BAB II LANDASAN TEORI
|
|
- Ridwan Kurnia
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran (KBBI, 2011). Budiman (2014) mengatakan pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat diperoleh seseorang secara alami atau diintervensi baik secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan yang dimaksud dengan tingkat pengetahuan ibu merupakan sesuatu yang diketahui oleh ibu. b. Tingkat Pengetahuan Tingkatan pengetahuan meliputi: 1) Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat materi yang telah dipelajari sebelumnya. Tahap ini merupakan tahap paling rendah. Indikatornya yaitu menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, dan menyatakan (Wawan, 2011). 2) Memahami (Comprehention) Memahami artinya kemampuan untuk menjelaskandan menginterpretasikan secara benar pada suatu obyek. Indikatornya 6
2 7 yaitu menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, dan meramalkan (Budiman, 2014). 3) Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi yang sebenarnya. Indikatornya yaitu penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, dan prinsip (Mubarak, 2011). 4) Analisis (Analysis) Analisis merupakan kemampuan menyatakan materi atau objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain (Budiman, 2014). 5) Sintesis (Syntesis) Sintesis menunjukkan suatu kemampuan untuk melaksanakan atau menghubungkan pada bagian-bagian di dalam keseluruhan yang baru (Wawan, 2011). 6) Evaluasi (Evaluation) Budiman (2014) mengatakan bahwa evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian berdasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang sudah ada.
3 8 c. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan Faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang meliputi: 1) Faktor Internal a) Pendidikan Pendidikan merupakan bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk perilaku dan pola hidup. Pada umumnya, semakin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya (Mubarak, 2011). b) Pekerjaan Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung (Wawan, 2011). c) Umur Mubarak (2011) mengatakan bahwa semakin cukup umur, maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. 2) Faktor Eksternal a) Faktor Lingkungan Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi
4 9 perkembangan dan perilaku orang atau kelompok (Wawan, 2011). b) Sosial Budaya Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi (Mubarak, 2011). d. Pengukuran Pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau menggunakan angket yang menanyakan isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden (Budiman, 2014). Pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu: 1) Baik : hasil persentase 76%-100% 2) Cukup : hasil persentase 56%-75% 3) Kurang: hasil persentase >56% (Wawan, 2011). 2. Stimulasi Motorik Halus a. Pengertian Stimulasi secara bahasa adalah dorongan atau rangsangan (KBBI, 2011). Perkembangan anak dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Stimulasi dari lingkungan merupakan hal penting dalam perkembangan anak yang akan mengoptimalkan potensi genetiknya (Soetjiningsih, 2014). Stimulasi berarti rangsangan yang datang dari lingkungan luar anak dapat berupa latihan atau bermain.
5 10 Memberikan stimulasi secara berulang dan terus menerus pada setiap aspek perkembangan anak berarti telah memberikan kesempatan anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal (Nursalam, 2014). Stimulasi merupakan kegiatan merangsang kemampuan dasar anak pada umur 0-6 tahun agar anak dapat mencapai tumbuh dan kembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapatkan stimulasi rutin, sedini mungkin, dan terus menerus pada setiap kesempatan. Kemampuan dasar anak yang perlu dirangsang dengan stimulasi terarah yaitu kemampuan gerak kasar, gerak halus, kemampuan bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian (Depkes, 2014). Stimulasi motorik halus merupakan kegiatan atau aktivitas yang diberikan kepada anak untuk merangsang kemampuan motorik halus anak tersebut. Stimulasi ini sangat penting untuk mengasah pertumbuhan dan perkembangan sel-sel saraf di otak (Atikah, 2007). b. Fungsi Stimulasi pada Anak Fungsi stimulasi pada anak meliputi: 1) Perkembangan sensori motor Perkembangan sensori motor didukung oleh stimulasi visual, pendengaran, sentuhan, dan kinetik. Stimulasi visual akan membuat anak meningkatkan perhatiannya pada lingkungan sekitar melalui penglihatannya. Stimulasi pendengaran (auditif) sangat penting untuk perkembangan
6 11 bahasa anak. Stimulasi sentuhan (taktil) akan menimbulkan rasa percaya diri sehingga anak lebih responsif dan berkembang. Stimulasi kinetik akan membantu anak mengenali lingkungan yang berbeda (Wong, 2011). 2) Perkembangan kognitif (intelektual) Stimulasi membantu perkembangan keterampilan dan mengenal dunia nyata atau fantasi. Pemberian stimulasi anak membuat anak belajar mengenal warna, bentuk, tekstur, angka, dan benda (Nursalam, 2014). 3) Sosialisasi Pemberian stimulasi membuat anak mengembangkan dan memperluas sosialisasi, belajar mengatasi persoalan, mengenal nilai, norma, dan etika, belajar mengenai apa yang salah dan benar, serta bertanggung jawab terhadap sesuatu yang diperbuatnya (Wong, 2011). 4) Kreativitas Stimulasi akan membuat anak lebih bereksperimen dan mencoba ide-idenya. Sekali anak merasa puas untuk mencoba sesuatu yang baru dan berbeda, ia akan memindahkan kreasinya ke situasi yang lain (Nursalam, 2014).
