B AB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

Main engklek Gambar kotak-kotak permainan engklek di lantai. Ajari anak dan teman-temannya cara bermain engklek.

Panduan CINTA. AyahBunda. untuk. Puskesmas Kecamatan Cilincing. Puskesmas Kecamatan Cilincing

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN

DDST (DENVER DEVELOPMENT SCREENING TEST)

AKTIVITAS PEMBELAJARAN MOTORIK HALUS

DETEKSI DINI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS. dr. Atien Nur Chamidah PLB FIP UNY

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA ANAK

STIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAK UNTUK MENCAPAI TUMBUH KEMBANG YANG OPTIMAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1.2 Rumusan masalah 1.3 Tujuan

2-3. Checklist Indikator. PERKEMBANGANANAK Usia 2-3 tahun. Sumber: Konsep Pengembangan PAUD Non Formal, Pusat Kurikulum Diknas, 2007

5 Permainan Motorik Halus

BAB II TINJAUAN TEORI. suatu rumah tangga. Keluarga inti terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya. deteksi dan intervensi dini (Soetjiningsih, 2014).

DENVER II. Click Subdivisi to edit Pedsos Master subtitle style BIKA RSWS 4/28/12

Manfaat Deteksi Dini. Tumbuh Kembang Anak SERI BACAAN ORANG TUA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KPSP & PEMERIKSAAN DENVER II. Nurlaili Muzayyanah Departemen IKA FK UII-

appropriateness). Orang dewasa tidak perlu melakukan bantuan terhadap

3-4. Checklist Indikator. PERKEMBANGANANAK Usia 3-4 tahun. Sumber: Konsep Pengembangan PAUD Non Formal, Pusat Kurikulum Diknas, 2007

Tulisan yang mempunyai pengait kata Alat Permainan edukatif APE kreatif ala TBIF

ANALISIS KURIKULUM & BAHAN AJAR TK A SEMESTER II

SURAT PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Naskah berikut ini disusun oleh Departemen Kesehatan NSW.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, yang mencakup beberapa sub bidang, salah satu lingkup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Santrock,2007). Masa bayi di mulai sejak berumur 1-12 bulan yang mana

A. LATIHAN SOAL UNTUK KELAS 9A

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. anak-anak telah semakin meningkat dan menjadi lebih tepat dan pada usia 5 tahun

UKDW BAB Latar Belakang

DETEKSI DINI DAN STIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAK. Nur Faizah R

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah aktivitas motorik yang melibatkan aktivitas otot-otot kecil yang

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN. OLEH Imam Subqi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Pengembangan Keterampilan Motorik Halus melalui Menjahit Untuk Anak Usia Dini *

ANALISIS KURIKULUM & BAHAN AJAR TK B SEMESTER II. LATAR BELAKANG Pekerjaan penting untuk mendapatkan penghasilan memenuhi kebutuhan seharihari.

BAB I PENDAHULUAN. mudah bosan, sulit memecahkan suatu masalah dan mengikuti pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG (DDTK)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh,

Lampiran 1 Kuesioner kompetensi perkembangan anak usia tahun NO INDIKATOR KOGNITIF TES PERBUATAN PENILAIAN

CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN UNTUK KELOMPOK USIA 4-5

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lampiran Desertasi Ishartiwi, 2007) ROGRAM PEMBELAJARAN TERINDIVIDUALISASIKAN SUBJEK A

SELEKSI OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2004 TINGKAT PROVINSI

Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola serta menentukan ukurannya

ANALISIS KURIKULUM & BAHAN AJAR TK B SEMESTER I. LATAR BELAKANG Manusia diciptakan Tuhan unik :

MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMP KABUPATEN PURWOREJO Sekretariat: Jl. Jendral Sudirman 8 Purworejo Telepon/Fax (0275)

MAKALAH KPSP DAN KPAP

TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR

pengukuran berat q ayah dan anak berboncengan

I. Panduan Pengukuran Antropometri

KREATIF LEWAT MENGGUNTING DAN MENEMPEL

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

1. Untuk kelangsungan/ kesinambungan hidup keluarga 2. Pusat perhatian dan kasih sayang orang tua.

MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMP KABUPATEN PURWOREJO Sekretariat: Jl. Jendral Sudirman 8 Purworejo Telepon/Fax (0275)

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa usia prasekolah merupakan masa emas, dimana anak mulai merasa peka

Hak Cipta pada Pusat Berbagi Ilmu Pendidikan PUSBILDIK

INSTRUMEN OBSERVASI PENILAIAN FUNGSI KESEIMBANGAN (SKALA KESEIMBANGAN BERG) Deskripsi Tes Skor (0-4) 1. Berdiri dari posisi duduk

MODUL 25 TYPE A UMUR 4 6 BULAN (3 BULAN 16 HARI 6 BULAN 15 HARI)

Tim Dosen Pengembangan Interaksi dan Komunikasi Anak Autis

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Keterampilan Motorik

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan anak adalah suatu proses perubahan perilaku yang belum matang menjadi

MATEMATIKA SMP PEMBAHASAN SOAL TRY OUT UJIAN NASIONAL KE-3 TAHUN PELAJARAN 2016/2017 PAKET 01 FULL DOKUMEN. SMPN 2 LOSARI 2017 Created by Irawan

