BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum A. Sejarah Singkat Giat Printing Malang Giat Printing Malang merupakan usaha kecil menengah yang bergerak di bidang percetakan kertas. Usaha yang didirikan oleh Bpk. Surya Adi Putra ini berdiri sejak tahun 2004 dengan modal awal 1 unit mesin cetak kecil, dengan 1 operator yang menangani segala bidang. Dalam kurun 6 bulan 1 unit mesin serupa ditambahkan beserta 1 orang karyawan operator mesin dan 1 unit PC beserta 1 orang karyawan sebagai desainer grafis. Kian tahun kian bertambah peralatan dan karyawan di Giat Printing seiring dengan bertambahnya permintaan pesanan cetak. Jenis pekerjaannya pun lebih beragam dari proses desain, cetak, pemotongan, dan pengeplongan sudah bisa ditangani sendiri. Hingga kini jumlah karyawan mencapai 9 orang karyawan dengan 1 mesin cetak besar, 1 mesin pond (plong), dan 1 mesin potong yang beroperasi, ditambah pula 3 karyawan lepas sebagai tenaga pengeleman. Omset yang dihasilkan pun kian bertambah.dari yang semula di awal tahun berdiri hanya berkisar antara Rp.2.000.000 per bulan, kini bisa mencapai Rp. 100.000.000 per bulan. 54
55 B. Lokasi Giat Printing Malang Usaha Giat Printing mempunyai lokasi di Jalan Kol.Sugiono 40-41 Gadang Malang.Lokasi ini sangat strategis karena berada di samping jalan raya Gadang yang setiap hari tidak pernah sepi dari kendaraan. Selain itu lokasi ini dekat dengan keramaian kota dan aktivitas sosial seperti pasar induk Gadang dan Terminal Gadang. C. Personalia 1) Jumlah karyawan Jumlah karyawan yang dimiliki Giat Printing saat ini sebanyak 9 orang karyawan tetap dan 3 orang karyawan lepas.terdiri dari 5 operator mesin cetak, 1 operator mesin potong, 1 operator mesin pond (Plong), 1 desainer grafis, 1 tenaga serabutan, dan 3 pekerja lepas untuk pengeleman. 2) Jam kerja karyawan Jam kerja karyawan yang diberlakukan pada Giat Printing adalah selama 8 jamdan istirahat 1 jam. Dimulai dari pukul 08.00 s/d 17.00 WIB.Selama 6 hari dalam seminggu. Dan libur pada hari Minggu dan hari-hari besar Nasional. 3) Sistem Penggajian Giat Printing menggunakan Sistem penggajian dengan cara mingguan. Gaji dibayarkan kepada karyawan setiap hari Sabtu di tiap minggunya.
56 D. Produksi 1) Produk Yang Dihasilkan Produk yang dihasilkan oleh Giat Printing adalah kertas cetak terdiri dari: Kemasan Rokok dan Kertas Sigaret. 2) Proses Produksi Proses produksi pada Giat Printing dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut; Tabel 4.1 Proses Produksi Pada Giat Printing Malang Proses Produksi Kertas Sigaret Proses Produksi Kemasan Rokok Tahap Persiapan : 1. desain 2. pembuatan film Tahap Persiapan : 1. desain 2. pembuatan film Tahap Produksi : 1. cetak Tahap Produksi : 1. cetak Tahap Finishing: 1. Pemotongan 2. pengepakan Tahap Finishing: 1. Pengeplongan 2. pengeleman 3. pengepakan
57 Proses produksi dimulai dari tahap persiapan yaitu mendesain gambar kemasan rokok maupun kertas sigaret dengan computer kemudian membuat film yang dicetak dengan tinta laser. Tahap kedua adalah tahap produksi yaitu proses pencetakan kertas pada mesin cetak. Untuk kertas sigaret waktu dan tinta yang digunakan akan lebih sedikit dibandingkan dengan kemasan rokok, karena kertas sigaret hanya menggunakan 1 sampai 2 warna saja. Sedangkan kemasan rokok bisa menggunakan 2 hingga 4 warna. Tahap ketiga adalah tahap Finishing. Tahap ini merupakan tahap penyelesaian dan tahap akhir dalam proses produksi cetak yang meliputi tahap pemotongan dan pengepakan untuk kertas sigaret. Dan tahap pengeplongan, pengeleman, dan pengepakan untuk kemasan rokok. 3) Pemakaian Bahan Baku Bahan baku yang dugunakan untuk memproduksi produk-produk diatas adalah kertas. Kertas yang digunakan untuk kertas sigaret adalah kertas AMBRI PDN ukuran 51 cm x 76 cm. Untuk kemasan rokok, kertas yang digunakan adalah jenis IVORY ukuran 79cm x 109cm. Jumlah pemakaian bahan baku pada tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut,
