KAJIAN KEHILANGAN AIR PADA WILAYAH PELAYANAN PDAM ( TIRTA NAULI ) SIBOLGA Zuhendri Tanjung 1, Ahmad Perwira Mulia 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan Email: Zulhendrit@yahoo.com 2 Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan Email: a.perwira@usu.ac.id ABSTRAK Kehilangan air dapat didefinisikan sebagai selisih antara jumlah air yang tercatat masuk ke sistem dan jumlah air yang tercatat keluar dari sistem. Dalam suatu sistem penyediaan air minum tidak seluruhnya air yang diproduksi instalasi sampai ke konsumen. Biasanya terdapat kebocoran di sana sini yang disebut dengan kehilangan air. Maka untuk mengurangi atau meminimalkan tingkat kehilangan air dibutuhkan solusi yang tepat. Salah satu solusi yang dapat digunakan adalah dengan metode pengendalian non revenued water (NRW). NRW dapat didefinisikan sebagai air yang dapat diukur dan diketahui besarnya namun tidak dapat diuangkan atau tidak dapat menjadi penghasilan, tetapi dapat dipertanggungjawabkan. Salah satu metodologi yang dapat digunakan untuk mengetahui besarnya NRW adalah metode infrastructure leakage index (ILI). Tingkat kehilangan air dapat dinyatakan sebagai perbandingan antara kehilangan air dan jumlah air yang didistribusi ke dalam jaringan perpipaan air. Kehilangan air dapat dihitung berdasarkan kehilangan fisik dikurang kehilangan non teknis. Dari dua besaran di atas nilai ILI dihitung dengan menggunakan Tabel Matriks Target yang disusun oleh badan regulator pelayanan air minum DKI Jakarta. Hasil analisa menunjukkan bahwa tingkat kehilangan air di PDAM Tirta Nauli Sibolga sebesar 4.419.744,24 m 3 /tahun atau sebesar 44,52 % per tahun dengan kerugian dalam rupiah sebesar Rp 7.350.469.662,- /tahun. Nilai ILI 43,8 dengan tekanan rata-rata 2,107 atm termasuk dalam golongan D. Nilai tersebut berdasarkan Tabel Matriks Target berada pada range > 16 yang berarti terjadi nilai kebocoran > 600 l/sambungan/hari. Kata kunci : kehilangan, air, Non Revenued Water. ABSTRACT Water loss can be defined as the difference between the recorded amount of water in the system and the amount of water out of the system shown, in a water supply system is not entirely produced water installations reach consumer. Usually there is a leak here and there, called the loss of water. Then to reduce or minimize the water loss rate needed the right solution. One of solution that can be used is the Non Revenued Water (NRW) program. NRW can be defined as water that can be measured and a known amount of be chased but can not or may not be income, but it can be justified. The one of the methodologies that can be used to determine the amount (NRW) is a method of infrastructure leakage index (ILI). Water loss rate is the percentage ratio between water loss and the amount of water distributed in piped water network, while the water balance is calculated based on the amount of incoming water flow, consumption meter-revenue, customer meter inaccuracies, water loss and physical loss. Both of two magnitudes in the ILI value is calculated by using Table Matrix Target that compiled by regulators of water service DKI Jakarta. The analysis shows that the rate of water loss in Tirta Nauli Sibolga of 4.419.744,24 m3/year or 44,52% per year with losses in the rupiah at Rp 7.350.469.662, - / year. ILI value of 34,8 with an average pressure of 2,107 atm is included in group D. The values are based on a matrix table in the range > 16 which means there is a leak then obtained values of > 600 l / connection / day. Keywords: loss, water, Non Revenued Water.
