisis tersebut dapat menghasilkan suatu pemecahan yang tepat, maka penulis akan membagi langkah-langkah analisis dalam pemecahan masalah tersebut, yaitu analisis laporan keuangan common size dan analisis rasio-rasio keuangan khususnya pada rasio-rasio keuangan. Analisis laporan keuangan common size antara lain terdiri dari analisis neraca common size untuk tahun 2006 dan 2007, analisis laporan laba rugi common size untuk tahun 2006 dan 2007, analisis neraca common size untuk tahun 2007 dan 2008 dan analisis laporan laba rugi common size untuk tahun 2007 dan Analisis likuiditas antara lain terdiri dari current ratio, acid test ratio, cash ratio, rasio perputaran piutang, periode rata-rata pengumpulan piutang, rasio perputaran persediaan dan periode rata-rata persediaan tersimpan di gudang. Analisis profitabilitas antara lain terdiri dari return on investment (ROI), gross profit margin, operating income ratio, dan operating assets turnover. Analisis solvabilitas yaitu Total Debt to equity dan analisis aktivitas yaitu Fixed Assets Turnover. Pembahasaan Analisis common size disusun dengan jalan menghitung tiap-tiap rekening dalam laporan rugi-laba dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan (untuk laporan rugi-laba) atau dari total aktiva (untuk neraca). Cara semacam ini memudahkan pembacaan data-data keuangan untuk beberapa periode (mencari trend-trend tertentu). 1. Neraca Common Size untuk Tahun 2006 dan 2007 Di dalam menganalisis neraca dengan menggunakan analisis common size, total aktiva dinyatakan sebagai 100 persen. Kemudian, pos-pos yang ada dalam kelompok ini dinyatakan sebagai persentase terhadap total aktiva bersangkutan. Adapun neraca komparatif untuk tahun 2005 dan 2006 penulis sajikan pada tabel 1 dan neraca common size yang telah penulis hitung berdasarkan neraca komparatif tersebut penulis sajikan pada tabel 2. 3

4 Tabel 1. PT SAPTA PRIMA ADIKARYA NERACA KOMPARATIF PER 31 DESEMBER 2006 DAN

5 Tabel 2. PT SAPTA PRIMA ADIKARYA NERACA COMMON SIZE PER 31 DESEMBER 2006 DAN 2007 Neraca common size untuk 2006 dan 2007 dicari dengan jalan membagi tiap-tiap rekening neraca dengan total aktiva. Dari neraca common size untuk tahun 2006 dan 2007 yang terdapat pada tabel 2, maka dapat diketahui bahwa disisi aktiva lancar terjadi penurunan proporsi kas perusahaan sebesar 0.61%, penurunan proporsi kas bank sebesar 0,41%, sebaliknya terjadi peningkatan pada proporsi piutang perusahaan sebesar 1,43% dan peningkatan pada proporsi persediaan material sebesar 1,78%. Dari perubahan proporsi dari pos-pos aktiva lancar tersebut, maka proporsi dari aktiva lancar mengalami peningkatan sebesar 2.18%. Peningkatan pada proporsi aktiva lancar tersebut berpengaruh padaa sisi aktiva tetap perusahaan, yaitu proporsi nilai buku aktiva tetap perusahaan mengalami penurunan sebesar 2,18%. Hal ini disebabkan adanya penurunan pada proporsi tanah sebesar 6,98%, penurunan pada proporsi bangunan sebesar 1,08%, peningkatan pada proporsi akumulasi 5