58 Tabel 4.2 Pemakaian Bahan Baku Per Jenisproduk Pada Giat Printing Malang Tahun 2013 Kuantitas produksi No. Jenis produk Biaya Bahan Baku (Rim) 1 Kertas Sigaret 1680 Rp 199.440.000 2 Kemasan Rokok 288 Rp 324.336.000 Total Sumber :Data Giat Printing Malang Tahun 2013 4) Pemakaian Tenaga Kerja Langsung 1988 Rp 523.776.000 Biaya Tenaga Kerja Langsung meliputi gaji karyawan operator mesin cetak, gaji karyawan operator mesin pond (plong), gaji karyawan operator mesin potong, dan gaji karyawan desain. Untuk jumlah biaya tenaga kerja langsung pada tahun 2013 dapat disajikan pada tabel 4.3 berikut ini. Tabel4.3 Biaya Tenaga Kerja Langsung pada Giat Printing Tahun 2013 No. Jenis Produk BTKL BTKL (Rp) 1. Gaji operator mesin cetak Rp 51.000.000,00 1 Kertas Sigaret 2. Gaji operator mesin potong Rp 17.520.000,00 2 Kemasan Rokok Jumlah Rp 68.520.000,00 1. Gaji operator mesin cetak Rp 51.000.000,00 2. Gaji operator mesin pond Rp 19.020.000,00 3. Gaji tenaga pengeleman Rp 32.400.000,00 Jumlah Rp 102.420.000,00 Total BTKL Rp 170.940.000,00 Sumber: Data Giat Printing Malang Tahun 2013
59 5) Pemakaian Biaya Overhead Biaya-biaya Overhead yang dikonsumsi Giat Printing Malang untuk berproduksi selama tahun 2013 dapat disajikan pada tabel 4.4 berikut ini; Tabel 4.4 Biaya Overhead Giat Printing Malang pada Tahun 2013 No Biaya Overhead Total 1 Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung Rp 10,500,000.00 2 Biaya Listrik Rp 12,000,000.00 3 Biaya Bahan Pembantu Rp 27,600,000.00 4 Biaya Desainer Grafis Rp 9,600,000.00 5 Biaya Film Rp 6,000,000.00 7 Biaya Internet Dan Telepon Rp 2,948,000.00 8 Biaya Penyusutan Mesin Rp 19,700,000.00 9 Biaya Perawatan Gedung Rp 500,000.00 10 Biaya Perawatan Mesin Rp 15,600,000.00 11 Biaya Penyusutan Gedung Rp 3,750,000.00 Total Rp 108,198,000.00 Sumber :DataGiat Printing Malang Tahun 2013 Penjelasan pemakaianbiaya Overhead pada Giat Printing Malang adalah sebagai berikut: a) Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk menggaji tenaga kerja yang tidak menangani langsung proses produksi yaitu tenaga kerja pembelian dan pengangkutan bahan baku
60 b) Biaya Listrik Biaya Listrik merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membayar pemakaian listrik untuk proses produksi. c) Biaya Bahan Pembantu Biaya bahan pembantu terdiri dari biaya pembelian tinta, biaya pembelian lem, dan perlengkapan lain yang digunakan oleh Giat Printing Malang dalam proses produksi. d) Biaya Desainer Grafis Biaya desainer grafis merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menggaji tenaga desainer grafis yang bekerja untuk mendesain gambar kemasan rokok dan kertas sigaret. e) Biaya Film Biaya film adalah biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan film f) Biaya Internet dan Telepon Biaya Internet merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pembayaran pemakaian internet yang berhubungan dengan keperluan aktivitas mendesain. g) Biaya Penyusutan Mesin Biaya penyusutan mesin merupakan biaya yang terjadi karena penggunaan mesin yang menyebabkan penurunan nilai mesin-mesin yang digunakan dalam jangka waktu tertentu.
