RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014

dokumen-dokumen yang mirip
RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2019

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN TAHUN (REVISI II)

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016

KATA PENGANTAR LINTONG SOPANDI HUTAHAEAN

BAB V RENCANA STRATEGIS BISNIS 5 TAHUN

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2017

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2015

LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

RENSTRA BALAI BESAR TEKNOLOGI ENERGI

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2014 NOMOR : SP DIPA /2014 DS:

AKUNTABILITAS KINERJA (LAKIP)

LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN

Revisi ke 02 Tanggal : 07 April 2015

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RINCIAN BELANJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2015

!"!"!#$%"! & ' ((( ( ( )

Ringkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN TRIWULAN II TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI. Revisi 1

BALAI BESAR PULP DAN KERTAS BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

2017 LAKIP BBIHP LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pertenunan yang dikenal dengan nama Textiel Inrichting Bandoeng (TIB)

LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Tekstil disebut BBT adalah unit Pelaksana

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN II TA.2015

RENCANA STRATEGIS. Perekayasaan Mekanisasi Pertanian

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI TAHUN

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. berbeda pada proses perencanaan strategis. itu dilakukan (Bryson and Roering 1988; Elbanna 2007; Hassan et al).

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

FORMULIR 3 RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016

KAK/ TOR PER KELUARAN KEGIATAN TAHUN PERALATAN DAN FASILITAS PERKANTORAN

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

LAPORAN KINERJA BARISTAND INDUSTRI SURABAYA TAHUN 2016

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2017

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RINCIAN BELANJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2015

Revisi ke : 03 Tanggal : 5 Nopember 2014

LAPORAN TAHUNAN PELAYANAN PUBLIK BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN 2014

BAB III KONDISI KINERJA TAHUN BERJALAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 40/M-IND/PER/6/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR KERAMIK

Revisi ke : 02 Tanggal : 3 September 2014

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT IKM PANGAN BARANG DARI KAYU DAN FURNITUR TAHUN ANGGARAN 2017

Revisi ke 04 Tanggal : 24 November 2015

Revisi ke 06 Tanggal : 23 Desember 2015

Revisi ke 05 Tanggal : 19 Oktober 2013

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN

Revisi ke : 06 Tanggal : 30 Desember 2014

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN I TA.2015

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2015

Bab II Perencanaan Kinerja

LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BALAI BESAR KERAMIK TAHUN TRIWULAN PERTAMA (Per Tanggal 31 Maret 2014)

LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

LAPORAN TRIWULAN IV BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2012

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

Rencana Kinerja Balai Besar Logam dan Mesin 2012 KATA PENGANTAR

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN I TA.2016

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2017

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2014 NOMOR : SP DIPA /2014 DS:

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

STANDAR PELAYANAN MINIMUM (SPM)

- 1 - BAB I PENDAHULUAN

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Revisi ke 02 Tanggal : 04 Mei 2015

Revisi ke 02 Tanggal : 29 April 2016

Kegiatan Prioritas Tahun 2010

RENCANA KINERJA (RENKIN) BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN TAHUN 2012

LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2015

BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

KATA PENGANTAR. Makassar, Desember 2014 Kepala Balai Besar Industri Hasil Perkebunan. Willem Petrus Riwu

P a g e 12 PERENCANAAN KINERJA. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lingga BAB. II

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2015

RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN PEMERINTAH DAERAH TAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014 BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN MAKASSAR TAHUN 2014

BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN KATA PENGANTAR RENKIN (RENCANA KINERJA) tahun 2014 merupakan rencana tahunan yang ditujukan untuk melengkapi rencana kegiatan setiap tahun yang telah dibuat oleh setiap unit instansi pemerintah khususnya Balai Besar industri Hasil Perkebunan Makassar (BBIHP) Kementerian Perindustrian, dengan mengikuti petunjuk pedoman penyusunan RENKIN, sesuai Permenperin Nomor: 150/M-IND/PER/12/2011 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Kementerian Perindustrian. Penyusunan RENKIN BBIHP TA. 2014 masih berpedoman kepada Renstra BBIHP 2010-2014 Tugas Pokok dan Fungsi (Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 48/M-IND/PER/6-2006 Tentang Organisasi dan Tata Kerja ), sehingga tidak terlepas dari arah kebijakan Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri, Kementerian Perindustrian. Harapan kami, bahwa Rencana Kinerja (RENKIN) tahun 2014 ini dapat dijadikan bahan informasi dan evaluasi serta bahan pertimbangan bagi pimpinan BPKIMI dalam menetapkan strategi kebijakan operasional dan pembinaan, dan menjadi pedoman dalam pelaksanaan kegiatan dalam tahun berjalan agar program kegiatan sedapat mungkin terealisasi dengan baik. Makassar, 30 Januari 2014 Kepala, ANDOYO SUGIHARTO i

BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. LATAR BELAKANG... 1 B. MAKSUD DAN TUJUAN... 4 C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI... 4 D. RUANG LINGKUP... 6 BAB II PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN INDUSTRI... 7 A. HASIL-HASIL PEMBANGUNAN... 7 B. ARAH PEMBANGUNAN... 12 BAB III RENCANA KERJA... 15 A. SASARAN KEGIATAN TAHUN 2014... 15 B. INDIKATOR KINERJA... 16 BAB IV PENUTUP... 18 LAMPIRAN - 1... 19 RENCANA KINERJA BBIHP TA. 2014... 19 ii

BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sebagai unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Perindustrian yang berada di bawah Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri, Balai Besar Industri Hasil Perkebunan (BBIHP) turut secara aktif mendukung pengembangan kompetensi di bidang industri hasil perkebunan baik secara lokal maupun regional melalui penyediaan jasa layanan teknis dan teknologi di bidang penelitian dan pengembangan industri, standardisasi dan sertifikasi. Namun, dengan perkembangan lingkungan yang demikian pesat sebagai konsekuensi logis dari era globalisasi dan perdagangan bebas dunia menimbulkan permasalahan yang harus dihadapi, yaitu : a. Bidang Penelitian dan Pengembangan Industri Kualitas kelitbangan sudah seharusnya dipandang sebagai penentu keberhasilan pembangunan industri karena apa yang dihasilkan oleh lembaga litbang bisa diukur, baik input maupun outputnya. Namun, peranan kelitbangan dalam pembangunan industri masih jauh dari apa yang diharapkan karena berbagai permasalahan yang dihadapi yaitu: 1. Keterbatasan Sumber Daya Litbang; 2. Minimalnya hasil Litbang yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha; 3. Rendahnya kemampuan Litbang Nasional; 4. Kerjasama antar Lembaga Litbang Pemerintah, Perguruan Tinggi dan Dunia Industri relatif masih rendah; 5. Belum berkembanganya budaya Litbang Industri di kalangan masyarakat; 6. Belum efektifnya penerapan sistem manajemen litbang di lingkungan BBIHP; 7. Manajemen keuangan yang kurang akomodatif terhadap tuntutan kegiatan litbang. 1

BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN b. Penerapan SNI 1. Ketersediaan dan kapasitas infrastruktur standardisasi laboratorium penguji untuk mendukung penerapan SNI dengan semua parameter masih terbatas; Salah satu kendala dalam mendukung penerapan SNI yang diberlakukan secara wajib selama ini adalah terbatasnya kemampuan dan jumlah laboratorium uji yang telah di akreditasi KAN. Disadari bahwa untuk mendapat akreditasi dari KAN bukanlah hal yang mudah karena membutuhkan ketersediaan sarana dan prasarana beserta tenaga analis yang cukup memadai 2. Masih banyak SNI yang belum disesuaikan dengan standar internasional dalam mendukung perdagangan bebas; Banyak SNI yang tidak harmonis dengan standar internasional disebabkan pada saat penetapan SNI masih banyak mengadopsi Standar Industri Indonesia (SII) yang lama dan kemungkinan besar sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan ilmu pengetahuaan dan teknologi atau kebutuhan pasar 3. Masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap mutu. Kesadaran masyarakat terhadap mutu masih sangat rendah terutama bagi masyarakat golongan menengah kebawah. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena daya beli masyarakat atau konsumen Indonesia masih rendah mengingat mereka selalu menginginkan produk dengan harga murah meskipun berkualitas rendah. Untuk merencanakan strategi dan langkah-langkah yang berorientasi kedepan dalam menghadapi tantangan tersebut diperlukan perencanaan strategis yang sistimatis. Perencanaan sitematis disusun dalam RPJM dalam bentuk Rencana Strategi (RENSTRA) dengan kurun waktu lima tahun dan Rencana Kinerja tahunan dalam bentuk Rencana Kinerja (RENKIN). Renstra dan Renkin Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Makassar disusun berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 150/M-IND/PER/12/2011 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Kementerian Perindustrian. 2

BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN Rencana Strategis mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, dan cara mencapai tujuan dan sasaran, yang meliputi kebijakan, program, dan aktifitas yang realistis dan mengantisipasi pengembangan masa depan. Dalam upaya mencapai sasaran yang ditetapkan telah dilakukan kajian potensi dan arah kebijakan yang harus dilakukan oleh seperti tertuang dalam RENSTRA tahun 2010-2014. RENSTRA tersebut memuat Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Balai Besar Industri Hasil Perkebunan. Visi Makassar adalah Menjadi Lembaga Penelitian dan Pengembangan dalam Bidang Industri Hasil Perkebunan dan Penyedia Layanan Jasa Teknis yang Unggul dan Terdepan Misi adalah sebagai berikut yaitu : a. Meningkatkan kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi yang inovatif dan berorientasi pada kebutuhan industri b. Meningkatkan pelayanan jasa teknis yang berkualitas dan profesional c. Memperluas jejaring dengan industri dan lembaga terkait lainnya Tujuan menggambarkan arah prioritas strategis institusi dan perbaikan-perbaikan yang akan dilakukan sesuai dengan tugas dan fungsi institusi. Tujuan ini merupakan penjabaran atau implementasi dari misi institusi, dan merupakan hasil akhir yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1(satu) tahun ke depan. Tujuan strategi BBIHP mencakup hal-hal sebagai berikut : a. Meningkatkan peran dan kualitas hasil litbang dalam mendukung Industri Hasil Perkebunan b. Meningkatkan kegiatan pelayanan jasa teknis c. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang kompeten d. Meningkatkan jejaring yang luas antara lembaga litbang dan institusi terkait Sasaran disusun berdasarkan kriteria spesifik, dapat diukur, berorientasi hasil, dapat dicapai dalam jangka waktu lima tahun. Sasaran ditetapkan sebagai berikut: a. Terwujudnya hasil riset teknologi terapan yang inovatif dan dapat dimanfaatkan 3

BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN dan diterapkan oleh dunia industri, masyarakat, pemerintah daerah dan dunia pendidikan. b. Terwujudnya peningkatan kegiatan konsultansi teknologi, pelatihan, pengujian, standardisasi, sertifikasi, inspeksi teknis, kalibrasi peralatan, dan sistem manajemen mutu terhadap masyarakat sehingga berdampak pada peningkatan nilai jasa (JPT) dan daya saing produk yang dihasilkan c. Terwujudnya peningkatan kompetensi sumberdaya manusia yang handal dan profesional d. Terwujudnya kerjasama yang luas dengan industri atau instansi terkait di bidang Iptek, Litbang, pelatihan maupun kegiatan lainnya RENKIN BBIHP 2014 masih mengacu pada penjabaran RENSTRA BBIHP 2010-2014, dan tupoksi BBIHP (Permenperin Nomor 150/M-IND/PER/12/2011) yang tentunya menyesuaikan kondisi kebutuhan dan perkembangan pembangunan pada tahun 2014. Penyusunan RENKIN 2014 mencakup penetapan rencana capaian kinerja tahunan untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan. Renkin ini merupakan komitmen bagi BBIHP untuk pencapaian kinerja dalam TA. 2014 B. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan tujuan penyusunan Rencana Kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Tahun 2014 adalah menetapkan komitmen tentang kinerja yang akan dilaksanakan dan diwujudkan oleh dalam melaksanakan kegiatan tugas dan fungsinya pada Tahun Anggaran 2014. C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI sebagai unit pelaksana teknis di bawah Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri diharapkan akan menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan kebijakan Kementerian Perindustrian. Dalam menjalankan kebijakan litbang, BBIHP berpedoman pada kebijakan Pembangunan Industri, serta Kebijakan Teknis BPKIMI dengan mempertimbangkan segala potensi yang ada, baik itu sumber daya manusia, maupun potensi sumber daya alam hasil perkebunan yang ada di seluruh wilayah Indonesia. Berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 48/M-IND/PER/6-2006 Tentang Organisasi dan Tata Kerja, Tugas Pokok BBIHP adalah melaksanakan kegiatan Penelitian, Pengembangan, Standardisasi, Sertifikasi, Kalibrasi dan Pengembangan Kompetensi Industri Hasil Perkebunan sesuai 4

BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN Kebijakan Teknis yang ditetapkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Industri. Sedangkan fungsi BBIHP sebagaimana yang diatur dalam Keputusan Menteri Perindustrian tersebut di atas yaitu: a. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan dan Pelayanan Jasa Teknis bidang teknologi bahan baku, bahan pembantu, proses, produk, peralatan dan penanggulangan pencemaran industri hasil perkebunan. b. Pelaksanaan rancang bangun dan perekayasaan peralatan proses. c. Penelitian, pengembangan, perancangan, penerapan standardisasi. d. Pelaksanaan Pelayanan Teknis pengujian mutu bahan baku, bahan pembantu, produk akhir, hasil perkebunan dan limbah. e. Pelaksanaan pelayanan teknis kalibrasi peralatan. f. Pelaksanaan inspeksi teknis. g. Pelaksanaan alih teknologi penelitian dan pengembangan. h. Pelaksanaan penyuluhan termasuk pembinaan teknis dan ekonomis, konsultansi dan informasi. i. Pelaksanaan pemasaran dan kerja sama, pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi. j. Pelayanan teknis dan administrasi pada semua unsur di lingkungan Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Makassar dan penyusunan laporan serta evaluasi hasil kegiatan yang telah dilaksanakan. Dalam upaya memaksimalkan tugas pokok dan fungsi tersebut di atas, Balai Besar Industri Hasil Perkebunan menyusun kebijakan strategi sebagai berikut : Menciptakan kondisi ilmiah yang kondusif bagi terciptanya hasil-hasil riset terapan dan inovasi iptek yang bernilai komersil, dan memberikan manfaat nyata bagi industri dan dunia usaha. Menciptakan suasana kondusif bagi terlaksananya kegiatan pelayanan jasa teknis (standardisasi/pengujian, sertifikasi, kalibrasi, pelatihan dan konsultansi) sesuai dengan misi institusi. Memberikan peluang yang sama bagi karyawan untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian untuk mendukung misi institusi, berdasarkan tugas dan kompetensi masing-masing pegawai. Memperluas jejaring/kemitraan dengan lembaga litbang atau industri terkait. Memperkuat sarana dan prasarana kelembagaan untuk meningkatkan pelayanan kepada mitra jejaring. 5

BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN D. RUANG LINGKUP Ruang lingkup Rencana Kinerja mencakup seluruh tugas pokok dan fungsi Balai Besar industri Hasil Perkebunan Makassar dengan mempertimbangkan sumber daya yang tersedia. Namun demikian, ruang lingkup ini lebih diutamakan terhadap berbagai program/kegiatan utama Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Makassar, yaitu kegiatan-kegiatan yang keluarannya merupakan faktor kunci keberhasilan Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Makassar. 6

BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN BAB II PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN INDUSTRI A. HASIL-HASIL PEMBANGUNAN Pada Dasarnya Renstra BBIHP adalah penjabaran dari Renstra BPKIMI. Guna pencapaian Visi dan Misi Badan Pengkajian Iklim dan Mutu Industri, Balai Besar Industri Hasil Perkebunan telah menyusun sasaran dan strategi pelaksanaannya. Sasaran utama visi yang akan dicapai Balai Besar industri Hasil Perkebunan Makassar adalah: Menjadi Lembaga Penelitian dan Pengembangan dalam Bidang Industri Hasil Perkebunan dan Penyedia Layanan Jasa Teknis yang unggul dan terdepan. Untuk mencapai sasaran utama tersebut, memiliki sasaran sasaran penunjang yang ingin dicapai yaitu : 1. Meningkatkan kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi yang inovatif dan berorientasi pada kebutuhan industri; 2. Meningkatkan pelayanan jasa teknis yang berkualitas dan professional; 3. Memperluas jejaring dengan industri dan lembaga terkait lainnya; Pada Tahun Anggaran 2014 untuk menunjang sasaran - sasaran tersebut dicapai dengan beberapa strategi sebagai berikut: 1. Meningkatnya hasil-hasil Litbang yang dimanfaatkan oleh industri; 2. Meningkatnya kerja sama litbang; 3. Meningkatnya publikasi ilmiah hasil litbang; 4. Meningkatnya usulan penerapan SNI; 5. Meningkatnya jasa pelayanan teknis kepada dunia usaha; 6. Meningkatnya standardisasi industri daerah; 7. Meningkatnya budaya pengawasan pada unsur pimpinan dan staf; 8. Meningkatkan kualitas pelayanan publik. Selanjutnya, dalam Tabel 2.1 akan diuraikan Indikator Kinerja dan Target dari Sasaran Strategis diatas. 7

BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN Tabel 2.1 Sasaran Strategis No. 1 Sasaran Strategis 2 Indikator Kinerja 3 Perspektif Pemangku Kepentingan / Stakeholder 1 Meningkatnya hasil-hasil Litbang Hasil litbang yang siap diterapkan yang dimanfaatkan oleh industri Hasil litbang yang telah diimplementasikan Perspektif Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi 2 Meningkatnya kerja sama litbang Kerja sama litbanginstansi dengan industri 3 4 5 6 7 8 Meningkatnya publikasi ilmiah hasil litbang Meningkatnya usulan penerapan SNI Meningkatnya jasa pelayanan Meningkatnya Standardisasi Industri Daerah Meningkatnya budaya pengawasan pada unsur pimpinan dan staf Meningkatkan kualitas pelayanan publik Karya tulis ilmiah yang dipublikasikan Peningkatan jumlah jenis produk yang sudah bisa diuji di laboratorium Jumlah Orang Jumlah sampel Jumlah Desain/Prototip Jumlah Perusahaan yang dilayani Nilai (Rp.) JPT Jumlah SDM yang memperoleh sertifikat Jumlah pengadaan alat laboratorium Jumlah lingkup pengakuan produk LPK yang diakui oleh KAN Terbangunnya Sistem Pengendalian Intern di unit kerja Target 4 2 Penelitian 1 Penelitian 2 Kerjasama 5 Karya Tulis Ilmiah 4,7 % 5 Orang 1870 Sampel 1 Desain/Prototip 100 Perusahaan Rp. 1.450.000.000,- 10 Orang 3 alat 18 Lingkup 1 Sistem Tingkat kepuasan pelanggan Indeks 4 Selama kurun waktu pelaksanaan RPJMN 2010-2014, Balai Besar Industri Hasil Perkebunan, sebagai unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Perindustrian yang berada di bawah Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI) turut secara aktif mendukung pengembangan kompetensi di bidang industri hasil perkebunan. Capaian perkembangannya dalam kurun waktu 2010-2014 dapat dilihat pada Tabel 2.2. Dalam rangka mendukung RPJMN 2010-2014 BBIHP mempunyai sasaran utamanya yaitu Menjadi Lembaga Penelitian dan Pengembangan dalam Bidang Industri Hasil Perkebunan yang unggul dan terdepan. Jumlah penelitian dan perekayasaan yang telah dilakukan oleh BBIHP tahun 2010-2014 dapat dilihat pada Tabel 2.3. 8

