Maulida Silvia Arianti 1

dokumen-dokumen yang mirip
3. Untuk mempermudah bagi mereka mereka yang berminat untuk mendirikan industri rumah tangga yang mengspesialisasikan pembuatan tempe. C.

PRAKTIKUM PRAKARYA KIMIA PEMBUATAN TEMPE

Bab 5 Aspek Teknis. Bagaimana bentuk tempe yang anda suka? Apa warna tempe yang anda suka? Jenis bahan tempe apa yang anda sukai?

Prosiding Manajemen ISSN:

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

T E M P E 1. PENDAHULUAN

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Agronesia Divisi Industri Plastik

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PRODUKSI KAYU LAPIS MENGGUNAKAN STATISTICAL QUALITY CONTROL

BAB V ANALISA HASIL. batas kendaliatas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL). Garis Pusat ini

ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan dengan memberikan perlakuan (treatment) terhadap

KUALITAS TEPUNG BERAS SEBAGAI BAHAN BAKU CAMPURAN RAGI TEMPE (Rhizopus oligosporus) DILIHAT DARI HASIL PRODUKSI TEMPE KEDELAI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang dilakukan dengan memberikan perlakuan (treatment)

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) Pada Program Studi Manajemen OLEH :

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C AGROINDUSTRI TEMPE (Studi Kasus pada Perajin Tempe di Desa Pananjung Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran)

FERMENTASI KEDELAI PEMBUATAN TEMPE, TEMPE GEMBUS DAN ONCOM HITAM

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Prosiding Manajemen ISSN:

PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BONGGOL DAN KULIT NANAS PADA PROSES FERMENTASI TEMPE

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

Analisis Pengendalian Proses Produksi Dan Efektivitasnya Dalam Meminimalisasi Produk Gagal Pada CV. Rotan Alam Mandiri Selumit Tarakan Tengah Tarakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2016 di Desa Margototo Metro Kibang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

V. PROFIL INDUSTRI TEMPE. responden yang diambil adalah 31 pengrajin yang semuanya termasuk dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

PENGENDALIAN KUALITAS TEMPE DENGAN METODE SEVEN TOOLS

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia industry manufaktur maupun jasa semakin ketat

KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN

MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN

EVALUASI PENGAWASAN KUALITAS PRODUK KAYU LAPIS PADA CV CIPTA USAHA MANDIRI JURNAL PENELITIAN

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III INDUSTRI KERUPUK RAMBAK DWIJOYO DESA PENANGGULAN KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL

Kecap Asin/Manis CARA MEMBUAT:

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kualitas begitu penting dan diperlukan dalam dunia usaha untuk dapat

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PEMBUATAN TEMPE. Disusunoleh: Nama: Yulia Nur Isnaini Kelas : S1 TI 2I NIM :

BAB X PENGAWASAN MUTU

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu perusahaan manufaktur, sistem manajemen harus

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang dilakukan dengan memberikan perlakuan (treatment)

OLEH: YULFINA HAYATI

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI

BAB 2 LANDASAN TEORI


BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang

BAHAN MAKANAN SETENGAH JADI

PEMBUATAN TEPUNG JAGUNG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penggunaan Tepung Tempe, Tepung Kedelai dan Campurannya. sebagai Media Usar Tempe

VI ANALISIS STRUKTUR BIAYA USAHA TEMPE

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK INNER BOX PADA PROSES THERMOFORMING PT. SI MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di PT. Corona Printing Asia yang berlokasi di Jl. Manis 2

Teknologi Pengolahan Kopi Cara Basah Untuk Meningkatkan Mutu Kopi Ditingkat Petani

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

STUDI PENGENDALIAN MUTU KACANG TANAH SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUKSI KACANG SHANGHAI PADA PERUSAHAAN PUTRI PANDA TULUNGAGUNG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. mutu dan keamanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Ergonomic Assessment Pada Home Industri (Studi Kasus Industri Tempe)

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cokelat berasal dari hutan di Amerika Serikat. Jenis tanaman kakao ada berbagai

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

Bab I. Pendahuluan. menghasilkan barang dan jasa dengan biaya yang serendah-rendahnya untuk

PELATIHAN PEMBUATAN TAUCO BAGI IBU-IBU KELOMPOK LINGKUNGAN DUSUN CANDI, JATI AYU, KARANG MOJO GUNUNG KIDUL

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perekonomian telah memasuki era globalisasi yang akan diwarnai

PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao

Anjasoa et al., 2016 Analisis Pengendalian Kualitas Produk Genteng pada UD Genteng Jaya...