61 h) Biaya Perawatan gedung Biaya pemeliharaan gedung merupakan biaya yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai untuk pemeliharaan gedung yang mendukung proses produksi. i) Biaya Perawatan Mesin Biaya pemeliharaan mesin merupakan biaya yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai untuk melakukan reparasi pemeliharaan mesin-mesin dan peralatan lain yang mendukung proses produksi. j) Biaya Penyusutan gedung Biaya penyusutan gedung merupakan biaya yang terjadi karena penggunaan gedung yang menyebabkan penurunan nilai gedung yang digunakan dalam jangka waktu tertentu. E. Sistem Penetapan Harga pada Giat Printing Malang Untuk system penetapan harga, Giat Printing Malang masih menggunakan perhitungan tradisional yaitu menjumlahkan semua biaya produksi yang dikeluarkan kemudian dibagi dengan jumlah unit produk yang diproduksi. 4.2.Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Menggunakan Sistem Tradisional pada Giat Printing Malang Sistem perhitungan harga pokok produksi yang digunakan pada Giat Printing Malang adalah sistem tradisional. Pembebanan biaya Overhead pada produk adalah dengan tarif tunggal dengan menggunakan cost driver berdasarkan
62 unit. Pembebanan biaya tahap pertama yaitu biaya overhead diakumulasi menjadi satu kesatuan kemudian dibagi dengan total unit produksi. Pembebanan tahap kedua Biaya Overhead dibebankan ke produk dengan mengalikan tarif tersebut dengan biaya yang digunakan masing-masing produk. a. Tahap pertama Tahap pertama yaitu biaya Overhead diakumulasi menjadi satu kesatuan kemudian dibagi dengan total unit produksi. Perhitungan tarif tunggal berdasar unit produk pada Giat Printing dapat disajikan sebagai berikut: Tarif Biaya Overhead b. Tahap kedua Tahap kedua Biaya Overhead dibebankan ke produk dengan mengalikan tarif tersebut dengan biaya yang digunakan masing-masing produk. Berikut ini akan disajikan pada tabel 4.5 Tabel 4.5 Pembebanan Biaya OverheadGiat Printing Malang Tahun 2013 ke Masing-masing Produk Tarif Biaya (1) Unit (Rim) (2) Biaya Overhead (1) x (2) Produk Kertas Sigaret Rp 54,756.07 1688 Rp92,428,251.01 Kemasan Rokok Rp 54,756.07 288 Rp 15,769,748.99 Sumber: data primer yang diolah dari tabel 4.2 dan tabel 4.4 Setelah melalui dua tahap diatas maka harga pokok produksi dengan menggunakan metode tradisional dapat ditentukan. Perhitungan harga pokok
63 produksi berdasarkan metode tradisional pada Giat Printing dapat disajikan pada tabel 4.6 berikut ini: Tabel 4.6 Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada Giat Printing Malang Dengan Metode Tradisional Pada Tahun 2013 Elemen Biaya Kertas Sigaret Kemasan Rokok Biaya Bahan Baku Rp 199,440,000.00 Rp 324,336,000.00 Biaya TKL Rp 68,520,000.00 Rp 102,420,000.00 Biaya Overhead Rp 92,428,251.01 Rp 15,769,748.99 Total HPP Rp 360,388,251.01 Rp 442,525,748.99 Total HPP Per Unit Kertas Sigaret (Rp 360,388,251.01: 1688) Rp 213,500.15 Kemasan Rokok (Rp 442,525,748.99: 288) Rp 1,536,547.74 Sumber: data primer yang diolah dari tabel 4.2, tabel 4.3, dan