RENCANA KINERJA [2015] Tabel 2.2. Capaian Rencana Strategis Tahun Anggaran 2010-2014 2010 2011 2012 2013 2014 No. PROGRAM/KEGIATAN PRIORITAS INDIKATOR TARGET RENSTRA REALISASI TARGET RENSTRA REALISASI TARGET RENSTRA REALISASI TARGET RENSTRA REALISASI TARGET RENSTRA 1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 12 13 VI Kegiatan : Penelitian dan Pengembangan Teknologi dan Peningkatan JPT Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Hasil Perkebunan Berdasarkan Renstra BPKIMI a. Penelitian dan pengembangan teknologi industri 1 Jumlah hasil litbang yang siap diterapkan 2 Karya tulis ilmiah yang dipublikasikan 3 Jumlah hasil litbang yang telah diimplementasikan b. Pelayanan jasa teknis industri 1 1 2 2 2 5 2 2 2 5 5 5 5 5 16 5 5 5 3 3 2 2 2 4 2 2 2 1 Jumlah Orang 10 10 10 10 20 9 25 5 2 Jumlah Sampel 1025 1025 915 915 1000 1030 1025 2148 1870 3 Jumlah Desain/Prototip 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 Jumlah Perusahaan yang dilayani 134 134 116 116 107 264 132 176 138 5 Nilai (Rp.) JPT 933,523,000 669,565,455 936,063,000 485,374,900 936,065,000 800,137,850 936,065,000 1,652,106,185 1,450,000,000 c. Peningkatan Standardisasi Industri Daerah Prioritas Kementerian/Lembaga a. Penelitian dan pengembangan teknologi industri 1 Jumlah SDM yang memperoleh sertifikat 2 Jumlah pengadaan alat laboratorium 3 Jumlah lingkup pengakuan produk LPK yang diakui oleh KAN 4 4 4 4 3 13 9 64 10 12 12 3 3 2 40 2 15 3 11 11 24 24 10 8 10 3 1 Jumlah hasil litbang teknologi baru 5 5 5 5 6 6 8 8 4 Jumlah kerjasama litbang dan rancang bangun 2 2 2 1 2 6 2 4 2 b. Pelayanan Teknis pengujian industri Jumlah JPT 1025 1025 915 915 1000 1030 1025 1866 1870 c. Peningkatan Standardisasi Industri Daerah Jumlah RSNI 3 3 1 9

Tabel 2.3. Matrik Judul Penelitian dan Perekayasaan Tahun Anggaran 2010-2014 No Judul Litbang dan Rekayasa Tahun Anggaran 1. Pengembangan produk pangan dari kedelai 59.460.000 dan kakao 2. pembuatan partikel pembawa obat-solid 108.460.000 Lipid Nanopartikel (SNL) dari lemak kakao 2010 3. Pemanfaatan pulp kakao sebagai bioetanol 87.660.000 4. Pengaruh temperatur roasting dan alkalisasi 68.770.000 terhadap jenis warna dan mutu bubuk kakao 5. Pembuatan krim anti aging perpaduan 92.685.000 ekstrak polifenol kakao dengan alovera dan rumput laut 6. Pembuatan tablet effervescent cokelat jahe dan cokelat kayu manis 72.685.000 7. Pembuatan makanan kesehatan dari pasta 100.525.000 2011 cokelat non fermentasi kaya polifenol 8. Penentuan umur simpan cokelat oles 66.455.000 dengan metode ASLT model arrhenius dan model kadar air kritis 9. Desain dan uji unjuk kerja alat tempering 86.245.000 tipe silinder berjaket air 10. Pemanfaatan Bahan Pangan Lokal 76.325.000 (Kedelai Dan Jagung) Sebagai Bahan Substitusi Susu Bubuk Dan Lesitin Dalam Pembuatan Produk Cokelat Batangan 11. Peningkatan Mutu Hand And Body Lotion Dari Lemak Kakao 86.763.000 12. Penyusunan Pohon Industri Kakao 46.795.000 Sebagai Referensi Pengembangan 2012 Industri Dan Riset Kakao Nasional 13. Pembuatan Minuman Moka Jahe Dari Biji 63.055.000 Kakao Fermentasi 14. Pemanfaatan Biji Kakao Menjadi Produk Perawatan Kulit 79.420.000 15. Modifikasi Alat Roasting Tipe TC-20 82.170.000 Dengan Sistem Pengabutan Uap Dan Alkali 16. Pembuatan Alas Bedak Tabir Surya 82.655.000 Berbahan Aktif Polifenol Kulit Buah Kakao 17. Pembuatan Minuman Fungsional Berbasis Kakao dengan Suplemen Serat, Protein, 106.425.000 Vitamin dan Mineral dari Jagung Manis dan Kacang 2013 18. Formulasi Candy Cokelat untuk Makanan 80.885.000 Kesehatan 19. Pembuatan Masker Wajah dari Biji Kakao Non Fermentasi 94.248.000 10

No Judul Litbang dan Rekayasa Tahun Anggaran 20. Pengembangan Pemanfaatan Biji Kakao 85.413.000 Non Fermentasi dan Kulit Biji sebagai Komponen Aktif Pasta Gigi 21. Peningkatan Mutu Produk Sabun Spa dari 112.800.000 Lemak Kakao 22. Kajian Finger Print Mutu (Komponen Kimia 124.230.000 dan Organik) Biji Kakao di Sulawesi 23. Penyempurnaan Sistem Termal dan Sistem 116.850.000 Kontrol Pada Alat Tempering Cokelat Tipe Silinder Berjaket 24. Desain dan Uji untuk Performa Dry 107.210.000 Aglomeration Crystalizor untuk Pembuatan Minuman Serbuk Berbasis Kakao 25. Pemanfaatan Kulit Buah kakao untuk 121.063.00 Pembuatan Arang dan Asap Cair 26. Pengembangan Produk Kosmetik Berbasis Lemak Kakao 97.300.000 27. Diversifikasi Produk Biji Kakao Menjadi 67.661.000 2014 Dark dan White Chocolate 28. Kajian Finger Print Mutu Biji Kakao 199.998.000 (Komponen Organik) di Sulawesi Barat dan Tenggara) 29. Pembuatan Alat Kristalisasi Portabel 85.075.000 Perkembangan kinerja juga bisa dilihat dari perkembangan jasa pelayanan teknis BBIHP atau besarnya penerimaan jasa pelayanan teknis atau Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dalam kurun waktu 5 tahun terakhir yang merupakan sasaran utama dari Penyedia Layanan Jasa Teknis. Besarnya total PNBP dalam 5 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 2.4. Tabel 2.4. Target dan Realisasi Penerimaan PNBP Tahun 2010 2014 Tahun Penerimaan Penggunaan % Target Realisasi Target Realisasi % 2010 933.523.000 669.565.455 71,72 933.523.000 499.297.000 53,49 2011 936.063.000 485.374.900 51,85 936.063.000 511.855.000 54,68 2012 936.065.000 800.137.850 90,86 891.932.000 653.888.000 85,47 2013 936.065.000 1.652.106.185.31 176,49 1.315.608.000 1.201.394.000 91,32 2014 1.450.000.000 1.381.705.000 11

