BAB II TINJAUAN PUSTAKA. data dilakukan dengan menulis pada lembar-lembar buku. Jika sistem pencatatan data

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. data dilakukan dengan menulis pada lembar-lembar buku. Jika sistem pencatatan data"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencatatan Pencatatan data adalah proses memasukkan data ke dalam media sistem pencatatan data. Jika media sistem pencatatan data tersebut berupa buku, pencatatan data dilakukan dengan menulis pada lembar-lembar buku. Jika sistem pencatatan data berupa perangkat komputer, pencatatan dilakukan dengan mengetik melalui keyboard, penggunaan pointer mouse, alat scanner (pembaca gambar), atau kamera video. Yang termasuk dalam pencatatan data adalah aktivitas penulisan ke buku atau kertas, pemasukan data ke dalam komputer (Witarto, 2008). Pencatatan persediaan darah dimulai dari pencatatan darah masuk. Darah masuk adalah darah yang berasal dari darah donor baik donor sukarela maupun donor pengganti, bisa juga kiriman dari Unit Transfusi Darah yang diberi istilah droping. Setiap darah yang diterima diberi identitas di setiap kantongnya dengan menempelkan stiker yang berisi keterangan tanggal pengambilan darah, tanggal kadaluarsa, golongan darah, nama asisten transfusi darah dan nomor kantong. Identitas yang ada pada stiker kantong darah tersebut kemudian dituliskan ke dalam satu buku register penerimaan darah berikut dengan identitas pendonor yang terdiri dari nama donor, umur, jenis kelamin, alamat, rhesus, dan hasil pemeriksaan terhadap penyakit menular lewat transfusi darah. Setiap pasien yang menggunakan darah diberikan satu formulir yang menyertai darah tersebut. Formulir ini berisi data pasien dan data darah yang diberikan. Data pasien terdiri dari nama pasien, umur, jenis kelamin, nama rumah sakit atau ruangan tempat dirawat, nama dokter yang merawat,

2 alasan transfusi darah, golongan darah, rhesus, jumlah dan jenis darah yang dibutuhkan. Data data yang ditulis di formulir tersebut kemudian dicatat kembali ke dalam buku register penggunaan darah sebagai arsip bagi Bank Darah Rumah Sakit. 2.2 Pelaporan Laporan adalah suatu penyampaian informasi dari petugas atau pejabat tertentu kepada petugas atau pejabat lain dalam suatu sistem administrasi. Hal yang mendasari laporan adalah fakta dan data. Fakta dan data diramu menjadi suatu informasi kepada pihak lain. Laporan mempunyai fungsi informatif karena dengan adanya laporan dapat memberikan suatu informasi kepada yang membacanya dan dapat sebagai suatu pertanggungjawaban kepada yang mengerjakannya. Laporan juga berfungsi sebagai suatu bentuk pengawasan karena dengan adanya laporan, pihak yang bertugas mengawasi atau menilai dapat melakukan tugasnya tanpa harus turun langsung ke lapangan. Dari laporan juga dapat diambil suatu keputusan untuk memecahkan suatu masalah (Finoza, 2006). Jenis laporan menurut alur terdiri dari laporan vertikal ke atas, laporan vertikal ke bawah, laporan horizontal, laporan diagonal. Menurut cara penyampaian laporan dibedakan atas laporan lisan, laporan tertulis, laporan visual, laporan audio visual. Berdasarkan waktu penyampaian laporan dibagi menjadi laporan insidental, laporan periodik (Finoza, 2006). Jenis laporan di Bank Darah RSUD dr.r.m.djoelham Binjai adalah laporan vertikal ke atas disampaikan secara tertulis dan dilakukan secara periodik yaitu setiap bulan, enam bulan dan setiap tahun.

3 2.3 Persediaan Darah Rumah sakit harus selalu mempunyai persediaan darah aman siap pakai di unit bank darahnya, untuk memudahkan dan memotong waktu bila ada pasien yang membutuhkan transfusi. Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) merupakan suatu unit pelayanan di rumah sakit yang bertanggung jawab atas tersedianya darah untuk transfusi yang aman, berkualitas dan dalam jumlah yang cukup untuk mendukung pelayanan kesehatan di rumah sakit (Depkes RI, 2008a). Fungsi Bank Darah Rumah Sakit adalah sebagai pelaksana dan penanggung jawab pemenuhan kebutuhan darah untuk transfusi di rumah sakit sebagai bagian dari pelayanan rumah sakit secara keseluruhan (Depkes RI, 2008a). Pelayanan transfusi darah dimulai dengan mengumpulkan orang-orang yang bersedia menjadi donor darah. Selanjutnya dilakukan seleksi donor untuk mendapatkan donor dengan resiko rendah. Seleksi dilakukan melalui anamnese (menganalisa gaya hidup calon donor dan menentukan bahwa calon donor bukan dari golongan resiko tinggi mengidap penyakit menular melalui darah maupun penyakitpenyakit yang dapat membahayakan pendonor bila darahnya diambil) dan pemeriksaan fisik. Bila calon donor diyakini sehat dan siap mendonorkan darahnya maka dilakukan pencatatan identitas pemberian kode donor, pemeriksaan haemoglobin dan golongan darah. Selanjutnya dilakukan pengambilan darah donor dan ditampung dalam kantong darah berukuran 350 ml serta diambil contoh darah untuk pemeriksaan ulang golongan darah ABO, rhesus dan uji saring terhadap penyakit Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah (IMLTD) antara lain sifilis, hepatitis