tabel 4.5 Dari data perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa harga pokok produksi untuk produk Kertas sigaret sebesar Rp 360,388,251.01atauRp 213,500.15 per Rim. Dan untuk Kemasan Rokok sebesar Rp 442,525,748.99atauRp 1,536,547.74 per rim. 4.3. Perhitungan Harga Pokok Produksi pada Giat Printing Malang dengan Menggunakan Metode Activity-based costing a. Tahap pertama Tahap pertama menentukan harga pokok produksi berdasar Activity-Based Costing system adalah menelusuri biaya dari sumber daya ke aktivitas yang mengkonsumsinya. Tahap ini terdiri dari:
64 1. Mengidentifikasi dan menggolongkan aktivitas Di Giat Printing Malang, aktivitas yang teridentifikasi digolongkan menjadi empat level aktivitas. Rincian level aktivitas dapat disajikan pada tabel 4.7 berikut ini: Tabel 4.7 Klasifikasi Biaya Overhead Giat Printing Malang Tahun 2013 Berdasarkan Aktivitas Level Aktivitas Komponen Overhead Total Biaya Listrik Rp 12.000.000,00 Level Unit Biaya Bahan Pembantu Rp 27.600.000,00 Biaya Penyusutan Mesin Rp 19.700.000,00 Biaya Perawatan Mesin Rp 15.600.000,00 Level Product Biaya Desainer Grafis Rp 9.600.000,00 Biaya Film Rp 6.000.000,00 Biaya Internet Dan Telepon Rp 2.948.000,00 Level Batch Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung Rp 10.500.000,00 Level Facility Biaya Perawatan Gedung Rp 500.000,00 Biaya Penyusutan Gedung Rp 3.750.000,00 Total Rp 108.198.000,00 Sumber: Data Primer yang diolah dari tabel 4.4 Berikut ini penjelasan dari tiap level aktivitas yang dapat diidentifikasi meliputi: a) Aktivitas Level Unit Aktivitas ini terjadi berulang untuk setiap unit produksi dan konsumsinya seiring dengan jumlah unit yang diproduksi.jenis aktivitas ini meliputi
65 pemakain listrik, pemakaian bahan pembantu, Penyusutan mesin, dan perawatan mesin. b) Aktivitas Level Product Merupakan jenis aktivitas yang dikonsumsi produk yang dihasilkan oleh aktivitas tersebut.aktivitas ini dilakukan untuk mendukung produksi tiap produk yang berbeda.aktivitas yang masuk dalam level ini adalah biaya desainer grafis, biaya film, dan biaya internet &telepon. c) Aktivitas Level Batch Merupakan jenis aktivitas yang dikonsumsi oleh produk berdasarkan jumlah batch produk yang diproduksi dan aktivitas penyebab biaya ini terjadi berulang setiap batch(kelompok). Aktivitas dalam level ini adalah biaya tenaga kerja tidak langsung. d) Aktivitas level Fasilitas Merupakan jenis aktivitas yang dikonsumsi oleh produk berdasarkan fasilitas yang dinikmati oleh produk.aktivitas ini berkaitan dengan unit, batch maupun produk. Aktivitas dalam level ini adalah perawatan gedung. 2. Menentukan Cost Driver Setelah mengidentifikasi dan menggolongkan biaya ke dalam level aktivitas langkah selanjutnya adalah menentukan Cost Driveryang tepat untuk masing-masing aktivitas. Identifikasi ini dimaksudkan untuk menentukan tarif per unit Cost Driver.Data Cost Driver tiap produk dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini:
