BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas menurut Sutama (2010: 15-21) merupakan upaya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

Jl. Ir. Sutami no. 36 A, Kentingan Surakarta, , 3)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. Metodelogi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini memungkinkan peneliti melakukan beberapa tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang bersifat reflektif, dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah di Kelas V SDN Randegan Wetan II yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi tempat peneliti melaksanakan penelitian adalah SDN Orimalang

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. 27

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengertian metodologi penelitian menurut Sukardi (2004: 19) adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran

Ervina Yulias Veva Universitas Sebelas Maret Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, J.PMIPA, FKIP, UNS 2),3) Dosen Prodi Pendidikan Matematika, J.PMIPA, FKIP, UNS

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. tentang peningkatan hasil belajar siswa melalui penggunaan media visual.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENILITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif pada penelitian ini adalah untuk menganalisis data aktivitas

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Wonoharjo, Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN

Shinta Metikasari 1), Imam Sujadi 2), Yemi Kuswardi 3) Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, J.PMIPA, FKIP, UNS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Gunungkuning Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka. Adapun alasan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Negeri 2 Boyolali.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODELOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. tindakan,menurut Suharjono dalam Suharsisi Arikunto (2006:18) penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Muhammadiyah 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan WaktuPenelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Karangnongko yang beralamat di Jagalan Karangnongko, Klaten. Alasan pemilihan tempat tersebut karena berdasarkan hasil observasi awal di kelas VIII A SMP Negeri 1 Karangnongko terdapat masalah yakni prestasi belajar dan aktivitas belajar matematika siswa masih rendah. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan secara bertahap.adapun tahap-tahap dan waktu penelitian yang dilaksanakan adalah sebagai berikut: a. Tahap Persiapan 1) Observasi awal Pada kegiatan observasi awal, peneliti melakukan observasi untuk mengetahui permasalahan yang ada dalam kelas sebagai refleksi dalam membantu guru untuk memperbaiki proses pembelajaran, serta melakukan wawancara dengan guru terkait permasalahan yang terdapat di kelas selama proses pembelajaran. Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi di kelas VIII A SMPN 1 Karangnongko. Kegiatan ini dilakukan pada bulan Februari 2014. 2) Penyusunan proposal Penyusunan proposal dilakukan pada bulan Maret sampai Juni 2014 dan dilanjutkan dengan pembuatan perangkat pembelajaran serta instrument penelitian yaitu berupa lembar observasi. 3) Observasi Lanjutan Pada observasi lanjutan peneliti mengambil data sebagai data awal menggunakan lembar observasi dan mengambil data pra siklus yang telah divalidasi dan akan digunakan sebagai refleksi dalam menentukan 33

34 tindakan yang dilakukan. Tahap ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2014. b. Tahap Pelaksanaan Pada tahap ini peneliti melakukan pengambilan data pada kelas VIII A SMPN 1 Karangnongko selama bulan Agustus dan September 2014. c. Tahap Pengolahan Data dan Penyusunan Laporan Pada tahap ini peneliti melakukan penyusunan laporan dan konsultasi dengan pembimbing yang dilakukan pada Oktober sampai Januari 2015. B. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMPN 1 Karangnongko tahun pelajaran 2014/2015yang berjumlah 31 siswa, terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan dengan karakteristik yang berbeda, baik kemampuan prestasi maupun tingkat sosial ekonomi. Subjek penelitian ditentukan setelah peneliti melakukan observasi dan berkonsultasi dengan guru mata pelajaran matematika kelasviii. Kelas VIII A dipilih karena berdasarkan observasi yang dilakukan, dalam kelas inilah yang mengindikasikan prestasi belajar dan aktivitas belajar matematika siswa yang masih rendah. C. Data dan Sumber Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian penerapan model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) yaitu data tentang pelaksanaan pembelajaran, data tentang aktivitas belajar siswa, dan data prestasi belajar matematika siswa.