6 penyusutan bangunan sebesar 0,13%, peningkatan pada proporsi peralatan kantor sebesar 0,17%, peningkatan pada proporsi akumulasi penyusutan peralatan kantor sebesar 0,02%, peningkatan pada proporsi peralatan kerja sebesar 2,21%, peningkatan pada akumulasi penyusutan peralatan kerja sebesar 0,03%, peningkatan pada proporsi kendaraan dan alat berat sebesar 4,63% dan peningkatan pada proporsi akumulasi penyusutan kendaraan dan alat berat sebesar 0,94%, sehingga dari perubahan masing-masing pos tersebut proporsi aktiva tetap perusahaan mangalami penurunan sebesar 2,18%. Dari peningkatan dan penurunan proporsi pada tiap-tiap pos dalam total aktiva maka dapat disimpulkan bahwa modal kerja bruto perusahaan mengalami peningkatan sebesar 2,18%. Peningkatan ini disebabkan karena pada tahun 2007 perusahaan tidak sepenuhnya membelanjakan hasil operasinya atau laba perusahaan yang tertanam pada aktiva lancar perusahaan. Hal ini dapat dilihat pada perubahan proporsi piutang dan persediaan material perusahaan yang meningkat pada tahun 2007 bila dibandingkan dengan tahun Pada sisi kewajiban lancar terjadi peningkatan pada proporsi hutang usaha sebesar 6,06%, penurunan pada proporsi hutang bank sebesar 1,18% dan penurunan pada proporsi hutang lain-lain sebesar 0,50%, sehingga dari perubahan-perubahan proporsi pos-pos tersebut, proporsi kewajiban lancar perusahaan mengalami peningkatan sebesar 4,38%. Pada sisi kewajiban jangka panjang perusahaan, proporsi hutang bank mengalami penurunan sebesar 2,73%. Dari peningkatan proporsi pada kewajiban lancar dan penurunan pada proporsi kewajiban jangka panjang menyebabkan peningkatan pada proporsi jumlah kewajiban perusahaan yaitu sebesar 1,66%. Selanjutnya pada sisi equitas perusahaan, proporsi modal mengalami penurunan sebesar 5,31%, proporsi laba rugi tahun-tahun lalu mengalami peningkatan sebesar 11,54% dan proporsi laba rugi tahun berjalan mengalami penurunan sebesar 7,89%. Sehingga dari peningkatan dan penurunan yang telah terjadi pada pos-pos tersebut menyebabkan penurunan pada proporsi equitas perusahaan sebesar 1,66%. Dari peningkatan dan penurunan yang telah terjadi pada tiap-tiap pos dalam kewajiban perusahaan, maka dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2007 terjadi peningkatan pendanaan kreditor terhadap total harta perusahaan sebesar 1,66%. Hal ini disebabkan pada tahun ,14% dari total harta yang dimiliki oleh perusahaan merupakan pendanaan dari kreditor dan 62,86% dari harta tersebut merupakan pendanaan perusahaan sendiri. Angka tersebut mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2006 yaitu 35,48% dari total harta merupakan pendanaan dari kreditor dan 64,52% sisanya merupakan pendanaan perusahaan sendiri. Sedangkan dari peningkatan dan penurunan yang terjadi pada sisi equitas perusahaan dapat disimpulkan bahwa kemampuan perusahaan dalam memaksimalkan penggunaan aktiva menurun. Hal ini dapat dilihat dari adanya penurunan proporsi laba rugi tahun berjalan sebesar 7,89%. Dari perbandingan neraca common size perusahaan untuk tahun 2006 dan 2007, maka dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2007 tingkat likuiditas perusahaan menurun. Hal ini disebabkan karena peningkatan pada proporsi aktiva lancar perusahaan tidak sebanding dengan peningkatan pada proporsi kewajiban lancarnya, yaitu dari 39,06 : 26,81 (1,46:1) pada tahun 2006 menjadi 41,24 : 31,19 (1,32:1). Peningkatan pada proporsi kewajiban mengindikasikan bahwa semakin besarnya pendanaan dari kreditor yang menyebabkan semakin besarnya beban bunga yang dikeluarkan sehingga dapat terjadi penundaan pembayaran hutang. Oleh karena itu sebaiknya perusahaan lebih mengontrol biaya- biaya yang akan dikeluarkan dan membuat anggaran yang baik untuk biaya-biaya tersebut sehingga apabila perusahaan akan melakukan peminjaman dana maka dana tersebut tidak akan berlebihan. Selain itu peningkatan pada proporsi piutang dan persediaan material perusahaan dapat mengindikasikan bahwa semakin lamanya atau kurang efektifnya pengkonversian piutang dan persediaan tersebut menjadi kas sehingga apabila 6

7 terjadi penagihan terhadap hutang-hutang perusahaan, maka perusahaan akan mengalami kesulitan pembayaran karena kurangnya ketersediaan kas yang dimilikinya. Penurunan tingkat likuiditas perusahaan juga disebabkan oleh penurunan pada proporsi laba tahun berjalan perusahaan sebesar 7,89%. Penurunan tersebut bisa disebabkan oleh dua hal, faktor yang pertama adanya kelebihan investasi pada aktiva perusahaan yang berarti ketidakmampuan perusahaan dalam memaksimalkan penjualannya. Hal ini dikarenakan pada saat perusahaan melakukan investasi tersebut baik dengan cara tunai maupun kredit, maka pada saat itu tingkat likuiditas perusahaan akan menurun. Dengan melakukan investasi tersebut perusahaan berharap dapat meningkatkan likuiditasnya dengan cara menutupi penurunan likuiditasnya dengan meningkatkan proporsi penjualannya pada tahuntahun berikutnya melalui investasi tersebut. Tetapi pada kenyataannya proporsi laba yang dihasilkan perusahaan semakin menurun sehingga perusahaan mengalami kekurangan dana dalam upaya untuk menutupi pembiayaan investasi tersebut. Kedua adalah apabila perusahaan telah dapat meningkatkan penjualannya, maka faktor yang dapat menyebabkan penurunan likuiditasnya adalah ketidakmampuan perusahaan dalam mengontrol efisiensi penggunaan dana/biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan penjualan tersebut. Hal ini dikarenakan setelah perusahaan dapat meningkatkan proporsi penjualannya, perusahaan tidak dapat mengontrol penggunaan biaya yang dikeluarkan sehingga proporsi laba yang diperoleh perusahaan semakin mengecil. Untuk mengetahui hal tersebut maka penulis akan melanjutkan analisis ini dengan melakukan analisis common size terhadap laporan laba rugi perusahaan. 2. Laporan Laba Rugi Common Size untuk tahun 2006 dan 2007 Di dalam menganalisis laporan laba rugi dengan menggunakan analisis common size, total penjualan dinyatakan sebagai 100 persen. Kemudian, pos-pos yang ada dalam kelompok ini dinyatakan sebagai persentase terhadap total penjualan bersangkutan. Adapun laporan laba rugi komparatif untuk tahun 2006 dan 2007 penulis sajikan pada tabel 3 dan laporan laba rugi common size yang telah penulis hitung berdasarkan laporan laba rugi komparatif tersebut penulis sajikan pada tabel 4. 7

