BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bulan Februari Maret April Mei

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian Setting penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD negeri 2 Ngaren,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 4 Rencana Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Februari Maret April Observasi Penyusunan proposal dan 2 soal-soal untuk uji validitas 3

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah PTK. Penelitian tindakan kelas mengandung tiga arti yaitu penelitian, tindakan, dan kelas. Suyadi (2012:18) menyimpulkan definisi PTK adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Dalam penelitian ini pelaksanaannya berkolaborasi dengan guru kelas 5 SD Negeri Kumpulrejo 02 Salatiga. Peneliti sebagai perancang, membuat RPP, dan mengajar di kelas. Guru kelas 5 sebagai observer yang mengawasi dan menilai peneliti saat mengajar dan siswa yang melakukan aktivitas belajar. 3.2 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di SD Negeri Kumpulrejo 02 Salatiga, beralamat di desa Ngemplak, Kelurahan Kumpulrejo, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga. Dengan Gugus Depan Salatiga 03.289-290. Subyek dari penelitian tindakan adalah siswa kelas 5 SD Negeri Kumpulrejo 02 Salatiga pada semester II Tahun Pelajaran 2012/2013, dengan jumlah 24 siswa yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Karakteristik siswa kelas 5 ini berumur 10-12 tahun. Perkembangan anak umur 10 dan 11 tahun merupakan operasional kongkrit yaitu penggunaan logika yang memadai dan tahap ini telah memahami operasi logis dengan bantuan benda konkrit. Sedangkan umur 12 tahun adalah operasional formal dimana kemampuan untuk berfikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari formasi tersedia. Alamat para siswa kelas 5 tersebut berada di desa Slumut, Ngemplak, Belon, Ngronggo, dan Promasan dengan demikian menunjukkan bahwa desa tempat tinggal siswa relatif dekat dengan SD N Kumpulrejo 02 29

30 Salatiga. Sebagian besar orang tua para siswa bekerja sebagai petani dan buruh. Siswa kelas 5 ini dalam mata pelajaran matematika nilainya relatif rendah dibanding mata pelajaran lain. Dari 24 siswa ada 19 siswa yang nilainya dibawah 70 atau belum mencapai KKM, atau 79,17% belum mencapai KKM dan hanya 20,83% yang sudah mencapai KKM. Rata-rata nilai matematika pada semester I adalah 59,62. Dalam penelitian ini penulis ingin meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar matematika pada siswa sekolah dasar melalui pembelajaran dengan SAVI sehingga penelitian yang dipilih adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Fokus dalam penelitian ini adalah menggunakan SAVI dalam pembelajaran metematika untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar matematika pada siswa kelas 5. Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2013 sampai Mei 2013, yang meliputi perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan laporan. 3.3 Variabel Penelitian Slameto (2012:138), mengungkapkan bahwa variabel penelitian didefinisikan sebagai faktor yang apabila diukur memberikan nilai yang berfariasi. Adapula yang mendefinisikan variabel sebagai karakteristik dari orang, objek atau gejala yang memiliki nilai yang berbeda-beda. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: A. Variabel Bebas atau Independen Variabel (X) Variabel bebas adalah variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel lain atau berdiri sendiri. Variabel ini menjadi penyebab timbulnya variabel dependen atau variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah SAVI. Pembelajaran SAVI dilaksanakan dengan team yang menekankan pada semua gaya belajar yaitu melibatkan kerja fisik, mendengarkan, membicarakan, melihat pembelajaran yang konkrit dan melibatkan daya pikir. Dengan pendekatan pembelajaran seperti ini semua gaya belajar anak dapat terpenuhi sehingga anak lebih mudah memahami apa yang dipelajari. Aspek