PENDAHULUAN Kehilangan air dapat didefinisikan sebagai selisih antara jumlah air yang tercatat masuk ke sistem dan jumlah air yang tercatat keluar dari sistem. Dalam suatu sistem penyediaan air minum tidak seluruhnya air yang diproduksi instalasi sampai ke konsumen. Biasanya terdapat kebocoran disana-sini yang disebut dengan kehilangan air (Dharmasetiawan 2004).. Kehilangan air dapat dilihat dari dua sisi: dari sisi kehilangan itu sendiri dan dari sisi jika tidak kehilangan. Pemahaman dua dimensi ini memberikan kita gambaran bahwa kehilangan air merupakan wanprestasi dari suatu proses pelayanan air secara keseluruhan. Ini penilaian dari sisi kehilangan air. Sementara dari sisi jika tidak kehilangan memberikan nilai bahwa ada hak publik yang diambil yang seharusnya ada (DPU 2009:II/22). Agar pelayanan air PDAM ke masyarakat tidak terganggu dan dapat mencapai standart pelayanan maka harus memperhatikan aspek-aspek yang sangat berpengaruh yaitu kualitas, kontinuitas, dan kuantitas (K3). Untuk itu pengelola air minum di Indonesia mulai mencari suatu metodologi yang tepat digunakan untuk indikasi kehilangan air (Joko. 2010). Dalam penerapannya sesuai sistem dan prosedur yang ada, penulis berharap selama penulisan tugas akhir ini dapat menyerap ilmu pengetahuan baik itu dari PDAM maupun dari seluruh Dosen yang akhirnya pada saatnya dapat untuk diterapkan di PDAM Tirta Nauli Sibolga sehingga beberapa permasalahan yang kerap timbul tentang kehilangan air dapat teratasi dengan baik sesuai yang diharapkan untuk lebih meningkatkan pendapatan Perusahaan. Pengukuran tekanan dengan menggunakan manometer. Manometer diletakkan pada awal, pertengahan dan ujung pipa distribusi untuk setiap jam selama 24 jam. Kemudian dari hasil survei ini akan diambil tekanan rata-rata agar dapat mengetahui tingkat kebocoran yang terjadi sesuai dengan Tabel Matriks Target. Debit di dapatkan dari Jumlah air yang didistribusikan sesuai dengan pembacaan pada meter induk. Akurasi water meter dilakukan dengan mengakurasi seluruh water meter pelanggan di Kecamatan Sibolga Sambas yaitu sebanyak 148 sambungan rumah tangga, penghitungan water meter dengan menggunakan gelas ukur yaitu pertama yang harus kita sediakan yaitu gelas ukur 1000 ml. keran air pada rumah tangga dan meteran pelanggan, selanjutnya kita mengisi air keran ke dalam gelas ukur sampai penuh dan apabila angka yang ditunjukan pada meter pelanggan kurang dari 1000 ml sedangkan jumlah air yang dikeluarkan dalam gelas ukur 1000 ml, maka PDAM mengalami kerugian. kita dapat menghitung persen/besarnya kehilangan air, dihitung berdasarkan rumus: D K H x 100 % (1) D di mana H = kehilangan(%), D = jumlah air yang didistribusikan (m3), K = jumlah air yang tercatat dalam rekening tagihan (m3). NRW dapat didefinisikan sebagai air yang hilang dapat diukur dan diketahui besarnya namun tidak dapat direkeningkan atau tidak dapat menjadi penghasilan, tetapi dapat dipertanggung jawabkan (Yayasan Pendidikan Tirta Dharma (YPTD),2006). menghitung NRW dengan menggunakan ILI yaitu : ILI = CAPL/MAAPL (2) di mana ILI = Infrastructure Leakage Index, CAPL = (Current Annual Physical Losses), MAAPL = (Minimum Achhievable Annual Physical Losses) Menghitung MAAPL dengan menggunakan rumus empiris standar : MAAPL (L/hari) = (18 x LM + 0.8 x NC + 25 x LP) x P (3)
