Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS ) untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Geografi Kelas XI IPS-1 MA Ma arif Udanawu Blitar

dokumen-dokumen yang mirip
Bismar Yogaswara Universitas Negeri Malang

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STRUKTURAL TEKNIK TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS di MAN 2 PROBOLINGGO

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Fika Yunifa Efrianingrum, Triwahyudianto, Rofi ul Huda Universitas Kanjuruhan Malang

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI MAHASISWA PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN MELALUI PEMBELAJARAN TWO STAY-TWO STRAY (TS-TS)

JPTM. Volume 05 Nomor 02 Tahun 2016, 56-61

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

Tugiyana 2 SDN 1 Kalitinggar Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU GRESIK

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VI SD TEBING TINGGI

Penggunaan Model Carousel Feedback untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Peta pada Siswa Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2 Madiun

Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi melalui Model Numbered Head Together di Kelas V. Endah Tri Wahyuni

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 2 PURWODADI KABUPATEN PASURUAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

BAB V PENUTUP. sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan

Pendidikan Geografi, Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang. Keywords: model of problem based learning, critical thinking

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY

Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN :

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

Penerapan Integrasi Model Pembelajaran Group Investigation (Gi) dan Inkuiri Terbimbing Berbasis Lesson Study

Aprillya Mondhita Sari* Drs. Purbo Suwasono, M.Si** Dr. Parno, M.Si***

JurusanFisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA KELAS V SD WASHLIYANI MARTUBUNG

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), keaktifan, hasil belajar

Dedi Kurniawan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN

Nurdian Jurusan S1 Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Gorontalo 2013 ABSTRAK

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

Peningkatan Prestasi Siswa pada Konsep Fluida Statis dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay-Two Stray

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan

Oktavia Nardiani Sapir Sugeng Hadi Utomo. Keywords: Method Time Token Arends (TPA), Ability inquiry, Learning Outcomes

ABSTRAKSI. Irma Susilowati Guru SMA Negeri 1 Cepiring

ARTIKEL SKRIPSI OLEH : ELVA AYU ANDRIANI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-A SMP Brawijaya Smart School Malang

Universitas Kanjuruhan Malang 1) 2) 3) Abstrak

1) Yanin Karuniasih; 2) Drs. Sudarno Herlambang, M.Si; 3) Drs. Yusuf suharto ABSTRAK: Kata kunci:

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS) TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA KELAS X SMKN 5 MALANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PGSD. Oleh :

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN TWO STAY TWO STRAY SISWA KELAS X-AK SMK BHUMI PAHALA PARAKAN TEMANGGUNG

(Studi Eksperimen di Kelas VII SMP Negeri 1 Salopa) Abstract

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

Novia Wijayanti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar meruapakan suatu perubahan di dalam diri seseorang dari tudak

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted. siklus II naik menjadi 76,92%.

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MALIA ULFA. Jl. Semarang 5 Malang.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PGSD OLEH : ERIKA DIANTY ASNAWATI

Anna Revi Nurutami Universitas PGRI Yogyakarta

Lukluk Ibana 1, Pujiastuti 2, Iis Nur Asyiah 3 PENDAHULUAN

Educazione, Vol. 2. No. 2, Nopember 2014

BAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti yang di ungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pangeran Puger No.23 desa Grobogan kecamatan Grobogan. Dalam

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

PENERAPAN METODE DISKUSI TIPE BUZZ GROUP

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS Dengan Pendekatan CTL Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Lisan dan Koneksi Matematis

ABSTRAK. Kata Kunci: model pembelajaran REACT, hasil belajar geografi siswa

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENERAPKAN TEKNIK BRAINSTORMING DI KELAS VIII-C SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

Keywords: cooperative learning, Two Stay Two Stray, learning outcomes.

