MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MEMBUTSIR DENGAN MENGGUNAKAN PLAYDOUGH DI PAUD KAMBOJA KOTA GORONTALO JURNAL OLEH
|
|
- Johan Indradjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MEMBUTSIR DENGAN MENGGUNAKAN PLAYDOUGH DI PAUD KAMBOJA KOTA GORONTALO JURNAL OLEH NINING DENGO NIM : UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 2015
2 LEMBAR PENGESAHAN JURNAL MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MEMBUTSIR DENGAN MENGGUNAKAN PLAYDOUGH DI PAUD KAMBOJA KOTA GORONTALO Jurnal Oleh : Nining Dengo Pembimbing I Pembimbing II Dra.Tuti Wantu, M.Pd Kons Dr. Setiyo Utoyo, M.Pd NIP NIP Mengetahui Ketua Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo Irvin Novita Arifin, S.Pd M.Pd NIP
3 Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membutsir Dengan Menggunakan Playdough di Paud Kamboja Kota Gorontalo Nining Dengo Universitas Negeri Gorontalo Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Dra.Tuti Wantu, M.Pd Kons dan Dr. Setiyo Utoyo, M.Pd ABSTRAK Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan membutsir menggunakan playdough di PAUD Kamboja Kota Gorontalo. Metode penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam bentuk siklus setiap siklus dilakukan dalam 4 tahap penelitian yaitu: tahap persiapan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap pemantauan dan evaluasi dan tahap analisis dan refleksi, serta teknik pengumpulan data Berdasarkan teknik analisis data dan pembahasan peneliti telah menggunakan playdough sebagai media pembelajaran dengan hasil yang dicapai pada siklus I pertemuan I mencapai 8 orang anak atau 40% yang memiliki kemampuan motorik halus dan 12 orang atau 60% yang belum memiliki kemampuan motorik halus. Pada siklus 1 pertemuan 2 mencapai 12 orang atau 60% yang memiliki kemampuan motorik halus, dan yang belum memiliki kemampuan motorik halus 8 orang anak atau 40%, pada siklus 2 pertemuan 1 mengalami peningkatan mencapai 16 orang anak atau 80% yang memiliki kemampuan motorik halus, siklus II pertemuan 2 mencapai 18 orang anak atau 90% yang memiliki kemampuan motorik halus dan yang belum memiliki kemampuan motorik halus sisa 2 orang anak atau 10%. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa melalui kegiatan membutsir menggunakan playdough, kemampuan motorik halus anak di PAUD Kamboja Kota Gorontalo meningkat. Kata kunci: Motorik Halus, Membutsir Playdough Nining Dengo, Mahasiswa Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Dra. Tuti Wantu M.Pd Kons. Dosen Pembimbing I, Dr. Setiyo Utoyo, M.Pd Dosen Pembimbing II.
4 Pendahuluan Perkembangan motorik anak terdiri dari dua bagian yaitu motorik kasar dan motorik halus. Dalam meningkatkan kemampuan koordinasi gerakan motorik kasar pada anak diperlukan kegiatan-kegiatan gerakan tubuh, seperti berlari, berjinjit, melompat, bergantung, melempar dan menangkap, serta menjaga keseimbangan. Sedangkan kemampuan motorik halus anak usia dini ditekankan pada koordinasi gerakan motorik halus dalam hal ini berkaitan dengan aktivitasaktivitas yang memerlukan pemakaian otot-otot kecil pada tangan. Aktivitas ini termasuk memegang benda kecil seperti manik-manik, butiran kalung, memegang sendok, memegang pencil dengan benar, menggunting, melipat kertas, mengikat tali sepatu, mengancing dan menarik ritsleting. Aktivitas tersebut terlihat mudah namun memerlukan latihan dan bimbingan agar anak dapat melakukannya secara baik dan benar. Sesuai kenyataan yang ditemui peneliti di PAUD Kamboja Kota Gorontalo, dari 20 orang anak, terdapat 11 orang anak atau 55% yang mengalami keterlambatan perkembangan kemampuan motorik halus dan 9 orang atau 45% yang sudah menunjukkan keterampulan motorik halus. Hal ini disebabkan oleh karena kurangnya latihan motorik halus secara rutin dan berkelanjutan, serta belum tepatnya teknik yang digunakan guru dalam mengembangkan kemampuan motorik halus anak. Keterlambatan perkembangan ketrampilan motorik halus tersebut dapat ditemui dan dilihat ketika anak sedang menulis atau memegang alat tulis. Dalam kegiatan pembelajaran didalam kelas meereka belum trampil dalam menulis bahkan terlihat kaku ketika sedang memegang krayon bahkan dua orang anak tangannya terlihat gemetaran ketika sedang memegang krayon untuk mewarnai. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar anak, sehingga peneliti sebagai guru yang mengajar PAUD tersebut tertarik ingin menggunakan kegiatan membutsir sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Membutsir atau modeling adalah membentuk atau mematung dengan menggunakan bahan yang sifatnya masih lentur atau lunak. Proses membutsir dilakukan dengan cara membentuk secara langsung bahan yang dipilih atau yang digunakan dengan tangan atau memakai