35 Sumber data pada penelitian ini didapatkan dari siswa dan guru matematika. Melalui observasi, wawancara dan tes. Data penelitian ini dikumpulkan dari berbagai sumber meliputi : 1. Data prestasi belajar siswa a. Sumber Data Sumber data dari peningkatan prestasi belajar matematika siswa adalah hasil tes tertulis pada akhir setiap siklus pada siswa-siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Karangnongko. b. Bentuk Data Bentuk data prestasi belajar matematika siswa berupa nilai yang diperoleh dari hasil tes akhir siklus, dimana hasil tes akhir siklus ini akan digunakan untuk menghitung persentase prestasi belajar matematika siswa. 2. Data aktivitas belajar matematika siswa a. Sumber data Sumber data dari aktivitas belajar matematika siswa adalah lembar observasi yang dilakukan peneliti dan enam orang observer pada aktivitas belajar matematika siswa dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru matematika kelas VIII A yang menerapkan model pembelajaran Missouri Mathematics Project dengan pendekatan scientific dan siswa-siswa kelas VIII A sebagai subyek penelitian. b. Bentuk Data Bentuk data aktivitas belajar matematika siswa berupa skor hasil observasi aktivitas belajar matematika siswa yang kemudian dibuat rata-rata persentase dari masing-masing indikator. 3. Hasil pelaksanaan pembelajaran a. Sumber data Sumber data dari pelaksanaan pembelajaran adalah lembar observasi yang dilakukan peneliti dan tigaorang observer yang melakukan pengamatan pada proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti sebagai guru matematika kelas VIIIA yang menerapkan model pembelajaran Missouri Mathematics

36 Project dengan pendektan scientific dan siswa-siswa kelas VIII A sebagai subyek penelitian, serta catatan lapangan. b. Bentuk Data Bentuk data dari proses pembelajaran adalah deskripsi pelaksanaan pembelajaran dari catatan lapangan, dan dokumen berupa foto dari proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP). D. Teknik Pengumpulan Data Data yang relevan dengan permasalahan diperlukan untuk memecahkan masalah dalam penelitian, sedangkan untuk mendapatkan data tersebut perlu digunakan teknik pengumpulan data sehingga dapat diperoleh data yang benarbenar valid dan dapat dipercaya. Data penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut. 1. Metode Observasi Menurut Budiyono (2003:53-54), observasi (atau pengamatan) adalah cara pengumpulan data dimana peneliti (atau orang yang ditugasi) melakukan pengamatan terhadap subjek penelitian demikian hingga si subjek tidak tahu bahwa dia sedang diamati. Agar metode observasi dapat menghasilkan data secara efektif dan terarah, perlu diperhatikan beberapa saran berikut: a. Observasi harus direncanakan secara sistematis dan mempunyai tujuan yang jelas. b. Menggunakan alat yang cocok, misalnya lembar observasi yang berupa daftar cek atau skala urutan (rating scale). c. Sedapat mungkin pihak yang diobservasi tidak tahu kalau ia diobsevasi. d. Hasil observasi diolah dan disimpulkan secara cepat. Observasi ini dimaksudkan untuk mengamati proses pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) di kelas VIII A SMPN 1 Karangnongko serta mengamati aktivitas belajar siswa pada saat proses pembelajaran matematika berlangsung.

