ISSN 2302-0199 10 Pages pp. 211-220 PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KOMPENSASI DAN KOMPETENSI TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA PEGAWAI BIRO KESRA SETDA ACEH Razali 1, Mukhlis Yunus 2, T. Roli Ilhamsyah Putra 3 1) Magister Manajemen Program Banda Aceh 2,3) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Abstract The purpose of this study was to determine the effect of (1) leadership style, compensation and competency either partially or simultaneous effect on job satisfaction, (2) leadership style, compensation and competency either partially or simultaneously influence employee motivation, (3) style leadership, compensation and competency either partially or simultaneously affect the performance of employees, (4) job satisfaction on employee performance, (5) work motivation on employee performance, (6) leadership style, compensation and competency either partially or simultaneously affect the performance employees through employee satisfaction, and (7) style of leadership, compensation and competency either partially or simultaneously affect the performance of employees through employee motivation. This research was conducted at the Regional Secretariat of Public Welfare Bureau of Aceh by the number of respondents was 57. Tools of analysis used in this study using path analysis, especially in the form of PLS. The results showed that the style of leadership, compensation and competency either partially or simultaneous influence on employee job satisfaction, leadership, compensation and competency either partially or simultaneously influence employee motivation, leadership, compensation and competency both partially and simultaneously influence on employee performance, job satisfaction influence on employee performance, motivation to work directly affect employee performance and leadership style, compensation and competency either partially or simultaneously affect the performance of employees through employee satisfaction and leadership style, compensation and competency either partially or simultaneously affect the performance of employees through employee motivation Regional Secretariat of Public Welfare Bureau of Aceh. Keywords Leadership Style, Compensation, Competency, Job Satisfaction, Motivation and Employee Performance Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh (1) gaya kepemimpinan, kompensasi dan kompetensi baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap kepuasan kerja, (2) gaya kepemimpinan, kompensasi dan kompetensi baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap motivasi kerja pegawai, (3) gaya kepemimpinan, kompensasi dan kompetensi baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap kinerja pegawai, (4) kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai, (5) motivasi kerja terhadap kinerja pegawai, (6) gaya kepemimpinan, kompensasi dan kompetensi baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap kinerja pegawai melalui kepuasan kerja pegawai dan (7 ) gaya kepemimpinan, kompensasi dan kompetensi baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap kinerja pegawai melalui motivasi kerja pegawai. Penelitian ini dilakukan pada Biro Kesra Setda Aceh dengan jumlah responden sebanyak 57 orang. Peralatan analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis jalur terutama dalam bentuk PLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan, kompensasi dan kompetensi baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai, gaya kepemimpinan, kompensasi dan kompetensi baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap motivasi kerja pegawai, gaya kepemimpinan, kompensasi dan kompetensi baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap kinerja pegawai, kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai, motivasi kerja secara langsung berpengaruh terhadap kinerja pegawai dan gaya kepemimpinan, kompensasi dan kompetensi baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap kinerja pegawai melalui kepuasan kerja pegawai serta gaya kepemimpinan, kompensasi dan kompetensi baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap kinerja pegawai melalui motivasi kerja pegawai Biro Kesra Setda Aceh. Kata kunci : Gaya Kepemimpinan, Kompensasi, Kompetensi, Kepuasan Kerja, Motivasi dan Kinerja Pegawai 211 - Volume 4, No. 2, Mei 2015