ANALISIS KURIKULUM & BAHAN AJAR TK A SEMESTER I

A. MENGHITUNG LUAS BERBAGAI BANGUN DATAR

DALAM KEGIATAN BRIDGING COURSE

PELATIHAN PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN UNTUK MENSTIMULASI PERKEMBANGAN ANAK USIA 0 3 TAHUN

MENGGAMBAR GARIS. Yesi Marlina 87678/2007

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Cara Pembuatan Alat Peraga a. Alat dan Bahan Alat - Gergaji - Palu - Obeng - Lilin - Kuas - Spidol - Silet - Alat Tulis - Penggaris - Gunting

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DINAS PENDIDIKAN

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

bangun datar sederhana

MODUL 6 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGI KI R) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs.

siswa mampu menentukan hubungan tekanan, gaya yang bekerja dan luas permukaan. tanah liat, nampan, balok kayu, balok besi, balok alumunium.

Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar


BAB 1 : PERSIAPAN MENGGAMBAR

Skenario Pembelajaran. Menyebut hasil penambahan dengan gambar benda menggunakan kartu angka

KATA PENGANTAR. Dengan modul ini peserta diklat dapat melaksanakan praktik tanpa harus banyak dibantu oleh instruktur.

Diri Sendiri 3 Minggu Mengenal diriku Mengenal tubuhku Kesukaanku

BAB 2 VOLUME DAN LUAS PERMUKAAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG

1. Hasil dari 5 ( 6) + 24 : 2 ( 3) =... A. -15 B. -6 C. 0 D Hasil dari 2 : 75% + 8,75 1 =... A. 14 B. 15 C. 16 D Uang Irna sama dengan 2

Pelajaran Satu. Persiapan Hati. Allah Menciptakan Dunia. Latar Belakang Alkitab

BAB I1 LANDASAN TEORI

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian menulis 2.1.1Keterampilan Menulis nama sendiri bagi anak usia 5-6 Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun anak anak. Sebagai contoh dalam memegang benda benda kecil

BAB III MASA ANAK-ANAK SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teoritis

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DINAS PENDIDIKAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MEMBUTSIR DENGAN MENGGUNAKAN PLAYDOUGH DI PAUD KAMBOJA KOTA GORONTALO JURNAL OLEH

METRIG (MEJA TRIGONOMETRI)

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONSENT)

REFERAT ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DENVER TEST

Rentang perhatian pada anak pra-sekolah sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan motorik halus adalah aktivitas motorik yang melibatkan

Transkripsi:

B AB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemberian Stimulasi 1. Pengertian Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap saat anak perlu mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi tumbuh kembang anak dilakukan oleh ibu dan ayah yang merupakan orang terdekat dengan anak, pengganti ibu atau pengasuh anak, anggota keluarga lain dan kelompok masyarakat di lingkungan rumah tangga masing-masing dan dalam kehidupan sehari-hari. Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpanagan tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang menetap (Depkes RI. 2012). 2. Stimulasi dalam tumbuh kembang anak Agar tumbuh dan berkembang secara optimal, selain nutrisi yang baik dan kasih sayang yang cukup, bayi dan balita juga membutuhkan stimulasi yang tepat. Stimulasi adalah perangsangan yang datangnya dari lingkungan di luar individu anak. Anak yang banyak mendapatkan stimulasi akan lebih cepat berkembang daripada anak yang kurang atau bahkan tidak mendapat stimulasi. Semakin dini dan semakin lama stimulasi dilakukan, maka akan semakin besar manfaatnya terhadap tumbuh kembang bayi dan balita. Stimulasi sebaiknya dilakukan setiap kali ada kesempatan berinteraksi dengan bayi dan balita. Seperti saat memandikan, mengganti popok, menyusui, menggendong, meninabobokan atau bermain, ibu atau siapa-pun yang

merawat bayi atau balita, sebaiknya melakukan stimulasi tumbuh kembang (Maryunani. 2010). 3. Prinsip-prinsip stimulasi tumbuh kembang Dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang anak, ada beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan, yaitu : stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang, selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan meniru tingkah laku orang-orang yang terdekat dengannya, berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak, lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bernyanyi, bervariasi, menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak ada hukuman, lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak, terhadap ke 4 (empat) aspek kemampuan dasar anak, gunakan alat bantu atau permainan yang sederhana, aman dan ada di sekitar anak, berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan dan yang terakhir anak selalu diberi pujian, bila perlu diberi hadiah atas keberhasilannya (Depkes RI. 2012). 4. Stimulasi perkembangan motorik halus Menurut Depkes RI (2012) Adapun stimulasi yang tepat diberikan terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia 12-60 bulan, yaitu : a. Stimulasi pada umur 12-15 bulan 1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan adalah memasukkan benda ke dalam wadah, bermain dengan mainan yang mengapung di air, menggambar menyusun kubus dan mainan. 2) Permainan balok, yaitu dengan mengajari anak cara menyusun balok menumpuk ke atas tanpa menjatuhkannya.

