KAJIAN KEHILANGAN AIR PADA WILAYAH PELAYANAN PDAM ( TIRTA NAULI ) SIBOLGA Zuhendri Tanjung 1, Ahmad Perwira Mulia 2

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI KEHILANGAN AIR (WATER LOSSES) PDAM TIRTANADI PADANGSIDIMPUAN DI KECAMATAN PADANGSIDIMPUAN SELATAN

KAJIAN KEHILANGAN AIR PADA WILAYAH PELAYANAN PDAM (TIRTA NAULI) SIBOLGA

EVALUASI KEHILANGAN AIR (WATER LOSSES) PDAM TIRTANADI PADANGSIDIMPUAN DI KECAMATAN PADANGSIDIMPUAN SELATAN NIKMAD ARSAD SIREGAR

PENURUNAN AIR TAK BEREKENING (Non Revenue Water) Ir. BUDI SUTJAHJO MT Anggota BPP SPAM

Studi Kehilangan Air Komersial (Studi Kasus: PDAM Kota Kendari Cabang Pohara)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KEHILANGAN AIR FISIK PDAM TIRTANADI SUNGGAL PADA WILAYAH PELAYANAN KOMPLEKS GRAHA SUNGGAL EGIA PUTRI KARINA SEMBIRING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kehilangan air bersih atau air PDAM sering di sebut sebagai Non-Revenue-Water

meter, kesalahan pencatatan angka meter, pemakaian yang tidak tercatat misalnya untuk pengurasan dan pemadam kebakaran.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Studi Kehandalan Meter Air Reliability Study of Water Meter

PENGELOLAAN SISTEM PIPA TRANSMISI DAN DISTRIBUSI PDAM DUA SUDARA KOTA BITUNG UNTUK MELANJUTKAN PELAYANAN

MONITORING TERHADAP KOMPONEN SAMBUNGAN RUMAH SEBAGAI SATU UPAYA PENGENDALIAN KEHILANGAN AIR DI PDAM KOTA MALANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Rekomendasi Upaya Pengendalian Kehilangan Air

Analisis Perencanaan dan Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih di PDAM Tulungagung

OLEH: Loufzarahma Tritama Nazar NRP DOSEN PEMBIMBING: Ir. Eddy Setiadi Soedjono, Dipl.SE.,M.Sc., Ph.D

PENYUSUNAN NERACA AIR SEBAGAI FUNGSI KONTROL LAJU KEHILANGAN AIR PDAM (STUDI KASUS PDAM KOTA SEMARANG)

Renaldy Immanuel¹ dan Ivan Indrawan² ABSTRAK

Kata kunci: Pengembangan sistem distribusi, prediksi kebutuhan, efisiensi

Tabel IV.1 Guna Lahan Perumahan Dan Proyeksi Jumlah Penduduk

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kinerja yang baik. Pengelolaan kinerja karyawan yang baik akan

BAB I PENDAHULUAN. sama untuk rnemproduksi dan merebut pasar di masyarakat.

EVALUASI SISTEM MANAJEMEN RESERVOIR PDAM TIRTAULI DI KELURUHAN TONG MARIMBUN KECAMATAN SIANTAR MARIMBUN KOTA PEMATANGSIANTAR

BAB III ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MELAWI

Deteksi Letak Kebocoran Pipa Berdasarkan Analisis Debit Air Menggunakan Teknologi Sensor Flowmeter Berbasis TCP/IP

STUDI PROSPEK PENINGKATAN PENDAPATAN PDAM DENGAN OPTIMALISASI AIR TERJUAL PADA PELANGGAN KELOMPOK RUMAH TANGGA (Studi Kasus : PDAM Kota Cianjur)

BAB I PENDAHULUAN. keharusan dan menyangkut hajat hidup orang banyak, maka. diperlukan suatu badan atau organisasi yang professional yang dapat

PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR TAHUN 2005 TENTANG PENETAPAN TARIF PELAYANAN AIR MINUM PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA BANGKA

STUDI KEHILANGAN AIR PADA JARINGAN DISTRIBUSI DENGAN METODE DISTRICT METER AREA DI KAWASAN SEPAKAT KALIDONI PALEMBANG LAPORAN AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Muhammad Fauzi, FE UI, 2010.

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air bersih merupakan kebutuhan dasar bagi manusia sehingga menjadi hal

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. salah satu peusahaan BUMD yang bergerak di bidang pelayanan air bersih.