5 bantuan alat butsir ( sudip). Menurut Prawira (2006 : 25) Membutsir adalah membentuk tanah liat atau lilin (plastisin/malam) menjadi bentuk mainan, patung kecil atau bentuk tertentu berdasarkan daya cipta. Sebelum dibentuk, tanah liat sebaiknya dibersihkan dahulu dari butiran batu atau pasir yang kasar, lembutkan adonannya dengan tangan. Jika terlalu lembek biarkan (diangin-anginkan) hingga kadar airnya berkurang, dan jika dipegang tanah tidak lengket pada tangan kita Kegiatan membutsir digunakan oleh peneliti untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak karena hampir setiap anak PAUD telah jarang menggunakan kegiatan tersebut sebagai salah satu aktivitas belajar serta sebagai media dalam belajar begitupun dengan guru, selain itu bahan yang digunakan dalam membutsir mudah didapat dan banyak terdapat di lingkungan tempat tinggal anak. Berdasarkan uraian di atas diperlukan pengkajian melalui penelitian yang sederhana, maka penulis merumuskan judul Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membutsir dengan Menggunakan Playdough di PAUD Kamboja Kota Gorontalo. Kajian Teoritis Dan Hipotesis Tindakan Hakikat Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini Menurut Zulkifli Lubis (2008: 6), Motorik adalah segala gerakan yang dapat menimbulkan gerakan-gerakan pada seluruh bagian tubuh. Sedangkan menurut Endah (2008: 6), Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan syaraf, otot, otak, dan spinal cord. Menurut Astandiyar (2006: 20), Kemampuan motorik halus mencakup keluwesan jemari. Ini dapat dilihat dari kemampuan anak untuk menyentuh, menjumput, mencoret, melipat atau memasukkan sendok kemulut. Ketrampilan motorik halus sangat diperlukan sebagai dasar kemampuan menulis dan aktifitas bantu diri seperti makan, minum, mengacingkan baju, memakai kaus kaki, dan sebagainya. Sedangkan menurut Nursalam (2005) kemampuan motorik halus adalah Kemampuan anak untuk mengamati sesuatu dan melakukan gerak
6 melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan otot-otot kecil, memerlukan koordinasi yang cermat serta tidak memerlukan banyak tenaga. Kemampuan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan kemampuan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-tangan. Motorik halus adalah kemampuan melibatkan penggunaan tangan jari-jari secara tepat seperti dalam kegiatan menulis, melipat kertas, menggunting, menggambar dan melukis (Samsiah, 2009: 4). Motorik halus adalah kemampuan yang menyatu antara otot halus dan panca indera Depdiknas (2003: 15). Kemampuan yang menyatu antara mata lalu dirangsang melalui otak dan akhirnya otak menyuruh otot-otot halus menggerakkan jari-jari tangan itu untuk melakukannya. Sedangkan menurut Maryatin (2010: 5), Motorik halus adalah: Kemampuan anak mengembangkan koordinasi mata & jari tangan dalam kegiatan menulis atau menggambar. Saraf motorik halus ini dapat dilatih dan dikembangkan melalui kegiatan dan rangsangan yang kontinu secara rutin. Seperti, bermain puzzle, menyusun balok, memasukan benda ke dalam lubang sesuai bentuknya, membuat garis, melipat kertas, menggunting, mewarnai, menjiplak, meronce, dan melukis. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 58 Tahun 2009 Tentang Standar PAUD perkembangan motorik halus pada anak usia 4-5 tahun tingkat pencapaian perkembangan motorik halusnya diantaranya adalah: 1) Mampu menciptakan sesuatu dengan bahan alam seperti membutsir 2) Mampu melakukan koordinasi mata-tangan (Motorik halus) 3) Mampu membutsir dengan berbagai media. Misal: plastisin, tepung terigu. Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian motorik halus diatas penulis menyimpulkan motorik halus adalah Kemampuan anak untuk mengamati sesuatu dan melakukan gerak melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan otot-otot kecil, memerlukan koordinasi yang cermat serta tidak memerlukan banyak tenaga tetapi melibatkan penggunaan tangan jari-jari secara tepat yang dirangsang melalui otak dan akhirnya otak menyuruh otot-otot halus menggerakkan jari-jari tangan itu untuk melakukannya.
