BIAYA OVERHEAD PABRIK TARIP TUNGGAL

dokumen-dokumen yang mirip
Biaya Overhead Pabrik

Biaya Overhead Pabrik

DEPARTEMENISASI - BOP

BIAYA OVERHEAD PABRIK

VARIABEL COSTING SBG ALAT BANTU MANAJEMEN

Jurusan Akuntansi Unika Soegijapranata

BIAYA OVERHEAD PABRIK

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA

AKUNTANSI BIAYA OVERHEAD PABRIK. Akuntansi Biaya TIP FTP UB Mas ud Effendi

PERANAN ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGENDALIAN BIAYA

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II BAHAN RUJUKAN

Analisa Biaya Pemasaran

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH LAB. PENGANTAR AKUNTANSI 3 (ED) KODE / SKS : KD / 2 SKS

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

Biaya Produksi : Semua biaya yang timbul dalam hubungannya dengan kegiatan untuk mengolah barang dan jasa menjadi produk selesai.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH AKUNTANSI BIAYA*/** (EB) KODE / SKS : KK / 3 SKS

Perbedaan Metode Harga Pokok Pesanan dengan Harga Pokok Proses. Keterangan Harga Pokok Pesanan Harga Pokok Proses Pengumpulan Biaya Produksi

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

AKUNTANSI BIAYA OVERHEAD PABRIK Anggaran,Aktual Dan Pembebanan

SISTEM HARGA POKOK STANDAR

METODE HARGA POKOK PESANAN

BAB II LANDASAN TEORI

Standard Costing. Harga Pokok Standar. 1

BAB II BIAYA OVERHEAD PABRIK Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya. Untuk itu suatu perusahaan menyelenggarakan akuntansi, guna memperoleh

FACTORY OVERHEAD COST (BIAYA OVERHEAD PABRIK)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB 6 ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dari definisi biaya tersebut mengandung empat unsur penting biaya yaitu: 1. Pengorbanan sumber-sumber ekonomi.

Akuntansi Biaya. FACTORY OVERHEAD COSt Lanjutan. Diah Iskandar SE., M.Si dan Lawe Anasta, SE.,M.S.,Ak. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM BIAYA TAKSIRAN A. PENGERTIAN DAN TUJUAN SISTEM BIAYA TAKSIRAN Pengertian Sistem Biaya Taksiran Sistem biaya taksiran adalah salah satu harga

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

1 STANDARD COSTING

ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT. DANAPERSADARAYA MOTOR INDUSTRY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

langsung dan biaya overhead pabrik.

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Akuntansi Biaya. Menurut Mulyadi (2009:7) mendefinisikan akuntansi biaya sebagai. berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PERUSAHAAN ROTI UD. SHANIA BAKERY

Akuntansi Biaya. Overhead Pabrik: Anggaran, Aktual, dan Pembebanan. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

COST ACCOUNTING. FACTORY OVERHEAD : Planned, Actual, and Applied. Riaty Handayani, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas. Program Studi Akuntansi

PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN

Standard Costing. 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERTANYAAN PENELITIAN. 1. Sistem Pengendalian Biaya Produksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. mempunyai tujuan tertentu. Menurut Herlambang (2005:21), Data adalah faktafakta

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING. AKUNTANSI BIAYA EKA DEWI NURJAYANTI, S.P., M.Si

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENYIMPANGAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT KONTROL EFISIENSI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN TAPIOKA RJB LAMPUNG TIMUR

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI METODE HARGA POKOK PROSES

ANALISIS SELISIH BIAYA STANDAR PRODUK PINTU PADA MOULDING RYAN SAMARINDA BULAN APRIL 2010

PENETAPAN HARGA POKO PRODUKSI MINYAK KELAPA SAWIT PADA PT. PAYA PINANG GROUP TEBING TINGGI. Sri Wangi Sitepu, S.Pd, M.Si

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Standar Costing PENDAHULUAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENENTUAN HARGA POKOK VARIABEL

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan

langsung Biaya Tenaga kerja

BAB II BAHAN RUJUKAN

Istilah lain BOP : 1. Beban pabrik 2. Overhead produksi 3. Biaya produksi tidak langsung 4. Beban produksi 5. Biaya manufaktur tidak langsung

MODUL I AKUNTANSI BIAYA BAHAN BAKU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prosedur Penentuan Biaya Bahan Baku Standar

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Sandang Indah, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB II BAHAN RUJUKAN. Dalam menjalankan fungsinya, manajemen membutuhkan informasi untuk

BAB II BAHAN RUJUKAN

Ada 2 metode yang umum digunakan dalam akumulasi biaya, yaitu : 1. Metode Akumulasi Biaya Pesanan. 2. Metode Akumulasi Biaya Proses.