8 Tabel 3. PT SAPTA PRIMA ADIKARYA LAPORAN LABA RUGI KOMPARATIF PER 31 DESEMBER 2006 DAN 2007 Pendapatan Pendapatan Proyek Beban Pokok : Gaji tenaga kerja lapangan Beban Pemakaian Material Beban Operasional Kendaraan Beban Operasional peralatan Laba (Rugi) Kotor Beban Usaha : Beban Administrasi & Umum : Gaji Direksi Gaji Karyawan kantor Beban Administrasi Kantor Beban Asuransi Beban Listrik dan telepon Beban Perjalanan Dinas Beban Penyusutan Kendaraan Beban Penyusutan Peralatan Beban Penyusutan Gedung Laba (Rugi) Usaha Pendapatan Lain-lain Pendapatan Sewa Pendapatan Bunga Beban Lain-lain Beban Bunga Beban Lain-lain Laba (Rugi) Sebelum Pajak Beban Pajak Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Laba (Rugi) Setelah Pajak Rp Rp

9 Tabel 4. PT SAPTA PRIMA ADIKARYA LAPORAN LABA COMMON SIZE PER 31 DESEMBER 2006 DAN 2007 Pendapatan Pendapatan Proyek Beban Pokok : Gaji tenaga kerja lapangan Beban Pemakaian Material Beban Operasional Kendaraan Beban Operasional peralatan Laba (Rugi) Kotor Beban Usaha : Beban Administrasi & Umum : Gaji Direksi Gaji Karyawan kantor Beban Administrasi Kantor Beban Asuransi Beban Listrik dan telepon Beban Perjalanan Dinas Beban Penyusutan Kendaraan Beban Penyusutan Peralatan Beban Penyusutan Gedung Laba (Rugi) Usaha Pendapatan Lain-lain Pendapatan Sewa Pendapatan Bunga Beban Lain-lain Beban Bunga Beban Lain-lain Naik / (turun) 100,00 100,00 0,00 12,68 25,00 13,46 15,54 14,89 27,46 13,05 15,58 2,21 2,46 (0,40) 0,04 66,68 70,98 4,31 33,32 29,02 (4,31) 4,25 5,82 0,01 1,66 0,55 0,63 1,30 1,87 0,23 3,84 5,19 0,02 1,40 0,64 0,83 1,13 2,50 0,19 (0,41) (0,63) 0,00 (0,26) 0,09 0,20 (0,16) 0,63 (0,04) 16,33 15,74 (0,58) 17,00 13,27 (3,72) 5,89 5,47 (0,42) 1,50 0,99 (0,52) 7,39 6,46 (0,93) 1,34 1,25 (0,10) 2,88 3,34 0,46 4,22 4,59 0,37 Laba (Rugi) Sebelum Pajak Beban Pajak 20,16 3,87 15,14 2,67 (5,02) (1,21) Laba (Rugi) Setelah Pajak 16,29 12,47 (3,82) Laporan laba rugi common size untuk 2006 dan 2007 dicari dengan jalan membagi tiaptiap rekening yang ada pada laporan laba rugi dengan total penjualan. Dari laporan laba rugi common size untuk tahun 2006 dan 2007 yang terdapat pada tabel 4, maka dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan pada proporsi beban pokok penjualan perusahaan sebesar 4,31% sehingga peningkatan tersebut menyebabkan penurunan pada proporsi laba kotor perusahaan 9

10 sebesar 4,31%. Penurunan proporsi laba kotor perusahaan dikarenakan oleh adanya peningkatan proporsi pada pos gaji tenaga kerja lapangan sebesar 2,21%, peningkatan pada proporsi beban pemakaian material sebesar 2,46%, peningkatan beban operasional perusahaan sebesar 0,04 % dan terjadinya penurunan pada proporsi beban operasional kendaraan sebesar 0,40%. Kemudian terdapat penurunan pada proporsi beban usaha perusahaan sebesar 0,58%. Hal ini dikarenakan penurunan pada proporsi gaji direksi sebesar 0,41%, penurunan pada proporsi gaji karyawan kantor sebesar 0,63%, peningkatan pada proporsi beban administrasi kantor sebesar 0,01%, penurunan pada proporsi beban asuransi sebesar 0,26%, peningkatan pada proporsi beban listrik dan telepon sebesar 0,09%, peningkatan pada proporsi beban perjalanan dinas sebesar 0,20%, penurunan pada proporsi beban penyusutan kendaraan sebesar 0,16%, peningkatan pada proporsi beban penyusutan peralatan sebesar 0,63%, dan penurunan pada proporsi beban penyusutan gedung sebesar 0,04%. Dari peningkatan pada proporsi beban pokok penjualan sebesar 4,31% dan penurunan pada proporsi beban usaha sebesar 0,58% maka menyebabkan penurunan pada proporsi laba usaha perusahaan sebesar 3,72%. Selanjutnya terdapat penurunan pada proporsi pendapatan sewa sebesar 0,42%, penurunan pada proporsi pendapatan bunga sebesar 0,52%, penurunan pada beban bunga sebesar 0,10%, peningkatan pada beban lain-lain sebesar 0,46% dan penurunan beban pajak sebesar 1,21% sehingga penurunan dan peningkatan yang telah terjadi pada setiap pos laba rugi perusahaan menyebabkan penurunan pada proporsi laba setelah pajak perusahaan sebesar 3,82%. Dari perbandingan laba rugi common size perusahaan untuk tahun 2006 dan 2007, maka dapat disimpulkan bahwa penurunan tingkat likuiditas perusahaan pada tahun 2007 disebabkan oleh peningkatan pada proporsi beban operasional perusahaan sebesar 3,72% (4,31%-0,58%), penurunan pada proporsi pendapatan lain-lain perusahaan sebesar 0,93%, peningakatan pada proporsi beban lain-lain perusahaan sebesar 0,37% serta penurunan pada proporsi beban pajak perusahaan sebesar 1,21%. Dari penurunan dan peningkatan pada masing-masing pos-pos tersebut, maka dapat dikatakan bahwa kemampuan perusahaan dalam mengefisiensikan penggunaan biaya yang telah dikeluarkan mengalami penurunan sehingga menyebabkan penurunan pada proporsi laba setelah pajak perusahaan yang dihasilkan, sehingga dengan adanya penurunan tersebut menyebabkan semakin kecilnya arus kas yang diterima perusahaan dari laba operasinya. Hal ini berpengaruh pada tingkat likuiditas perusahaan, yang menyebabkan tingkat likuiditas perusahaan menurun pada tahun Oleh karena itu, sebaiknya perusahaan lebih mengontrol efisiensi biaya-biaya yang akan dikeluarkan dan menyeleksi proyek-proyek yang biayanya lebih kecil. 3. Neraca Common Size untuk tahun 2007 dan 2008 Pada analisis common size untuk tahun 2007 dan 2008, total aktiva juga dinyatakan sebagai 100 persen. Kemudian, pos-pos yang ada dalam kelompok ini dinyatakan sebagai persentase terhadap total aktiva bersangkutan. Adapun neraca komparatif untuk tahun 2007 dan 2008 penulis sajikan pada tabel 5 dan neraca common size yang telah penulis hitung berdasarkan neraca komparatif tersebut penulis sajikan pada tabel 6. 10