7 12 c. Prinsip Dasar Stimulasi Prinsip dasar stimulasi meliputi: 1) Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang dari orang-orang terdekatnya. 2) Tunjukkan sikap dan perilaku yang baik, karena anak akan meniru tingkah laku orang-orang terdekatnya. 3) Berikan stimulasi secara bertahap sesuai kelompok usia anak. 4) Stimulasi dilakukan dengan cara bervariasi, menyenangkan bagi anak, tanpa paksaan, dan tanpa hukuman. 5) Gunakanlah alat bantu yang sederahana, aman, ada di sekitar anak, dan memiliki unsur edukatif. 6) Berikan kesempatan stimulasi yang sama pada anak laki-laki maupun perempuan. 7) Selalu berikan pujian, bila perlu diberikan hadiah atas keberhasilannya (Depkes, 2014). d. Tahapan Stimulasi Motorik Halus Batita Tahapan stimulasi meliputi: 1) Usia bulan Memasukkan benda ke dalam wadah, bermain dengan mainan yang mengapung di air, menggambar, dan menyusun kubus mainan. Stimulasi yang diberikan yaitu permainan balok menggunakan balok kayu ukuran 2,5 cm x 2,5 cm disusun tanpa
8 13 menjatuhkannya, memasukkan benda ke dalam suatu wadah seperti pot, kaleng, dan botol, serta mengeluarkannya. 2) Usia bulan Melanjutkan stimulasi sebelumnya yaitu bermain balok, memasukkan benda ke dalam wadah dan mengeluarkannya, dan menggambar dengan krayon atau pensil warna. Stimulasi yang diberikan yaitu meniup busa sabun lalu mendeskripsikan bentuk dan hasil perabannya serta membuat untaian benda seperti manikmanik besar dan kancing besar. 3) Usia bulan Melanjutkan stimulasi sebelumnya yaitu bermain balok, memasukkan benda ke dalam wadah dan mengeluarkannya, serta menggambar dengan krayon atau pensil warna. Stimulasi yang diberikan yaitu mengenal berbagai bentuk dan ukuran, bermain puzzle, menggambar wajah dan bentuk, dan membuat berbagai bentuk dari adonan kue atau lilin mainan. 4) Usia bulan Melanjutkan stimulasi sebelumnya yaitu bermain puzzle, balok, dan menggambar. Stimulasi yang diberikan yaitu membuat gambar tempelan, memilih dan mengelompokkan benda-benda menurut jenisnya, mencocokkan gambar dengan benda, dan konsep jumlah (Nursalam, 2014).
9 14 3. Kemampuan Motorik Halus a. Pengertian Perkembangan merupakan bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih komplek dalam pola yang teratur sebagai hasil dari proses pematangan (Putra, 2014). Perkembangan merupakan keadaan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kembang dan belajar (Yuniarti, 2015). Perkembangan merupakan bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, serta kemandirian dan sosialisasi (Depkes, 2014). Motorik halus (fine motor adaptive) yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu dan melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dengan bantuan otot-otot kecil, serta tidak memerlukan banyak tenaga misalnya memasukkan manik-manik ke dalam botol, menempel, dan menggunting (Nursalam, 2014). Dewi (2015) mengatakan bahwa gerak halus atau motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, dan memerlukan koordinasi yang cermat misalnya menulis, menggambar, memotong, melempar, dan menangkap bola serta memainkan benda-benda atau alat-alat mainan
10 15 yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Soetjiningsih (2014) mengatakan, keterampilan motorik halus merupakan koordinasi halus pada otot-otot kecil yang memainkan suatu peran. Keterampilan motorik halus melibatkan gerakan-gerakan yang diselaraskan. Memegang mainan, menggunakan sendok, mengancingkan baju, atau meraih sesuatu yang memerlukan ketangkasan jari menunjukkan keterampilan motorik halus (Santrock, 2011). b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang meliputi: 1) Faktor Genetik Faktor genetik menjadi modal dasar dan sebagai peran utama dalam mencapai hasil akhir tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas tumbuh kembang (Depkes, 2014). 2) Faktor Lingkungan Faktor lingkungan merupakan faktor penentu tercapai tidaknya suatu potensi genetik. Lingkungan yang baik akan memungkinkan tercapainya potensi genetik, sedangkan yang tidak baik akan menghambatnya.
11 16 Faktor lingkungan meliputi biopsikososial yaitu: a) Faktor biologis 1)) Umur Masa balita merupakan dasar pembentukkan kepribadian anak, sehingga diperlukan perhatian khusus. Lima tahun pertama kehidupan, anak sangat rentan terhadap penyakit dan sering terjadi kurang gizi. 2)) Gizi Ketahanan dan keamanan pangan sangat menentukan tumbuh kembang anak. Diperlukann zat makanan yang adekuat untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak. 3)) Kesehatan Penyakit kronis atau kelainan konginetal seperti TBC, anemia, dan kelainan jantung bawaan akan mengakibatkan retardasi pertumbuhan dan perkembanga. b) Faktor psikososial 1)) Stimulasi Perkembangan memerlukan rangsangan khususnya dalam keluarga. Anak yang mendapatkan stimulasi akan lebih cepat berkembang dibandingkan anak yang kurang atau tidak mendapatkan stimulasi.