3) Memasukkan dan mengeluarkan benda, yaitu dengan cara mengajari anak cara memasukkan benda-benda ke dalam wadah seperti kotak, pot bunga, botol dan lain-lain. 4) Memasukkan benda yang satu benda lainnya yaitu dengan cara menunjukkan kepada anak cara meletakkan mangkuk yang ukurannya lebih kecil ke mangkuk lebih besar. b. Stimulasi pada anak umur 15-18 bulan 1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan yaitu : bermain dengan balok-balok, memasukkan benda yang satu ke dalam yang lainnya, menggambar dengan krayon, pensil atau dengan jarinya. 2) Meniup, yaitu dengan cara mengajari anak meniup busa sabun dengan menggunakan alatnya. Bicarakan mengenai bentuk dan bagaimana rasa meraba busa itu. 3) Membuat untaian, yaitu dengan cara mengajari anak membuat untaian benda-benda seperti manik-manik besar, kancing besar, makaroni, dan lain-lain dengan tali sepatu yang cukup kuat. c. Stimulasi pada anak umur 18-24 bulan 1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan yaitu : dorong agar anak mau main balok-balok, memasukkan benda yang satu ke dalam benda lainnya, menggambar dengan crayon, spidol, pensil berwarna, menggambar pakai tangan. 2) Mengenal berbagai ukuran dan bentuk yaitu dengan cara membuat lubang-lubang dengan ukuran dan bentuk yang berbeda pada sebuah tutup kotak atau kardus.

3) Bermain puzzle yaitu dengan memberi anak permainan puzzle sederhana yang hanya terdiri dari 2-3 potong saja. 4) Menggambar wajah atau bentuk yaitu dengan cara menunjukkan kepada anak cara menggambar bentuk-bentuk seperti : garis, bulatan, dan lain-lainnya. Pakai spidol, crayon dan lain-lain. Ajarkan juga cara menggambar wajah. 5) Membuat berbagai bentuk dari adonan kue atau lilin mainan yaitu dengan mengajari anak bagaimana cara membuat berbagai bentuk. d. Stimulasi pada anak umur 24-36 bulan 1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan yaitu : mendorong agar mau bermain puzzle, balok-balok, memasukkan benda yang satu kedalam benda lainnya, dan menggambar. 2) Membuat gambar tempelan yaitu dengan membantu anak memotong gambar-gambar majalah tua dengan gunting untuk anak-anak dan kemudian menempelnya dengan menggunakan lem. 3) Memilih atau mengelompokkan benda-benda menurut jenisnya, yaitu dengan memberikan kepada anak bermacam-macam benda, misalnya : uang logam, berbagai jenis kancing, benda berbagai warna, dan lainlain. Minta anak memilih dan mengelompokkan benda-benda itu menurut jenisnya. Mulai dengan 2 jenis benda yang berlainan, kemudian sedikit demi sedikit tambahkan jenisnyaa. 4) Mencocokkan gambar atau benda yaitu dengan cara menunjukkan kepada anak cara mencocokkan gambar bola dengan sebuah bola yang sesungguhnya. 5) Konsep jumlah yaitu dengan menunjukkan kepada anak cara

mengelompokkan benda dalam jumlah satu-satu, dua, tiga dan sebagainya. 6) Bermain atau menyusun balok-balok yaitu dengan cara Beli atau buat satu set balok mainan anak. Anak akan main dengan balok-balok itu selama bertahun-tahun. Bila anak anda bertambah besar, anda dapat menambah jumlahnya. e. Stimulasi pada umur 36-48 bulan 1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan : Bermain puzzle yang lebih sulit, menyusun balok-balok, menggambar-gambar yang lebih sulit, bermain, mencocokkan gambar dengan benda sesungguhnya dan mengelompokkan benda menurut jenisnya. 2) Memotong, yaitu dengan cara memberi anak gunting, tunjukkan cara menggunting. 3) Membuat buku cerita gambar tempel, yaitu dengan mengajak anak membuat buku ceritera gambar tempel. Gunting gambar dari majalah tua atau brosur, tunjukkan pada anak cara menyusun guntingan gambar tersebut sehingga menjadi suatu cerita yang menarik. Minta anak menempel guntingan gambar tersebut pada kertas dan di bawah gambar tersebut, tulis ceriteranya. 4) Menempel gambar, yaitu dengan cara membantu anak menemukan gambar atau foto menarik dari majalah potongan kertas dan sebagainya. Minta anak menempel gambar tersebut pada karton atau kertas tebal. Gantung gambar itu di kamar anak.

5) Menjahit, yaitu dengan cara menggunting sebuah gambar dari majalah, tempel pada selembar karton. Buat lubang-lubang di sekeliling gambar tersebut. 6) Menggambar atau menulis, yaitu dengan memberi anak selembar kertas dan pensil. Ajari anak menggambar garis lurus, bulatan, segi empat serta, menulis huruf dan juga ajari anak menulis namanya. 7) Menghitung, yaitu dengan metakkan sejumlah kacang di mangkok atau kaleng. Ajari anak menghitung kacang dan letakkan kacang tersebut di tempat lainnya. 8) Menggambar dengan jari, yaitu dengan mengajari anak menggambar dengan cat memakai jari-jarinya. 9) Cat air, yaitu dengan memberi anak cat air, kuas dan selembar kertas. Ceritakan bagaimana warna-warna bercampur ketika anak mulai menggunakan cat itu. 10) Mencampur warna, yaitu dengan cara mencampur air ke warna merah, biru dan kuning dari cat air. Beri anak potongan sedotan, ajari anak untuk meneteskan warna-warna itu selembar kertas. Ceritakan bagaimana warna-warna bercampur membentuk warna lain. 11) Membuat gambar tempel, yaitu dengan cara menggunting kertas berwarna menjadi segitiga, segi empat, lingkaran. f. Stimulasi pada anak umur 48-60 bulan 1) Stimulasi yang perlu dilanjutkkan yaitu : Ajari anak bermain puzzle, menggambar, menghitung dan menggelompokkan, memotong dan menempel gambar.