66 Tabel 4.8 Data Cost Driver Tiap Produk Pada Giat Printing Malang Tahun 2013 Cost Driver Kertas Sigaret Kemasan Rokok Jumlah Pesanan 560 72 Jumlah Unit 1688 288 Jam Mesin 2532 2304 Luas Gedung 31 59 Jam Perawatan Mesin 166 151 Jam Tkl Desain 169 144 Sumber: Data Giat Printing Malang Tahun 2013 3. Penentuan kelompok-kelompok biaya yang homogen (Homogeneus Cost Pool). Pembentukan cost pool yang homogeny dimaksudkan untuk merampingkan pembentukan cost pool yang terlalu banyak, karena aktivitas yang memiliki Cost Driver yang berhubungan dapat dimasukkan ke dalam sebuah cost pool dengan menggunakan salah satu Cost Driver yang dipilih. Aktivitas yang dikelompokkan dalam level unit dikendalikan oleh empat Cost Driver yaitu jumlah unit produksi, jam mesin, dan jam perawatan mesin. Aktivitas yang dikelompokkan dalam level produk dan level batch dikendalikan oleh dua Cost Driver yaitu jam TKL desain dan jumlah pesanan. Sedangkan untuk aktivitas level fasilitas dikendalikan oleh satu Cost Driver yaitu luas gedung. Rincian cost pool yang homogen pada Giat Printing dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini;
67 Cost Pool Homogen Cost pool 1 Tabel 4.9 Cost Pool Homogen Pada Giat Printing Malang Biaya Listrik Biaya Overhead Biaya penyusutan mesin Cost Driver Jam Mesin Jam Mesin Cost pool 2 Biaya bahan pembantu unit produksi Cost pool 3 Biaya perawatan mesin Jam Perawatan Level Aktivitas Unit Cost pool 4 Biaya desainer grafis Jam Tkl Desain Biaya film Jumlah Pesanan Cost pool 5 Biaya internet dan telepon Jumlah Pesanan Biaya Tenaga kerja Tak Langsung Jumlah Pesanan Cost pool 6 Biaya perawatan gedung Luas Gedung Biaya Penyusutan Gedung Luas Gedung Sumber: data primer yang diolah Product Batch Facility 4. Penentuan tariff kelompok (pool rate) Setelah menentukan cost pool yang homogen, kemudian menentukan tarif per unit Cost Driver. Tariff kelompok (pool rate) adalah tariff biaya Overhead per unit Cost Driver yang dihitung untuk suatu kelompok aktivitas. Tarif kelompok dihitung dengan rumus total biaya Overhead untuk kelompok aktivitas tertentu dibagi dengan dasar pengukur aktivitas kelompok tersebut. Tariff per unit Cost Driver dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Pool rate aktivitas pada Giat Printing Malang dapat disajikan pada tabel 4.10 dibawah ini;
68 Tabel 4.10 Perhitungan Tarif Pool Rate Pada Giat Printing Malang Tahun 2013 Cost Pool Total Biaya Cost Total Pool Biaya Overhead Homogen Overhead Driver Rate (1) (2) (1) : (2) Cost Pool 1 Biaya Listrik Rp 12.000.000,00 Biaya penyusutan mesin Rp 19.700.000,00 3704 Jam Mesin Rp 8,558.32 Cost Pool 2 Biaya pembantu bahan Rp 27.600.000,00 1976 Unit Rp 13,967.61 Cost Pool 3 Biaya mesin perawatan Rp 15.600.000,00 317 Jam Rp 49,211.36 Cost Pool 4 Biaya grafis desainer Rp 9.600.000,00 313 Jam TKL Desain Rp 30,670.93 Biaya film Rp 6.000.000,00 Cost Pool 5 Biaya internet dan telepon Rp 2.948.000,00 410 Pesanan Rp 47,434.15 Biaya Tenaga kerja Tak Langsung Rp 10.500.000,00 Cost Pool 6 Biaya gedung perawatan Biaya Penyusutan Gedung Rp 500.000,00 Rp 3.750.000,00 90 m² Rp 47,222.22 Total Rp108,198,000.00 Rp 197,064.58 Sumber : data primer yang diolah dari tabel 4.4 dan 4.8