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK TAHU PUTIH (Studi Kasus Pada Home Industri Tahu Kasih Di Kabupaten Trenggalek)

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu peranan manajemen operasi bagi suatu perusahaan adalah membantu

BAB I PENDAHULUAN. Produk merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keunggulan bersaing,

CONTROL CHARTS UNTUK DATA ATRIBUT. Lely Riawati, ST., MT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian Indonesia berada pada tingkat

TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN

PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN STATISTIC PROCESSING CONTROL (SPC) PADA CV. PUSAKA BALI PERSADA (KOPI BANYUATIS)

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

BAB I PENDAHULUAN. komposisi senyawanya terdiri dari 40% protein, 18% lemak, dan 17%

Jurnal Mitra Manajemen (JMM Online)

BAB III METODE CONTROL CHART. sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

IKAN ASAP 1. PENDAHULUAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

ANALISIS PENYEBARAN PANAS PADA ALAT PENGERING JAGUNG MENGGUNAKAN CFD (Studi Kasus UPTD Balai Benih Palawija Cirebon)

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kelurahan Gunung Sulah Kecamatan Way Halim

Transkripsi:

ejournal Administrasi Bisnis, 2016, 4 (4): 1016-1030 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 Analisis Quality Control Untuk Menjaga Kualitas Produk Tempe Pada Usaha Home Industri Tempe Bapak Joko Purwanto Di Kelurahan Lok Bahu Kecamatan Sungai Kunjang Samarinda Maulida Silvia Arianti 1 Abstrak Hasil dari penelitian ini adalah pengendalian mutu dalam menjaga kualitas adalah sebagai berikut: (I) Prosedur pengendalian mutu tempe Bapak Joko Purwanto adalah sebagai berikut: a. Pembelian Kedelai, b. Penyortiran kedelai (memilih kedelai), c. Perendaman kedelai, d. Pencucian kedelai, e. Pengupasan kedelai, f. Perebusan, g. Penirisan, h. Pendinginan, i. Peragian, j. Pembungkusan, k. Pemeraman. (II) Menjaga Kualitas Tempe Bapak Joko Purwanto sebagai berikut: a. Memperhatikan prosedur pembuatan tempe secara konsisten agar tidak terjadi kegagalan. b. Selalu mengingat prosedur yang dijalankan sehingga tidak mengalami kegagalan. Kesimpulan menunjukkan bahwa prosedur pengendalian mutu (quality control) mampu menjaga kualitas produk tempe Bapak Joko Purwanto di Kelurahan Lok Bahu Kecamatan Sungai Kunjang Samarinda dan sesuai standar mutu. Kata Kunci : Quality Control, dan Menjaga Kualitas Pendahuluan Persaingan bisnis yang semakin ketat mendorong pengusaha selalu memberikan yang terbaik kepada konsumen seperti menjaga kualitas produk. Menjaga kualitas penting dilakukan oleh semua pengusaha, baik usaha besar dengan teknologi modern maupun usaha kecil. Mutu sebuah produk bisa dijaga atau ditingkatkan, jika ada sistem prosedur yang baik. Agar dapat menghasilkan sistem prosedur yang baik perusahaan harus melakukan pengawasan atau pengendalian mutu terhadap produk yang akan diproduksi. Walaupun proses produksi telah dilaksanakan dengan baik, namun pada kenyataannya masih di temukan terjadinya kesalahan-kesalahan dimana mutu produk tidak sesuai dengan standar kualitas yang diharapkan oleh perusahaan, faktor-faktor yang menyebabkan suatu produk tidak sesuai dengan apa yang diharapakan perusahaan di sebabkan oleh bahan baku, tenaga kerja, dan mesin kerja (peralatan), oleh karena itu perusahaan harus lebih fokus terhadap mutu atau kualitas produk yang akan dihasilkan. 1 Mahasiswa Program S1 Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: maulidasilviaarianti@gmail.com

Analisis Quality Control Untuk Menjaga Kualitas Produk (Maulida) Pengendalian mutu merupakan salah satu fungsi yang terpenting bagi suatu perusahaan. Setiap perusahaan mempunyai fungsi untuk mengendalikan mutu biasanya dilakukan oleh bagian pengawasan mutu, akan tetapi didalam perusahaan di bagian pengendalian atau pengawasan mutu tidak selalu tergantung pada besar kecilnya jenis produk dari perusahaan tersebut. Suatu produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dapat memberikan dampak yang cukup besar terhadap produk yang dihasilkan dan dapat menekan persentase dari cacat produk yang dapat ditekan sekecil mungkin, sehingga perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Setiap perusahaan memiliki standar produknya masing-masing, standar produk ini berasal dari konsumen dan kemampuan perusahaan. Standar produk digunakan supaya ada celah (gap) antara harapan konsumen dengan kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan, oleh sebab itu perusahaan harus melakukan berbagai usaha dalam memperbaiki kualitas produknya. Usaha Pembuatan tempe merupakan salah satu usaha yang bergerak dibidang produksi. Pembuatan tempe ini terletak di Jalan M. Said Kelurahan Lok Bahu Kecamatan Sungai Kunjang Samarinda, dan produk tempenya dijual dipasar segiri. Awal mulanya usaha pembuatan tempe Bapak Joko Purwanto sudah merintis usahanya dari tahun 2007 di Jalan Loa Duri, pada tahun 2010 usaha pembuatan tempe Bapak Joko Purwanto pindah di Jalan M. Said Kelurahan Lok Bahu Kecamatan Sungai Kunjang Samarinda dan mulai merintis usahanya di Kelurahan Lok Bahu pada tahun 2010. Perkembangan usaha pembuatan tempe Bapak Joko Purwanto tahun 2010 sampai sekarang sangatlah di minati oleh masyarakat karena harganya murah serta tempe saat di potong tidak hancur, selain itu produk yang dijual oleh Bapak Joko purwanto ini lebih tertata rapi pada kemasan produk tempe. Dalam sehari pembuatan tempenya Bapak Joko Purwanto memproduksi 100 kg hasilnya mencapai 120 bungkus/hari dan dijual dengan harga Rp 15.000/bungkus. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari usaha pembuatan tempe Bapak Joko Purwanto tersebut, dalam kegiatan produksi pembuatan tempe sering mengalami kegagalan pada proses pemeraman karena diakibatkan faktor cuaca yang kurang mendukung serta akan menghambat proses penyatuan antara kedelai dan ragi. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Analisis Quality Control Untuk Menjaga Kualitas Produk Tempe Pada Usaha Home Industri Tempe Bapak Joko Purwanto Di Kelurahan Lok Bahu Kecamatan Sungai Kunjang Samarinda. Rumusan Masalah 1. Apakah prosedur pengendalian mutu (quality comtrol) mampu menjagakualitas produk tempe Bapak Joko Purwanto di Kelurahan Lok Bahu Kecamatan Sungai Kunjang Samarinda? 1017

ejournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 4, 2016: 1016-1030 2. Apakah produk usaha tempe Bapak Joko Purwanto di Kelurahan Lok Bahu Kecamatan Sungai Kunjang Samarinda sesuai standar mutu berdasarkan SNI? Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengendalian mutu (quality control) mampu menjaga kualitas produk tempe Bapak Joko Purwanto di Kelurahan Lok Bahu Kecamatan Sungai Kunjang Samarinda. 2. Untuk mengetahui standar mutu berdasarkan SNI pada produk tempe Bapak Joko Purwanto di Kelurahan Lok Bahu Kecamatan Sungai Kunjang Samarinda. Kerangka Dasar Teori Pengertian Manajemen Operasi Menurut Heizer dan Render (2006:4) menjelaskan manajemen operasi merupakan serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa berlangsung disemua organisasi. Pengendalian Mutu (quality control) Menurut Lewis dkk (2004:541) menyebutkan pengertian pengertian mutu adalah untuk mengontrol kualitas yang mengacu pada pengukuran aktual dan penilaiat output untuk menentukan apakah spesifikasi telah di penuhi. Menjaga Kualitas Menurut Ahyari (2002:239) menjelaskan pengendalian kualitas merupakan suatu aktivitas (manajemen perusahaan) untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk dan jasa perusahaan dapat di pertahankan sebagaimana yang telah direncanakan. Metode Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, pendekatan kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Definisi Operasional 1. Prosedur Pembuatan Tempe (Pengendalian Mutu) Dalam usaha pembuatan tempe Bapak Joko Purwanto selalu memperhatikan prosedur pembuatan tempe yaitu sebagai berikut a. Pembelian Kedelai Kedelai yang dibeli harus yang layak memiliki warna kuning yang cerah, bijinya bulat dan ukuran besar serta memiliki panjang dan diameternya adalah 6 dan 9 ml. b. Penyortiran kedelai (memilih kedelai) 1018

Analisis Quality Control Untuk Menjaga Kualitas Produk (Maulida) Pemilihan kedelai menggunakan tempat nasi untuk menghilangkan kotoran berupa ranting dan biji jagung. c. Perendaman kedelai Perendaman menggunakan air yang layak bertujuan untuk melunakkan kedelai dan mecegah pertumbuhan bakteri saat fermentasi, perendaman dilakukan selama 24 jam. d. Pencucian kedelai Pencucian bertujuan untuk menghilangkan kotoran yang melekat maupun yang tercampur di antara biji kedelai. e. Pengupasan kedelai Proses pengupasan kedelai bertujuan untuk memisahkan kulit dari bijinya. f. Perebusan kedelai Perebusan kedelai bertujuan untuk melunakkan kedelai serta menghilangkan bau pada kedelai. Perebusan dilakukan selama 40 menit. g. Penirisan kedelai Penirisan kedelai bertujuan untuk mengurangi kandungan air dalam kedelai, mengeringkan permukaan pada biji kedelai. h. Pendinginan Pendinginan bertujuan untuk mendinginkan kedelai dari perebusan, proses pendinginan dilakukan menggunakan kipas angin dan diaduk secara merata hingga terasa hangat. i. Peragian Peragian bertujuan untuk menyatukan kedelai dan ragi. Peragian dilakukan jika kedelai sudah mengering dan berasa hangat jika kedelai masih terasa panas maka hasilnya tidak maksimal. Dalam peragian ini menggunakan ragi yang terbuat dari daun waru dan pada proses peragian diaduk-aduk secara merata agar ragi dan kedelai dapat menyatu. j. Pembungkusan Pembungkusan bertujuan untuk mempertahankan kedelai agar tetap bersih dan memberikan perlindungan dari kotoran dan pencemaran lainnya. Pembungkus yang digunakan yaitu plastik yang diberi lubang dengan cara ditusuk-tusuk. k. Pemeraman Pemeraman bertujuan proses penyatuan ragi dan kedelai supaya menjadi tempe. pemeraman dilakukan dengan penyimpanan kedelai yang telah dibungkus kemudian disusun didalam rak lemari dan membutuhkan waktu sekitar 48 jam agar dapat menjadi semaleman agar menjadi tempe. 2. Menjaga Kualitas Tempe Bapak Joko Purwanto dalam menjaga kualitas tempe sebagai berikut: a. Memperhatikan prosedur pembuatan tempe secara ketat agar tidak terjadi kegagalan. b. Selalu mengingat prosedur pembuatan tempe sehingga tidak mengalami kegagalan. 1019

ejournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 4, 2016: 1016-1030 Analisis dan Pembahasan Analisis Proses Pengendalian Mutu Tempe Bapak Joko Purwanto Bapak Joko Purwanto dalam pengendalian mutu tempenya selalu memperhatikan prosedur pembuatan tempe dari proses awal sampai akhir, yaitu sebagai berikut : Pembelian bahan baku bertujuan untuk membeli kedelai yang berkualitas yang di mana memiliki warna kuning yang cerah, berukuran besar. Penyortiran kedelai/memilih kedelai bertujuan untuk pembersihan kedelai dari bebatuan, ranting, dan lain sebagainya. Proses ini penting karena jika masih terdapat sampah-sampah akan mengganggu hasil akhir dari tempe. Proses ini dilakukan dengan cara ditampi menggunakan tempat nasi. Perendaman kedelai bertujuan untuk melunakkan kedelai. Kedelai yang akan direndam dibuat dalam ember besar dan menggunakan air sungai proses perendaman dilakukan selama 24 jam, air rendaman akan terlihat berbuih dan kental. Tujuan perendaman kedelai agar dapat memudahkan pada proses pengupasan kulit, apabila perendaman dilakukan terlalu lama lewat dari satu hari maka akan dapat menaikkan jumlah dan bakteri serta keasaaman pada tempe sehingga dapat menyebabkan pembusukan. Pencucian kedelai bertujuan untuk membersihkan biji-biji kedelai dari kotoran berupa ranting, kerikil dan sebagainya agar tidak mengganggu pada proses pengupasan kulit. Pada pencuncian kedelai yang kurang bersih dapat menyebabkan bau yang tidak enak dan dapat mempercepat kebusukan. Pengupasan kulit kedelai bertujuan untuk proses pengupasan kulit kedelai dari bijinya yang dilakukan dengan menggunakan mesin pengupas kedelai. Perebusan kedelai bertujuan untuk melunakkan kedelai, perebusan ini menggunakan kayu bakar dan drum besi yang telah diisi kedelai yang akan siap direbus, perebusan dilakukan selama 40 menit. Penirisan bertujuan untuk mengeringkan air dalam kedelai pada saat perebusan, yang dilakukan dengan menuangkan kedelai kedalam tempat nasi dan kemudian siap untuk didinginkan. Pendinginan bertujuan untuk menurunkan suhu pada kedelai, apabila kedelai masih dalam keadaan panas maka akan menghambat pada proses peragian sehingga kedelai susah menyatunya dan proses ini dilakukan menggunakan kipas angin dan sambil diaduk sampai terasa hangat. Proses ini berlangsung selama 2 jam. Peragian bertuan untuk pemberian jamur pada tempe yang menggunakan daun waru yang telah diolah dengan kedelai yang telah dibersihkan sampai direbus dan dikeringkan. Daun waru digunakan pada peragian sebanyak empat daun, kemudian daun waru diaduk-aduk dalam kedelai yang telah didinginkan agar antara ragi dan kedelai dapat menyatu. 1020