4 B, hepatitis C dan anti HIV. Untuk daerah yang prevalensi malarianya tinggi ditambah dengan pemeriksaan malaria darah. Bila darah sudah dinyatakan bebas dari penyakit IMLTD selanjutnya dilakukan penyimpanan (Depkes RI, 2008b). Proses pemberian darah kepada pasien diawali dengan adanya permintaan dari dokter. Dokter akan membuat surat permintaan berupa formulir permintaan darah ke BDRS selanjutnya petugas BDRS akan melakukan pemeriksaan golongan darah resipien dan donor serta dilakukan uji silang serasi. Darah yang telah diuji dan dinyatakan sesuai diserahkan kepada dokter yang meminta atau perawat yang diberi kewenangan melakukan tindakan transfusi. Bank Darah Rumah Sakit harus memperhitungkan jumlah unit darah yang dibutuhkan per minggu, per bulan, per tahun dan merencanakan cara mengumpulkan darah untuk memenuhi permintaan. Menyusun suatu daftar nama donor memungkinkan pengumpulan darah secara sistematis dan menghindari bank darah kekurangan atau kelebihan persediaan. Metode yang digunakan dalam memperkirakan kebutuhan darah yaitu menghitung penggunaan darah selama periode tertentu, mengalikan jumlah penduduk suatu wilayah dengan 2%. Untuk itu dibutuhkan data yang akurat tentang penerimaan dan penggunaan darah setiap saat (Depkes RI, 2008d). 2.4 Jenis Komponen Darah 1. Darah Lengkap / Whole Blood (WB) Darah lengkap adalah cairan yang mengandung bermacam-macam sel darah yang bergabung dalam cairan kekuningan yang disebut plasma. Sel sel darah terdiri

5 dari sel darah merah dan sel darah putih. Setelah darah diambil dari donor,ditambahkan larutan pengawet antikoagulan untuk mencegah pembekuan selama penyimpanan (Depkes RI, 2008b). 2. Konsentrat Sel Darah Merah/(Packed Red Cells (PRC) Isi utama sel darah merah pekat adalah eritrosit. Suhu simpan 4±2 C. Darah merah pekat berguna untuk meningkatkan jumlah eritrosit. Darah merah pekat juga berguna untuk mengurangi volume transfusi, memungkinkan transfusi cocok serasi tidak identik ABO pada keadaan darurat. Sel sel darah merah dipisahkan dari bagian darah lainnya dengan pemusingan (Depkes RI, 2008b). 3. Konsentrat Trombosit (TC) Isi utama trombosit pekat adalah trombosit. Volume sekitar 50 ml perkantong. Suhu simpan berkisar antara 20±2 C. Lama simpan 3 hari tanpa goyangan. Trombosit pekat berguna untuk meningkatkan jumlah trombosit (Depkes RI, 2008b). 4. Plasma Beku Segar/Fresh Frozen Plasma (FFP) Isi utama Fresh Frozen Plasma adalah plasma dan faktor pembekuan labil. Volume FFP berkisar antara ml. Suhu simpan adalah -18 C atau lebih rendah. Lama simpan satu tahun. FFP berguna untuk meningkatkan faktor pembekuan, ditransfusikan dalam waktu 6 jam setelah dicairkan (Depkes RI, 2008b). 2.5 Database Management System Database Management System adalah perangkat lunak yang berfungsi untuk mengelola database. Database adalah sebuah koleksi atau kumpulan data yang saling

6 berhubungan disusun menurut aturan tertentu secara logis sehingga menghasilkan informasi (Yuhefizard, 2008). Semua kelemahan dalam pengelolaan data secara manual dapat diatasi dengan pengelolaan data dalam suatu sistem database. Duplikasi data dapat diminimalkan dan biasanya data yang duplikat tersebut merupakan field kunci. Tingkat kevalidan data juga tinggi karena data yang sama saling berelasi, sehingga apabila ada perubahan pada suatu data maka data yang sama pada file yang lain akan berubah dengan sendirinya. Dengan adanya pemberian password dan hak akses pada suatu file mengakibatkan hanya orang yang berhak saja yang bisa mengakses file tersebut, sehingga lebih aman. Proses mendapatkan data dan informasi pada database dapat dilakukan dengan mudah (Yuhefizard, 2008). Sebuah sistem database terdiri dari empat komponen utama yaitu perangkat keras, data, perangkat lunak dan pengguna. Perangkat keras yang dibutuhkan berupa komputer beserta seluruh kelengkapannya. Data merupakan komponen yang akan diolah sehingga bernilai informasi dan dapat dijadikan sebagai bahan pengambilan keputusan. Perangkat lunak dalam hal ini Database Management System berfungsi sebagai aplikasi untuk mengelola data. Pengguna adalah orang yang menggunakan dan mengendalikan sistem tersebut (Yuhefizard, 2008). 2.6 Perancangan Database Proses perancangan database adalah bagian dari proses pengembangan sistem informasi. Metode yang biasa dipakai untuk mengembangkan sistem informasi adalah adalah System Development Life Cycle (SDLC) atau metode daur hidup. Metode ini