69 b. Tahap Kedua Tahap kedua menentukan Harga Pokok Produksi berdasar aktivitas adalah membebankan tarif kelompok berdasar Cost Driver.Biaya untuk setiap kelompok biaya Overhead dilacak ke berbagai jenis produk. Biaya Overhead ditentukan dengan rumus sebagai berikut: Pembebanan Biaya Overhead dapat disajikan pada tabel 4.11berikut ini
70 Tabel 4.11 Pembebanan Biaya Overhead Dengan Activity-based costing Pada Giat Printing Malang Tahun 2013 Level Aktivitas Cost Driver Proses Pembebanan Kertas Sigaret Kemasan Rokok Jumlah Rp 8,558.32 x 1688 Rp 14,446,436.29 Jam Mesin Rp 31,700,000.00 Rp 8,558.32 x 2016 Rp 17,253,563.71 Level Unit Level Produk Level Produk Dan Level Batch Level Fasilitas Unit Produksi Jam Perawatan Mesin Rp 13.967 x 1688 Rp 23,577,327.94 Rp 13.967 x 288 Rp 4,022,672.06 Rp 49,211.36 x 166 Rp 8,167,741.94 Rp 49,211.36 x 151 Rp 7,432,258.06 Rp 27,600,000.00 Rp 15,600,000.00 Total Rp 46,191,506.16 Rp 28,708,493.84 Rp 74,900,000.00 Jam Tkl Desain Jumlah Pesanan Rp. 30.670,93 x 169 Rp 5,183,386.58 Rp. 30.670,93 x 144 Rp 4,416,613.42 Rp 47.434,15 x 338 Rp 16,032,741.46 Rp 5,183,386.58 Rp 4,416,613.42 Rp 47.434,15 x 72 Rp 3,415,258.54 Rp 9,600,000.00 Rp 19,448,000.00 Total Rp16.032.741,46 Rp 29,048,000.00 Luas Gedung Rp 47,222.22 x 31 Rp 1,463,888.89 Rp 47,222.22 x 59 Rp 2,786,111.11 Total Rp 1,463,888.89 Rp 2,786,111.11 Rp 4,250,000.00 TOTAL BIAYA OVERHEAD Rp 68,871,523.09 Rp 39,326,476.91 Rp 108,198,000.00 Sumber: data primer yang diolah dari tabel 4.8, tabel 4.9, dan tabel 4.10
71 Berdasarkan pembebanan biaya Overhead yang telah dilakukan, maka perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan activity-based costing pada Giat Printing Malang dapat disajikan pada tabel 4.12 sebagai berikut: Tabel 4.12 Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Activity-based costing Pada Giat Printing Malang Tahun 2013 Biaya Produksi Kertas Sigaret Kemasan Rokok B. Bahan Baku Rp 199.440.000,00 Rp 324.336.000,00 B. T. Kerja Langsung Rp 68.520.000,00 Rp 102.420.000,00 B. Overhead Rp 68,871,523.09 Rp 39,326,476.91 Harga Pokok Produksi Rp 336,831,523.09 Rp 466,082,476.91 Unit produk 1688 288 HPP per Unit Rp 199,544.74 Rp 1,618,341.93 Sumber : data primer yang diolah dari tabel 4.2, tabel 4.3, dan tabel 4.10 Hasil perhitungan harga pokok produksi pada Giat Printing Malang tahun 2013 dengan menggunakanactivity-based costing diperoleh hasil harga pokok produksi untuk kertas sigaret sebesar Rp 199,544.74 per Rim, dan untuk Kemasan rokok sebesarrp1,618,341.93 per Rim. 4.4. Analisis dan Perbandingan Sistem Tradisional dengan Activity-based costing Perbandingan selisih antara Sistem tradisional dengan activity-based costing dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut ini;