di mana MAAPL = (Minimum Achhievable Annual Physical Losses), LM = Panjang pipa induk (km), NC = Jumlah sambungan rumah, LP = Panjang pipa dinas dari batas persil ke meter pelanggan dikalikan dengan jumlah SR (km), P = Tekanan rata-rata (m). METODOLOGI PENELITIAN Gambar 1 Menjelaskan secara skematik lingkup dan tahapan penelitan Metodelogi penelitian di jelaskan sebagai berikut: Gambar 1. Metodologi penelitian
PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA Pola pemakaian air dicari dengan mengukur debit yang masuk kedaerah pelayanan untuk setiap jam selama 24 jam dengan menggunakan alat ukur yang dinamakan meter induk yang dipasang pada pipa distribusi yang ditempatkan sebelum masuk daerah pelayanan dapat di lihat pada Tabel 1. No Tabel 1 Data pola pemakaian air di Kecamatan Sibolga Sambas Jam Stand Pemakaian m 3 /jam Debit Rata- Rata m 3 /jam 10.00 534,4 1 10.00-11.00 554,3 19,9 21,3916 2 11.00-12.00 574,9 20,6 21,3916 3 12.00-13.00 596,2 21,3 21,3916 4 13.00-14.00 618,9 22,7 21,3916 5 14.00-15.00 642,2 23,3 21,3916 6 15.00-16.00 666,3 24,1 21,3916 7 16.00-17.00 692,6 26,3 21,3916 8 17.00-18.00 718 25,4 21,3916 9 18.00-19.00 742,8 24,8 21,3916 10 19.00-20.00 768,7 25,9 21,3916 11 20.00-21.00 792,4 23,7 21,3916 12 21.00-22.00 815,6 23,2 21,3916 13 22.00-23.00 831,9 16,3 21,3916 14 23.00-00.00 843,4 11,5 21,3916 15 00.00-01.00 854,6 11,2 21,3916 16 01.00-02.00 865,3 10,7 21,3916 17 02.00-03.00 877,9 12,6 21,3916 18 03.00-04.00 892,8 14,9 21,3916 19 04.00-05.00 913,5 20,7 21,3916 20 05.00-06.00 937 23,5 21,3916 21 06.00-07.00 965,7 28,7 21,3916 22 07.00-08.00 994,1 29,1 21,3916 23 08.00-09.00 1023,1 28,3 21,3916 24 09.00-10.00 1047,8 24,7 21,3916 513,4
Adapun contoh perhitungannya: Perhitungan pemakaian air dalam 1 jam dengan perbandingan pembacaan water meter : = = 554,3 m 3 /jam 534,4m 3 /jam = 19,9 m 3 /jam Perhitungan Q rata-rata: Pengukuran tekanan dengan menggunakan manometer setiap jam selama 24 jam dapat dilihat dari Tabel 2. Tabel 2 Data tekanan pada PDAM Tirta Nauli Sibolga Jam Tekanan di Awal (atm) Tekanan di Tengah (atm) Tekanan di Ujung (atm) 10.00-11.00 2.65 1.4 1,2 11.00-12.00 2.65 1.4 1,2 12.00-13.00 2.65 1.4 0,3 13.00-14.00 3,1 1.4 0,4 14.00-15.00 3.2 2.2 0,5 15.00-16.00 2.2 2.1 0,3 16.00-17.00 3.5 2.1 1,3 17.00-18.00 3.3 3,0 1,5 18.00-19.00 3.6 3.3 0.5 19.00-20.00 3.75 3.1 0,3 20.00-21.00 3.75 3.1 0.1 21.00-22.00 3.75 2,8 0,2 22.00-23.00 3,75 2,7 0,8 23.00-00.00 4.5 2,9 1.3 00.00-01.00 4.5 3.0 1.7 01.00-02.00 4.5 2,8 1,9 02.00-03.00 4,2 2.7 0.4 03.00-04.00 3.4 2.0 0.7 04.00-05.00 2.9 2,3 0.6 05.00-06.00 2.8 2.1 0.3 06.00-07.00 2.5 2.1 0.2 07.00-08.00 2.6 2.2 0.3 08.00-09.00 3.3 2.3 0.4 09.00-10.00 3.6 2.1 0.6 Jumlah 80,1 54,4 17,0 Rata-rata 3,34 2,27 0.71 Total rata-rata 2,107