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL TSTS DENGAN MEDIA ALAT PERAGA

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN. Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray untuk meningkatkan Aktivitas

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 1, Tahun 2012 Yolanda Dian Nur Megawati & Annisa Ratna Sari Halaman

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI KARYA SENI RUPA TERAPAN NUSANTARA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI KAIDAH FUNDAMENTAL BANGSAKU DENGAN TEKNIK JIGSAW DI SMAN I GADING. Luluk Hidayati

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE BERBASIS KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII-F SMPN 18 MALANG

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE TALKING STICK DAN KARTU ARISAN PADA KELAS XI IPS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Beji Kabupaten Pasuruan pada tanggal 11 Agustus Dalam observasi

ekonomi dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd ) Pada Jurusan Pendidikan Matematika OLEH :

Anisa Nabilasari, Purwati Kuswarini Suprapto, Diana Hernawati

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV SD TEBING TINGGI

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Key words: Influence, model of study, cooperative, type of Two Stay Two Stray, handout

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

Transkripsi:

Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS ) untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Geografi Kelas XI IPS-1 MA Ma arif Udanawu Blitar Roisatul Lailiyah Dr. Achmad Amirudin, M.Pd Drs. Soetjipto, M.Pd Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang E-mail: lailiyah.roisatul.b@gmail.com ABSTRAK: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh metode pembelajaran Geografi yang dilakukan di MA Ma arif Bakung masih menggunakan ceramah, tanya jawab, dan diskusi kelompok kecil. Metode yang digunakan masih kurang melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga mengakibatkan peserta didik kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Dalam kegiatan diskusi kelompok selama ini belum pernah diterapkan diskusi yang membangun pengembangan pengetahuan peserta didik yang menyebabkan pemahaman konsep peserta didik rendah yaitu sebesar 32%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) dapat meningkatkan pemahaman konsep geografi kelas XI IPS 1 MA Ma arif Bakung. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) adanya peningkatan pemahaman konsep peserta didik dari 32% menjadi 79% pada siklus I dan 95% pada siklus II, (2) rata-rata kelas juga meningkat dari 70,8 menjadi 81,3 pada siklus I dan 83,3 pada siklus II, (3) hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan pemahaman konsep Geografi setelah diterapkan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS). Berdasarkan hasil penelitian disarankan hal-hal sebagai berikut; (1) bagi guru geografi agar menggunakan model Two Stay Two Stray (TSTS) sebagai salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman konsep peserta didik, (2) perlu adanya pengelolaan kelas yang lebih baik serta pemberian handout terutama dalam mengatasi peserta didik yang sering membuat ramai dan gaduh, sehingga pelaksanaan kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan lancar, (3) dalam menerapkan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) diperlukan pengelolaan waktu yang tepat terutama pada tiap tahapan, agar penerapan model ini bisa berjalan lancar, (4) guru lebih memotivasi peserta didik untuk lebih aktif dalam sesi presentasi agar materi yang dipresentasikan benar-benar jelas dan seluruh kelas paham, (5) bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian sejenis dalam rangka memperbaiki kualitas model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) dengan subjek penelitian yang berbeda yang nantinya mampu meningkatkan pemahaman konsep peserta didik. Kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif Model Two Stay Two Stray, Pemahaman Konsep Peserta Didik Pendidikan merupakan satu hal yang sangat penting untuk membekali peserta didik menghadapi masa depan. Pembelajaran geografi memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas bagi kehidupan di masa yang akan datang. Untuk membangun sumber daya manusia yang berkualitas tidaklah mudah. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia adalah memperbaiki mutu 1

