BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis gaya bahasa, nilai pendidikan serta relevansi gaya bahasa dan nilai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Kajian Stilistika dalam Karya Sastra

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan

ANALISIS GAYA BAHASA DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM SERAT WEDHATAMA PUPUH PANGKUR

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG, RUMUSAN MASALAH, TUJUAN, MANFAAT PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang

BAB I PENDAHULUAN. metaforis, lokalitas merupakan sebuah wilayah tempat masyarakatnya secara

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN

Struktur Fisik dan Struktur Batin Antologi Geguritan Kristal Emas Karya Suwardi Endraswara dan Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya di Kelas XI SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sehingga memberikan efek estetik di dalam karya sastra. berbahasa, demi pencapaian suatu efek estetika.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Geguritan merupakan salah satu karya sastra Bali tradisional yang masih

BAB 6 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nurfathana Mazhud, 2013

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. asing, kata sapaan khas atau nama diri, dan kata vulgar. Kata konotatif digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara sastra dengan bahasa bersifat dialektis (Wellek dan Warren,

BAB 3 SIMPULAN. Kitab Mazmur merupakan teks prosa keagamaan, dan merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan yang sangat penting untuk menuangkan ide pokok

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM LIRIK LAGU TEMBANG KENANGAN CIPTAAN KOES PLUS

BAB I PENDAHULUAN. Geguritan berarti gubahan cerita yang berbentuk tembang atau pupuh (Tim

BAB V PENUTUP. 1. Wujud sarana retorika yang digunakan dalam Puisi-puisi Anak di Harian

BAB I PENDAHULUAN. manfaat, serta definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Berikut adalah metode dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki kekayaan budaya dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu daerah pasti memiliki suatu keunikan masing-masing. Keunikankeunikan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yulianti, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. karya sastra penggunaan bahasa dihadapkan pada usaha sepenuhnya untuk

BAB V SIMPULAN A. SIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Puisi merupakan karya sastra yang mengandung imajinasi. Bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Werren, 1993:14). Oleh karena itu Nurgiyantoro (2007:2), mengatakan bahwa

KARAKTERISTIK PEMAKAIAN BAHASA JAWA DALAM NASKAH DRAMA LENG DAN TUK KARYA BAMBANG WIDOYO SP

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikaji dari sudut kesejarahannya, mengingat sepanjang sejarahnya, dari

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

2015 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pengajaran sastra yang tercantum dalam kurikulum pengajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 RELEVANSI GAYA BAHASA GURIND AM D UA BELAS KARYA RAJA ALI HAJI D ENGAN KRITERIA BAHAN AJAR PEMBELAJARAN BAHASA D AN SASTRA IND ONESIA D I SMA

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada

BAB V SIMPULAN, IMPLIKSI, DAN SARAN

KRITIK SOSIAL DALAM LIRIK LAGU PADA ALBUM KAMAR GELAP KARYA EFEK RUMAH KACA: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN

DAFTAR GAMBAR Gambar 1: penampilan dambus Gambar 2: penjelasan alat musik dambus Gambar 3: alat musik dambus Gambar 4: senar

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengetahuan tentang kode bahasa, kode budaya dan kode sastra.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya yang hidup di negeri ini. Masing-masing kelompok masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. berkembang mengiringi kebudayaan dari zaman ke zaman.akibat perkembangan itu

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB II LANDASAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ketika menyuguhkan suatu karya sastra, dia akan memilih kata-kata yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan gaya bahasa. Gaya bahasa atau Stile (style) adalah cara pengucapan

KUMPULAN CERPEN MATA YANG ENAK DIPANDANG

BAB V PENUTUP. Ahmadiyah, yang penulis lakukan menghasilkan simpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MAJAS DALAM PUISI SISWA KELAS VIII SMPN 3 GUNUNG TULEH PASAMAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. estetik dan keindahan di dalamnya. Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sistem konvensi sastra tertentu yang cukup ketat. Geguritan dibentuk oleh pupuh

ANALISIS GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN CERPEN SAAT CINTA DATANG BELUM PADA WAKTUNYA KARYA ARI PUSPARINI

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. kesusastraan Bali adalah salah satu bagian dari karya sastra yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang lagu sehingga lirik-lirik lagunya menarik untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Analisis Gaya Bahasa pada Album Musik Lethologica Karya Band Letto dan

ANALISIS NILAI RELIGIUS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL SEKUNTUM NAYSILA KARYA M. BUDI ANGGORO DAN RELEVANSI PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

STANDAR ISI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL BAHASA JAWA SD/SDLB/MI PROVINSI JAWA TENGAH

struktur yang terdapat dalam Mozaik 2 Simpai Keramat! 2. Presentasikan hasil diskusi Anda!