11 Tabel 5. PT SAPTA PRIMA ADIKARYA NERACA KOMPRATIF PER 31 DESEMBER 2007 DAN 2008 AKTIVA LANCAR Kas Bank Piutang Persediaan Material Jumlah Aktiva Lancar AKTIVA TETAP Tanah Bangunan Akumulasi Penyusutan Bangunan Peralatan Kantor Akumulasi Penyusutan Peralatan kantor Peralatan Kerja Akumulasi Penyusutan Peralatan Kerja Kendaraan dan Alat Berat Akumulasi Penyusutan Kendaraan dan Alat Berat Nilai Buku Aktiva Tetap Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp JUMLAH AKTIVA Rp Rp KEWAJIBAN LANCAR Hutang Usaha Hutang Bank Hutang Lain-lain Jumlah Kewajiban Lancar KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Hutang Bank Jumlah Kewajiban EKUITAS Modal Laba (Rugi) Ditahan Laba (Rugi) Tahun-tahun lalu Laba (Rugi) Tahun Berjalan Laba (Rugi) Ditahan Jumlah Equitas Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp JUMLAH KEWAJIBAN & EKUITAS Rp Rp

12 Tabel 6. PT SAPTA PRIMA ADIKARYA NERACA CO,,ON SIZE PER 31 DESEMBER 2007 DAN 2008 AKTIVA LANCAR Kas Bank Piutang Persediaan Material Jumlah Aktiva Lancar AKTIVA TETAP Tanah Bangunan Akumulasi Penyusutan Bangunan Peralatan Kantor Akumulasi Penyusutan Peralatan kantor Peralatan Kerja Akumulasi Penyusutan Peralatan Kerja Kendaraan dan Alat Berat Akumulasi Penyusutan Kendaraan dan Alat Berat Nilai Buku Aktiva Tetap Naik / (turun) 1,38 8,35 28,10 3,41 1,50 6,90 29,07 4,91 0,12 (1,45) 0,96 1,50 41,24 42,38 1,13 19,00 6,15-0,53 1,57-0,29 14,77-1,43 22,28-2,75 15,28 5,16-0,61 1,43-0,27 13,52-1,21 27,48-3,14 (3,72) (0,99) (0,08) (0,14) 0,02 (1,25) 0,22 5,20 (0,39) 58,76 57,62 (1,13) JUMLAH AKTIVA 100,00 100,00 (0,00) KEWAJIBAN LANCAR Hutang Usaha Hutang Bank Hutang Lain-lain Jumlah Kewajiban Lancar KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Hutang Bank Jumlah Kewajiban EKUITAS Modal Laba (Rugi) Ditahan Laba (Rugi) Tahun-tahun lalu Laba (Rugi) Tahun Berjalan Laba (Rugi) Ditahan Jumlah Equitas 26,16 3,68 1,35 28,16 6,10 2,21 2,00 2,42 0,86 31,19 36,47 5,28 5,95 6,11 0,16 37,14 42,58 5,44 14,44 10,38 (4,06) 32,73 15,69 33,75 13,29 1,02 (2,40) 48,42 47,04 (1,39) 62,86 57,42 (5,44) JUMLAH KEWAJIBAN & EKUITAS 100,00 100,00 (0,00) Dari neraca common size untuk 2007 dan 2008 yang terdapat pada tabel 6, maka dapat diketahui bahwa disisi aktiva lancar terjadi peningkatan proporsi kas perusahaan sebesar 0.12%, peningkatan pada proporsi piutang perusahaan sebesar 0,96% dan peningkatan pada proporsi 12