7 Cara Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Menurut Agus Hamdani (2005;25) cara meningkatkan motorik halus anak dapat dilakukan dengan melatih anak dengan berbagai kegiatan yang positif seperti menggambar dan mewarnai. Kegiatan ini merupakan salah satu cara meningkatkan keterampilan motorik mereka. Beberapa keterampilan tangan yang penting bagi anak untuk dikembangkan adalah: 1. Mampu melengkungkan telapak tangan membentuk cekungan (palmar arching) 2. Menggunakan jari telunjuk dan jempol untuk memegang suatu benda, sambil menggunakan jari tengah dan jari manis untuk kesetabilan tangan mereka (hand side separation). 3. Membuat bentuk lengkung dengan jempol dan telunjuk (open web space) Berdasarkan beberapa pendapat cara meningkatkan kemampuan motorik halus anak maka disimpulkan bahwa kemampuan motorik halus anak dapat ditingkatkan melalui aktivitas lain menggambar dan bermain dengan odol/krim serta kegiatan merobek dan meremas kertas serta kegiatan mewarnai menggunakan alat-alat tulis misalnya krayon atau pensil warna. Pengertian Membutsir Membutsir atau modeling adalah membentuk atau mematung dengan menggunakan bahan yang sifatnya masih lentur atau lunak. Proses membutsir dilakukan dengan cara membentuk secara langsung bahan yang dipilih atau yang digunakan dengan tangan atau memakai bantuan alat alat butsir ( sudip). Dalam menambahkan dan mengurangi bahan tersebut sampai dihasilkan model atau bentuk patung yang diinginkan. Berkarya seni membutsir cukup mudah dikerjakan, sehingga bisa dilakukan oleh anak anak TK. Menurut Prawira (2006: 25) Membutsir adalah membentuk tanah liat atau lilin (plastisin/malam) menjadi bentuk mainan, patung kecil atau bentuk tertentu berdasarkan daya cipta. Sebelum dibentuk, tanah liat sebaiknya dibersihkan dahulu dari butiran batu atau pasir yang kasar, lembutkan adonannya dengan tangan.
8 Kegiatan Membutsir Untuk Anak Usia Dini Kegiatan membutsir untuk anak usia dini dapat dilakukan dengan menggunakan Playdough yang sudah dibuat, serta peralatan dan sudip atau lidi serta alat bantu lainnya berupa karton yang digunakan untuk meletakkan hasil membentuk. Playdough adalah senyawa pemodelan yang digunakan oleh anakuntuk seni dan kerajinan proyek di rumah dan di sekolah. Playdough terdiri dari tepung, air, garam, dan minyak mineral. Playdough (play-doh) adalah adonan mainan (play=bermain, dough=adonan) atau plastisin mainan yang merupakan bentuk modern dari mainan tanah liat (lempung). Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan playdough berupa: a) 2 gelas terigu, b) 1 gelas garam halus, c) 2 gelas air hangat, d) 2 sendok makan minyak goreng, e). Pewarna makanan (cair), beberapa warna, f) Minyak aroma buah atau aroma makanan Dalam penelitian ini peneliti tidak memasak terigu dalam panci yang ada diatas kompor, tetapi peneliti menggunakan minyak kelapa sebagai pencampur adonan, hal ini untuk menghindari kecelakaan yang akan terjadi karena dalam penelitian ini anak sendiri mencoba melakukan cara membuat playdough sendiri. Berdasarkan dari beberapa pendapat diatas,maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan playdough adalah alat bantu pembelajaran berupa adonan mainan yang terbuat dari tepung yang mudahdibentuk oleh anak yang berguna untuk melatih kegiatan koordinasikan jari jemari tangan dengan mata padamotorik halus anak usia dini. Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Menggunakan Playdough Meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia dini melalui kegiatan membutsir menggunakan playdough sangat bermakna dan menarik karena anak dilibatkan untuk bermain plastisin atau bermain Playdough. Membutsir sangatlah menyenangkan sesuai dengan dunia anak yaitu bermain. Sehingga ketika kemampuan motorik halus ini ditingkatkan melalui kegiatan membutsir anak akan lebih tertarik, tertantang dan anak dapat mengembangkan kemampuannya dalam berkreativitas membentuk berbagai macam bentuk sesuai
9 dengan imajinasinya sendiri. Dari kalimat di atas dapat disimpulkan bahwa meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia dini dapat dilakukan dengan menggunakan permainan Playdough. Manfaat Membutsir Menggunakan Playdough Manfaat membutsir menggunakan playdough banyak kegunaannya bagi anak-anak yang ada di PAUD, Menurut Moeliono, (2004:24) kegiatan membutsir menggunakan playdough sangat bermanfaat bagi anak, bukan hanya bagi pengembangan seni melainkan juga sebagai penumbuh kreativitas, alat untuk mengungkapkan ide, perasaan, serta emosi anak. Melalui kegiatan ini pula, motorik halus anak dilatih dan akan sangat berguna ketika anak mulai belajar menulis di usia sekolah. Disamping itu, kegiatan membutsir menggunakan playdough dapat mengasah otak kanan, otak kiri dan hati nurani anak untuk beraktivitas dan berkreasi dalam menciptakan bentuk yang diinginkan dalam kegiatan membutsir. Berdasarkan pendapat diatas disimpulkan bahwa kegiatan mrmbutsir menggunakan playdough sangat bermanfaat bagi anak untuk melatih emosinya, dapat meningkatkan kreativitas anak dalam mengembangkan seni serta dapat bermanfaat bagi perkembangan anak. Metode Penelitian Metode ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Pada penelitian ini ditentukan variabel-variabel penelitian yang dijadikan fokus utama untuk menjawab permasalahan yang dihadapi. Variabel tersebut yaitu: variabel input, variabel proses, dan variabel out put. Pada prosedur penelitian ini menggambarkan tahap tahap pelaksanaan penelitian yang meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap pemantauan dan evaluasi, serta teknik analisis data dan refleksi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, dan dokumentasi Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus dilaksanakan 2 kali pertemuan. Bila hasil yang diperoleh pada
