Nursing Early Warning Scoring System (NEWSS)

dokumen-dokumen yang mirip
PANDUAN PELAYANAN RESUSITASI RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA BAB I

sistem monitoring dengan skoring INDONESIA HEALTHCARE FORUM Bidakara Hotel, Jakarta WEDNESDAY, 3 February 2016

MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

Novianto Kurniawan SMF Anestesi RSUD Muntilan

BAB I PENDAHULUAN. banyak terjadi pada orang dewasa, salah satu manifestasi klinis penyakit jantung

EVIDANCE BASED PRACTICE IN NURSING EMERGENCY ROOM NURSING EARLY WARNING SCORE SYSTEM IN EMERGENCY ROOM

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 4 Batuk dan Kesulitan Bernapas Kasus II. Catatan Fasilitator. Rangkuman Kasus:

GANGGUAN NAPAS PADA BAYI

PENATALAKSANAAN ASMA EKSASERBASI AKUT

CODE BLUE SYSTEM No. Dokumen No. Revisi Halaman 1/4 Disusun oleh Tim Code Blue Rumah Sakit Wakil Direktur Pelayanan dan Pendidikan

PEMERIKSAAN FISIK. Seseorang dikategorikan hypertensi berdasarkan tekanan darahnya adalah:

NEONATUS BERESIKO TINGGI

Pemeriksaan Fisis Neonatus

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

BAB IV METODE PENELITIAN. obstetri dan ginekologi. analisis data dilakukan sejak bulan Maret Juni menggunakan pendekatan retrospektif.

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN NY. S DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI IGD RS HAJI JAKARTA

PANDUAN PENANGANAN, PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN DARAH DAN PRODUK DARAH RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN LAMPUNG

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

TRANSFER PASIEN KE RUMAH SAKIT LAIN UNTUK PINDAH PERAWATAN

Data Demografi. Ø Perubahan posisi dan diafragma ke atas dan ukuran jantung sebanding dengan

Informed Consent Penelitian

Ditetapkan Tanggal Terbit

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan aliran udara yang menetap pada saluran napas dan bersifat progresif.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN TRANSIENT TACHYPNEA OF THE NEW BORN

BAB I PENDAHULUAN. Sindrom Koroner Akut (SKA) adalah salah satu manifestasi klinis

PROTAP DAN SOP TRIASE DI UNIT GAWAT DARURAT/UGD RUMAH SAKIT

KOMUNIKASI TENTANG PASIEN KEPADA DPJP DENGAN METODE SBAR SITUATION BACKGROUND ASSESSMENT RECOMMEDATION

Rakor Bidang Keperawatan, PP dan PA. Kirana, 9 Agustus 2016

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan

PANDUANTRIASE RUMAH SAKIT

Pusat Hiperked dan KK

BAB 1 PENDAHULUAN. dan lain-lain. Pemanfaatan teknologi informasi dapat meningkatkan

SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan kesehatan suatu negara. Menurunkan angka kematian bayi dari 34

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 5 Diare. Catatan untuk instruktur

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, karena dalam jangka panjang peningkatan tekanan darah yang

A. Latar Belakang Masalah

Panduan Identifikasi Pasien

SURAT PERNYATAAN JANGAN DILAKUKAN RESUSITASI ( DO NOT RESUCITATE )

Tatalaksana Sindroma Koroner Akut pada Fase Pre-Hospital

MAKALAH TINGKAT KESADARAN

PANDUAN PELAYANAN PASIEN DENGAN ALAT PENGIKAT (RESTRAINT) RUMAH SAKIT UMUM BUNDA THAMRIN MEDAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR Nomor:000/SK/RSMH/I/2016

PELAYANAN BEDAH DAN ANESTESI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Keperawatan pasca operasi merupakan periode akhir dari keperawatan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN. Setiawan, S.Kp., MNS

Derajat 2 : seperti derajat 1, disertai perdarah spontan di kulit dan atau perdarahan lain

BAB I PENDAHULUAN. kondisi mental seseorang. Bila denyut jantung atau suhu tubuh tidak normal,

2. PERFUSI PARU - PARU

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi

Artikel Komunikasi Efektif SBAR

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

Pelatihan Internal RSCM Bantuan Hidup Dasar 2015 BANTUAN HIDUP DASAR. Bagian Diklat RSCM

Pathway. Paksaan : Jatuh, benda tumpul, kompresi, dll. Benda tajam : Pisau, peluru, ledakan, dll

KEBIJAKAN DAN PROSEDUR MANAGEMEN NYERI DI RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )

Emergency First Aid Course

PELAYANAN BEDAH DAN ANESTESI (PAB)

parameter kriteria nilai skor Usia < 3 tahun tahun tahun 2 13 tahun 1 Jenis kelamin Laki-laki 2 Perempuan

100% 100% (2/2) 100% 100% (4142) (4162) (269) (307) (307) (269) (278) (263) (265) (264) 0% (638) 12 mnt. (578) 10 mnt

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini,

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx. Tindakan dan Evaluasi

Kegawatdaruratan Jantung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III RESUME KEPERAWATAN

Adult Basic Life Support

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul WIB Ny Y datang ke

BAB IV METODE PENELITIAN. Perinatologi RSUP Dr. Kariadi / FK Undip Semarang.

PELATIHAN NEFROLOGI MEET THE PROFESSOR OF PEDIATRICS. TOPIK: Tata laksana Acute Kidney Injury (AKI)

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merajarela dan banyak menelan korban. Namun demikian, perkembangan

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADIA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH (HIPERTERMI)

KUESIONER MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP AN. R DENGAN BISITOPENIA DI RUANG HCU ANAK RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

LAPORAN RESUME ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Bpk. A DENGAN HIPERTENSI DI RW 13 KELURAHAN BARANANG SIANG BOGOR TIMUR

PENGKAJIAN PNC. kelami

B A B I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) dengan penyakit kardiovaskular sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. dan gelisah dengan sesuatu yang dialaminya (Candido et al. 2014).

INDIKATOR MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT

LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN. Saya dr. Azwita Effrina Hasibuan, saat ini sedang menjalani Program

DAFTAR TABEL JUDUL. Distribusi frekuensi klien DM berdasarkan usia. Distribusi frekuensi klien DM berdasarkan jenis kelamin

PREEKLAMPSIA - EKLAMPSIA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Profesor Shahryar A. Sheikh, MBBS dalam beberapa dasawarsa terakhir

TABULASI POKJA PAP ( PELAYANAN ASUHAN PASIEN)

BAB I DEFENISI A. LATAR BELAKANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

BAB I PENDAHULUAN. eklampsia, sepsis, dan komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab

Profesi _Keperawatan Medikal Bedah_cempaka

PENGARUH ANALGESIA AKUPUNTUR FREKUENSI KOMBINASI TERHADAP ONSET NYERI PASIEN PASCA OPERASI KRURIS TERTUTUP

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

RITA ROGAYAH DEPT.PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FKUI

MANAJEMEN NYERI. No. Dokumen: Halaman: 1 dari 3. No. Revisi: 00 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL. Disahkan oleh DIREKTUR UTAMA

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 3 Permasalahan Neonatus-Berat Badan lahir rendah. Catatan untuk fasilitator.

Transkripsi:

Nursing Early Warning Scoring System (NEWSS) DETEKSI DINI PERBURUKAN KONDISI PASIEN OLEH PERAWAT Hendra Firmansyah

DATA WHO: Risiko Kematian RUMAH SAKIT 1 : 300 KECELAKAAN PESAWAT 1 : 1.000.000

PENDAHULUAN Henti jantung merupakan salah satu penyebab panggilan code blue di rumah sakit. Henti jantung di rumah sakit biasanya didahului oleh tanda-tanda yang dapat diamati, yang sering muncul 6 s.d. 8 jam SEBELUM henti jantung terjadi. (Duncan & McMullan, 2012).

SETIAP TAHUN lebih dari 500.000 ANAK & DEWASA mengalami HENTI JANTUNG Kurang dari 15% SELAMAT

Bagaimana cara MENINGKATKAN ANGKA KESELAMATAN HENTI JANTUNG

Strategi: 1. Cegah Terjadinya Cardiac Arrest: Deteksi Perburukan kondisi pasien Tangani perburukan sebelum henti jantung terjadi 2. Jika Terjadi Cardiac Arrest lakukan High Quality CPR

Strategi 1: CEGAH TERJADINYA CARDIAC ARREST

DETEKSI PERBURUKAN KONDISI PASIEN osalah satu peran TRADISIONAL perawat adalah surveillance. Meliputi: omemeriksa perubahan kondisi pasien, omendeteksi perburukan kondisi pasien secara dini, dan omelakukan pencegahan terhadap cedera dan kesalahan/ kelalaian (Rogers et al, 2008).

Deteksi Perburukan dengan Monitoring TTV Selama lebih dari 100 tahun, perawat telah melakukan surveillance dengan melakukan pemeriksaan TTV: SuhuTubuh, Nadi, Tekanan Darah, Frekuensi Napas, Pemeriksaan Tambahan: Saturasi Oksigen Nyeri Kesadaran Urine Output (Ahrens, 2008).

Suhu Tubuh Hipertermia ataupun hipotermia merupakan penanda yang sensitif untuk menunjukkan kondisi akut dan adanya gangguan fisiologis Khususnya pada Anak Anak/ bayi/ neonatus, perubahan suhu tubuh sangat berpengaruh terhadap kondisi fisiologis Terdapat 3 jenis data suhu tubuh Core Temperature (Suhu Inti Tubuh) Yang dirasakan pasien Surface Temperature (Suhu Permukaan Tubuh) Perawat harus mengidentifikasi data sesuai dengan kondisi klinis dan penyakit pasien

Frekuensi Nadi Takikardi: sepsis atau hipovolume Gagal Jantung Demam Nyeri atau distress Aritmia Gangguan metabolic Hipertiroid Efek obat obatan

Frekuensi Nadi Bradikardi Normal pada kondisi tertentu Obat obatan: Beta-blocker Hipothermia, Depresi SSP Hypothyroidism EKG: Heart block.

Tekanan Darah Sistolik Hipotensi merupakan tanda yang penting dalam mengkaji derajat keparahan dan kegawatan penyakit. Hipotensi menunjukkan adanya perubahan sirkulasi: sepsis atau hipovolume, Gagal Jantung atau gangguan irama jantung, Depresi SSP, Efek obat obatan antihipertensi. Perhatian: terdapat beberapa orang yang secara alami memiliki tekanan darah sistolik yang rendah (<100 mmhg) tanpa ada keluhan Periksa parameter lainnya dan Kaji riwayat pemeriksaan sebelumnya

Tekanan darah Sistolik Hipertensi merupakan salah satu factor risiko penyakit kardiovaskular (PJK, Stroke) Hipertensi tidak selalu menunjukkan kondisi akut yang menunjukkan kegawatan Hipertensi berat, sistolik 200 mmhg, dapat terjadi karena nyeri atau distress lainnya Sangat penting untuk memastikan apakah perburukan pasien disebabkan oleh hipertensi atau diperburuk dengan hipertensi

Respirasi Peningkatan laju nafas merupakan gejala yang menujukkan adanya kondisi akut dan distress Dapat disebabkan karena Nyeri dan distress Infeksi paru Gangguan system syaraf pusat Gangguan Metabolik : asidosis metabolik Penurunan laju nafas merupakan indicator penurunan kesadaran atau adanya efek narkose

Tingkat Kesadaran Tingkat kesadaran merupakan indicator yang penting dalam mendeteksi perburukan pasien Metode:AVPU + N Alert Voices Pain Unresponsiveness New onset confusion

KENDALA DALAM TTV Beberapa penelitian menunjukkan bahwa TTV tidak secara konsisten dikaji, dicatat dan diinterpretasikan Penyebab hal ini adalah: Tingginya beban kerja Menurunnya kesadaran thd pentingnya monitoring TTV Tidak jelasnya kewenangan dalam pengambilan keputusan (Rose, 2010) Bagaimana pengalaman Anda???

Pengalaman SAYA TTV diisi dengan mengandalkan INGATAN!!! TTV diisi sebelum waktunya Hasil pemeriksaan hanya dicatat, tidak di analisis

Berdasarkan hal tersebut maka perlu adanya suatu mekanisme untuk meningkatkan mutu pemantauan TTV terutama dalam menginterpretasikan dan tindak lanjut terhadap hasil monitoring NEWSS (Nursing Early Warning Scoring System)

NEWSS (Nursing Early Warning Scoring System) NEWSS adalah sebuah sistem skoring fisiologis (tanda-tanda vital) yang umumnya digunakan di unit medikal bedah sebelum pasien mengalami kondisi kegawatan. Skoring NEWSS disertai dengan algoritme tindakan berdasarkan hasil skoring dari pengkajian pasien. NEWSS melengkapi sistem Tim Medik Reaksi Cepat (yang telah diimplementasikan RSCM), dalam menangani kondisi kegawatan pada pasien atau biasa kita kenal dengan istilah code blue. NEWSS lebih berfokus kepada mendeteksi kegawatan sebelum hal tersebut terjadi. (Duncan & McMullan, 2012)

NEWSS Pasien Dewasa Frekuensi Pernapasan x/menit 3 2 1 0 1 2 3 <8 8 9-17 18-20 21-29 >30 Frekuensi Nadi x/menit Tekanan darah Sistolik (mmhg) Tingkat Kesadaran <40 40-50 51-100 101-110 111-129 >130 <70 71-80 81-100 101-159 160-199 200-220 >220 Coma Stupor Somnolen Compos Mentis Suhu Tubuh ( o C) <35 0 C 35.05-36 0 C 36.05-38. 0 C Apatis 38.05-38.5 0 C Acute Confusional States/ Delirium >38.5 0 C Hijau Kuning Orange Merah 0-1 2-3 4-5 >6

NEWSS Pasien Anak 0 1 2 3 Sensitif Perilaku Sesuai Cenderung murung/ diam Kardio vaskular Respirasi Pink atau CRT 1-2 detik Normal tidak ada retraksi Pucat atau CRT 3 detik Tekanan darah sistolik 10 mmhg di atas atau di bawah nilai normal RR >10 di atas normal, menggunakan otot otot aksesoris pernapasan Abu abu/ Biru CRT 4 detik Takikardia: Nadi lebih tinggi/rendah 10 kali/menit RR>20 di atas normal, terdapat retraksi dada Letargik/ Bingung/ Penurunan respon terhadap nyeri Abu abu/ Biru, mottled atau CRT>5 atau Taki Kardi, Nadi lebih tinggi atau lebih rendah 30 kali/menit 5 di bawah normal dengan retraksi dan atau grunting (mendengkur) Hijau Kuning Orange Merah 0-2 3 4 > 5 Nilai normal sesuai Usia Usia Frekuensi Nadi Tekanan Darah Frekuensi (x/menit) Sistolik (mmhg) Napas (x/menit) 0-3 bulan 100-180 50 60 4-12 bulan 100-180 60 50 1-4 tahun 90-160 70 40 5-12 tahun 80-140 80 30 >12 tahun 60-130 90 30

Hijau TANGANI PERBURUKAN SEBELUM HENTI JANTUNG TERJADI : Pasien dalam kondisi stabil Kuning : Pengkajian ulang harus dilakukan oleh Perawat Primer/ PJ Shift. Jika skor pasien akurat maka perawat primer atau PP harus menentukan tindakan terhadap kondisi pasien dan melakukan pengkajian ulang setiap 2 jam oleh perawat pelaksana. Pastikan kondisi pasien tercatat di catatan perkembangan pasien Orange : Pengkajian ulang harus dilakukan oleh Perawat Primer/ PJ Shift dan diketahui oleh dokter jaga residen. Dokter jaga residen harus melaporkan ke DPJP dan memberikan instruksi tatalaksana pada pasien tersebut. Perawat pelaksana harus memonitor tanda vital setiap jam. Merah : Aktifkan code blue, TMRC melakukan tatalaksanakegawatan pada pasien, dokter jaga dan DPJP diharuskan hadir di samping pasien dan berkolaborasi untuk menentukan rencana perawatan pasien selanjutnya. Perawat pelaksana harus memonitor tanda vital setiap jam (setiap 15 menit-30 menit-60 menit)

Alur Deteksi Perburukan pasien Cek dan Catat Tanda Tanda Vital Lakukan Skoring dengan NEWSS Jumlahkan semua Skor dan Catat Kategori NEWSS Lakukan Tatalaksana sesuai Algoritme

PENERAPAN NEWSS DI RSCM APLIKASI:

Aplikasi NEWSS di RSCM Mulai pengembangan Awal tahun 2014 Desain Formulir Uji coba di 4 ruang pelayanan: Rawat Inap gedung A (medikal bedah, anak), RSCM Kencana, PJT Sosialisasi konsep NEWSS Uji coba penggunaan formulir Parameter yang diukur: kemudahan penggunaan formulir NEWSS

Aplikasi NEWSS di RSCM Hasil Uji Coba: 100% perawat merasa NEWSS dapat digunakan dalam pelayanan 75% perawat dapat melakukan analisis hasil TTV dengan NEWSS Tindak Lanjut: Penyempurnaan formulir dan SOP Sosialisasi pelaksanaan NEWSS Penerapan NEWSS dalam pelayanan (1 Maret 2015)

Kendala Penerapan NEWSS Konsep Baru : belum dikenal dan tidak diajarkan ketika kuliah Zona Nyaman Perawat: resisten terhadap perubahan Prosedur baru, kerjaan tambahan Pendekatan interpersonal Tekankan tanggung jawab perawat sebagai tenaga kesehatan

First DO NO HARM Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi. (QS: Al-Maidah Ayat: 32)

Kendala Penerapan NEWSS Kolaborasi (sebagai mitra sejajar) dengan dokter belum BIASA Peningkatan kompetensi perawat (sejajar dalam hal kompetensi) Teknik Komunikasi Efektif SBAR Dukungan pimpinan RS

CONTOH FORMULIR UNTUK PENERAPAN NEWSS Kategori NEWSS

KESIMPULAN Deteksi dini dan pelaporan perubahan TTV adalah tindakan yang sangat PENTING, karena penundaan dalam memulai tindakan yang tepat dapat berdampak buruk terhadap outcome perawatan pasien (Chalfin et al, 2007).

TERIMA KASIH NURSING: WHERE SKILL, DETERMINATION & HEART MEET