TEKNOLOGI DAN DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN PRODUK HASIL PERTANIAN

dokumen-dokumen yang mirip
TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL TANAMAN PANGAN

Pengaturan & Penggunaan Bahan Tambahan Pangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. A. Pengaturan terhadap Penggunaan Zat Aditif pada Makanan

Lampiran 1. A. Karakteristik Responden 1. Nama Responden : 2. Usia : 3. Pendidikan :

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN

TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAN PENANGANAN HASIL PERTANIAN TPPHP

I. PENDAHULUAN. Bubur buah (puree) mangga adalah bahan setengah jadi yang digunakan sebagai

Oleh : Endang Warsiki

BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP PENGERAS. Fungsi lain : Pengatur keasaman, pengemulsi, pengental, penstabil

b. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar.

Pengolahan, Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian

TEKNOLOGI PENGOLAHAN CABE MERAH. Oleh: Gusti Setiavani, STP

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

01.3 Susu kental dan analognya (plain) CPPB Krim yang digumpalkan (plain) CPPB Krim analog CPPB

Zat Aditif : Zat zat yg ditambahkan pada makanan atau minuman pada proses pengolahan,pengemasan atau penyimpanan dengan tujuan tertentu.

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN

BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP HUMEKTAN

SELAI DAN JELI BUAH 1. PENDAHULUAN

BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP SEKUESTRAN. 1. Kalsium dinatrium etilen diamin tetra asetat (Calcium disodium ethylene diamine tetra acetate) INS.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lawan kata dari minuman keras. Minuman ini banyak disukai karena rasanya yang

BLANSING PASTEURISASI DAN STERIISASI

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

PENGOLAHAN ANEKA SAUS. Disusun Oleh : Ir. Sutrisno Koswara, MSi

Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani. 1. Pengertian Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani

SMP kelas 8 - KIMIA BAB 3. ZAT ADITIFLatihan Soal 3.2. (1) dan (2) (1) dan (4) (2) dan (3) (3) dan (4)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saus cabai atau yang biasa juga disebut saus sambal adalah saus yang

BAHAN TAMBAHAN MAKANAN

Pengawetan bahan pangan

KEMANDIRIAN DAN KEAMANAN PANGAN

Gambar 36. Selai sebagai bahan olesan roti

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar

PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi

TINJAUAN PUSTAKA. Kerupuk merupakan makanan khas Indonesia dan sudah sangat dikenal. Kerupuk atau krupuk adalah makanan ringan yang dibuat dari adonan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Minuman ringan adalah minuman yang tidak mengandung alkohol,

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

RINGKASAN Herlina Gita Astuti.

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

23. HASlL OLAHAN TEPUNG UBI JALAR

BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP ANTIBUIH. - Pembentuk gel, pengemulsi, pengental, penstabil Buttermilk (plain) 6000

1 P a g e. Cara membuat:

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENGAWASAN PANGAN OLAHAN ORGANIK

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kue Bolu. Kue bolu merupakan produk bakery yang terbuat dari terigu, gula,

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: HK TENTANG PENGAWASAN PANGAN OLAHAN ORGANIK

LAMPIRAN. Jenis cemaran mikroba dan batas maksimum

Yoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g.

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan.

Teti Estiasih - THP - FTP - UB

MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

Makalah Program Pengabdian kepada Masyarakat BAHAN ADITIF DALAM MAKANAN

MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

1. Asam L-glutamat dan garamnya (L-Glutamic acid and its salts)

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 22%, industri horeka (hotel, restoran dan katering) 27%, dan UKM

ZAT ADDITIF DAN DAMPAKNYA Ahkam Zubair

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

Zat Aditif pada Makanan

DIIT GARAM RENDAH TUJUAN DIIT

Pengawetan dengan Suhu Tinggi

Pembuatan Sosis Ikan

DIET PASIEN HEMODIALISA (CUCI DARAH)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Spesifikasi, metode pengujian, yang diuji. Jenis pengujian atau. sifat-sifat yang diukur

Pengawetan pangan dengan pengeringan

KRISTALISASI. Teti Estiasih - THP - FTP UB 1

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN TAKARAN SAJI PANGAN OLAHAN

JARINGAN MASYARAKAT GUNUNG HALIMUN DAN PEKA INDONESIA MODUL PELATIHAN PENGOLAHAN PRODUK HASIL PERTANIAN HALIMUN, SUKABUMI APRIL 2006