12 17 2)) Kualitas interaksi anak dan orang tua Kualitas interaksi orang tua terhadap anak yang baik, di dalamnya terdapat cinta dan kasih sayang. Interaksi ini sangat diperlukan untuk menunjang tumbuh kembang anak. c) Faktor keluarga dan adat istiadat 1)) Pekerjaan atau pendapatan keluarga Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbu kembag anak, karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan dasar anak. 2)) Pendidikan ayah atau ibu Orang tua dengan pendidikan yang baik membuatnya dapat menerima segala informasi dari luar termasuk cara optimalisasi tumbuh kembang anak. 3)) Adat istiadat Adat istiadat yang berlaku di masyarakat akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Budaya yang merugikan kesehatan anak, akan menimbulkan gangguan tumbuh kembang (Soetjiningsih, 2014).
13 18 c. Perkembangan Motorik Halus Perkembangan motorik halus berdasarkan usia yaitu: 1) bulan: anak dapat melemparkan objek, melihat objek yang dijatuhkannya, mengambil remah-remah dari karpet, menjepit dengan jari, dan membenturkan/membanting objek. 2) bulan : jari anak dapat menjepit dengan tepat (mengambil benang dan peniti), membuat coretan dengan pensil digenggam, menyusun 3-4 balok setinggi 2,5 cm, dan membalik 2 halaman buku sekaligus. 3) bulan : anak dapat membalik halaman buku, meniru garis lurus vertikal, horizontal dan lingkaran, membuka penutup, serta menyusun 6-8 balok setinggi 2,5 cm. 4) bulan : anak dapat menggenggam pena dengan semestinya, menyalin simbol + dan 0, mencocokkan 2 warna atau lebih dengan benar, dan menyusun 9 balok setinggi 2,5 cm (Brough, 2010). d. Gangguan Perkembangan Motorik Halus Gangguan motorik halus yang paling sering terjadi yaitu : 1) Palsy Cerebral Palsy Cerebral merupakan kelainan motorik yang banyak ditemukan pada anak-anak. Kondisi ditandai dengan adanya kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif karena
14 19 gangguan pada sel-sel motorik di susunan saraf pusat yang sedang tumbuh atau belum selesai pertumbuhannya. 2) Retardasi Mental Retardasi mental merupakan kondisi keterlambatan perkembangan yang dimulai pada masa anak-anak yang ditandai dengan intelegensi atau kemampuan kognitif di bawah normal dan terdapat kendala pada perilaku adaptif sosial. Anak dengan retardasi mental, tingkat perkembangannya akan berada di bawah normal dikarenakan daya tangkap, daya ingat, cara berfikir, dan berhitungnya sangat lemah. Dengan demikian, kondisi retardasi mental akan menghambat perkembangan motorik halus anak (Soetjiningsih, 2014). e. Alat Ukur Perkembangan Motorik Halus Perangkat skrining perkembangan, terdiri dari beberapa perangkat salah satunya yaitu DDST yang telah direvisi menjadi Tes Denver II (Soetjiningsih, 2014). Santrock (2014) mengatakan bahwa DDST marupakan metode sederhana, tidak mahal, dan cepat untuk mendiagnosis gangguan perkembangan pada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun dengan 125 gugus tugas. Tes tersebut diberikan secara individual, meliputi penilaian terpisah keterampilan motorik kasar, motorik halus, bahasa, dan personal sosial. Tugas yang diperiksa setiap kali skrining motorik halus hanya berkisar 29 item tugas perkembangan. Penilaian menggunakan Tes
15 20 DDST dilakukan dengan memberikan tugas sesuai dengan sektor perkembangan motorik halus untuk membandingkan kemampuan perkembangan seorang anak dengan anak lain yang seumur. Penilaian tiap item pada pemeriksaan DDST mempunyai kriteria skor, yaitu: 1) P : Pass ( lulus ) bila anak melakukan tes dengan baik, atau orangtua dan pengasuh anak memberi laporan bahwa anak dapat melakukannya. 2) F : Fail ( gagal ) bila anak tidak dapat melakukan tes dengan baik, atau orangtua dan pengasuh memberi laporan bahwa anak tidak dapat melakukan dengan baik. 3) NO : No opportunity (tidak ada kesempatan) bila anak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan tes karena ada hambatan. Skor ini hanya boleh dipakai pada tes dengan tanda L. 4) R : Refusal (menolak) bila anak menolak untuk melakukan tes (Sulistyawati, 2014).
16 21 Penilaian individual tiap anak diberikan sesuai dengan skor item yang diperoleh anak ketika melaksanakan tugas dari setiap item pada masing-masing sektor perkembangan. Penilaian individual tiap anak tersebut diinterpretasikan sebagai berikut. 1) Penilaian Lebih (advanced). Seorang anak lulus (Pass) pada item tugas perkembangan yang terletak di kanan garis umur, karena anak sebayanya belum lulus. 2) Penilaian Normal. Seorang anak gagal (F) atau menolak (R) melakukan tes pada item di sebelah kanan garis umur. 3) Penilaian Caution Peringatan. Seorang anak gagal atau menolak tes pada item dimana garis umur terletak pada atau antara persentil 75 dan 90 (huruf C ditulis pada kanan kotak segi panjang). 4) Penilaian delayed keterlambatan. Seorang anak gagal atau menolak melakukan tes pada item yang terletak lengkap di sebelah kiri garis umur. Keterlambatan ditandai dengan memberi warna pada bagian akhir kotak segi panjang. 5) Penilaian No opportunity tidak ada kesempatan Anak tidak ada kesempatan untuk melakukan atau mencoba, diberi skor sebagai NO (Adriana, 2013).