Jumlah air yang didistribusikan sesuai dengan pembacaan pada meter induk yang dilakukan setiap bulannya dapat dilihat di Tabel 3. Tabel 3 Debit air yang PDAM Tirta Nauli Sibolga NO BULAN PRODUKSI (M3) DISTRIBUSI (M3) TERJUAL (M3) HILANG (M3) 1 Januari 750.653,00 746.181,00 457.780,00 2 Februari 801.792.00 797.231,00 446.611,00 3 Maret 821.365,87 816.804,87 464.121,00 4 April 810.803,52 803.234,32 460.801,00 5 Mei 815.303.52 805.608,52 456.379,00 6 Juni 813.514,53 802.814,73 459.173,00 7 Juli 812.253,00 799.935,00 445.294,00 8 Agustus 869.168,40 860.998,40 439.712,00 9 September 920.710,00 909.891,00 468.824,00 10 Oktober 913.334,40 903.565,40 470.959,00 11 Nopember 879.784,00 867.102,00 475.052,00 12 Desember 826.417,00 814.769,00 463.685,00 JUMLAH 10.035.099,24 9.928.135,24 5.508.391 288.401,00 350.620,00 352.683,87 342.433,32 349.229,52 343.641,73 354.641,00 421.286,40 441.067,00 432.606,40 392.050,00 351.084,00 4.419.744,24 Data akurasi meter di Kecamatan Sibolga Sambas dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Data akurasi meter di Kecamatan Sibolga Sambas Kelurahan Pacuran Bambu No Pelanggan Gelas Ukur Selisih 1 0509.0001 1 1 0 2 0509.0002 1 1 0 3 0509.0003 1 1 0 4 0509.0004 1 1 0 5 0509.0005 1 1 0 6 0509.0006 1 0,95 0,05 7 0509.0007 1 1 0
No Pelanggan Gelas Ukur Selisih 8 0509.0008 1 1 0 9 0509.0009 1 0,90 0,10 10 0509.0010 1 0,95 0,05 11 0509.0011 1 1 0 12 0509.0012 1 1 0 13 0509.0013 1 1 0 14 0509.0014 1 1 0 15 0509.0015 1 0,85 0,15 16 0509.0016 1 1 0 17 0509.0017 1 1 0 18 0509.0018 1 1 0 19 0509.0019 1 1 0 20 0509.0020 1 1 0 21 0509.0021 1 1 0 22 0509.0022 1 0,95 0,05 23 0509.0023 1 1 0 24 0509.0024 1 1 0 25 0509.0025 1 1 0 26 0509.0026 1 1 0 27 0509.0027 1 1 0 28 0509.0028 1 0,75 0,25 29 0509.0029 1 1 0 30 0509.0030 1 1 0 31 0509.0031 1 1 0 32 0509.0032 1 1 0 33 0509.0033 1 0,85 0,15 34 0509.0034 1 1 0 35 0509.0035 1 1 0 36 0509.0036 1 1 0 37 0509.0037 1 1 0
No Data akurasi meter di Kecamatan Sibolga Sambas Kelurahan Pancuran Dewa Pelanggan Gelas Ukur Selisih 1 0407.0001 1 0.90 0.10 2 0407.0002 1 1 0 3 0407.0003 1 1 0 4 0407.0004 1 1 0 5 0407.0005 1 1 0 6 0407.0006 1 0,85 0,15 7 0407.0007 1 1 0 8 0407.0008 1 1 0 9 0407.0009 1 0,75 0,25 10 0407.0010 1 0,95 0,05 11 0407.0011 1 1 0 12 0407.0012 1 1 0 13 0407.0013 1 1 0 14 0407.0014 1 1 0 15 0407.0015 1 1 0 16 0407.0016 1 1 0 17 0407.0017 1 1 0 18 0407.0018 1 1 0 19 0407.0019 1 1 0 20 0407.0020 1 1 0 21 0407.0021 1 1 0 22 0407.0022 1 0,90 0,10 23 0407.0023 1 0,9 0,1 24 0407.0024 1 1 0 25 0407.0025 1 1 0 26 0407.0026 1 1 0 27 0407.0027 1 1 0 28 0407.0028 1 0,80 0,20 29 0407.0029 1 1 0 30 0407.0030 1 1 0 31 0407.0031 1 1 0