A. Penggunaan. B. Alat dan Bahan. Berikut ini alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan selai. 1. Alat

BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP BAHAN PENGKARBONASI Minuman berbasis susu yang berperisa dan atau difermentasi (contohnya susu coklat, eggnog,

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

Tepung Pisang dan Had Olahannya. Sayur Asin. Pengawetan Telur Segar, Selai dan Jelly, Brem Cair

PENGOLAHAN PANGAN Edisi 2 Maret 2001

BAHAN TAMBAHAN PANGAN (FOOD ADDITIVE)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

Pengolahan hasil pertanian dalam pelatihan ini dimaksudkan untuk mengubah bentuk bahan baku menjadi bahan

ANEKA RUJAK DAN ASINAN NAN SEGAR

TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Pretest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan

TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Posttest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan

2013, No Magnesium karbonat (Magnesium carbonate) INS. 504(i) : Tidak dinyatakan (not limited) Sinonim : -

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengolahan yang memenuhi syarat, cara penyimpanan yang betul, dan. pengangkutan yang sesuai dengan ketentuan (Mukono, 2000).

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

BAHAN TAMBAHAN PANGAN (FOOD ADDITIVE)

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Buah pisang mempunyai kandungan gizi yang baik, antara lain menyediakan

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan tempe, tahu, kecap, oncom, susu, dan lain-lain. Kacangkacangan

MANISAN KERING BENGKUANG

CABE GILING DALAM KEMASAN

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

Alasan Penggunaan BTM : (Food Food Protection Committee in Publication) BAB 4 BAHAN TAMBAHAN MAKANAN (BTM)

Topik : PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PASCA PANEN. TIK: Setelah mengikuti kuliah ini, anda akan dapat menjelaskan Perkembangan Teknologi Pasca Panen

PENGOLAHAN TALAS. Ir. Sutrisno Koswara, MSi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

INOVASI PRODUK OLAHAN BERBASIS UBI JALAR

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA,

LKS 01 MENGIDENTIFIKASI ZAT ADITIF DALAM MAKANAN

TES HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan

PENGAWETAN PANGAN. Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama

Transkripsi:

TEKNOLOGI DAN DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN PRODUK HASIL PERTANIAN

Dr. Teti Estiasih, STP, MP Mochamad Nurcholis, STP, MP Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian - Universitas Brawijaya Jl. Veteran Malang, Telp./Fax. 0341-569214 Email: teties@yahoo.co.id, HP 08123304966 Email : cholis_federer@yahoo.co.id, HP 081259136560

Disampaikan pada BIMBINGAN TEKNIS PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN DAN PENGEMASANNYA UNIT PELAKSANA TEKNIS INDUSTRI MAKANAN, MINUMAN, DAN KEMASAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR Tulungagung, 26 Februari 2013

Pengendalian Proses Sanitasi Teknologi Pengolahan Pangan OUTLINE Bahan Tambahan Makanan

TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN Pengolahan Bahan Baku Pemasaran

Blansing Sterilisasi Pasteurisasi Penggorengan Penyangraian Pemanggangan Pengering -an

Tujuan mencegah pencoklatan pada buah dan sayur sebelum diolah lebih lanjut, serta menghilangkan bau langu Cara: bahan dipanaskan sebentar dengan direbus atau dikukus

Blansing air panas Blansing uap panas

PEREBUSAN Didihkan air sampai suhu ±100ºC Masukkan buah yang sudah dikupas Panaskan selama 10-15 menit Angkat dan tiriskan PENGUKUSAN Panaskan dandang sampai air menguap Masukkan buah Panaskan selama 10-15 menit Angkat dan tiriskan

Buah iris atau kupas Natrium Bisulfit maksimum 0,3 % atau 3 g/liter air perendam Vitamin C 1% atau 10 g/liter air Na Bisulfit Perendaman 20-30 menit Semua buah terendam Vitamin C

Jenang buah Sari/sirup buah Susu kedelai

Proses pemanasan untuk pengawetan Disertai dengan pengemasan pada kondisi vakum Faktor penting: Suhu pemanasan Lama pemanasan Kemasan steril Pengemasan vakum Bisa ditambah pengawet

Sirup Sari buah Jelly drink

Pemanasan dengan suhu sedang Tujuan untuk pengawetan dalam jangka pendek Faktor penting Suhu pemanasan Lama pemanasan Kemasan harus steril Penyimpanan dingin Bisa ditambah pengawet

PRODUK PASTEURISASI Susu pasteurisasi Yoghurt

Deep frying Shallow frying Vacuum frying

Faktor yang harus diperhatikan 1. Mutu minyak 2. Daya serap produk 3. Penggunaan antioksidan 4. Umur simpan 5. Penghilangan minyak 6. Tekstur produk

Faktor Penting Penyangraian Suhu penyangraian Pengadukan Lama proses

PEMANGGANGAN Faktor penting Suhu Waktu Ukuran produk

JENIS PENGERINGAN Penjemuran Matahari Kabinet Kabinet Oven

DASAR PEMILIHAN JENIS PENGERING Bentuk bahan Sifat bahan Sifat produk akhir Harga produk

METODE PENGERINGAN Kerupuk Emping jagung Pisang sale Ikan asin Manisan Keripik Lain-lain Pengering Kabinet

Tahapan dalam proses pengolahan pangan menentukan mutu dan keamanan Setiap tahap pengolahan harus dikendalikan dengan benar Dilakukan mulai bahan mentah sampai produk akhir 23

Tahap Pengolahan Kritis Pemilihan bahan mentah Formulasi khusus Proses pengolahan Ada spesifikasi Pengecekan bahan sebelum digunakan Jumlah bahan yanag digunakan ditetapkan Resep yang digunakan baku Identifikasi tahapan penting yang mempengaruhi mutu Berbeda untuk setiap jenis produk 24 Produk akhir Harus selalu dicek Cek sifat fisik dan organoleptik

Proses Pengolahan Kritis Sari buah Kerupuk Keripik Blansing Formulasi Lama pemanasan Suhu Komposisi bahan Lama gelatinisasi Ketebalan irisan Pengeringan Perendaman sulfit Pengirisan Pengeringan 25

Proses Pengolahan Kritis Keripik buah Kematangan buah Perendaman sulfit Lama pembekuan Lama dan suhu penggorengan Kue kering Formulasi bahan Lama dan suhu pemanggangan Carang mas Ketebalan irisan Lama perendaman sulfit Lama penggorengan 26

SANITASI Higiene pekerja Sanitasi lingkungan Higiene dan sanitasi peralatan pengolahan Higiene dan sanitasi ruang pengolahan 27

SANITASI PEKERJA Penutup kepala, mulut dan hidung, celemek, sarung tangan yang bersih Tidak menggunakan perhiasan dan jam tangan Tidak bicara, sehat, tidak merokok, mencuci tangan sebelum bekerja 28

Sanitasi Lingkungan Kebersihan lingkungan dijaga: tanaman liar, hewan ternak, sampah, genangan air Pengendalian hama seperti tikus dan kecoa 29

Sanitasi Peralatan Gunakan peralatan yang bersih Bersihkan peralatan setelah produksi Bersihkan dengan deterjen atau sabun 30

Sanitasi Ruang Pengolahan Kebersihan Ventilasi Penerangan Fasilitas kebersihan seperti tempat cuci tangan 31

Produk akhir dapat tercemar kembali oleh Pekerja Bahan mentah Pengemas Lingkungan Simpan produk akhir di tempat terpisah

Contoh Pemanis Jenis Pemanis Acceptable Daily Intake (mg/kg bb) Acesulfame K 15 Sakarin 5 Aspartam 50 Sukralosa 5 Neotam 18

BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN Siklamat (kemanisan 30-80X gula pasir): 300 mg-3 g/kg Sakarin (kemanisan 300X gula pasir): 50-300 mg/kg

Jenis Pemanis dan Penggunaannya No. Jenis Penggunaan dalam makanan Maksimum 1. Sakarin dan Saus, es lilin, minuman ringan dan minuman 300 mg/kg garam natrium yoghurt rendah kalori Es krim, es puter dan sejenisnya, serta selai 200 mg/kg sakarin dan jelli rendah kalori Permen rendah kalori 100 mg/kg Permen karet dan minuman ringan hasil 50 mg/kg fermentasi rendah kalori 2. Siklamat Saus, es lilin, minuman ringan dan minuman 3 g/kg dan garam natrium atau yoghurt rendah kalori Es krim, es puter dan sejenisnya, serta selai 2 g/kg kalsium siklamat dan jelli rendah kalori Permen rendah kalori 1 g/kg Minuman ringan hasil fermentasi rendah 500 mg/kg kalori 3. Sorbitol Kismis 5 g/kg Selai, jelli, dan roti 300 mg/kg Pangan lain 120 mg/kg 4. Aspartam Aneka makanan dan minuman 50 mg/kg bb

Jenis Pengawet dan Penggunaannya JENIS MIKROBA PERUSAK CONTOH Benzoat Khamir dan bakteri Saus, sirup Propionat Kapang/Jamur Roti, dodol, jenang, wajik Asetat Kapang Roti, dodol, jenang, wajik Sulfit Khamir, kapang, bakteri Udang beku, kentang goreng, sari nenas Sorbat Kapang, khamir Roti, keju, acar

Sorbat Propionat Benzoat Sulfit Asetat

Contoh Penggunaan PENGAWET No. Jenis Penggunaan dalam makanan Maksimum 1. Benzoat (dalam bentuk asam, Minuman ringan dan kecap 600 mg/kg garam natrium atau kalium benzoat) Sari buah, saus tomat, saus sambal, selai dan jelli, manisan, 1 g/kg 2. Propionat (dalam bentuk asam, garam natrium atau kalium propionat) 3. Nitrit (dalam bentuk kalium/ natrium nitrit) dan nitrat (dalam bentuk kalium/natrium nitrat) agar, dan pangan lain Roti Keju olahan Daging olahan yang diawetkan seperti sosis Kornet 2 g/kg 3 g/kg 125 mg nitrit/kg atau 500 mg nitrat/kg 50 mg nitrit/kg 4. Sorbat (dalam bentuk kalium/ kalsium sorbat) 5. Sulfit (dalam bentuk kalium/ kalsium bisulfit atau metabisulfit) Keju Margarin, konsentrat buah, keju Kentang goreng Udang beku Konsentrat sari nenas 50 mg nitrat/kg 1 g/kg 50 mg/kg 100 mg/kg 500 mg/kg

No. Jenis Penggunaan dalam makanan Batas 1. Agar Sardin dan sejenisnya 20 g/kg Es krim, es puter, dan sejenisnya 10 g/kg Keju 8 g/kg Yoghurt 5 g/kg Kaldu Secukupnya 2. Alginat (dalam bentuk Sardin dan sejenisnya 20 g/kg asam, garam kalium atau Keju 5 g/kg kalsium alginat) Kaldu 3 g/kg 3. Dekstrin Es krim, es puter, dan sejenisnya 30 g/kg Keju 10 g/kg Kaldu secukupnya 4. Gelatin Yoghurt 10 g/kg Keju 5 g/kg 5. Gum (berbagai jenis gum) Es krim, es puter, sardin, dan sejenisnya serta 10 g/kg sayuran kaleng yang mengandung minyak/lemak atau mentega) Keju 8 g/kg Saus salad 7.5 g/kg Yoghurt 5 g/kg Minuman ringan dan acar ketimun dalam botol 500 mg/kg

6. Karaginan Es krim, es puter, serta sayuran kaleng yang 10 g/kg mengandung minyak/lemak atau mentega Yoghurt, keju, dan kaldu 5 g/kg Acar ketimun dalam botol 500 mg/kg 7. Lesitin Es krim, es puter, keju, makanan bayi, dan 5 g/kg susu bubuk instan Roti, margarin, dan minuman berbasis susu secukupnya 8. Karboksimetil selulosa Sardin dan sejenisnya 20 g/kg (CMC) Es krim, es puter dan sejenisnya 10 g/kg Keju dan krim 5 g/kg Kaldu 4 g/kg 9. Pektin Es krim, es puter dan sejenisnya 30 g/kg Sardin dan sejenisnya 20 g/kg Yoghurt, minuman jasil olahan susu, dan 10 g/kg sayuran dalam kaleng yang mengandung mentega/minyak/ lemak Keju 8 g/kg Jam, selai, dan marmalade 5 g/kg Sirup 2,5 g/kg Minuman ringan 500 mg/kg 10. Pati asetat Es krim, es puter, dan sejenisnya 30 g/kg Yoghurt dan sayuran kaleng yang 10 g/kg mengandung mentega/minyak/lemak Kaldu secukupnya

Sirup Saus Susu Kedelai Sari Buah Jelly Drink Bumbu pecel

Jenis Bahan PENGERAS No. Jenis Penggunaan dalam makanan Batas maksimum 1. Kalsium Untuk mengeraskan buah-buahan dan 800 mg/kg glukonat sayuran dalam kaleng seperti irisan tomat Tomat kalengan 450 mg/kg Buah kalengan 350 mg/kg Selai dan jelli 250 mg/kg 2. Kalsium klorida Seperti kalsium glukonat 200 mg/kg Apel dan sayuran kalengan 260 mg/kg 3. Kalsium sulfat Irisan tomat kaleng 800 mg/kg Tomat kalengan 450 mg/kg Apel dan sayuran kalengan 260 mg/kg

Contoh Penggunaan Pengeras Manisan buah Keripik Pikel buah/sayur

Jenis antioksidan dan penggunaan ANTIOKSIDAN No. Jenis Penggunaan dalam makanan Batas maksimum 1. Askorbat (dalam bentuk Kaldu 1 g/kg asam askorbat atau garam Daging olahan/awetan, selai, jelli, dan 500 mg/kg kalium, kalsium, atau makanan bayi natrium Ikan beku 400 mg/kg Kentang goreng beku 100 mg/kg 2. Butilhidroksianisol (BHA) Lemak, minyak makan, mentega 200 mg/kg Margarin 100 mg/kg 3. Butilhidroksitoluena (BHT) Lemak, minyak, margarin, mentega, 200 mg/kg ikan asin Ikan beku 1 g/kg 4. Propil galat Lemak dan minyak makan, 100 mg/kg margarin, dan mentega 5. Tokoferol Makanan bayi 300 mg/kg Kaldu 50 mg/kg Lemak dan minyak makan Secukupny a

Contoh Penggunaan Antioksidan Wajik Dodol Jenang Bumbu pecel Keripik Kerupuk

PENGATUR PENGASAMAN yang diizinkan No. Jenis Penggunaan dalam makanan Maksimum 1. Aluminium, Soda kue secukupnya amonium/ kalium/natrium sulfat 2. Asam laktat Makanan pelengkap serealia 15 g/kg Makanan bayi kalengan Makanan lain seperti pasta tomat, selai, jelli, buah-buahan kaleng, bir, roti, margarin, keju, sardin, es krim, es puter, dan acar ketimun dalam botol 2 g/kg secukupnya 3. Asam sitrat Makanan pelengkap serealia 25 g/kg Makanan bayi dalam kaleng 15 g/kg Coklat dan coklat bubuk 5 g/kg Selai, jelli, pasta tomat, minuman ringan, secukupnya udang, daging, kepiting dan sardin kaleng, margarin, keju, saus, sayuran dan buah-buahan kaleng 4. Kalium dan natrium bikarbonat Coklat dan coklat bubuk Mentega Makanan lain seperti pasta tomat, selai/jelli, soda kue, dan makanan bayi 50 g/kg 2 g/kg Secukupnya

Contoh Penggunaan Pengasam Sirup Sari buah Permen Manisan Jelly Selai

BAHAN ANTIKEMPAL dan penggunaannya No. Jenis Penggunaan dalam makanan Batas maksimum 1. Aluminium silikat Susu dan bubuk krim 1 g/kg 2. Kalsium aluminium silikat Garam, rempah, merica bubuk, bumbu Gula bubuk Garam meja 3. Kalsium silikat Penggunaan seperti kalsium aluminum silikat Susu bubuk Krim bubuk 4. Magnesium karbonat Penggunaan seperti kalsium silikat 20 g/kg 15 g/kg 10 g/kg 10 g/kg 1 g/kg 5. Magnesium oksida dan magnesium silikat Penggunaan seperti aluminum silikat

Penggunaan Antikempal Jahe instan Minuman instan Tepung bumbu instan

Merek Jenis produk Bahan baku Nama produsen Nomor P-IRT/MD Tanggal kadaluwarsa Kode produksi Berat bersih Saran penyajian Klaim kesehatan Peringatan jika ada (misal alergen) Informasi nutrisi Saran penyimpanan

UMUR SIMPAN PRODUK Expired Date/ Kadaluarsa Best Before/ Baik Sebelum Used By/Gunakan Sebelum

Te Ri Ma Ka Sih