Gaji merupakan pembayaran kepada tenaga kerja/karyawan yg didasarkan pada rentang waktu seperti gaji mingguan, bulanan dan lain sebagainya.

Manfaat Harga Pokok Standar untuk:

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH

BAB VIII AKUNTANSI BIAYA OVERHEAD PABRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga

DEPARTEMENTALISASI BIAYA OVERHEAD PABRIK

Analisis Perhitungan Harga Pokok Pesanan Untuk Menentukan Harga Jual Dengan Metode Full Costing Pada PD. Karya Jaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. dengan akuntansi secara umum sebagai berikut : organisasi kepada para pengguna yang berkepentingan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya suatu perusahaan memiliki target atau tujuan untuk

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

Transkripsi:

1 BIAYA OVERHEAD PABRIK TARIP TUNGGAL A. Pengertian Biaya Overhead Pabrik Pada perusahaan yang menggunakan metode harga pokok pesanan, biaya overhead pabrik (BOP) adalah semua elemen biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Elemen BOP dapat terdiri dari: (1)biaya bahan penolong; (2)biaya tenaga kerja tidak langsung; (3)penyusutan dan amortisasi aktiva tetap pabrik; (4)biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva pabrik; (5)biaya listrik dan air untuk pabrik; (6)biaya asuransi pabrik; (7)biaya overhead pabrik lain-lain. Apabila perusahaan memiliki departemen pembantu di dalam pabrik, maka semua biaya departemen pembantu masuk sebagai elemen biaya overhead pabrik. Pada perusahaan yang menggunakan metode harga pokok proses, biaya overhead pabrik (BOP) adalah semua elemen biaya produksi selain biaya bahan dan biaya tenaga kerja. Elemen BOP dapat terdiri dari: (1) penyusutan dan amortisasi aktiva tetap pabrik; (2)biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva pabrik; (3)biaya listrik dan air untuk pabrik; (4)biaya asuransi pabrik; (5)biaya overhead pabrik lain-lain. Apabila perusahaan memiliki departemen pembantu di dalam pabrik, maka semua biaya departemen pembantu masuk sebagai elemen biaya overhead pabrik. Untuk penentuan harga pokok produk pada metode harga pokok pesanan biaya overhead pabrik harus dibebankan pada setiap pesanan atas dasar tarip yang ditentukan di muka (predetermined rate of factory overhead), begitu juga pada metode harga pokok proses dalam kondisi tertentu diperlukan tarip biaya overhead pabrik untuk membebankan biaya overhead pabrik pada produk.

2 Manfaat tarip biaya overhead pabrik yang ditentukan di muka adalah sebagai berikut: 1. Dapat dipakai sebagai alat untuk membebankan biaya overhead pabrik pada produk dengan teliti, adil, dan cepat dalam rangka menghitung harga pokok produk. 2. Dapat dipakai sebagai alat untuk mengadakan perencanaan terhadap biaya overhead pabrik, khususnya apabila tarip biaya overhead pabrik dipisahkan ke dalam tarip tetap dan tarip variabel. 3. Dapat dipakai sebagai alat pengambilan keputusan terutama dalam rangka menyajikan informasi biaya relevan. 4. Dapat dipakai sebagai alat pengendalian biaya overhead pabrik, untuk itu tariap biaya overhead pabrik harus dikelompokkan ke dalam tarip tetap dan tarip variabel. B. Faktor-Faktor yang Harus Dipertimbangkan dalam Penentuan Tarip Biaya Overhead Pabrik 1. Pemilihan dasar pembebanan biaya overhead pabrik pada produk Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih dasar pembebanan yang akan dipakai adalah sebagai berikut: a. Penyebab fluktuasi pembebanan biaya overhead pabrik. Misalnya perubahan biaya overhead pabrik banyak dipengaruhi jam mesin, maka jam mesin dapat digunakan sebagai dasar pembebanan biaya overhead pabrik. b. Kebebasan dari dasar pembebanan yang dipakai. Penggunaan dasar pembebanan kuantitas, misalnya produk atau jam mesin atau jam kerja lebih bebas dari pengaruh yang tidak berhubungan dengan biaya overhead pabrik. c. Memadai untuk pengendalian biaya. Untuk dipakai sebagai dasar pengendalian biaya overhead pabrik, maka dasar pembebanan yang digunakan harus menggambarkan tingkat variabilitas biaya. d. Mudah dan praktis untuk dipakai. Apabila terdapat dua atau lebih dasar pembebanan yang memenuhi faktor-faktor di atas, maka dasar pembebanan yang dipilih adalah yang mudah dan praktis dipakai.