PENDAHULUAN Kinerja pegawai pada instansi pemerintah saat ini banyak mendapatkan sorotan dari para pemerhati kinerja pemeritah, terutama dengan masih rendahnya kinerja pegawai terutama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, seperti halnya Biro Keistimewaan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah Aceh yang mempunyai tugas pokok dan fungsi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat terutama berkaitan dengan bidang keistimewaan dan kesejahteraan masyarakat Aceh. Dalam rangka meningkatkan kepuasan kerja pegawai pada Biro Keistimewaan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Aceh, maka faktor gaya kepemimpinan sangat diperlukan dalam rangka mengkoordinasikan setiap kegiatan agar berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Kepemimpinan pada Biro Keistimewaan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Aceh, mempunyai peran penting dalam meningkatkan kepuasan kerja pegawai dan berdampak terhadap peningkatan kinerja pegawai, dimana gaya kepemimpinan yang diterapkan pada Biro Kesra Setda Aceh adalah gaya kepemimpinan partisipatif, kemudian faktor kompensasi yang memadai juga mempunyai peran penting dalam meningkatkan kepuasan kerja pegawai disamping faktor motivasi yang timbul dari diri pegawai maupun motivasi yang berasal dari luar diri pegawai, sehingga akan mempengaruhi terhadap keinginan pegawai untuk berbuat yang lebih baik, serta faktor pelatihan juga mempunyai peranan besar dalam meningkatkan kepuasan kerja pegawai serta akan memberikan dampak terhadap peningkatan kinerja pegawai Biro Keistimewaan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Aceh. Gaya kepemimpinan yang sesuai dengan harapan pegawai akan memberikan dampak positif dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai, karena gaya kepemimpinan tersebut akan dapat mendorong anggota organisasi mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kemudian selalin dari faktor gaya kepemimpinan dalam suatu organisasi, keberhasilan suatu organisasi dipengaruhi oleh kinerja karyawan ( job performance) atau hasil kerja yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melakukan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Karyawan merupakan sumber daya yang penting bagi organisasi, karena memiliki bakat, tenaga, dan kreativitas yang sangat dibutuhkan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya. Tercapainya tujuan organisasi tidak hanya tergantung pada peralatan modern, sarana dan prasarana yang lengkap, tetapi justru lebih tergantung pada manusia yang melaksanakan pekerjaan tersebut. Keberhasilan suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh kinerja individu karyawannya. Setiap organisasi akan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja karyawan, dengan harapan apa yang menjadi tujuan perusahaan akan tercapai. Volume 4, No. 2, Mei 2015-212
Kepemimpinan merupakan kemampuan keahlian untuk mencapai tujuan dalam organisasi maka berbagai pengaruh perubahan yang terjadi akibat reformasi menuntut organisasi untuk mengadakan inovasi-inovasi guna menghadapi tuntutan perubahan dan penyusunan dan kebijakan yang selaras dengan perubahan lingkungan. Suatu organisasi harus mampu menyusun kebijakan yang tepat untuk menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Penyusunan kebijakan yang menjadi perhatian manajemen, salah satunya menyangkut pemberdayaan sumber daya manusia dalam suatu organisasi atau instansi. Fenomena tentang kecenderungan gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala Biro Kesra Setda Aceh adalah gaya kepemimpinan partisipatif, hal ini terlihat dari adanya pimpinan yang selalu berupaya mengembangkan karyawan dalam mencapai karir yang diinginkan, sehingga pegawai diberikan kesempatan untuk dapat berkembang sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya, pimpinan selalu mendorong keterlibatan dalam setiap kegiatan dinas maupun pimpinan selalu memberikan bimbingan dan pengarahan kepada pegawai terhadap setiap tugas yang akan dilakukan oleh pegawai yang bersangkutan. KAJIAN KEPUSTAKAAN Kinerja Kinerja yang dihasilkan oleh individu dalam suatu organisasi sangat mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi dalam mewujudkan misi dan visi organisasi yang telah ditetapkan. Beberapa pakar telah memberikan definisi tentang kinerja, salah satunya adalah Dale