10 kegiatan pelaksanaan tindakan siklus I belum memenuhi indikator kinerja yang ditetapkan, maka akan dilanjutkan pada siklus berikutnya. Hasil Penelitian Dan Pembahasan Berdasarkan hasil persentase rata-rata kegiatan tindakan kelas pada siklus I dapat dilihat terjadi peningkatan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan membutsir menggunakan playdough di PAUD Kamboja Kota Gorontalo. Dari tiga aspek kemampuan motorik halus yang diamati mengalami peningkatan mencapai 20% anak belum mampu memahami cara membuat playdough, 20%, Anak mulai mampua memahami cara membuat playdough, 40%, Anak sudah mampu memahami cara membuat playdough dan 20%, Anak mampu memahami cara membuat playdough. Hasil yang dicapai pada siklus I kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan membutsir menggunakan playdough mengalami peningkatan sebesar 30% dari observasi awal. Hasil persentase rata-rata peningkatan kemampuan motorik halus melalui kegiatan membutsir menggunakan playdough dapat dilihat pada grafik dihalaman lampiran. Melihat hasil capaian tindakan kelas siklus I dapat disimpulkan bahwa penelitian ini harus dilanjutkan ke tindakan siklus II, karena tindakan siklus I belum mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil persentase rata-rata kegiatan tindakan kelas pada siklus II dapat dilihat terjadi peningkatan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan membutsir menggunakan playdough di PAUD Kamboja Kota Gorontalo. Dari tiga aspek indikator kemampuan motorik halus yang diamati mengalami peningkatan yaitu: Anak belum mampu memahami cara membuat playdough terdiri dari 2 orang anak atau 10%, Anak kurang mampu memahami cara membuat playdough terdiri dari 4 orang anak atau 20%, Anak telah mampu memahami cara membuat playdough terdiri dari 14 orang anak atau 70%, hasil yang dicapai pada siklus II. Hasil persentase rata-rata peningkatan kemampuan motorik halus melalui kegiatan membutsir menggunakan playdough dapat dilihat pada grafik yang terdapat pada halaman lampiran.
11 Berdasarkan temuan dalam kegiatan siklus II tersebut menunjukkan bahwa kemampuan motorik halus anak telah berkembang secara maksimal Dengan demikian pelaksanaan tindakan pada siklus II telah mampu memperbaiki serta meningkatkan kemampuan motorik halus anak di PAUD Kamboja Kota Gorontalo melalui kegiatan membutsir menggunakan playdough. Dengan demikian penelitian dinyatakan selesai. Pembahasan Dalam penelitian ini peneliti telah menggunakan playdough sebagai media pembelajaran dengan hasil yang dicapai pada siklus I pertemuan I mencapai 8 orang anak atau 40% yang memiliki kemampuan motorik halus dan 12 orang atau 60% yang belum memiliki kemampuan motorik halus. Pada siklus 1 pertemuan 2 mencapai 12 orang atau 60% yang memiliki kemampuan motorik halus, dan yang belum memiliki kemampuan motorik halus 8 orang anak atau 40%, pada siklus 2 pertemuan 1 mengalami peningkatan mencapai 16 orang anak atau 80% yang memiliki kemampuan motorik halus, dan 4 orang anak atau 20% belum memiliki kemampuan motorik halus, pada siklus II pertemuan 2 mencapai 18 orang anak atau 90% yang memiliki kemampuan motorik halus dan yang belum memiliki kemampuan motorik halus sisa 2 orang anak atau 10%. Untuk jelasnya hasil penelitian tindakan setiap siklus dapat dilihat pada grafik yang terdapat pada halaman lampiran. Hasil penelitian dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan membutsir menggunakan playdough di PAUD Kamboja yang dicapai pada siklus I yaitu 14 orang atau 60%. Selanjutnya pada siklus II diperoleh yaitu 18 orang atau 90%. Peningkatan ini terjadi karena peneliti dan pengamat memberi motivasi pada anak untuk dapat melakukan kegiatan membutsir menggunakan playdough, pemberian reinforcement pada anak yang sudah mampu melakukan kegiatan membutsir menggunakan playdough. Berdasarkan hasil refleksi terungkap bahwa guru mulai berhasil merancang pembelajaran, terutama menyesuaikan tema pembelajaran dengan melakukan kegiatan membutsir menggunakan playdough. Dengan melihat capaian
12 yang ada, maka hipotesis penelitian tindakan kelas yang menyatakan: Jika pendidik menggunakan kegiatan membutsir dengan menggunakan playdough di PAUD Kamboja Kota Gorontalo maka kemampuan motorik halus anak akan meningkat. Kesimpulan Dan Saran Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa kegiatan membutsir menggunakan playdough dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Berdasarkan indikator kinerja yang ditetapkan telah diperoleh hasil persentase rata rata, Siklus I pertemuan I mencapai 8 orang anak atau 40% yang memiliki kemampuan motorik halus dan 12 orang atau 60% yang belum memiliki kemampuan motorik halus. Pada siklus 1 pertemuan 2 mencapai 12 orang atau 60% yang memiliki kemampuan motorik halus, dan yang belum memiliki kemampuan motorik halus 8 orang anak atau 40%, pada siklus II pertemuan 1 mengalami peningkatan mencapai 16 orang anak atau 80% yang memiliki kemampuan motorik halus, dan 4 orang anak atau 20% yang belum memiliki kemampuan motorik halus pada siklus II pertemuan 2 mencapai 18 orang anak atau 90% yang memiliki kemampuan motorik halus dan yang belum memiliki kemampuan motorik halus sisa 2 orang anak atau 10%. Peningkatan ini terjadi, adanya kerja sama antara peneliti dengan pengamat dalam merancang pembelajaran membutsir menggunakan playdough, dan terutama menciptakan kelas yang kondusif. Berdasarkan simpulan peneliti memberikan beberapa saran atau rekomendasi sebagai arahan untuk perkembangan pendidikan anak kearah yang lebih baik yaitu Kemampuan motorik halus perlu dan penting dimiliki oleh setiap anak, karena itu orang tua harus membantu anak dalam mengarahkannya. Penyampaian pembelajaran kepada anak usia dini harus menggunakan media yang menarik dan tidak monoton agar perkembangannya optimal dan sesuai dengan karakteristik perkembangan anak, maka guru dituntut untuk kreatif dalam merancang berbagai kegiatan pembelajaran untuk anak terutama dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak.