7 mencakup kegiatan yang mengawali proyek, menganalisis kebutuhan data, merancang sistem, dan memelihara sistem (Kadir, 2008). Tabel 2.1 memperlihatkan sejumlah tahapan dalam SDLC menurut sejumlah versi. Tabel 2.1 Berbagai tahapan dalam SDLC Sumber Tahapan-tahapan dalam SDLC Alter Inisiasi, pengembangan, implementasi, operasi dan pemeliharaan Fabbri dan Schwab Studi kelayakan, rencana awal, analisis sistem, desain sistem, dan implementasi sistem Hoffer, George, dan Identifikasi dan seleksi proyek, inisiasi dan perencanaan Valacich proyek, analisis, perancangan logis, perancangan fisik, implementasi dan pemeliharaan. Mc Leod Turban, Mc Lean, dan Wetherbe Zwass Sumber : Kadir, 2003 Perencanaan, analisis, perancangan, dan implementasi Inisiasi proyek,analisis sistem dan studi kelayakan, analisis dan perancangan logis, akuisisi atau pengembangan, implementasi, operasi, evaluasi pasca audit dan pemeliharaan Studi kelayakan, analisis kebutuhan, perancangan logis, perancangan fisik, pengodean dan pengujian, konversi, dan kajian pasca implementasi Langkah awal yang dilakukan dalam perancangan database adalah melakukan pengumpulan kebutuhan akan informasi yang diperlukan dalam suatu organisasi atau perusahaan dan kemudian menganalisisnya. Penggalian kebutuhan informasi ini dilakukan dengan wawancara, mengamati sistem yang sedang berjalan dan mempelajari dokumen-dokumen yang tersedia. Setelah kebutuhan organisasi dikumpulkan dan dianalisis, langkah perancangan konseptual segera bisa dilaksanakan. Pada tahap ini data yang dibutuhkan organisasi atau perusahaan dikelompokkan menurut kriteria tertentu. Kemudian antara satu grup data dengan grup data yang lain dilengkapi dengan hubungan.

8 Perancangan logis merupakan suatu tahapan yang digunakan untuk menentukan hasil perancangan konseptual ke dalam bentuk yang nantinya akan diimplementasikan dalam database management system. Langkah terakhir dalam perancangan database adalah perancangan fisik. Tipe data atau domain untuk masing-masing kolom dalam setiap tabel harus disesuaikan dengan database management system yang digunakan (Kadir, 2008).

TRANSFUSI DARAH SEJARAH & PERKEMBANGANNYA SAAT INI

TRANSFUSI DARAH SEJARAH & PERKEMBANGANNYA SAAT INI TRANSFUSI DARAH SEJARAH & PERKEMBANGANNYA SAAT INI dr Elida Marpaung, M Biomed RSUPN Ciptomangunkusumo What is blood? Darah adalah organ tubuh Darah adalah organ tubuh yang berbentuk cair Melakukan transfusi

Lebih terperinci

TRANSFUSI DARAH. Maimun ZA. Laboratorium Patologi Klinik FKUB-RSSA Malang

TRANSFUSI DARAH. Maimun ZA. Laboratorium Patologi Klinik FKUB-RSSA Malang TRANSFUSI DARAH Maimun ZA Laboratorium Patologi Klinik FKUB-RSSA Malang Pendahuluan Transfusi darah adalah terapi medis yang memiliki risiko penyulit terbesar baik dalam waktu pendek (reaksi transfusi),

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1756, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Pelayanan Darah. Unit Transfusi Darah. Bank Darah. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2014 UNIT TRANSFUSI

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN TRANSFUSI DARAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKAMARA

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN TRANSFUSI DARAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKAMARA BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN TRANSFUSI DARAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA, Menimbang

Lebih terperinci

OUT LINE. Kontrol Kualitas Komponen darah. Dasar Kebijakan. Dasar Kebijakan. Dasar Kebijakan Kontrol kualitas komponen darah Spesifikasi

OUT LINE. Kontrol Kualitas Komponen darah. Dasar Kebijakan. Dasar Kebijakan. Dasar Kebijakan Kontrol kualitas komponen darah Spesifikasi OUT LINE Kontrol Kualitas Komponen darah Dasar Kebijakan Kontrol kualitas komponen darah Spesifikasi 1 Jakarta,23 April 2016 2 Dasar Kebijakan PP no 11 / 2011, tentang Pelayanan Darah Permenkes no 83 /

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank Darah Rumah Sakit Umum Salatiga adalah suatu unit dirumah sakit yang merupakan bagian dari instalasi laboratorium yang menyelenggarakan pelayanan darah untuk memenuhi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 92

Lebih terperinci

PANDUAN PENANGANAN, PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN DARAH DAN PRODUK DARAH RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN LAMPUNG

PANDUAN PENANGANAN, PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN DARAH DAN PRODUK DARAH RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN LAMPUNG PANDUAN PENANGANAN, PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN DARAH DAN PRODUK DARAH RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN LAMPUNG 2 0 1 5 BAB I DEFINISI Transfusi darah adalah pemindahan darah dari donor ke dalam peredaran

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DARAH

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DARAH I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DARAH Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya perlu diselenggarakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 92

Lebih terperinci

PANDUAN PELAYANAN DARAH DI BANK DARAH RUMAH SAKIT SENTRA MEDIKA CIBINONG BAB I

PANDUAN PELAYANAN DARAH DI BANK DARAH RUMAH SAKIT SENTRA MEDIKA CIBINONG BAB I PANDUAN PELAYANAN DARAH DI BANK DARAH RUMAH SAKIT SENTRA MEDIKA CIBINONG BAB I DEFINISI A. Definisi Transfusi Darah Transfusi darah adalah pemindahan darah dari donor ke dalam peredaran darah penerima