13 persediaan material sebesar 1,50%. Sebaliknya terjadi penurunan proporsi kas bank sebesar 1,45%. Dari perubahan proporsi dari pos-pos aktiva lancar tersebut, maka proporsi dari aktiva lancar mengalami peningkatan sebesar 1,13%. Peningkatan pada proporsi aktiva lancar tersebut juga berpengaruh pada sisi aktiva tetap perusahaan, yaitu proporsi nilai buku aktiva tetap perusahaan mengalami penurunan sebesar 1,13%. Hal ini disebabkan adanya penurunan pada proporsi tanah sebesar 3,72%, penurunan pada proporsi bangunan sebesar 0,99%, peningkatan pada proporsi akumulasi penyusutan bangunan sebesar 0,08%, penurunan pada proporsi peralatan kantor sebesar 0,14 %, penurunan pada proporsi akumulasi penyusutan peralatan kantor sebesar 0,02%, penurunan pada proporsi peralatan kerja sebesar 1,25%, penurunan pada akumulasi penyusutan peralatan kerja sebesar 0,22%, peningkatan pada proporsi kendaraan dan alat berat sebesar 5,20% dan peningkatan pada proporsi akumulasi penyusutan kendaraan dan alat berat sebesar 0,39%. Sehingga dari perubahan masing-masing pos tersebut, proporsi aktiva tetap perusahaan mengalami penurunan sebesar 1.13%. Dari peningkatan dan penurunan proporsi pada tiap-tiap pos dalam total aktiva maka dapat disimpulkan bahwa modal kerja bruto atau aktiva lancar perusahaan pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 1,13% yaitu, untuk tahun 2007 sebesar 41,24% dan tahun 2008 sebesar 42,38%. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa setiap tahun selalu terjadi penambahan hutang yang cukup besar atau sebagian dari hasil operasi perusahaan selalu tertahan dan perusahaan tidak bisa membelanjakan hasil operasi tersebut.hasil operasi perusahaan yang tertahan bisa disebabkan karena kesulitan perusahaan dalam mempercepat waktu pencairan kas dari aktiva lancarnya, yang dapat dilihat pada peningkatan proporsi piutang dan persediaan material perusahaan yang selalu meningkat dari tahun ketahun. Pada sisi kewajiban lancar terjadi peningkatan pada proporsi hutang usaha sebesar 2,00%, peningkatan pada proporsi hutang bank sebesar 2,42% dan peningkatan pada proporsi hutang lain-lain sebesar 0,86 %, sehingga dari peningkatan-peningkatan yang terjadi pada proporsi pos-pos tersebut, proporsi kewajiban lancar perusahaan mengalami peningkatan sebesar 5,28%. Pada sisi kewajiban jangka panjang perusahaan, proporsi hutang bank juga mengalami peningkatan sebesar 0,16%. Dari peningkatan yang terjadi pada proporsi kewajiban lancar dan proporsi kewajiban jangka panjang, maka menyebabkan peningkatan pada proporsi jumlah kewajiban perusahaan yaitu sebesar 5,44%. Selanjutnya pada sisi equitas perusahaan, proporsi modal mengalami penurunan sebesar 4,06%, proporsi laba rugi tahun-tahun lalu mengalami peningkatan sebesar 1,02% dan proporsi laba rugi tahun berjalan mengalami penurunan sebesar 2,40%. Sehingga dari peningkatan dan penurunan yang telah terjadi pada pos-pos tersebut menyebabkan penurunan pada proporsi equitas perusahaan sebesar 5,44%. Dari peningkatan dan penurunan yang telah terjadi pada tiap-tiap pos dalam kewajiban perusahaan, maka dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2008 juga terjadi peningkatan pendanaan kreditor terhadap total harta perusahaan sebesar 5,44%, yaitu pada tahun 2007 sebesar 37,14% dari total harta merupakan pendanaan dari kreditor dan 62,86% sisanya merupakan pendanaan perusahaan sendiri dan pada tahun 2008 mengalami peningkatan, 42,58% dari total harta merupakan pendanaan dari kreditor dan 57,42% sisanya merupakan pendanaan perusahaan sendiri. Selanjutnya dari peningkatan dan penurunan yang terjadi pada sisi equitas perusahaan, maka dapat diketahui bahwa perolehan laba tahun berjalan perusahaan mengalami penurunan, yaitu sebesar 2,40%. Bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, maka pada tahun 2008 proporsi laba tahun berjalan mempunyai persentase paling kecil. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa setiap tahun perusahaan selalu mengalami 13