Timpe (2007:31), kinerja adalah tingkat prestasi seseorang atau karyawan dalam suatu organisasi atau perusahaan yang dapat meningkatkan produktifitas. Kinerja menurut Meiner (2005; 43) adalah sebagai kesuksesan yang dapat dicapai individu didalam melakukan pekerjaannya, dimana ukuran kesuksesan yang dicapai individu tidak dapat disamakan dengan individu yang lain. Kesuksesan yang dicapat individu adalah berdasarkan ukuran yang berlaku dan disesuaikan dengan jenis pekerjaannya. Sedangkan Subowo (2005:130 ), berpendapat bahwa kinerja berkaitan erat dengan tujuan atau sebagai suatu hasil dari perilaku kerja individu, hasil yang diharapkan dapat merupakan tuntutan dari individu itu sendiri. Menurut Prawirosentono, (2009:106) memberikan definisi kinerja sebagai hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung-jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika. Kinerja karyawan lebih mengarah pada tingkatan prestasi kerja karyawan. Sedangkan menurut Robbins (2007 : 212), kinerja karyawan sebagai hasil kerja seseorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misalnya standar, target/sasaran atau kriteria yang telah 213 - Volume 4, No. 2, Mei 2015
ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Oleh karena itu kinerja umumnya menyangkut dengan pekerjaan atau macam pekerjaan manusia yang mengerjakan pekerjaan tersebut dan kemampuan/ketrampilan serta lingkungan dari pada pekerjaan tersebut. Kepuasan Kerja Pegawai akan merasa puas dalam bekerja apabila aspek-aspek pekerjaan dan aspek-aspek dirinya menyokong dan sebaliknya jika aspekaspek tersebut tidak menyokong, pegawai akan merasa tidak puas. Seiring dengan perkembangan tekhnologi yang berkembang sangat pesat, dimana segala macam peralatan kerja telah diciptakan oleh manusia untuk mempercepat dan mempermudah pekerjaan untuk dapat menghasilkan produk yang lebih berkualitas, tetapi sumber daya manusia tetap memegang peranan penting karena sekalipun peralatan tersebut sangat modern, namun peralatan tersebut tetap tidak akan berjalan dan bahkan hanya merupakan benda mati dan dapat pula rusak apabila manusianya tidak mempunyai kemampuan atau tidak cermat mengoperasikannya. Menurut Allen (2006:146), mengatakan bahwa: Unsur manusia memegang peranan penting dalam proses suatu pekerjaan, ia menyatakan bahwa betapapun sempurnanya rencana-rencana, organisasi, dan pengawasan serta penelitiannya, bila mereka tidak dapat menjalankan tugasnya dengan minat dan gembira maka suatu perusahaan tidak akan mencapai hasil sebanyak yang sebenarnya dapat dicapai. Karyawan melewatkan sebagian besar waktunya untuk bekerja dan bagian dari hidupnya ini harus dibuat sedemikian rupa sehingga menyenangkan dan memuaskan. Kepuasan kerja juga merupakan perasaan seseorang terhadap pekerjaan yang ditekuninya. Jadi kepuasan kerja itu sendiri berkaitan antara harapan karyawan dan apa yang diperoleh dari pekerjaan. Motivasi Motivasi adalah kondisi yang sangat dibutuhkan oleh semua orang. Diperlukan setiap hari untuk menjalankan kehidupan, membantu orang lain, memimpin sekelompok orang dan untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Harvey, 2006 : 5). Motivasi berasal dari kata movere (latin), yang berarti mendorong atau menggerakkan (Saydan, 2006: 226). Motivasi merupakan semua kekuatan yang ada dalam diri seseorang yang memberi daya, arah dan memelihara tingkah laku yang bersangkutan. Dalam kehidupan kita seharihari, motivasi diartikan sebagai keseluruhan proses pemberian dorongan atau rangsangan kepada para karyawan, sehingga mereka bersedia bekerja dengan rela tanpa merasa dipaksa (Saydan, : 2006). Motivasi adalah suatu kecenderungan untuk beraktifitas, dimulai dari dorongan dalam diri (drive) dan diakhiri dengan penyesuaian diri, penyesuaian diri dikatakan untuk memuaskan motif (Mangkunegara, 2005 : 93). Volume 4, No. 2, Mei 2015-214