37 Observasi dilakukanpada setiap kegiatan pembelajaran untuk setiap siklusnya dimana setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Pada metode ini dilakukan proses validasi untuk lembar observasi. Validitas dilakukan oleh satu orang dosen pendidikan matematika Universitas Sebelas Maret Surakarta yaitu Drs.Soeyono, M.Si dan dua guru matematika yaitu Budi Wahyuni, S.Pd dan Tri Widayati, S.Pd. Uji validitas lembar observasi dilakukan dengan cara mencocokan antara isi instrumen dengan indikator aktivitas belajar siswa pada pembelajaran dan keterlaksanaan pembelajaran yang telah ditentukan. Kegiatan observasi dilakukan oleh enam observer. Hal-hal yang diamati dalam kegiatan observasi adalah aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, peneliti juga mempunyai catatan lapangan tentang proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru matematika yang menerapkan model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) untuk menuangkan kegiatan pembelajaran yang terjadi pada setiap pertemuan pada siklus. Catatan lapangan ini dibuat setelah proses pembelajaran berlangsung dengan memasukkan data-data yang diperoleh dari lembar observasi. 2. Metode Tes Menurut Budiyono (2003:54) Metode tes adalah cara pengumpulan data yang menghadapkan sejumlah pertanyaan-pertanyaan atau suruhan-suruhan kepada subjek penelitian. Tes digunakan untuk mengetahui tingkat perkembangan atau keberhasilan pelaksanaan tindakan. Tes merupakan usaha yang dilakukan oleh guru dalam rangka mengetahui hasil dari kegiatan pembelajaran siswa sebelum dan sesudah pelaksanaan tindakan. Dengan kata lain dapat diketahui tercapai tidaknya indikator keberhasilan tindakan. Dalam penelitian ini, metode tes digunakan untuk mengumpulkan data peneliti untuk mengetahui sejauh mana tingkat perkembangan atau keberhasilan pelaksaan tindakan, mengetahui hasil dari kegiatan pembelajaran siswa sebelum dan sesudah pelaksanaan tindakan, mengukur kemampuan

38 siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika melalui penggunaan model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP). Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk tes tertulis. Tes diberikan pada akhir tindakan pada setiap siklus yang digunakan untuk mengetahui prestasi belajar matematika matematika siswa dari penyelesaian soal yang dikerjakan oleh siswa. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam membuat tes pada penelitian ini adalah: a. Melakukan spesifikasi materi yang pernah diajarkan b. Menyusun kisi-kisi tes c. Menyusun soal-soal tes d. Melakukan penelaahan atau pengkajian butir-butir soal e. Melakukan revisi soal-soal tes jika ada yang perlu direvisi Butir-butir soal diuji terlebih dahulu validitasnya sebelum digunakan untuk penelitian. Menurut Nurmally dalam Budiyono (2003:55) Suatu instrumen disebut valid jika mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini, validitas instrumen yang digunakan adala validitas isi. Menurut Suharsimi Arikunto (2007:64), Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Suatu instrumen disebut reliabel apabila hasil pengukuran dengan instrumen tersebut adalah sama jika sekiranya pengukuran tersebut dilakukan pada orang yang sama pada waktu yang berlainan atau pada orang-orang yang berlainan (tapi mempunyai kondisi yang sama) pada waktu yang sama atau pada waktu yang berlainan (Budiyono, 2003:56). Dalam penelitian ini, validitas instrumen yang digunakan adalah validitas isi. Uji validitas instrumen tes dilakukan dengan cara mencocokkan antara isi instrumen dengan indikator pembelajaran dan materi pelajaran yang digunakan. Validitas dilakukan oleh satu orang dosen pendidikan matematika Universitas Sebelas Maret Surakarta yaitu Drs.Soeyono, M.Si dan dua guru

39 matematika yaitu Budi Wahyuni, S.Pd dan Tri Widayati, S.Pd. Hasil pertimbangan validator menunjukan bahwa instrument yang disusun oleh peneliti telah memiliki kesesuaian isi dalam mengungkap atau mengukur variabel yang diamati dengan beberapa perbaikan sehingga telah mmenuhi syarat validitas. Dengan demikian, instrumen dalam penelitian ini layak untuk digunakan. 3. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan melihat dalam dokumen-dokumen yang telah ada. Dokumen-dokumen tersebut biasanya merupakan dokumen-dokumen resmi yang telah terjamin keakuratannya (Budiyono, 2003:54). Dokumentasi digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dalam observasi. Dokumen yang dipergunakan berupa RPP, Lembar Observaasi, daftar kelompok siswa, dan hasil pekerjaan siswa. Untuk memberikan gambaran secara konkret mengenai kegiatan kelompok siswa digunakan juga dokumentasi foto. Dengan foto ini dihasilkan data deskriptif untuk memahami hal-hal yang bersifat subjektif seperti ruang kelas dan aktivitas siswa di kelas. E. Validitas Data Menurut Budiyono (2003:56) yang dimaksud dengan validitas adalah penilaian evaluatif terintegrasi yang dilakukan oleh penilai mengenai seberapa jauh bukti-bukti empirik dan rasional teoritis mendukung ketepatan inferensi dan tindakan berdasar skortes atau asesmen lain. Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Validitas data dilakukan untuk menguji keabsahan data. Validitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan triangulasi. Menurut Arikunto (2007:128) triangulasi adalah proses memastikan dari berbagai sudut pandang untuk meningkatkan ketajaman hasil pengamatan melalui berbagai cara dalam pengumpulan data. Moleong (1999:178) menyatakan bahwa triangulasi adalah

