OUT LINE. Kontrol Kualitas Komponen darah. Dasar Kebijakan. Dasar Kebijakan. Dasar Kebijakan Kontrol kualitas komponen darah Spesifikasi

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR PELAYANAN TRANSFUSI DARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian-bagian darah yang berasal dari donor kepada seorang penderita (resipien).

Pengolahan komponen darah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahunnya, terkumpul sekitar 92 juta donasi. darah dari seluruh dunia. Rata-rata, 50% dari total

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. data dilakukan dengan menulis pada lembar-lembar buku. Jika sistem pencatatan data

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DARAH

BAB I PENDAHULUAN. diakses dan terjangkau oleh masyarakat. Pemerintah bertanggung jawab atas

BAB I PENDAHULUAN. dengan pemberian transfusi darah yang aman. tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 83

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI... ABSTRAK... ABSTRACK... v KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2015 TENTANG FRAKSIONASI PLASMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TRANSFUSI DARAH SEJARAH & PERKEMBANGANNYA SAAT INI

TRANSFUSI DARAH. Maimun ZA. Laboratorium Patologi Klinik FKUB-RSSA Malang

BAB I PENDAHULUAN. mengukur hemoglobin pada sejumlah volume darah. Kadar normal hemoglobin

9/12/2014. Aktivasi. yang teraktivasi akan mengekspresikan P-Selectin (CD62P) yaitu suatu protein membran 140 kd yang berasal dari granula alfa.

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Teori Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum

BAB I PENDAHULUAN. Produk yang mudah rusak atau tidak tahan lama merupakan tantangan bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. ke dalam sirkulasi darah resipien sebagai upaya pengobatan (WHO,2009). Terapi

Penggunaan terbesar herbal. Fitofarmaka. supplement. kosmetik

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Setiap tahun, berjuta-juta kehidupan manusia di bumi. terselamatkan oleh kegiatan transfusi darah.

KEBIJAKAN PENYEDIAAN DARAH PALANG MERAH INDONESIA. Pengurus Pusat PALANG MERAH INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN

Keamanan DARAH DI INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghantarkan hormon dan materi-materi pembekuan darah (Sadikin, 2004).

BAB II LANDASAN TEORI. penciptaan barang dan jasa. Manajemen Operasi (operation management--om)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obat Jadi dan Industri Bahan Baku Obat. Definisi dari obat jadi yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri farmasi menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.

Produksi di Industri Farmasi

ABSTRAK KESESUAIAN PERHITUNGAN NILAI RATA-RATA ERITROSIT FLOW CYTOMETER DENGAN GAMBARAN POPULASI ERITROSIT PADA PEMERIKSAAN SEDIAAN APUS DARAH TEPI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Saat ini sektor industri mempunyai peran yang sangat penting di dalam

Pengelolaan dan pelaksanaan usaha transfusi darah ditugaskan kepada Palang Merah Indonesia, atau Instansi lain yang ditetapkan oleh Menteri.

Quality Control (QC) dan Quality Assurance (QA) Mata Kuliah : Rancangan Produk Industri (2 SKS) Dosen : Kuni Zu aimah B.,S.Farm., M.Farm., Apt.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri obat jadi dan

Pemeriksaan Kadar Protein Supernatan Akhir Pada Pemantapan Mutu Komponen Washed Red Cells (WRC) di UTDC PMI Kota Semarang

Per/II/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran; 10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata

PANDUAN PENANGANAN, PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN DARAH DAN PRODUK DARAH RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN LAMPUNG

PANDUAN PELAYANAN DARAH DI BANK DARAH RUMAH SAKIT SENTRA MEDIKA CIBINONG BAB I

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan persediaan di Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia (UDD

KALENDER KEGIATAN DIKLAT UNIT TRANSFUSI DARAH PUSAT

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasien keganasan berisiko tinggi menderita anemia (Estrin, 1999). Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasien-pasien dengan penyakit hematologi atau onkologi yang mengalami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. darah yang hilang akibat perdarahan, luka bakar, mengatasi shock dan

CPOB. (Cara Pembuatan Obat yang Baik)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Ketersediaan kantong darah di Indonesia masih. sangat kurang, idealnya 2,5% dari jumlah penduduk untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri obat jadi dan

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) Edisi... Volume..., Bulan 20.. ISSN :