Sedangkan menurut Rivai dan Sagala, (2009 : 455) Motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Gaya Kepemimpinan Setiap organisasi mempunyai kepemimpinan yang berbeda-beda karena setiap pemimpin mempunyai gaya tersendiri dalam mempengaruhi pengikut/bawahannya. Definisi gaya kepemimpinan menurut Rivai (2006:60) yaitu sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau dapat dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin. Setiap pemimpin bisa saja memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, tetapi bukan berarti bahwa suatu gaya kepemimpinan dianggap lebih baik ataupun lebih bisa karena situasi dimana mereka berada sangat menentukan. Sahertian dan Mataheru (2005 : 15), menyatakan bahwa kepemimpinan dipandang sebagai suatu keterampilan individu (skill) sehingga diperlukan latihan. Masalah kepemimpinan dapat diartikan bermacammacam, hal ini tergantung pada sudut pandang dan konteks pengertian para ahli yang membahasnya. Beberapa batasan pengertian kepemimpinan yang dipaparkan di bawah ini dikaitkan dengan konteks penelitian dan variabel yang menjadi sasaran penelitian. Kompensasi Kompensasi adalah sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Kompensasi yang baik merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi organisasi maupun karyawan. Apabila kompensasi diberikan secara benar dan teratur maka komitmen karyawan untuk bekerja secara lebih baik agar tercapai sasaran atau tujuan organisasi. Menurut Griffin (2006:432) Kompensasi (compensation) adalah remunerasi finansial yang diberikan oleh organisasi kepada karyawannya sebagai imbalan atas pekerjaan mereka. Para pegawai yang telah mendedikasikan dirinya pada pekerjaan dalam organisasi mendapatkan balas jasa berupa kompensasi yang diberikan secara finansial maupun non finansial. Kemudian Rivai dan Sagala (2009 : 741), juga memberikan definisi tentang kompensasi yaitu merupakan sesuatu yang diterima karyawan sebagai pengganti kontribusi jasa mereka pada perusahaan. Pemberian kompensasi merupakan salah satu pelaksanaan MSDM yang berhubungan dengan semua jenis pemberian penghargaan individual sebagai pertukaran dalam melakukan tugas keorganisasian. Kompetensi Pengertian kompetensi menurut Wibowo, (2008: 134), adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas pengetahuan dan 215 - Volume 4, No. 2, Mei 2015
ketrampilan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut pekerjaan sebagai kemampuan seseorang untuk menghasilkan pekerjaan pada tingkat yang memuaskan termasuk kemampuan mengaplikasikan keterampilan dan pengetahuan, menunjukkan karakteristik pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki atau dibutuhkan dalam pelaksanaan tugas, menjelaskan apa yang dilakukan seseorang ditempat kerja pada berbagai tingkatan dan memperinci standar masing-masing tingkatan, mendefinisikan karakteristik, pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan oleh individu dalam menjalankan tugas sehingga mencapai standar kualitas kerja. Sukanto Reksohadiprojo (2009) memberikan pengertian bahwa motivasi adalah segala sesuatu yang membuat seseorang bertingkah laku atau paling tidak berkeinginan untuk bersikap tertentu. Menurut Reksohadiprojo (2009) motivasi adalah keadaan dalam diri pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melaknkan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatn tujuan. Secara garis besar Owens (2008:99) menyatakan bahwa motivasi adalah suatu keadaan dalam diri seseorang yang mengaktifkan atau rnenggerakkan orang tersebut. Dengan motivasi maka seseorang tergerak atau terdorong untuk berbuat sesuatu. Dengan demikian, motivasi dapat dipandang sebagai motor yang menimbulkan energi dalam diri seseorang dan dengan energi tersebut seseorang dapat berbuat sesuatu. METODE PENELITIAN Lokasi dan Objek Penelitian Penelitian dilakukan pada Biro Kesra Setda Aceh sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah gaya kepemimpinan, kompensasi, motivasi, pelatihan kepuasan kerja dan kinerja pegawai Biro Kesra Setda Aceh. Populasi dan Penarikan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai pada Biro Kesra Setda Aceh. Unit sampel dalam penelitian ini sebanyak 57 orang responden, dimana berdasarkan pendapat Nyoman dan Made, (2008), dimana ukuran sampel berkisar 30 60 orang. Ukuran sampel ini jika dibandingkan dengan indikator variabel sangatlah kecil sehinggga pemodelan persamaan struktural tidak dapat dilakukan dengan Partial Least Square. Peralatan Analisis Data Peralatan analisis data yang digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis penelitian adalah analisis jalur ( Partial Least Square). Asumsi-asumsi standar yang harus dipenuhi sebelum membangun model path analysis antara lain: (1) berbentuk rekursif; (2) hubungan satu arah; (3) linier, aditif dan kausal, (4) berdistribusi normal; (5) tidak ada multikolinieriti; dan (6) semua variable terukur, minimal dalam skala interval. Volume 4, No. 2, Mei 2015-216