14 penurunan kemampuan dalam upaya memaksimalkan penggunaan aktivanya. Dari perbandingan neraca common size perusahaan untuk tahun 2007 dan 2008, maka dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2008 tingkat likuiditas perusahaan juga menurun. Apabila dibandingkan dengan tahun 2007, maka pada tahun 2008 tingkat likuiditas perusahaan menunjukkan angka yang lebih rendah. Pada tahun 2007 yaitu 41,24% dari aktiva perusahaan dapat menjamin 31,19% hutang lancarnya atau Rp. 1,32 (41,24% : 31,19%) dari aktiva lancar dapat menjamin setiap Rp. 1 hutang lancar dan pada tahun 2008 yaitu 42,38% dari aktiva perusahaan dapat menjamin 36,47% hutang lancarnya atau Rp. 1,16 (42,38% : 36,47%) dari aktiva lancar dapat menjamin setiap Rp. 1 hutang lancar. Hal ini disebabkan karena peningkatan pada proporsi aktiva lancar perusahaan tidak sebesar peningkatan pada proporsi kewajiban lancarnya. Selain itu peningkatan pada proporsi piutang dan persediaan material perusahaan dapat mengindikasikan bahwa semakin lamanya pengkonversian piutang dan persediaan tersebut menjadi kas sehingga apabila terjadi penagihan terhadap hutang-hutang perusahaan, maka perusahaan akan mengalami kesulitan pembayaran karena kurangnya ketersediaan kas yang dimilikinya. Sama halnya dengan tahun 2007, penurunan tingkat likuiditas perusahaan tahun 2008 juga disebabkan oleh penurunan pada proporsi laba tahun berjalan perusahaan sebesar 2,40%. Penurunan tersebut bisa disebabkan oleh dua hal, yaitu adanya kelebihan investasi pada aktiva perusahaan yang berarti ketidakmampuan perusahaan dalam memaksimalkan penjualannya dan ketidakmampuan perusahaan dalam mengontrol efisiensi penggunaan dana/biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan penjualan tersebut.untuk mengetahui hal tersebut maka penulis akan melanjutkan analisis ini dengan melakukan analisis common size terhadap laporan laba rugi perusahaan untuk tahun 2007 dan PENUTUP Berdasarkan hasil pembahasan yang telah penulis kemukakan. Adapun kesimpulan tersebut sebagai berikut : Adanya penurunan kemampuan aktiva lancar dalam membiayai utang lancar perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan antara aktiva lancar dan utang lancar perusahaan. Pada tahun 2006 aktiva dan utang lancar perusahaan menunjukkan Rp dan Rp , tahun 2007 menunjukkan Rp dan Rp , tahun 2008 menunjukkan Rp dan Rp menyebabkan penurunan current ratio, acid test ratio dan cash ratio perusahaan setiap tahun yang mencerminkan semakin meningkatnya hutang perusahaan sehingga mengakibatkan likuiditas jangka pendek perusahaan menurun. Terlalu besarnya dana yang tertanam dalam piutang perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan antara penjualan dan rata-rata piutang perusahaan. Pada tahun 2006 penjualan dan rata-rata piutang perusahaan menunjukkan Rp dan Rp , tahun 2007 menunjukkan Rp dan Rp , tahun 2008 menunjukkan Rp dan Rp menyebabkan penurunan perputaran piutang dan semakin lamanya periode penagihan piutang setiap tahun sehingga mengakibatkan semakin besarnya resiko piutang tersebut tidak tertagih dan semakin lamanya pengkonversian piutang tersebut menjadi uang kas. Adanya kelebihan investasi atas aktiva perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari 14

15 perbandingan antara penjualan dan total aktiva perusahaan. Pada tahun 2006 penjualan dan total aktiva perusahaan menunjukkan Rp dan Rp , tahun 2007 Rp dan Rp , tahun 2008 menunjukkan Rp dan Rp dan dapat dilihat penurunan operating assets turnover setiap tahun yang mengindikasikan bahwa terlalu besarnya jumlah aktiva yang digunakan untuk menghasilkan penjualan sehingga biaya untuk menghasilkan penjualan tersebut menjadi semakin besar. Belum baiknya perusahaan dalam mengontrol efisiensi pengeluaran biaya-biaya yang dikeluarkan yang dapat dilihat dari penurunan Return On Investment (ROI), Gross Profit Margin dan Operating Income Ratio perusahaan sehingga mengakibatkan proporsi laba usaha setelah pajak perusahaan semakin menurun setiap tahun DAFTAR PUSTAKA Hutapea, Agnes Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : Zenith Publisher. Jusuf, Permana. ddk, Prinsip-Prinsip Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat. Muhamad, Aliminsyah Ddk, Pengantar Akuntansi. Edisi Ketujuh. Jilid 1. Jakarta : Erlangga. Munajab, Mamduh Dkk, 2007, Akutansi Keuangan. Edisi Revisi. Jakarta : Harvarindo. Munawir. 2004, Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta : Salemba Empat. Riyanto, Ahmad, Akuntansi Intemediate. Jakarta : Ghalia Indonesia. 15

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain: Analisis Rasio Laporan Keuangan Perusahaan Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan suatu dasar informasi untuk menyusun dan mengevaluasi mengenai berbagai kebijakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu 50 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu perusahaan. Salah satu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN A. Arti Penting Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan untuk mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu. Menurut

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu. Menurut BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kinerja Keuangan 1. Pengertian Kinerja Keuangan Kinerja perusahaan adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisien dan efektivitas dari aktivitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Harahap (2011:105) mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Analisa laporan keuangan adalah suatu proses yang dapat digunakan untuk memeriksa data

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun 2007-2010 Tugas Manajemen Keuangan Lanjutan Dosen: Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Oleh: Junita Nelly Panjaitan NIM. 127019020 Kelas A Pararel

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston, 18 II. LANDASAN TEORI 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

B. MASALAH YANG DIHADAPI DALAM PENENTUAN RASIO STANDAR

B. MASALAH YANG DIHADAPI DALAM PENENTUAN RASIO STANDAR ANALISIS RASIO A. RASIO STANDAR Rasio dalam analisis laporan keuangan adalah angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antara unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca,

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca, BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Laporan Keuangan Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebuah perusahaan pastilah memerlukan pencatatan keuangan atas transaksi-transaksi bisnis yang telah dilakukan agar perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena ingin mengetahui posisi keuangan perusahaan saat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

Bab 9 Teori Rasio Keuangan D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 123 Bab 9 Teori Rasio Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai jenis dan pembagian laporan keuangan serta mengerti tentang perhitungan tentang rasio

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Laporan Keuangan Dalam menganalisis permohonan kredit modal kerja, peneliti menggunakan data dari aspek keuangan yaitu menggunakan rasio keuangan dan metode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Definisi operasional merupakan gambaran tentang bagaimana suatu variabel diukur. Definisi operasional ditunjukkan pada variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan dalam Bab IV dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pengelolaan piutang yang dijalankan oleh PT. INTI kurang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