13 DAFTAR PUSTAKA Andini. 2009, Perkembangan Motorik Halus Anak, duniaedukasi.net // perkembangan-motorik-halus-anak.html. diakses 20 Juni 2014 Agus hamdani Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: Universitas Terbuka. Depdiknas Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-Kanak. Depdiknas Jakarta Isnu Nursalam Melukis Itu Mudah. Intan Pariwara. Permen No. 58 Tahun 2009, Tentang Standar PAUD. Depdiknas Jakarta Samsiah Pengembangan Motorik Halus Anak Usia Prasekolah. Cahaya Mentari Nasution.. Zulkifli Lubis Seni Kemampuan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka
BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga masa dewasa. Perkembangan yang dilalui tersebut merupakan suatu perubahan yang kontinu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui
Lebih terperinciMENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan anak secara keseluruhan. Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan
Lebih terperinciSKRIPSI Diajukan Untuk Sebagian Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH :
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENYUSUN BEKAS OROTAN PENSIL MENJADI BENTUK BUNGA PADA ANAK KELOMPOK B TK PKK PULEREJO I KECAMATAN BAKUNG KABUPATEN BLITAR TAHUN PELAJARAN 2015/ 2016
Lebih terperinciPERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU
PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU Arni Anggriyani 1 ABSTRAK Pengembangan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan
Lebih terperinciperkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang menyebutkan bahwa:
BAB I PENDAHULUAN PENGARUH PERMAINAN RABA RASA (TACTILE PLAY) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI (Penelitian Pre Eksperimen di TK PGRI Parungponteng Kecamatan Parungponteng Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 0-
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 0-6 tahun. Senada dengan (Fadlillah, 2013:47) pasal 28 undang-undang sistem pendidikan nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala. kemampuan anak sedang berkembang cepat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bambang Sujiono, dalam metode pengembangan fisik (2005:10) Masa 5 tahun pertama pertumbuhan dan perkembangan anak sering disebut sebagai masa keemasan karena pada masa
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI MEDIA BUBUR KERTAS PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI BEKU TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI
1 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI MEDIA BUBUR KERTAS PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI BEKU TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak merupakan anugerah terbesar yang dititipkan oleh Allah SWT. untuk dididik dan dibimbing agar menjadi individu yang beriman serta bertaqwa kepada Allah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembentukan Sumber Daya Manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat ini. Salah satu
Lebih terperinciBUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN
BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN Perkembangan Motororik Halus Anak CATATAN: PENDAHULUAN Proses tumbuh kembang kemampuan gerak seseorang anak disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang sedang berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang. Gerakan yang menggunakan yaitu otot-otot halus atau sebagian anggota
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah anak usia nol sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun yang sedang berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental yang paling
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Program Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga umur 6 tahun dengan cara merangsang dan membantu pertumbuhan jasmani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemampuan motorik halus adalah aktivitas motorik yang melibatkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan motorik halus adalah aktivitas motorik yang melibatkan aktivitas otot-otot kecil atau halus, gerakan ini menuntut koordinasi mata, tangan dan kemampuan pengendalian
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A Indah Putri Murdhani Nurul Khotimah PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Jalan Teratai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan anak bermain mempunyai arti yang penting. Bermain merupakan ciri khas anak. Bermain akan menghilangkan kejenuhan anak dan membuat anak menemukan kesenangan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tiarah, 2015 Meningkatkan keterampilan motorik halus anak aspek menulis melalui media lilin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa usia taman kanak-kanak adalah masa dimana perkembangan fisik motorik anak berlangsung dengan cepat, hal ini terlihat dari sifat anak yang terlihat jarang sekali
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Keterampilan Motorik
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Keterampilan Motorik Menurut Wtarsono (2009) Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (paud) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitiberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. maupun anak anak. Sebagai contoh dalam memegang benda benda kecil
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterampilan motorik halus anak merupakan sebuah koordinasi antara mata dan tangan yang melibatkan gerakan otot otot kecil. Keterampilan motorik halus sangat berguna
Lebih terperinciARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PGPAUD OLEH :
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DENGAN MEMBENTUK BUAH MELALUI MEDIA PLAYDOUGH PADA KELOMPOK A TK PGRI KEPUHREJO DI KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB I1 LANDASAN TEORI
BAB I1 LANDASAN TEORI 2.1 KETERAMPILAN MOTORIK HALUS 2.1.1 Pengertian Motorik Halus Sumantri (2005), menyatakan bahwa motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DI KELOMPOK B TK ABA II PANTOLOAN
