SUDUT LURUS DAN SIKU-SIKU LAPORAN OBSERVASI KELAS IVA SD NEGERI 21 PALEMBANG Oleh : Christi Matitaputty 1. Pendahuluan Proses observasi ini berlangsung pada tanggal 6 Oktober 2011 pada Sekolah dasar Negeri 21 palembang kelas IV A. Materi pokok yang diajarkan yaitu pengukuran dan sudut. Adapun sub bab yang akan dipelajari siswa di hari itu meliputi membandingkan besar dua sudut, menentukan besar sudut dengan satuan tidak baku mengenal sudut siku-siku dan sudut lurus. Pada kesempatan ini guru kelas (Pak Yoso) yang mengajar dan saya bertindak sebagai observer. Sebagai konteks digunakan gambar mulut buaya untuk memberi pengertian sudut dan media pembelajaran yang digunakan adalah jam kertas dan jam dinding. Media ini bertujuan untuk membantu para siswa memahami perbandingan dua buah sudut, mengukur sudut dengan satuan tidak baku dan mengenal sudut siku-siku dan sudut lurus. Gambar 1. Jam kertas (kiri) dan Jam dinding (kanan) 2. Tujuan Tujuan dari proses pembelajaran dengan pendekatan PMRI dan menggunakan media jam kertas yaitu: 1. Untuk mengetahui apakah jam dan jam kertas dapat membantu siswa untuk membandingkan besar sudut, mengukur sudut dengan satuan tidak baku dan memahami sudut siku-siku dan sudut lurus. 2. Untuk mengetahui apakah sisiwa senang dengan proses pembelajaran.
3. Rumusan masalah a. Apakah jam dan jam kertas dapat membantu siswa untuk membandingkan besar sudut, mengukur sudut dengan satuan tidak baku dan memahami sudut siku-siku dan sudut lurus? b. Apakah siswa merasa senang dengan proses pembelajaran? 4. Deskripsi data a. Tahap Memberikan Masalah Kontekstual Mengawali proses pembelajaran pak Yoso menuliskan tujuan pembelajaran di papan tulis kemudian beliau menggunakan konteks dengan gambar mulut buaya yang terbuka. Konteks ini bertujuan untuk membuat siswa memahami pengertian sudut. Dari konteks ini beberapa siswa diminta untuk maju kedepan kelas menggambar bentuk sudut dari mulut buaya. Dari aktifitas ini siswa bisa memahami pengertian sudut. Setelah itu, siswa diminta untuk menunjukan benda yang berbentuk sudut. Siswa menunjukan contoh sudut yaitu meja dan kursi yang mereka gunakan. Gambar 2. Guru menggunakan kontek mulut buaya untuk menjelaskan arti dari sudut (kiri) dan siswa menunjukan contoh sudut dari benda-benda yang ada di kelas (kanan). b. Tahap pemecahan masalah Langkah pembelajaran selanjutnya yaitu guru membentuk siswa menjadi 6 kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 4 sampai 5 orang. Dalam proses pembelajaran ini guru menggunakan jam dinding untuk merepresentasikan gambar sudut dari dua jarum jam yang terbentuk. Guru juga menjelaskan besar
sudut dari jarum jam yang dibentuk. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang besar sudut yang dibentuk dari jam yang ditunjukan. Guru menuntun siswa untuk menentukan perbandingan sudut yang dibentuk dari jam 3 dan jam 1. Dengan tuntunan guru tadi siswa mampu menjawab sendiri pertanyaan yang diberikan guru. Disini guru sudah menuntun siswa untuk mengenal satuan sudut yaitu derajat. Sehingga siswa menjawab pertanyaan guru (membandingkan dua sudut) dengan satuan derajat. c. Tahap Diskusi dan Presentasi Selanjutnya, guru membagikan LKS dan jam kertas untuk setiap kelompok dan meminta siswa menggunakan jam kertas tersebut dalam menyelesaikan soal-soal yang ada di LKS. Beberapa siswa merasa binggung dengan LKS dan jam kertas sehingga saya dan teman saya (Disna) berusaha untuk memberi pengertian tentang maksud dari LKS dan penggunaan jam kertas itu. Gambar 3. Observer membantu siswa dalam menggunakan jam kertas (kiri) Siswa bekerja menggunakan jam kertas (kanan) Siswa bekerja secara kelompok dan guru meminta siswa yang telah selesai mengerjakan LKS untuk menempelkan LKS tersebut di papan tulis, kelompok yang belum selesai disemangati oleh kelompok lain dan kelompok yang terakhir menyelesaikan LKS diminta untuk memperesentasikan jawaban kelompoknya. Dari hasil kerja setiap kelompok dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa dapat membandingkan sudut dengan satuan sudut tidak baku, namun dalam menentukan besar sudut banyak siswa yang masih membuat kekeliruan sehingga pada tahap ini saya menekankan kembali bagaimana mengukur sebuah sudut dengan
