JAPANESE LEARNER'S COMMUNICATION STRATEGY STUDY CASE ON INTERMEDIATE LEVEL LEARNERS AND ELEMENTARY LEVEL LEARNERS

dokumen-dokumen yang mirip
3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. responden, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: mitra tutur, ungkapan yang digunakan responden disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada)

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto

BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

Keyword : Speech Act, Refusal,Keigo

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

BAB III METODE PENELITIAN

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

SOAL PRE TEST. A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! は に を ) やすみですか

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : X MIA 6 (kelas Eksperimen)

ANALISIS KARAKTER DAN KONFLIK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BOCCHAN KARYA NATSUME SOUSEKI. Mei Ambar Sari*

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI PENOLAKAN TIDAK LANGSUNG DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA BAHASA JEPANG STBA YAPARI ABA BANDUNG

BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA. pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10

BAB I PENDAHULUAN. akan merasa kesulitan jika harus menghapal kanji. Di tambah lagi satu kanji bisa

BAB II LANDASAN TEORI

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

KISI KISI SOAL POSTTEST. Kompetensi Dasar 毎日の生活

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya era globalisasi jumlah orang asing yang datang ke

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Silakan lihat lampiran 1.

Bab 2. Landasan Teori

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI. Skripsi Sarjana yang berjudul : Telah diuji dan diterima baik pada : hari selasa tanggal 23 Agustus 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan

Bab 1. Pendahuluan. semua ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semakin memperdalam

Bab 3. Analisis Data. Bab ini berisikan tentang hasil analisis yang telah penulis lakukan pada bulan Maret

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Pergi kemana? どこへ行きますか

KOUTOU RENSHUU DALAM PEMBELAJARAN KAIWA (BERBICARA)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan mendekripsikan hasil analisis data mengenai kesalahan

Bab 2. Landasan Teori. kata memiliki fungsi yang sangat penting dalam pembentukan suatu kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan salah satu unsur yang

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : BAHASA JEPANG PEMINATAN b. Semester : Genap c. KompetensiDasar : 3.5 dan 4.5

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

Bab 2. Landasan Teori. Setiap cerita pasti memiliki tokoh karena tokoh merupakan bagian penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meirina Andreany, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu)

METODE PENGAJARAN MEMBACA Sudjianto (Universitas Pendidikan Indonesia)

Transkripsi:

1 JAPANESE LEARNER'S COMMUNICATION STRATEGY STUDY CASE ON INTERMEDIATE LEVEL LEARNERS AND ELEMENTARY LEVEL LEARNERS Saddam Amin, Dini Budiani, Nana Rahayu reonhart26@gmail.com, dinibudiani2803@yahoo.co.jp, nana.rahayu.75@facebook.com Japanese Language Study Program Faculty of Teachers Training and Education Riau University Abstrak: The purpose of this research is to discover communication strategy used by japanese learners. This research divided the learners onto two groups, Elementary level learners and intermediate level learners. On this research, student on 4th semesters are elementary level learners while 6th semesters students are intermediate level learners; each group will be taken 10 people as object which make 20 people in total. Data collected using roleplay as a form of conversation As results this research found that elementary level learners tend to use intralingual strategy asking for help and intralingual make new world strategy; intermediate level learners tend to use intralingual restructuritation strategy. Generally speaking, intralingual strategy often used by both groups followed by form reduction strategy. One of the reason why that happened is, even though student already understood the language most of them practice their japanse as a tool to communication. This makes the student to feel nervous or doubt what kind of words or grammar they should use next. keywords: communication, strategy, intermediat, elementary, learners, japanese