2 pendidikan yang semakin memprihatinkan melalui pembaharuan pendidikan yaitu dengan meningkatkan kualitas pembelajaran. Menurut Sagala (2007:61) "pembelajaran ialah membelajarkan peserta didik menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan". Guru sedapat mungkin membelajarkan peserta didik serta menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dengan harapan peserta didik dapat dengan mudah menerima materi pelajaran sehingga pendidikan dapat berhasil. Berdasarkan observasi yang dilakukan pada peserta didik kelas XI IPS-1 di MA Ma arif Bakung Udanawu Blitar pada bulan Agustus 2013. Guru yang bersangkutan dalam melakukan proses belajar mengajar menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan diskusi kelompok,, ini merupakan salah satu faktor yang mengindikasikan sebagian besar peserta didik kurang aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar. Pada saat kegiatan pembelajaran metode yang digunakan guru masih kurang melibatkan peserta didik, sehingga peserta didik pada saat proses pembelajaran cenderung hanya menerima apa yang diberikan oleh guru, dan jarang secara mandiri berupaya memperoleh pengetahuan sendiri. Sebagai dampaknya interaksi antara peserta didik dengan peserta didik dan peserta didik dengan guru dalam menguasai kompetensi yang dipelajari belum optimal. Dalam kegiatan kerja kelompok, selama ini belum pernah diterapkan kerja kelompok yang menarik perhatian peserta didik dan memudahkan peserta didik untuk memahami materi yang disampaikan oleh guru, sehingga peserta didik tidak bersemangat dalam belajar dan hal ini menyebabkan hasil belajarnya rendah. Pemilihan model pembelajaran yang tepat merupakan suatu hal yang penting untuk menentukan kualitas pembelajaran. Solusi yang diberikan untuk mengatasi masalah di atas adalah dengan menggunakan pembelajran model Two Stay Two Stray (TSTS) yaitu salah satu model dalam pembelajaran kontekstual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Apakah model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) dapat meningkatkan pemahaman konsep geografi kelas XI IPS-1 MA Ma arif Bakung. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki suatu keadaan di kelas dengan

3 melakukan tindakan-tindakan tertentu.dalam hal ini, Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan pembelajaran model Two Stay Two Stray dalam meningkatkan pemahaman konsep peserta didik pada mata pelajaran geografi. Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari empat tahapan, yaitu; (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan dan (4) refleksi. Pada penelitian ini mengambil subjek penelitian peserta didik kelas XI IPS-1 MA Ma arif Bakung Udanawu Blitar, semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. Jumlah peserta didik yang menjadi subjek penelitian sebanyak 38 peserta didik. Prosedur pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari teknik pengumpul data yang berupa nilai pemahaman konsep peserta didik diperoleh dari soal tes yang diberikan pada setiap akhir siklus dan data tentang kegiatan pembelajaran yang diperoleh dari hasil observasi. Instrument penelitian yang digunakan dalam mengumpulkan data yaitu lembar observasi, soal tes pemahaman dan catatan lapangan. Analisis Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, yaitu: mengolah data mentah, menyajikan data, menarik kesimpulan dan refleksi. Dalam penelitian ini data pemahaman konsep peserta didik diperoleh dari soal tes yang diberikan sebelum dan setelah tindakan dengan menerapkan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS). Berdasarkan nilai rata-rata tes pemahaman yang diperoleh, dapat diketahui tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi dengan kualifikasi yang telah ditentukan. Kualifikasi tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Penentuan Taraf Keberhasilan Tindakan Taraf Keberhasilan Tindakan (%) 85-100 70-84 55-69 40-54 39 Taraf Keberhasilan Nilai (Huruf) Nilai (Angka) Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang A B C D E 5 4 3 2 1 Sumber: Adaptasi dari Purwati (2003) Untuk menganalisis peningkatan pemahaman konsep menggunakan rumus : = ( ) %