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2015 TENTANG FRAKSIONASI PLASMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2015 TENTANG FRAKSIONASI PLASMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2015 TENTANG FRAKSIONASI PLASMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 92

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pemberian transfusi darah yang aman. tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 83

BAB I PENDAHULUAN. dengan pemberian transfusi darah yang aman. tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 83 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Dalam perkembangan pelayanan kesehatan dewasa ini, kebutuhan akan pelayanan darah yang berkualitas, mudah didapat dan jumlah yang semakin bertambah khususnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit akibat infeksi protozoa genus Plasmodium yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit akibat infeksi protozoa genus Plasmodium yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria adalah penyakit akibat infeksi protozoa genus Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi. Gejala umumnya muncul 10 hingga

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 92

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Produk yang mudah rusak atau tidak tahan lama merupakan tantangan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Produk yang mudah rusak atau tidak tahan lama merupakan tantangan bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produk yang mudah rusak atau tidak tahan lama merupakan tantangan bagi manajemen persediaan dalam mengelola persediaan. Pembelian karena kehabisan stok atau karena

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI NOMOR 31 TAHUN 2009 TE N TAN G

WALIKOTA KEDIRI NOMOR 31 TAHUN 2009 TE N TAN G WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 31 TAHUN 2009 TE N TAN G BIAYA PENGGANTI PENGOLAHAN DARAH (BPPD) PADA U NI T TR ANS FUS I D AR AH P AL AN G M E R AH I NDONE S I A CABANG KOTA KEDIRI WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Darah adalah komponen penting dalam tubuh yang membawa nutrisi dan oksigen ke semua organ tubuh, termasuk organ vital seperti otak, jantung, ginjal, paru-paru,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan Darah dibutuhkan untuk kondisi darurat tertentu, misal seorang wanita yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan Darah dibutuhkan untuk kondisi darurat tertentu, misal seorang wanita yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan Darah merupakan salah satu komponen sistem transportasi yang sangat vital keberadaannya. Fungsi vital darah di dalam tubuh antara lain sebagai pengangkut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian-bagian darah yang berasal dari donor kepada seorang penderita (resipien).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian-bagian darah yang berasal dari donor kepada seorang penderita (resipien). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transfusi darah 2.1.1 Pengertian Transfusi Darah Transfusi darah adalah suatu cara pengobatan berupa penambahan darah atau bagian-bagian darah yang berasal dari donor kepada

Lebih terperinci

Materi 1. Pengertian dan Tujuan Transfusi 2. Golongan Darah 3. Tes Combs 4. Syarat-syarat atau Standar Pelayanan Transfusi 5. Pelayanan Permintaan

Materi 1. Pengertian dan Tujuan Transfusi 2. Golongan Darah 3. Tes Combs 4. Syarat-syarat atau Standar Pelayanan Transfusi 5. Pelayanan Permintaan Materi 1. Pengertian dan Tujuan Transfusi 2. Golongan Darah 3. Tes Combs 4. Syarat-syarat atau Standar Pelayanan Transfusi 5. Pelayanan Permintaan darah 6. Reaksi Transfusi TRANSFUSI DARAH Definisi Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diakses dan terjangkau oleh masyarakat. Pemerintah bertanggung jawab atas

BAB I PENDAHULUAN. diakses dan terjangkau oleh masyarakat. Pemerintah bertanggung jawab atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan transfusi darah merupakan upaya pelayanan kesehatan yang memanfaatkan darah manusia sebagai bahan dasar dengan tujuan kemanusiaan dan tidak untuk tujuan komersial.

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan di PMI antara lain mencakup pengerahan donor, penyumbangan darah, pengambilan, pengamanan, pengolahan, penyimpanan, dan penyampaian darah kepada pasien. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengukur hemoglobin pada sejumlah volume darah. Kadar normal hemoglobin

BAB I PENDAHULUAN. mengukur hemoglobin pada sejumlah volume darah. Kadar normal hemoglobin 42 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kadar hemoglobin digunakan sebagai patokan dalam dunia medis untuk mengukur hemoglobin pada sejumlah volume darah. Kadar normal hemoglobin seseorang sulit ditentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan derajat kesehatan. Kegiatan ini hanya diselenggarakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan derajat kesehatan. Kegiatan ini hanya diselenggarakan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Transfusi darah merupakan salah satu bagian penting pelayanan kesehatan modern. Bila digunakan dengan benar, transfusi dapat menyelamatkan jiwa pasien dan meningkatkan

Lebih terperinci

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum Anda pasti sudah sering mendengar istilah plasma dan serum, ketika sedang melakukan tes darah. Kedua cairan mungkin tampak membingungkan, karena mereka sangat mirip dan memiliki penampilan yang sama, yaitu,

Lebih terperinci

6. Untuk donor wanita : apakah anda saat ini sedang hamil? Jika Ya, kehamilan keberapa?...

6. Untuk donor wanita : apakah anda saat ini sedang hamil? Jika Ya, kehamilan keberapa?... PETUNJUK ANAMNESA CALON PENDO Apakah anda : 1. Merasa sehat pada hari ini? 2. Sedang minum antibiotik? 3. Sedang minum obat lain untuk infeksi? Dalam waktu 48 Jam terakhir 4. Apakah anda sedang minum Aspirin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Donor darah adalah proses pengambilan darah dari. seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Donor darah adalah proses pengambilan darah dari. seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang Donor darah adalah proses pengambilan darah dari seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah untuk kemudian dipakai pada transfusi darah (PMI,2011). Transfusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Data WHO melaporkan bahwa kebutuhan akan darah secara global setiap tahunnya meningkat 1%, sementara jumlah darah yang didonasikan turun 1% setiap tahunnya. Di Indonesia,