No Pelanggan Gelas Ukur Selisih 32 0407.0032 1 1 0 33 0407.0033 1 0,95 0,05 34 0407.0034 1 0,9 0,1 35 0407.0035 1 1 0 36 0407.0036 1 1 0 37 0407.0037 1 0.90 0.10 No Data akurasi meter di Kecamatan Sibolga Sambas Kelurahan Pancuran Pinang Pelanggan Gelas Ukur Selisih 1 0301.0001 1 0.85 0.15 2 0301.0002 1 1 0 3 0301.0003 1 1 0 4 0301.0004 1 1 0 5 0301.0005 1 1 0 6 0301.0006 1 1 0 7 0301.0007 1 1 0 8 0301.0008 1 1 0 9 0301.009 1 0,85 0,15 10 0301.0010 1 0,90 0,10 11 0301.0011 1 1 0 12 0301.0012 1 1 0 13 0301.0013 1 1 0 14 0301.0014 1 1 0 15 0301.0015 1 1 0 16 0301.0016 1 1 0 17 0301.0017 1 1 0 18 0301.0018 1 1 0 19 0301.0019 1 1 0 20 0301.0020 1 1 0 21 0301.0021 1 1 0 22 0301.0022 1 0,90 0,10
No Pelanggan Gelas Ukur Selisih 23 0301.0023 1 0,95 0,05 24 0301.0024 1 1 0 25 0301.0025 1 1 0 26 0301.0026 1 1 0 27 0301.0027 1 1 0 28 0301.0028 1 1 0 29 0301.0029 1 0.95 0.05 30 0301.0030 1 1 0 31 0301.0031 1 1 0 32 0301.0032 1 1 0 33 0301.0033 1 0,85 0,15 34 0301.0034 1 1 0 35 0301.0035 1 0.85 0.15 36 0301.0036 1 1 0 37 0301.0037 1 1 0 No Data akurasi meter di Kecamatan Sibolga Sambas Kelurahan Pancuran Kerambil Pelanggan Gelas Ukur Selisih 1 0303.0001 1 1 0 2 0303.0002 1 0.85 0.15 3 0303.0003 1 1 0 4 0303.0004 1 1 0 5 0303.0005 1 1 0 6 0303.0006 1 0,95 0,05 7 0303.0007 1 1 0 8 0303.0008 1 1 0 9 0303.0009 1 0,85 0,15 10 0303.0010 1 0,95 0,05 11 0303.0011 1 1 0 12 0303.0012 1 0.75 0.25 13 0303.0013 1 1 0
No Pelanggan Gelas Ukur Selisih 14 0303.0014 1 1 0 15 0303.0015 1 0,8 0,2 16 0303.0016 1 1 0 17 0303.0017 1 1 0 18 0303.0018 1 1 0 19 0303.0019 1 1 0 20 0303.0020 1 1 0 21 0303.0021 1 1 0 22 0303.0022 1 0,95 0,05 23 0303.0023 1 0,9 0,1 24 0303.0024 1 1 0 25 0303.0025 1 1 0 26 0303.0026 1 1 0 27 0303.0027 1 1 0 28 0303.0028 1 0,75 0,25 29 0303.0029 1 1 0 30 0303.0030 1 1 0 31 0303.0031 1 1 0 32 0303.0032 1 1 0 33 0303.0033 1 0,85 0,15 34 0303.0034 1 0,9 0,1 35 0303.0035 1 1 0 36 0303.0036 1 1 0 37 0303.0037 1 1 0 Data distribusi air di Sibolga dapat di lihat dari Tabel 5. Tabel 5 Data distribusi air Jumlah air yang didistribusikan (m 3 /bln) 9.928.135,24 / 12 Jumlah air yang tercatat dalam rekening tagihan (m 3 /bln) 5.508.391 / 12 827.344,61 459.032,58 Dengan mengacu pada Tabel 5 diatas, kita dapat menghitung persen/besarnya kehilangan air, dihitung berdasarkan rumus:
x 100 % Diketahui : D = 827.344,61 m 3 /bln x 12 bln = 9.928.135,24 m 3 /tahun K = 459.032,58 m 3 /bln x 12 bln = 5.508.391,00 m 3 /tahun Maka, H = 9.928.135,24 5.508.391,00 x 100% = 44,52 % 9.928.135,24 Kebocoran dalam m 3 = 44,52 % x 9.928.135,24 m 3 = 4.420.005,80 m 3 /tahun= 368.333,8 m 3 /bulan = 12.278 m 3 /hari Menghitung nilai persen kehilangan air dari meter pelanggan: Debit rata-rata yang masuk sebesar 827.344,61 m 3. Dari persen kehilangan air di meter pelanggan dan jumlah debit yang masuk, maka didapat kehilangan dari meter air sebesar: debit rata-rata perbulan = 2,9% x 827.344,61 m 3 /bln = 23.992,9 m 3 /bln = 287.914,8 m 3 /tahun Perhitungan kehilangan air dalam rupiah Dari data Daftar Rekening Ditagih selama 12 bulan yang telah dirata-ratakan maka didapat total harga air yang terjual adalah = Rp 763.366.584 /bulan Dimana diketahui total air yang terjual adalah 459.032,58 /bulan Diketahui: Tarif = Rp 763.366.584 /bulan x 12 bln = Rp 9.160.399.008,- /tahun Air Terjual = 459.032,58 