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DI KELOMPOK B TK ABA II PANTOLOAN Muhima Talfiana Ningrum 1 ABSTRAK Masalah dalam tulisan ini adalah sebagian anak kurang mampu atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mudah bosan, sulit memecahkan suatu masalah dan mengikuti pelajaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus salah satu tujuannya adalah agar anak dapat mengurus diri sendiri dan tidak tergantung pada orang lain. Agar dapat mengurus
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kemampuan berasal dari kata mampu yang
BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Motorik Halus 1. Pengertian Kemampuan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti kuasa, bisa, sanggup. Kemampuan adalah suatu kesanggupan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lakukan sendiri dan bagaimana mereka dapat melakukannya. Perpindahan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa prasekolah adalah waktu untuk mempelajari apa yang dapat mereka lakukan sendiri dan bagaimana mereka dapat melakukannya. Perpindahan berperan penting
Lebih terperinciUKDW BAB Latar Belakang
BAB 1 1.1.Latar Belakang Bermain adalah hal yang sangat dibutuhkan, baik bagi user-user yang baru lahir sampai user-user yang sudah sekolah. Dengan bermain, user-user juga sedang melakukan pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin modern di era globalisasi sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan sumber daya manusia merupakan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENIRU GARIS PADA ANAK KELAS A TK ABA MERBUNG KLATEN SELATAN TAHUN AJARAN 2013/2014
PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENIRU GARIS PADA ANAK KELAS A TK ABA MERBUNG KLATEN SELATAN TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemampuan motorik halus adalah aktivitas motorik yang melibatkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan motorik halus adalah aktivitas motorik yang melibatkan activities otot-otot kecil atau halus, gerakan ini menuntut koordinasi mata,tangan dan kemampuan
Lebih terperinciPENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B2 DI TK SAMPOROA DHARMA WANITA PERSATUAN KOTA PALU. Ari Okta Pratiwi 1
1 PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B2 DI TK SAMPOROA DHARMA WANITA PERSATUAN KOTA PALU Ari Okta Pratiwi 1 ABSTRAK Masalah pokok dalam tulisan ini adalah kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan hendaknya di bangun dengan empat pilar, yaitu : learning to know,
PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN BERMAIN MENGGAMBAR DEKORATIF PADA ANAK KELOMPOK B TK AISYIYAH I SUKODONO KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013/2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Lebih terperinciAKTIVITAS PEMBELAJARAN MOTORIK HALUS
AKTIVITAS PEMBELAJARAN MOTORIK HALUS (Disampaikan Pada Pelatihan Kader PAUD Se-Kelurahan Sidoagung Godean Sleman) Oleh: Lismadiana lismadiana@uny.ac.id FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bidang pengembangan anak usia dini di dalamnya termasuk perkembangan motorik halus, motorik halus yang akan diberikan anak usia dini adalah perkembangan pengendalian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum Sekolah Dasar (SD) yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI TEKNIK LOKOMOTOR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KECAMATAN SIPATANA KOTA GORONTALO
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI TEKNIK LOKOMOTOR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KECAMATAN SIPATANA KOTA GORONTALO Juriyati Ahmad Universitas Negeri Gorontalo Fakultas Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini 1. Pengertian Motorik halus Menurut Bambang Sujiono dkk, 2005: 1.11) motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (early childhood education) merupakan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan anak usia dini (early childhood education) merupakan suatu disiplin ilmu pendidikan yang secara khusus memperhatikan, menelaah, dan mengembangkan berbagai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di TK Marhamah Hasanah yang terletak di Jl. Terusan
54 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di TK Marhamah Hasanah yang terletak di Jl. Terusan Kopo No. 301 kecamatan Margahayu kabupaten Bandung. Subjek dalam
Lebih terperinciBAB III. Penelitian ini dilaksanakan di TK Berlian Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Penelitian 3.1.1 Latar penelitian Penelitian ini dilaksanakan di TK Berlian Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo. Pemilihan lokasi penelitian didasarkan
Lebih terperinciSKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DENGAN MEDIA KERTAS PADA ANAK KELOMPOK A TK PERWANIDA I MRICAN KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI DiajukanUntukMemenuhi
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya
4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Perkembangan Balita Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya mengetahui sekelumit pertumbuhan fisik dan sisi psikologinya. Ada beberapa aspek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usia enam tahun menurut Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun menurut Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, motorik, kognitif, sosial emosi serta perkembangan bahasa.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan Anak Taman Kanak-kanak merupakan bagian dari perkembangan manusia secara keseluruhan. Perkembangan pada usia ini mencakup perkembangan fisik, motorik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa usia dini adalah masa dimana perkembangan fisik motorik anak berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang sekali
Lebih terperinciTinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga
Metode Pengembangan Fisik Drs. Rumpis Agus Sudarko, M.S. FIK-UNY Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki kepekaan yang sangat tinggi terhadap rangsangan yang diberikan dari lingkungan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah salah satu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir dan sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kegiatan dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari kemampuan motorik seseorang. Berjalan, berlari, melompat, menulis, menggambar, menggunting merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Retna Intania, 2014 Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Menganyam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses yang bermuara pada pencapaian tujuan tertentu yang dinilai dan diyakini sebagai sarana yang paling ideal bagi bangsa Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Sisdiknas No 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roslinawati Nur Hamidah, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang sedang berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental yang paling
Lebih terperinci2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Agar dilakukan melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1.2 Rumusan masalah 1.3 Tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Manusia dalam tumbuh kembangnya memiliki beberapa tahapan. Manusia tidak semertamerta langsung menjadi dewasa, namun berproses dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.dalam standar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan fisik tidak lepas dari otot-otot yang mempengaruhi kemampuan motorik. Namun tidak cukup hanya otot yang dapat mempengaruhi kemampuan motorik. Kematangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kita tidak dapat memungkiri bahwa pendidikan anak usia dini (TK) perlu mendapat perhatian yang sangat serius dari semua pihak baik,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kita tidak dapat memungkiri bahwa pendidikan anak usia dini (TK) perlu mendapat perhatian yang sangat serius dari semua pihak baik, pemerintah, masyarakat, dan pihak-pihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan sebagai salah satu aspek dalam meningkatkan sumber daya manusia yang terus diperbaiki dan direnovasi dari segala aspek. Pendidikan sebagai tempat pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. l.1 Latar Belakang. Golden age atau masa keemasan anak adalah masa paling penting pada
BAB I PENDAHULUAN l.1 Latar Belakang Golden age atau masa keemasan anak adalah masa paling penting pada anak karena pada masa itu kemampuan otak anak untuk menyerap informasi sangat tinggi. Usia tersebut
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. anak-anak telah semakin meningkat dan menjadi lebih tepat dan pada usia 5 tahun
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini 1. Pengertian Motorik Halus Anak Usia Dini Menurut Santrock (1995: 225) Pada usia 4 tahun, koordinasi motorik halus anak-anak telah semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan prasekolah pada dasarnya diselenggarakan dengan tujuan memberikan fasilitas tentang pertumbuhan dan perkembangan anak. Sebagaimana tercantum dalam Undang-undang
Lebih terperinciDESKRIPSI PENGENALAN BENTUK GEOMETRI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK TERATAI KECAMATAN BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO
1 DESKRIPSI PENGENALAN BENTUK GEOMETRI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK TERATAI KECAMATAN BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO NURNANINGSIH AHMAD Universitas Negeri Gorontalo Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang mendasar melalui pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu hendaknya pendidikan bagi
Lebih terperinciKREATIF LEWAT MENGGUNTING DAN MENEMPEL
KREATIF LEWAT MENGGUNTING DAN MENEMPEL [Admin TK, TK ST. CAROLUS BENGKULU] - Berita Umum Sering kita sebagai orangtua melarang anak memegang gunting karena takut tangannya luka. Demikian juga ketika anak
Lebih terperinciPENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE DARI BAHAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH SIMPANG IV AGAM.
1 PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE DARI BAHAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH SIMPANG IV AGAM Effi Kumala Sari ABSTRAK Perkembangan Motorik Halus anak di Taman Kanak-kanak
Lebih terperinciappropriateness). Orang dewasa tidak perlu melakukan bantuan terhadap
PERKEMBANGAN FISIK ANAK USIA DINI A. Perkembangan Fisik meliputi : 1. Perkembangan motorik kasar Motorik kasar anak akan berkembang sesuai dengan usianya (age appropriateness). Orang dewasa tidak perlu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia merupakan hal yang bisa dipelajari, baik bentuk maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tubuh manusia merupakan hal yang bisa dipelajari, baik bentuk maupun perilakunya (gerakan anggota tubuh). Tubuh manusia akan terlihat kelenturannya apabila sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang di miliki. Di dalam diri mereka telah melekat harkat dan martabat sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak adalah amanah dari Tuhan Yang Maha Esa yang lebih tinggi dari kedudukan harta dan benda, bahkan jauh lebih berharga di atas segala sesuatu yang di miliki. Di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan anak adalah suatu proses perubahan perilaku yang belum matang menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan anak adalah suatu proses perubahan perilaku yang belum matang menjadi matang. Anak mulai belajar ke tingkat yang lebih tinggi baik dari aspek-aspek
Lebih terperinciDESKRIPSI MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI TEKNIK MOZAIK PADA ANAK KELOMPOK B TK DAHLIA KECAMATAN TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO
DESKRIPSI MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI TEKNIK MOZAIK PADA ANAK KELOMPOK B TK DAHLIA KECAMATAN TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO Femi Latama Universitas Negeri Gorontalo Fakultas Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciNiluh Sri Murdiani 1 ABSTRAK