3 Beberapa dasar pembebanan yang lazim dipakai: a. Satuan produksi Tarip biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus sebagai berikut: T = Tarip biaya overhead pabrik BBOP = Budget biaya overhead pabrik periode tertentu BP = Budget produksi dalam periode yang bersangkutan Contoh 1: sebuah perusahaan ingin menentukan tarip BOP untuk tahun 2010. Anggaran BOP 2010 sebesar Rp300.000,- Anggaran produksi 10.000 buah, maka tarip BOP untuk tahun 2010 adalah: BBOP Tarip = ----------- BP Rp300.000,- Tarip = ----------------- = Rp30,- per buah 10.000 buah Apabila dalam bulan Januari 2010 diproduksi sebanyak 800 buah produk, maka BOP yang dibebankan sebesar = 800 buah x Rp30,- = Rp24.000,- b. Biaya bahan baku Tarip biaya overhead pabrik dihitung berdasar persentase tertentu dari biaya bahan baku, rumus perhitungan tarip sebagai berikut: BBOP Tarip = ----------- 100% BBBB T = Tarip biaya overhead pabrik BBOP = Budget biaya overhead pabrik periode tertentu BBBB = Budget biaya bahan baku dalam periode yang bersangkutan Contoh 2: sebuah perusahaan ingin menentukan tarip BOP untuk tahun 2010. Anggaran BOP 2010 sebesar Rp300.000,- anggaran biaya bahan baku Rp500,000,- Maka tarip BOP untuk tahun 2010 adalah:

4 Rp300.000,- Tarip = ---------------- x 100% = 60% dari biaya bahan baku Rp500.000,- Apabila suatu produk menikmati biaya bahan baku Rp20.000,- maka akan dibebani BOP sebesar = Rp20.000,- x 60% = Rp12.000,- c. Biaya tenaga kerja langsung Tarip biaya overhead pabrik dihitung berdasar persentase tertentu dari biaya tenaga kerja langsung, rumus perhitungan tarip sebagai berikut: T BBOP Tarip = ----------- 100% BBTKL = Tarip biaya overhead pabrik BBOP = Budget biaya overhead pabrik periode tertentu BBTKL= Budget biaya tenaga kerja langsung dalam periode yang bersangkutan Contoh 3: sebuah perusahaan ingin menentukan tarip BOP untuk tahun 2010. Anggaran BOP 2010 sebesar Rp300.000,- anggaran biaya biaya tenaga kerja langsung Rp400,000,- Maka tarip BOP untuk tahun 2010 adalah: Rp300.000,- Tarip = ---------------- x 100% = 75% dari biaya tenaga kerja langsung Rp400.000,- Apabila suatu produk menikmati biaya bahan baku Rp15.000,- maka akan dibebani BOP sebesar = Rp15.000,- x 75% = Rp11.250,- d. Jam kerja langsung Tarip biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus sebagai berikut: T BBOP Tarip = ----------- 100% BJKL = Tarip biaya overhead pabrik BBOP = Budget biaya overhead pabrik periode tertentu

5 BJKL = Budget jam kerja langsung dalam periode yang bersangkutan Contoh 4: sebuah perusahaan ingin menentukan tarip BOP untuk tahun 2010. Anggaran BOP 2010 sebesar Rp300.000,- Anggaran jam kerja langsung 40.000 jam, maka tarip BOP untuk tahun 2010 adalah: Rp300.000,- Tarip = -------------------------------- = Rp7,50 per jam kerja langsung 40.000 jam kerja langsung Apabila suatu produk menikmati 2.000 jam kerja langsung, maka akan dibebani BOP sebesar = 2.000,- x Rp7,50 = Rp15.000,- e. Jam mesin Tarip biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus sebagai berikut: T = Tarip biaya overhead pabrik BBOP = Budget biaya overhead pabrik periode tertentu BJM = Budget jam mesin dalam periode yang bersangkutan Contoh 5: sebuah perusahaan ingin menentukan tarip BOP untuk tahun 2010. Anggaran BOP 2010 sebesar Rp300.000,- Anggaran jam mesin 30.000 jam, maka tarip BOP untuk tahun 2010 adalah: BBOP Tarip = ----------- BJM Rp300.000,- Tarip = ---------------------- = Rp10,- per jam mesin 30.000 jam mesin Apabila suatu produk menikmati 2.000 jam mesin, maka akan dibebani BOP sebesar = 2.000,- x Rp10,- = Rp20.000,-