2) Konsep tentang separuh atau satu, yaitu : bila anak sudah bisa menyusun puzzle, ajak anak membuat lingkaran dan segi empat dari kertas atau karton, gunting dua bagian. 3) Menggambar, yaitu ketika anak sedang menggambar, minta anak membuat gambar, misal : menggambar baju, menggambar pohon, bunga, matahari, pagar pada rumah, dan sebagainya. 4) Mencocokkan dan menghitung, yaitu : bila anak sudah bisa berhitung dan kenal angka kartu yang ditulisi angka 1-10. Letakkan kartu itu di atas meja. Minta anak menghitung benda-benda kecil yang ada di rumah seperti : kacang, batu kerikil, biji sawo. 5) Menggunting, yaitu bila anak sudah bisa memakai gunting tumpul, ajari menggunting kertas yang sudah dilipat-lipat, membuat bentuk seperti rumbai-rumbai, orang, binatang dan sebagainya. 6) Membandingkan besar atau kecil, banyak atau sedikit, berat atau ringan, yaitu dengan mengajak anak bermain menyusun 3 buah piring berbeda atau 3 gelas diisi air dengan isi tidak sama dan menyusun piring atau gelas tersebut dari yang ukuran kecil sedikit ke besar atau banyak atau dari ringan ke berat. 7) Percobaan ilmiah, yaitu dengan menyediakan 3 gelas isi air. Pada gelas pertama tambahkan 1 sendok teh gula pasir dan bantu anak ketika mengaduk gula tersebut. Pada gelas kedua masukkan gabus dan pada gelas ketika masukkan kelereng. Bicarakan mengenai hasilnya anak melakukan percobaan ini. 8) Berkebun, yaitu dengan mengajak anak menanam biji kacang tanah atau kacang hijau di dalam gelas aqua bekas yang telah diisi tanah.

Bantu anak menyiram tanaman tersebut setiap hari. Ajak anak memperhatikan tumbuhannya dari hari ke hari. Bicarakan mengenai tanaman, binatang dan anak-anak tumbuh atau bertambah besar. B. Perkembangan Motorik Halus 1. Pengertian Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih komplek dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian (Depkes RI, 2012). Perkembangan motorik adalah perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf dan otot yang terkoordinasi. Pengendalian tersebut berasal dari perkembangan refleksi dan kegiatan masa yang ada pada waktu lahir bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh anak. Wong (2009) dalam Budianto ( 2013). Sedangkan motorik halus adalah keterampilan motorik yang melibatkan gerakan yang lebih diatur dengan halus dengan menggunakan aktifitas otot-otot kecil seperti menggenggam mainan, mengancingkan baju, atau melakukan apapun yang memerlukan keterampilan tangan menunjukkan keterampilan motorik halus (Santrock. 2007). 2. Tahapan perkembangan motorik halus anak menurut umur Menurut Wong (2004) setiap tahapan perkembangan motorik halus anak berbeda, yaitu : a. Pada umur 12 bulan yaitu : anak bisa melepaskan kotak ke dalam cangkir, berusaha untuk membangun dua balok negara tetapi gagal, mencoba untuk memasukkan butir-butir ke dalam leher botol yang

sempit tapi gagal, dapat membalikkan halaman buku, banyak dalam sekali waktu. b. Pada umur 15 bulan yaitu : secara spontan anak dapat menjatuhkan objek ke lantai, membangun menara dari dua kotak, memegang dua kotak dalam satu tangan, melepaskan butir-butir ke dalam leher botol yang sempit, mencoret-coret secara spontan dan menggunakan cangkir dengan baik tetapi memutarkan sendok. c. Pada umur 18 bulan yaitu : membangun menara tiga sampai empat kotak, membalik halaman dalam buku, dua atau tiga lembar sekaligus, sekaligus dalam menggambar, membuat tekanan sesuai tiruan dan mengantur sendok tanpa memutar. d. Pada umur 24 bulan yaitu : membangun menara dengan enam sampai tujuh kotak, menyusun dua atau lebih kotak menyerupai kereta, membalik halaman buku pada sekali waktu dalam menggambar, meniru tekanan vertikal dan melingkar, memencet bel pintu dan diikuti salam. e. Pada umur 30 bulan yaitu : membangun menara 8 kotak, menambahkan lubang asap pada kereta dari kotak, koordinasi jari baik, memegang crayon dengan jari bukan menggenggamnya, mengerakkan jari secara mandiri, menggambar, meniru tekanan vertikal dan horizontal. f. Pada umur 36 tahun yaitu : dalam menggambar meniru lingkaran, menyebutkan apa yang telah digambarkan, tidak dapat menggambar tongkat tetapi dapat membuat lingkaran dengan gambaran wajah.