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (sastrawan), dan pembaca karya sastra. Oleh karena itu, karya sastra memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tumpuan serta puncak keagungan bangsa adalah berupa

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR. MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MADRASAH TSANAWIYAH (MTs.)

N NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendapat Sumardjo (Mursini 2010:17) yang mengemukakan bahwa sastra adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan akar dari kebudayaan nasional. Keberadaan karya sastra dapat

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak.

Transkripsi:

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis gaya bahasa, nilai pendidikan serta relevansi gaya bahasa dan nilai pendidikan dalam Serat Wedhatama pupuh Pangkur sebagai bahan ajar mata pelajaran bahasa Jawa tingkat SMA, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Analisis Gaya Bahasa dalam Serat Wedhatama Pupuh Pangkur Gaya bahasa yang digunakan KGPAA Mangkunegara IV dalam Serat Wedhatama pupuh Pangkur menunjukkan kekhasan pengarang dalam menyusun karya sastra ini. Aspek gaya bahasa yang dianalisis dalam penelitian ini meliputi gaya kata, gaya kalimat, gaya bunyi, pencitraan, dan pemajasan. Secara garis besar, berikut ini merupakan kesimpulan dari analisis gaya bahasa dalam Serat Wedhatama pupuh Pangkur. a. Gaya Kata Gaya kata yang terdapat dalam Serat Wedhatama pupuh Pangkur terdiri dari kata konotatif, kata seru, kata sapaan khas dan nama diri, konkret dan kata serapan. Secara keseluruhan penggunaan kata sapaan khas dan nama diri mendominasi atau yang sering muncul dalam Serat Wedhatama pupuh Pangkur. b. Gaya Kalimat Dalam analisis penelitian ini, gaya kalimat dibagi menjadi dua, yaitu kalimat dengan penyiasatan struktur dan kalimat dengan sarana retorika. Gaya kalimat yang termasuk penyiasatan struktur dalam penelitian ini adalah kalimat inversi, elipsis, dan penggunaan konjungsi pada awal kalimat. Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan konjungsi pada awal kalimat merupakan gaya kalimat dengan penyiasatan struktur yang paling sering muncul. Gaya kalimat yang termasuk sarana retorika dalam penelitian ini adalah kalimat paralelisme, repetisi, antiklimaks, antitesis, dan hiperbola. Berdasarkan hasil penelitian, gaya kalimat dengan sarana retorika yang paling sering muncul adalah kalimat repetisi. 165

166 c. Gaya Bunyi Gaya bunyi dalam penelitian ini terdiri dari purwakanthi swara atau asonansi, sastra atau aliterasi, dan lumaksita. Berdasarkan hasil analisis, asonansi /a/ yang paling sering muncul. Aliterasi /ng/ merupakan aliterasi yang paling sering muncul, sedangkan pengulangan suku kata akhir baris dengan awal baris selanjutnya merupakan purwakanthi lumaksita yang paling sering muncul. d. Pencitraan Pencitraan yang digunakan Mangkunegara IV dalam Serat Wedhatama pupuh Pangkur adalah pencitraan penglihatan, pendengaran, perabaan, dan gerak. Berdasarkan hasil analisis, pencitraan penglihatan dan pendengaran merupakan citraan yang sering muncul. e. Pemajasan Berdasarkan hasil analisis, majas yang muncul adalah simile dan metonimia. Sedangkan majas yang sering muncul adalah majas simile. Hal tersebut terbukti dari cukup banyak kata pembanding, antara lain kadi, bebasane, lir, pindha, dan paminipun. 2. Analisis Nilai Pendidikan dalam Serat Wedhatama Pupuh Pangkur Nilai pendidikan dalam penelitian ini meliputi nilai keagamaan atau religius, nilai kesusilaan atau moral, nilai kesosialan, dan nilai kultural atau budaya. Berdasarkan hasil analisis, nilai keagamaan atau religius merupakan nilai yang paling sering muncul. Secara garis besar, nilai pendidikan dalam Serat Wedhatama pupuh Pangkur adalah sebagai berikut. a. Nilai Keagamaan atau Religius Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan nilai keagamaan atau religius dalam Serat Wedhatama pupuh Pangkur adalah sebagai berikut. 1) Agama merupakan sumber kebaikan. Semua umat manusia pemeluk agama diwajibkan untuk senantiasa berbuat kebaikan dan menjauhi sifat keburukan. 2) Ilmu agama adalah ilmu yang bersumber pada Tuhan. Ilmu sejati yang dapat menyenangkan dan menenteramkan hati adalah ilmu agama.