40 teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam penelitian ini, untuk menguji keabsahan data keaktifan siswa digunakan triangulasi penyidik, yaitu membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dengan cara memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya (Moleong, 1999:178).Triangulasi penyidik dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melihat dan membandingkan hasil observasi dari tiga observer yang telah mengamati aktivitas belajar masing-masing siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Data hasil observasi aktivitas siswa dikatakan valid apabila hasil pengamatan minimal dua observer menunjukkan hasil yang sama. Begitu pula untuk menguji keabsahan data keterlaksanaan pembelajaran digunakan triangulasi penyidik, Data hasil tes siswa tidak divalidasi secara langsung seperti data aktivitas belajar siswa. Lather (dalam Arikunto dkk, 2008) menyatakan bahwa untuk meningkatkan validasi data dalam penelitian tindakan dapat dilakukan dengan empat cara, salah satunya adalah dengan critical reflection, yaitu apabila pada setiap tahap siklus mutu refleksi dipertahankan, maka mutu pengambilan keputusan akan dapat dijamin. Dalam suatu penelitian tindakan kelas, peneliti sengaja memberikan perlakuan kepada kelas dengan tujuan untuk memperbaiki masalah yang ada, dalam hal ini adalah prestasi belajar matematika matematika siswa. Jika data hasil tes siswa menunjukkan hasil yang cenderung naik di setiap siklusnya maka secara tidak langsung peneliti telah melakukan validasi terhadap data hasil tes siswa. F. Teknik Analisis Data Analisis merupakan usaha untuk memilih, memilah, membuang, menggolongkan, serta menyusun ke dalam kategorisasi, mengklasifikasikan data untuk menjawab pertanyaan pokok: (1) Tema apa yang dapat ditemukan pada data, (2) Seberapa jauh data dapat mendukung tema/arah/tujuan penelitian (Supardi dalam Suharsimi Arikunto dkk, 2007: 132).

41 Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data pengamatan dari lembar observasi proses pembelajaran dan tes hasil belajar siswa. Berikut ini teknik analisis yang digunakan: 1. Analisis Data Observasi keterlaksanaan pembelajaran Data hasil observasi yang didapat melalui lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, digunakan untuk melihatketercapaian pembelajaran dengan model Missouri Mathematics Project (MMP) dianalisis secara deskriptif.tujuannya untuk membandingkan proses pembelajaran di dalam kelas apakah sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Hal ini ditujukan untuk mengetahui kelemahan maupun kelebihan terhadap pembelajaran yang dilaksanakan. 2. Analisis Data Hasil Observasi Data hasil observasi dianalisis dengan mengamati aktivitasbelajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Analisis hasil observasi aktivitas belajar siswa dilakukan dengan cara pemberian skor, yaitu untuk jawaban ya akan diberi tanda ( ) dan jawaban tidak diberi tanda (-). Skor 1 diperoleh jika minimal kedua observer menghasilkan data yang sama, yaitu keduanya adalah jawaban ya. Skor 0 jika hasil amatan dari minimal kedua observer memberi jawaban tidak. Kemudian skor aktivitas belajar siswa pada pertemuan pertama dan kedua dirata-rata untuk menghasilkan persentase aktivitas belajar siswa pada tiap siklus. Persentase hasil observasi aktivitas belajar siswa tiap pertemuan dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut. Keterangan : P Skor capaian Skor maksimal = persentase aktivitas belajar siswa = jumlah skor amatan jawaban ya dalam satu siklus = jumlah skor maksimal amatan dalam satu siklus

42 belajar siswa Dari persentase dihitung rata-rata persentase dari semua aspek aktivitas Keterangan : p* = persentase rata-rata aktivitas belajar siswa pada pembelajaran Selanjutnya rata-rata persentase tersebut dikategorikan sesuai dengan kualifikasi hasil persentase observasi seperti pada Tabel 3.1 Tabel 3.1. Pedoman Kualifikasi Hasil Observasi Persentase Kategori 0% p 33,33% Rendah 33,34% p 66,67% Sedang 66,68% p 100% Tinggi (Arikunto & Safruddin, 2004: 18-19) 3. Analisis Data Hasil Tes Hasil tes dari tiap siklus menggambarkan prestasi belajar matematika yang dimiliki siswa. Indikator yang menunjukkan bahwa prestasi belajar matematika siswa meningkat dapat diketahui dengan cara membandingkan analisis hasil tes pada tiap-tiap siklus. Dari analisis tes akhir siklus, dapat diketahui tercapai tidaknya indikator keberhasilan tindakan yang telah ditetapkan. Analisis hasil tes dimulai dengan mengoreksi pekerjaan masingmasing siswa dengan memperhatikan rubrik/pedoman penilaian yang telah dibuat oleh peneliti. Hasil yang diperoleh merupakan skor total keseluruhan. Skor yang diperoleh dikategorikan menjadi dua yaitu siswa yang tuntas dan tidak tuntas. G. Indikator Keberhasilan Penelitian Indikator kinerja/keberhasilan penelitian adalah indikator ketercapaian aktivitas belajar siswa dan prestasi belajar matematika siswa dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran MMP dapat dinyatakan dalam bentuk persentase. Persentase indikator target keberhasilan penelitian

43 menurut Mulyasa (2004) adalah 75%. Indikator keberhasilan penelitian ditinjau dari aktivitas belajar siswa dibedakan menjadi beberapa indikator ketercapaian sesuai dengan klasifikasi aktivitas belajar siswa karena bobot aktivitas belajar yang dilakukan siswa berbeda-beda. Indikator ketercapaian dilihat dari rata-rata persentase aktivitas belajar siswa saat observasi awal. Setelah peneliti berdiskusi dengan guru mata pelajaran matematika didapatkan hasil diskusi berupa indikator target keberhasilan penelitian ditinjau dari aktivitas belajar siswa adalah rata-rata persentase mencapai 75%. Sedangkan berdasarkan diskusi peneliti dan guru pengampu diperoleh indikator keberhasilan untuk prestasi belajar hasil tes berada dalam kategori tinggi menurut Arikunto dan setidaknya 65% siswa telah mencapai KKM. Sehingga dalam penelitian ini dikatakan berhasil memenuhi target apabila terjadi peningkatan prestasi belajar matematika setidaknya 65% dari jumlah total siswa telah mencapai kategori tinggi. H. Prosedur Penelitian Dalam penelitian tindakan kelas ini diterapkan penelitian kolaboratif. Arikunto, Suhardjono & Supardi (2007:17) menyatakan bahwa dalam penelitian kolaborasi, pihak yang melakukan tindakan adalah guru, sedangkan yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti. Sedangkan Sanjaya (2009:59) menyatakan bahwa dalam penelitian kolaboratif pelaksanaan penelitian bukan dari guru, tetapi dari pihak luar untuk memecahkan masalah pembelajaran. Dalam penelitian ini pihak yang melakukan tindakan adalah peneliti sedangkan pihak yang melakukan pengamatan adalah guru dibantu enam rekan peneliti. Menurut Burns (dalam Suwarsih Madya, 2009:52) terdapat prinsipprinsip penelitian kolaboratif yang terdiri dari tiga tahap, yaitu prakarsa, pelaksanaan dan diseminasiliti. Suharsimi Arikunto (2007: 20) menjelaskan bahwa ada 4 tahapan penting yang dilaksanakan dalam proses penelitian tindakan yaitu (1) perencanaan