4 Berdasarkan rumus yang digunakan akan diperoleh data tentang presentasi keberhasilan tindakan. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pra Tindakan Sebelum pelaksanaan penelitian, dilakukan observasi awal ke MA Ma arif Bakung sekitar bulan Agustus tahun 2013. Jumlah peserta didik dalam kelas tersebut sebanyak 38 peserta didik yang mengikuti mata pelajaran Geografi. Selain melakukan observasi, dilakukan wawancara dengan guru geografi kelas XI IPS-1 mengenai strategi pembelajaran yang sering digunakan dan kendala-kendala yang dialami dalam melakukan pembelajaran di kelas. Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa pembelajaran geografi yang berlangsung di kelas XI IPS-1 MA Ma arif Bakung menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan diskusi kelompok kecil. Penggunaan metode tersebut berdampak pada aktivitas peserta didik yang relatif rendah (pasif). Pada saat guru memberikan kesempatan bertanya tentang materi yang kurang jelas, mayoritas peserta didik juga diam dan hanya beberapa peserta didik yang bertanya. Pada observasi awal ini juga ditemukan tingkah laku peserta didik yang mencerminkan keadaan kelas yang kurang kondusif bagi proses belajar mengajar, misalnya ada peserta didik yang gaduh dengan teman sebangkunya. Pada saat kegiatan kerja kelompok peserta didik yang memiliki kemampuan yang tergolong sedang dan rendah hanya pasif dan tidak berani berpendapat. Peserta didik menyerahkan tugas tersebut kepada temannya yang dianggap pandai, sehingga proses belajar dalam kelompok hanya didominasi oleh satu peserta didik saja. Pada tahap pra tindakan, rata-rata nilai peserta didik masih cukup rendah yaitu 70,8. Jumlah peserta didik yang berhasil mencapai tingkat ketuntasan sebanyak 12 dan 35 peserta didik tidak mencapai tingkat ketuntasan. Proses pembelajaran perlu diperbaiki dengan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS). Model ini mengajak peserta didik untuk lebih aktif dalam membangun kemampuan berpikir secara individual maupun kelompok. Jika dalam kelompoknya peserta didik tidak dapat menemukan ide, maka dengan bertamu dia bisa menemukan ide. Pengetahuannya akan bertambah, dan hasil belajarnya juga

5 meningkat. Hal ini sesuai dengan pendapat Slavin (2008) yang mengungkapkan ada berbagai keunggulan dalam pembelajaran secara kooperatif yaitu pembelajaran ini dapat meningkatkan sikap positif dalam belajar, serta dapat meningkatkan kemampuan berfikir kreatif. 2. Siklus I Pada siklus I didapat rata-rata hasil belajar peserta didik mengalami kenaikan. Hasil penelitian pada siklus I menunjukan bahwa nilai rata-rata kelas sebesar 81.1 dengan kategori baik, hal ini menunjukkan kenaikan rata-rata kelas dari rata-rata awal 70.8 menjadi 81.1. Jumlah peserta didik yang berhasil mencapai tingkat ketuntasan juga bertambah dari 12 peserta didik menjadi 27 peserta didik, itupun masih ada 4 peserta didik yang tidak masuk, sedangkan yang tidak tuntas mengalami penurunan dari 25 peserta didik menjadi 7 peserta didik. Pada siklus I ketuntasan klasikalnya sebesar 79%. Jumlah ini telah mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data awal yaitu 32%, hal itu berarti ketuntasan klasikal telah meningkat sebesar 47%. Peningkatan terjadi setelah diterapkan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS). Penerapan model tersebut dapat menambah pengetahuan peserta didik pada saat bertamu. Kegiatan bertamu dan menerima tamu dapat meningkatkan pengembangan pengetahuan peserta didik, hal tersebut sesuai dengan pernyataan Kagan bahwa model pembelajaran Two Stay Two Stray memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk saling membagikan hasil dan informasi kepada kelompok lain. Namun, pada siklus I masih perlu dilakukan perbaikan-perbaikan karena ketuntasan klasikal peserta didik belum mampu mencapai ketuntasan > 85%. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal, Pertama, peserta didik baru pertama kali menerapkan model pembelajaran Two Stay Two Stray sehingga banyak peserta didik yang belum paham dengan model pembelajaran ini. Kedua, pada saat kegiatan bertamu peserta didik masih merasa kesulitan untuk mencari informasi dari permasalahan yang sedang dibahas karena kebanyakan dari kelompok merasa tidak perlu membagi hasil jawabannya. Ketiga, masih banyak peserta didik dalam kelompok yang menggantungkan pekerjaan kelompok pada salah satu anggota kelompok saja, dan ini menyebabkan kegiatan diskusi hanya didominasi peserta didik yang pandai, hal ini sesuai dengan pendapat Slameto