31 yang diukur dalam pembelajaran ini meliputi persiapan pembelajaran, penyampaian, pelatihan, dan penampilan hasil. Aspek-aspek tersebut diukur dengan menggunakan observasi. B. Variabel Terikat atau Dependen Variabel (Y) Variabel terikat adalah variabel yang tidak dapat berdiri sendiri. Variabel terikat ini merupakan variabel yang menjadi akibat dari variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah aktivitas belajar sebagai Y1 dan hasil belajar matematika sebagai Y2. Aktivitas belajar adalah suatu kegiatan pembelajaran yang meliputi mendengarkan penjelasan guru, mencatat hal-hal yang dianggap penting, berdiskusi, keberanian untuk bertanya, keberanian mengajukan pendapat, kritik, saran, dan mengerjakan latihan. Aktivitas belajar dapat dinilai melalui skala penilaian. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dari dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Tes digunakan untuk mengukur kemampuan belajar siswa dan skala sikap digunakan untuk menilai sikap siswa dalam pembelajaran matematika. Dimana aktivitas belajar dan hasil belajar matematika akan dipengaruhi oleh adanya penggunaan SAVI dalam pembelajaran matematika. 3.4 Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan minimal dua siklus yang dipergunakan adalah model Kemmis & Mc Taggart dalam Suharsini Arikunto (2010:17). Dalam satu siklus yang terdiri 1) perencanaan, 2) pelaksanaan dan pengamatan, dan 3) refleksi. Prosedur tindakan digambarkan pada gambar 1 berikut ini.

32 Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan dan Pengamatan Perencanaan Penyusunan Laporan SIKLUS II Pelaksanaan dan Pengamatan Gambar 1 Model Penelitian Tindakan Kemmis & Mc Taggart Gambar 1 di atas menunjukkan bahwa penelitian dilaksanakan minimal dalam dua siklus, yang dimulai dari siklus I yaitu perencanaan yang berisi tentang langkah yang dilakukan untuk memulai tindakan. Selanjutnya adalah mulai pelaksanaan, yaitu implementasi dari perencanaan yang sudah dibuat dan melakukan pengamatan, yaitu mencermati jalannya pelaksanaan tindakan. Yang terakhir adalah refleksi, yaitu mengingat kembali apa yang sudah dilakukan guru dan siswa. Dari hasil refleksi digunakan untuk menemukan kelemahan yang ditemukan pada siklus I, kemudian dilaksanakan dan diperbaiki pada siklus II atau seterusnya sampai mencapai keberhasilan yang sudah ditetapkan, dalam pelaksanaanya sama dengan siklus I. Setelah semua tahap selesai maka dilaksanakan penyusunan laporan penelitian. 3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono 2010:148). Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah observasi, skala penilaian, tes, dan skala sikap.

33 3.5.1 Observasi Observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses belajar (Nana Sudjana 2012:84). Dalam penelitian ini yang akan diukur dengan observasi adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dengan SAVI dan aktivitas belajar siswa. Penilaian observasi ini dilakukan oleh observer (guru). Kisikisi lembar observasi pembelajaran matematika dengan SAVI pada tabel 3 berikut: Tabel 3 Kisi-Kisi Observasi Pembelajaran Matematika dengan SAVI No Aspek Indikator Item 1. Kegiatan Pendahuluan 1, 2 2. Kegiatan Inti Pelaksanaan pembelajaran A. Eksplorasi a. Membuka pelajaran dengan salam dan do a b. melakukan sugesti positif dan motivasi c. menyampaikan tujuan pembelajaran Pembelajaran berdasar tim dengan membentuk kelompok heterogen beranggotakan 4-5 siswa a. Siswa mengamati gambar bangun ruang dan bentuk konkritnya b. Uji coba kolaboratif dengan tanya jawab 1 2, 3, 4 B. Elaborasi C. Konfirmasi 3. Kegiatan Penutup a. Permainan perburuan harta karun b. Melalui diskusi siswa mengidentifikasi sifatsifat bangun ruang c. Melalui tugas kelompok siswa menggambar bangun ruang d. Melalui diskusi siswa memanipulasi media peraga sehingga menemukan bentuk jaringjaring bangun ruang e. Melalui tugas kelompok siswa membuat jaring-jaring bangun ruang a. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok b. Memberikan penghargaan berupa pujian dan tepuk tangan c. Siswa bersama guru membahas kembali materi yang sudah dipresentasikan setiap kelompok d. Guru memilih hasil gambar/ karya siswa yang terbaik dan ditempel di mading kelas a. Evalusi diri siswa dengan menceritakan kegiatan belajar dan kesan-kesannya b. Siswa bersama guru menyimpulkan pelajaran c. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya 5, 6, 7, 9, 10, 11 1, 2, 3