17 22 Hasil interpretasi untuk keseluruhan tes semua sektor tugas perkembangan dikategorikan menjadi 4 yaitu: 1) Normal: jika tidak ada skor terlambat, dan atau maksimal satu peringatan. 2) Suspect: jika terdapat satu atau lebih skor terlambat dan/atau dua lebih peringatan. Jika hasil ini didapat, lakukan kajian ulang dalam 1-2 minggu mendatang untuk menghilangkan faktorfaktor sesaat seperti rasa takut, sakit atau keletihan. 3) Abnormal : jika terdapat 2 atau lebih keterlambatan (F) sehingga perlu dilakukan rujukan untuk evaluasi diagnostik. 4) Tidak dapat diuji : diberikan jika terdapat satu atau lebih skor terlambat dan atau lebih peringatan. Jika hasil ini didapat, lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu mendatang (Soetjiningsih, 2014). 4. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Stimulasi Motorik Halus dengan Kemampuan Motorik Halus Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo, 2012). Peningkatan pengetahuan orang tua tentang stimulasi memungkinkan orang tua dan anaknya berpartisipasi bersama dalam kegiatan stimulasi dan menerima respon, sehingga perkembangan kemampuan motorik, bahasa, dan sosial emosional anak dapat dioptimalkan (Yousafzai, 2014).
18 23 Anak usia 1-3 tahun yang mendapatkan stimulasi dari orang tuanya dan peningkatan nutrisi, dapat mengoptimalkan potensi perkembangannya dibandingkan dengan anak yang hanya mendapatkan intervensi peningkatan nutrisi (Gowani, 2014). Pengetahuan orang tua terutama ibu sangat berpengaruh terhadap sikap dan perilakunya terhadap anak. Ibu yang memiliki pengetahuan yang baik diharapkan dapat memberikan stimulasi kepada anak, sehingga perkembangan anak termasuk di dalamnya kemampuan motorik halus dapat dioptimalkan. B. Kerangka Pemikiran Pengetahuan Ibu tentang Stimulasi Motorik Halus Sikap dan Perilaku Ibu Stimulasi Motorik Halus Kemampuan Motorik Halus Anak Faktor yang mempengaruhi : 1. Pendidikan 2. Pekerjaan 3. Umur 4. Lingkungan Gambar 1. Kerangka Pemikiran Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Stimulasi Motorik Halus dengan Kemampuan Motorik Halus Anak (Kurniawati, 2014) Keterangan : : Diteliti : Tidak diteliti
19 24 C. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang stimulasi motorik halus dengan kemampuan motorik halus.
BAB II TINJAUAN TEORI. suatu rumah tangga. Keluarga inti terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya. deteksi dan intervensi dini (Soetjiningsih, 2014).
digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pendampingan Orangtua Keluarga merupakan suatu ikatan antara dua orang atau lebih yang terikat dalam kelahiran, perkawinan, atau adopsi dan
Lebih terperinciDENVER II. Click Subdivisi to edit Pedsos Master subtitle style BIKA RSWS 4/28/12
DENVER II Click Subdivisi to edit Pedsos Master subtitle style BIKA RSWS Denver II Merupakan revisi dari Denver Developmental Screening Test ( DDST) dgn tujuan menemukan secara dini masalah penyimpangan
Lebih terperinciDDST (DENVER DEVELOPMENT SCREENING TEST)
DDST (DENVE DEVELOPMENT SCEENING TEST) PENDAHULUAN Perkembangan anak menggambarkan peningkatan kematangan fungsi individu, dan merupakan indicator penting dalam menilai kualitas hidup anak. Oleh karena
Lebih terperinciKPSP & PEMERIKSAAN DENVER II. Nurlaili Muzayyanah Departemen IKA FK UII-
KPSP & PEMERIKSAAN DENVER II Nurlaili Muzayyanah Departemen IKA FK UII- TES DENVER II A. PENDAHULUAN Alat skrining perkembangan untuk menemukan secara dini anak yang berpotensial mempunyai
Lebih terperinciB AB II TINJAUAN PUSTAKA
B AB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemberian Stimulasi 1. Pengertian Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap saat anak perlu
Lebih terperincihasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh,
PERKEMBANGAN ANAK USIA PRA SEKOLAH A. Pengertian Perkembangan Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya. Pengetahuan juga merupakan hasil mengingat
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGGUNAAN KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP) DENGAN PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN BALITA USIA BULAN
HUBUNGAN PENGGUNAAN KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP) DENGAN PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN BALITA USIA 13-59 BULAN OLEH : ASTIK UMIYAH Email: astikyoyok@gmail.com PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Rendahnya kemampuan anak disebabkan oleh kurangnya kegiatan yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam deteksi dini gangguan perkembangan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Pengolahan data berdasarkan kumpulan data yang diperoleh diupayakan dapat
BAB V PEMBAHASAN Pengolahan data berdasarkan kumpulan data yang diperoleh diupayakan dapat menjawab pertanyaan penelitian yaitu untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara baby spa dengan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan, yang mencakup beberapa sub bidang, salah satu lingkup
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan keperawatan adalah salah satu bentuk kegiatan dibidang kesehatan, yang mencakup beberapa sub bidang, salah satu lingkup keperawatan adalah keperawatan anak.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan kualitas kesejahteraan anak menduduki posisi sangat strategis dan sangat penting dalam pembangunan masyarakat Indonesia, sehingga anak prasekolah merupakan
Lebih terperinciDETEKSI DINI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS. dr. Atien Nur Chamidah PLB FIP UNY
DETEKSI DINI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS dr. Atien Nur Chamidah PLB FIP UNY 1 Bagus, seorang anak laki-laki berusia 30 bulan. Ibunya merasa bahwa putranya berbeda dg anak lainnya, perkembangan bicara & bahasanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkualitas, deteksi, intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang (Depkes