HASIL PEMBAHASAN Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Kompensasi dan Kompetensi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Pada Biro Kesra Setda Aceh Hasil pengujian secara simultan (bersama-sama) variabel gaya kepemimpinan dan kompensasi serta kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai Biro Kesra Setda Aceh. Hal ini ditandai oleh nilai F hitung > F tabel (28,272 > 2.672) pada tingkat signifikansi 0.0001. Pengaruh Gaya kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh terhadap Kepuasan Kerja pegawai Biro Kesra Setda Aceh dengan nilai koefisien sebesar 0,297, artinya setiap perubahan terhadap variabel gaya kepemimpinan sebesar 1 satuan, maka akan meningkatkan kepuasan kerja sebanyak 0,297 pada satuan skala likert. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Kompensasi yang diberikan oleh Biro Kesra Setda Aceh mempunyai pengaruh terhadap peningkatan kepuasan kerja pegawai dengan diperoleh nilai koefisien sebesar 0,298 artinya setiap perubahan terhadap variabel kompensasi sebanyak 1 satuan, maka akan meningkatkan kepuasan kerja sebanyak 0,298 pada satuan skala likert. Pengaruh Kompetensi Terhadap Kepuasan Kerja Kompetensi pada Biro Kesra Setda Aceh mempunyai pengaruh terhadap peningkatan kepuasan kerja pegawai. Besarnya pengaruh dapat dilihat dari nilai koefisien sebesar 0,334 artinya setiap perubahan terhadap variabel kompetensi sebanyak 1 satuan, maka akan meningkatkan kepuasan kerja sebanyak 0,334 pada satuan skala likert. Pengaruh Secara Simultan Gaya Kepemimpinan, Kompensasi dan Kompetensi Terhadap Motivasi kerja Pegawai Hasil pengujian secara simultan (bersama-sama) variabel gaya kepemimpinan dan kompensasi serta kompetensi berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja pegawai Biro Kesra Setda Aceh. Hal ini ditandai oleh nilai F hitung > F tabel (28,976 > 2.672) pada tingkat signifikansi 0.0001. Pengaruh Gaya kepemimpinan Terhadap Motivasi kerja Pegawai Gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh terhadap Motivasi kerja pegawai Biro Kesra Setda Aceh dengan nilai koefisien sebesar 0,316. Pengaruh Kompensasi Terhadap Motivasi kerja Kompensasi yang diberikan oleh Biro Kesra Setda Aceh mempunyai pengaruh terhadap peningkatan motivasi kerja pegawai dengan diperoleh nilai koefisien sebesar 0,316. 217 - Volume 4, No. 2, Mei 2015
Pengaruh Kompetensi Terhadap Motivasi kerja Kompetensi pada Biro Kesra Setda Aceh mempunyai pengaruh terhadap peningkatan motivasi kerja pegawai. Besarnya pengaruh dapat dilihat dari nilai koefisien sebesar 0,305. Pengaruh Secara Simultan Gaya kepemimpinan, Kompensasi dan Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai Biro Kesra Setda Aceh Hasil penelitian secara simultan variabel gaya kepemimpinan dan kompensasi serta kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Biro Kesra Setda Aceh. Hal ini ditandai oleh nilai F hitung > F tabel (28,272 > 2.672) pada tingkat signifikansi 0.0001. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan secara positif berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Biro Kesra Setda Aceh. Hal ini ditandai oleh nilai signifikan 0.002 < 0,05 (0,1% < 5%). Variabel kompensasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai Biro Kesra Setda Aceh. Hasil ini ditunjukkan oleh nilai signifikannya yang sebesar 0,015 < 0,05 (0.015% > 5%). Sedangkan variabel kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Biro Kesra Setda Aceh. Hal ini ditandai oleh nilai signifikan 0.024 > 0,05 (0.000% > 5%). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan, kompensasi dan kompetensi baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai Biro Kesra Setda Aceh. 2. Kemudian hasil penelitian juga membuktikan bahwa gaya kepemimpinan, kompensasi dan kompetensi baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap motivasi kerja pegawai Biro Kesra Setda Aceh. 3. Hasil penelitian terhadap variabel gaya kepemimpinan, kompensasi dan kompetensi baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap kinerja pegawai Biro Kesra Setda Aceh. 4. Sedangkan kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai Biro Kesra Setda Aceh. 5. Kemudian motivasi kerja secara langsung berpengaruh terhadap kinerja pegawai Biro Kesra Setda Aceh. 6. Hasil penelitian juga membuktikan bahwa gaya kepemimpinan, kompensasi dan kompetensi baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap kinerja pegawai melalui kepuasan kerja pegawai Biro Kesra Setda Aceh. 7. Sedangkan gaya kepemimpinan, kompensasi dan kompetensi baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap kinerja pegawai melalui motivasi kerja pegawai Biro Kesra Setda Aceh Saran 1. Untuk meningkatkan kinerja karyawan berdasarkan gaya kepemimpinan maka Volume 4, No. 2, Mei 2015-218