m 3 /bln x 12 bln = 5.508.391 m 3 /tahun Kebocoran = 44,52 % x 9.928.135,24 m 3 = 4.420.005,81 m 3 /tahun Didapatlah harga tarif rata-rata : Harga Tarif Rata rata = Rp 9.160.399.008 / 5.508.391 m 3 = Rp 1.663 m 3 Maka, total kehilangan air dalam rupiah adalah : Kehilangan air dalam rupiah = 4.420.005,81 /tahun x Rp 1.663 = Rp 7.350.469.662,- /tahun = Rp 612.539.138,- /bulan= Rp 20.417.971,- /hari Perhitungan neraca air Data yang digunakan untuk pembuatan neraca air : 1) Debit yang masuk Januari Desember = 827.344.61 m 3 /bulan x 12 = 9.928.135,24 m 3 /tahun 2) Konsumsi bermeter berekening = 459.032,58 m 3 /bulan x 12 = 5.508.391 m 3 /tahun 3) Ketidak akuratan meter pelanggan = 23.992,9 m 3 /bln = 287.914,8 m 3 /tahun 4) Kehilangan Air = debit yang masuk konsumsi resmi = 9.928.135,24 m 3 /tahun 5.508.391 m 3 /tahun = 4.419.744,24 m 3 /tahun 5) Kehilangan Fisik = kehilangan air kehilangan non teknis = 4.419.744,24 m 3 /tahun 287.914,8 m 3 /tahun = 4.131.829,44 m 3 /tahun
Penghitungan neraca air dapat di lihat pada Tabel 6. Tabel 6 Perhitungan Neraca Air Konsumsi Resmi (2) = 5.508.391 m 3 /tahun Konsumsi Resmi Berekening (4) =5.508.391 m 3 /tahun Konsumsi Resmi Tak Berekening (5) Konsumsi Bermeter Berekening (8) = 5.508.391 m 3 /tahun Konsumsi Tak Bermeter Berekening (9) = estimasi meter pelanggan rusak Konsumsi Bermeter Tak Berekening (10) = pemakaian pada instansi tertentu Konsumsi Tak Bermeter Tak Berekening (11) = penggunaan air oleh pemadam kebakaran dan pencucian pipa Volume Suplai Input ke dalam Sistem (1) = 9.928.135,24 m 3 /tahun Kehilangan non Teknis / Komersial (6) = 287.914,8 m 3 /tahun Konsumsi Tak Resmi (12) = pemakaian illegal Ketidakakuratan Pelanggan dan Kesalahan Penanganan Data (13) = 287.914,8 m 3 /tahun Kehilangan Air (3) = 4.419.744,24 m 3 /tahun Kebocoran pada Pipa Transmisi dan Pipa Induk (14) = m 3 /tahun Kehilangan Fisik / Teknis (7) = 4.131.829,44 m 3 /tahun Kebocoran dan Limpahan pada Tanki Reservoar (15) Kebocoran pada Pipa Dinas hingga Pelanggan (16) 4.131.829,44 m3/tahun x 10 % = 413.182.944 m 3 /tahun Sumber : International Water Association (IWA) Menghitung NRW dengan menggunakan ILI : Data di Kecamatan Sibolga Sambas: Panjang pipa induk (LM)= 154661 m = 154,661 km Jumlah sambungan rumah (NC) = 13.285 SR
NEGARA BERKEM BANG NEGARA MAJU Tekanan rata-rata (P) = 2,107 atm = 21,07 m Panjang rata-rata pipa dinas (LP) = 6 m = 0,006 km CAPL (L/tahun) = Kehilangan fisik saat ini = 4.131.829,44 m 3 /tahun = 4.131.829,440 l/tahun Dengan nilai LP = 0,006 x 13,285 SR = 79,71 km, maka : MAAPL (L/hari) = (18 x LM + 0,8 x NC + 25 x LP) x P = [(18 x 154,661) + (0,8 x 13.285) + (25 x 79,71)] x 21,07 = 324.575,9 l/hari = 118.470.203,5 l/tahun ILI = CAPL MAAPL = 4.131.829.440 118.470.203,5 = 34,8 Dengan tekanan rata-rata 21,07 m dan nilai ILI 34,8 maka kebocoran di Kecamatan Sibolga sambas termasuk dalam golongan D (Nilai ILI > 16). Jika dibandingkan dengan tekanan rata-rata 21,07 m (mendekati 30 m), maka didapatkan nilai kebocoran > 