Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah tahun pelajaran 2011/2012, dengan jumlah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif karena bertujuan untuk mengetahui kompetensi pedagogik mahasiswa

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Subjek dari penelitian adalah siswa kelas X.B SMA Muhammadiyah 2 Bandar

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran dengan jumlah siswa 32 orang. terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di kelas X SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru. semester ganjil tahun ajaran 2013/2014.

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Wijaya Bandar

III. METODE PENELITIAN. kelas VIII semester ganjil SMP Sejahtera I Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Seputih Agung. Populasi dalam

METODE PENELITIAN. Ajaran dengan jumlah siswa 40 orang yang terdiri dari 19 siswa lakilaki

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII (delapan) semester ganjil di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Muhammadiyah 1 Natar Lampung Selatan.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian diskriptif kuantitatif. Dalam hal ini peneliti akan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI MIA SMA Negeri 5

Ika Farita Sari Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta Kata Kunci: Reward, Punishment, Motivasi belajar, Hasil belajar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III 1 METODE PENELITAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Batudaa Kab. Gorontalo dengan

BAB III METODE PENELITIAN

EFEKTIVITAS MEDIA KOMIK PADA MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG UNTUK SISWA KELAS V SD NEGERI 6I KOTA BENGKULU

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 20 Bandar Lampung, dengan populasi

METODE PENELITIAN. dalam tujuh kelas dimana tingkat kemampuan belajar matematika siswa

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk pengampilan data dilakukan pada bulan Juli tahun 2013, tahun ajaran 2013/2014.

III. METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Menurut Arikunto (1991 : 3) penelitian eksperimen adalah suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilakukan bermaksud mengetahui Pengaruh Metode Discovery Learning

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Limba B terutama masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan suatu ilmu yang mempunyai obyek kajian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dalam penelitian ini termasuk ke dalam data yang diambil dari Survei Pendapat

METODOLOGI PENELITIAN. penggunaan metode penelitian. Oleh karena itu, metode yang akan digunakan

BAB IV. METODE PENELITlAN. Rancangan atau desain dalam penelitian ini adalah analisis komparasi, dua

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI DIMENSI TIGA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Bukit Kemuning Tahun Pelajaran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

M A K A L A H. Disusun oleh : KARTOBI NIM

BAB III METOE PENELITIAN. penelitian ini, hanya menggunakan kelas eksperimen tanpa adanya kelas

Efektivitas Model Pengajaran Langsung Dalam Pembelajaran Matematika Pada Siswa Kelas VIII SMP Kristen Dende. Rubianus. Abstrak

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Langkah Langkah Dalam Pengolahan Data

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG PADA SUB KOMPETENSI MEMBUAT POLA ROK PIAS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMKN 2 JOMBANG

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasi,

III. METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Mohammad Shaefur Rokhman, M.Si. 1), Dian Nataria Oktaviani, S.Si., M.Pd 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan, Universitas Pancasakti Tegal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab III Metoda Taguchi

BAB III METODE PENELITIAN. hanya menggunakan kelas eksperimen tanpa adanya kelas kontrol.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Perumusan - Sasaran - Tujuan. Pengidentifikasian dan orientasi - Masalah.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu PT. Sinar Gorontalo Berlian Motor, Jl. H. B Yassin no 28

Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching Learning dengan Integrasi Nilai Islam Terhadap Keaktifan Siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di halaman Pusat Kegiatan Olah Raga (PKOR) Way Halim Bandar Lampung pada bulan Agustus 2011.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI MIA SMA Negeri 1 Kampar,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran yang berupa RPP, buku siswa, dan LKS.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. deskriptif kuantitatif bertujuan untuk menjelaskan hasil penelitian yang disajikan

Media Pembelajaran Menggunakan Mindjet Mindmanager

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian, terlebih dahulu menentukan desain

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X SMA N 10 Pekanbaru, semester

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Variabel X merupakan variabel bebas adalah kepemimpinan dan motivasi,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Integral adalah salah satu konsep penting dalam Matematika yang

Dengan demikian dalam penelitian ini dilakukan untuk memberikan

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN KE - 1. : 6 jam pelajaran

Taufan Satriadinata 1, Siti Khabibah 2 1 Jurusan Matematika. FMIPA, Universitas Negeri Surabaya

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SCRIPT BERBANTUAN PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI BUSUNGBIU

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN MASTERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP ADABIAH PADANG

BAB III METODE PENELITIAN. pre test post test with control group. Penelitian ini berupaya untuk

(Studi Eksperimen di SMP N 1 Minas T.A 2015/2016) *Raudhah Awal **Dian Sudarti

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Active Learning Dengan Strategi Learning Tournament

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 12

IV METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian

KONTRAK PERKULIAHAN. Disusun Oleh: Supardi Nani, SE., M.Si

Kata Kunci: Pembelajaran kooperatif model think-pair-share, video animasi, motivasi, dan hasil belajar.

Camellia Iveny Sayogi et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika

Siswa yang terlibat dalam proses belajar mengajar diharapkan mengalami perubahan baik

BAB 3 METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data dan Pengambilan Responden

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

IJCETS 1 (1) (2012) Idoesia Joural of Curriculum ad Educatioal Techology Studies http://joural.ues.ac.id/sju/idex.php/jktp PENERAPAN MIND MAPPING SEBAGAI MEDIA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SENGARE KABUPATEN PEKALONGAN David Yoga Hardiyato*, Suripto, Akhmad Muib Jurusa Tekologi Pedidika, Fakultas Ilmu Pedidika, Uiversitas Negeri Semarag, Idoesia Ifo Artikel Sejarah Artikel: Diterima Jauari 2013 Disetujui Februari 2013 Dipublikasika Jui 2013 Keywords: Learig Process, Alterative School, Qaryah Thayyibah Abstrak Backgroud-orieted issues o the use of istructioal media that uses computer-based media. Though ot all regios i Idoesia have adequate ifrastructure to implemet computer-based istructioal media, so this learig is limited by the facilities ad ifrastructures i school. The research problem is whether the applicatio of Mid Mappig as a medium to ehace learig sciece i the fourth grade studets at Elemetary School of 1 Segare Pekaloga. The purpose of this study is 1) to improve teacher creativity i developig media, 2) to improve studet learig activities, 3) to improve studet learig. The study was coducted through three cycles, wherei each cycle of actio plaig, implemetatio, observatio, ad reflectio. The subjects of this study were fourth grade studets of Elemetary School of 1 Segare which amout to 30 studets. Studet learig outcomes data obtaied through posttest assessmets, the observatio sheet to support studet activities. Aalysis of studet learig outcomes data after the first cycle of the actio ca be see that the average value of 53.57 with mastery learig classical reached 25%. After the secod cycle of the average value of 72.31 with 76.92% completeess classical study, while the average value of 89.64 i the third cycle with mastery learig classical reached 96.43%. Results of aalysis of studet activity o cycle I gaied 60% results with sufficiet criteria. Activity of studets i the secod cycle reached 73.33% by good criteria, whereas the third cycle was 87% with the very well criteria. Abstract Latar belakag masalah berorietasi pada pegguaa media pembelajara yag megguaka media berbasis komputer. Padahal tidak semua daerah di Idoesia sudah mempuyai saraa da prasaraa yag memadai utuk melaksaaka pembelajara berbasis media komputer sehigga pembelajara terbatasi oleh adaya saraa da prasaraa tersebut. Rumusa masalah peelitia ii adalah apakah peerapa Mid Mappig sebagai media dapat meigkatka kemampua belajar IPA pada siswa kelas IV SDN 1 Segare Kabupate Pekaloga. Tujua peelitia ii adalah 1) utuk meigkatka kreativitas guru dalam megembagka media, 2) utuk meigkatka aktivitas belajar siswa, 3) utuk meigkatka kemampua belajar siswa. Peelitia dilakuka melalui tiga siklus, dimaa masig-masig siklus melakuka tidaka perecaaa, pelaksaaa, pegamata, da refleksi. Subyek peelitia ii adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Segare yag berjumlah 30 siswa. Data hasil belajar siswa diperoleh melalui tes peilaia posttest, dega lembar observasi aktivitas siswa sebagai pedukug.aalisis data hasil belajar siswa setelah tidaka siklus I dapat diketahui bahwa ilai rata-rata 53,57 dega ketutasa belajar klasikal mecapai 25%. Setelah tidaka siklus II ilai rata-rata 72,31 dega ketutasa belajar klasikal 76,92%, sedagka ilai rata-rata pada siklus III 89,64 dega ketutasa belajar klasikal mecapai 96,43%. Hasil aalisis aktivitas siswa pada tidaka siklus I diperoleh hasil 60% dega kriteria cukup. Aktivitas siswa pada siklus II mecapai 73,33% dega kriteria baik, sedagka pada siklus III mecapai 87% dega kriteria amat baik. 2013 Uiversitas Negeri Semarag Alamat korespodesi: Gedug A3 Latai 1 FIP Ues Kampus Sekara, Guugpati, Semarag, 50229 E-mail: davidyoga_tp09@yahoo.co.id ISSN 2252-6447 1

PENDAHULUAN Utuk mewujudka tujua pedidika tersebut, di sekolah perlu dilaksaaka pembelajara yag komprehesif, mulai dari pedidika agama, pedidika moral, pedidika estetika, serta ilmu pegetahua da tekologi. Salah satu masalah pokok dalam pembelajara pada pedidika formal (sekolah) adalah redahya daya serap peserta didik dalam pembelajara. Hal ii merupaka akibat dari kodisi pembelajara yag masih bersifat kovesioal da tidak meyetuh raah dimesi peserta didik itu sediri yaitu megeai bagaimaa sebearya belajar itu. Dalam arti substasial, proses pembelajara higga saat ii masih terdomiasi guru da kurag memberika akses bagi peserta didik utuk berkembag secara madiri melalui peemua da proses berpikirya (Triato, 2007:1). Utuk megatasi masalah tersebut di atas, diperluka suatu media pembelajara yag dapat meigkatka aktivitas siswa da meigkatka hasil belajar siswa. Dalam pegguaa media belajar, serigkali apabila medegar kata media belajar, pikira kita lagsug tertuju kepada media pembelajara caggih seperti Powerpoit, Flash, Mobile Learig, da lai sebagaiya yag megguaka tekologi moder. Namu teryata hal tersebut masih didomiasi oleh satua pedidika yag berada di daerah maju dega ifrastruktur yag medukug jalaya aktivitas pembelajara dega media caggih. Keterbatasa media da fasilitas pedukug pelaksaaa media tersebut masih belum dapat dipeuhi oleh sebagia besar satua pedidika di daerah yag terletak di daerah pedesaa. Daerah yag terletak di pedesaa, cederug belum terjamah oleh tekologi semacam itu sehigga masih diperluka media yag dapat diaplikasika dalam pembelajara kovesioal yag dilaksaaka di daerah tersebut dega perlegkapa yag terbilag seadaya sesuai dega kemampua satua pedidika da peserta didik. SD Negeri 1 Segare, merupaka satua pedidika yag terletak di Jala Raya Segare, Dukuh Baji, Desa Segare, Kecamata Talu, Kabupate Pekaloga. Sekolah ii berada disebelah selata pusat Kecamata Talu da masih tergolog sekolah di pedesaa. Pembelajara yag dilaksaaka sebagia besar masih megaut pembelajara kovesioal karea keterbatasa saraa tekologi yag dimiliki. Sekolah ii haya memiliki satu buah perlegkapa LCD Proyektor, sehigga pegguaaya harus bergatia dega kelas yag lai. Selai itu belum tersediaya media pembelajara yag berbasis komputer serta keterbatasa 2 kemampua guru dalam megoperasioalka komputer membuat pembelajara dilaksaaka secara kovesioal tapa media pembelajara (survei lapaga, 4 Mei 2013). Salah satu cara utuk megatasi permasalaha tersebut adalah dega megguaka media belajar yag mudah dibuat da diguaka oleh guru yag belum dapat megoperasioalka komputer. Media tersebut adalah media yag diguaka utuk memetaka pikira yag lebih dikeal dega Mid Mappig. Meurut Buza (2007), Mid Mappig megguaka prisip meejeme otak utuk membuka seluruh potesi da kapasitas otak yag tersembuyi. Cara ii membatu aak belajar secara efektif, efesie, da meyeagka. Mid Mappig megutamaka dasar bahwa setiap aak adalah uik, karea pacara pikira (Radiat Thikig) setiap idividu berbeda-beda. Dalam pembuata Mid Mappig ada beberapa usur yag dilakuka. Usur tersebut atara lai dega meuliska pokok gagasa di tegah kertas, membuat cabag-cabag sub topik dega wara-wara, membuat kata kuci da meghubugkaya pada pokok gagasa, serta meyertaka gambar atau lambag dalam media Mid Mappig tersebut. Tujua peelitia ii adalah sebagai berikut: (1) Utuk meigkatka kemampua belajar IPA melalui peerapa Mid Mappig sebagai media belajar pada siswa kelas IV SDN 1 Segare Kabupate Pekaloga. (2) Utuk meigkatka kreativitas guru dalam megembagka media pembelajara IPA dega meerapka media Mid Mappig sebagai media belajar kelas IV SDN 1 Segare Kabupate Pekaloga. (3) Utuk meigkatka aktivitas belajar siswa terhadap mata pelajara IPA melalui peerapa Mid Mappig pada siswa kelas IV SDN 1 Segare Kabupate Pekaloga. METODE PENELITIAN Peelitia Tidaka Kelas atau PTK (Classroom Actio Research) memiliki peraa yag sagat petig da strategis utuk meigkatka mutu pembelajara apabila diimplemetasika dega baik da bear. Peelitia tidaka kelas dapat didefiisika sebagai suatu peelitia tidaka yag dilakuka oleh guru atau berkolaborasi dega orag lai dega jala meracag, melaksaaka, da merefleksika tidaka secara kolaboratif da partisipatif yag bertujua utuk meigkatka kualitas proses pembelajara di kelas melalui suatu

tidaka tertetu dalam suatu siklus. Dalam PTK, peelitia dilakuka terhadap praktik pembelajara di kelas, baik dari iteraksi siswa ataupu hasil pembelajara. Guru dapat megadaptasi teori yag ada utuk kepetiga proses da hasil pembelajara yag lebih efektif, optimal, da fugsioal (Kuadar, 2008). Beberapa alasa yag membuat PTK mejadi salah satu pedekata dalam meigkatka atau memperbaiki mutu pembelajara adalah: (1) merupaka pedekata pemecaha masalah yag buka sekadar trial ad error; (2) meggarap masalah factual yag dihadapi guru dalam pembelajara; (3) megembagka iklim akademik da profesioalisme guru; (4) dapat segera dilaksaaka pada saat mucul kebutuha; (5) dilaksaaka dega tujua perbaika; (6) desai letur da fleksibel; (7) aalisis data seketika da tidak rumit; (8) mafaat jelas da lagsug (Kuadar, 2008 dega modifikasi peulis). Meurut Kuadar (2008) peelitia tidaka kelas memiliki beberapa karakteristik, diataraya adalah: (1) masalah yag diteliti adalah masalah yag riil atau yata; (2) berorietasi pada pemecaha masalah; (3) berorietasi pada peigkata mutu; (4) megguaka siklus; (5) didasarka pada adaya tidaka; (6) dilaksaaka secara kolaboratif. Pada peelitia ii, peeliti berkolaborasi dega guru sehigga peelitia dapat dilaksaaka secara obyektif. Kolaborasi dilaksaaka dega peeliti sebagai observer sedagka guru sebagai pelaksaa pembelajara. Utuk perlegkapa yag medukug jalaya peelitia seperti media, recaa pelaksaaa pembelajara, lembar evaluasi, serta lembar observasi diracag oleh peeliti bersamasama dega guru. Meurut Kurt Lewi (dalam Arikuto 2008:16) peelitia tidaka kelas terdiri dari empat kompoe pokok, yaitu: (1) Perecaaa, (2) Pelaksaaa, (3) Pegamata/ Observasi, (4) Refleksi. Hubuga keempat kompoe tersebut meujukka kegiata berkelajuta berulag (siklus) seperti di bawah ii: Perecaaa Pelaksaaa SIKLUS I Refleksi Pegamata Pelaksaaa Perecaaa SIKLUS II Refleksi Pegamata SIKLUS? Perecaaa (Plaig) Pada tahap perecaaa, peeliti mejelaska tetag apa, megapa, kapa, dimaa, oleh siapa, da bagaimaa tidaka tersebut dilakuka. Pada tahap ii peeliti meetuka fokus peristiwa yag perlu medapatka perhatia khusus utuk diamati, kemudia membuat sebuah istrume pegamata utuk membatu peeliti merekam fakta yag terjadi selama tidaka berlagsug. Pada tahap perecaaa ii dapat dijelaska bahwa media Mid Mappig adalah media yag megembagka gaya belajar visual yag membatu siswa megigat perkataa atau bacaa da meigkatka pemahama terhadap materi. Mid Mappig perlu dilaksaaka dalam proses pembelajara agar siswa lebih mudah dalam megigat materi pelajara yag terdiri dari bagia-bagia seperti pada mata pelajara IPA pokok bahasa ragka mausia. 3

Pelaksaaa (Actig) Tahap ii merupaka implemetasi isi recaa peelitia tidaka pembelajara di kelas, sesuai dega prosedur yag telah direcaaka dalam tahap perecaaa. Dalam pelaksaaa peelitia dega megguaka media Mid Mappig, perlu dipahami bahwa Mid Mappig merupaka tekik merigkas materi yag dipelajari da memproyeksikaya ke dalam betuk pemetaa yag terdiri dari wara da gambar sehigga lebih mudah dipelajari da dipahami. Peeliti juga perlu memberika cotoh media Mid Mappig serta cara pembuataya kepada guru, agar guru tersebut mampu mejelaska tetag Mid Mappig kepada siswaya. Selai itu, peeliti juga perlu mejelaska tetag kelebiha pegguaa media Mid Mappig agar guru tersebut tertarik utuk melakuka pembelajara dega media Mid Mappig. Kelebiha tersebut atara lai adalah dapat mempermudah igata siswa terhadap materi pelajara karea materi pelajara sudah terpetaka. Selai itu dalam media Mid Mappig terdapat variasi wara da simbol yag membuat siswa lebih tertarik utuk mempelajari da membuat catata Mid Mappig daripada mecatat dalam betuk catata liier. Pegamata (Observig) Prosedur perekama data dilakuka utuk megetahui proses da produk dari implemetasi tidaka yag diracag. Observasi ii dilakuka oleh peeliti dega megamati aktivitas siswa dalam pembelajara pada saat pembelajara berlagsug dega berdasar pada lembar observasi. Hal ii diguaka utuk memperoleh data sebagai baha perbaika pada siklus berikutya. Refleksi (Reflectig) Pada tahapa ii dilakuka aalisis hasil observasi. Hal ii dilaksaaka utuk megemukaka kembali apa yag sudah dilaksaaka. Refleksi dilakuka setelah kegiata pembelajara dilaksaaka, da berkesiambuga. Hasil refleksi ii diguaka sebagai pertimbaga utuk merecaaka siklus berikutya, da 4 dilajutka sampai peelitia diyataka tutas atau berhasil. Subyek dalam peelitia tidaka kelas ii adalah siswa kelas IV SDN 1 Segare Kabupate Pekaloga pada Tahu Pelajara 2012/2013 yag terdiri dari 30 orag siswa. Peelitia ii dilaksaaka di SD Negeri 1 Segare yag terletak di jala Desa Segare, Kecamata Talu, Kabupate Pekaloga. Tempat peelitia ii dipilih karea sesuai dega latar belakag peelitia yaitu megembagka media pembelajara yag dapat diguaka pada sekolah di pedesaa yag masih terkedala oleh saraa da prasaraa pembelajara dalam megguaka media berbasis komputer. Peelitia dilaksaaka pada hari Sei 13 Jauari 2013 sampai dega hari Sei 11 Mei 2013. Peelitia dilaksaaka pada saat kegiata belajar megajar (KBM) mata pelajara IPA di kelas IV berlagsug. Tekik pegumpula data yag diguaka adalah: a. Tes Tes ii diguaka utuk medapatka data hasil belajar kogitif siswa sebelum pembelajara (pretest), serta setelah pembelajara (posttest). Tes yag diguaka dalam peelitia ii berbetuk piliha gada. Adapu racaga tes sebagai berikut: b. Observasi Observasi adalah kegiata memperhatika obyek peelitia dega megguaka seluruh idera da berupa pegamata lagsug. Metode ii diguaka utuk megukur tigkat kerja da sikap siswa selama pembelajara berlagsug, Dalam peelitia ii, peeliti meyiapka lembar observasi keaktifa siswa dalam pembelajara. Adapu racaga observasi keaktifa siswa sebagai berikut. c. Dokumetasi Dokumetasi adalah cara pegambila data yag bersumber pada dokume atau data tertulis yag meliputi daftar ama siswa, daftar ilai siswa, recaa pelaksaaa pembelajara, serta catata lai yag releva dega kebutuha peelitia. Dalam peelitia ii, data yag perlu diaalisis adalah data berupa hasil tes evaluasi belajar siswa baik ketutasa belajar idividu ataupu ketutasa belajar klasikal serta tigkat keaktifa siswa yag diperoleh dari setiap siklus.

a. Ketutasa Belajar Idividu Aalisis data yag berkaita dega evaluasi hasil belajar siswa dalam peerapa media Mid Mappig dalam pembelajara IPA di SDN 1 Segare megguaka soal piliha gada dimaa aalisis setiap jawaba bear diberi skor 1 da utuk jawaba yag salah diberi skor 0, dega megguaka rumus: b. Ketutasa Belajar Klasikal Utuk megetahui ketutasa belajar klasikal megguaka rumus: c. Tigkat Keaktifa Siswa Data keaktifa siswa diambil dari hasil observasi dega melakuka pegisia lembar observasi tetag aktivitas siswa dalam pelaksaaa pembelajara megguaka media Mid Mappig. Nilai tersebut diambil dega memperhatika poi-poi yag ada pada lembar observasi da meghitug jumlah skor yag diperoleh dalam masig-masig siklus. Pembelajara dega pegguaa media Mid Mappig di kelas IV SDN 1 Segare Kabupate Pekaloga ii dikataka berhasil apabila ketutasa belajar klasikal sekuragkuragya mecapai 71%, atau dega kata lai 71% siswa yag megikuti posttest tutas belajar dega memperoleh ilai 62. Adapu alat ukurya adalah dega megaalisis persetase ketutasa belajar klasikal siswa berdasarka ilai posttest soal peilaia yag dikerjaka oleh siswa pada tiap siklus. HASIL DAN PEMBAHASAN Nilai rata-rata pretest siklus I adalah 49,64 dega ilai teredah 30, ilai tertiggi 90, serta persetase ketutasa klasikal pretest mecapai 10,7% dari 28 siswa. Setelah dilaksaaka tidaka siklus I dega megguaka media Mid Mappig pada pembelajara IPA yag diikuti oleh 28 orag siswa kelas IV SDN 1 Segare terjadi peigkata kemampua siswa berupa keaika ilai rata-rata mejadi 53,57, dega ilai teredah 30, ilai tertiggi 90, serta ketutasa klasikal posttest mecapai 25%, atau sebayak 7 dari 28 siswa yag megikuti siklus I sudah tutas belajar dega medapatka ilai di atas KKM. Tigkat keaktifa siswa dalam pembelajara mecapai 60% dari idikator telah ditetapka da medapatka kriteria cukup. Nilai rata-rata pretest siklus II adalah 51,92 dega ilai teredah 10, ilai tertiggi 100, serta persetase ketutasa klasikal pretest mecapai 26,92% dari 26 siswa yag hadir. Setelah dilaksaaka tidaka siklus II dega megguaka media Mid Mappig pada pembelajara IPA yag diikuti oleh 26 orag siswa kelas IV SDN 1 Segare terjadi peigkata kemampua siswa berupa keaika ilai rata-rata mejadi 72,31, dega ilai teredah 30, ilai tertiggi 100, serta ketutasa klasikal posttest mecapai 76,92%, atau sebayak 20 dari 26 siswa yag megikuti siklus II sudah tutas belajar dega medapatka ilai di atas KKM. Tigkat keaktifa siswa dalam pembelajara mecapai 73,33% dari idikator telah ditetapka da medapatka kriteria baik. Nilai rata-rata pretest siklus III adalah 61,43 dega ilai teredah 30, ilai tertiggi 80, serta persetase ketutasa klasikal pretest mecapai 42,86% dari 28 siswa yag hadir. Setelah dilaksaaka tidaka siklus III dega megguaka media Mid Mappig pada pembelajara IPA yag diikuti oleh 28 orag siswa kelas IV SDN 1 Segare terjadi peigkata kemampua siswa berupa keaika ilai rata-rata mejadi 89,64, dega ilai teredah 60, ilai tertiggi 100, serta ketutasa klasikal posttest mecapai 96,43%, atau sebayak 27 dari 28 siswa yag megikuti siklus III sudah tutas belajar dega medapatka ilai di atas KKM. Tigkat keaktifa siswa dalam pembelajara mecapai 87% dari idikator yag telah ditetapka da medapatka kriteria amat baik Peerapa media Mid Mappig dalam peelitia ii terbukti dapat meigkatka kemampua belajar siswa. Beberapa kelebiha dalam 5

pemafaata Mid Mappig sebagai media pembelajara adalah: a. Media Mid Mappig dapat dibuat dega mudah da relatif murah. b. Dapat diaplikasika pada pembelajara yag terbatasi oleh ketersediaa saraa da prasaraa pegguaa media berbasis komputer. c. Dapat diguaka oleh guru yag tidak dapat megoperasika komputer. d. Memudahka guru utuk mejelaska materi kepada siswa. e. Memudahka siswa dalam memahami materi secara meyeluruh da terkosep. f. Materi yag telah dipelajari mudah dikilas balik oleh siswa. Sedagka hal yag harus diperhatika dalam pegguaa media Mid Mappig ii adalah: a. Perlu pegetahua materi secara meyeluruh sebelum melaksaaka pembuata media Mid Mappig. b. Diperluka kreativitas guru agar dapat membuat media Mid Mappig yag mearik da tidak membosaka. c. Perlu komposisi yag tepat atara kata kuci, wara, da gambar. d. Haya terdapat kata kuci da/atau gambar dari setiap permasalaha, sehigga siswa harus memahami tetag pejelasa atau pejabaraya. Dalam peelitia ii, hal-hal lai yag medukug suksesya pegguaa media Mid Mappig dalam pembelajara adalah: a. Guru memafaatka media Mid Mappig secara berkelajuta, sehigga siswa memahami kosep dari media Mid Mappig. b. Siswa telah mempelajari materi yag aka di ajarka megguaka buku paket pelajara IPA, sehigga siswa mudah mempelajari kembali saat pembelajara dilaksaaka di kelas. c. Beberapa materi telah dipelajari secara tematik saat siswa duduk di kelas sebelumya. SIMPULAN Peerapa Mid Mappig sebagai media pembelajara terbukti efektif dalam meigkatka kemampua belajar IPA pada siswa Kelas IV SD Negeri 1 Segare Kabupate Pekaloga tahu pelajara 2012/2013. Hal ii didukug oleh hasil peelitia berupa peigkata prestasi belajar siswa yag sigifika atara sebelum siklus dilaksaaka dega setelah siklus terlaksaa. Berdasarka hasil peelitia ii, maka peeliti meyimpulka bahwa peerapa Mid Mappig sebagai media pembelajara mampu meigkatka kemampua belajar secara sigifika, tidak haya pada pembelajara peelitia ii amu juga terhadap pembelajara lai yag megguaka Mid Mappig sebagai media pembelajara. DAFTAR PUSTAKA Arikuto, Suharsimi. 2002. Prosedur Peelitia Suatu Pedekata Praktek. Jakarta: Rieka Cipta. Arikuto, Suharsimi. 2008. Peelitia Tidaka Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Buza, Toy. 2007. Buku Pitar Mid Map: The Ultimate Book of Mid Maps. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Depdikas. 2008. Sertifikasi Guru dalam Jabata. Peyusua Portofolio Gage, Robert ad Briggs Leslie. 1979. Priciples of Istructioal Desig. New York: Holt Wisto Hardiyato, Adreas Joko. 2011. Peerapa Pedekata Kostruktivisme dega Media Mid Mappig utuk Meigkatka Prestasi Belajar Ips Kelas IV SD Masehi PSAK Pocol Semarag. Uiversitas Negeri Semarag. http://kajiaipa.wordpress.com (diakses pada 21 Mei 2013) http://sarjaaku.com (diakses pada 21 Mei 2013) Kuadar. 2008. Lagkah Mudah Peelitia Tidaka Kelas sebagai Pegembaga Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers Mulyasa. 2005. Mejadi Guru Profesioal. Badug: Remaja Rosdakarya Mulyasa. 2007. Stadar Kompetesi da Sertifikasi Guru. Badug: Remaja Rosdakarya Nurmala, Ima da Triyoo. 2013. Buku Juara Mid Map: Mudah Belajar IPA SD Kelas 4, 5, 6. Jakarta: Grasido Rosidah, Ummu. 2009. Peerapa Tekik Mid Map utuk Meigkatka Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SDN Tamasatriya 2 Tirtoyudo Kabupate Malag. Uiversitas Negeri Malag. Setyaigsih, Edag. 2010. Peerapa Mid Mappig utuk Meigkatka Hasil Belajar Siswa pada Pembelajara IPS Kelas IV SDN Biagu 03. Uiversitas Negeri Malag. Slameto. 2003. Belajar da Faktor-faktor Yag Mempegaruhiya. Jakarta: Rieka Cipta 6

Sudjaa, Naa da Ibrahim. 2004. Peelitia da Peilaia Pedidika. Badug: Siar Baru Algesido Tu u,tulus. 2004. Pera Disipli pada Perilaku da Prestasi Siswa. Jakarta: Rieka Cipta. Uo, Hamzah. 2008. Perecaaa Pembelajara. Badug: PT. Bumi Aksara Wycoff, Joyce. 2003. Mejadi Super Kreatif Melalui Metode Pemetaa Pikira. Badug: Kaifa 7