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah calon generasi penerus bangsa, kualitas tumbuh kembang balita di Indonesia perlu perhatian yang serius yaitu mendapatkan gizi yang baik, stimulasi yang memadahi,
Lebih terperinciDETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG (DDTK)
DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG (DDTK) KONSEP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN DEFINISI Pertumbuhan Berkembangnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan intraseluler Bertambah ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian
Lebih terperinciBUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN
BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN Perkembangan Motororik Halus Anak CATATAN: PENDAHULUAN Proses tumbuh kembang kemampuan gerak seseorang anak disebut
Lebih terperinciSTIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAK UNTUK MENCAPAI TUMBUH KEMBANG YANG OPTIMAL
STIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAK UNTUK MENCAPAI TUMBUH KEMBANG YANG OPTIMAL Oleh: dr. Nia Kania, SpA., MKes PENDAHULUAN Memiliki anak dengan tumbuh kembang yang optimal adalah dambaan setiap orang tua. 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa 5 tahun pertama pertumbuhan dan perkembangan anak sering disebut sebagai masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala kemampuan anak sedang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan pertumbuhan anak yang optimal, sehingga sejak dini, deteksi, stimulasi dan intervensi berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap anak akan melewati tahap tumbuh kembang secara fleksibel dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap anak akan melewati tahap tumbuh kembang secara fleksibel dan berkesinambungan. Salah satu tahap tumbuh kembang yang dilalui anak adalah masa prasekolah (4-5
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga masa dewasa. Perkembangan yang dilalui tersebut merupakan suatu perubahan yang kontinu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan anak bermain mempunyai arti yang penting. Bermain merupakan ciri khas anak. Bermain akan menghilangkan kejenuhan anak dan membuat anak menemukan kesenangan,
Lebih terperinciPENGARUH AKTIVITAS BERMAIN BOLA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA TODDLER DI PAUD TUNAS CENDIKIA KEJAPANAN GEMPOL PASURUAN.
PENGARUH AKTIVITAS BERMAIN BOLA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA TODDLER DI PAUD TUNAS CENDIKIA KEJAPANAN GEMPOL PASURUAN Ika Indrawati *) Abstrak Penelitian ini menggunakan desain penelitian pra-eksperimen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk fisik maupun kemampuan mental psikologis. Perubahanperubahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan merupakan masalah yang sering ditemukan oleh tenaga kesehatan. Semenjak dari masa kehamilan sampai meninggal manusia
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Baby Spa a. Pengertian Baby Spa Spa merupakan ungkapan latin dari salus per aquam yang secara harfiah berarti sehat melalui air. Melalui kegiatan spa, bayi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membangun manusia seutuhnya yang dapat dilakukan melalui berbagai. dimasa yang akan datang, maka anak perlu dipersiapkan agar dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan merupakan sebagai bagian dari upaya membangun manusia seutuhnya yang dapat dilakukan melalui berbagai macam upaya, antara lain diselenggarakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keturunan dan dapat berguna bagi nusa dan bangsa di kemudian hari. Oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang anak adalah dambaan dari setiap orang tua untuk melanjutkan keturunan dan dapat berguna bagi nusa dan bangsa di kemudian hari. Oleh karena itu, pemantauan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya (maturation)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari 400 gr di waktu lahir menjadi 3 kali lipatnya seteleh akhir tahun ketiga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses perkembangan pada anak di usia tiga tahun pertama terjadi sangat cepat dan merupakan masa yang paling sensitif karena masa tersebut dikaitkan dengan the golden
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU
PENELITIAN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU Yusari Asih* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang Yusariasih@gmail.com Masa balita adalah masa keemasan (golden
Lebih terperinciPERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANTARA ANAK TAMAN KANAK-KANAK DI DAERAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DENVER II
WAHANA INOVASI VOLUME 6 No.2 JULI-DES 2017 ISSN : 2089-8592 PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANTARA ANAK TAMAN KANAK-KANAK DI DAERAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DENVER II Saiful Batubara,
Lebih terperinciREFERAT ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DENVER TEST
REFERAT ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DENVER TEST Disusun oleh : Dennis Pratama, S.Ked (2006.04.0.0120) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA 2012 DENVER TEST DDST (Denver Developmental Screening
Lebih terperinciPanduan CINTA. AyahBunda. untuk. Puskesmas Kecamatan Cilincing. Puskesmas Kecamatan Cilincing
Cara INdah merangsang Tumbuh kembang Anak Panduan CINTA untuk AyahBunda 1 PENDAHULUAN 1 Latar Cerita Masa depan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas generasi penerusnya yaitu anak. Indonesia menghadapi
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TUMBUH KEMBANG ANAK. OLEH: Rinkaning Nurul Wati.E
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TUMBUH KEMBANG ANAK OLEH: Rinkaning Nurul Wati.E. 1211011066 PRODI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER 2015 RENCANA PROSES PEMBELAJARAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun psikososial. Namun, sebagian orang tua belum. pertumbuhan dan perkembangannya (Nursalam, 2005: 31-