Lebih terperinci

Cycle) SDLC (System Development Life

Cycle) SDLC (System Development Life 1 Pengembangan Sistem Dilakukan dengan menggunakan metodologi (suatu proses standar yang diikuti oleh organisasi untuk melaksanakan seluruh langkah yang diperlukan untuk menganalisa, merancang, mengimplementasikan,

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYESUAIAN BIAYA PENGGANTI PENGOLAHAN DARAH DAN KOMPONEN DARAH DI PALANG MERAH INDONESIA KABUPATEN GRESIK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perkembangan sistem informasi dengan menggunakan komputer sebagai alat bantu akan memudahkan suatu organisasi dalam pengolahan data yang akan menghasilkan suatu informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Instalasi Gawat Darurat (IGD). Setiap tindakan yang diberikan dokter IGD, selalu

BAB I PENDAHULUAN. Instalasi Gawat Darurat (IGD). Setiap tindakan yang diberikan dokter IGD, selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah Sakit Bedah Surabaya (RSBS) terletak di jalan Raya Manyar 9 Surabaya yang berdiri sejak tanggal 20 Desember 2010, telah memiliki sebuah Instalasi Gawat

Lebih terperinci

Pengelolaan dan pelaksanaan usaha transfusi darah ditugaskan kepada Palang Merah Indonesia, atau Instansi lain yang ditetapkan oleh Menteri.

Pengelolaan dan pelaksanaan usaha transfusi darah ditugaskan kepada Palang Merah Indonesia, atau Instansi lain yang ditetapkan oleh Menteri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Darah merupakan cairan yang memegang peranan penting bagi kelangsungan hidup manusia. Ketika manusia kekurangan dan kehilangan darah dari dalam tubuhnya dalam jumlah

Lebih terperinci

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB II DATA DAN ANALISA BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data & Informasi yang diperlukan untuk mendukung projek tugas akhir ini diperoleh dari sumber : 1. Tinjauan pustaka : melalui media buku, brosur, dan internet. 2.

Lebih terperinci

LEMBARAN PERSETUJUAN RESPONDEN

LEMBARAN PERSETUJUAN RESPONDEN Lampiran 1 LEMBARAN PERSETUJUAN RESPONDEN Mahasiswa/i Yth., Saya yang bernama Janice, seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran yang untuk selanjutnya disebut sebagai peneliti hendak melakukan penelitian mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Unit Transfusi Darah atau disingkat UTD sebagai salah satu fasilitas pelayanan darah menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 83 tahun 2014 pasal

Lebih terperinci

Pengembangan Sistem Informasi

Pengembangan Sistem Informasi Pengembangan Sistem Informasi N Tri Suswanto Saptadi NTS/Sistem Informasi/TI UAJM 1 Pengembangan Sistem Dilakukan dengan menggunakan metodologi (suatu proses standar yang diikuti oleh organisasi untuk

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) Edisi... Volume..., Bulan 20.. ISSN :

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) Edisi... Volume..., Bulan 20.. ISSN : SISTEM INFORMASI DONOR DARAH DI UNIT DONOR DARAH PALANG MERAH INDONESIA KOTA BANDUNG BERBASIS WEB Tofan Sofiansah Teknik Informatika-Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipatiukur 112-114 Bandung E-mail

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. bab ini akan membahas landasan teori yang meliputi hal-hal terkait dengan

BAB III LANDASAN TEORI. bab ini akan membahas landasan teori yang meliputi hal-hal terkait dengan BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori digunakan untuk menyelesaikan masalah secara sistematis, bab ini akan membahas landasan teori yang meliputi hal-hal terkait dengan permasalahan yang ada dan landasan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENYEDIAAN DARAH PALANG MERAH INDONESIA. Pengurus Pusat PALANG MERAH INDONESIA

KEBIJAKAN PENYEDIAAN DARAH PALANG MERAH INDONESIA. Pengurus Pusat PALANG MERAH INDONESIA KEBIJAKAN PENYEDIAAN DARAH PALANG MERAH INDONESIA Pengurus Pusat PALANG MERAH INDONESIA 1 OUTLINE PENDAHULUAN DASAR HUKUM KEDUDUKAN PELAYANAN DARAH PMI KEBIJAKAN PELAYANAN DARAH PMI REGULASI YANG DIPERLUKAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM KERJA SAMA ANTARA PUSKESMAS, UNIT TRANSFUSI DARAH, DAN RUMAH SAKIT DALAM PELAYANAN DARAH UNTUK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi semua manusia. Informasi dapat dilakukan melalui berbagai cara bisa dengan

BAB I PENDAHULUAN. bagi semua manusia. Informasi dapat dilakukan melalui berbagai cara bisa dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam arus globalisasi ini, informasi sudah tidak menjadi hal yang asing bagi semua manusia. Informasi dapat dilakukan melalui berbagai cara bisa dengan telepon, internet,

Lebih terperinci

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan modern saat ini, globalisasi dan perkembangan ilmu teknologi telah membawa perubahan hampir semua aspek kehidupan. Manusia sering kali dihadapkan