B. ARAH PEMBANGUNAN Visi pembangunan Industri Nasional sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional adalah Indonesia menjadi Negara Industri Tangguh pada tahun 2025, dengan visi antara pada tahun 2020 sebagai Negara Industri Maju Baru. Untuk mewujudkan target-target tersebut, diperlukan upaya-upaya terstruktur dan terukur, yang harus dijabarkan ke dalam peta strategi yang mengakomodasi keinginan pemangku kepentingan berupa strategic outcomes yang terdiri dari: 1) Meningkatnya nilai tambah industri, 2) Meningkatnya penguasaan pasar dalam dan luar negeri, 3) Kokohnya faktor-faktor penunjang pengembangan industri, 4) Meningkatnya kemampuan inovasi dan penguasaan teknologi industri yang hemat energi dan ramah lingkungan, 5) Menguat dan lengkapnya struktur industri, 6) Meningkatnya persebaran pembangunan industri, serta 7) Meningkatnya peran industri kecil dan menengah terhadap PDB. Dalam rangka merealisasikan target-target tersebut, Kementerian Perindustrian telah menetapkan dua pendekatan guna membangun daya saing industri nasional yang tersinergi dan terintegrasi antara pusat dan daerah. Pertama, melalui pendekatan topdown dengan pengembangan 35 klaster industri prioritas yang direncanakan dari Pusat (by design) dan diikuti oleh partisipasi daerah yang dipilih berdasarkan daya saing internasional serta potensi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Kedua, melalui pendekatan bottom-up dengan penetapan kompetensi inti industri daerah yang merupakan keunggulan daerah, dimana pusat turut membangun pengembangannya, sehingga daerah memiliki daya saing. a. Arah Kebijakan dan strategi BPKIMI Sesuai dengan Kebijakan Industri Nasional (KIN) yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden No. 28 Tahun 2008, RPJMN 2010-2014 dan Rencana Strategis Kementerian Perindustrian 2010-2014, maka arah kebijakan BPKIMI dalam kelitbangan industri tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut: 1. Peningkatan kemampuan penguasaan teknologi maju; 2. Peningkatan fasilitas penerapan teknologi dan perlindungan HKI; 3. Peningkatan kualitas hasil litbang industri; 4. Peningkatan pengembangan kebijakan regulasi teknis dan kemampuan pelayanan teknis SNI lingkup industri; 5. Peningkatan pengembangan kebijakan menuju iklim usaha kondusif dan Kebijakan Industri Nasional (KIN) yang efektif; 6. Peningkatan fasiltasi pengembangan industri hijau; 12

7. Peningkatan pemanfaatan SDA lokal di industri b. Arah Kebijakan dan Strategi BBIHP Sesuai dengan Rencana Strategis BPKIMI 2010-2014, dan mengingat kebijakan merupakan pedoman pelaksanaan tindakan-tindakan tertentu untuk mencapai tujuan dan sasaran maka arah kebijakan BBIHP berdasarkan visi dan misi yang telah digariskan adalah: 1. Menciptakan kondisi ilmiah yang kondusif bagi terciptanya hasil-hasil riset terapan dan inovasi iptek yang bernilai komersil, dan memberikan manfaat nyata bagi industri dan dunia usaha. - Mendorong inovasi berbasis litbang; - Mendirikan Pusat Inovasi; - Memberikan pendampingan kepada industri yang inovatif dan mendorong hasilhasil riset menjadi produk-produk bermafaat; - Menerapkan sistem manajemen kelitbangan (KNAPP); - Memberikan alokasi yang cukup untuk kegiatan kelitbangan 2. Menciptakan suasana kondusif bagi terlaksananya kegiatan pelayanan jasa teknis (standardisasi/pengujian, sertifikasi, kalibrasi, pelatihan dan konsultansi) sesuai dengan misi institusi. - Mengembangkan prasarana untuk mendukung penerapan SNI wajib; - Memperluas ruang lingkup pengakuan produk LPK yang diakui oleh KAN; - Mempertahankan akreditasi secara nasional maupun internasional lembaga penilaian kesesuaian (LPK). 3. Memberikan peluang yang sama bagi karyawan untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian untuk mendukung misi institusi, berdasarkan tugas dan kompetensi masing-masing pegawai - Meningkatkan kualitas SDM litbang melalui berbagai program pendidikan (S2 dan S3) dan pelatihan; - Melaksanakan program magang di industri; - Mengembangkan potensi SDM litbang melalui kerjasama nasional maupun international. 4. Memperluas jejaring/kemitraan dengan lembaga litbang atau industri terkait - Mengembangkan sistem kerjasama penelitian; - Melaksanakan seminar nasional. 5. Memperkuat sarana dan prasarana kelembagaan untuk meningkatkan pelayanan kepada mitra jejaring 13