6 (2010) yang mengemukakan bahwa kecerdasan besar peranannya dalam berhasil dan tidaknya seseorang mempelajari sesuatu. Keempat, masih sedikit peserta didik yang mencatat materi pada saat pemaparan materi ataupun pada saat kegiatan diskusi dan presentasi. Untuk itu, agar peserta didik lebih aktif dan tidak bosan pada tindakan siklus II guru harus mengupayakan beberapa hal agar pemahaman konsep geografi meningkat. Hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut; 1) memberikan gambaran tentang langkah-langkah dalam penggunaan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) kepada peserta didik, agar peserta didik lebih paham lagi dalam pelaksanaannya, 2) meminta peserta didik untuk belajar materi berikutnya dan pemberian handout, serta literatur lain sesuai dengan materi pembelajaran agar pengetahuan peserta didik semakin bertambah, 3) guru memotivasi peserta didik untuk mencatat materi ataupun hal-hal penting yang berhubungan dengan materi yang diajarkan, hal ini sesuai dengan pernyataan Slameto (2010) yang menyatakan bahwa pemberian motivasi anak penting untuk mencapai hasil belajar yang optimal, 4) mendorong peserta didik untuk lebih aktif dalam sesi presentasi agar materi yang dipresentasikan benar-benar jelas dan seluruh kelas paham, 5) menyuruh kelompok yang kedatangan tamu agar memberikan semua informasi yang ada. Hal ini sesuai dengan pernyataan Slavin (2008), bahwa pembelajaran kooperatif menekankan peranan anggota kelompok dimana anggota kelompok berperan sebagai pendorong, pendamai, penggerak, dan pemberi keputusan. 3. Siklus II Pada pelaksanaan tindakan Siklus II, model pembelajaran yang digunakan masih menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS). Setelah dilakukannya refleksi pada siklus I, maka tindakan siklus II dilaksanakan yaitu pada tanggal 11 November 2013. Pada siklus II ini peserta didik diharapkan sudah lebih paham dengan model pembelajaran ini. Selain itu berusaha melengkapi kekurangan yang ditemui pada siklus I. Dari keseluruhan kegiatan yang dilakukan, peneliti beserta observer melihat adanya peningkatan aktivitas peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar. Pada saat pelajaran dimulai, peserta didik terlihat antusias memperhatikan dan mulai mencatat pemaparan materi dari guru. Pada siklus II

7 rata-rata hasil belajar peserta didik mengalami kenaikan. Hasil penelitian pada siklus II menunjukan bahwa nilai rata-rata kelas sebesar 83.1 dengan kategori baik, hal ini menunjukkan kenaikan rata-rata kelas dari rata-rata awal pada siklus I sebesar 81,1 menjadi 83.1. Jumlah peserta didik yang berhasil mencapai tingkat ketuntasan juga bertambah dari siklus I sebanyak 27 peserta didik menjadi 36 peserta didik pada siklus II, sedangkan yang tidak tuntas mengalami penurunan dari 7 peserta didik menjadi 2 peserta didik. Pada siklus II ketuntasan klasikalnya sebesar 95%. Jumlah ini telah mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan ketuntasan klasikal pada siklus I yaitu 79%, hal itu berarti ketuntasan klasikal telah meningkat sebesar 16%. Hal tersebut menunjukan ketuntasan klasikal peserta didik telah mampu mencapai ketuntasan > 85%. Peningkatan tersebut dikarenakan sebagian besar peserta didik sudah termotivasi dan sudah bisa beradaptasi dengan model pembelajaran TSTS, dan suasana di dalam kelompok sudah kondusif dimana semua anggota kelompok sudah sangat aktif dalam mengikuti jalannya diskusi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Slavin (2008), dimana keberhasilan kelompok bergantung pada hasil belajar individu terhadap pemahaman materi. Dari teori tersebut menunjukan bahwa penerapan model TSTS dapat meningkatkan pemahaman konsep geografi peserta didik. Peningkatan tersebut juga terjadi karena model Two Stay Two Stray dapat meningkatkan pemahaman konsep peserta didik pada saat bertamu. Pada saat bertamu pengetahuan peserta didik menjadi lebih kompleks, dimana peserta didik dapat menyampaikan kembali suatu konsep menjadi lebih jelas dan mudah untuk dipahami oleh peserta didik lainnya. Hal itu sejalan dengan pendapat Bloom (1979) yang mengemukakan bahwa in reaching such understanding, the student may change the communication in his mind or in his overt responses to some parallel form more meaningful to him. Dari teori tersebut dapat dikatakan bahwa pemahaman konsep dapat meningkat jika peserta didik dapat mengungkapkan kembali suatu konsep menjadi lebih kompleks dan mudah dipahami oleh peserta didik lainnya dalam suatu kelompok.