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III. METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif observasional dengan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

The Hazard Analysis and Critical Control Point System

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Donasi darah merupakan praktik klinis yang umum. dilakukan. Pada tahun 2012 World Health Organization

Lampiran 1a. Pengenceran konsentrasi bakteri dalam biakan murni dengan teknik pengenceran berseri

autologous control yang positif mengindikasikan adanya keabnormalan pada pasien itu sendiri yang disebabkan adanya alloantibody di lapisan sel darah

BAB II TINJAUAN UMUM. Universitas Sumatera Utara

JEJARING PELAYANAN DARAH. Ria Syafitri Unit Transfusi Darah Pusat PALANG MERAH INDONESIA

SKEMA SERTIFIKASI TEKNIK TRANFUSI DARAH LSP BIDANG KETEKNISIAN MEDIK SNI ISO/IEC : 2012

DOKUMENTASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Intensive Care Unit (ICU) dengan rerata lima unit per pasien. Packed red cell

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri farmasi menurut SK Menkes No. 245/Menkes/SK/V/1990 adalah

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang rata-rata memiliki kira-kira 70 ml darah setiap kilogram berat

Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pelayanan Darah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam system sirkulasi darah merupakan bagian penting yaitu dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan dipantau dengan peraturan yang ketat (Stranger, et al 2012), selain itu darah

PERBEDAAN REAKSI PEMBERIAN TRANSFUSI DARAH WHOOLE BLOOD (WB) DAN PACKED RED CELL (PRC) PADA PASIEN SECTIO CAESARE

WALIKOTA KEDIRI NOMOR 31 TAHUN 2009 TE N TAN G

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan usaha yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa plasma

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas,

1. BAB I PENDAHULUAN. Permintaan akan mendorong pengambilan keputusan dalam kegiatan bisnis.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Donor darah adalah proses pengambilan darah dari. seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN TRANSFUSI DARAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKAMARA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian Karya Tulis Ilmiah ini adalah penelitian analitik.

Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB)

Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MINIMALISASI TINGKAT PEMBOROSAN PERSEDIAAN TIDAK TAHAN LAMA STUDI PADA RUMAH SAKIT PANTI RAPIH DI YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

OUT LINE Kontrol Kualitas Komponen darah Dasar Kebijakan Kontrol kualitas komponen darah Spesifikasi 1 Jakarta,23 April 2016 2 Dasar Kebijakan PP no 11 / 2011, tentang Pelayanan Darah Permenkes no 83 / 2014, tentang UTD, BDRS dan jejaring pelayanan transfusi darah Permenkes no 91 / 2015, tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah CPOB (GMP) Dasar Kebijakan UTD adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan donor darah, penyediaan darah dan pendistribusian darah Pelayanan transfusi darah di UTD meliputi : rekruitmen donor, seleksi donor, pengambilan darah, pengolahan komponen darah, spesifikasi dan kontrol mutu komponen darah, uji saring IMLTD, penyimpanan darah, distribusi darah 3 4

CPOB Kualitas pelayanan di UTD ditentukan oleh input, proses & output 5 6 Kualitas Pemastian mutu/qa merupakan bagian dari manajemen mutu yang bertujuan untuk memastikan bahwa mutu produk yang dihasilkan sesuai dengan tujuan pemakaiannya, dilaksanakan sesuai dengan prinsip CPOB dan memenuhi regulasi yang tepat. CPOB /GMP Bagian dari pemastian mutu Memastikan produk darah diolah dan diawasi secara konsisten untuk memenuhi standar mutu Bertujuan menghilangkan risiko : kontaminasi (termasuk kontaminasi silang), ketercampurbauran, transmisi penyakit efek tidak diinginkan yang berasal dari penggunaan produk darah 7 Pengawasan Mutu/QC : Bagian dari CPOB yang berhubungan dengan spesifikasi, pengambilan sampel, dan pengujian 8