- Mengembangkan kapasitas/kemampuan IT yang telah tersedia; - Mengoptimalkan sarana dan prasarana IT yng tersedia; - Menciptakan ruang pelayanan yang kondusif dan nyaman. 14

BAB III RENCANA KINERJA A. SASARAN KEGIATAN TAHUN 2014 Sasaran strategis adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai/dihasilkan secara nyata oleh organisasi dalam kurun waktu satu tahun. Penetapan sasaran dirumuskan lebih spesifik, terukur, berorientasi pada hasil, dapat dicapai, dan memiliki kurun waktu satu tahun. Dalam sasaran dirancang pula indikator pencapaian sasaran, yaitu ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran yang telah diidentifikasi untuk diwujudkan pada tahun bersangkutan dan disertai dengan targetnya masing-masing. Sasaran diupayakan dapat dicapai dalam kurun waktu perencanaan strategi secara berkelanjutan (sustainable) dan memiliki dukungan secara nyata terhadap tujuan yang ditetapkan di dalam rencana strategis. Sasaran yang ingin dicapai BBIHP pada tahun 2014 adalah sebagai berikut: 1. Meningkatnya hasil-hasil Litbang yang dimanfaatkan oleh industri; 2. Meningkatnya kerja sama litbang; 3. Meningkatnya publikasi ilmiah hasil litbang; 4. Meningkatnya usulan penerapan SNI; 5. Meningkatnya jasa pelayanan teknis kepada dunia usaha; 6. Meningkatnya Standardisasi Industri Daerah; 7. Meningkatnya budaya pengawasan pada unsur pimpinan dan staf; 8. Meningkatkan kualitas pelayanan publik. Dalam upaya pencapaian sasaran strategis tersebut, Pada tahun 2014 BBIHP memiliki satu kegiatan yaitu Penelitian dan Pengembangan Teknologi Hasil Perkebunan. Kegiatan tersebut terdiri dari 9 output seperti terlihat pada Tabel 3.1, dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan kinerja untuk mendukung pelaksanaan Tupoksi,- 15

Tabel 3.1 Output Kegiatan BBIHP Tahun 2014 No KODE OUTPUT VOLUME 1 1869.001 Hasil Kajian/Penelitian Penguasaan Teknologi industri 4 Penelitian 2 1869.002 Hasil rekayasa Mesin/Peralatan Teknologi Industri 1 Rekayasa 3 1869.003 Layanan Jasa Teknis 4 Layanan jasa Teknis 4 1869.004 Pengembangan Kelembagaan Balai Besar/Baristand Industri 19 Kegiatan 5 1869.005 Dokumen Perencanaan /Penganggaran /Pelaporan/Monitoring dan Evaluasi 5 Dokumen 6 1869.994 Layanan Perkantoran 12 Bulan 7 1869.996 Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 9 Unit 8 1869.997 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 19 Unit 9 1869.998 Gedung / Bangunan 36 m2 B. INDIKATOR KINERJA Dalam rangka menguraikan lebih detail sasaran strategis di atas, maka Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Makassar menetapkan Indikator Kinerja dan output pendukung: 1. Sasaran Strategis : Tingginya kemampuan inovasi dan penguasaan teknologi industri; Indikator Kinerja : 1. Hasil litbang yang siap diterapkan (2 Penelitian) 2. Hasil litbang yang telah diimplementasikan (1 Penelitian) Output Pendukung : 1. Hasil Kajian/ Penelitian Penguasaan Teknologi Industri 2. Hasil Rekayasa Mesin/ Peralatan Teknologi Industri 2. Sasaran Strategis : Meningkatkan kerja sama litbang Indikator Kinerja : Meningkatkan kerja sama litbang instansi dengan industri (2 Kerja sama) Output Pendukung : Pengembangan Kelembagaan Balai Besar/ Baristand Industri 3. Sasaran Strategis : Meningkatnya publikasi ilmiah hasil litbang Indikator Kinerja : Karya tulis ilmiah yang dipublikasikan (5 karya tulis ilmiah) Output Pendukung : Pengembangan Kelembagaan Balai Besar/ Baristand Industri 16