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aspek tumbuh kembang pada anak merupakan salah satu aspek yang diperhatikan secara serius oleh para pakar, karena hal tersebut merupakan aspek yang menjelaskan mengenai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan 1. Pertumbuhan dan Perkembangan Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencangkup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Aktivitas kehidupan sehari-hari tidak akan terlepas dari hal-hal yang berkaitan dengan keterampilan tangan, hal itu menunjukkan betapa pentingnya perkembangan
Lebih terperinciUKDW BAB Latar Belakang
BAB 1 1.1.Latar Belakang Bermain adalah hal yang sangat dibutuhkan, baik bagi user-user yang baru lahir sampai user-user yang sudah sekolah. Dengan bermain, user-user juga sedang melakukan pembelajaran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Program Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga umur 6 tahun dengan cara merangsang dan membantu pertumbuhan jasmani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (early childhood education) merupakan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan anak usia dini (early childhood education) merupakan suatu disiplin ilmu pendidikan yang secara khusus memperhatikan, menelaah, dan mengembangkan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2011). Perkembangan merupakan bertambahnya kemampuan skill dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hal yang akan terus terjadi secara berkesinambungan selama kehidupan manusia (Susanto, 2011). Perkembangan merupakan bertambahnya
Lebih terperinciTinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga
Metode Pengembangan Fisik Drs. Rumpis Agus Sudarko, M.S. FIK-UNY Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN A. Perkembangan anak praskolah 1. Batasan anak pra sekolah Anak usia prasekolah adalah mereka yang berusia 3 6 tahun. Mereka biasa mengikuti program prasekolah dan kinderganten.
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Pembahasan : Tumbuh Kembang Anak dan Cara Deteksi Dini menggunakan KPSP Sasaran : Keluarga Bapak S Hari/Tanggal : Senin, 01 Agustus 2016 Tempat : Rumah Bapak S Waktu : Pukul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1.2 Rumusan masalah 1.3 Tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Manusia dalam tumbuh kembangnya memiliki beberapa tahapan. Manusia tidak semertamerta langsung menjadi dewasa, namun berproses dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa
Lebih terperinciKATA PENGANTAR KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Buku Deteksi dan Stimulasi Perkembangan Anak Usia 0-36 bulan ini dikembangkan oleh peneliti untuk dijadikan pedoman bagi kader posyandu dalam rangka mengamati perkembangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tumbuh Kembang Anak 1. Pengertian tumbuh kembang anak Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yaitu peningkatan ukuran dan struktur. Perkembangan berkaitan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lakukan sendiri dan bagaimana mereka dapat melakukannya. Perpindahan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa prasekolah adalah waktu untuk mempelajari apa yang dapat mereka lakukan sendiri dan bagaimana mereka dapat melakukannya. Perpindahan berperan penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kegiatan dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari kemampuan motorik seseorang. Berjalan, berlari, melompat, menulis, menggambar, menggunting merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Untuk menjadi seseorang yang dewasa dengan motorik yang baik,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan sangat lekat dengan makhluk hidup terutama pada manusia. Untuk menjadi seseorang yang dewasa dengan motorik yang baik, diperlukan adanya proses perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Periode lima tahun pertama kehidupan anak (masa balita) merupakan masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Periode lima tahun pertama kehidupan anak (masa balita) merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat pada otak manusia, periode ini merupakan masa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usia toddler merupakan usia anak dimana dalam perjalanannya terjadi
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Usia toddler merupakan usia anak dimana dalam perjalanannya terjadi pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan selanjutnya dari seorang anak,
Lebih terperinciOPTIMALISASI TUMBUH KEMBANG BALITA DENGAN PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BALITA
OPTIMALISASI TUMBUH KEMBANG BALITA DENGAN PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BALITA Sri Kustiyati, Lely Firrahmawati Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta ABSTRAK Latar belakang:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan motorik merupakan proses belajar bagaimana tubuh menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik dirasakan sepanjang daur kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kelangsungan hidup sebuah bangsa ditentukan oleh generasi penerusnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Kelangsungan hidup sebuah bangsa ditentukan oleh generasi penerusnya. Apabila generasi penerus sehat jasmani dan rokhani serta mempunyai potensi yang berkualitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. rasa percaya diri dalam sikap dan perilaku setiap hari, sehingga dapat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan Pengetahuan diperlukan sebagai dukungan untuk menumbuhkan rasa percaya diri dalam sikap dan perilaku setiap hari, sehingga dapat dikatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu jenjang pendidikan yang ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam pendidikan anak usia dini adalah aspek