Lebih terperinci

VI. ANALISIS KEBERLANJUTAN FINANSIAL KOPERASI BAYTUL IKHTIAR

VI. ANALISIS KEBERLANJUTAN FINANSIAL KOPERASI BAYTUL IKHTIAR VI. ANALISIS KEBERLANJUTAN FINANSIAL KOPERASI BAYTUL IKHTIAR 6.1. Analisis Rasio Keuangan Koperasi Analisis rasio keuangan KBI dilakukan untuk mengetahui perkembangan kinerja keuangan lembaga. Analisis

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan

Analisis Laporan Keuangan Bahan Kuliah Manajemen Keuangan Bisnis I Pertemuan IV Analisis Laporan Keuangan Dosen : Suryanto, SE., M.Si Analisis Laporan Keuangan Analisis Indeks Analisis Common Size Analisis Rasio Keuangan Analisis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian 58 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan PT. XYZ Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil

Lebih terperinci

Analisis rasio keuangan. perusahaan daerah aneka karya. Kabupaten Boyolali. tahun Yulaika Dyah Iswandari F BAB I PENDAHULUAN

Analisis rasio keuangan. perusahaan daerah aneka karya. Kabupaten Boyolali. tahun Yulaika Dyah Iswandari F BAB I PENDAHULUAN Analisis rasio keuangan perusahaan daerah aneka karya Kabupaten Boyolali tahun 1998 2000 Yulaika Dyah Iswandari F 3300040 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan alat yang penting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada setiap akhir usaha, setiap perusahaan atau lembaga menyusun laporan keuangan yang selanjutnya dilaporkan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K Analisis Laporan Keuangan adalah suatu kegiatan penilaian, penelahaan atas laporan keuangan perusahaan dengan mendasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini dalam suatu periode tertentu (Kasmir,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN. PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk

BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN. PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk 30 BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Laporan Keuangan PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk mengelola operasi sistem tenaga listrik Jawa Bali, mengelola

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk Nama : R. Hudy Adinurwijaya Npm : 25210478 Kelas : 4EB23 Jurusan : Akuntansi Fakultas : Ekonomi Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN. o o

ANALISIS KEUANGAN. o o ANALISIS KEUANGAN Analisis rasio keuangan merupakan dasar untuk menilai dan menganalisa prestasi operasi perusahaan. Analisis rasio keuangan juga dapat digunakan sebagai kerangka kerja perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Tentang Kinerja Perusahaan 2.1.1 Pengertian Kinerja Perusahaan Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Indofarma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

Analisis Rasio Keuangan pada PT Citra Tubindo Tbk.

Analisis Rasio Keuangan pada PT Citra Tubindo Tbk. Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis Vol. 2, No. 1, July 2014, 45-54 p-issn: 2337-7887 Article History Received May, 2014 Accepted June, 2014 Analisis Rasio Keuangan pada PT Citra Tubindo Tbk.

Lebih terperinci

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode tertentu. Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori A. Kinerja Keuangan a. Pengertian Kinerja Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dikatakan bahwa kinerja adalah (a) sesuatu yang dicapai, (b) prestasi yang diperlihatkan,

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero)

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) I. Pendahuluan PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) merupakan penyedia listrik utama di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah berkepentingan menjaga kelayakan

Lebih terperinci

MEET 05 FOR E LEARNING ANALISA RASIO

MEET 05 FOR E LEARNING ANALISA RASIO MEET 05 FOR E LEARNING ANALISA RASIO PENGERTIAN Rasio dapat dihitung berdasarkan financial statement yang telah tersedia yang terdiri dari : Balance sheet atau neraca, yang menunjukkan posisi finansial

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap laporan keuangan, maka dapat diketahui secara jelas mengenai gambaran kondisi perusahaan dan langkahlangkah apa saja yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan Laba 1. Pengertian dan Karakteristik Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LAPORAN KEUANGAN 1. Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi adalah proses identifikasi, pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak yang berkepentingan untuk menilai kerja dan posisi keuangan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya

BAB II KERANGKA TEORITIS. Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Teori Tentang Laporan Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akutansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang industri, jasa maupun dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV RASIO KEUANGAN

BAB IV RASIO KEUANGAN BAB IV RASIO KEUANGAN 1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) A. Rasio Lancar (Current Ratio) Aktiva Lancar Current Ratio = -------------------------- Hutang Lancar Rasio lancar sangat berguna untuk mengukur

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Keuangan Pada PT. BS. Polymer Makassar

Analisis Kinerja Keuangan Pada PT. BS. Polymer Makassar Jurnal Aplikasi Manajemen, Ekonomi dan Bisnis Vol. 1, No.2, April 2017 ISSN 2541-1438; E-ISSN 2550-0783 Published by STIM Lasharan Jaya Analisis Kinerja Keuangan Pada PT. BS. Polymer Makassar St. Salmah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Kalbe Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

RASIO LAPORAN KEUANGAN

RASIO LAPORAN KEUANGAN RASIO LAPORAN KEUANGAN NERACA (BALANCED SHEET) Terdiri dari elemen pokok : Asset, Hutang, dan Modal. Pengukuran terhadap elemen-elemen Neraca biasanya menggunakan historical cost LAPORAN RUGI-LABA (INCOME

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

Analisis Penggunaan Rasio Keuangan (BAB 1) Astried P. ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN

Analisis Penggunaan Rasio Keuangan (BAB 1) Astried P. ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN A. ANALISIS KEUANGAN (FINANCIAL ANALYSISI) Analisis Keuangan adalah seni untuk mengubah data dari laporan keuangan ke informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan.