BERITA DAERAH KOTA CIREBON

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2009 NOMOR : 28 PERATURAN WALIKOTA KOTA BANDUNG NOMOR : 937 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB III. METODE PENELITIAN

ANALISIS SISTEM JARINGAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU KECAMATAN BUNGA RAYA KABUPATEN SIAK Zara Suriza 1), Manyuk Fauzi 2), Siswanto 2)

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Studi Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih di Desa Purwosari Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal Jawa Tengah

ANALISIS KEHILANGAN AIR PADA PIPA JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PDAM KECAMATAN BAKI, KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang tidak merata berpengaruh terhadap mekanisme pemerintahan negara

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR : 2 TAHUN 2009 TENTANG

FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bandung merupakan

PERATURAN DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA SATRIA KABUPATEN BANYUMAS. NOMOR : 3 Tahun 2016 TENTANG

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BADAN PENINGKATAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D A N P E R U M A H A N R A K YAT

BAB 5 KESIMPULAN TERHADAP EVALUASI KINERJA PENYEDIA AIR BERSIH PERPIPAAN DI KOTA KECIL (SOREANG DAN BANJARAN)

ANALISA JARINGAN DISTRIBUSI AIR PDAM GIRI TIRTA SARI (STUDI KASUS PERUMAHAN GRIYA BULUSULUR PERMAI WONOGIRI)

STRATEGI PENINGKATAN PELAYANAN PDAM KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN GUNA PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH MASYARAKAT KOTA SO E

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGADA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG POKOK-POKOK PELAYANAN AIR MINUM PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN NGADA

PERMASALAHAN ALIRAN AIR

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BENER MERIAH

Data dan Pembahasan. Tabel V.1 Perbandingan Nilai Kehilangan Air PDAM Kota Bandung Tahun 2004, 2005 dan 2006

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Visi, Misi, Strategi dan Tujuan

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN TEKNIS DAN TATA CARA PENGATURAN TARIF AIR MINUM PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

BAB I PENDAHULUAN. melalui PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum). Untuk mengetahui volume air

KAJIAN KEMAMPUAN DAN KEMAUAN MASYARAKAT KOTA LUBUK BASUNG DALAM MENDAPATKAN PELAYANAN AIR BERSIH

BAB I PENDAHULUAN. seluruh mahluk hidup yang ada di bumi ini. Dalam pemenuhan air tersebut

BAB I PENDAHULUAN. banyak PDAM Tirta Kerta Raharja mempunyai beberapa Instalasi Pengolahan Air bersih (

EVALUASI KINERJA TEKNIS PDAM TIRTA KEPRI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

STUDI PENYUSUNAN PROGRAM PENYEHATAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN LAMONGAN

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Evaluasi Pajak Pengambilan dan Pemanfataan Air Permukaan

4.1. PENGUMPULAN DATA

PERINDUSTRIAN, LISTRIK DAN AIR MINUM

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Disamping kebutuhan manusia untuk mengonsumsi air sehari hari, air juga

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pelayanan air bersih merupakan komponen pelayanan publik yang sangat

TUGAS AKHIR STUDI KEHANDALAN METER AIR

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

STRATEGI PENURUNAN KEBOCORAN DI SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH KOTA MATARAM

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Tirta Kampar Bangkinang Kota

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi atau perusahaan memerlukan sumber daya untuk mencapai

BAB IV PEMBAHASAN. A. Sistem Penerimaan Kas dari Pemasangan Sambungan Baru

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Gambar 4.1: Gedung Operasional PDAM Tirta Indragiri

PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH BAGI MASYARAKAT DI PERUMNAS PUCANGGADING TUGAS AKHIR

ANALISIS UNJUK KERJA LAYANAN AIR BERSIH PDAM TIRTA MOEDAL DI PERUMNAS BANYUMANIK KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di seluruh Indonesia. Melalui mutu pelayanan dan keamanan yang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2010 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR TENTANG PELAYANAN AIR MINUM PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG

PENGENDALIAN KEHILANGAN AIR JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PDAM TIRTA DHARMA KOTA MALANG CONTROL OF WATER LOSS DISTRIBUTION NETWORK

ANALISA PERHITUNGAN DEBIT DAN KEHILANGAN TINGGI TEKANAN (HEAD LOSS) PADA SISTEM JARINGAN PIPA DAERAH LAYANAN PDAM TIRTANADI CABANG SUNGGAL TUGAS AKHIR

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 3 TAHUN 2004 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA SOLOK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 50 Tahun 2017 Seri E Nomor 41 PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 50 TAHUN 2017 TENTANG

Perencanaan Pengembangan Sistem Distribusi Instalasi Pengolahan Air (IPA) Kedunguling Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur

Transkripsi:

KAJIAN KEHILANGAN AIR PADA WILAYAH PELAYANAN PDAM ( TIRTA NAULI ) SIBOLGA Zuhendri Tanjung 1, Ahmad Perwira Mulia 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan Email: Zulhendrit@yahoo.com 2 Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan Email: a.perwira@usu.ac.id ABSTRAK Kehilangan air dapat didefinisikan sebagai selisih antara jumlah air yang tercatat masuk ke sistem dan jumlah air yang tercatat keluar dari sistem. Dalam suatu sistem penyediaan air minum tidak seluruhnya air yang diproduksi instalasi sampai ke konsumen. Biasanya terdapat kebocoran di sana sini yang disebut dengan kehilangan air. Maka untuk mengurangi atau meminimalkan tingkat kehilangan air dibutuhkan solusi yang tepat. Salah satu solusi yang dapat digunakan adalah dengan metode pengendalian non revenued water (NRW). NRW dapat didefinisikan sebagai air yang dapat diukur dan diketahui besarnya namun tidak dapat diuangkan atau tidak dapat menjadi penghasilan, tetapi dapat dipertanggungjawabkan. Salah satu metodologi yang dapat digunakan untuk mengetahui besarnya NRW adalah metode infrastructure leakage index (ILI). Tingkat kehilangan air dapat dinyatakan sebagai perbandingan antara kehilangan air dan jumlah air yang didistribusi ke dalam jaringan perpipaan air. Kehilangan air dapat dihitung berdasarkan kehilangan fisik dikurang kehilangan non teknis. Dari dua besaran di atas nilai ILI dihitung dengan menggunakan Tabel Matriks Target yang disusun oleh badan regulator pelayanan air minum DKI Jakarta. Hasil analisa menunjukkan bahwa tingkat kehilangan air di PDAM Tirta Nauli Sibolga sebesar 4.419.744,24 m 3 /tahun atau sebesar 44,52 % per tahun dengan kerugian dalam rupiah sebesar Rp 7.350.469.662,- /tahun. Nilai ILI 43,8 dengan tekanan rata-rata 2,107 atm termasuk dalam golongan D. Nilai tersebut berdasarkan Tabel Matriks Target berada pada range > 16 yang berarti terjadi nilai kebocoran > 600 l/sambungan/hari. Kata kunci : kehilangan, air, Non Revenued Water. ABSTRACT Water loss can be defined as the difference between the recorded amount of water in the system and the amount of water out of the system shown, in a water supply system is not entirely produced water installations reach consumer. Usually there is a leak here and there, called the loss of water. Then to reduce or minimize the water loss rate needed the right solution. One of solution that can be used is the Non Revenued Water (NRW) program. NRW can be defined as water that can be measured and a known amount of be chased but can not or may not be income, but it can be justified. The one of the methodologies that can be used to determine the amount (NRW) is a method of infrastructure leakage index (ILI). Water loss rate is the percentage ratio between water loss and the amount of water distributed in piped water network, while the water balance is calculated based on the amount of incoming water flow, consumption meter-revenue, customer meter inaccuracies, water loss and physical loss. Both of two magnitudes in the ILI value is calculated by using Table Matrix Target that compiled by regulators of water service DKI Jakarta. The analysis shows that the rate of water loss in Tirta Nauli Sibolga of 4.419.744,24 m3/year or 44,52% per year with losses in the rupiah at Rp 7.350.469.662, - / year. ILI value of 34,8 with an average pressure of 2,107 atm is included in group D. The values are based on a matrix table in the range > 16 which means there is a leak then obtained values of > 600 l / connection / day. Keywords: loss, water, Non Revenued Water.