6 f. Harga pasar atau nilai pasar Dasar ini hanya dipakai apabila perusahaan menghasilkan beberapa jenis produk yang merupakan produk bersama (joint product). Tarip biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus sebagai berikut: T BBOP Tarip = ----------- x 100% BPSMP = Tarip biaya overhead pabrik BBOP = Budget biaya overhead pabrik periode tertentu BPSMP= Budget penjualan semua macam produk dalam periode yg bersangkutan g. Rata-rata bergerak (moving average basis) Dasar yang telah diuraikan di muka semuanya menggunakan budget atau taksiran biaya overhead pabrik, sedangkan dasar rata-rata bergerak menggunakan data biaya overhead pabrik dan kapasitas sesungguhnya selama satu tahun sebelumnya dibagi dua belas. Tarip biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus sebagai berikut: BOPSR TB = ----------- KSR TB = Tarip biaya overhead pabrik bulan tertentu BOPSR= Biaya overhead pabrik sesungguhnya rata-rata satu bulan pada satu tahun sebelumnya BPSMP= Kapasitas sesungguhnya rata-rata satu bulan pada satu tahun sebelumnya Contoh 6: sebuah perusahaan menggunakan dasar rata-rata bergerak dan ingin menghitung tarip BOP untuk bulan Januari 2011 berdasar jam kerja langsung. BOP sesungguhnya selama tahun 2010 sebesar Rp300,000,- dan jam kerja langsung selama tahun 2010 sebesar 24.000 jam. Tarip BOP bulan Januari 2011 dapat dihitung sebagai berikut:

7 Rp300.000,- : 12 Rp25.000,- TB = ----------------------- = -------------- = Rp12,50 per jam kerja langsung 24.000 jam : 12 2.000 jam Apabila suatu produk pada bulan Januari 2011 menikmati 2.000 jam kerja langsung, maka akan dibebani BOP sebesar = 2.000,- x Rp12,50 = Rp25.000,- 2. Tingkat kegiatan atau kapasitas yang digunakan untuk menghitung tarip biaya overhead pabrik Tingkat kapasitas akan menentukan apakah suatu tarip biaya overhead pabrik dapat membebankan biaya dengan adil dan teliti serta menentukan apakah tarip tersebut dapat dipakai sebagai alat pengendalian biaya. Pada pemilihan dasar pembebanan dibahas beberapa dasar kapasitas yang dapat dipakai untuk menghitung tarip, misalnya jam mesin, jam kerja langsung, biaya bahan baku dan sebagainya. Cara untuk menentukan tinggi rendahnya kapasitas adalah sebagai berikut: a. Kapasitas teoritis (theoretical capacity) Kapasitas teoritis merupakan kapasitas yang tidak memperhitungkan hambatan atau pemberhentian kegiatan yang tidak dapat dihindari baik yang datang dari faktor internal maupun ekternal perusahaan. Kapasitas teoritis disebut kapasitas 100%. Kapasitas teoritis umumnya tidak dapat dipakai sebagai dasar penentuan tarip biaya overhead pabrik disebabkan kapasitas tersebut terlalu tinggi dan tidak mungkin dapat dicapai. Manfaat kapasitas teoritis adalah untuk dasar penentuan kapasitas praktis dan kapasitas normal. b. Kapasitas praktis (practical capacity) Kapasitas ditentukan dari kapasitas teoritis dikurangi dengan hambatan-hambatan atau pemberhentian kegiatan produksi yang tidak dapat dihindari dan datangnya dari faktor internal perusahaan. Hambatan internal dapat berupa misalnya karena hilangnya waktu untuk reparasi, waktu tunggu, buruknya mutu bahan baku, keterlambatan datangnya bahan dan supplies, hari-hari libut karyawan, mangkirnya karyawan, perubahan model dari produk, dan sebagainya.