34 3.5.2 Skala Penilaian Aktivitas Belajar Siswa Skala penilaian digunakan untuk mengukur suatu proses, misalnya proses belajar siswa (Nana Sudjana 2012:79). Dalam penelitian ini skala penilaian digunakan untuk mengukur aktivitas belajar siswa. Aktivitas belajar siswa dilihat dari aktivitas individu dan aktivitas dalam kelompok. Skala penilaian yang digunakan tidak berbentuk rentang nilai, tetapi hanya mendiskripsikan apa yang ada (check list). Dalam daftar cek yang digunakan adalah dilakukan (Ya) dan tidak dilakukan (Tidak). Skor skala penilaian diperoleh dengan menjumlahkan skor tiap item pertanyaan sesuai dengan pemberian skor tiap pernyataan. Pernyataan yang dilakukan (Ya) diberi skor 1 dan pernyataan yang tidak dilakukan (Tidak) diberi skor 0. Kisi-kisi skala penilaian pada tabel 4 berikut: Tabel 4 Kisi-Kisi Skala Penilaian Aktivitas Belajar Matematika Siswa Kelas 5 SD N Kumpulrejo 02 Salatiga Aspek Aktivitas belajar siswa Indikator a. Kegiatan Visual b. Kegiatan lisan c. Kegiatan mendengarkan d. Kegiatan menulis e. Kegiatan metrik f. Kegiatan mental dan emosional Jumlah Penilaian/No Item Item Individu:1, 2 Kelompok: 2, 10 4 Individu: 6, 7 Kelompok: 1, 5, 11 Individu: 3, 4 Kelompok: 7, 11 Individu: 5, 8 Kelompok: 4 3 Individu: 9 Kelompok: 3, 8 3 Individu: 10 Kelompok: 5, 12 Jumlah 22 5 4 3

35 3.5.3 Tes Tes digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pegajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran (Nana Sudjana 2012:35). Penelitian ini menggunakan teknik tes tertulis yang berbentuk obyektif dengan jenis pilihan ganda. Kisi-kisi butir soal tes tertulis dapat dilihat tabel 5 di bawah ini. Tabel 5 Kisi-Kisi Butir Soal Matematika Kelas 5 Semester II SD N Kumpulrejo 02 Salatiga Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator No Item 6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun 6.2 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang 6.2.1 Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang tabung, prisma, kerucut, dan limas 6.2.1 Menggambarkan bangun ruang Pilihan ganda 20 soal 6.3 Menentukan jaring-jaring berbagai bangun ruang sederhana 6.3.1 Menggambar berbagai bentuk jaring-jaring bangun ruang 6.3.2 Membuat jaring-jaring tabung, prisma, kerucut, dan limas Pilihan ganda 20 soal 3.5.4 Skala Sikap Penelitian ini juga akan mengukur sikap siswa terhadap pembelajaran matematika, hal ini bertujuan sebagai data pendukung untuk mengetahui hasil belajar afektif yang berkenaan dengan sikap siswa terhadap pembelajaran matematika. Skala sikap digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap objek tertentu, sikap dikategorikan dalam sikap positif (menerima), sikap negatif (menolak), dan netral (Nana Sudjana 2012:80). Pengisian skala sikap

36 ini menggunakan skala Likert dengan range 1 sampai 5. Diawal dan diakhir penelitian akan membagikan skala sikap kepada siswa, untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran matematika. Skor skala sikap diperoleh dengan menjumlahkan skor tiap item pertanyaan sesuai dengan pemberian skor tiap pertanyaan, sebagai berikut: a. Pertanyaan positif: SS (5), S (4), RR (3), TS (2), STS (1) b. Pertanyaan negatif: SS (1), S (2), RR (3), TS (4), STS (5) Hasil skor yang sudah diperoleh dari tiap siswa akan diklasifikasikan kedalam sikap positif, negatif atupun netral. Kisi-kisi skala sikap pembelajaran matematika sebagai berikut: Tabel 6 Kisi-Kisi Skala Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran Matematika Kelas 5 SD N Kumpulrejo 02 Salatiga Aspek Indikator No Item a. Sikap siswa terhadap 1, 2, 3, materi pelajaran 4, 5 matematika Jumlah Item 5 Sikap siswa terhadap pembelajaran matematika b. Sikap siswa terhadap cara mempelajari matematika c. Sikap siswa terhadap guru yang mengajarkan matematika 6, 7, 8, 9, 10 11, 12, 13, 14, 15 a. Sikap siswa terhadap 16, 17, 5 upaya memperdalam 18, 19, pelajaran matematika 20 Jumlah 20 5 5 3.6 Teknik Analisis Data Teknik analisis data merupakan teknik untuk mengolah data guna mengetahui keefektifan model pembelajaran yang digunakan. Data kualitatif dianalisis dengan analisis diskriptif kualitatif berdasarkan hasil pengamatan