PENDAHULUAN Kehilangan air dapat didefinisikan sebagai selisih antara jumlah air yang tercatat masuk ke sistem dan jumlah air yang tercatat keluar dari sistem. Dalam suatu sistem penyediaan air minum tidak seluruhnya air yang diproduksi instalasi sampai ke konsumen. Biasanya terdapat kebocoran disana-sini yang disebut dengan kehilangan air (Dharmasetiawan 2004).. Kehilangan air dapat dilihat dari dua sisi: dari sisi kehilangan itu sendiri dan dari sisi jika tidak kehilangan. Pemahaman dua dimensi ini memberikan kita gambaran bahwa kehilangan air merupakan wanprestasi dari suatu proses pelayanan air secara keseluruhan. Ini penilaian dari sisi kehilangan air. Sementara dari sisi jika tidak kehilangan memberikan nilai bahwa ada hak publik yang diambil yang seharusnya ada (DPU 2009:II/22). Agar pelayanan air PDAM ke masyarakat tidak terganggu dan dapat mencapai standart pelayanan maka harus memperhatikan aspek-aspek yang sangat berpengaruh yaitu kualitas, kontinuitas, dan kuantitas (K3). Untuk itu pengelola air minum di Indonesia mulai mencari suatu metodologi yang tepat digunakan untuk indikasi kehilangan air (Joko. 2010). Dalam penerapannya sesuai sistem dan prosedur yang ada, penulis berharap selama penulisan tugas akhir ini dapat menyerap ilmu pengetahuan baik itu dari PDAM maupun dari seluruh Dosen yang akhirnya pada saatnya dapat untuk diterapkan di PDAM Tirta Nauli Sibolga sehingga beberapa permasalahan yang kerap timbul tentang kehilangan air dapat teratasi dengan baik sesuai yang diharapkan untuk lebih meningkatkan pendapatan Perusahaan. Pengukuran tekanan dengan menggunakan manometer. Manometer diletakkan pada awal, pertengahan dan ujung pipa distribusi untuk setiap jam selama 24 jam. Kemudian dari hasil survei ini akan diambil tekanan rata-rata agar dapat mengetahui tingkat kebocoran yang terjadi sesuai dengan Tabel Matriks Target. Debit di dapatkan dari Jumlah air yang didistribusikan sesuai dengan pembacaan pada meter induk. Akurasi water meter dilakukan dengan mengakurasi seluruh water meter pelanggan di Kecamatan Sibolga Sambas yaitu sebanyak 148 sambungan rumah tangga, penghitungan water meter dengan menggunakan gelas ukur yaitu pertama yang harus kita sediakan yaitu gelas ukur 1000 ml. keran air pada rumah tangga dan meteran pelanggan, selanjutnya kita mengisi air keran ke dalam gelas ukur sampai penuh dan apabila angka yang ditunjukan pada meter pelanggan kurang dari 1000 ml sedangkan jumlah air yang dikeluarkan dalam gelas ukur 1000 ml, maka PDAM mengalami kerugian. kita dapat menghitung persen/besarnya kehilangan air, dihitung berdasarkan rumus: D K H x 100 % (1) D di mana H = kehilangan(%), D = jumlah air yang didistribusikan (m3), K = jumlah air yang tercatat dalam rekening tagihan (m3). NRW dapat didefinisikan sebagai air yang hilang dapat diukur dan diketahui besarnya namun tidak dapat direkeningkan atau tidak dapat menjadi penghasilan, tetapi dapat dipertanggung jawabkan (Yayasan Pendidikan Tirta Dharma (YPTD),2006). menghitung NRW dengan menggunakan ILI yaitu : ILI = CAPL/MAAPL (2) di mana ILI = Infrastructure Leakage Index, CAPL = (Current Annual Physical Losses), MAAPL = (Minimum Achhievable Annual Physical Losses) Menghitung MAAPL dengan menggunakan rumus empiris standar : MAAPL (L/hari) = (18 x LM + 0.8 x NC + 25 x LP) x P (3)

di mana MAAPL = (Minimum Achhievable Annual Physical Losses), LM = Panjang pipa induk (km), NC = Jumlah sambungan rumah, LP = Panjang pipa dinas dari batas persil ke meter pelanggan dikalikan dengan jumlah SR (km), P = Tekanan rata-rata (m). METODOLOGI PENELITIAN Gambar 1 Menjelaskan secara skematik lingkup dan tahapan penelitan Metodelogi penelitian di jelaskan sebagai berikut: Gambar 1. Metodologi penelitian

PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA Pola pemakaian air dicari dengan mengukur debit yang masuk kedaerah pelayanan untuk setiap jam selama 24 jam dengan menggunakan alat ukur yang dinamakan meter induk yang dipasang pada pipa distribusi yang ditempatkan sebelum masuk daerah pelayanan dapat di lihat pada Tabel 1. No Tabel 1 Data pola pemakaian air di Kecamatan Sibolga Sambas Jam Stand Pemakaian m 3 /jam Debit Rata- Rata m 3 /jam 10.00 534,4 1 10.00-11.00 554,3 19,9 21,3916 2 11.00-12.00 574,9 20,6 21,3916 3 12.00-13.00 596,2 21,3 21,3916 4 13.00-14.00 618,9 22,7 21,3916 5 14.00-15.00 642,2 23,3 21,3916 6 15.00-16.00 666,3 24,1 21,3916 7 16.00-17.00 692,6 26,3 21,3916 8 17.00-18.00 718 25,4 21,3916 9 18.00-19.00 742,8 24,8 21,3916 10 19.00-20.00 768,7 25,9 21,3916 11 20.00-21.00 792,4 23,7 21,3916 12 21.00-22.00 815,6 23,2 21,3916 13 22.00-23.00 831,9 16,3 21,3916 14 23.00-00.00 843,4 11,5 21,3916 15 00.00-01.00 854,6 11,2 21,3916 16 01.00-02.00 865,3 10,7 21,3916 17 02.00-03.00 877,9 12,6 21,3916 18 03.00-04.00 892,8 14,9 21,3916 19 04.00-05.00 913,5 20,7 21,3916 20 05.00-06.00 937 23,5 21,3916 21 06.00-07.00 965,7 28,7 21,3916 22 07.00-08.00 994,1 29,1 21,3916 23 08.00-09.00 1023,1 28,3 21,3916 24 09.00-10.00 1047,8 24,7 21,3916 513,4