8 c. Kapasitas normal (normal capacity) Kapasitas normal ditentukan dari kapasitas teoritis dikurangi dengan hambatanhambatan atau pemberhentian kegiatan produksi yang tidak dapat dihindari baik yang disebabkan karena faktor internal maupun faktor eksternal perusahaan. Hambatan yang berasal dari faktor eksternal perusahaan dapat berupa penurunan tingkat penjualan dalam jangka panjang disebabkan karena faktor musiman, siklus dan trend. d. Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan (expected actual capacity) Cara penentuan besarnya kapasitas yaitu didasarkan pada taksiran (jumlah) produksi sesungguhnya yang diharapkan terjadi untuk periode (tahun) yang akan datang. Besarnya produksi yang diharapkan berdasarkan pada ramalan penjualan untuk periode yang akan datang disesuaikan dengan budget persediaan produk, secara matematis dapat dihitung sebagai berikut: KSD = [BP j + (BP 2 BP 1 )]K KSD = Kapasitas sesungguhnya diharapkan BPj = Budget penjualan periode yang akan datang BP 2 = Budget persediaan akhir periode BP 1 = Budget persediaan awal periode K = Kapasitas yang diperlukan untuk mengolah satu satuan produk (misalnya dalam bentuk jam kerja langsung, jam mesin, atau dasar lainnya) Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan hanya cocok untuk perusahaan yang tingkar produksinya relatif stabil (tidak berfluktuasi) dari waktu ke waktu. 3. Diikut-sertakan atau tidaknya biaya overhead pabrik tetap dalam perhitungan tarip Metode harga pokok (costing method) yang digunakan oleh perusahaan akan menentukan apakah elemen biaya overhead pabrik tetap diikut-sertakan atau tidak dalam perhitungan tarip biaya overhead pabrik.

9 Terdapat dua metode penentuan harga pokok produksi, yaitu sebagai berikut: a. Metode harga pokok penuh (full costing) Metode harga pokok penuh memperhitungkan semua elemen biaya produksi, baik elemen biaya tetap maupun elemen variabel dalam menentukan harga pokok produk. Oleh karena itu dalam perhitungan tarip biaya overhead pabrik, baik biaya overhead pabrik variabel maupun biaya overhead pabrik tetap diikut-sertaakan dalam menentukan besarnya budget biaya overhead pabrik. Tarip biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus sebagai berikut: BBOPV + BBOPT Tarip = --------------------------- BK T = Tarip biaya overhead pabrik BBOPV= Budget biaya overhead pabrik variabel BBOPT= Budget biaya overhead pabrik tetap BK = Budget kapasitas b. Metode harga pokok variabel (variable costing) Metode harga pokok variabel hanya memperhitungkan elemen biaya produksi variabel saja dalam menentukan harga pokok produk. Elemen biaya produksi tetap diperlakukan sebagai biaya waktu (period cost) yang langsung dimasukkan ke dalam laporan laba-rugi. Oleh karena itu dalam perhitungan tarip biaya overhead pabrik hanya diikut-sertakan elemen biaya overheas pabrik variabel. Tarip biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus sebagai berikut: BBOPV Tarip = -------------- BK T = Tarip biaya overhead pabrik BBOPV= Budget biaya overhead pabrik variabel BK = Budget kapasitas