Tujuan QC Uji Kontrol Kualitas (QC) untuk mengetahui kualitas dari produk yang dihasilkan dan untuk menjamin produk yang aman, efektif dan konsisten Sistem Kualitas seluruh karakteristik produk/pelayanan yang berkaitan dengan kepuasan penggunaan produk/pelayanan oleh konsumen akan tercapai. Kontrol kualitas Kontrol Kualitas merupakan bidang utama untuk mengontrol hasil analisa dalam menentukan kemungkinan penyebab dari tenaga kerja, mesin, material, metode dan monitor. Kontrol Kualitas Produk Komponen Darah dilakukan untuk mengetahui kualitas dari produk komponen darah yang dihasilkan dan untuk menjamin produk yang aman, efektif dan konsisten. Sampel yang diperiksa dipilih secara acak dari produk komponen yang dihasilkan minimal 4 unit/bulan atau 1 % dari jumlah masing masing produksi. 9 Parameter Pemeriksaan Uji Kontrol Kualitas Produk Komponen Darah: QC / Pengawasan Mutu Pengawasan Mutu adalah bagian dari CPOB yang berhubungan dengan spesifikasi, pengambilan sampel dan pengujian. Prinsip : merupakan fungsi kritis dari produksi komponen darah dan merupakan bukti bahwa komponen darah memenuhi spesifikasi. Namun, QC biasanya dilaksanakan terhadap komponen darah final dan seringkali masalah akan teridentifikasi setelah terjadi 11 12

Pengawasan proses/ QA Pengawasan proses merupakan kegiatan yang lebih luas yang memonitor semua proses produksi terhadap persyaratan yang ditetapkan untuk menjamin bahwa proses tetap terawasi. Hal ini memberikan suatu mekanisme untuk identifikasi masalah potensial lebih awal dan meningkatkan jaminan bahwa mutu dari komponen darah akhir akan memenuhi spesifikasi. Pengawasan proses mencakup pengawasan mutu. Persyaratan QC Rencana sampling dibuat berdasarkan metoda statistik Rencana sampling mempertimbangkan metoda produksi yang berbeda, termasuk perbedaan dalam : Tempat pengambilan dan pengolahan darah Peralatan dan bahan Pengiriman 13 14 Persyaratan QC Spesifikasi dengan kriteria penerimaan harus dibuat untuk setiap jenis komponen darah Komponen darah yang diproduksi dari donasi yang sama dipertimbangkan sebagai satu batch dan perencanaan sampling harus mempertimbangkan hal ini Pencatatan harus dengan jelas mengindikasikan ketika sampel di pool sebelum pemeriksaan dan identifikasi dari setiap sampel di dalam pool. Persyaratan QC Komponen darah yang telah dipilih pada proses sampling harus disimpan dikarantina sampai ada hasil yang mengkonfirmasi bahwa komponen darah tersebut lulus pengawasan mutu / QC. Komponen darah tidak boleh dikeluarkan untuk digunakan jika : Proses sampling meragukan integritas komponen Hasil pemeriksaan QC tidak memenuhi kriteria yang bisa diterima. 15 16

Persyaratan QC Hasil yang tidak sesuai dengan yang diharapkan harus diselediki dan jika perlu sampling lebih lanjut dan lakukan pemeriksaan lagi. Metoda pemeriksaan harus divalidasi sebelum digunakan dan jika memungkinkan, nilai secara teratur melalui keikutsertaan di dalam program uji banding. Persyaratan QC Hasil pemeriksaan QC harus dikaji ulang dan dianalisis untuk melihat adanya tren menggunakan grafik kontrol yang dapat memperlihatkan tanda-tanda adanya perubahan proses pada tahap yang paling awal. 17 18 Persyaratan QC Catatan terperinci harus disimpan, tentang : Nomor identitas semua sampel yang diambil, termasuk yang di pool. Metoda pemeriksaan yang digunakan, petugas yang melakukan setiap tahap pemeriksaan, hasil dan penyelidikan lebih lanjut jika diperlukan. Perlakuan selanjutnya terhadap komponen darah Pengkajian ulang dan analisis hasil, jika relevan, lakukan tindakan perbaikan untuk mengatasi tren. 19 Validasi & Kualifikasi Semua bahan yang digunakan didalam proses produksi harus dikualifikasi, disetujui secara formal untuk digunakan dan dimonitor selama digunakan (merujuk pada dokumen pengelolaan bahan) Semua alat yang digunakan di dalam proses produksi harus dikualifikasi, validasi jika diperlukan, disetujui secara formal untuk digunakan dan dimonitor selama digunakan. (merujuk pada dokumen pengelolaan peralatan) Semua proses pada setiap bagian dari rantai produksi harus divalidasi dan dimonitor. 20