44 (planning), (2) pelaksanaan (acting), (3) pengamatan (observing) dan (4) refleksi (reflekting). Pelaksanaan penelitian tindakan adalah proses yang terjadi dalam suatu lingkaran yang terus-menerus yang dapat digambarkan sebagai berikut. Permasalahan Perencanaan Tindakan I Pelaksanaan Tindakan I Refleksi I Pengamatan/ Pengumpulan Data I Permasalahan baru hasil refleksi Perencanaan Tindakan II Pelaksanaan Tindakan II Refleksi II Pengamatan/ Pengumpulan Data II Apabila permasalahan belum terselesaikan Dilanjutkan ke siklus berikutnya Gambar 3.1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas Keempat komponen tersebut merupakan tahapan-tahapan yang harus ditempuh setiap peneliti yang akan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam penelitian tindakan sekurang-kurangnya terdapat 2 buah siklus, mulai dari perencanaan sampai dengan refleksi. Tahapan tersebut diulang sampai sekurang-kurangnya dua kali, dengan menunjukkan apa saja kekurangan dan hambatan pada siklus sebelumnya, kemudian penjelasan tentang bagaimana kekurangan dan hambatan tersebut akan diperbaiki. Penelitian tindakan kelas ini direncanakan sebanyak dua siklus dan tiap siklus terdiri dari tiga pertemuan melalui penggunaan model pembelajaran MMP.

45 Berikut adalah penjelasan masing-masing tahapan tiap siklus: Rancangan Siklus I 1. Tahap Perencanaan Tindakan Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan tindakan meliputi : a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) b. Menyusun lembar observasi mengenai pelaksanaan pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran MMP. c. Menyusun lembar observasi mengenai keaktifan siswa selama proses pembelajaran menggunakan model MMP. d. Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran yang dilengkapi soal-soal latihan untuk siswa. e. Menyusun tes akhir siklus yang dilaksanakan pada akhir setiap siklus. f. Melakukan validasi butir soal tes akhir siklus. Validasi ini dilakukan oleh dosen dan guru matematika. 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Tahap ini dilaksanakan sesuai skenario pembelajaran yang telah direncanakan yaitu pembelajaran menggunakan model MMP, sebagai berikut : a. Pendahuluan (review) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan apersepsi terkait dengan materi yang akan diajarkan. Setelah itu guru memberikan motivasi siswa dengan memberi tahu manfaat mempelajari materi yang akan diajarkan. Sebelum masuk pada materi, guru bersama siswa membahas pekerjaan rumah yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. b. Kegiatan Inti 1) Pengembangan Pada tahap ini guru menyampaikan informasi awal kepada siswa mengenai permasalahan, kemudian guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan ke siswa terkait dengan permasalahan yang dibahas.diharapkan siswa dapat menemukan konsep secara mandiri mengenai materi yang diajarkan.