Lebih terperinciRentang perhatian pada anak pra-sekolah sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya
TINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR ANAK Konsentrasi adalah bagaimana anak fokus dalam mengerjakan atau melakukan sesuatu sehingga pekerjaan itu mampu dikerjakan dalam waktu tertentu. Kemampuan anak berkonsentrasi
Lebih terperinciDIRJEN PMPTK DEPDIKNAS.R.I YAYASAN PENGEMBANGAN PEREMPUAN DAN ANAK AMRIHSAE
APE SESUAI DENGAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN OLEH : Ana, M.Pd. PELATIHAN PEMBUATAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF SKM (SEDERHANA, KREATIF DAN MANDIRI) BAGI TUTOR PAUD DI KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA (Suatu Upaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlainan akan tetapi keduanya saling berkaitan. Pertumbuhan (growth)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Tumbuh kembang anak pada dasarnya merupakan dua peristiwa yang berlainan akan tetapi keduanya saling berkaitan. Pertumbuhan (growth) merupakan perubahan dalam ukuran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usia enam tahun menurut Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun menurut Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bab ini dibahas tentang desain dan jenis penelitian, subyek penelitian, tempat dan waktu penelitian, fokus studi dan definisi operasional, instrumen penelitian dan langkah-langkah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak pada periode toodler mencakup 2 tahun kedua kehidupan, pada usia 1 sampai 3 tahun. Pada perumbuhan ini terjadi perkembangan yang signifikan, maka ini juga menjadi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Bermain a. Pengertian Bermain Bermain adalah pekerjaan anak, dalam bermain anak secara terusmenerus mempraktikan proses hidup yang rumit dan penuh stress,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional di bidang kesehatan adalah upaya yang. dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Nasional di bidang kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
Lebih terperinciPENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG
PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA Nurlaila*, Nurchairina* Masa balita adalah Masa Keemasan (golden age) dimana peranan ibu sangat diperlukan untuk tumbuh kembang yang optimal.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bermain merupakan seluruh aktivitas anak termasuk bekerja
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BERMAIN 1. Pengertian Bermain Bermain merupakan seluruh aktivitas anak termasuk bekerja kesenangannya dan merupakan metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bermain tidak sekedar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan melakukan berbagai kegiatan fisik lainnya. Bermain dapat membebaskan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan generasi penerus bangsa, maka ia harus tumbuh menjadi orang dewasa yang cerdas dan sehat. Salah satu cara agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang 1. Tumbuh Kembang Anak BAB I PENDAHULUAN Dalam pengertian tumbuh - Gangguan bicara dan bahasa. kembang anak terkandung dua pengertian yang berbeda yakni pertumbuhan dan perkembangan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemungkinan, menghasilkan strategi dan berfantasi. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan intelektual pada dasarnya berhubungan dengan konsep-konsep yang dimiliki dan tindakan kognitif seseorang, oleh karenanya kognitif seringkali menjadi sinonim
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mudah bosan, sulit memecahkan suatu masalah dan mengikuti pelajaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus salah satu tujuannya adalah agar anak dapat mengurus diri sendiri dan tidak tergantung pada orang lain. Agar dapat mengurus
Lebih terperinciPertumbuhan dan perkembang anak dalam keluarga dari segi. kesehatan
Pertumbuhan dan perkembang anak dalam keluarga dari segi kesehatan oleh Kasriyati, S.Pd Tahun-tahun pertama kehidupan merupakan periode yang sangat penting dan kritis. Keberhasilan tahun-tahun pertama
Lebih terperinciPERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BAYI MELALUI STIMULASI IBU DI KELURAHAN KEMAYORAN SURABAYA
PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BAYI MELALUI STIMULASI IBU DI KELURAHAN KEMAYORAN SURABAYA Siti Nur Kholifah, Nikmatul Fadillah, Hasyim As ari, Taufik Hidayat Program Studi D III Keperawatan Kampus Sutopo Jurusan
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN TAHAP PENCAPAIAN TUMBUH KEMBANG BALITA USIA 4-5 TAHUN DI KELURAHAN MEDONO KOTA PEKALONGAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN TAHAP PENCAPAIAN TUMBUH KEMBANG BALITA USIA 4-5 TAHUN DI KELURAHAN MEDONO KOTA PEKALONGAN Sudirman, Hartati, Ayu Wulansari Prodi Keperawatan Pekalongan Poltekkes Kemenkes
Lebih terperinciTumbuh kembang anak. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
Tumbuh kembang anak Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH Pokok bahasan Pendahuluan Definisi pertumbuhan & perkembangan Tumbuh kembang janin Tumbuh kembang anak 0 5 tahun Tumbuh kembang anak 6 10 tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN
BAB V HASIL PENELITIAN A. Kesimpulan Per Subjek 1. Subjek 1 a. Peran orangtua dalam bermain dengan anak Subjek selalu bermain dengan anak-anaknya, karena subjek adalah seorang ibu rumah tangga yang sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.dalam standar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari dalam kandungan maupun sejak dilahirkan ke bumi. Kemampuan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak memiliki potensi kemampuan serta kecerdasan yang luar biasa, baik dari dalam kandungan maupun sejak dilahirkan ke bumi. Kemampuan yang dimiliki tidak bisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik secara ukuran (pertumbuhan) maupun secara perkembangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap individu hidup akan melalui tahapan pertumbuhan dan perkembangan, yaitu sejak masa embrio sampai akhir hayatnya mengalami perubahan ke arah peningkatan baik secara