Adapun contoh perhitungannya: Perhitungan pemakaian air dalam 1 jam dengan perbandingan pembacaan water meter : = = 554,3 m 3 /jam 534,4m 3 /jam = 19,9 m 3 /jam Perhitungan Q rata-rata: Pengukuran tekanan dengan menggunakan manometer setiap jam selama 24 jam dapat dilihat dari Tabel 2. Tabel 2 Data tekanan pada PDAM Tirta Nauli Sibolga Jam Tekanan di Awal (atm) Tekanan di Tengah (atm) Tekanan di Ujung (atm) 10.00-11.00 2.65 1.4 1,2 11.00-12.00 2.65 1.4 1,2 12.00-13.00 2.65 1.4 0,3 13.00-14.00 3,1 1.4 0,4 14.00-15.00 3.2 2.2 0,5 15.00-16.00 2.2 2.1 0,3 16.00-17.00 3.5 2.1 1,3 17.00-18.00 3.3 3,0 1,5 18.00-19.00 3.6 3.3 0.5 19.00-20.00 3.75 3.1 0,3 20.00-21.00 3.75 3.1 0.1 21.00-22.00 3.75 2,8 0,2 22.00-23.00 3,75 2,7 0,8 23.00-00.00 4.5 2,9 1.3 00.00-01.00 4.5 3.0 1.7 01.00-02.00 4.5 2,8 1,9 02.00-03.00 4,2 2.7 0.4 03.00-04.00 3.4 2.0 0.7 04.00-05.00 2.9 2,3 0.6 05.00-06.00 2.8 2.1 0.3 06.00-07.00 2.5 2.1 0.2 07.00-08.00 2.6 2.2 0.3 08.00-09.00 3.3 2.3 0.4 09.00-10.00 3.6 2.1 0.6 Jumlah 80,1 54,4 17,0 Rata-rata 3,34 2,27 0.71 Total rata-rata 2,107

Jumlah air yang didistribusikan sesuai dengan pembacaan pada meter induk yang dilakukan setiap bulannya dapat dilihat di Tabel 3. Tabel 3 Debit air yang PDAM Tirta Nauli Sibolga NO BULAN PRODUKSI (M3) DISTRIBUSI (M3) TERJUAL (M3) HILANG (M3) 1 Januari 750.653,00 746.181,00 457.780,00 2 Februari 801.792.00 797.231,00 446.611,00 3 Maret 821.365,87 816.804,87 464.121,00 4 April 810.803,52 803.234,32 460.801,00 5 Mei 815.303.52 805.608,52 456.379,00 6 Juni 813.514,53 802.814,73 459.173,00 7 Juli 812.253,00 799.935,00 445.294,00 8 Agustus 869.168,40 860.998,40 439.712,00 9 September 920.710,00 909.891,00 468.824,00 10 Oktober 913.334,40 903.565,40 470.959,00 11 Nopember 879.784,00 867.102,00 475.052,00 12 Desember 826.417,00 814.769,00 463.685,00 JUMLAH 10.035.099,24 9.928.135,24 5.508.391 288.401,00 350.620,00 352.683,87 342.433,32 349.229,52 343.641,73 354.641,00 421.286,40 441.067,00 432.606,40 392.050,00 351.084,00 4.419.744,24 Data akurasi meter di Kecamatan Sibolga Sambas dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Data akurasi meter di Kecamatan Sibolga Sambas Kelurahan Pacuran Bambu No Pelanggan Gelas Ukur Selisih 1 0509.0001 1 1 0 2 0509.0002 1 1 0 3 0509.0003 1 1 0 4 0509.0004 1 1 0 5 0509.0005 1 1 0 6 0509.0006 1 0,95 0,05 7 0509.0007 1 1 0

No Pelanggan Gelas Ukur Selisih 8 0509.0008 1 1 0 9 0509.0009 1 0,90 0,10 10 0509.0010 1 0,95 0,05 11 0509.0011 1 1 0 12 0509.0012 1 1 0 13 0509.0013 1 1 0 14 0509.0014 1 1 0 15 0509.0015 1 0,85 0,15 16 0509.0016 1 1 0 17 0509.0017 1 1 0 18 0509.0018 1 1 0 19 0509.0019 1 1 0 20 0509.0020 1 1 0 21 0509.0021 1 1 0 22 0509.0022 1 0,95 0,05 23 0509.0023 1 1 0 24 0509.0024 1 1 0 25 0509.0025 1 1 0 26 0509.0026 1 1 0 27 0509.0027 1 1 0 28 0509.0028 1 0,75 0,25 29 0509.0029 1 1 0 30 0509.0030 1 1 0 31 0509.0031 1 1 0 32 0509.0032 1 1 0 33 0509.0033 1 0,85 0,15 34 0509.0034 1 1 0 35 0509.0035 1 1 0 36 0509.0036 1 1 0 37 0509.0037 1 1 0