37 dan refleksi dari tiap-tiap siklus. Data kuantitatif dianalisis dengan analisis diskriptif komparatif. 3.6.1 Analisis data observasi Sugiyono (2010:203) mengungkapkan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis, dua diantara yang penting adalah proses pengamatan dan ingatan. Dalam penelitian ini dilaksanakan dua bentuk observasi, yaitu: 1) Observasi terhadap subjek penelitian, yaitu siswa guna mengetahui aktivitas belajar siswa. 2) Observasi terhadap guru, guna mengetahui aktivitas guru dalam pembelajaran dengan SAVI. Menentukan rata-rata tinggi rendahnya aktivitas belajar siswa digunakan tiga kategori yaitu tinggi, cukup, dan rendah. Konversi skor aktivitas belajar siswa sebagai berikut: a. Aktivitas belajar perkelompok Skor 9 12 : tinggi Skor 5 8 : cukup Skor 4 : rendah b. Aktivitas belajar Individu Skor 8 10 : tinggi Skor 5 7 : cukup Skor 4 : rendah Menentukan rata-rata tinggi rendahnya hasil pengukuran lembar observasi terhadap guru, digunakan empat kategori yaitu sangat baik, baik, cukup, dan kurang. Konversi skor hasil observasi sebagai berikut: Skor 49 60 : sangat baik Skor 37 48 : baik Skor 25 36 : cukup Skor 13 24 : kurang

38 Klasifikasi skor aktivitas siswa dan guru di atas diperoleh dari menentukan interval skor (Widoyoko 2012:110), dengan ketentuan sebagai berikut: 3.6.2 Analisis data tes Tes digunakan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. Tes yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk objektif pilihan ganda. Endang Poerwanti (2008:4.22) mengungkapkan dalam menentukan nilai siswa digunakan rumus sebagai berikut: Tes yang digunakan sebelumnya diuji cobakan untuk mengidentifikasi soalsoal yang lemah dan mengidentifikasi taraf kesukaran soal. Tes hasil belajar dilaksanakan setiap selesai siklus. Dari nilai tes yang diperoleh dianalisis dengan diskriptif komparatif, yaitu dengan membandingkan nilai tes kondisi awal, siklus I dan siklus II. Data tes disajikan dalam destribusi frekuensi. Tes hasil belajar juga dianalisis tingkat kesukaran soalnya. Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Sudjana (2012: 137) menyatakan bahwa kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang diperoleh maka semakin sulit soal tersebut, sebaliknya jika semakin besar indeks yang diperoleh maka semakin mudah soal tersebut. Kriteria indeks kesukaran soal menurut Sudjana (2012:137) adalah sebagai berikut: 0 0,30 : soal kategori sukar 0,31 0,70 : soal kategori sedang 0,71 1.00 : soal kategori mudah Tingkat kesukaran soal dihitung dengan program SPSS 16,0 dengan pembuktian melalui perhitungan dengan rumus yang dikemukakan oleh Sudjana (2012:137) berikut:

39 Keterangan: I = indeks kesulitan setiap butir soal B = banyaknya siswa yang menjawab benar N = banyak siswa 3.6.3 Analisis data skala sikap Skala sikap yang digunakan adalah skala Likert digunakan untuk mengukur sikap siswa terhadap pembelajaran matematika. Pengukuran skala sikap dilakukan dengan penentuan perolehan skor dari seluruh butir pertanyaan, skor rata-rata dari setiap pertanyaan dengan membagi jumlah skor oleh banyaknya jumlah pertanyaan, dan interpretasi terhadap pertanyaan yang positif dan negatif. Sudjana (2012:80), menjelaskan bahwa sikap dikategorokan kedalam tiga bentuk yaitu mendukung (positif), menolak (negatif), dan netral. Dalam menentukan rata-rata tinggi rendahnya skala sikap siswa terhadap pembelajaran matematika digunakan klasifikasi skor maksimal dikurangi skor minimal dan dibagi dengan jumlah kelas interval atau jumlah pernyataan, sehingga diperoleh konversi skor skala sikap sebagai berikut: Skor 74-100 : sikap positif Skor 47-73 : sikap netral Skor 20-46 : sikap negatif 3.7 Uji Reabilitas dan Validitas Instrumen Reabilitas instrumen dimaksudkan utnuk mengetahui tingkat keajegan instrumen dari variabel yang akan diukur. Pengukuran reabilitas instrumen dalam penelitian ini merujuk teori Alpha dari Cronbach dalam Duwi Priyatno (2010:98) sebagai berikut: < 0,6 : kurang baik 0,6 sampai 0,7 : dapat diterima 0,8 : baik