g. Pada umur 48 tahun yaitu : menggunakan gunting dengan baik untuk memotong gambar dengan baik mengikuti garis, dapat memasang sepatu tetapi tidak mampu mengikat talinya, dalam menggambar menyalin bentuk kotak. h. Pada umur 60 tahun yaitu : mengikat tali sepatu dengan menggunakan gunting, alat sederhana, atau pensil dengan sangat baik, dalam menggambar meniru gambar permata dan segitiga, menambahkan 7 sampai 9 bagian dari gambar garis, mencetak beberapa huruf, angka, atau kata seperti nama panggilan. 3. DDST II (Denver Development Skrinning Test) a. Pengertian DDST II (Denver Development Skrinning Test) atau Denver II adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan bayi atau anak usia 0-6 tahun yang dilakukan secara berkala dengan dengan 125 tugas perkembangan. Denver II lebih menyeluruh tapi ringkas, sederhana dan dapat diandalkan, yang terbagi dalam 4 (empat) sektor, yakni : sektor personal sosial (kemandirian bergaul), sektor fine motor adaptive (gerakan-gerakan halus), sektor language (bahasa), dan sektor cross motor (gerakangerakan kasar). Setiap tugas perkembangan digambarkan dalam bentuk kotak bentuk kotak persegi panjang horizontal yang berurutan menurut umur dalam format Denver II. Pada umunya setiap pelaksanaan tes, tugas perkembangan yang perlu diperiksa pada setiap kali skrinning hanya berkisar 25-30 item, sehingga hanya memakan waktu 15-20

menit. b. Tujuan Denver II dapat digunakan untuk berbagai tujuan, antara lain ; 1) Untuk mengetahui dan mengikuti proses perkembangan. 2) Untuk mengatasi secara dini bila ditemui kelainan. 3) Menilai tingkat perkembangan bayi atau anak sesuai dengan usianya. 4) Menilai tingkat perkembangan bayi atau anak yang tampak sehat. 5) Menilai tingkat perkembangan bayi atau anak yang tidak menunjukkan gejala kemungkinan adanya kelainan perkembangan. 6) Memastikan bayi atau anak yang diduga mengalami kelainan perkembangan. 7) Memantau bayi atau anaka berisiko mengalami kelainan perkembangan, misalnya bayi atau anak dengan masalah perinatal (selama kehamilan). 8) Menjaring bayi atau anak tanpa gejala terhadap kemungkinan adanya kelainan perkembangan. c. Manfaat pemeriksaan Denver II 1) Mengetahui tahap perkembangan yang dicapai bayi atau anak. 2) Menemukan adanya keterlambatan perkembangan bayi atau anak sedini mungkin. 3) Meningkatkan kesadaran orangtua atau pengasuh agar menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi perkembangan bayi atau anak.

d. Penentuan garis usia Pada garis horizontal teratas dan terbawah pada format Denver II, terdapat skala usia dalam bulan dan tahun yang dimulai dari bayi atau anak lahir hingga 6 tahun. Keterangan garis tegak kecil pada garis skala usia adalah : 1) Pada usia 0-24 bulan, jarak antara 2 tanda (garis tegak kecil) adalah 1 bulan. 2) Setelah usia 24 bulan sampai dengan usia 6 tahun, jarak antara 2 tanda adalah 3 bulan (Suwariyah. 2013) e. Interpretasi Skor Denver II 1) Lebih, yaitu anak mampu melakukan tugas perkembangan lulus item uji tugas perkembangan sebelah kanan garis usia. 2) Normal, yaitu anak gagal atau menolak melakukan untuk item di sebelah kanan garis usia (persentil 25%-75%). 3) Peringatan, yaitu anak gagal atau menolak pada uji item tugas perkembangan (persentil 75-90%) 4) Keterlambatan, anak gagal atau menolak pada uji item tugas perkembangan. 5) Tidak ada kesempatan, yaitu orang tua atau pengasuh melaporkan bahwa anak tidak ada kesempatan untuk melakukan tugas perkembangan. (Wong et al, 2009). f. Sektor pergerakan motorik halus Sektor pergerakan motorik haus terdiri dari 29 item, yang dimulai dari no urut 26-54 dari sektor perkembangan motorik, yaitu :

26. Mengikuti ke garis tengah P : Anak diterlentangkan. Pegang bola benang merah pada jarak 6 inch (20 cm) dari muka si anak, goyangkan untuk menarik perhatiannya. Kemudian dengan perlahan-lahan gerakkan melengkung (pola setengah lingkaran) dari satu sisi ke sisi lain. Bila perlu hentikan sejenak untuk memancing perhatian, kemudian dilanjutkan lagi. S : Lulus apabila anak mampu mengikuti dengan matanya sampai ke titik tengah garis setengah lingkaran (kepala dan mata anak tampak menoleh ke kiri dan ke kanan menyesuaikan dengan pergerakkan benang merah). Yakinkan bahwa anak telah betul-betul terarik perhatiannya sebelum di nilai gagal (failure). 27. Mengikuti lewat garis tengah P : Pemeriksaan seperti No. 26 S : Lulus bila anak mengikuti gerakan benang dengan mata atau kepalanya sampai melewati garis tengah, setengah lingkaran (jika lulus mengikuti melewati garis tengah, juga lulus mengikuti ke garis tengah. 28. Memegang icik-icik P : Sentuhkan tangkai giring-giring (kericikan/kerincingan) pada ujung jari atau punggung tangan anak pada waktu anak diterlentangkan, dipangku atau digendong orangtuanya. Lihat petunjuk pelaksanaan No.6