Spesifikasi Spesifikasi komponen darah merupakan persyaratan minimal untuk setiap komponen darah dan proses pengolahan harus mampu menghasilkan komponen darah yang memenuhi persyaratan. Kemampuan ini harus ditunjukkan oleh validasi proses dan dikonfirmasi dengan pengambilan sampel reguler produk komponen darah untuk pemeriksaan kendali mutu. 21 Pemeriksaan harus diselesaikan sebelum komponen darah yang diambil sampelnya dikeluarkan sehingga tindakan akan dilakukan jika hasil mengindikasikan masalah yang signifikan. 22 Spesifikasi Komponen darah Parameter yang harus diperiksa Spesifikasi QC Komponen WB Dilakukan pada Spesifikasi Sampling QC yang dapat diterima Volume (belum termasuk volume antikoagulan) Kantong 450 ml 450 ml ± 10% Kantong 350 ml 350 ml ± 10% 1 % dari total kantong, minimal 4 perbulan 75% Haemoglobin Whole Blood Whole Blood-LD Minimum 45 g per ktg Minimum 43 g per ktg 4 kantong per bulan 75% Haemolisis pada akhir penyimpanan Semua <0.8% dari jumlah total sel darah merah 4 kantong per bulan 75% Jumlah Leukosit Whole Blood-LD <1 x 10 6 per kantong (LD) 1 % pada semua ktg atau minimum 10 perbulan 90% 23 Kontaminasi Bakteri Semua Tidak ada pertumbuhan bakteri 1% dari semua ktg 24 Merujuk pada grafik pertumbuhan bakteri

Spesifikasi QC Komponen PRC Parameter yang diperiksa Volume Hematokrit Haemoglobin Hemolisis pada masa akhir penyimpanan Jumlah leukosit Berlaku untuk Spesifikasi Sampling Red Cells 450 ml Red Cells 350 ml Red Cells 250 ml Red Cells-BCR 450 ml 280 ± 50 ml 218 ± 39 ml 156 ± 28mL 250 ± 50 ml Red Cells-BCR 350 195 ± 39 ml pack Red Cells-LD 450 ml To be defined for Red Cells-LD 350 system used pack Red Cells 0.65 0.75 Red Cells-BCR 0.65 0.75 Red Cells-LD 0.50 0.70 Red Cells Minimum 45 g per unit Red Cells-BCR Minimum 43 g per unit Red Cells-LD Minimum 40 g per unit 1% dari semua unit atau minimum 4 kantong per bulan 4 unit per bulan QC yang dapat diterima 75% 4 unit per bulan 75% Semua <0.8% of red cell mass 4 unit per bulan 75% Red Cells-BCR Red Cells-LD <1.2 x 109 per unit (BCR) <1 x 106 per unit (LD) 1 % pada semua unit atau minimum 10 kantong perbulan 90% Kontaminasi Bakteri Semua Kantong Tidak ada pertumbuhan Bakteri Di kontrol melalui grafik 1% dari semua unit 25pertumbuhan 26 bakteri Parameter yang diperiksa Spesifikasi QC Komponen TC Berlaku untuk Spesifikasi Sampling QC yang dapat diterima Volume Semua >40 ml per single unit equivalent (60x10 9 dari platelets) Semua Unit 75% 27 Jumlah Platelet per final unit Jumlah leukosit per final unit Platelets-Single 350 ml 450 ml Platelets-Single-LD 4.2 x 10 10 Platelets-Pooled Minimum 2 x 10 11 Platelets-Pooled-LD Minimum 2 x 10 11 Platelets-Single, PRP prepared Platelets-Single, BC prepared > 6 x 10 10 1 % pada semua unit atau minimum 10 kantong perbulan > 6 x 10 10 <0.2 x 10 9 <0.05 x 10 9 Platelets-Pooled <1 x 10 9 Platelets-Single-LD <0.2 x 10 6 Platelets-Pooled-LD <1 x 10 6 ph pada akhir masa penyimpanan, pada suhu 22 oc. Semua >6.4 Kontaminasi Bakteri Semua Kantong Swirl Semua Ada Tidak ada pertumbuhan Bakteri 1 % pada semua unit atau minimum 10 kantong perbulan 1 % pada semua unit atau minimum 4 kantong perbulan 75% 90% 75% Di kontrol melalui grafik 1% dari semua unit pertumbuhan bakteri Semua unit sebelum 28 100% pelulusan