46 2) Kerja kooperatif Pada tahap ini guru membagi siswa dalam beberapa kelompok secara heterogen, kemudian siswa berdiskusi dalam kelompok untuk menyelesaikan soal LKS, Dalam diskusi ini diharapkan siswa dapat berperan aktif dan saling membantu apabila mengalami kesulitan, serta saling berbagi mengenai pemikiran-pemikiran mereka dalam mengerjakan LKS. Guru disini hanya bertindak sebagai fasilitator dan penengah apabila siswa mengalami kesulitan. 3) Presentasi Kelompok dan Tinjauan Ulang (kerja kooperatif) Dalam kegiatan ini setelah LKS selesai dikerjakan maka anggota kelompok dipersilahkan mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya didepan kelas, sedangkan kelompok lain menanggapi hasil diskusi kelompok yang presentasi. Setelah presentasi kelompok sudah selesai guru meninjau ulang hasil diskusi setiap kelompok dan meninjau latihan soal yang dibahas selama diskusi, kemudian apabila ditemukan kesulitan pada siswa dalam pengerjaan LKS guru memberikan penjelasan tambahan. Terakhir guru bersama siswa bersama-sama meninjau ulang keseluruhan materi yang dibahas. 4) Seatwork/kerja mandiri Tahap ini siswa mengerjakan tes formatif yang dilaksanakan selama 15 menit secara mandiri.dengan adanya tes ini untuk menunjukkan kepada siswa sejauh mana mereka memahami pelajaran pada saat pembelajaran berlangsung. Setelah selesai mengerjakan kuis, hasil pekerjaan siswa ditukarkan dengan teman yang lain untuk dilakukan pengoreksian hasil dengan dipandu oleh guru, diharapkan melalui pengoreksian ini siswa menjadi paham penyelesaian yang tepat. c. Penutup (penugasan) 1) Guru memberikan pekerjaan rumah untuk siswa. 2) Guru menyampaikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya

47 3. Tahap Observasi Pada tahap ini peneliti melakukan observasi dengan mengamati secara langsung bagaimana aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Peneliti telah mempersiapkan lembar observasi guna mengetahui keterlaksanan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran MMP, dan lembar observasi aktivitas belajar siswa.observasi dilakukan oleh observer, dalam penelitian ini observeradalah guru dan lima orang rekan peneliti. Setiap aktivitas yang terjadi selama proses belajar mengajar berlangsung diusahakan untuk dicatat seperti apa adanya agar diperoleh informasi lapangan yang sebenarnya. 4. Tahap Analisis dan Refleksi Pada tahap ini peneliti menganalisis hasil observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran dengan menggunakan model MMP, sehingga diperoleh kesimpulan yang nantinya bagian mana yang perlu diperbaiki atau disempurnakan dan bagian mana yang telah memenuhi target. Peneliti bersama guru matematika mengadakan pertemuan guna melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran. Refleksi dilakukan setelah akhir siklus.diskusi tersebut bertujuan untuk mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan yaitu dengan cara melakukan penilaian terhadap proses yang terjadi, mengamati masalah yang muncul dan segala hal yang berkaitan dengan tindakan yang dilakukan. Setelah itu peneliti dan guru merumuskan tindakan berikutnya. Pada akhir siklus I, peneliti mengadakan tes siklus I. Hasil dari tes siklus I digunakan sebagai data untuk mengetahui keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran MMPserta mengetahui prestasi belajar matematika siswa. Rancangan Siklus II Pada siklus II merupakan perencanaan tindakan dengan hasil yang telah dicapai pada siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran matematika.pelaksanaan siklus II ini masih mengacu pada siklus I yang terdiri dari 4 tahapan, yaitu (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan (acting), (3) pengamatan (observing) dan (4) refleksi (reflekting).dari keempat tahapan

48 penelitian tindakan kelas tersebut dapat dibuat contoh skematik kegiatan inti penelitian sebagai berikut. Identifikasi Masalah Kegiatan Lapangan I 1. Perencanaan a. RPP b. Lembar Observasi c. Tes Akhir Siklus (Tes Unit) Pelaksanaan 4. Refleksi a. Tes Unit siklus I b. Hasil observasi SIKLUS I 3. Pengamatan oleh guru a. Kesesuaian dengan RPP b. Kendala yang dihadapi c. Aktivitas belajar siswa 1. Perencanaan a. RPP b. Lembar Observasi c. Tes Akhir Siklus (Tes Unit) Pelaksanaan 4. Refleksi a. Tes Unit siklus 2 b. Hasil observasi SIKLUS II 3. Pengamatan oleh guru a. Kesesuaian dengan RPP b. Kendala yang dihadapi c. Aktivitas belajar siswa Kalau tes belum mencapai indikator lanjut ke siklus berikutnya Gambar 3.2. Skema Kegiatan Inti Penelitian