167 3) Tata krama merupakan bagian dari ajaran agama yang mengajarkan umat manusia untuk senantiasa berbuat baik. 4) Jangan pernah mempercayai ilmu karang atau ilmu sihir yang berasal dari hal-hal gaib yang bukan bersumber dari Tuhan, sebab ilmu selain dari Tuhan tidak akan memberikan pertolongan apapun. 5) Dengan usaha yang benar-benar maksimal, maka manusia hanya tinggal bisa pasrah dan tawakal kepada Tuhan, sebab manusia boleh berusaha, tetapi Tuhan yang memutuskan. 6) Manusia dapat merasakan kehadiran Tuhan di dekatnya dan memohon kepada-nya dalam jika dia berdoa dengan khusyuk dan memohon melalui lubuk hati yang paling dalam. 7) Manusia harus bisa mengendalikan hawa nafsunya, terlebih lagi anak muda. Jika manusia telah memperoleh anugerah Tuhan, maka manusia tidak akan mabuk dengan urusan keduniawian. b. Nilai Kesusilaan atau Moral Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan nilai kesusilaan atau moral dalam Serat Wedhatama pupuh Pangkur adalah sebagai berikut. 1) Apabila akan berkata atau mengutarakan pendapat, hendaknya dipikirkan terlebih dahulu. Sebab, belum tentu apa yang akan dikatakannya benar bagi orang lain. 2) Jangan hanya berkata berdasarkan hawa nafsunya jika tidak ingin disangka orang yang bodoh. 3) Jangan pernah menyombongkan ilmu pengetahuan yang dimiliki. 4) Pelajaran mengenai tata krama merupakan bagian dari nilai moral, sebab tata krama mengajarkan mengenai sikap baik dan buruk. 5) Jangan merasa ingin menang sendiri dan memaksakan kehendak dalam menuturkan pendapat. Hargai juga pendapat orang lain. 6) Ilmu bisa bersumber dari siapapun, yang terpenting bisa dijadikan suri tauladan yang memiliki hati yang suci.

168 c. Nilai Kesosialan Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan nilai kesosialan dalam Serat Wedhatama pupuh Pangkur adalah sebagai berikut. 1) Setiap manusia harus bisa memahami kehidupan bermasyarakat yang berlaku di lingkungannya dan bersosialisasi dengan baik. Jika tidak bisa memahaminya, maka hanya akan bertindak yang tidak sesuai dengan kehidupan sosial di lingkungan sekitarnya. 2) Hendaknya memiliki sifat rendah hati dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Dan jangan sampai memiliki sifat sombong yang setiap hari hanya ingin dipuji oleh orang lain, sebab sifat sombong hanya akan menimbulkan rasa ketidaksukaan dari orang lain. d. Nilai Kultural atau Budaya Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan nilai kultural atau budaya dalam Serat Wedhatama pupuh Pangkur adalah sebagai berikut. 1) Serat Wedhatama merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat Jawa. Baca dan pahamilah serat ini supaya dapat menambah pengetahuan yang luas. 2) Carilah ilmu mengenai kebudayaan yang diwariskan para leluhur. Dengan mempelajari ilmu kebudayaan yang berasal dari daerah masing-masing, secara tidak langsung akan membantu fondasi identitas nasional bangsa ini. 3. Relevansi Gaya Bahasa dan Nilai Pendidikan dalam Serat Wedhatama Pupuh Pangkur dengan Bahan Ajar Mata Pelajaran Bahasa Jawa Tingkat SMA Penelitian ini mengacu pada kurikulum 2013 mata pelajaran bahasa Jawa tingkat SMA kelas X dengan Kompetensi Dasar (KD) menelaah teks Serat Wedhatama pupuh Pangkur. Secara garis besar dapat disimpulkan gaya bahasa dan nilai pendidikan dalam Serat Wedhatama pupuh Pangkur ini relevan sebagai bahan ajar mata pelajaran tingkat SMA kelas X. Analisis gaya bahasa dalam penelitian ini selain untuk mengetahui kekhasan Mangkunegara IV dalam menyusun Serat Wedhatama pupuh Pangkur, juga dapat digunakan siswa ketika