S : Lulus bila anak meraih dan memegang icik-icik selama beberapa detik. 29. Tangan bersentuhan P : Tidurkan anak terlentang (tidak digendong dilengan ibu). Perhatikan apakah kedua tangannya diangkat bersama-sama ke garis tengah tubuhnya melewati dagu dan mulut. S : Lulus bila anak mengangkat kedua tangannya bersama-sama menuju ke garis tengah tubuh. 30. Mengikuti 180 derajat P : Merujuk pada item motorik halus No. 26 Lihat petunjuk pelaksanaan No. 5 S : Lulus bila anak dapat mengikuti benang dengan kepala dan matanya dengan menyusuri pola setengah lingkaran dari satu sisi tubuh ke sisi tubuh yang lain. (Jika lulus mengikuti 180, anak juga lulus melewati garis tengah dan mengikuti ke garis tengah). 31. Mengamati manik-manik P : Anak dipangku orangtua sedemikian rupa sehingga tangan anak terletak di meja. Kemudian jatuhkan manik-manik atau kismis atau penggantinya tepat di depan si anak pada jarak yang mudah dijangkau. Pemeriksa boleh menunjuk atau menyentuh manik-manik atau kismis tersebut untuk menarik perhatiannya.

(Sebaiknya manik-manik diletakkan pada tempat yang berwarna kontras, seperti selembar kertas putih). S : Lulus bila anak melihat ke arah benda tersebut. Gagal bila anak melihat ke jari atau tangan pemeriksa. 32. Meraih P : Anak dipangku orangtuanya sedemikian rupa sehingga sikunya sejajar dengan meja dan meletakkan tangannya di atas meja. Letakkan mainan pada jarak yang mudah dijangkau si anak, kemudian suruh mengambilnya. (Jenis mainan icik-icik atau benang merah). S : Lulus bila anak berusaha meraihnya dengan mengulurkan tangan ke arah objek. Tidak perlu harus menyentuh atau benar-benar berhasil mengambilnya. 33. Mencari benang P : Anak dipangku orangtuanya, tariklah perhatian si anak ke arah benang merah (benang wol merah) yang dipegang oleh pemeriksa. Bila si anak sudah melihatnya jatuhkan bola benang tersebut tanpa merubah posisi tangan. (Seolah-olah benang menghilang). Ulangi jika respon anak tidak jelas. Lihat petunjuk pelaksanaan No. 7 S : Lulus bila perhatian anak tetap kepada benang merah tersebut dan berusaha mencari kemana benang merah tersebut jatuh (ke arah bawah atau ke lantai).

34. Menggaruk manik-manik P : Anak didudukkan dipangkuan orangtua sehingga sikunya sejajar dengan meja dan kedua tangan berada di atas meja, jatuhkan satu manik-manik di depan anak yang mudah dijangkau anak. Pemeriksa dapat menunjuk atau menyentuh manik-manik untuk menarik perhatian anak. S : Lulus bila anak mengambil manik-manik dengan menggunakan gerakan seluruh tangan. (Pastikan manik-manik tidak melekat tapi tampak jelas kalau anak mengambilnya0. 35. Memindahkan kubus P : Anak memindahkan kubus dari satu tangan ke tangan yang lain. Berikan anak sebuah kubus lalu berikan satu lagi pada tangan yang sama, anak akan memindahkan kubus pertama ke tangan yang lain sehingga ia dapat mengambil kubus yang kedua. Lihat petunjuk pelaksanaan No. 8 S : Lulus bila anak memindahkan kubus dari satu tangan ke tangan yang lain, tanpa menggunakan anggota tubuhnya (badan, mulut atau meja secara bersamaan). 36. Mengambil 2 kubus P : Letakkan 2 kubus di atas meja di depan si anak. Suruhlah anak tersebut mengambil kubus itu dengan menarik perhatiannya atau dengan gerakkan. Pada pemeriksaan ini tidak boleh diambilkan. (Anak harus mengambil sendiri).

S : Lulus bila anak mengambilnya dan memegang dengan kedua belah tangan secara bersamaan masing-masing satu kubus). 37. Memegang dengan ibu jari dan jari telunjuk P : Anak dipangku orangtuanya sedemikian rupa, sehingga ia dapat meletakkan tangannya di meja. Jatuhkan manik-manik atau kismis atau pengganti lainnya yang sejenis tepat di depan anak pada jarak yang mudah dijangkau. Perhatikan cara anak mengambil benda tersebut. Pemeriksa boleh memberi contoh. Lihat petunjuk pelaksanaan No. 9 S : Lulus bila si anak mengambil benda dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk. Juga bisa dinilai lulus bila anak mengambil benda dengan menggunakan ibu jari dan beberapa jari (jika lulus memegang dengan ibu jari dan jari telunjuk maka anak juga lulus mengaruk manik-manik. 38. Membenturkan 2 kubus Pemeriksaan dapat dinilai dari laporan orangtua atau pengasuh. P : Berikan satu kubus di tangan kiri dan satu kubus lain di tangan kanan anak. Usahakan supaya si anak memukul-mukulkan kedua kubus tersebut satu sama lain. Pada pemeriksaan ini pemeriksa boleh memberi contoh, tetapi tidak boleh membantu dengan menggerakkan tangan atau menyentuh tangan si anak. Jika tidak teramati, tanyakan kepada orangtua Apakah anak dapat membenturkan benda yang lebih kecil bersama-sama