Lebih terperinci

Keamanan DARAH DI INDONESIA

Keamanan DARAH DI INDONESIA Keamanan DARAH DI INDONESIA Potret Keamanan Transfusi Darah di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan Wahyu Dwi Astuti Agung Dwi Laksono Diterbitkan oleh Health Advocacy Yayasan Pemberdayaan Kesehatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penciptaan barang dan jasa. Manajemen Operasi (operation management--om)

BAB II LANDASAN TEORI. penciptaan barang dan jasa. Manajemen Operasi (operation management--om) 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Manajemen Operasi Menurut Heizer dan Render (2008), produksi (production) adalah proses penciptaan barang dan jasa. Manajemen Operasi (operation management--om)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. darah yang hilang akibat perdarahan, luka bakar, mengatasi shock dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. darah yang hilang akibat perdarahan, luka bakar, mengatasi shock dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Transfusi darah Transfusi darah adalah proses pemindahan atau pemberian darah dari seseorang (donor) kepada orang lain (resipien). Transfusi bertujuan mengganti darah yang hilang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM

BAB III ANALISIS SISTEM BAB III ANALISIS SISTEM Analisa terhadap sistem yang sedang berjalan adalah suatu kegiatan untuk mempelajari interaksi sistem yang terdiri atas pelaku proses dalam sistem, prosedur, dan data serta informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahunnya, terkumpul sekitar 92 juta donasi. darah dari seluruh dunia. Rata-rata, 50% dari total

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahunnya, terkumpul sekitar 92 juta donasi. darah dari seluruh dunia. Rata-rata, 50% dari total BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap tahunnya, terkumpul sekitar 92 juta donasi darah dari seluruh dunia. Rata-rata, 50% dari total donasi darah tersebut terkumpul dari negara yang memiliki pendapatan

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI TEKNIK TRANFUSI DARAH LSP BIDANG KETEKNISIAN MEDIK SNI ISO/IEC : 2012

SKEMA SERTIFIKASI TEKNIK TRANFUSI DARAH LSP BIDANG KETEKNISIAN MEDIK SNI ISO/IEC : 2012 SKEMA SERTIFIKASI TEKNIK TRANFUSI DARAH LSP BIDANG KETEKNISIAN MEDIK SNI ISO/IEC 17024 : 2012 RSUP NASIONAL DR. CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA 2015 TEKNIK TRANFUSI DARAH NO KODE UNIT KOMPETENSI HALAMAN 1.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2014

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2014 PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2014 UNIT TRANSFUSI DARAH, BANK DARAH RUMAH SAKIT, DAN JEJARING PELAYANAN TRANSFUSI DARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH RHESUS

PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH RHESUS PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH RHESUS I. Tujuan Percobaan 1. Mempelajari dan memahami golongan darah. 2. Untuk mengetahui cara menentukan golongan darah pada manusia. II. Tinjauan Pustaka Jenis penggolongan

Lebih terperinci

JEJARING PELAYANAN DARAH. Ria Syafitri Unit Transfusi Darah Pusat PALANG MERAH INDONESIA

JEJARING PELAYANAN DARAH. Ria Syafitri Unit Transfusi Darah Pusat PALANG MERAH INDONESIA JEJARING PELAYANAN DARAH Ria Syafitri Unit Transfusi Darah Pusat PALANG MERAH INDONESIA 1 OUTLINE PENDAHULUAN PELAYANAN DARAH KEBIJAKAN PELAYANAN DARAH STANDAR PELAYANAN TRANSFUSI DARAH PEDOMAN PENATALAKSANAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Darah dalah suatu cairan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang berfungsi sebagai alat pengangkut yaitu, mengambil oksigen dari paru-paru untuk diedarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi sekarang ini, kebutuhan akan sistem informasi yang berkembang sangat pesat dan canggih sudah merupakan suatu kebutuhan dan tuntutan, dimana

Lebih terperinci

Shabrina Jeihan M XI MIA 6 SISTEM TR A N SFU SI D A R A H

Shabrina Jeihan M XI MIA 6 SISTEM TR A N SFU SI D A R A H Shabrina Jeihan M XI MIA 6 G O LO N G A N D A R A H,U JI G O LO N G A N D A R A H D A N SISTEM TR A N SFU SI D A R A H G olongan darah Golongan darah -> klasifikasi darah suatu individu berdasarkan ada

Lebih terperinci

Prevalensi Hasil Uji Saring HbsAg dan Anti HCV pada Darah Donor Di Unit Darah Donor (UDD) RSUD Pringsewu Kabupaten Pringsewu Tahun

Prevalensi Hasil Uji Saring HbsAg dan Anti HCV pada Darah Donor Di Unit Darah Donor (UDD) RSUD Pringsewu Kabupaten Pringsewu Tahun Prevalensi Hasil Uji Saring HbsAg dan Anti HCV pada Darah Donor Di Unit Darah Donor (UDD) RSUD Pringsewu Kabupaten Pringsewu Tahun 2012-2014 Abstrak Nurminha Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan

Lebih terperinci

GOOD LABORATORY PRACTICE (PRAKTEK LABORATORIUM YANG BENAR) Hasil pemeriksaan laboratorium digunakan untuk :

GOOD LABORATORY PRACTICE (PRAKTEK LABORATORIUM YANG BENAR) Hasil pemeriksaan laboratorium digunakan untuk : GOOD LABORATORY PRACTICE (PRAKTEK LABORATORIUM YANG BENAR) Pelayanan laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan, pencegahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Transfusi darah merupakan bagian penting dalam. pelayanan kesehatan modern. Jika digunakan secara