8 KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) dapat meningkatkan pemahaman konsep geografi kelas XI IPS 1 MA Ma;arif Bakung pada kompetensi dasar menjelaskan pengertian sumber daya alam, mengidentifikasi jenis-jenis sumber daya alam serta menjelaskan pemanfaatan sumber daya alam secara arif. Peningkatan tersebut terlihat pada perubahan nilai pemahaman konsep peserta didik dari 32% menjadi 79% pada siklus I dan 95% pada siklus II. Selain peningkatan tersebut, rata-rata kelas juga meningkat dari 70,8 menjadi 81,3 pada siklus I dan 83,3 pada siklus II. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, maka diajukan beberapa saran untuk dipertimbangkan yaitu: 1. Bagi guru bidang studi Geografi di MA Ma arif Bakung perlu untuk menjadikan model Two Stay Two Stray (TSTS) sebagai salah satu pembelajaran alternatif, agar dapat meningkatkan pemahaman konsep geografi peserta didik. 2. Perlu adanya pengelolaan kelas yang lebih baik serta pemberian handout terutama dalam mengatasi peserta didik yang sering membuat ramai dan gaduh, sehingga pelaksanaan kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan lancar. 3. Dalam menerapkan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) diperlukan pengelolaan waktu yang tepat terutama pada tiap tahapan, agar penerapan model ini bisa berjalan lancar. 4. Guru lebih memotivasi peserta didik untuk lebih aktif dalam sesi presentasi agar materi yang dipresentasikan benar-benar jelas dan seluruh kelas paham 5. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan melakukan penelitian dengan menerapkan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) untuk meningkatkan pemahaman konsep pada materi pembelajaran lain yang sesuai. Selain itu diharapkan adanya variasi dan penggunaan media, agar peserta didik lebih tertarik dan termotivasi dalam kegiatan pembelajaran.

9 DAFTAR RUJUKAN Amaliyanti. 2013. Pemahaman Peserta didik dalam Proses Belajar Cirukem Media Informasi. (Online), (http://cirukem.org/ pendidikan-cirukempenelitian) diakses 28 Agustus 2013. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: PT. Rineka Cipta. Bloom, dkk. 1979. Taxonomy of Educational Objectives the Classification of Educational Goals-handbook I Cognitive Domain. London: Logman Inc. Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Budiyani, Weni. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Example Non Example untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Peserta didik Kelas X-B SMAN 1 Srengat. Skripsi, Jurusan Geografi Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi DEPDIKBUD. Fatimah, Esi Maulida. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Geografi Peserta didik Kelas XI IPS-2 SMA Islam Al Maarif Singosari. Skripsi, Jurusan Geografi Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang. Herdian. 2007. Jenis Pemahaman Konsep Menurut Para Ahli.(Online), (http://herdy07.wordpress.com) diakses 28 Agustus 2013. Kagan. Tanpa Tahun. Two Stay Two Stray. (Online), (http//:www.eashill.org.uk/nlc/two_stay). diakses tanggal 17 Agustus 2013 Kementerian Pendidikan Nasional Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah-Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Tugas Akhir, Laporan Penelitian. Malang: Universitas Negeri Malang Lie, Anita. 2010. Cooperative Learning: Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Grasindo. Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual(Contextual Teaching and Learning/ CTL) dan Penerapannya dalam KBK. Malang: UM Press. Purwanto, Edy. 2005. Evaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran-Aplikasi dalam Bidang Studi Geografi-Cet.I. Malang: Universitas Negeri Malang.

10 Sagala, Syaiful.2007.Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Sanjaya, W. 2006. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana Perdana Media Group. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Slavin, E. Robert. 2008. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media. Sugiyono.2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukarnyana. I wayan. 2002. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: DEPDIKNAS Sumarmi. 2012. Model-model Pembelajaran Geografi. Malang: Aditya Media Publishing. Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme. Jakarta: Prestasi Pustaka.