2 STRATEGI KOMUNIKASI BAHASA JEPANG (STUDI KASUS MAHASISWA SEMESTER EMPAT DAN MAHASISWA SEMESTER ENAM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FKIP UNIVERSITAS RIAU) Saddam Amin, Dini Budiani, Nana Rahayu reonhart26@gmail.com, dinibudiani2803@yahoo.co.jp, nana.rahayu.75@facebook.com Program Study Bahasa Jepang Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Riau Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu strategi komunikasi yang digunakan pembelajar bahasa asing khususnya bahasa jepang. Penelitian ini membagi kelompok pembelajar dalam dua kelompok, yakni pembelajar tingkat awal dan pembelajar tingkat menengah. Dalam penelitian ini mahasiswa semester empat dikategorikan sebagai pembelajar tingkat awal dan mahasiswa semester enam sebagai pembelajar tingkat menengah masing-masing 10 orang perkelompok dengan total 20 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah roleplay. Hasil penelitian ini adalah pembelajar tingkat awal cenderung menggunakan strategi meminta bantuan dan membuat kata baru dalam percakapan; sementara pembelajar tingkat menengah menggunakan strategi strukturisasi kalimat. Secara umum strategi intralingual paling banyak digunakan oleh pembelajar dari dua kelompok tersebut, diikuti dengan strategi reduksi bentuk. Salah satu penyebab terjadinya hal tersebut adalah meskipun pembelajar sudah menguasai materi, kurangnya komunikasi bahasa jepang diluar jam pembelajaran menjadi hambatan yang riil dalam berkomunikasi. Akibatnya pembelajar kadang gugup atau ragu dengan kosakata atau kalimat yang hendak diucapkan. Kata kunci: Komunikasi, Strategi, tingkat menengah, Tingkat awal, bahasa jepang

3 PENDAHULUAN Salah satu alat yang umum digunakan untuk berkomunikasi adalah bahasa. Bahasa ialah alat yang digunakan untuk dapat berkomunikasi sehari-hari, baik bahasa lisan atupun tulisan (Felicia, 2001:1). Sebagai makhluk sosial, komunikasi merupakan salah satu kebutuhan utama manusia. Untuk memenuhi kebutuhan ini manusia membutuhkan manusia lainnya, sehingga terjadilah pertukaran pesan antar manusia. Menurut Ruben Brent D dan Lea P Stewart (2006), Komunikasi adalah "suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain". Pada umumnya komunikasi dilakukan secara verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu, dan lain sebagainya. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal. Dalam berkomunikasi, terkadang ditemukan hambatan-hambatan dalam berkomunikasi. Hambatan tersebut bisa berbentuk hambatan fisik atau hambatan sosial. Untuk mengatasi hambatan-hambatan yang ada dalam komunikasi digunakanlah strategi komunikasi. Strategi komunikasi adalah perencanaan dan manajemen komunikasi untuk mencapai tujuan komunikasi (Effendy, 2003:301). Tujuannya antara lain adalah menyampaikan suatu pesan atau menjelas suatu hal melalui komunikasi. Dalam pembelajaran bahasa asing, strategi komunikasi adalah teknik sistematis yang digunakan oleh pembelajar untuk mengekspresikan ide-ide ketika menghadapi komunikasi bahasa asing dikarenakan belum sempurnanya penguasaan bahasa asing. Meskipun digunakan untuk menyiasati keterbatasan dalam berbahasa asing teknik ini tidak jarang mengesampingkan kaidah-kaidah berbahasa. Bagi pembelajar bahasa asing, khususnya mahasiswa keterbatasan berbahasa seperti lupa kosakata atau tidak paham tata bahasa merupakan hal yang wajar. Terkadang ada beberapa kasus dimana mau tidak mau mereka harus menggunakan bahasa asing seperti ketika berbicara dengan pengajar native speaker atau ketika praktek komunikasi di depan kelas. Dalam situasi tersebut mahasiswa secara sadar ataupun tidak menggunakan strategi komunikasi. Walaupun seseorang sudah mahir dalam berbahasa asing hambatan komunikasi tetap saja ditemui, hambatan tersebut seperti tidak menguasai materi pesan atau tidak memiliki kemampuan sebagai komunikator yang handal. Untuk mengatasi hambatan komunikasi yang ada, seseorang akan menggunakan perencanaan atau strategi dalam berkomunikasi. Contoh hambatan ketika tidak menguasai materi pesan, bagi mereka yang sudah mahir dalam berbahasa asing bisa saja menjelaskan materi tersebut dengan cara penjelasan yang berputar-putar atau bertele-tele walaupun terdapat gangguan dalam berkomunikasi cara tersebut setidaknya bisa memberikan penjelasan kepada pendengar. Menurut Ghazali (2010:141), agar pembelajar bisa menyampaikan maksudnya kepada orang lain, dia seringkali menggunakan trik-trik produksi tertentu untuk mengatasi kekurangan-kekurangan pada kemampuan bahasanya. Mereka menggunakan beberapa strategi komunikasi seperti dengan menggunakan gerak tubuh (mime, pantomim), meminta bantuan orang lain untuk menjelaskan, membuat kata baru, menjelaskan dengan menggunakan perumpamaan, maksud yang hendak dikatakannya atau menghindari pembicaraan mengenai topik yang belum dikuasainya itu. Strategistrategi komunikasi seperti ini, menurut Faerch dan Kaspter (1983: 36) dalam Buku