40 Berdasar teori Alpha dan Cronbach di atas, dalam penelitian ini reabilitas instrumen yang digunakan adalah 0,8 Sugiyono (2011:173), menyatakan bahwa instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sugiyono (2011:173), juga menyatakan bahwa instrumen yang realibel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Dalam menentukan instrumen penelitian valid atau tidak, maka peneliti merujuk pada pedoman dari Muhidin dan Abdurrahman (2009:47), suatu item instrumen penelitian dianggap valid jika: a) Nilai hitung r lebih besar (>) dari nilai tabel r, maka item instrumen dinyatakan valid dan dapat dipergunakan, atau b) Nilai hitung r lebih kecil (<) dari nilai tabel r, maka item instrumen dinyatakan tidak valid dan tidak dapat dipergunakan c) Nilai tabel r dapat dilihat pada a = 5% dan db = n-2 Berdasarkan pedoman validitas di atas maka dalam penelitian ini item instrumen dinyatakan valid jika taraf signifikan 0,374. Penelitian ini uji reabilitas dan validitas dilakukan dengan SPSS 16,0. Data uji reabilitas dan validitas terlampir. 3.7.1 Instrumen Tes Instrumen tes siklus I dan siklus II diuji cobakan pada siswa kelas 5 SD N Klero 01 Kec. Tengaran yang berjumlah 28 siswa. Hasil uji coba tes siklus I yang telah dilakukan, dari 30 soal yang diujikan terdapat 20 soal diperoleh corrected item to total correlation > 0,374 dan 10 soal diperoleh corrected item to total correlation < 0,374. Artinya 20 soal dinyatakan valid dan 10 soal tidak valid. Dari 20 item soal yang valid diperoleh cronbach s alpha 0,907 hal ini berarti tingkat reabilitas bagus. Tingkat kesukaran soalnya adalah: 4 soal tes : indeks kesukaran soal > 0,71 (mudah) 15 soal tes: indeks kesukaran soal 0,31 0,70 (sedang)

41 2 soal tes : indeks kesukaran soal < 0, 30 (sulit) Hasil uji coba tes siklus II, dari 30 soal yang diujikan terdapat 21 soal diperoleh corrected item to total correlation > 0,374 dan 9 soal diperoleh corrected item to total correlation < 0,374. Artinya 21 soal dinyatakan valid dan 9 soal lainnya tidak valid. Dari 21 soal yang valid diperoleh cronbach s alpha 0,892 hal ini berarti tingkat reabilitas bagus. Tingkat kesukaran soalnya adalah: 3 soal tes : indeks kesukaran soal > 0,71 (mudah) 17 soal tes: indeks kesukaran soal 0,31 0,70 (sedang) 1 soal tes : indeks kesukaran soal < 0, 30 (sulit) Data uji reabililitas dan validitas instrumen tes, serta data tingkat kesukaran soal terlampir. 3.7.2 Instrumen Skala Sikap Instrumen skala sikap siswa terhadap pembelajaran matematika sebelum digunakan, terlebih dahulu diuji cobakan pada siswa yang bukan merupakan subyek penelitian. Skala sikap diuji cobakan pada responden yaitu siswa kelas 5 SD N Klero 01 Kec. Tengaran yang berjumlah 28 siswa. Berdasarkan uji coba yang telah dilakukan peneliti, dari 20 item skala sikap diperoleh corrected item to total correlation > 0,374. Sehingga semua dinyatakan valid, dengan cronbach s alpha sebesar 0,919 dengan demikian tingkat rebilitas bagus. Uji reabilitas dan validitas instrumen skala sikap terlampir. 3.8 Indikator Kinerja 1. Seluruh aspek aktivitas belajar siswa terlaksana, yang mencakup kegiatan visual, lisan, mendengarkan, menulis, metrik, mental, dan emosional. 2. Rata-rata aktivitas belajar siswa masuk dalam kategori tinggi. 3. Terdapat 80% siswa yang sudah tuntas belajar, artinya memperoleh nilai sesuai KKM yang ditentukan yaitu 70.