10 4. Penggunaan satu tarip atau beberapa tarip dalam pabrik Dalam penentuan tarip biaya overhead pabrik pada suatu perusahaan dapat menggunakan salah satu dari kedua perhitungan tarip sebagai berikut: a. Satu tarip untuk seluruh pabrik (single rate) b. Beberapa tarip di dalam suatu pabrik (departemenisasi tarip biaya overhead pabrik) Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan satu atau beberapa tarip di dalam pabrik antara lain sebagai berikut: a. Tahap pengolahan produk. Pabrik yang relatif masih kecil dan hanya diolah melalui satu tahap pengolahan cenderung menggunakan satu tarip untuk seluruh pabrik. Pabrik yang relatif besar dan mengolah produk melalui beberapa tahap pengolahan cenderung menentukan departemenisasi tarip biaya overhead pabrik. b. Seberapa jauh manajemen ingin mengendalikan biaya overhead pabrik. Pabrik yang kecil dimana produk diolah melalui satu tahap tidak menggolongkan lebih jauh organisasi dalam unit-unit yang lebih kecil sehingga pengendalian biaya overhead pabrik dikaitkan dengan pabrik sebagai suatu unit yang utuh. Sedangkan pada pabrik yang besar dan umumnya produk diolah melalui beberapa tahapan, pengendalian biaya overhead pabrik dihubungkan dengan unit-unit di dalam pabrik yang lebih kecil dan biaya disebut departemen atau pusat biaya. C. Langkah-Langkah Penentuan dan Penggunaan Satu Tarip untuk Seluruh Pabrik 1. Penentuan besarnya tarip biaya overhead pabrik Langkah-langkah penentuan tarip biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut: a. Penentuan budget (anggaran) biaya overhead pabrik. Pada awal periode disusun budget untuk setiap elemen biaya overhead pabrik yang digolongkan ke dalam biaya tetap dan biaya variabel. b. Penentuan dasar pembebanan dan tingkat kapasitas. Pada umumnya dasar yang dipakai untuk menentukan tingkatan kapasitas adalah kapasitas normal sedangkan beberapa dasar pembebanan yang dapat dipakai dapat dipilih salah satu dari beberapa dasar pembebanan yang telah diuraikan di muka.

11 c. Perhitungan tarip biaya overhead pabrik. Tarip biaya overhead pabrik dihitung dari budget biaya overhead pabrik dibagi dasar pembebanan pada tingkat kapasitas yang dipakai. Untuk pengendalian biaya overhead pabrik tarip dihitung baik tarip total, tarip tetap, dan tarip variabel. Contoh 7: sebuah perusahaan ingin menghitung tarip BOP untuk tahun 2010. Perusahaan menggunakan dasar pembebanan tarip berdasarkan jam kerja langsung dengan kapasitas normal 10.000 jam. Anggaran dan perhitungan tarip BOP tampak sebagai berikut: Elemen biaya PT. RizFadhil Budget dan Perhitungan Tarip Biaya Overhead Pabrik Tahun 2010 Kapasitas Normal 10.000 jam kerja langsung (JKL) Biaya variabel (2) Biaya tetap (3) Total biaya (4)=(2)+(3) Tarip variabel (5)=(2):KN Tarip tetap (6)=(3):KN Tari Total *) (7)=(5)+(6) (1) Bahan penolong Rp 80.000 0 Rp 80.000 Rp 8,00 0 Rp 8,00 Tenaga kerja tdk langsung 70.000 30.000 100.000 7,00 3,00 10,00 Penyusutan aktiva tetap 0 50.000 50.000 0 5,00 5,00 Reparasi dan pemeliharaan 10.000 10.000 20.000 2,50 1,00 3,50 Bahan bakar dan listrik 20.000 5.000 25.000 2,00 0,50 2,50 Asuransi 0 5.000 5.000 0 0,50 0,50 Lain-lain 5.000 0 5.000 0,50 0 0,50 Jumlah 200.000 100.000 300.000 Rp20,00 per JKL Keterangan: KN = Kapasitas Normal *) = Dapat pula dihitung dari kolom =(4):KN Gambar: Contoh Perhitungan Tarip Biaya Overhead Pabrik Rp10,00 per JKL Rp30,00 per JKL 2. Pembebanan biaya overhead pabrik pada produk atau pesanan Produk atau pesanan yang diolah dibebani biaya overhead pabrik sebesar kapasitas pembebanan yang diserap oleh produk atau pesanan dikalikan dengan tarip biaya overhead pabrik yang ditentukan di muka. Secara matematis dinyatakan dengan rumus sebagai berikut: BOP B = KS x T BOP B KS T = biaya overhead pabrik dibebankan = kapasitas sesungguhnya = tarip biaya overhead pabrik (total) Contoh 7: Apabila dalam contoh perhitungan tarip BOP di atas selama tahun 2010 kapasitas sesungguhnya sebesar 9.800 jam kerja langsung, maka BOP akan dibebankan sebesar = 9.800 jam x Rp 30,- = Rp294.000,-