4 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa (Ghazali, 2010:141) rencana secara sadar untuk memecahkan masalah yang diajukan seorang individu kepada dirinya sendiri untuk ia pecahkan sendiri di dalam mencapai tujuan komunikatif tertentu. Terdapat banyak penelitian sebelumnya berkaitan dengan strategi komunikasi pembelajar bahasa asing, salah satunya penelitian Yoni Rahardi yang berjudul Analisis Strategi Bahasa Jepang (Studi Kasus Mahasiswa Semester Enam Prodi Pendidikan Bahasa Jepang FKIP Universitas Riau). Pada penelitian ini, peneliti menganalisis strategi komunikasi apa yang digunakan oleh mahasiswa. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa strategi komunikasi yang banyak digunakan adalah strategi intralingual, yaitu strategi dimana target sulit mengungkapkan maksud tertentu, tapi berusaha memutar bahasa target untuk mengungkapkan maksudnya. Berdasarkan hal itu peneliti tertarik untuk mencari tahu apakah pelajar pemula dengan pelajar mahir melakukan strategi yang sama atau berbeda sama sekali. Untuk itu, penulis merumuskan judul penelitian sebagai berikut Strategi Komunikasi Bahasa Jepang (Studi Kasus Mahasiswa Semester Empat dengan Mahasiswa Semester Enam Prodi Pendidikan Bahasa Jepang FKIP Universitas Riau)." METODE PENELITIAN Penelitian ini diawali dengan merancang wawancara percakapan yang digunakan pewawancara dan mahasiswa, dalam hal ini penulis berperan sebagai pewawancara. Untuk mengarahkan arah percakapan agar mahasiswa menggunakan strategi komunikasi maka isi percakapan tersebut disesuaikan dengan strategi komunikasi yang telah dibahas pada kajian teori. Pada penelitian ini mengambil 2 kelompok mahasiswa, yakni Mahasiswa tahun ke-2 dan tahun ke-3 Prodi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Riau Tahun Ajaran 2015-2016 sebagai objek penelitian. Dari dua kelompok tersebut masing-masingnya diambil 10 orang untuk dijadikan sampel. Wawancara merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi di mana sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai. Pada umumnya wawancara menanyakan hal yang pernah dialami atau dirasakan oleh narasumber. Akan tetapi, pada penelitian ini menggunakan wawancara rancangan atau wawancara dimana narasumber tidak benar benar mengalami hal yang dibicarakan. Tujuannya adalah agar pembicaraan yang terjadi lebih terarah serta mudah untuk mendapatkan informasi tentang strategi komunikasi yang akan digunakan. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembelajar tingkat menengah Secara umum, pembelajar tingkat menengah banyak menggunakan strategi intralingual kemudian diikuti dengan strategi reduksi bentuk. Strategi intralingual yang sering digunakan adalah strategi strukturisasi kalimat dan strategi meminta bantuan, sedangkan pada strategi reduksi bentuk kebanyakan menggunakan menggunakan strategi reduksi reduksi bentuk morfologis dan strategi reduksi bentuk leksikal.

5 Sementara itu strategi reduksi bentuk fonologis, strategi intralingual membuat kata baru dan strategi menginisiasi perbaikan sangat jarang digunakan, serta strategi interlingual terjemahan harafiah tidak digunakan sama sekali. 1. Strategi intralingual restrukturisasi kalimat Dialog 3: 散歩 散歩したりシャツを買ったよ Pada dialog diatas, mahasiswa terlihat sedikit ragu dengan kata-kata yang akan diucapkan, kemudian mengulangi lagi dengan melakukan perbaikan pada tata bahasa yang digunakan. Dialog 4: 私は好きなアイドルがそのシャツ着る? き 着た Dialog di atas mahasiswa sadar akan kesalahan morfologis yang telah dilakukannya, akan tetapi dengan segera menyadarinya dan melakukan perbaikan. Dialog 3: んん チェック 柄はチェックのは面白いと思うだよ Pada dialog diatas, mahasiswa mengulang kosakata チェック dan menggunakan jeda percakapan untuk memikirkan kalimat yang akan dikatakan sehingga membuatnya mengulang kata-kata yang akan dikatakan. 2. Strategi reduksi bentuk morfologis Dialog 4: 見るだけつもりだったけど Strategi ini digunakan mahasiswa ketika mereka tidak mengindahkan sistematika morfologi baik dalam bentuk-bentuk gramatika yang ada dalam bahasa jepang. Tidak jarang juga karena dipengaruhi oleh bahasa ibu yang jika diterjemahkan secara harafiah "aku cuma bermaksud untuk melihat-lihat saja", dalam sistem morfologi indonesia katakata tersebut benar tapi dalam sistem morfologi jepang kalimatnya tidak terlalu efektif. Mahasiswa bisa mengatakan ただ見るだけだけど. Dialog 7: 昨日私モール SKA に来ましたよ seharusnya 昨日私モール SKA に行きましたよ Salah satu pengaruh bahasa ibu bisa dilihat pada dialog ini, dalam bahasa indonesia "datang" bisa digunakan untuk menyatakan "bahwa saya pergi". Akan tetapi, dalam bahasa jepang kata 来ました (datang) menyatakan bahwa objek berpindah tempat dari tempat x ke tempat pembicara sedangkan 行きました (pergi) menyatakan bahwa objek berpindah dari tempat pembicara ke tempat x. Dalam hal ini, mahasiswa tidak mengindahkan hal tersebut. 3. Strategi reduksi bentuk leksikal Strategi ini digunakan oleh mahasiswa ketika mereka benar-benar tidak tahu kosakata yang tepat untuk menjelaskan sesuatu. Biasanya mereka akan menghindari topik mengenai kosakata tersebut dengan mengatakan "saya tidak tahu". Penggunaan strategi ini bisa dilihat di dialog 1, dialog 5, dialog 6 dan dialog 10 dimana mahasiswa menjawab dengan わからない atau いや. 4. Strategi paralinguistik Pada umumnya mahasiswa menggunakan strategi ini untuk menjelaskan bentuk baju atau gambar yang ada pada baju. Gerak tubuh yang umum digunakan adalah dengan menggoyang-goyangkan tangan sambil menjelaskan sesuatu selama roleplay.