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Transfusi darah merupakan bagian penting dalam. pelayanan kesehatan modern. Jika digunakan secara BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Transfusi darah merupakan bagian penting dalam pelayanan kesehatan modern. Jika digunakan secara benar, transfusi darah dapat menyelamatkan nyawa dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Definisi Sistem Sistem dapat diartikan dengan pendekatan prosedur dan pendekatan komponen. Melalui pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Donor darah atau transfusi darah adalah salah satu hal penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Donor darah atau transfusi darah adalah salah satu hal penting dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Donor darah atau transfusi darah adalah salah satu hal penting dalam operasi bedah. Keberadaan donor darah sangat dibutuhkan bagi pasien dan dokter dalam perawatan.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI... ABSTRAK... ABSTRACK... v KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI... ABSTRAK... ABSTRACK... v KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI... ABSTRAK... i ii iii iv ABSTRACK... v KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... vi vii ix DAFTAR SINGKATAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara sukarela untuk disimpan di bank darah yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. secara sukarela untuk disimpan di bank darah yang digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Donor darah adalah proses pengambilan darah dari seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah yang digunakan untuk keperluan transfusi darah (Daradjatun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasien keganasan berisiko tinggi menderita anemia (Estrin, 1999). Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasien keganasan berisiko tinggi menderita anemia (Estrin, 1999). Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasien keganasan berisiko tinggi menderita anemia (Estrin, 1999). Penelitian yang dilakukan European Survey on Cancer Anemia (ECAS), dengan nilai potong kadar Hb 12

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Darah adalah cairan penting yang membawa oksigen dari paru-paru dan nutrisinutrisi dari organ-organ pencernaan ke sel-sel. Darah juga membawa CO 2 ke paru-paru dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pemeriksaan di Unit Transfusi Darah Cabang Palang Merah Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. pemeriksaan di Unit Transfusi Darah Cabang Palang Merah Indonesia BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian 1234567Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Rumah Sakit Banyumas II,tempat

Lebih terperinci

Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pelayanan Darah

Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pelayanan Darah Case Study : Pembuatan Kebijakan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pelayanan Darah Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 2008 Daftar Isi Kata Pengantar... i Problem Overiew... 1 Pertanyaan...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Transfusi darah merupakan bagian penting yang turut. menunjang dinamika dunia kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Transfusi darah merupakan bagian penting yang turut. menunjang dinamika dunia kesehatan. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Transfusi darah merupakan bagian penting yang turut menunjang dinamika dunia kesehatan. Apabila berjalan dengan baik, transfusi dapat menyelamatkan nyawa pasien dan

Lebih terperinci

Database Management System Gambaran Database Dan Penerapannya Pengelolaan Data Manual VS Database Komponen Utama Database

Database Management System Gambaran Database Dan Penerapannya Pengelolaan Data Manual VS Database Komponen Utama Database 1 Yang di bahas pada bab ini : Pengantar Database Pengertian Database Database Management System Gambaran Database Dan Penerapannya Pengelolaan Data Manual VS Database Komponen Utama Database 1.1. Pengantar

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR PELAYANAN TRANSFUSI DARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR PELAYANAN TRANSFUSI DARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR PELAYANAN TRANSFUSI DARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

Aplikasi Surat Keluar Masuk Versi 1.0

Aplikasi Surat Keluar Masuk Versi 1.0 Aplikasi Surat Keluar Masuk Versi 1.0 1 Implementasi Bagian ini menjelaskan kebutuhan pengguna untuk membuat Aplikasi Surat Keluar Masuk Studi Kasus Biro Kerjasama Dan Kemahasiswaan Bagian ini juga menjelaskan

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sebuah perusahaan percetakaan terdapat banyak departemen. Salah satu divisi yang cukup penting adalah departemen produksi. Departemen produksi merupakan

Lebih terperinci

MINIMALISASI TINGKAT PEMBOROSAN PERSEDIAAN TIDAK TAHAN LAMA STUDI PADA RUMAH SAKIT PANTI RAPIH DI YOGYAKARTA

MINIMALISASI TINGKAT PEMBOROSAN PERSEDIAAN TIDAK TAHAN LAMA STUDI PADA RUMAH SAKIT PANTI RAPIH DI YOGYAKARTA MINIMALISASI TINGKAT PEMBOROSAN PERSEDIAAN TIDAK TAHAN LAMA STUDI PADA RUMAH SAKIT PANTI RAPIH DI YOGYAKARTA Disusun oleh: Mia Triastika Pandiangan Pembimbing Dr. J. Ellyawati, MM. Program Studi Manajemen,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM

BAB III ANALISIS SISTEM BAB III ANALISIS SISTEM Analisa terhadap sistem yang sedang berjalan adalah suatu kegiatan untuk mempelajari interaksi sistem yang terdiri atas pelaku proses dalam sistem, prosedur, dan data serta informasi

Lebih terperinci

VOLUME 3. No.1 (Maret-2016) JURNAL MIHB ISSN :

VOLUME 3. No.1 (Maret-2016) JURNAL MIHB ISSN : RANCANG BANGUN SISTEM PENDAFTARAN INFORMASI PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU BERBASIS ONLINE (Studi Kasus Pada SMK Negeri 1 Giritontro - Wonogiri) Siti Fatimah (sitisitisiti63@gmail.com) Ismail Setiawan (mail.setiawan@gmail.com)

Lebih terperinci

Frekuensi Hepatitis B dan Hepatitis C Positif pada Darah Donor di Unit Transfusi Darah Cabang Padang pada Tahun 2012