dalam satu waktu?. S : Lulus bila anak bisa mengerjakan dengan memegang kubus masing-masing tangannya. Bila pemeriksaan tidak berhasil, tanyakan kepada orang tua apakah anak dapat membenturkan benda yang lebih kecil bersama-sama dalam satu waktu. (Membenturkan benda yang lebih besar seperti tutup panci tidak diberi skor lulus). 39. Menaruh kubus di cangkir P : Letakkan 3 kubus dan sebuah cangkir di ats meja dan dihadapkan anak. Dorong anak untuk memasukkan kubus ke dalam cangkir dengan memberikan contoh dan aba-aba. Pemberian contoh perlu diulangi beberapa kali). S : Lulus bila anak memasukkan kubus ke dalam cangkir (minimal 1 kubus masuk dalam cangkir dan membiarkan yang lain). 40. Mencoret-coret P : Letakkan kertas dan pensil di ats meja di depan anak, pada jarak yang mudah dijangkau. Bila perlu pemeriksa boleh memberikan pensil ke tangan anak dan memotivasi anak untuk mencoret-core. (pemeriksa jangan memberikan contoh bagaimana cara mencoret, perhatikan keamanan anak selam pemeriksaan terutama mata dan mulut selama penggunaan pensil). S : Lulus bila anak membuat coretan pada kertas. Coretan yang tidak disengaja dinyatakan gagal.

41. Ambil manik-manik P : Contohkan pada anak 2-3 kali uuntuk mengeluarkan manikmanik dari botol, kemudian minta anak untuk mengulanginya. (Jangan menggunakan kata-kata buang atau tumpahkan). S : Lulus bila anak mengeluarkan manik-manik dari botol, atau mengambil kemudian mengeluarkan dari botol. 42. Menara dari 2 kubus P : Anak didudukkan di dekat meja, dengan posisi lengan sejajar meja dan kedua tangan berada di atas meja. Letakkan kubuskubus (balok-balok mainan) di atas meja. Pemeriksa menstimulasi anak untuk menyusunnya dengan memberi contoh setinggi mungkin. Bila perlu pemeriksaan diulangi sampai 3 kali. S : Lulus bila anak menyusun 2 balok, dengan meletakkan 1 kubus di atas kubus yang lainnya dan tidak jatuh. 43. Menara dari 4 kubus P : Cara pemeriksaan seperti No. 42 S : Lulus bila anak bisa menyusun 4 buah kubus, dengan meletakkan 1 kubus di atas kubus lainnya sehingga tersusun sampai 4 kubus dan tidak jatuh. (Jika lulus menara dari 4 kubus, anak juga lulus menara dari 2 kubus). 44. Menara dari 6 kubus P : Cara pemeriksaan seperti No.42

S : Lulus bila anak menyusun 1 kubus di atas kubus lainnya sampai 6 buah kubus dan tidak jatuh. (Jika lulus menara dari 6 kubus, anak juga lulus menara dari 4 kubus dan menara dari 2 kubus). 45. Meniru P : Anak didudukkan atau dipangku orangtua, diatur sedemikian rupa sehingga posisinya sesuai dan nyaman untuk menulis. Berikan kertas dan pensil pada si anak dan mintalah kepadanya untuk mengambar garis sesuai dengan contoh yang diberikan oleh pemeriksa yaitu garis vertikal, tunjukkan bagaimana menggambar garis vertikal, tunjukkan bagaimana menggambar garis vertikal pada anak. Pemeriksa tidak boleh memegang tangan anak, percobaan dapat dilakukan 3 kali. Lihat petunjuk pelaksanaan No. 10 S : Lulus bila anak menggambar 1 garis atau lebih yang vertikal pada kertas, paling sedikit sepanjang 1 inch (2,5 cm) dan persimpangannya atau sudut kemiringannya tidak lebih dari 30. Garis tidak harus sempurna, lurus dan tegak. 46. Menara dari 8 kubus P : Merujuk pada item motorik halus No. 42 S : Lulus bila anak meletakkan 1 kubus di atas kubus lainnya sehingga tersusun sampai 8 kubus dan tidak jatuh saat anak memindahkan tangannya. (Lulus menara dari 8 kubus, maka anak juga lulus menara dari 6 kubus, menara dari 4 kubus