Parameter yang diperiksa Spesifikasi QC Komponen FFP Berlaku untuk Spesifikasi Sampling QC yang dapat diterima Volume Semua Volume yang tercatat± 10% Semua unit 75% Factor VIII Semua 0.70 IU/mL Pool 10 unit (mixed blood groups) setiap Rata - rata 3 bulan pada bulan 0.70 IU/mL pertama masa penyimpanan Residual cells (dihitung sebelum dibekukan) Kebocoran Perubahan Visual Whole Blood FFP Whole Blood FFP-LD Semua Semua Leucocytes:<0.1 X 10 9/unit Platelets: 10 9 /unit <50 X Leucocytes:<1 X 10 6/unit Platelets: 10 9/unit <50 X Tidak ada kebocoran, pada kantong, selang atau tubing saat diberi tekanan Tidak ada warna yang abnormal (hemolisis, lipaemia) atau adanya clot 1% semua unit atau minimum 4 kantong 75% per bulan 1% semua unit minimum 10 90% kantong per bulan Semua unit 100% Semua unit 100% 29 30 31 32

Kontrol Kualitas (QC) untuk WB, PRC, TC, TC-A & FFP Januari Desember 2015 Jumlah Sampel 33 DATA HASIL UJI KONTROL KUALITAS KOMPONEN DARAH KOMPONEN SEL DARAH MERAH PEKAT (PRC)

A. Pemeriksaan Fisik Data Hasil Uji Kontrol Kualitas Komponen Sel darah Merah Pekat ( PRC ) Simpulan : Dari 56 sampel komponen sel darah merah pekat (PRC) yang di lakukan uji kontrol kualitas untuk parameter kadar hemolisis dengan nilai standar < 0,8 % semua sampel memenuhi nilai standar 100%.

Data Hasil Uji Kontrol Kualitas Komponen Sel Darah Merah Pekat ( PRC) ( Volume 218 ± 39 cc ) Simpulan : Dari 56 sampel komponen PRC kantong darah 350 cc yang di lakukan uji kontrol kualitas untuk parameter volume dengan nilai standar 218 ± 35 cc (183 253 cc) terdapat 22 sampel tidak memenuhi nilai standar ( 39,29 % ) yaitu 2 sampel dibawah nilai standar dan 20 sampel diatas nilai standar, dan 34 sampel memenuhi nilai standar (60,71 % ). Data Hasil Uji Kontrol Kualitas Komponen Sel Darah Merah Pekat ( PRC) B. Pemeriksaan Hematologi

Simpulan : Dari 56 sampel komponen sel darah merah pekat (PRC) yang di lakukan uji kontrol kualitas untuk parameter kadar hemolisis dengan nilai standar < 0,8 % semua sampel memenuhi nilai standar 100 %. C. Pemeriksaan Kontaminasi Bakteri Dari 56 sampel komponen sel darah merah pekat (PRC) yang di lakukan uji kontrol kualitas untuk pemeriksaan kontaminasi bakteri ditemukan 1 sampel (1,79 %) positif untuk BPA ( Aerob) dan 100 % negatif untuk BPN ( Anaerob). Komponen Trombosit Pekat (TC)

Pemeriksaan Hemolisis PEMERIKSAAN PH METER 51 52

2. Parameter Pemeriksaan Hematologi Alat Sysmex XT 1800i 3. Parameter Pemerikaan Kontaminasi Bakteri Alat Bact-T/ Alert 3D 2 Macam Reagen BPN (Anaerob) dan BPA (Aerob) Inokulasi sampel dalam media pengkayaan bakteri yang diinkubasi selama 7 hari. 53 54 Flow Cytometer 55 Untuk pemeriksaan faktor pembekuan : Factor VII, Von Willebrand Factors, Fibrinogen 56

KESIMPULAN Uji Kontrol kualitas (QC) sangat penting untuk dilakukan untuk menghasilkan produk yang berkualitas baik, aman, efektif dan konsisten sehingga sistem kualitas dapat tercapai yang akan berdampak pada kepuasan pelanggan terhadap pelayanan/ produk yang kita hasilkan. Terima Kasih