12 3. Pengumpulan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya Biaya overhead pabrik sesungguhnya yang terjadi dalam periode penggunaan tarip akan ditampung di dalam rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya dengan mendebit rekening tersebut setiap kali terjadi biaya overhead pabrik dan mengkredit rekening yang menimbulkan biaya Rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya pada akhir periode dijumlahkan, rincian elemen biaya overhead pabrik sesungguhnya diketahui dengan membuat rekening buku pembantu biaya overhead pabrik. 4. Perhitungan, analisis, dan perlakuan selisih biaya overhead pabrik Pada akhir periode diketahui besarnya biaya overhead pabrik sesungguhnya dan jumlah biaya overhead pabrik yang dibebankan. Langkah selanjutnya adalah sebagai berikut: a. Perhitungan selisih biaya overhead pabrik Selisih biaya overhead pabrik dihitung dengan cara membandingkan antara biaya overhead pabrik sesungguhnya dengan biaya overhead pabrik dibebankan. Apabila biaya overhead pabrik sesungguhnya lebih besar dibandingkan biayaoverhead pabrik dibebankan disebut selisih biaya overhead pabrik yang tidak menguntungkan (unfavorable), sebaliknya apabila biaya overhead pabrik sesungguhnya lebih kecil dibandingkan biaya overhead pabrik dibebankan disebut selisih biaya overhead pabrik yang menguntungkan (favorable). b. Analisis selisih biaya overhead pabrik Dua penyebab timbulnya selisih biaya overhead pabrik, yaitu sebagai berikut: 1) Selisih anggaran. Selisih anggaran disebabkan oleh perbedaan antara biaya overhead pabrik sesungguhnya dibandingkan budget biaya overhead pabrik pada kapasitas sesungguhnya. Selisih anggaran dihitung dari perbedaan biaya overhead pabrik variabel sesungguhnya dibandingkan dengan budget biaya overhead pabrik variabel pada kapasitas sesungguhnya. Selisih biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus sebagai berikut:

13 SA = BOP s FBKS atau SA = BOP s [BT b + (KS x TV)] = BOP s [(KN x TT) + (KS x TV)] atau SA = [BOP s (KN x TT)] (KS x TV) SA = selisih anggaran BOP s = biaya overhead pabrik sesungguhnya FBKS= fleksibel budget biaya overhead pabrik pada kapasitas sesungguhnya BT b = biaya overhead pabrik tetap yang di-budget-kan KS = kapasitas sesungguhnya KN = kapasitas normal TV = tarip biaya overhead pabrik variabel TT = tarip biaya overhead pabrik tetap Sifat selisih: Apabila, BOP s > FBKS, maka SA merugikan (unfavorable) BOP s < FBKS, maka SA menguntungkan (favorable) 2) Selisih kapasitas Selisih kapasitas berhubungan dengan elemen biaya overhead pabrik tetap yang disebabkan kapasitas sesungguhnya yang dicapai lebih kecil dibanding kapasitas yang dipakai untuk menghitung tarip (biasanya kapasitas normal) atau kapasitas sesungguhnya yang dicapai lebih besar dibanding kapasitas yang dipakai untuk menghitung tarip. Selisih kapasitas dihitung dengan rumus sebagai berikut: SK = FBKS BOP b atau SK = [(KN x TT) + (KS x TV)] (KS x T) = [(KN x TT) + (KS x TV)] [(KS x TT) + (KS x TV)] = (KN x TT) (KS x TT) SK = (KN KS) TT SK = selisih kapasitas FBKS= fleksibel budget pada kapasitas sesungguhnya BOP b = biaya overhead pabrik dibebankan KN = kapasitas normal

14 KS = kapasitas sesungguhnya TT = tarip biaya overhead pabrik tetap TV = tarip biaya overhead pabrik variabel T = tarip biaya overhead pabrik total Sifat selisih: Apabila, KS > KN, maka SK menguntungkan (favorable) KS < KN, maka SA merugikan (unfavorable) c. Perlakuan selisih biaya overhead pabrik Perlakuan selisih biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut: 1) Selisih biaya overhead pabrik yang timbul karena ketidak-tepatan penentuan tarip biaya overhead pabrik dialokasikan ke persediaan produk dalam proses, persediaan produk selesai, dan harga pokok penjualan atas dasar biaya overhead pabrik yang telah dibebankan pada produk. 2) Selisih biaya overhead pabrik yang timbul karena faktor efisiensi. Bagi perusahaan yang tidak ada alasan untuk mengkapitalisasikan selisih biaya overhead pabrik yang disebabkan faktor efisiensi ke dalam persediaan produk dalam proses maupun persediaan produk selesai, maka selisih biaya overhead pabrik dialokasikan langung ke laporan laba-rugi.