gaya kepemimpinan yang perlu diterapkan adalah gaya kepemimpinan partisipatif, karena dapat melibatkan seluruh pegawai dalam pengambilan keputusan yang dapat dijalankan secara bersama-sama oleh semua pegawai. 2. Kompensasi kepada pegawai perlu ditingkatkan terutama dengan cara meningkatkan insentif kerja kepada pegawai, seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan pokok pegawai, sehingga kompensasi perlu dinaikkan lagi, karena selama ini belum sesuai dengna kemampuan kerja dan beban kerja pegawai. 3. Kompetensi pegawai juga harus ditingkatkan terutama melalui program pendidikan seperti mengikuti kualiah bagi yang berstatus sarjana ke jenjang pascasarjana dan pelatihan yang dilakukan oleh organisasi maupun oleh Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan. 4. Kepuasan kerja pegawai perlu ditingkatkan lagi terutama masalah menghargai sesama rekan kerja sehingga akan timbul keharmonisan dalam bekerja sehingga terjalin komunikasi yang lebih bagi, dan agar hubungan sesama pegawai menjadi lebih baik dalam menyelesaikan pekerjaan, dan diharapkan terjadi kekompkan dalam sebuah tim untuk mencapai tujuan. DAFTAR KEPUSTAKAAN Allen, (2006), Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karyawan, BPFE, Yogyakarta. Arikunto Suharsimi, (2007). Prosedur Penelitian Suatu Praktik. RinekA Cipta, Jakarta. 219 - Volume 4, No. 2, Mei 2015 As ad Mohd, (2009), Psikologi Industri, BPFE Yogyakarta. Dessler, Gary, (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Bahasa Indonesia Jilid 2. Prenhallindo, Jakarta. Fuad Mas ud, (2008), Pemimpin dan Kepemimpinan, CV. Rajawali, Jakarta. Handoko Hani, (2006). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Edisi II, Cetakan Keempat Belas, Penerbit BPFE, Yogyakarta. Hani Handoko, (2007). Penilaian Kinerja. Ghalia Indonesia, Jakarta Hasibuan (2009), Organisasi dan Motivasi. Bumi Aksara, Jakarta Hasibuan, Malayu S.P, (2006), Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, Edisi Revisi, Bumi Aksara:Jakarta. Keban, (2006), Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. PT. Remaja Rosdakarya, Jakarta. Malhotra K Naresh, (2006), Riset Pemasaran Pendekatan Terapan, PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta. Mangkunegara A.A Anwar Parabu, (2006), Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung. Mangkunegara, A.A Anwar Prabu, (2006). Evaluasi Kinerja SDM. PT Refika Aditama: Bandung. Mathis, R.L, Jackson, J.H, (2006 ). Manajemen Sumber Daya Manusia. Salemba Empat, Jakarta. Moekijat, (2005), Manajemen Personalia, Erlangga, Jakarta. Nitisemito, (2008), Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Jambatan, Jakarta. Peter dan Watermen, (2006), Culture Organization, Rineka Cipta, Jakarta. Rivai Veitzal, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk perusahaan dari Teori ke praktik, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, Robbins, Stephen P, (2007). Perilaku Organisasi. PT Indeks, Jakarta. Schein, (2005), Human Resource Management. Thompson Learning Asia, Singapore. Schermerhorn John R, (2003) Manajemen. Edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Andi, Yogyakarta. Sedarmayati, (2009) Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Mandar Maju, Bandung. Sekaran Uma, (2005), Research Methods for Business (Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Silalahi Bennet, (2006), Pengaruh Budaya terhadap Efektifitas Organisasi, Tarsito
Bandung. Strauss dan Sayles, (2006), Kepemimpinan Dalam Organisasi, Edisi Bahasa Indonesia, Prenhallindo, Jakarta. Thoha Miftah, (2007), Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya Raja Grafindo Persada, Jakarta. Umar, Hussein, (2008). Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Wursanto, (2009), Dasar-dasar Manajemen Personalia, Pustaka Dian, Jakarta. Volume 4, No. 2, Mei 2015-220