Frekuensi Hepatitis B dan Hepatitis C Positif pada Darah Donor di Unit Transfusi Darah Cabang Padang pada Tahun 2012 Artikel Penelitian Frekuensi Hepatitis B dan Hepatitis C Positif pada Darah Donor di Unit Transfusi Darah Cabang Padang pada Tahun 2012 Dewi Oktavia 1, Rismawati Yaswir 2, Nora Harminarti 3 Abstrak Infeksi

Lebih terperinci

SIKLUS HIDUP SISTEM INFORMASI

SIKLUS HIDUP SISTEM INFORMASI SIKLUS HIDUP SISTEM INFORMASI FIRDAUS SOLIHIN UNIVERSITAS TRUNOJOYO SIKLUS HIDUP SDLC (Software Development Life Cycle) Fase atau tahapan yang digunakan untuk mengembangkan, memelihara dan menggunakan

Lebih terperinci

Rumusan masalah dari proyek akhir ini adalah: 1. Bagaimana membangun aplikasi yang mampu menangani pengelolaan data pasien?

Rumusan masalah dari proyek akhir ini adalah: 1. Bagaimana membangun aplikasi yang mampu menangani pengelolaan data pasien? BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tempat praktik dr. Dwiyana M.S berada di daerah Binong, Tangerang. Tempat praktik ini merupakan tempat praktik dokter umum yang hanya ada satu dokter dalam menangani

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Agus Yohena Zondha (2010), membahas mengenai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Agus Yohena Zondha (2010), membahas mengenai 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan pustaka Agus Yohena Zondha (2010), membahas mengenai Aplikasi Informasi Diet Berdasarkan Golongan Darah, aplikasi ini dirancang untuk dapat membantu

Lebih terperinci

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA. tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang penting dalam

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA. tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang penting dalam BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA Pengendalian terhadap sistem informasi serta data-data yang tidak tersedia, tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kenyamanan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut National Heart, Lung and Blood Institute, transfusi darah adalah aman dan suatu proses umum dimana pemindahan darah atau komponenkomponen darah dari satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian experimental quasi atau eksperimen semu, karena pada penelitian ini ada variabel pengganggu yang tidak dapat terkontrol.

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif observasional dengan

BAB III. METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif observasional dengan 51 BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif observasional dengan pendekatan crosssectional untuk mengetahui pengaruh waktu simpan darah terhadap peningkatan

Lebih terperinci

Pengembangan Sistem Informasi

Pengembangan Sistem Informasi Pengembangan Sistem Informasi Pengembangan Sistem Dilakukan dengan menggunakan metodologi Metodologi adalah suatu proses standar yang diikuti oleh organisasi untuk melaksanakan seluruh langkah yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. elemen. Elemen sistem menjelaskan unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut, sedangkan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. elemen. Elemen sistem menjelaskan unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut, sedangkan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Sistem dapat didefinisikan berdasarkan cara pendekatannya, yaitu berdasarkan prosedur dan elemen. Elemen sistem menjelaskan unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya kesehatan transfusi darah adalah upaya kesehatan berupa penggunaan darah bagi keperluan pengobatan dan pemulihan kesehatan. Sebelum dilakukan transfusi darah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lembaga kesehatan pemerintah yang memberikan jasa pelayanan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. lembaga kesehatan pemerintah yang memberikan jasa pelayanan kesehatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Badan pengelola Rumah Sakit Umum Dr. Slamet Garut merupakan suatu lembaga kesehatan pemerintah yang memberikan jasa pelayanan kesehatan terhadap masyarakat.

Lebih terperinci

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Toko online merupakan perusahaan konveksi yang bergerak dalam produksi pakaian khususnya celana, kemeja, dan jaket dengan mengikuti alur fashion anak muda yang dinamis.

Lebih terperinci

9/12/2014. Aktivasi. yang teraktivasi akan mengekspresikan P-Selectin (CD62P) yaitu suatu protein membran 140 kd yang berasal dari granula alfa.

9/12/2014. Aktivasi. yang teraktivasi akan mengekspresikan P-Selectin (CD62P) yaitu suatu protein membran 140 kd yang berasal dari granula alfa. Teguh Triyono Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran UGM/ RSUP Dr Sardjito Yogyakarta Di dunia, jumlah donasi darah 107 juta kantong/th, 50% terdapat di negara dengan pendapatan tinggi. Di negara maju

Lebih terperinci

STORYBOARD SISTEM PEREDARAN DARAH

STORYBOARD SISTEM PEREDARAN DARAH STORYBOARD SISTEM PEREDARAN DARAH Mata Kuliah : Pengembangan Media Pembelajaran Pokok Bahasan : Sistem Peredaran Darah Sasaran : Pemahaman siswa akan materi sistem peredaran darah menjadi lebih baik. Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah Sakit (RS) merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Teori Dasar

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Teori Dasar BAB II TEORI DASAR 2.1 Teori Dasar Teknologi termoelektrik bekerja dengan mengonversikan energi listrik menjadi dingin atau panas (pendingin atau pemanas termoelektrik), dan energi panas menjadi listrik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 63 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Studi Literatur Sistem Pakar Forward Chaining Wawancara Pakar Studi Literatur Permasalahan Perawatan Penderita DBD Sebaran Angket Aturan/Kaidah Data

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai penelitian terdahulu yang berhubungan dengan perancangan Sistem Informasi dan perbedaan antara penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu

Lebih terperinci