600 liter/sambungan/hari. Untuk Matriks Target dapat dilihat pada Tabel 7 KATEGORI KINERJA TEKNIK ILI Tabel 7 Matriks Target KEBOCORAN (ltr/sambungan/hari) SISTEM DENGAN TEKANAN : 10m 20m 30m 40m 50m A 1-2 < 50 < 75 < 100 < 125 B 2 4 50 100 75-150 100 200 125 250 C 4 8 100-200 150-300 200 400 250-500 D > 8 > 200 > 300 > 400 > 500 A 2 4 < 50 <100 < 150 < 200 < 250 B 4 8 50 100 100 200 150-300 200 400 250 500 C 8 16 100-200 200 400 300-600 400 800 500 1000 D > 16 > 200 > 400 > 600 > 800 > 1000 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil tinjauan dan pembahasan yang telah diuraikan, maka penulis dapat menyimpulkan hal-hal sebagai berikut : 1. Kontinuitas air di Kota Sibolga memiliki tekanan rata-rata sebesar 2,107 atm. Nilai tersebut masih memenuhi persyaratan tekanan air yaitu 0,5 atm x 2,2 atm 2. Penyebab terjadinya kehilangan air berdasarkan peninjauan di lapangan yaitu pada jaringan distribusi dan meter pelanggan yang tidak akurat sebanyak 36 meter pelanggan dari 13.285 meter pelanggan yang diakurasi. 3. Berdasarkan data lapangan yang diperoleh dari Kecamatan Sibolga Sambas, dengan membandingkan debit yang masuk ke sistem selama 12 bulan dengan Daftar Rekening Ditagih (DRD) didapat nilai NRW sebesar 4.419.744,24 m 3 /tahun atau sebesar 44,52 % per tahun. 4. Dengan kehilangan air sebesar 44,52 % per tahunnya, maka pihak PDAM Tirtauli mengalami kerugian sebesar Rp 7.350.469.662,- /tahun = Rp 612.539.138,- /bulan = Rp 20.417.971,- /hari
5. Neraca air sebelum program pengendalian NRW menunjukkan bahwa kebocoran yang terbesar adalah kebocoran pada pipa distribusi yaitu sebesar 413.182.944 m 3 /tahun dan kebocoran pada pipa dinas hingga ke meter pelanggan sebesar 4.419.744,24 m 3 /tahun sehingga total kebocoran fisik adalah 4.419.744,24 m 3 /tahun 6. Dilihat dari neraca air sebelum program pengendalian NRW, nilai Infrastructure Leakage Index (ILI) didapat 34,8 dan tekanan 2,107 atm termasuk dalam golongan D dan nilai tersebut berada pada range > 16 maka didapat nilai kebocoran > 600 l/sambungan/hari 7. Program Non Revenued Water (NRW) layak dilakukan di Kecamatan Sibolga Sambas agar dapat mengurangi kebocoran dari kelas D ke kelas A. Saran 1. Untuk mengatasi kecurigaan atau kecurangan dari pihak pembaca meter seharusnya dibuat sistem rolling atau setiap bulan bergantian bagi si pembaca meter tersebut. 2. PDAM perlu membentuk tim yang aktif mencari titik-titik kebocoran, selain itu pihak PDAM dapat melakukan upaya pengendalian NRW dengan metode step test dan sounding untuk mencari titik-titik kebocoran yang terjadi agar dapat dilakukan segera perbaikan pada jaringan pipa tesebut yang dapat dilakukan secara periodik dan juga dituangkan dalam Standard Operating Procedure (SOP) pengendalian NRW. 3. Petugas harus cepat tanggap dengan laporan pipa bocor yang dilaporkan oleh pelanggan dengan mempercepat pelaksanaan perbaikan, 4. PDAM sudah dapat melakukan penggantian meter pelanggan yang telah rusak agar pembacaan meter pelanggan dapat lebih akurat.