Analisis Quality Control Untuk Menjaga Kualitas Produk (Maulida) Pembungkusan bertujuan untuk memasukkan kedelai yang telah diberi ragi kedalam plastik, tetapi pada saat itu plastik harus dilobangi agar udara dapat masuk sehingga kedelai dapat menyatu. Pemeraman bertujuan untuk menyatukan antara kedelai dan ragi dan disusun dilemari rak dengan waktu selama 48 jam, apabila suhu terasa dingin maka tempe tidak akan cepat mateng. Tempe yang dihasilkan Bapak Joko Purwanto berwarna putih dan tidak mengalami bercak hitam pada permukaan tempe, pada melakukan pemotongon tempe tidak mengalami pecah. Setelah prosedur telah dilaksanakan maka dalam menjaga kualitas tempenya Bapak Joko Purwanto setidaknya mempertahankan langkah-langkah supaya tempe yang dihasilkan dapat terjaga yaitu sebagai berikut: a. Memperhatikan prosedur pembuatan tempe secara ketat agar tidak terjadi penyimpangan. b. Selalu mengingat prosedur pembuatan tempe sehingga tidak mengalami kegagalan. Penganalisisan data yang diperoleh melalui pengamatan pada usaha pembuatan tempe Bapak Joko Purwanto dan dilakukan dengan menggunakan analisis statistik. Alat analisis statistik dilakukan berdasarkan data dengan metode standar quality control (sqc). Untuk memudahkan dan mempercepat perhitungan hasil analisis kuantitatif, adapun langkah-langkah yang digunakan sebagai berikut: 1. mengumpulkan data menggunakan check sheet 2. membuat histogram 3. membuat peta kendali Pengumpulan Data (check sheet) Dalam melakukan pengendalian kualitas secara statistik, langkah pertama yang akan dilakukan adalah membuat check sheet. Check sheet berguna untuk mempermudah proses pengumpulan data serta analisis. Selain itu pula berguna untuk mengetahui area permasalahan berdasarkan frekuensi dari jenis atau penyebab dan mengambil keputusan untuk melakukan perbaikan atau tidak. Adapun hasil pengumpulan data pada proses pembuatan tempe Bapak Joko Purwanto pada musim normal/musim kemarau dan musim hujan selama lima kali pembuatan yang telah dilakukan sebagai berikut : 1. Data Pembuatan Tempe Pada Musim Normal/Musim kemarau Data usaha tempe Bapak Joko Purwanto pada waktu musim kemarau sebagai berikut : Tabel Data Pembuatan Tempe Bapak Joko Purwanto Di Kelurahan Lok Bahu Kecamatan Sungai Kunjang Samarinda Pada Musim Normal / Musim Kemarau Tanggal Prosedur Pembuatan Memenuhi Tidak Memenenuhi 01 september Tempe Standar Pembelian Kedelai 100% 0% Penyortiran/memilih kedelai 100% 0% Standar 1021

ejournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 4, 2016: 1016-1030 2016 Perendaman Kedelai 100% 0% Pencucian Kedelai 100% 0% Pengupasan Kedelai 100% 0% Perebusan Kedelai 100% 0% Penirisan 100% 0% Pemeraman 100% 0% 02 September 2016 03 September 2016 1022 Pembelian kedelai 100% 0% Penyortiran/ memilih kedelai 100% 0% Perendaman kedelai 100% 0% Pencucian kedelai 100% 0% Pengupasan kulit kedelai 100% 0% Perebusan kedelai 100% 0% Penirisan kedelai 100% 0% Pemeraman 100% 0% Pembelian kedelai 100% 0% Penyortiran/memilih kedelai 100% 0% Perendaman kedelai 100% 0% Pencucian kedelai 100% 0% Pengupasan kedelai 100% 0% Perebusan kedelai 100% 0% Penirisan kedelai 100% 0% Pemeraman 100% 0% 04 Pembelian kedelai 100% 0% September Penyortiran/memilih kedelai 100% 0% 2016 Perendaman kedelai 100% 0% Pencucian kedelai 100% 0% Pengupasan kedelai 100% 0% Perebusan kedelai 100% 0% Penirisan kedelai 100% 0% Pemeraman 100% 0% 05 Pembelian kedelai 100% 0%

Analisis Quality Control Untuk Menjaga Kualitas Produk (Maulida) september Penyortiran/memilih kedelai 100% 0% 2016 Perendaman kedelai 100% 0% Pencucian kedelai 100% 0% Pengupasan kedelai 100% 0% Perebusan kedelai 100% 0% Penirisan kedelai 100% 0% Pemeraman 100% 0% Sumber: Data yang diolah (september 2016) Berdasarkan tabel diatas bahwa pada tanggal 1 sampai 5 september 2016 produk tempe yang di hasilkan Bapak Joko Purwanto tidak mengalami kegagalan dari proses pembelian kedelai sampai proses pemeraman karena di sebabkan cuaca tidak mengalami hujan sehingga tempe yang dihasilkan memenuhi standar yaitu 100%. 2. Data Pembuatan Tempe Pada Musim Hujan Data pada tanggal 4 sampai tanggal 8 November 2016 produk tempe yang dihasilkan Bapak Joko Purwanto pada musim hujan sebagai berikut : Tabel Data Pembuatan Tempe Bapak Joko Purwanto Di Kelurahan Lok Bahu Kecamatan Sungai Kunjang Samarinda Pada Musim Hujan Tanggal 04 November 2016 05 November 2016 Prosedur Pembuatan Tempe Memenuhi Standar Tidak Memenenuhi Standar Pembelian Kedelai 100% 0% Penyortiran/memilih kedelai 100% 0% Perendaman Kedelai 100% 0% Pencucian Kedelai 100% 0% Pengupasan Kedelai 100% 0% Perebusan Kedelai 100% 0% Penirisan 100% 0% Pemeraman 0% 15% Pembelian Kedelai 100% 0% Penyortiran/memilih kedelai 100% 0% Perendaman Kedelai 100% 0% Pencucian kedelai 100% 0% Pengupasan kedelai 100% 0% Perebusan 100% 0% Penirisan 100% 0% 1023

ejournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 4, 2016: 1016-1030 06 November 2016 07 November 2016 Pemeraman 0% 15% Pembelian Kedelai 100% 0% Penyortiran/memilih kedelai 100% 0% Perendaman Kedelai 100% 0% Pencucian Kedelai 100% 0% Pengupasan Kedelai 100% 0% Perebusan Kedelai 100% 0% Penirisan 100% 0% Pemeraman 0% 15% Pembelian Kedelai 100% 0% Penyortiran/memilih kedelai 100% 0% Perendaman Kedelai 100% 0% Pencucian kedelai 100% 0% Pengupasan kedelai 100% 0% Perebusan 100% 0% Penirisan 100% 0% Pemeraman 0% 20% 08 November Pembelian Kedelai 100% 0% 2016 Penyortiran/memilih kedelai 100% 0% Perendaman Kedelai 100% 0% Pencucian Kedelai 100% 0% Pengupasan Kedelai 100% 0% Perebusan Kedelai 100% 0% Penirisan 100% 0% Pemeraman 0% 20% Sumber: Data yang diolah bulan November 2016 Berdasarkan dari tabel usaha pembuatan tempe Bapak Joko Purwanto dari tanggal 4 sampai 8 november 2016 mengalami kegagalan pada proses pemeraman sebanyak 15-20% yang di akibatkan pada proses pemeraman karena antara kedelai dan ragi yang relatif lambat menyatunya. 1024

Analisis Quality Control Untuk Menjaga Kualitas Produk (Maulida) Histogram Maka langkah selanjutnya adalah membuat histogram. Histogram ini berguna untuk melihat produk pada musim kemarau dan musim hujan apakah memenuhi standar dan tidak memenuhi standar. Berikut ini histogram pembuatan tempe pada musim kemarau yang dibuat berdasarkan Tabel Data Pembuatan Tempe Bapak Joko Purwanto Di Kelurahan Lok Bahu Kecamatan Sungai Kunjang Samarinda Pada Musim Normal / Musim Kemarau adalah sebagai berikut: Gambar Histogram Pembuatan Tempe Bapak Joko Purwanto Pada Musim Normal /Musim Kemarau Sumber : Data Diolah Dari histogram yang telah ditunjukkan pada gambar diatas dapat dilihat bahwa tempe yang dihasilkan Bapak Joko Purwanto selama lima kali pembuatan pada musim kemarau tidak mengalami kegagalan. Sedangkan histogram waktu musim hujan pada usaha pembuatan tempe Bapak Joko Purwanto sebagai berikut: Gambar Histogram Tingkat Kerusakan Pembuatan Tempe Bapak Joko Purwanto Pada Musim Hujan Sumber : Data Diolah Dari histogram pembuatan tempe Bapak Joko Purwanto pada waktu musim hujan pembuatan tempe hari pertama dan kedua mengalami kegagalan 1025

ejournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 4, 2016: 1016-1030 sebanyak 15% yang di sebabkan karena hujan tidak terjadi seharian, sedangkan pada pembuatan tempe hari ketiga sampai kelima mengalami kegagalan sebanyak 20% yang diakibatkan karena hujan yang terjadi seharian sehingga pada proses pemeraman antara kedelai dan ragi yang relatif lambat menyatunya. Peta Kendali P (p-chart) Setelah membuat histogram, langkah selanjutnya adalah membuat peta kendali (p-chart) yang berfungsi untuk melihat apakah pengendalian kualitas pada perusahaan ini sudah terkendali atau belum. Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa langkah awal dalam membuat peta kendali adalah sebagai berikut : a. Menghitung Persentase Kerusakan Persentase kerusakan produk yang digunakan untuk melihat persentase kerusakan produk. Rumus untuk menghitung persentase kerusakan adalah : p = np n Keterangan : np : jumlah gagal dalam subgroup n : jumlah yang diperiksa dalam subgroup Maka perhitungan datanya adalah sebagai berikut : Musim Kemarau (dari tanggal 1 sampai 5 september 2016) p = np = 0 = 0 n 100 Musim hujan (dari tanggal 4 sampai 8 November 2016) P = np = 90 = 0,9 n 100 b. Menghitung garis pusat / Central Line (CL) Garis pusat / Central Line adalah garis tengah yang berada diantara batas kendali atas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL). Garis pusat ini merupakan garis yang mewakili rata-rata tingkat kerusakan dalam suatu proses produksi. Untuk menghitung garis pusat digunakan rumus : CL = p =Σ np Σ n Keterangan : Σ np : jumlah total yang rusak Σ n : jumlah total yang diperiksa Maka perhitungannya adalah : Musim Kemarau ( tanggal 1 sampai 5 september 2016) CL = p =Σ np = 0 = 0 Σ n 100 1026