menggunakan sudut satuan. Siswa masih binggung dengan besar sudut dari angka jam 3 dan jam 9 sehingga saya meminta kesedian siswa yang belum mengerti untuk maju depan dan saya menuntun siswa untuk memahami besar sudut pada jam 3 dan jam 9. Gambar 4. Presentasi kelompok (kiri) Observer menuntun siswa memahami besar sudut yang dibentuk jam 3 dan jam 9 (kanan). d. Tahap akhir Akhir dari pembelajaran kami bersepakat untuk memberi nama sudut yang dibentuk dari jam 3 dan jam 9 sebagai sudut siku-siku dan sudut yang dibentuk dari jam 6 sebagai sudut lurus. Saya kemudian memandu siswa untuk menemukan hubungan antara sudut siku-siku dan sudut lurus. Siswa kemudian menyadari bahwa besar sudut lurus adalah dua kali besar sudut siku-siku. e. Tahap refleksi Refleksi ini saya lakukan di akhir pembelajaran dimana saya menanyakan perasaan guru (pak Yoso) setelah mengajar, dengan jujur dan terbuka beliau mengatakan beliau merasa kurang puas dengan apa yang telah beliau ajarkan kepada para siswa. Hal ini memberi arti bahwa Pak Yoso menyadari akan kekurangan dan mau berusaha belajar dari kegagalan yang ada dengan memperbaiki proses belajar mengajar di waktu mendatang. Akan tetapi disisi lain pak Yoso merasa senang dengan proses pembelajaran di hari itu dimana ada beberapa siswa yang tadinya pasif dikelas kini menjadi aktif dan berani mengemukakan pendapat.
Hasil refleksi terhadap diri saya sendiri membuat saya sadar bahwa desain pembelajaran yang saya buat bersama guru masih ada kekurangan dan kelemahannya dan pada pertemuan berikutnya kami akan berusaha untuk memperbaiki segala kekeurangan yang ada. Kelemahan dan kekurangan dari proses pembelajaran sudut dan pengukuran adalah sebagai berikut : - Kurang terpericinya RPP membuat guru memulai pembelajaran dengan mengarahkan siswa menyebut nama-nama sudut berdasarkan bentuk mulut buaya yang kecil dan buaya yang besar, dan dengan menggunakan jam dinding siswa dituntun untuk menentukan besar sudut dari jam 2 dan jam 3 dengan terlebih dahulu guru menyebutkan bahwa sudut 1 putaran penuh adalah 360, sudut setengah putaran adalah 180. - Masih lemahnya aturan yang diberikan guru dalam mengukur sudut satuan sehingga membuat siswa melakukan kesalahan dalam menentukan sudut terbesar. 5. Analisis masalah Berdasarkan deskripsi data diatas maka dapat dideskripsikan proses pembelajaran yang dialami siswa dalam memahami konteks hingga puncak iceberg dimana siswa memahami bentuk formal dari masalah yang diberikan. Berikut ini adalah iceberg dalam proses pembelajaran yang terjadi:
6. Kesimpulan 1. Desain pembelajaran dengan menggunakan jam dinding dan jam kertas belum sepenuhnya berhasil dikarenakan LKS dan RPP masih ada kekurangan namun media ini sudah dapat membantu siswa untuk memahami perbandingan sudut juga hubungan antara sudut siku-siku dan sudut lurus. 2. Kekurangan dan kelemahan yang ada pada desain pembelajaran membuat tujuan dan proses pembelajaran belum maksimal meskipun disisi lain setiap siswa dapat diyakinkan dengan setiap jawaban dan setiap kekeliruan bisa diatasi bersama dengan guru kelas. 3. Proses pembelajaran dirasakan bermakna bagi siswa dimana beberapa siswa yang semula kurang begitu aktif dalam proses pembelajaran matematika dalam proses pembelajaran saat itu menjadi aktif dan berani mengemukakan pendapat.