No Data akurasi meter di Kecamatan Sibolga Sambas Kelurahan Pancuran Dewa Pelanggan Gelas Ukur Selisih 1 0407.0001 1 0.90 0.10 2 0407.0002 1 1 0 3 0407.0003 1 1 0 4 0407.0004 1 1 0 5 0407.0005 1 1 0 6 0407.0006 1 0,85 0,15 7 0407.0007 1 1 0 8 0407.0008 1 1 0 9 0407.0009 1 0,75 0,25 10 0407.0010 1 0,95 0,05 11 0407.0011 1 1 0 12 0407.0012 1 1 0 13 0407.0013 1 1 0 14 0407.0014 1 1 0 15 0407.0015 1 1 0 16 0407.0016 1 1 0 17 0407.0017 1 1 0 18 0407.0018 1 1 0 19 0407.0019 1 1 0 20 0407.0020 1 1 0 21 0407.0021 1 1 0 22 0407.0022 1 0,90 0,10 23 0407.0023 1 0,9 0,1 24 0407.0024 1 1 0 25 0407.0025 1 1 0 26 0407.0026 1 1 0 27 0407.0027 1 1 0 28 0407.0028 1 0,80 0,20 29 0407.0029 1 1 0 30 0407.0030 1 1 0 31 0407.0031 1 1 0

No Pelanggan Gelas Ukur Selisih 32 0407.0032 1 1 0 33 0407.0033 1 0,95 0,05 34 0407.0034 1 0,9 0,1 35 0407.0035 1 1 0 36 0407.0036 1 1 0 37 0407.0037 1 0.90 0.10 No Data akurasi meter di Kecamatan Sibolga Sambas Kelurahan Pancuran Pinang Pelanggan Gelas Ukur Selisih 1 0301.0001 1 0.85 0.15 2 0301.0002 1 1 0 3 0301.0003 1 1 0 4 0301.0004 1 1 0 5 0301.0005 1 1 0 6 0301.0006 1 1 0 7 0301.0007 1 1 0 8 0301.0008 1 1 0 9 0301.009 1 0,85 0,15 10 0301.0010 1 0,90 0,10 11 0301.0011 1 1 0 12 0301.0012 1 1 0 13 0301.0013 1 1 0 14 0301.0014 1 1 0 15 0301.0015 1 1 0 16 0301.0016 1 1 0 17 0301.0017 1 1 0 18 0301.0018 1 1 0 19 0301.0019 1 1 0 20 0301.0020 1 1 0 21 0301.0021 1 1 0 22 0301.0022 1 0,90 0,10

No Pelanggan Gelas Ukur Selisih 23 0301.0023 1 0,95 0,05 24 0301.0024 1 1 0 25 0301.0025 1 1 0 26 0301.0026 1 1 0 27 0301.0027 1 1 0 28 0301.0028 1 1 0 29 0301.0029 1 0.95 0.05 30 0301.0030 1 1 0 31 0301.0031 1 1 0 32 0301.0032 1 1 0 33 0301.0033 1 0,85 0,15 34 0301.0034 1 1 0 35 0301.0035 1 0.85 0.15 36 0301.0036 1 1 0 37 0301.0037 1 1 0 No Data akurasi meter di Kecamatan Sibolga Sambas Kelurahan Pancuran Kerambil Pelanggan Gelas Ukur Selisih 1 0303.0001 1 1 0 2 0303.0002 1 0.85 0.15 3 0303.0003 1 1 0 4 0303.0004 1 1 0 5 0303.0005 1 1 0 6 0303.0006 1 0,95 0,05 7 0303.0007 1 1 0 8 0303.0008 1 1 0 9 0303.0009 1 0,85 0,15 10 0303.0010 1 0,95 0,05 11 0303.0011 1 1 0 12 0303.0012 1 0.75 0.25 13 0303.0013 1 1 0

No Pelanggan Gelas Ukur Selisih 14 0303.0014 1 1 0 15 0303.0015 1 0,8 0,2 16 0303.0016 1 1 0 17 0303.0017 1 1 0 18 0303.0018 1 1 0 19 0303.0019 1 1 0 20 0303.0020 1 1 0 21 0303.0021 1 1 0 22 0303.0022 1 0,95 0,05 23 0303.0023 1 0,9 0,1 24 0303.0024 1 1 0 25 0303.0025 1 1 0 26 0303.0026 1 1 0 27 0303.0027 1 1 0 28 0303.0028 1 0,75 0,25 29 0303.0029 1 1 0 30 0303.0030 1 1 0 31 0303.0031 1 1 0 32 0303.0032 1 1 0 33 0303.0033 1 0,85 0,15 34 0303.0034 1 0,9 0,1 35 0303.0035 1 1 0 36 0303.0036 1 1 0 37 0303.0037 1 1 0 Data distribusi air di Sibolga dapat di lihat dari Tabel 5. Tabel 5 Data distribusi air Jumlah air yang didistribusikan (m 3 /bln) 9.928.135,24 / 12 Jumlah air yang tercatat dalam rekening tagihan (m 3 /bln) 5.508.391 / 12 827.344,61 459.032,58 Dengan mengacu pada Tabel 5 diatas, kita dapat menghitung persen/besarnya kehilangan air, dihitung berdasarkan rumus:

x 100 % Diketahui : D = 827.344,61 m 3 /bln x 12 bln = 9.928.135,24 m 3 /tahun K = 459.032,58 m 3 /bln x 12 bln = 5.508.391,00 m 3 /tahun Maka, H = 9.928.135,24 5.508.391,00 x 100% = 44,52 % 9.928.135,24 Kebocoran dalam m 3 = 44,52 % x 9.928.135,24 m 3 = 4.420.005,80 m 3 /tahun= 368.333,8 m 3 /bulan = 12.278 m 3 /hari Menghitung nilai persen kehilangan air dari meter pelanggan: Debit rata-rata yang masuk sebesar 827.344,61 m 3. Dari persen kehilangan air di meter pelanggan dan jumlah debit yang masuk, maka didapat kehilangan dari meter air sebesar: debit rata-rata perbulan = 2,9% x 827.344,61 m 3 /bln = 23.992,9 m 3 /bln = 287.914,8 m 3 /tahun Perhitungan kehilangan air dalam rupiah Dari data Daftar Rekening Ditagih selama 12 bulan yang telah dirata-ratakan maka didapat total harga air yang terjual adalah = Rp 763.366.584 /bulan Dimana diketahui total air yang terjual adalah 459.032,58 /bulan Diketahui: Tarif = Rp 763.366.584 /bulan x 12 bln = Rp 9.160.399.008,- /tahun Air Terjual = 459.032,58 m 3 /bln x 12 bln = 5.508.391 m 3 /tahun Kebocoran = 44,52 % x 9.928.135,24 m 3 = 4.420.005,81 m 3 /tahun Didapatlah harga tarif rata-rata : Harga Tarif Rata rata = Rp 9.160.399.008 / 5.508.391 m 3 = Rp 1.663 m 3 Maka, total kehilangan air dalam rupiah adalah : Kehilangan air dalam rupiah = 4.420.005,81 /tahun x Rp 1.663 = Rp 7.350.469.662,- /tahun = Rp 612.539.138,- /bulan= Rp 20.417.971,- /hari Perhitungan neraca air Data yang digunakan untuk pembuatan neraca air : 1) Debit yang masuk Januari Desember = 827.344.61 m 3 /bulan x 12 = 9.928.135,24 m 3 /tahun 2) Konsumsi bermeter berekening = 459.032,58 m 3 /bulan x 12 = 5.508.391 m 3 /tahun 3) Ketidak akuratan meter pelanggan = 23.992,9 m 3 /bln = 287.914,8 m 3 /tahun 4) Kehilangan Air = debit yang masuk konsumsi resmi = 9.928.135,24 m 3 /tahun 5.508.391 m 3 /tahun = 4.419.744,24 m 3 /tahun 5) Kehilangan Fisik = kehilangan air kehilangan non teknis = 4.419.744,24 m 3 /tahun 287.914,8 m 3 /tahun = 4.131.829,44 m 3 /tahun

Penghitungan neraca air dapat di lihat pada Tabel 6. Tabel 6 Perhitungan Neraca Air Konsumsi Resmi (2) = 5.508.391 m 3 /tahun Konsumsi Resmi Berekening (4) =5.508.391 m 3 /tahun Konsumsi Resmi Tak Berekening (5) Konsumsi Bermeter Berekening (8) = 5.508.391 m 3 /tahun Konsumsi Tak Bermeter Berekening (9) = estimasi meter pelanggan rusak Konsumsi Bermeter Tak Berekening (10) = pemakaian pada instansi tertentu Konsumsi Tak Bermeter Tak Berekening (11) = penggunaan air oleh pemadam kebakaran dan pencucian pipa Volume Suplai Input ke dalam Sistem (1) = 9.928.135,24 m 3 /tahun Kehilangan non Teknis / Komersial (6) = 287.914,8 m 3 /tahun Konsumsi Tak Resmi (12) = pemakaian illegal Ketidakakuratan Pelanggan dan Kesalahan Penanganan Data (13) = 287.914,8 m 3 /tahun Kehilangan Air (3) = 4.419.744,24 m 3 /tahun Kebocoran pada Pipa Transmisi dan Pipa Induk (14) = m 3 /tahun Kehilangan Fisik / Teknis (7) = 4.131.829,44 m 3 /tahun Kebocoran dan Limpahan pada Tanki Reservoar (15) Kebocoran pada Pipa Dinas hingga Pelanggan (16) 4.131.829,44 m3/tahun x 10 % = 413.182.944 m 3 /tahun Sumber : International Water Association (IWA) Menghitung NRW dengan menggunakan ILI : Data di Kecamatan Sibolga Sambas: Panjang pipa induk (LM)= 154661 m = 154,661 km Jumlah sambungan rumah (NC) = 13.285 SR