Analisis Quality Control Untuk Menjaga Kualitas Produk (Maulida) Musim Hujan ( tanggal 4 sampai 8 november 2016 ) CL = p = Σ np = 90 = 0,9 Σ n 100 c. Menghitung batas kendali atas (UCL) dan Batas kendali bawah (LCL) Batas kendali atas dan batas kendali bawah merupakan indikator ukuran secara statistik sebuah proses bisa dikatakan menyimpang atau tidak. Batas kendali atas (UCL) dapat dihitung dengan menggunakan rumus : UCL = p + 3 n Keterangan : P : rata-rata ketidaksesuaian produk n : jumlah produksi untuk perhitungannya adalah : Musim kemarau ( tanggal 1 sampai 5 september 2016) UCL = p + 3 = 0 + 3 = 0 n 100 Musim hujan ( tanggal 4 sampai 8 November 2016 ) UCL p + 3 = 90+ 3 = 0,2953 n 100 Sedangkan untuk menghitung batas kendali bawah (LCL) digunakan rumus : LCL = P - 3 n Keterangan: P : rata-rata ketidaksesuaian produk n : jumlah produksi cacatan : jika LCL < 0 maka LCL di anggap = 0 maka perhitungannya adalah : Musim kemarau ( tanggal 1 sampai 5 september 2016 ) LCL = p 3 = 0-3 = 0 n 100 Musim hujan (tanggal 4 sampai 8 november 2016 ) LCL = p 3 = 90-3 = 0,0647 n 100 d. Peta Kendali P (P-Chart) Setelah nilai dari persentase kerusakan dari setiap grup, nilai CL, UCL, dan LCL didapatkan, maka langkah selanjutnya adalah membuat peta kendali p (P-Chart). Peta kendali P dibuat menggunakan bantuan program Minitab agar memudahkan peneliti untuk melihat grup mana sajakah yang keluar dari batas kendali. Berikut peta kendali P (P-Chart) pada musim normal: 1027

ejournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 4, 2016: 1016-1030 Gambar Peta Kendali Pada Musim Normal / Musim Kemarau Sumber : Data Diolah Hasil dari peta kendai pada musim kemarau dalam pembuatan tempe Bapak Joko Purwanto selama lima kali pembuatan tempe tidak mengalami kegagalan sehingga tetap berada pada batas kendali yang ditetapkan. Sedangkan peta kendali pada musim hujan pada usaha pembuatan tempe Bapak Joko Purwanto yaitu sebagai berikut : Gambar Peta Kendali Musim Hujan Sumber : Data Diolah Hasil dari peta kendali pada musim hujan selama lima kali pembuatan yaitu: dari pembuatan tempe yang pertama sampai pembuatan tempe yang kedua mengalami kegagalan apabila hujan tidak terjadi seharian maka persentase sebanyak 15%, sedangkan pembuatan tempe yang ketiga sampai ke lima mengalami kegalalan apabila hujan terjadi selama seharian maka persentasenya sebanyak 20%. Serta peta kendali yang dihasilkan yaitu melewati batas kendali yang ada. Pembahasan Berdasarkan analisis tersebut diatas menunjukkan bahwa pengendalian mutu dalam menjaga kualitas tempe Bapak Joko Purwanto ebagai berikut : Pengendalian mutu yang dilakukan Bapak Joko Purwanto dalam pembuatan tempe selalu mengontrol dan mengawasi prosedur pembuatan tempe dari proses pembelian kedelai yang layak digunakan dan memiliki warna kuning cerah, dan berukuran besar, kemudian proses penyortiran yang dimana mengunakan tempat nasi dilakukan secara ditampi agar dapat menghilangkan kotoran berupa biji jagung dan ranting, kemudian dilihat dari proses perendaman agar kedelai menjadi lunak berlangsung selama 24 jam dan proses pencucian agar kotoran dapat terangkat, setelah itu proses pengupasan 1028