42 3.9 Prosedur Penelitian Peneliti melakukan 2 siklus dalam penelitian tindakan kelas ini. Siklus pertama dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan, dan siklus kedua dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Uraian setiap siklus tersebut di bawah ini: Siklus I 3.9.1 Tahap Perencanaan Dalam tahap perencanaan yang dilakukan peneliti meliputi: menyusun RPP matematika kelas 5 semester II dengan pendekatan SAVI, hal ini diperlukan untuk merencanakan susunan pembelajaran yang akan dilakukan supaya berjalan dengan baik, membuat lembar pengumpulan data yang digunakan yaitu lembar skala sikap, skala penilaian, dan lembar observasi, hal ini untuk mendapatkan data sesuai dengan apa yang peneliti butuhkan, dan membuat alat peraga yang berupa bangun ruang prisma, limas, kerucut, dan tabung. 3.9.2 Tahap Pelaksanaan Adapun langkah-langkah kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut: 1. Kegiatan Pendahuluan Dalam kegiatan pendahuluan guru: a. Membuka pelajaran dengan salam dan berdo a. b. Melakukan sugesti positif dan memotivasi. c. Menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti a. Membentuk kelompok 4-5 siswa b. Menjelaskan aturan dalam kerja kelompok A. Eksplorasi: a. Siswa mengamati benda-benda berbentuk bangun-bangun ruang. b. Uji coba kolaboratif dengan tanya jawab mengenai media yang digunakan dan untuk mengetahui pengetahuan siswa tentang materi bangun ruang yang akan dipelajari.

43 B. Elaborasi: a. Permainan perburuan harta karun dengan setiap kelompok mencari bangun ruang (limas, prisma, kerucut, tabung) di dalam kotak benda yang sudah disediakan guru. b. Siswa melakukan pembelajaran dengan permen dan tusuk gigi untuk mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang. c. Siswa menyebutkan sifat-sifat bangun ruang d. Siswa menggambar bangun ruang. C. Konfirmasi: a. Siswa mempresentasikan hasil diskusi, dan kelompok lain memberi tanggapan. b. Memberikan penghargaan berupa tepuk tangan dan pujian pada setiap kelompok yang presentasi. c. Guru memberikan penjelasan kembali dari yang sudah dipresentasikan siswa ataupun memberi tambahan materi. d. Siswa dan guru bersama-sama membahas hasil kerja kelompok. 3. Kegiatan Penutup a. Evaluasi diri siswa dengan menceritakan apa yang sudah dikerjakan selama proses pembelajaran berlangsung dan mengungkapkan kesan-kesannya. b. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran. c. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. 3.9.3 Pengamatan Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Dalam tahap ini observer (guru) melakukan pengamatan dan mencatat semua yang dibutuhkan. Pengumpulan data ini berpedoman dengan format observasi yang telah disusun.

44 3.9.4 Refleksi Refleksi adalah analisis hasil pengamatan dan tes. Berdasarkan hasil pengamatan dan tes para siswa pada siklus I, jika belum mencapai indikator penelitian maka dilanjutkan ke siklus II dan seterusnya sampai mencapai indikator penelitian. Refleksi bertujuan untuk mengetahui penyebab siswa dalam kesulitan belajar, sehingga peneliti dapat mengambil keputusan untuk bertindak guna mengatasi kesulitan belajar tersebut. Dengan tujuan siswa akan lebih paham dan tidak mengalami kesulitan dalam pembelajaran matematika. Siklus II Kompetensi Dasar pada siklus II yaitu menentukan jaring-jaring berbagai bangun ruang sederhana, dengan indikator sebagai berikut: 1. Menggambar berbagai bentuk jaring-jaring bangun ruang. 2. Membuat berbagai jaring-jaring tabung, prisma, kerucut dan limas. Kegiatan yang dilakukan pada siklus II dilakukan dalam dua kali pertemuan, tahapannya sama seperti kegiatan yang dilakukan pada siklus I, namun pada siklus II ini memperhatikan hasil refleksi pada siklus I. Kegiatan pada siklus II disertai dengan penambahan/penyesuaian kegiatan yang diperkirakan dapat mengatasi kesulitan belajar siswa dan yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.