dan menara dari 2 kubus). 47. Menggoyangkan ibu jari P : Contohkan pada anak dengan menggunakan 1 atau 2 tangan untuk membuat genggaman dengan posisi ibu jari mengarah ke atas. Ayun-ayunkan ibu jari anda ke kana ke kiri (hanya ibu jari). Katakan kepada anak untuk menggerakkan ibu jari dengan cara yang sama. Jangan membantu anak dengan meletakkan posisi tangan anak. Pemeriksa dapat mengatakan kepada anak untuk membuat seperti genggaman. Lihat petunjuk pelaksanaan No. 11 S : Lulus bila anak dapat menggerakkan ibu jari dengan 1 tangan atau 2 tangan tanpa membuat gerakkan pada jari lainnya. 48. Mencontoh O (lingkaran) (Copy O) P : Berikan kepada anak sebuah pensil dan selembar kertas. Tunjukan kepada anak gambar lingkaran dipetunjuk pelaksanaan (belakang lembar Denver II). Katakan pada anak buat 1 gambar yang sama seperti gambar ini!. (Pemeriksa tidak menyebutkan bentuk gambar dan menggerakkan jari atau pensil untuk menunjukkan bagaimana cara membuat lingkaran). Tes dapat dilakukan 3 kali. Lihat petunjuk pelaksanaan No. 12 S : Lulus bila anak menggambar beberapa bentuk yang mendekatiatau sangat mendekati lingkaran yang tertutup.

(Gagal jika garis berkelanjutan sehingga membentuk spiral). 49. Menggambar orang : 3 bagian P : Berikan pada anak sebuah pensil dan selembar kertas, katakan pada anak untuk menggambar seseorang (laki-laki atau perempuan, ayah, ibu, dan lain-lain). Pastikan anak telah menyelesaikan gambarnya sebelum gambar di nilai. Lihat petunjuk pelaksanaan No. 16 S : Lulus bila anak menggambar 3 atau lebih bagian tubuh. Bagian yang sepasang dinilai sebagai 1 bagian (misal : mata, telinga, tangan, dll). Untuk mendapatkan nilai, kedua pasangan itu haruslah digambarkan, kalau gambar itu tidak berprofil (dimana gambar hanya 1 mata, 1 telinga, dan lainlain, maka tidak mendapatkan nilai). Kecuali gambarnya dalam bentuk permukaan (dalam kasus hanya ada 1 mata atau telinga, maka mendapat nilai). 50. Mencontoh + (Tanda Plus) (Copy +) P : Berikan pada anak pensil dan kertas, tunjukkan pada anak gambar tanda + di belakang lembar tes. Tanpa menyebutkan bentuk gambar atau menggerakkan jari atau pensil untuk menunjukkan cara membuatnya, katakan pada anak buat satu gambar yang sama seperti gaambar ini! tes dapat dilakukan 3 kali. S : Lulus bila anak menggambar 2 garis yang saling berpotongan, setidaknya mendekati titik tengah. Garis tidak perlu benarbenar lurus, yang penting berpotongan.

51. Memilih garis yang lebih panjang P : Pastikan petunjuk pelaksanaan (bagian belakang format Denver II) dalam posisi vertikal. Perlihatkan 2 garis paralel yang berbeda panjangnya pada petunjuk pemeriksaan. 1. Tanyakan kepada anak garis mana yyang lebih panjang? (Jangan katakan yang lebih besar). 2. Setelah anak menunjuk sebuah garis, ulangi pemeriksaan dengan merubah letak (memutar lembar petunjuk pemeriksaan ke samping 90 dan tanyakan kembali. 3. Kemudian putar lagi ke bawah 180 dan ulangi pertanyaan. Paling sedikit diulangi 3 kali). Lihat petunjuk pelaksanaan No. 13 S : Lulus bila ketiga-tiganya benar. Bila salah satu salah, ulangi pemeriksaan 3 kali lagi. Bila 5 diantara 6 pemeriksaan benar maka juga dinyatakan lulus. Selain hasil-hasil tersebut dinyatakan gagal. 52. Mencontoh di tunjukkan P : Laksanakan item 54 (mencontoh) sebelum melaksanakan item ini, bila anak tidak dapat mencontoh, tunjukkan kepada anak cara menggambar, pertama-tama dengan cara menggambar 2 sisi yang berlawanan (parallel) kemudian 2 sisi perlawanan lain (bukan menggambar emapat persegi dengan arah gerakan kontinyu atau berkelanjutan). Tes dapat dilakukan 3 kali Lihat petunjuk pelaksanaan No. 15 S : Lulus bila anak menggambar empat persegi dengan 4 garis

yang lurus sehingga membentuk 4 sudut. Sudut dapat dibentuk dari garis yang berpotongan, tetapi sudut harus sesuai (bukan melingkar atau tajam), panjang sebaiknya. Jangan melebihi 2 kali lebar. 53. Menggambar orang : 6 bagian P : Merujuk pada item motorik halus No. 49 S : Lulus bila anak menggambar 6 bagian tubuh atau lebih, dengan ketentuan sama dengan item motorik halus No. 49. 54. Mencontoh P : Berikan pada anak pensil dan kertas, tunjukkan pada anak gambar empat persegi di belakang lembar tes. Tanpa menyebutkan bentuk gambar atau menggerakkan jari atau pensil untuk menunjukkan cara membuatnya, katakan pada anak buat satu gambar yang sama seperti gambar ini! tes dapat dilakukan 3 kali. Lihat petunjuk pelaksanaan No. 15 S : Merujuk pada syarat lulus item motorik halus No. 52 (Suwariyah. 2013).