169 menyusun cakepan atau lirik tembang Pangkur dengan bahasa mereka masingmasing. Nilai pendidikan dalam Serat Wedhatama pupuh Pangkur juga dapat digunakan sebagai materi bahan ajar siswa kelas X. Dengan memahami dan menemukan nilai pendidikan dalam karya sastra ini, siswa dapat menerapkan dan mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. B. Implikasi Berdasarkan simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini, muncul implikasi bahwa gaya bahasa digunakan untuk menambah unsur estetis dalam penulisan karya sastra. Keindahan dalam penulisan karya sastra dipengaruhi dari unsur kemampuan pengarang dalam mengolah bahasa. Semua gagasan pengarang dituangkan melalui pemilihan kata atau diksi sehingga menghasilkan kalimat dan rima yang membentuk suatu keindahan dan mampu membangkitkan daya imaji pembaca, serta penciptaan majas. Hal ini merupakan kemampuan pengolahan bahasa dari pengarang. Dengan analisis gaya bahasa, maka kekhasan yang membedakan antara pengarang yang satu dengan pengarang yang lain akan nampak. Penelitian ini juga berimplikasi pada pembangunan karakter bagi peserta didik. Memang tidak dapat dipungkiri, peran sekolah dalam membangun karakter peserta didik merupakan salah satu faktor penting. Selain pengetahuan, sekolah juga harus membekali peserta didiknya dengan kompetensi dan keterampilan sebagai bekal ketika akan menjalani kehidupan bermasyarakat maupun beragama. Sekolah perlu membekali peserta didik dengan beragam nilai-nilai pendidikan supaya antara harapan dapat menjadi kenyataan. Salah satu upaya yang dapat ditempuh adalah melalui pembelajaran sastra. Implikasi terhadap aspek lain yang relevan dan memiliki hubungan positif dari penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Implikasi Teoretis a. Membuka wawasan yang berkaitan dengan pendalaman materi, khususnya karya sastra Serat Wedhatama.

170 b. Membuka wawasan akan pentingnya Serat Wedhatama bila digunakan sebagai media pembelajaran. c. Membuka peluang dilakukannya penelitian-penelitian tentang gaya bahasa dan nilai pendidikan. 2. Implikasi Paedagogis a. Serat Wedhatama pupuh Pangkur dapat digunakan sebagai bahan ajar mata pelajaran bahasa Jawa kelas X dengan kompetensi dasar menelaah teks Serat Wedhatama pupuh Pangkur. Isinya sangat berbobot, namun bahasa yang digunakan bukan merupakan bahasa Jawa yang sering dijumpai, sehingga perlu adanya translasi bahasa supaya dapat mengetahui arti dari setiap kata dan maksud dari setiap baris dan keseluruhan bait pupuh Pangkur. b. Telaah terhadap Serat Wedhatama pupuh Pangkur merupakan upaya untuk mengembangkan daya pengamatan peserta didik supaya lebih kritis dalam menemukan dan menanggapi nilai pendidikan di dalamnya dengan kondisi di lingkungan sekitarnya sehingga guru dan siswa lebih kreatif dalam proses belajar mengajar di kelas. 3. Implikasi Praktis a. Memperkaya khazanah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penelitian sastra, sehingga peneliti lain akan termotivasi atau terdorong untuk melakukan penelitian sejenis. b. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk lebih mencermati media pembelajaran yang tepat bagi siswa. c. Sebagai sarana untuk lebih mengapresiasi karya sastra, khususnya karya sastra Jawa. C. Saran Saran yang dapat disampaikan peneliti ini semoga dapat menjadi bahan masukan bagi pihak-pihak terkait.

171 1. Bagi Siswa Siswa diharapkan banyak-banyak membaca karya sastra Jawa karangan pujangga-pujangga Jawa terdahulu. Generasi muda harus melestarikan kebudayaan leluhurnya, salah satu caranya adalah membaca dan mempelajari karya sastra Jawa, sebab itu merupakan bagian dari kebudayaan Jawa. Salah satu karya sastra Jawa adalah Serat Wedhatama. Di dalamnya mengandung nilai pendidikan yang ingin disampaikan pengarang kepada generasi penerusnya yang sangat berguna bagi kehidupan di masa kini. Siswa juga diharapkan dapat menerapkan atau mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. 2. Bagi Guru Guru hendaknya dapat memaksimalkan penggunaan media pembelajaran apresiasi sastra khususnya dalam pengajaran Serat Wedhatama pupuh Pangkur. Di dalamnya terkandung nilai pendidikan yang bisa digunakan sebagai materi. Dengan metode pengajaran yang tepat, nilai pendidikan bisa dijadikan sarana pembentuk karakter siswa dalam menjalani kehidupan sehari-hari. 3. Bagi Peneliti Lain Terkait dengan penelitian ini, disarankan kepada peneliti selanjutnya yang berminat untuk mengkaji teks sastra ataupun serat-serat Jawa lainnya, hendaknya perlu diperhatikan bahwa hasil penelitiannya harus mempunyai relevansi dengan pengajaran mata pelajaran bahasa Jawa dan kemungkinan hasil penelitiannya tersebut dapat diaplikasikan dalam pembelajaran di sekolah, sehingga keberadaan penelitian yang telah dilakukan akan lebih bermanfaat. Selain itu, dapat dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap Serat Wedhatama pupuh Pangkur baik dari segi gaya bahasa dan nilai pendidikan maupun dari segi-segi yang lainnya karena penelitian ini masih mempunyai banyak kekurangan. Apabila dapat dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap Serat Wedhatama pupuh Pangkur, diharapkan hasil penelitian tersebut dapat melengkapi kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini.