STUDI KONVERGENSI ALGORITMA CRITICALLY COUPLED UNTUK PENYELESAIAN ALIRAN DAYA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. Pengerjaan tugas akhir ini bertempat di Laboratorium Sistem Tenaga Elektrik

BAB II DASAR TEORI. Gardu Induk, Jaringan Distribusi, dan Beban seperti yang ditunjukkan Gambar 2.1

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

Analisis Aliran Daya Pada Sistem Distribusi Radial 20KV PT. PLN (Persero) Ranting Rasau Jaya

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

STUDI KESTABILAN SISTEM BERDASARKAN PREDIKSI VOLTAGE COLLAPSE PADA SISTEM STANDAR IEEE 14 BUS MENGGUNAKAN MODAL ANALYSIS

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama yaitu pembangkit, penghantar (saluran transmisi), dan beban. Pada sistem

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Kontingensi Sistem Tenaga Listrik dengan Metode Bounding

II. TINJAUAN PUSTAKA

PERBANDINGAN ANALISA ALIRAN DAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE GAUSS-SEIDEL DAN METODE NEWTON-RAPHSON

EVALUASI LOSSES DAYA PADA SISTEM TRANSMISI 150 KV SUMATERA BARAT

Studi Perhitungan Critical Clearing Time Pada Beban Dinamis Berbasis Controlling Unstable Equilbrium Point

SIMULASI DAN ANALISIS ALIRAN DAYA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ELECTRICAL TRANSIENT ANALYSER PROGRAM (ETAP) VERSI 4.

STUDI ALIRAN DAYA PADA SISTEM KELISTRIKAN SUMATERA BAGIAN UTARA (SUMBAGUT) 150 kv DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE POWERWORLD VERSI 17

II. TINJAUAN PUSTAKA. sinkron antara tegangan, frekuensi, dan sudut fasa. Operasi ini akan menyatakan

ANALISIS KONTINGENSI PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE ALIRAN DAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS ALIRAN BEBAN SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN ETAP POWER STATION TUGAS AKHIR. Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Load Flow Analysis. You will try it with the PowerWorld simulator! Electric Power Systems L5 - Olof Samuelsson

ANALISIS PEHITUNGAN RUGI-RUGI DAYA PADA GARDU INDUK PLTU 2 SUMUT PANGKALAN SUSU DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM SIMULASI ELECTRICAL TRANSIENT ANALYZER

Analisis Aliran Daya Harmonisa Dengan Metode ZBR Pada Sistem Distribusi Tiga Fasa Weakly Meshed

APLIKASI METODE NEWTON-RAPHSON UNTUK MENGHITUNG ALIRAN BEBAN MENGGUNAKAN PROGRAM MATLAB 7.0.1

Metoda Penelitian dengan Metoda Taguchi

SIMULASI DAN ANALISIS ALIRAN DAYA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ELECTRICAL TRANSIENT ANALYSER PROGRAM (ETAP) VERSI 4.

Strategi Interkoneksi Suplai Daya 2 Pembangkit di PT Ajinomoto Indonesia, Mojokerto Factory

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibangkitkan oleh pembangkit harus dinaikkan dengan trafo step up. Hal ini

No.33 Vol.1 Thn.XVII April 2010 ISSN :

OPTIMASI PENEMPATAN DAN KAPASITAS SVC DENGAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY ALGORITHM

PENEMPATAN DG PADA JARINGAN SISTEM DISTRIBUSI UNTUK MENINGKATKAN STABILITAS TEGANGAN

BAB II DASAR TEORI. Universitas Sumatera Utara

Algoritma Aliran Daya untuk Sistem Distribusi Radial dengan Beban Sensitif Tegangan

STUDI ALIRAN DAYA PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERINTERKONEKSI DENGAN DISTRIBUTED GENERATION (STUDI KASUS: PENYULANG PM.6 GI PEMATANG SIANTAR)

ALGORITMA ALIRAN DAYA UNTUK SISTEM DISTRIBUSI RADIAL DENGAN BEBAN SENSITIF TEGANGAN

Optimisasi Injeksi Daya Aktif dan Reaktif Dalam Penempatan Distributed Generator (DG) Menggunakan Fuzzy - Particle Swarm Optimization (FPSO)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. Proses pembelajaran (kegiatan mahasiswa) Menyimak kuliah dari dosen, bertanya jawab, berdiskusi, mengerjakan tugas.

STUDI PENGARUH PEMASANGAN STATIC VAR COMPENSATOR TERHADAP PROFIL TEGANGAN PADA PENYULANG NEUHEN

Abstrak. Kata kunci: kualitas daya, kapasitor bank, ETAP 1. Pendahuluan. 2. Kualitas Daya Listrik

KOMPONEN-KOMPONEN SIMETRIS. A. Sintesis Fasor Tak Simetris dari Komponen-Komponen Simetrisnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tegangannya menjadi tegangan tinggi, tegangan ekstra tinggi, dan tegangan ultra

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) B-153

Penerapan Model Beban Zip Untuk Analisa Aliran Daya Tiga Fasa pada Penyulang Katu GI Menggala

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FAMILI METODE ITERASI DENGAN KEKONVERGENAN ORDE TIGA. Rahmawati ABSTRACT

IMPLEMENTASI METODA TAGUCHI UNTUK ECONOMIC DISPATCH PADA SISTEM IEEE 26 BUS

BAB I PENDAHULUAN. penerangan dan juga proses produksi yang melibatkan barang-barang elektronik dan

PENGARUH PENAMBAHAN PLTU TELUK SIRIH 100 MEGAWATT PADA SISTEM SUMATERA BAGIAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Suplai daya listrik dari pusat-pusat pembangkit sampai ke konsumen

Bahan Ajar Ke 1 Mata Kuliah Analisa Sistem Tenaga Listrik. Diagram Satu Garis

METODE ORDE-TINGGI UNTUK MENENTUKAN AKAR DARI PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

PENENTUAN SLACK BUS PADA JARINGAN TENAGA LISTRIK SUMBAGUT 150 KV MENGGUNAKAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY

ANALISA ALIRAN DAYA OPTIMAL PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI

Studi Perbaikan Stabilitas Tegangan Kurva P-V pada Sistem Jawa-Bali 500kV dengan Pemasangan Kapasitor Bank Menggunakan Teori Sensitivitas

ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK

KOMPONEN SIMETRIS DAN IMPEDANSI URUTAN.

BAB 1 Konsep Dasar 1

ANALISIS DAMPAK PEMASANGAN DISTIBUTED GENERATION (DG) TERHADAP PROFIL TEGANGAN DAN RUGI-RUGI DAYA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS

METODE BERTIPE STEFFENSEN SATU LANGKAH DENGAN KONVERGENSI SUPER KUBIK UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Neng Ipa Patimatuzzaroh 1 ABSTRACT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Evaluasi Kestabilan Tegangan Sistem Jawa Bali 500kV menggunakan Metode Continuation Power Flow (CPF)

Studi Aliran Beban Berbasis Jaringan Syaraf Buatan

Dynamic Economic Dispatch Menggunakan Pendekatan Penelusuran Ke Depan

PENGENDALIAN OPTIMAL PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER MENGGUNAKAN METODE LINEAR QUADRATIC REGULATOR (LQR) Oleh : Ika Evi Anggraeni

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

B A B. Dalam operasi sehari-hari, dituntut. untuk mengadakan pengaturan. tegangan, stabilitas dan bahkan optimisasi sistam.

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS

ANALISA GANGGUAN SISTEM TENAGA LISTRIK TEK (2SKS)

Analisis Aliran Daya Tiga Fasa Tidak Seimbang Menggunakan Metode K-Matrik dan Z BR pada Sistem Distribusi 20 kv Kota Surabaya

PENGARUH BENTUK GELOMBANG SINUS TERMODIFIKASI (MODIFIED SINE WAVE) TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR INDUKSI SATU FASA

METODE MODIFIKASI NEWTON DENGAN ORDE KONVERGENSI Lely Jusnita 1

BAB 3 KONSEP ADAPTIF RELE JARAK

ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI UNTUK IDENTIFIKASI BEBAN LEBIH DAN ESTIMASI RUGI-RUGI PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH

Optimisasi Operasi Sistem Tenaga Listrik dengan Konstrain Kapabilitas Operasi Generator dan Kestabilan Steady State Global

S I L A B U S. 5. Evaluasi - Kehadiran - Tugas - partisipasi diskusi, tanya jawab - UTS - UAS

I. PENDAHULUAN. Studi aliran daya merupakan tulang punggung dari perencanaan operasi sistem

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

PERHITUNGAN ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA JARINGAN DISTRIBUSI DI KOTA PONTIANAK

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE LINE TO GROUND

PENENTUAN TITIK INTERKONEKSI DISTRIBUTED GENERATION

ANALISIS SUATU SISTEM JARINGAN LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE GAUSS SEIDEL Z BUS

Penentuan Nilai Arus Pemutusan Pemutus Tenaga Sisi 20 KV pada Gardu Induk 30 MVA Pangururan

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT SATU FASE KE TANAH PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS

EVALUASI RUGI-RUGI JARINGAN YANG DILAYANI OLEH JARINGAN PLTS TERPUSAT SIDING

PENGANTAR MATEMATIKA TEKNIK 1. By : Suthami A

2.1 Distributed Generation

DASAR TEORI. Kata kunci: Kabel Single core, Kabel Three core, Rugi Daya, Transmisi. I. PENDAHULUAN

SISTEM PENGKODEAN. IR. SIHAR PARLINGGOMAN PANJAITAN, MT Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro Universitas Sumatera Utara

Penentuan Kualitas Daya Untuk Kondisi Unbalanced Dan Nonsinusoidal Pada Jaringan Distribusi Tenaga Listrik Dengan Metode Harmonic Load Flow 3 Fasa

PENENTUAN FAKTOR KUADRAT DENGAN METODE BAIRSTOW

Studi Komparatif Arus Asut Motor Induksi Tiga Fasa Standar NEMA Berdasarkan Rangkaian Ekivalen Dan Kode Huruf

STUDI PERENCANAAN REKONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI 20KV RAYON BELANTI KOTA PADANG BERBASIS PETA RAWAN TSUNAMI MEMPERHITUNGKAN ALIRAN DAYA (LOAD FLOW)

TOLERANSI UNJUK PENGENALAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA PENAMBAHAN DERAU DAN SUDUT PUTARAN TERHADAP POLA KARAKTER TULISAN TANGAN JENIS ANGKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Pengaruh Harmonisa terhadap Pengukuran KWh Meter Tiga Fasa

Rantai Markov Diskrit (Discrete Markov Chain)

Transkripsi:

STUDI KONEENSI ALOITMA CITICALLY COUPLED UNTUK PENYELESAIAN ALIAN DAYA Ir ISNIDA CHAN, MT Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro Universitas Sumatera Utara Abstrak Sudah banyak pemodelan matematis yang menggunakan prinsip decoupled untuk menyelesaikan persamaan aliran daya, walaupun terbatas pada jaringan dengan ratio /X yang rendah. Dalam tesis ini dibahas dua macam algoritma perhitungan aliran daya baru yang diperkenalkan oleh P.E.Crouch et al yang merupakan modifikasi dari algoritma X dan X, terutama untuk saluran atau sistem yang mempunyai ratio /X tinggi. Pada metoda ini analisanya dimulai dengan algoritma dan kemudian salurannya dibagi atas dua kelompok berdasarkan ratio /X yang rendah dan tinggi. Juga dibahas dalam tesis ini batasan-batasan penerapannya serta membandingkan kecepatan konvergensinya dengan algoritma Newton - hapson, algoritma, algoritma Fast Decoupled X serta Fast Decoupled X. PENDAHULUAN I.. Latar elakang. Dengan semakin tingginya tingkat kebutuhan manusia terhadap tenaga listrik, maka para pakar tenaga listrik selalu terus berupaya meneliti untuk meningkatkan mutu pelayanan tenaga listrik dari pembangkit ke konsumen. Salah satu studi ini yang disebut studi aliran daya sangat banyak manfaatnya baik untuk perencanaan sistem tenaga maupun pengembangannya, juga untuk studi ekonomis, proteksi, hubung singkat ataupun untuk studi stabilitas. Selama ini metode yang dikembangkan selalu bertitik tolak dari metode Newton - hapson yaitu metode Fast Decoupled karena merupakan meyode yang dapat memenuhi kriteria keandalan, kecepatan dan kesederhanaannya, tetapi secara umum mempunyai kelemahan bila dipakai untuk jaringan yang mempunyai cabang dengan ratio /X tinggi. Hal ini disebabkan karena titik tolak dari Fast Decoupled adalah dengan mengasumsikan bahwa semua saluran sistem mempunyai resistansi lebih kecil dari reaktansi X, sehingga bila salah satu saluran atau sebagian saluran mempunyai resistansi yang lebih besar misal pada Hantaran Tegangan endah atau kabel, sedemikian rupa yang mengakibatkan ratio /X>, maka jumlah iterasi dari Fast Decoupled menjadi sangat besar dan digitized by USU digital library

bisa-bisa divergen. Seperti kita tahu banyak juga saluran transmissi dan distribusi kabel bawah tanah, terutama dikota-kota besar, dimana kabel tersebut mempunyai ratio /X yang tinggi. Disini akan dicoba menyampaikan suatu algoritma baru yaitu algoritma yang diperkenalkan oleh P. E. Crouch et al yang berkaitan dengan algoritma Fast Decoupled (X) dari.stott & Alsac dan algoritma X dari.a.m. Amerongen. I.. Tujuan dan manfaat studi algoritma Critically Coupled. Sebelum ini sudah banyak metoda yang dibuat untuk menyelesaikan persamaan aliran daya terutama untuk sistem yang mempunyai cabang dengan ratio /X tinggi. Jadi tujuan melakukan studi algoritma Critically Coupled ini adalah :. Membuktikan bahwa algoritma Critically Coupled dan algoritma Critically Coupled X untuk sistem yang mempunyai banyak saluran yang ratio /X nya tinggi, algoritma ini lebih baik dari algoritma X dan X.. Menentukan batasan-batasan yang mempengaruhi algoritma ini dalam penerapannya, seperti banyaknya saluran yang mempunyai ratio /X tinggi, besarnya ratio /X saluran waktu maupun daya pada sistem Sedangkan manfaat dari penelitian studi algoritma Critically Coupled ini adalah bila terbukti keunggulan algoritma ini maka hasil ini sangat bermanfaat untuk menyelesaikan persamaan aliran daya pada sistem yang mempunyai cabang dengan ratio /X tinggi, jumlah iterasinya lebih sedikit dan pada waktu yang relatif cepat. I.3. Perumusan Masalah. Disini kami mencoba melakukan studi pengujian metode Critically Coupled pada jaringan yang mempunyai saluran dengan ratio /X tinggi. Pada metoda ini analisanya berdasarkan pada algoritma. Untuk jaringan yang mempunyai cabang dengan /X tinggi, maka jaringan bus dibagi menjadi dua kelompok yaitu :. us dengan /X rendah (,5 </X <3).. us dengan /X tinggi. 3. Kemudian dianalisa untuk algoritma X dan X. I.4. Pembatasan Masalah. Selama ini metoda perhitungan studi aliran daya yang dikembangkan untuk persoalan-persoalan pada sistem tenaga listrik banyak pada jaringan transmissi dimana harga ratio /X rendah. Sedang untuk sistem yang mempunyai cabang dengan harga ratio /X tinggi seperti jaringan sistem distribusi ( tegangan menengah dan tegangan rendah ) dengan hantaran udara atau hantaran kabel baru sedikit pembahasannya. Dalam membahas algoritma Critically Coupled ini dibuat asumsi sebagai berikut :. Untuk pengujian metoda Critically Coupled ini dipakai sistem jaringan fiktif IEEE standard dimana untuk memperoleh komponen resistansi yang besar dibanding reaktansi dilakukan dengan mengubah-ubah besar dan juga reaktansi X. digitized by USU digital library

. Karena algoritma dijalankan pada sistem yang sulit maka resistansi dari saluran yang ditentukan dipakai faktor skala yang sama yaitu 5, sedang khusus untuk reaktansi dari masing-masing saluran dalam jaringan dikalikan dengan faktor skala yang dipilih secara random antara dan. 3. Iterasi dibuat tanpa memperhatikan batas A. 4. Sistem yang dipilih dalam pengujian adalah sistem fiktif IEEE standard dengan sistem 4 bus, 3 bus dan 57 bus. 5. ahasa pemrograman yang dipakai adalah bahasa FOTAN dengan teknik matrik jaring. I.5. Metodologi Penelitian. Data yang dipakai untuk menguji algoritma dan program yang dibuat pada penelitian ini adalah data standard IEEE untuk sistem 57 bus, 3 bus dan 4 bus. Secara garis besar metodologi penelitiannya dapat diuraikan sebagai berikut :. Penelitian ini diawali dengan mengumpulkan pustaka yang berkaitan dengan studi aliran daya. Hal ini dilakukan untuk memperkuat pengetahuan dasar tentang masalah persamaan aliran daya.. Mempelajari literatur yang berkaitan dengan perhitungan aliran daya, terutama yang mendukung metoda yang digunakan. 3. Membuat diagram alir dan program aliran daya dengan metoda Critically Coupled. 4. Melakukan pengujian program dengan data standard IEEE. 5. Analisa data hasil uji coba program, untuk kemudian ditampilkan dalam bentuk tabel dan laporan beserta kesimpulan yang relevan. Penulisan mengenai hasil studi algoritma Critically Coupled. Penulisan ini penting untuk mendapatkan tanggapan kritis dan diskusi yang merupakan umpan balik dalam rangka penggunaan algoritma Critically Coupled ini. digitized by USU digital library 3

II. Prinsip Dasar. A II ALOITMA CITICALLY COUPLED UNTUK MENYELESAIKAN PESAMAAN ALIAN DAYA Tujuan utama adalah membuktikan konvergensi algoritma baru, yang berkaitan dengan algoritma X dan X yaitu algoritma Critally Coupled X dan Critically Coupled X. Kontribusi utama analisa ini adalah algoritma X atau Fast Decoupled oleh. Stout dan O. Alsac dan algoritma X oleh.a.m. an Amerongen. Khusus dalam tulisan Monticelli ditunjukkan bahwa kedua algoritma itu dapat diterangkan untuk rangkaian dimana masing-masing salurannya mempunyai ratio /X yang sama, atau jaringan radial, algoritma dapat diturunkan hampir tanpa pendekatan dari metoda klasik Jacobian Konstan. Untuk jaringan yang tidak mempunyai struktur seperti algoritma X atau X akan memberikan algoritma yang cepat. Meskipun demikian kecepatan algoritma X dan X terhadap jaringan dengan saluran yang mempunyai ratio /X tinggi masih merupakan problem. Dalam studi ini, algoritma dimulai dari algoritma dimana struktur metoda matrik Jacobian telah dievaluasi diawalnya. Seperti disebut diatas, algoritma X dan X juga berbeda dari metoda Jacobian Konstan, yang naik kecepatannya karena pemisahan skema iterasi pada sudut phasa tegangan bus dan besarannya diperbaharui sendiri-sendiri. Ini penting untuk menaikkan kecepatan algoritma X dan X, dibandingkan dengan metoda, tetapi pada saat yang sama kekuatan algoritma dikurangi, seperti ditunjukkan pada hasil test dalam tulisan Amerongen. Pada tulisan P.H.haley dan M.Ayres pertimbangan lain dengan algoritma Decoupled Jacobian Konstan dimana tegangan bus dinyatakan dengan bagian real dan imaginer. Pada teori penyelesaian numerik persamaan aljabar, algoritmanya dikenal dengan metoda Quasi - Newton yang berperan penting. Disini matrik Kacobian diganti dengan pendekatan yang diperbaharui pada setiap iterasi. Metoda ini direduksi ke metoda Jacobian Konstan bila pendekatan matrik jacobian adalah tetap. Secara umum kerugian metoda Quasi - Newton dari metoda Jacobian Konstan adalah harus dilakukan re-faktorisasi pada setiap iterasi, bila keadaan kejarangan struktur dapat dipertahankan dalam matrik pendekatan Jacobian, sekalipun diharapkan kenaikan kecepatan dari algoritma. Dalam usaha memperbaiki kekuatan dari algoritma X dan X, waktu mempertahankan kecepatan Decoupled algoritma sebanyak mungkin, P.E.Crouch mencoba memanfaatkan kelebihan sifat kekuatan (kecepatan) metoda algoritma yang disampaikan oleh Amerongen, dan Nagendra ao. Kenyataannya algoritma telah dipakai dalam paper Nagendra ao, untuk mendapatkan suatu evaluasi kuantitatif dari sifat konvergensi algoritma X. Lebih jelas bahwa jaringan yang diberikan selanjutnya seperti saluran yang mempunyai ratio /X tinggi pasti tidak dapat dipakai algoritma ini. Karena kekurangan metoda ini menjadi problem menyusun suatu kriteria yang dapat membedakan saluran yang mempunyai ratio /X tinggi. Disisi lain, dalam pemakaian algoritma fast decoupled dengan teknik kompensasi, sudah dipakai untuk saluran dengan ratio /X tinggi. Memang metoda kompensasi terdiri dari penggantian saluran yang mempunyai ratio /X tinggi dari harga kritis (harganya antara.5 dan.3) oleh harga dasar dan saluran mempunyai ratio /X rendah seperti pada tulisan S. digitized by USU digital library 4

Decann dan ajijic dan ose. Dapat dilihat bahwa metoda yang diberikan ajijic dan ose menunjukkan hasil yang lebih baik dari metode kompensasi ini. Keadaan ini membantu penyelidikan untuk menambahkan kecepatan algoritma dengan memasukkan sifat kecepatan, yang memberikan keuntungan khusus karakter dari rangkaian. II.. atasan harga ratio /X. atasan harga ratio /X ini sangat penting untuk mengetahui bagaiman pengaruh ratio /X terhadap konvergensi suatu metoda penyelesaian studi aliran daya. Dalam beberapa literatur besarya batasan harga ini tidak sama. Ada yang mengambil batasan harga kritis ratio /X ini. atau. metode Fast Decoupled sudah tidak konvergen lagi. Disini akan kami coba batasan harga kritis ratio /x antara.5 dan 3. dan untuk pengelompokan jaringan dibuat batasan harga ratio /X sebagai berikut :. Saluran yang mempunyai ratio /X <.5 dikategorikan rendah. Sedang ratio /X 3. masuk kategori tinggi Jadi disini diambil batasan kritis harga ratio /X =.. Sebnarnya batasan ini tidak mutlak, karena konvergensi yang tidak bisa terjadi pada harga ratio /X cabang antara dua bus. II.3 Penurunan model matematis metoda Critically Coupled. Pada metoda Critically Coupled ini yang menjadi ide dasarnya adalah :. Algoritmanya berdasarkan algoritma.. us dibagi atas dua kelompok, yaitu kelompok I bus yang salurannya mempunyai ratio /X rendah, dan kelompok II yang mempunyai ratio /X tinggi. 3. Penerapannya algoritma dengan koordinat polar. Penurunan model matematis perhitungan aliran daya metoda Critically Coupled berdasarkan yang dilakukan oleh Monticelli et al. Persamaan aliran daya dalam bentuk polar adalah : Ρ, = cos + sin II. k Q k ( ) ( ) m k m (, ) = ( sin cos ) m k m dimana : Y = + j menyatakan matriks admitansi jaringan. menyatakan vektor besaran tegangan bus. ( d d P + jq = S m k d k = k m ) menyatakan vektor sudut fasa tegangan bus. ila k k menyatakan injeksi daya pada bus kelas maka kita nyatakan mismatch daya aktif dan reaktif pada bus kelas dengan bentuk berikut ini d P, = P P II. Q ( ) k k ( ) d (, ) = Q Q ( ) k, k k k, digitized by USU digital library 5

Algoritma Newton untuk menyelesaikan persamaan aliran daya dapat ditunjukkan dalam bentuk yang sudah diperbaharui berikut ini P Q (, ) (, ) D P = D Q (, ) Dv P(, ) ( ) ( ), DvQ, dimana D (D v menyatakan matriks Jacobian dari harga vektor fungsi terhadap (). Equivalensinya dapat ditulis : P Q (, ) J P J P = (, ) J J / Q Q dimana / vektor dengan komponen k / k. Dalam bentuk ini matriks Jacobian diputar atas 3 komponen : J(, ) = J ( S,, ) + J s (,, ) + J a (,, II.5 dimana : ( S, ) J, = [ Q] [ P] [ P] Q II.3 II.4 II.6 S = P + jq adalah estimasi arus dari vektor injeksi daya dan Z menyatakan matriks diagonal dengan diagonal entry sama dengan komponen vektor Z. ila C = cos S = sin..ii.7 ditulis pernyataan dari sisa bagian Jacobian dalam bentuk : J J a s s (, ) =, II.8 c s (, ) = c s, II.9 c s c dimana [, c ], dan seterusnya menyatakan matriks dengan entry, c. Dengan catatan bahwa J o (S,,) adalah matriks simetris tergantung hanya pada S, J S (,,) matriks simetris hanya tergantung pada dan J a (,,) matriks skew simetris hanya tergantung pada. Untuk memudahkan notasi dalam summery dan penurunan berikutnya kita akan mengabaikan bentuk detail elemen diagonal matriks Jacobian yang ditemui. Suku-suku diagonal terdiri dari pengaruh elemen shunt dan suku-sukunya terkontribusi pada bagian J o (S,,) dari matriks Jacobian. Meskipun demikian ini penting dicatat bahwa beberapa suku yang didapat secara empiris memberikan kontribusi yang menentukan dalam keberhasilan algoritma khusus, dan diperhitungkan dalam beberapa literatur untuk mengembangkan detail struktur dasar dibawah ini. Algoritma Jacobian Konstan dibawah ini dapat diturunkan dari algoritma Newton dengan mengevaluasi Jacobian pada flat start dan mengabaikan komponen J o : P Q (, ) = (, ) II. Untuk menyederhanakan notasi sekali lagi kita dapat mengabaikan detail yang disebabkan bus P-. Algoritma yang diperbaharui secara mendetail dan tepat diberikan dalam persamaan (3) dari Amerongen dan diskusi berikut ini. Seperti pernyataan sebelumnya, dua algoritma baru yang dibahas ini erat kaitannya dengan algoritma X dan X yang analisanya sesuai dengan tulisan Monticelli et al 6]. Ini perlu diketahui karena ini dapat dimodifikasi untuk menghasilkan algoritma baru digitized by USU digital library 6

yang sesuai. Oleh karena itu sekarang kita buat ringkasan yang dilakukan oleh Monticelli et al. Sampai suku turunan pertama dari dan pada Hukum Newton yang sudah diperbaharui dapat di susun kembali dalam dua cara yaitu : P Q Q(, ) + ( DvQ) Q(, ) P(, ) ( D P) P(, ), D Q v ( ) =, D P D P( D Q) D Q v D Q v v ( ) =, + D Q D Q( D P) D P D P v D P v II. II. Ini akan memberikan dua buah algoritma tiga tingkat yang dapat dinyatakan dalam bentuk : D v Q = Q (D P - D v P(D v Q) - D Q) = P(, + ) II.3 D v Q = D v Q - D Q dan : D v P = P (D v Q - D Q(D P) - D v P) = Q( +,) II.4 D P = D P - D v P Pada paper Monticelli et al [6] sebenarnya yang diperoleh adalah mengevaluasi matriks Jacobian dari bentuk semula, mendekati algoritma X dan X. Sedang derajat pendekatan algoritma X dan X sebenarnya tergantung dari assumsi yang dibuat. Observasi yang prinsip dibuat adalah untuk jaringan radial atau jaringan yang seluruh salurannya mempunyai ratio /X sama bila ditambah pertimbangan jaringan tanpa bus P- dan elemen shunt maka didapat : - - = /X II.5 dimana [/X] menyatakan matriks yang entri ke jk adalah berbanding terbalik dengan harga X jk. Prinsip observasi lainnya adalah beberapa penyesuaian dalam pengabaian tingkat ketiga dari masing-masing algoritma diatas. Algoritma X atau Fast Decoupled dari. Stott dan O. Alsac akhirnya jadi : = [/v]q / X ] = [/] P(, + ) II.6 sedangkan algoritma X dari.a.m. an Amerongen menjadi : = [ / ]P / X] = [ / ]Q( +, ) II.7 dimana [/] menyatakan matrik diagonal dengan entrynya sama dengan k dan Z serta Z menyatakan modifikasidari matriks Z. Sekarang kita pertimbangkan metoda yang digunakan pada tulisan ini untuk kasus khusus dimana bus-bus pada jaringan kita bagi atas dua kelompok yaitu kelompok I dan II. Kriterianya dalam pemilihan kelompok adalah untuk kelompok II bus yang terdiri dari saluran yang mempunyai ratio /X tinggi dan termasuk juga bus-bus ujung saluran tersebut, sedang anggota kelompok I adalah sisanya. Kitanya tidak mempermasalahkan apakah keadaan jumlah anggota kelompok II proporsinya relatif sedikit dibandingkan jumlah seluruhnya. Kita mulai analisa dengan menambahkan struktur ini pada algoritma. Akan kita tulis P k, Q k, k dan k untuk menunjukkan vektor yang dibentuk oleh komponen P, Q, dan berdasarkan bus-bus pada kelompok I atau II (k=) atau II (k=). umus yang sudah diperbaharui akan menjadi seperti dibawah ini digitized by USU digital library 7

digitized by USU digital library 8 [ ] [ ] [ ] [ ] = / / / / Q Q P P II.8 Kemudian kita susun kembali baris dan kolom matriks Jacobian diatas sehingga elemen yang berhubungan dengan ratio /X tinggi akan membentuk dua blok baris dan kolom yang terpusat : = / / / / Q Q P P II.9 Kita ingin memisahkan bentuk yang sudah diperbaharui itu sejauh mungkin dari penggabungan kritis kelompok saluran II. Suatu ide yang mungkin adalah menghilangkan matriks dan dekomposisi rumus yang sudah diperbaharui menjadi dua rumus yng sudah overlapping berdasarkan dua blok matriks yang tersisa. Meskipun teknik ini tidak memuaskan, metoda yang sama dengan ini dipakai pada algoritma X dan X. Untuk ini kita harus memodifikasi persamaan II.9 dengan menggunakan hasil dibawah ini yang pembuktiannya diberikan pada appendix. erdasarkan persamaan sistem = g f e z y x I H F E D C A II. dan hubungannya dengan persamaan = e A g e DA f f e z y y x F E D C A " " ' ' II. dimana : [ ] C A D I H F E = II. Dengan sumsi matriks A sampai I dimensinya sesuai, dan vektor e, f dan g juga sesuai dimensinya. Juga diasumsikan matriks A, E, dan merupakan matriks yang invertibel dan bujursangkar. Kemudian kedua set persamaan diselesaikan dengan : x = x, y = y dan z = z.

Untuk menyesuaikan dengan algoritma X kita yang dimodifikasi, atau algoritma Critically Coupled X (CCX), kita dapat menggunakan persamaan II. kedalam persamaan yang sudah diperbaharui pada persamaan II.9, dengan membagi matriks blok 4 x 4 menjadi matriks blok 3 x 3 seperti dibawah ini - - - - - - - - - - - - Dengan catatan pada persamaan II.3 dipakai dan persamaan II. akan menjadi bentuk berikut ini : dimana Q Q # # Q = Q P P = Q # Q # Q Ρ Ρ II.3 II.4 II.4. Penyelesaian Persamaan Aliran Daya Critically Coupled. Dari penurunan matriks diatas dapat disusun matriks seperti dibawah ini. ila kita set : dan ^ = II.5 ^ serta ^ = [,, ] Τ II.6 P II.7 = [ P, P, Q ] Τ Persamaan II.3 yang diperbaharui akan memberikan algoritma berikut ini yaitu : A. ALOITMA CITICALLY COUPLED X (CCX) '. = / Ρ ^ ^ / X " = / Q +, II.8 Hubungan antara algoritma ini dengan persamaan II.3 termasuk pengabaian step ketiga persamaan II.3 dan pendekatan matriks oleh matriks [/X], hanya sebagai penyesuaian dalam algoritma X diatas. digitized by USU digital library 9

Juga dalam persamaan II.7 berbeda dengan yang ditunjukkan pada persamaan II.6, yang memberikan koreksi seperti dalam algoritma X yang biasa dipakai. Notasi Z dan Z yang dipakai pada matriks diatas sebenarnya dipakai seperti pada algoritma X. Dengan cara yang sama penurunan untuk algoritma Critically Coupled X (CCX) didapat : dan = II.9 = Q = [,, ] T [ Q, Q, P ] T sehingga algoritmanya dapat kita tulis sebagai :. ALOITMA CITICALLY COUPLED X (CCX) " = / Q / X ' = / Ρ, + II.3 II.3 Akhirnya dari sini dapat kita nyatakan bahwa pada dua algoritma diatas, bila pada group I kosong, maka dapat kita set : dan ^ ^ = = =, T II.3 = II.33 ^ = Q = P P, Q T Ini ditunjukkan juga bahwa langkah pertama dari algoritma Critically Coupled X dan X sama seperti algoritma. Effek step kedua tidak banyak pengaruhnya pada kekuatan (robustness) kedua algoritma dan kedua-duanya akan menjadi algoritma sederhana. Jadi bila sejumlah anggota group II sangat kecil, maka pemakaian type ini tidak terlihat. Keadaan ekstrim lainnya adalah bila tidak ada dua group, maka algoritma ini sama seperti algoritma X dan X. Jadi kerugiannya bila memakai algoritma ini adalah membutuhkan jumlah persamaan yang besar untuk setiap iterasi, tetapi keuntungannya bisa langsung menyesuaikan dengan keadaan, dengan cara memilih saluran yang mempunyai ratio /X tinggi. II.5. Algoritma dan diagram alir dari metoda Critically Coupled. Algoritma dari Metoda Critically Coupled seperti dibawah ini :. Mula-mula dibaca data dari sistem dan kemudian disusun data secara data statis atau data dinamis dan diteruskan dengan membentuk matriks, dan. digitized by USU digital library

. Periksa apakah ada saluran yang ratio /Xnya tinggi? ila ada, dilakukan pemisahan antara saluran yang mempunyai ratio /X tinggi, dengan menentukan terlebih dahulu harga kritis antara ratio yang rendah dan tinggi. Harga kritisnya berkisar antara.5 dan 3. 3. ila pada sistem salurannya semua mempunyai ratio /X tinggi maka diselesaikan dengan metoda, tetapi bila sebagian yang salurannya dengan ratio /X tinggi dan tidak dilakukan pemisahan maka diselesaikan dengan metoda X dan X. 4. Setelah dilakukan pemisahan dengn operasi baris dan kolom dari matriks dan dilanjutkan dengan menentukan batasan-batasan dari proses iterasi seperti batas ketelitian, maupun pertambahan iterasi. 5. Lalu tentukan metoda yang akan dipakai, apakah metoda CCX atau metoda CCX. ila metoda CCX, maka diproses dahulu pembentukan matriks, dan Q. Tetapi bila dipakai metoda CCX, maka matriks yang dibentuk adalah matriks, dan P. 6. Setelah matriks ini terbentuk, maka proses perhitungannya sama seperti metoda Fast-Decoupled. Contoh kasus: I.4.5 Hasil pengujian konvergensi Critically Coupled pada sistem standard IEEE dalam keadaan normal dengan mengubah-ubah harga toleransi dari. sampai dengan. dengan harga dikali dengan 5 Pada pengujian ini terlihat dari tabel I-3 sampai dengan I-5 algoritma Fast Decoupled lebih baik, yang terlihat dari jumlah iterasi lebih rendah dari Critically Coupled. Tabel I-3 Hasil pengujian konvergensi algoritma Critically Coupled dalam kondisi normal dengan mengubah-ubah harga toleransi dari. sampai dengan. dengan harga dikali dengan 5 untuk Sistem Standard IEEE 4 us- Saluran. jumlah iterasi No. toleransi X X CCX CCX 3 4 5.......5.5 3. 5...5 3. 5.5 9.5 3 5 8 3 4 5 7 ambar diagram alir algoritma Critically Coupled ditunjukkan seperti dibawah ini. digitized by USU digital library

Mulai aca data sistem entuk matriks ', " dan /X tinggi semua tidak X X Selesai tidak Pemisahan? ada operasi baris dan kolom dan Selesai Tentukan KP = KQ = iter = ε =. CC entuk matriks, dan P Metoda? CCX entuk matriks, dan Q digitized by USU digital library

Hitung P P max < ε? Ya Ya Q max < ε? 3 Solusi utama ['] = I/I P tidak Keluarkan hasil perhitungan Perbaharui = + Selesai stop Hitung Q ya ya Q max < ε? P max < ε? 3 tidak Perbaharui = + digitized by USU digital library 3

Hitung Q Q ya ya P max < ε? 3 Solusi utama " = / Q tidak Perbaharui = + Hitung P P max < ε? ya Q max < ε? ya Solusi utama : I / I = I / I P (, + ) tidak Perbaharui = + br.ii. DIAAM ALI ALOITMA CITICALLY COUPLED digitized by USU digital library 4

A III KESIMPULAN DAN SAAN III. Kesimpulan Dari pembahasan pada bab-bab terdahulu dapat dibuat kesimpulan seperti dibawah ini:. ila pada suatu sistem jaringan dimana harga kritis ratio /X diambil yang paing ekstrim yaitu., maka algoritmanya kembali sama dengan algoritma, karena semua saluran masuk kelompok II.. Untuk jaringan yang salurannya dengan ratio /X tinggi jumlahnya sedikit, maka algoritma ini tidak banyak manfaatnya karena membutuhkan jumlah persamaan yang lebih banyak. Sedangkan untuk jaringan yang saluran dengan ratio /X tinggi jumlahnya banyak maka algoritma ini lebih baik karena langsung sudah terkelompok. 3. Sebenarnya perbedaan antara Fast Decoupled dengan Critically Coupled terletak pada pembentukkan kelompok ekstra pada Critically Coupled, dimana saluran yang mempunyai ratio /X tinggi dipisahkan dari saluran yang mempunyai ratio /X rendah. 4. Waktu poses algoritma Critically Coupled hampir sama dengan algoritma Fast Decoupled walaupun penyelesaian matematisnya lebih banayak dari Fast Decoupled tetapi dapat diimbangi dengan jumlah iterasi yang lebih sedikit. 5. Secara umum algoritma Critically Coupled ini masih lebih baik dari Fast Decoupled, terutama untuk sistem yang banyak mempunyai saluran dengan ratio /X tinggi. Hal ini dapat kita lihat dari tabel pada bab I, dimana untuk skala yang lebih besar besar atau skala X yang semakin kecil, jumlah iterasinya lebih stabil dari Fast Decoupled. Dan jumlah memori yang dipakai lebih banyak pada Critically Coupled, karena membutuhkan jumlah perhitungan yang lebih rumit dari Fast Decoupled. III.. Saran Pada pengujian algoritma ini tidak dilakukan pengaruh batas A dan bagi yang ingin melanjutkan pengujian algoritma ini merupakan masukan yang baik bagaimana bila pengaruh dari batas A ini diperhitungkan. digitized by USU digital library 5

DAFTA PUSTAKA. Crouch, D.J. Tylavsky, H.Chen, L.Jarriel,.Adapa, Critically Coupled Algorithms for solving the power flow equation, IEEE Transactions and power system, ol. 7, February 99.. Weedy,.M, Electrical Power Systems, John Wiley & Sons, Second Edition, New York, 97. 3. Wood J. Allen and Wollenberg F. ruce, Power eneration Operation And Control, John Wiley & Sons, New York, 984. 4..Stott and D.Alsac, Fast Decoupled Load Flow, IEEE Transaction on Power Appartus and Systems, ol. PAS-93, May/June 974. 5. Paul H.Haley and Mark Ayres, Super Decoupled Load Flow With Distributed Slack us, IEEE Transaction on Power Apparatus and Systems, ol. PAS-4 No. January 985. 6. F.F. Wu, Theoritical Study of The Convergences of the Fast Coupled Load Flow, IEEE Transaction on Power Apparatus and Systems, ol. PAS-96, January/February 977. 7. D. ajijic and A. ose, A Modification to the Fast Decoupled Power Flow for Networks with High /X atios, Proc. P.I.C.A. Conference, 987. 8. obert A. M. an Amerongen, A eneral-purpose ersion of the Fast Decoupled Load Flow, IEEE Transaction on Power Systems, ol. 4, May 989. 9. eorge Alan and Liu W.H. Joseph, Computer Solution of large Space Positive Designed Systems, Prentise Hall Inc. New Jersey, 98...N. Dhar, Computer Aided Power System Operation and Analysis, Tata Mcraw- Hill Publishing Company Limited New Delhi, 984.. eorge L. Kusic, Computer Aided Power System Analysis, Prentice Hall, Anglewood Cliffs, New Jersey, 986.. M.A.Pai, Computer Techniques and Power System Analysis, Tata Mcraw Hill Publishing Company Limited, New Delhi, 984. 3. P.S Nagendra ao, K.S. Prakasa ao and J. Nanda, An Empirical Criterion for the Convergence of the Fast Decoupled Load Flow Method, IEEE Transaction on the Power Apparatus and Systems, ol. PAS-3, May 984. 4. A. Monticelli, A. garcia, O..Saavedra, Fast Decoupled load Flow, Hypotesis Derivations ant Testing, IEEE Transaction on Power Systems, ol. 5, November 99. 5. Dr. Ir. ibson Sianipar, Diktat Penyelesaian Sistem Persamaan Linear dengan Teknik Matriks Jarang. 6. Dr. Ir. ibson Sianipar, Diktat Perhitungan Aliran eban. 7. Turan onen, Modern Power System Analysis, John Willey & Sons, New York, 988. 8. Charles A. ross, Power System Analysis, John Willey & Sons, Singapore, 986. 9. enham, K.uilani, Fast Decoupled Load Flow, the Hybride Model, IEEE Transaction on PAS, ol.3, No, pp 734-74 May, 988.. len W.Stagg, A.H.El-Abied, Computer Methods in Power System Analysis, Mcraw-Hill, Japan, 968. digitized by USU digital library 6