4. Sasaran Strategis : Meningkatnya usulan penerapan SNI Indikator Kinerja : Peningkatan jumlah jenis produk yang sudah bisa diuji di laboratorium (4,7%) Output Pendukung : Layanan Jasa Teknis Pengembangan Kelembagaan Balai Besar/ Baristand Industri 5. Sasaran Strategis : Meningkatnya jasa pelayanan teknis kepada dunia usaha Indikator Kinerja : 1. Jumlah orang (5 orang) 2. Jumlah sample (1870 sampel) 3. Jumlah desain/prototip (1 desain/prototip) 4. Jumlah perusahaan yang dilayani (100 perusahaan) 5. Nilai JPT (Rp. 1.450.000.000) Output Pendukung : Layanan Jasa Teknis 6. Sasaran Strategis : Meningkatnya Standardisasi Industri Daerah Indikator Kinerja : 1. Jumlah SDM LPK yang memperoleh sertifikat (10 orang) 2. Jumlah Pengadaan Alat laboratorium (3 alat) 3. Jumlah lingkup pengakuan produk LPK yang diakui oleh KAN Output Pendukung : 1. Layanan Jasa Teknis 2. Pengembangan Kelembagaan Balai Besar/ Baristand Industri 3. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 7. Sasaran Strategis : Meningkatkan budaya pengawasan pada unsur pimpinan dan staf Indikator Kinerja : Terbangunnya Sistem Pengendalian Intern di unit kerja (1 satker) Output Pendukung : 1. Dokumen Perencanaan /Penganggaran /Pelaporan /Monitoring dan Evaluasi 2. Pengembangan Kelembagaan Balai Besar/ Baristand Industri 8. Sasaran Strategis : Meningkatkan kualitas pelayanan publik Indikator Kinerja : Tingkat kepuasan pelanggan (indeks 4 dari skala 5) Output Pendukung : Layanan Jasa Teknis Pengembangan Kelembagaan Balai Besar/ Baristand Industri 17

BAB IV PENUTUP Rencana Kinerja Tahun 2014 merupakan proses penjabaran dari Sasaran, dan Program yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis yang akan dilaksanakan oleh BBIHP melalui berbagai kegiatan tahunan. Didalam Rencana Kinerja ditetapkan target kinerja tahun 2014 untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan. Target kinerja ini akan menjadi komitmen bagi institusi untuk mencapainya dalam satu periode tahun 2014, yang disusun setiap awal tahun anggaran atau periode tahun sebelumnya yaitu tahun 2013. Dengan kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan oleh BBIHP diharapkan dapat mendukung tercapainya visi dan misi BBIHP sekaligus visi dan misi BPKIMI dan Kementerian Perindustrian. Rencana Kinerja (Renkin) BBIHP merupakan acuan dan arahan berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun 2014. Dengan rencana kinerja tersebut diharapkan kinerja BBIHP akan lebih jelas dan terukur sesuai dengan Rencana Jangka Menengah dan Jangka Panjang (RJPM) sehingga setahap demi setahap visi dan misinya dapat tercapai sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Dalam Renkin Tahun 2014, Sasaran yang ingin dicapai BBIHP adalah sebagai berikut: 1. Meningkatnya hasil-hasil Litbang yang dimanfaatkan oleh industri; 2. Meningkatnya kerja sama litbang; 3. Meningkatnya publikasi ilmiah hasil litbang; 4. Meningkatnya usulan penerapan SNI; 5. Meningkatnya jasa pelayanan teknis kepada dunia usaha; 6. Meningkatnya Standardisasi Industri Daerah; 7. Meningkatnya budaya pengawasan pada unsur pimpinan dan staf; 8. Meningkatkan kualitas pelayanan publik. Rencana Kinerja (Renkin) yang telah ditetapkan diharapkan dapat dimengerti dan dipahami oleh seluruh personil BBIHP sehingga mereka akan mempunyai komitmen untuk mendukung setiap kegiatan yang telah direncanakan. Selain hal tersebut, kondisi perekonomian pada Tahun 2014 diasumsikan sama dengan tahun 2013. Apabila kondisi perekonomian membaik atau terjadi krisis yang akan mempengaruhi perekonomian Indonesia dan berdampak pada sektor industri, maka target kinerja dalam Renkin BBIHP Tahun 2014 perlu direvisi dan disesuaikan dengan kondisi tersebut. 18

LAMPIRAN - 1 RENCANA KINERJA BBIHP TA. 2014 19

RENCANA KINERJA Unit : Tahun Anggaran : 2014 No. 1 Sasaran Strategis 2 Indikator Kinerja 3 Perspektif Pemangku Kepentingan / Stakeholder 1 Meningkatnya hasil-hasil Litbang Hasil litbang yang siap diterapkan yang dimanfaatkan oleh industri Hasil litbang yang telah diimplementasikan Perspektif Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi 2 Meningkatnya kerja sama litbang Kerja sama litbanginstansi dengan industri 3 Meningkatnya publikasi ilmiah hasil litbang Karya tulis ilmiah yang dipublikasikan 4 Meningkatnya usulan penerapan SNI Peningkatan jumlah jenis produk yang sudah bisa diuji di laboratorium 5 Meningkatnya jasa pelayanan Jumlah Orang Jumlah sampel Jumlah Desain/Prototip 6 7 8 Meningkatnya Standardisasi Industri Daerah Meningkatnya budaya pengawasan pada unsur pimpinan dan staf Meningkatkan kualitas pelayanan publik Jumlah Perusahaan yang dilayani Nilai (Rp.) JPT Jumlah SDM yang memperoleh sertifikat Jumlah pengadaan alat laboratorium Jumlah lingkup pengakuan produk LPK yang diakui oleh KAN Terbangunnya Sistem Pengendalian Intern di unit kerja Target 4 2 Penelitian 1 Penelitian 2 Kerjasama 5 Karya Tulis Ilmiah 4,7 % 5 Orang 1870 Sampel 1 Desain/Prototip 100 Perusahaan Rp. 1.450.000.000,- 10 Orang 3 alat 18 Lingkup 1 Sistem Tingkat kepuasan pelanggan Indeks 4 Kepala, Andoyo Sugiharto 20