6 Strategi ini digunakan 4 kali oleh mahasiswa berbeda selama pengambilan data berlangsung. 5. Strategi intralingual meminta bantuan Dialog 1: 一番好き? どんな一番好き? Strategi ini digunakan mahasiswa untuk meminta peneliti untuk mengulangi kembali apa yang peneliti ucapkan sebelumnya karena kurang jelas atau untuk memastikan agar tidak ada kosakata yang salah didengar. Ini termasuk salah satu strategi intralingual meminta bantuan secara eksplosit Dialog 9: がら? がらが 縞柄の服です Pada dialog diatas, mahasiswa menggunakan strategi meminta bantuan secara eksplosit. Mahasiswa tidak menangkap dengan jelas apa yang ditanyakn oleh penulis sehingga membuatnya bertanya secara langsung kepada penulis. 6. Strategi fungsional menghindari topik dialog 8: いくらかどうかわかりません その服は彼がかいてくれました Pada dialog ini, mahasiswa tidak mengacuhkan tema roleplay yang sudah diberikan sebelumnya sehingga ketika ditanyai mereka menghindari jawaban yang sudah diberikan pada roleplay. Strategi ini merupakan salah satu strategi ekstrem dimana mahasiswa tidak memperhatikan percakapan seperti pada dialog 6. Sementara itu, pada dialog 7 mahasiswa tidak mengacuhkan materi roleplay yang sudah diberikan dan melakukan percakapan dengan materi sendiri. 7. Strategi intralingual smurfing Strategi ini digunakan mahasiswa dengan memasukkan kata-kata yang tidak memiliki makna sama sekali baik dalam bahasa jepang ataupun bahasa indonesia. kosakata tersebut berupa えと dan んん 8. Strategi reduksi bentuk sintaksis Strategi ini digunakan ketika mahasiswa tidak memperdulikan aturan urutan kalimat yang benar dalam bahasa jepang. Seperti pada dialog 1: 一番好きがカップルですから彼氏と同じカップルをできます sebaiknya mengatakan 一番好きなのはカップルと言う点です 彼氏と一緒に同じ服を着たいです dan pada dialog 5 : 分らないけど 名前は seharusnya 名前は分らないけど 9. Strategi reduksi fungsional batal niat Strategi ini digunakan mahasiswa ketika hendak mengatakan sesuatu tapi karena ada hambatan mereka membatalkannya dengan tidak memperbaik atau melanjutkan kalimatnya. Hal ini bisa dilihat pada dialog 2: 服は赤い服 赤い服 赤い服しそれから pada tahapan ini mahasiswa hendak mengatakan sesuatu tetapi dibatalkan pada kalimat berikutnya yakni うんん T- シャツの赤い服です. Pada dialog 5: 分らないけど 名前は terlihat mahasiswa berhenti dan tidak melanjutkan kalimatnya

7 10. Strategi reduksi fungsional mengganti makna Pada strategi ini, mahasiswa mengganti makna シャツ yang berarti kemeja dan T シャツ yang berarti baju kaos. Hal ini bisa dilihat pada dialog 1 dan dialog 8 11. Strategi intralingual meminjam kata (code switching) Strategi ini digunakan mahasiswa dengan menggunakan bahasa inggris untuk menjelaskan sesuatu. Seperti pada dialog 1 dimana mahasiswa menggunakan kosakata "sailor" untuk menjelaskan jangkar. Pada dialog 2 menggunakan kata "double" untuk mejelaskan baju yang ada dua 12. Strategi intralingual generalisasi Strategi ini digunakan mahasiswa yang tidak bisa membedakan antara シャツ dan T シャツ,untuk itu mereka menggunakan 服 karena 服 merupakan bentuk yang umum. 13. Strategi reduksi bentuk fonologis Strategi ini digunakan pada dialog 8 dimana mahasiswa salah menyebut くろ dengan menyebut いろ 14. Strategi interlingual mengasingkan Strategi ini digunakan pada dialog 5 dimana mahasiswa bermaksud menggunakan kata スナック dalam bahasa jepang, tetapi malah mengikuti ejaan bahasa inggris snack sehingga menggantinya dengan スネック 15. Strategi intralingual membuat kata baru Dalam bahasa jepang memiliki satuan penyebutan angka yang tidak ada dalam bahasa indonesia yakni satuan 万 (man) atau puluh ribuan, akibatnya dalam penyebutan angka 100.000 akan disebutkan dengan 10man sementara indonesia 100ribu. Akibatnya kesalahan umum bagi pembelajar dari indonesia adalah penyebutan 100.000 yang menjadi 100man, hal ini bisa dilihat pada dialog 4: 百七十五千だ 16. Strategi intralingual menginisiasi perbaikan Strategi ini bisa dilihat pada dialog 1 dimana ketika ditanyai harga baju mahasiswa menjelaskan dengan ragu 10 万ルピアぐらいです kemudian mengulangi hal yang sama kembali 10 万ルピアだと思います B. Pembelajar tingkat awal Pembelajar pada tingkatan ini jika dibandingkan dengan pembelajar tingkat menengah tidak mau memulai percakapan dan percakapan yang dilakukan terkesan lebih kaku. Strategi yang digunakan lebih sedikit dan kurang bervariasi. Strategi yang banyak digunakan adalah strategi intralingual membuat kata baru dan strategi intralingual meminta bantuan kemudian diikuti dengan strategi strategi reduksi bentuk morfologis, strategi reduksi bentuk leksikal dan strategi intralingual restrukturisasi

8 kalimat. Sementara itu, strategi reduksi bentuk fonologis, strategi reduksi bentuk sintaksis, strategi interlingual terjemahan harafiah, strategi interlingual mengasingkan dan strategi intralingual menginisiasi perbaikan sama sekali tidak digunakan. 1. Strategi intralingual membuat kata baru Strategi ini banyak digunakan pada penyebutan angka, persepsi yang digunakan pada umumnya adalah penyebutan 100.000 dalam bahasa indonesia sama dengan bahasa jepang yakni disebutkan dalam ribuan contohnya 百千 (secara harafiah seratus dan seribu), padahal dalam bahasa jepang penyebutan 100.000 adalah 十万 (secara harafiah sepuluh dan sepuluh ribu). Karena kurang paham dengan hal ini, mahasiswa menggunakan penyebutan angka indonesia yang pada kenyataannya tidak berlaku di Jepang. 2. Strategi intralingual meminta bantuan Strategi ini digunakan oleh mahasiswa untuk menanyakan kembali pertanyaan atau kata-kata yang tidak dimengerti. Kebanyakan mahasiswa meminta bantuan dengan malu-malu atau suara yang kecil. Strategi ini digunakan mahasiswa ketika mereka mendapati suatu kosakata yang tidak dimengerti. 3.Strategi reduksi bentuk morfologis Dialog 5: 服へ買いました Pada dialog diatas, mahasiswa yang seharusnya menggunakan partikel を untuk menjelaskan objek tetapi malah menggunakan partikel へ yang biasanya digunakan untuk menjelaskan arah. Dialog 6: 赤いの色です Pada dialog ini, mahasiswa menggunakan partikel dimana partikel tersebut sebaiknya tidak perlu digunakan. 赤い merupakan kata sifat bantuk i dalam bahasa jepang dan 色 adalah kata benda. Dalam penggabungan kata sifat dengan kata benda, partikel の tidak dibutuhkan sehingga bentuk yang benar adalah 赤い色です Dialog 7: 彼とあげたいです Pada dialog ini, mahasiswa salah menggunakan partikel と dalam ungkapan pemberian, partikel yang sebaiknya digunakan adalah partikel に sehingga menjadi 彼にあげたいです 4. Strategi reduksi bentuk leksikal Dialog 1: 一番好きはわかりませんでも Pada dialog diatas menunjukkan bahwa mahasiswa tidak mengetahui suatu kosakata kemudian menghindari kosakata tersebut dengan menjawab わかりません Dialog 3: みせきれいなシャツ Pada dialog ini tidak jelas kosakata apa yang dimaksud oleh mahasiswa, sehingga sulit untuk mengerti apa yang dimaksud oleh mahasiswa tersebut.