Lebih terperinci52 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN FAKTOR PENDAPATAN DAN PENDIDIKAN KELUARGA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN Kharisma Kusumaningtyas (Prodi Kebidanan Bangkalan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya)
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. kembang. Semarang. : Penelitian dan pengumpulan data dilakukan pada. bulan April-Mei 2015
4.1 Ruang lingkup penellitian BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Ruang lingkup keilmuan : Ilmu Kesehatan Anak khusunya bidang tumbuh kembang 4.2 Tempat dan waktu penelitian Ruang lingkup tempat : Posyandu wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi pada pertengahan tahun 2008 karena penurunan ekonomi global.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi gelombang II setelah krisis ekonomi tahun 1997 kembali terjadi pada pertengahan tahun 2008 karena penurunan ekonomi global. Krisis ekonomi tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang di miliki. Di dalam diri mereka telah melekat harkat dan martabat sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak adalah amanah dari Tuhan Yang Maha Esa yang lebih tinggi dari kedudukan harta dan benda, bahkan jauh lebih berharga di atas segala sesuatu yang di miliki. Di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa usia dini adalah masa dimana perkembangan fisik motorik anak berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang sekali
Lebih terperinciManfaat Deteksi Dini. Tumbuh Kembang Anak SERI BACAAN ORANG TUA
03 SERI BACAAN ORANG TUA Manfaat Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perkembangan Anak 1. Pengertian Pembentukan kualitas sumber daya manusia yang optimal, baik sehat secara fisik maupun psikologis sangat bergantung dari proses perkembangan. Perkembangan
Lebih terperinci2015 PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN ANAK TUNARUNGU YANG DISERTAI CEREBRAL PALSY KELAS VII DI SLB-B YPLB MAJALENGKA
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Setiap manusia mendapatkan pengetahuan salah satunya dari indera pendengaran. Melalui pendengaran manusia meniru apa yang dikatakan oleh manusia lain. Dari hasil
Lebih terperinciSanti E. Purnamasari, M.Si., Psi.
Santi E. Purnamasari, M.Si., Psi. 1. Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu dari konsepsi sampai dewasa. Dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan bawaan 2. Pada periode tertentu ada masa percepatan dan
Lebih terperinciKREATIF LEWAT MENGGUNTING DAN MENEMPEL
KREATIF LEWAT MENGGUNTING DAN MENEMPEL [Admin TK, TK ST. CAROLUS BENGKULU] - Berita Umum Sering kita sebagai orangtua melarang anak memegang gunting karena takut tangannya luka. Demikian juga ketika anak
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. manusia yaitu kebutuhan untuk berdiri sendiri (need for autonomy) dan. kebutuhan untuk bergantung (needs for deference).
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kemandirian Anak Usia Dini 2.1.1 Pengertian Kemandirian Menurut teori psychological needs Murray 1994 (Yulianti, 2009: 8) perilaku psikologis manusia digerakkan oleh sejumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. faktor genetik dan lingkungan bio-fisiko-psikososial (Soetjiningsih,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan yang terjadi sejak konsepsi dan terus berlangsung sampai dewasa. Tercapainya tumbuh kembang optimal tergantung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki kepekaan yang sangat tinggi terhadap rangsangan yang diberikan dari lingkungan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Para ahli mengatakan bahwa periode anak usia bawah tiga tahun (Batita)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Para ahli mengatakan bahwa periode anak usia bawah tiga tahun (Batita) sebagai periode keemasan ( golden age period ). 1, 2 Periode ini merupakan periode kritis sebab
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM MENULIS PERMULAAN SISWA CEREBRAL PALSY SEDANG (Single Subject Research di Kelas V SLB Amal Bhakti Sicincin)
Volume 5 Nomor 1 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Maret 2016 http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM MENULIS PERMULAAN SISWA CEREBRAL PALSY SEDANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. optimal baik fisik, mental, emosional maupun sosial serta memiliki inteligensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya pembangunan manusia seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang dilakukan sedini
Lebih terperinciHUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT PERMAINAN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-6 TAHUN DI YAYASAN AR-RAHMAH KABUPATEN LUMAJANG
HUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT PERMAINAN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-6 TAHUN DI YAYASAN AR-RAHMAH KABUPATEN LUMAJANG NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Andria Yuliawati 201110104178
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia 2-3 tahun juga disebut dengan anak usia bermain dan merupakan periode yang penting untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan intelektual secara optimal
Lebih terperinci1. Untuk kelangsungan/ kesinambungan hidup keluarga 2. Pusat perhatian dan kasih sayang orang tua.
NILAI ANAK KELUARGA BANGSA/ NASIONAL KEPENTING AN UMUM 1. Untuk kelangsungan/ kesinambungan hidup keluarga 2. Pusat perhatian dan kasih sayang orang tua. 3. Tali pengikat hubungan suami-isteri 1. Generasi
Lebih terperinci