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Anggarini (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Hubungan Likuiditas dan Leverage Terhadap Profitabilitas Pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian Bab 1 Pasal 1 ayat 1, koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Menurut pendapat Darsono (2010: 47), Kinerja Keuangan adalah hasil kegiatan perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan Definisi laporan keuangan menurut IAI dalam SAK ETAP Bab 3 (2013:17) paragraf 3.12 yaitu bagian dari proses pelaporan keuangan dan laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan, Landasan dan Asas, serta Nilai dan Prinsip- Prinsip Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Pengertian Koperasi menurut Hendar dan Kusnadi (2005:18) adalah :

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Tujuan manajemen keuangan yakni memaksimalkan harga saham, bukan memaksimalkan laba per saham. Data akuntansi sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan selalu memerlukan modal kerja yang akan digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk

Lebih terperinci

WARMING UP : Buatlah Neraca dan Laba Rugi

WARMING UP : Buatlah Neraca dan Laba Rugi PENJUALAN 3000$ HPP 30% PENJUALAN BIAYA ADMINISTRASI = HPP KAS = 30% MODAL PAJAK 10% LABA DITAHAN 30% TOTAL MODAL = LABA DITAHAN X2 BIAYA BUNGA 30% HPP PERSEDIAAN = 3 X KAS PIUTANG = KAS HUTANG LANCAR

Lebih terperinci

Analisa Rasio Keuangan

Analisa Rasio Keuangan Analisa Rasio Keuangan Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analis keuangan memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering dipakai adalah rasio atau atau indeks, yang menghubungkan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu dari sistem manajemen secara keseluruhan. Manajemen yang baik dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis Pengertian analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Yuniarsih dan Suwatno (2008:98) adalah: Analisis adalah penguraian suatu pokok atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para anggotanya. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Kinerja keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk memberi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam dunia bisnis, tingginya tingkat persaingan membuat setiap perusahaan akan senantiasa meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan. Oleh karena itu, setiap perusahaan akan selalu berusaha memperoleh

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis terhadap laporan keuangan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. adalah di bawah ini. Berdasarkan analisis rasio likuiditas,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Secara umum dapat dikatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset 2.1.1 Pengertian Aset Aset merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan yang bentuknya dapat berupa hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Syamsul Arif R. Rustam Hidayat Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Secara Umum dapat dikatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Rasio Keuangan Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang cepat dalam berbagai segi kehidupan, baik segi sosial,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang cepat dalam berbagai segi kehidupan, baik segi sosial, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa tahun terakhir terlihat banyak sekali perkembangan dan perubahan yang cepat dalam berbagai segi kehidupan, baik segi sosial, ekonomi, politik, ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS Bab ini memuat input data dan hasil perhitungan rasio, pembandingan dengan rasio rata-rata industri tambang serta analisisnya. 3.1. Perhitungan Sebelum melakukan perhitungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 11, Maret 2017 KINERJA KEUANGAN PADA KANTOR PUSAT CREDIT UNION KELING KUMANG BERDASARKAN RASIO SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS

Bisma, Vol 1, No. 11, Maret 2017 KINERJA KEUANGAN PADA KANTOR PUSAT CREDIT UNION KELING KUMANG BERDASARKAN RASIO SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS KINERJA KEUANGAN PADA KANTOR PUSAT CREDIT UNION KELING KUMANG BERDASARKAN RASIO SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS ABSTRAKSI Anyap kk.anyap@yahoo.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak Credit

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan bab sebelumnya dengan menggunakan teknik analisis laporan keuangan, yaitu analisis horizontal, analisis vertikal, dan analisis rasio, dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian 1. Pengertian Property dan Real Estate Menurut buku Realestate Sebuah Konsep Ilmu dan Problem Pengembang di Indonesia ( Budi Santoso,2000) definisi real estate adalah

Lebih terperinci

BAB 4 Analisis Ratio

BAB 4 Analisis Ratio BAB 4 Analisis Pengertian Rasio Keuangan Laporan keuangan melaporkan aktivitas yang sudah dilakukan perusahaan dalam suatu periode tertentu. Aktivitas yang sudah dilakukan dituangkan dalam angka-angka,

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Hamidullah (2004) melakukan penelitian dengan judul Analisis Rasio Keuangan Sebagai Dasar Untuk Memprediksi Kondisi Keuangan Perusahaan Pada PT. Agro Max

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu cara untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Analisis yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Modal Kerja II.1.1 Pengertian Modal Kerja Dalam aktivitas sebuah perusahaan tidak dipungkiri bahwa dibutuhkan dana untuk menjalankan operasinya, mulai dari membeli bahan baku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan memerlukan laporan keuangan perusahaan, laporan keuangan yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Sedangkan Sartono. Setiap perusahaan selalu berusaha untuk meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Sedangkan Sartono. Setiap perusahaan selalu berusaha untuk meningkatkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas Profitabilitas menurut Riyanto (2001) adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Sedangkan Sartono (2001)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Kasmir (2012:7), laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.

Lebih terperinci

RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT GRAHAMAS CITRAWISATA, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT GRAHAMAS CITRAWISATA, Tbk. DAN ENTITAS ANAK RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT GRAHAMAS CITRAWISATA, Tbk. DAN ENTITAS ANAK Sofia Email: meilingsofia@gmail.com Program Study Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAKSI Analisis

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menilai perkembangan kinerja keuangan Haneda Decorations adalah dengan melakukan analisis terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Definisi Analisis Laporan Keuangan Menurut Berstein (1983) dalam Sjahrial dan Purba (2013: 1) mendefinisikan analisis laporan keuangan mencakup

Lebih terperinci