NEGARA BERKEM BANG NEGARA MAJU Tekanan rata-rata (P) = 2,107 atm = 21,07 m Panjang rata-rata pipa dinas (LP) = 6 m = 0,006 km CAPL (L/tahun) = Kehilangan fisik saat ini = 4.131.829,44 m 3 /tahun = 4.131.829,440 l/tahun Dengan nilai LP = 0,006 x 13,285 SR = 79,71 km, maka : MAAPL (L/hari) = (18 x LM + 0,8 x NC + 25 x LP) x P = [(18 x 154,661) + (0,8 x 13.285) + (25 x 79,71)] x 21,07 = 324.575,9 l/hari = 118.470.203,5 l/tahun ILI = CAPL MAAPL = 4.131.829.440 118.470.203,5 = 34,8 Dengan tekanan rata-rata 21,07 m dan nilai ILI 34,8 maka kebocoran di Kecamatan Sibolga sambas termasuk dalam golongan D (Nilai ILI > 16). Jika dibandingkan dengan tekanan rata-rata 21,07 m (mendekati 30 m), maka didapatkan nilai kebocoran > 600 liter/sambungan/hari. Untuk Matriks Target dapat dilihat pada Tabel 7 KATEGORI KINERJA TEKNIK ILI Tabel 7 Matriks Target KEBOCORAN (ltr/sambungan/hari) SISTEM DENGAN TEKANAN : 10m 20m 30m 40m 50m A 1-2 < 50 < 75 < 100 < 125 B 2 4 50 100 75-150 100 200 125 250 C 4 8 100-200 150-300 200 400 250-500 D > 8 > 200 > 300 > 400 > 500 A 2 4 < 50 <100 < 150 < 200 < 250 B 4 8 50 100 100 200 150-300 200 400 250 500 C 8 16 100-200 200 400 300-600 400 800 500 1000 D > 16 > 200 > 400 > 600 > 800 > 1000 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil tinjauan dan pembahasan yang telah diuraikan, maka penulis dapat menyimpulkan hal-hal sebagai berikut : 1. Kontinuitas air di Kota Sibolga memiliki tekanan rata-rata sebesar 2,107 atm. Nilai tersebut masih memenuhi persyaratan tekanan air yaitu 0,5 atm x 2,2 atm 2. Penyebab terjadinya kehilangan air berdasarkan peninjauan di lapangan yaitu pada jaringan distribusi dan meter pelanggan yang tidak akurat sebanyak 36 meter pelanggan dari 13.285 meter pelanggan yang diakurasi. 3. Berdasarkan data lapangan yang diperoleh dari Kecamatan Sibolga Sambas, dengan membandingkan debit yang masuk ke sistem selama 12 bulan dengan Daftar Rekening Ditagih (DRD) didapat nilai NRW sebesar 4.419.744,24 m 3 /tahun atau sebesar 44,52 % per tahun. 4. Dengan kehilangan air sebesar 44,52 % per tahunnya, maka pihak PDAM Tirtauli mengalami kerugian sebesar Rp 7.350.469.662,- /tahun = Rp 612.539.138,- /bulan = Rp 20.417.971,- /hari

5. Neraca air sebelum program pengendalian NRW menunjukkan bahwa kebocoran yang terbesar adalah kebocoran pada pipa distribusi yaitu sebesar 413.182.944 m 3 /tahun dan kebocoran pada pipa dinas hingga ke meter pelanggan sebesar 4.419.744,24 m 3 /tahun sehingga total kebocoran fisik adalah 4.419.744,24 m 3 /tahun 6. Dilihat dari neraca air sebelum program pengendalian NRW, nilai Infrastructure Leakage Index (ILI) didapat 34,8 dan tekanan 2,107 atm termasuk dalam golongan D dan nilai tersebut berada pada range > 16 maka didapat nilai kebocoran > 600 l/sambungan/hari 7. Program Non Revenued Water (NRW) layak dilakukan di Kecamatan Sibolga Sambas agar dapat mengurangi kebocoran dari kelas D ke kelas A. Saran 1. Untuk mengatasi kecurigaan atau kecurangan dari pihak pembaca meter seharusnya dibuat sistem rolling atau setiap bulan bergantian bagi si pembaca meter tersebut. 2. PDAM perlu membentuk tim yang aktif mencari titik-titik kebocoran, selain itu pihak PDAM dapat melakukan upaya pengendalian NRW dengan metode step test dan sounding untuk mencari titik-titik kebocoran yang terjadi agar dapat dilakukan segera perbaikan pada jaringan pipa tesebut yang dapat dilakukan secara periodik dan juga dituangkan dalam Standard Operating Procedure (SOP) pengendalian NRW. 3. Petugas harus cepat tanggap dengan laporan pipa bocor yang dilaporkan oleh pelanggan dengan mempercepat pelaksanaan perbaikan, 4. PDAM sudah dapat melakukan penggantian meter pelanggan yang telah rusak agar pembacaan meter pelanggan dapat lebih akurat.