PENGARUH KEGIATAN MEWARNAI GAMBAR DALAMMENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI KECAMATANBALINGGI KABUPATEN PARIGI MOUTONG Niluh Sri Murdiani 1 ABSTRAK Permasalahan
Lebih terperinciDisusun oleh : WINDITA FITRI ILHAMI A
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI MENGANYAM PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PERTIWI MRISEN III KLATEN TAHUN AJARAN 2014/2015 Artikel Publikasi Ilmiah, diajukan sebagai salah satu persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa kanak-kanak adalah masa pertumbuhan yang sangat pesat dan perlu dilatih dengan cara yang tepat dan sesuai. Moeslichatoen (1999) mengemukakan bahwa seorang
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM MENULIS PERMULAAN SISWA CEREBRAL PALSY SEDANG (Single Subject Research di Kelas V SLB Amal Bhakti Sicincin)
Volume 5 Nomor 1 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Maret 2016 http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM MENULIS PERMULAAN SISWA CEREBRAL PALSY SEDANG
Lebih terperinciAl-Hikmah Jurnal Kependidikan dan Syariah
MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR MELALUI LOMPAT KANGURU PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN Oleh : Rosa Imani Khan, Ninik Yuliani Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Nusantara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia dini memiliki peran penting bagi perkembangan individu dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia dini memiliki peran penting bagi perkembangan individu dan kehidupan berbangsa dan bernegara. Pada usia tersebut berbagai aspek perkembangan anak mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional Indonesia adalah seperti yang tercantum dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4 yang rumusannya sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan untuk anak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan untuk anak usia dini pada jalur formal anak usia 4-6 tahun. Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini adalah membantu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan sekaligus masa kritis dalam tahapan kehidupan manusia, yang akan menentukan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap anak akan melewati tahap tumbuh kembang secara fleksibel dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap anak akan melewati tahap tumbuh kembang secara fleksibel dan berkesinambungan. Salah satu tahap tumbuh kembang yang dilalui anak adalah masa prasekolah (4-5
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN MELUKIS DENGAN KUAS TAMAN KANAK-KANAK PASAMAN BARAT
PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN MELUKIS DENGAN KUAS TAMAN KANAK-KANAK PASAMAN BARAT ARTIKEL untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Marliza
Lebih terperinciII. KAJIAN PUSTAKA. dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan
8 II. KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakkan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciPENDEKATAN PEMBELAJARAN BEYOND CENTER AND CIRCLE TIME (BCCT) DI SENTRA PERSIAPAN DALAM UPAYA PERSIAPAN MENULIS DASAR
i PENDEKATAN PEMBELAJARAN BEYOND CENTER AND CIRCLE TIME (BCCT) DI SENTRA PERSIAPAN DALAM UPAYA PERSIAPAN MENULIS DASAR (Studi Kasus Di Play Group dan Pre School Intan Permata Aisyiyah Ranting Makam Haji
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak terlahir sebagai manusia yang unik dengan berbagai anugrah, sifat dan bakat yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Walaupun terlahir dari orang tuanya,
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA KELOMPOK B DI TK UMMAHAT DDI
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA KELOMPOK B DI TK UMMAHAT DDI Ening 1 ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah kemampuan motorik halus anak dapat
Lebih terperinciELMI SUSRIANTI NIM / 10127
ARTIKEL ILMIAH PENINGKATAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN USAP ABUR DI TAMAN KANAK KANAK PERTIWI III MUARO KALABAN Oleh ELMI SUSRIANTI NIM. 2008 / 10127 JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA
Lebih terperinciMENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA KELOMPOK B TK EL. ROY BALEURA KECAMATAN LORE TENGAH
MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA KELOMPOK B TK EL. ROY BALEURA KECAMATAN LORE TENGAH Verlis Bagia 1 ABSTRAK Permasalahan utama pada penelitian ini yaitu kurangnya kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengembangan kognitif saja tetapi juga tidak mengesampingkan kemampuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia Taman Kanak-kanak merupakan usia emas bagi anak, pada usia ini anak sangat peka terhadap stimulus / rangsangan untuk itu seharusnya cara belajar anak dibuat menyenangkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penerapan kegiatan keterampilan motorik halus bertujuan untuk meningkatkan kemandirian. 4.1.1 Deskripsi Kondisi awal Langkah awal yang dilakukan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI ILMIAH
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGGUNTING KERTAS BERPOLA PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI 1 BANYUSRI TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Untuk Memenuhi
Lebih terperinciKEGIATAN MENEMPEL BULU AYAM PADA KELOMPOK BERMAIN BUNGA MULIA SLUMBUNG DESA SLUMBUNG KECAMATAN NGADILUWIH KABUPATEN KEDIRI SKRIPSI
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENEMPEL BULU AYAM PADA KELOMPOK BERMAIN BUNGA MULIA SLUMBUNG DESA SLUMBUNG KECAMATAN NGADILUWIH KABUPATEN KEDIRI SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan dasar yang diberikan kepada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan dasar yang diberikan kepada seorang anak pada usia prasekolah. Pada masa tersebut, anak mulai berpikir kritis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu jenjang pendidikan yang ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam pendidikan anak usia dini adalah aspek
Lebih terperinci