9 5.Strategi intralingual restrukturisasi kalimat Dialog 4: きれい服は そして赤い服赤い服 そしてやすい服です Pada dialog ini mahasiswa berusaha memperbaiki kalimat dengan mengulang-ulang kata-kata yang hendak diucapkan. Akan tetapi pada akhirnya tidak jelas apa maksud yang hendak di ucapkan oleh mahasiswa tersebut. Dialog 5: 赤い服 赤い服を シャツを買いました Dialog ini menunjukkan bahwa mahasiswa hendak mengatakan sesuatu, tetapi karena ragu maka ia mengulang kata-kata yang sama sembari memikirkan kosakata apa yang sebaiknya digunakan selanjutnya. Pada akhirnya mahasiswa memperbaiki kalimatnya dengan menggunakan kata-kata baru yang berbeda Dialog 10: 買い物をする 買い物するとき Pada dialog ini, mahasiswa memperbaiki kalimat sendiri akan tetapi tidak menyelesaikan kalimatnya sampai akhir. Strategi ini digunakan untuk memikirkan kosakata yang akan digunakan tapi pada akhirnya tidak berhasil. SIMPULAN DAN REKOMENDASI Simpulan Berdasarkan hasil analisis pada keseluruhan penelitian, dapat disimpulkan beberapa hal yang berkaitan dengan strategi komunikasi bahasa jepang pada pembelajar tingkat awal dan pembelajar tingkat menengah: - Penggunaan strategi intralingual di dua kelompok pembelajar adalah yang paling sering, yakni lebih dari 40% untuk masing-masing kelompok. Yang membedakan adalah pembelajar tingkat awal banyak menggunakan strategi bertanya dan membuat kata baru, pembelajar tingkat menengah menggunakan strategi memperbaiki kalimat. -Strategi intralingual sangat jarang digunakan, hal ini dikarenakan mahasiswa tidak menguasai bahasa asing selain bahasa jepang. Selain itu menunjukkan bahwa mahasiswa bisa menjelaskan sesuatu dalam bahasa target walaupun agak sedikit memutar atau bertele-tele -Pembelajar tingkat awal menggunakan strategi komunikasi dalam frekuensi yang lebih sedikit (33kali) dibandingkan pembelajar tingkat menengah (46 kali). Bisa dikatakan bahwa semakin bertambah pengetahuan mengenai bahasa asing makan akan semakin bertambah penggunaan strategi komunikasi dalam percakapan. Rekomendasi Dari hasil penelitian, penulis ingin menyampaikan saran ke beberapa pihak sebagai berikut: 1. Ke pengajar penulis berharap agar pengajar dapat menciptakan suasan komunikasi bahasa jepang yang baik dan rutin terutama diluar jam pelajaran 2. ke peneliti selanjutnya penulis berharap agar peneliti selanjutnya bisa mencari tahu apa apa saja faktor yang menyebabkan kenapa strategi intralingual digunakan dalam percakapan bahasa jepang.

10 DAFTAR PUSTAKA Effendy,Onong Uchjana. 2003. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Cetakan kesembilanbelas. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. Chaer, Abdul. 2000. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Cangara, Hafied, 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Effendy, Onong U. 1986. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Ghazali, A. Syukur. 2010. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Pendekatan Komunikatif-Interaktif. Bandung: PT. Refika Aditama. Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Matsura, Kenji. 2005. Kamus Jepang-Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum. Mulyana, Deddy. 2009. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Purba. Amir, dkk. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Medan. Pustaka Bangsa Press Ruslan,Rosady.2008. Manajemen Public Relatoins & Media Komunikasi.Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.