Analisis Quality Control Untuk Menjaga Kualitas Produk (Maulida) kedelai agar kulit kedelai dapat terpisahkan menggunakan mesin pengupas, kemudian kedelai yang sudah di mengelupas akan direbus untuk melunakkan kedelai selama 40 menit, setelah kedelai yang telah direbus akan ditiriskan menggunakan tempat nasi untuk mengeringkan air dalam kedelai, penirisan yang sudah selesai kedelai siap di didingkan menggunakan kipas angin, setelah kedelai mulai hangat maka akan diberi ragi agar kedelai terhindar dari bakteri yang mempercepat kebusukan, kemudian kedelai akan dibungkus menggunakan palstik dengan merk hjp berukuran 20-30, setelah pembungkusan kemudian kedelai melakukan pemeraman selama 48 jam yang disusun di dalam lemari rak dan tempe yang dihasilkan Bapak Joko Purwanto memiliki warna putih yang seragam dan tektur warna yang kompak dan pada saat tempe di potong tidak mengalami pecah/rusak. Sedangkan menurut teori Lewis dkk (2004:541) yang dimaksud pengendalian mutu adalah untuk mengontrol kualitas yang mengacu pada pengukuran aktual dan penilaian ouput untuk menentukan apakah spesifikasi telah di penuhi. Hasil ini sejalan dari penelitian Fakhri (2010:113), Ilham (2012:45) dan Ibrahim (2013:71) adalah untuk mengendalikan mutu untuk menjaga kualitas. Serta dalam menjaga kualitas Bapak Joko Purwanto selalu mempertahankan tempe yang dihasilkan agar dapat terjaga yaitu langkahlangkah sebagai berikut: a. Memperhatikan prosedur pembuatan tempe secara ketat agar tidak terjadi penyimpangan. b. Selalu mengingat prosedur pembuatan tempe sehingga tidak mengalami kegagalan. Sedangkan menurut teori Ahyari (2002:239) yang dimaksud pengendalian kualitas adalah merupakan suatu aktivitas (manajemen perusahaan) untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk dan jasa perusahaan dapat dipertahankan sebagaimana yang telah direncanakan. Hasil ini sejalan dari penelitian Fakhri (2010:113), Ilham (2012:45) dan Ibrahim (2013:71) adalah untuk mengendalikan mutu untuk menjaga kualitas. Berdasarkan hipotesis bahwa pengendalian mutu yang diterapkan pada usaha pembuatan tempe Bapak Joko Purwanto mampu menjaga kualitas tempe yang dihasilkan, namun kenyataannya mengalami kegagalan pada musim hujan yang diakibatkan antara kedelai dan ragi yang relatif lambat menyatunya pada proses pemeraman. Sedangkan berdasarkan dari analisis data yang diperoleh bahwa usaha pembuatan tempe Bapak Joko Purwanto dari tanggal 1 sampai 5 september 2016 pada musim kemarau tidak mengalami kegagalan maka tempe yang dihasilkan mencapai 100% berhasil, sedangkan pembuatan tempe Bapak Joko Purwanto dari tanggal 4 sampai 8 november 2016 mengalami kegagalan pada musim hujan sebanyak 15% sampai 20% yang diakibatkan karena proses pemeraman antara kedelai dan ragi yang relatif lambat menyatunya. 1029

ejournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 4, 2016: 1016-1030 Sedangkan berdasarkan dari uji laboratorium kadar air tempe Bapak Joko Purwanto yaitu 62% sehingga mencapai standar yang telah ditentukan. Penutup Bahwa prosedur pengendalian mutu (quality control) yang diterapkan mampu menjaga kualitas produk tempe Bapak Joko Purwanto di Kelurahan Lok Bahu Kecamatan Sungai Kunjang Samarinda. Namun pada kenyataanya masih terdapat produk dari hasil produksi yang mengalami kegagalan. Hal tersebut diakibatkan pada proses pemeraman antara kedelai dan ragi yang relatif lambat menyatunya. Bahwa kadar air tempe yang dibuat Bapak Joko Purwanto di Kelurahan Lok Bahu Kecamatan Sungai Kunjang Samarinda sudah mencapai standar. Usaha pembuatan tempe Bapak Joko Purwanto sebaiknya tetap mempertahankan prosedur tempe yang digunakan agar usaha kedepannya sesuai dengan standar. Usaha pembuatan tempe Bapak Joko Purwanto sebaiknya membeli fasilitas tambahan seperti oven (pemanas) agar dapat menghangatkan tempe yang mengalami kegagalan pada musim hujan. Daftar Pustaka Ahyari, Agus. 2001. Manajemen Produksi Perencanaan Sistem Produksi. Yogyakarta: Penerbit BPFE. Assauri, Sofjan. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi Edisi Revisi. Jakarta : Lembaga Penerbit FE UI. Astawan, M. 2004. Menguak Manfaat Tempe. Bogor: IPB. Astawan, M. 2008. Sehat Dengan Tempe. Panduan Lengkap Menjaga Kesehatan Dengan Tempe. Jakarta: PT Dian Rakyat. Badan Standarisasi Nasional. 2009. Standar Mutu Tempe Kedelai SNI 01-3441- 2009. Jakarta: Swadaya. Heizer, Jay and Barry Render. 2006. Operations Management (Manajemen Operasi). Jakarta : Salemba Empat. Schroeder, Roger G. 2007. Manajemen Operasi. Jilid 2-Edisi 3. Jakarta : Penerbit Erlangga. Sarwono, B. 2005. Membuat Tempe dan Oncom. Jakarta: Swadaya. Sarwono B. 2007. Membuat Tempe dan Oncom. Jakarta: Swadaya. Sugiyono, Prof. Dr. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV Alfabeta. Yamit, Zulian. 2013. Manajemen Kualitas Produk dan Jasa. Yogyakarta: Penerbit Ekonisia. Sumber Internet : Al Fakhri. 2010. Analisis Pengendalian Kualitas Produksi di PT. Mascom Graphy Dalam Upaya Mengendalikan Tingkat Kerusakan Produk Menggunakan Alat Bantu Statistik. http://eprints.undip.ac.id/23023/ (diakses 6 oktober 2012). Hidayat, N. 2008. Fermentasi Tempe. http://ptp2007.files.wordpress.com/ 2008/03/fermentasi-tempe.pdf.(diakses pada tanggal 20 oktober 2009). 1030