72 Tabel 4.13 Perbandingan Selisih Harga Pokok Produksi Antara System Tradisional Dengan Activity-Based Costing pada Tahun 2013 Metode Kertas Sigaret Kemasan Rokok Sistem Tradisional Rp 213,500.15 Rp 1,536,547.74 ABC Sistem Rp 199,544.74 Rp 1,618,341.93 Selisih Rp 13,955.41 Rp 81,794.19 Kondisi overcosting undercosting Sumber: data primer yang diolah dari tabel 4.6 dan tabel 4.12 Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa hasil perhitungan harga pokok produksi dengan activity-based costing sistem untuk kertas sigaret adalah sebesar Rp 199,544.74 dan untuk kemasan rokok sebesarrp 1,618,341.93.Dari hasil tersebut jika dibandingkan dengan system tradisional, maka sistem activity-based costing memberikan hasil yang lebih besar untuk produk kemasan rokok. Sedangkan untuk produk kertas sigaret memberikan hasil yang lebih kecil. Selisih untuk kertas sigaret sebesar Rp 13,955.41 sedangkan selisih untuk kemasan rokok sebesar Rp 81,794.19. Perbedaan yang terjadi antara harga pokok produksi berdasar system tradisional dan Activity-Based Costing system tersebut disebabkan karena pembebanan biaya Overhead pada masing-masing produk. Pada system tradisional, biaya Overhead pada masing-masing produk hanya dibebankan pada satu Cost Driver saja yaitu jumlah unit produksi.sehingga mengakibatkan terjadinya distorsi pada pembebanan biaya Overhead yaitu terjadi Overcosting pada kertas sigaret dan Undercosting pada kemasan rokok. Atau terjadi overcosting pada produk dengan volume produksi tinggi
73 dan undercosting pada produk dengan volume produksi rendah. Dan sistem tradisional tidak memperhatikan kompleksitas dari tiap produk itu sendiri. Sedangkan Pada Activity-Based Costing system, biaya Overhead pada masing-masing produk dibebankan pada beberapa Cost Driver. Sehingga Activity-Based Costing system mampu mengalokasikan biaya aktivitas ke setiap produk secara tepat dan akurat berdasar konsumsi masing-masing aktivitas. 4.5. Analisis Keislaman Islam sangat menjunjung tinggi keadilan (justice). Begitu juga dalam penetapan harga. Menurut Islahi (1997: 101-102) adanya suatu harga yang adil telah menjadi pegangan yang mendasar dalam transaksi yang Islami. Pada prinsipnya transaksi bisnis harus dilakukan pada harga yang adil, sebab ia adalah cerminan dari komitmen syariah Islam terhadap keadilan yang menyeluruh. Secara umum harga yang adil ini adalah harga yang tidak menimbulkan eksploitasi atau penindasan (kedzaliman) sehingga merugikan salah satu pihak dan menguntungan pihak yang lain. Harga harus mencerminkan manfaat bagi pembeli dan penjualnya secara adil, yaitu penjual memperoleh keuntungan yang normal dan pembeli memperoleh manfaat yang setara dengan harga yang dibayarkannya. Dalam konsep activity-based costing pembebanan biaya untuk penentuan harga pokok dilakukan secara cermat dan akurat. Sehingga harga jual yang
74 ditetapkan mampu mencerminkan manfaat bagi pembeli dan penjual secara adil yaitu penjual memperoleh keuntungan yang normal dan pembeli memperoleh manfaat yang setara dengan harga yang dibayarkannya. Dan harga yang adil adalah harga yang tidak menimbulkan eksploitasi atau penindasan (kedzaliman) sehingga merugikan salah satu pihak dan menguntungkan pihak yang lain.