MENINGKATKAN EFEKTIFITAS STRATEGI, KEBIJAKAN DAN PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN Hendri Saparini, Ph.D saparini@coreindonesia.org Diskusi Biro Analisa Anggaran - Setjen DPR RI Jakarta, 10 Juli 2014
Pengentasan Kemiskinan: Gambaran Kinerja 2
Pengentasan Kemiskinan benarkah belum efektif? Beberapa isu penting o Penurunan angka kemiskinan relatif lamban dan target selalu tidak tercapai o Kemiskinan: antara desa dan kota o Kemiskinan: antara Indonesia Barat dan Timur o Antara kemiskinan dan pengangguran 3
Tingkat Kemiskinan 2004-2013 kemiskinan desa masih sangat tinggi Juta orang Desa Kota Tingkat Kemiskinan (Skala Kanan) 17,8 45,0 16,7 16,6 16,0 40,0 15,4 14,2 35,0 13,3 12,5 30,0 11,7 11,37 Persen 18,0 16,0 14,0 12,0 25,0 10,0 20,0 8,0 15,0 6,0 10,0 4,0 5,0 2,0 0,0 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 0,0 Sumber: BPS
Kinerja Pengentasan Kemiskinan target vs realisasi RPJM 2010-2014 15 % 14,15 14,15 13,33 12 12 12,49 11,5 11,96 11,47 11,2 10,5 9 9,5 8 6 2009 2010 2011 2012 2013 2014 (*) (*) 2014 sampai dengan Triwulan I
Poverty (%) Tingkat Kemiskinan dan Pengangguran terjadi kesenjangan antar wilayah lebar 35 30 HIGH POVERTY LOW UNEMPLOYMENT Papua Papua Barat HIGH POVERTY HIGH UNEMPLOYMENT 25 20 Nusa Tenggara Timur Bengkulu Gorontalo Maluku Aceh 15 Sulawesi Barat Nusa Tenggara Barat 10 5 0 Kalimantan Tengah Bali LOW POVERTY LOW UNEMPLOYMENT Sulawesi Utara Jawa Barat Kalimantan Timur Banten DKI Jakarta LOW POVERTY HIGH UNEMPLOYMENT 0 2 4 6 8 10 12 Open Unemployment Rate (%) Sumber: BPS, @CORE
Alokasi Anggaran dan Kinerja Pengentasan Kemiskinan bukan sekadar alokasi anggaran tetapi juga pilihan kebijakan Triliun Rupiah Juta Orang 160 1,27 1,4 140 1,2 120 100 0,82 0,84 0,83 1 0,8 80 60 40 79,9 81,5 96,1 109,2 136,5 0,29 0,6 0,4 20 0,2 0 2009 2010 2011 2012 2013 0 Anggaran (skala Kiri) Pengurangan Jumlah Orang Miskin (skala Kanan) 7
Kluster Pengentasan Kemiskinan ditentukan oleh dukungan kebijakan RTH RTM RTSM M KEBIJAKAN EKONOMI-MAKRO Klaster-1 1.beasiswa miskin 2.jamkesmas 3.raskin 4.pkh 5.blt (bila diperlukan saat krisis) 6.dll. Klaster-2 program-program pemberdayaan masyarakat (PNPM) Klaster-3 kredit usaha rakyat (KUR) Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat, serta Perluasan dan Peningkatan Kesempatan Kerja RTH M RTM *) RTSM *) Klaster-4 1. program rumah sangat murah 2. program kendaraan angkutan umum murah 3. program air bersih untuk rakyat 4. program listrik murah & hemat 5. Program Peningkatan Kehidupan Nelayan *) 6. Program Peningkatan Kehidupan Masyarakat Miskin Perkotaan *) Pengurangan Angka Kemiskinan *) Program Peningkatan Kehidupan Nelayan dan Program Peningkatan Kehidupan Masyarakat Miskin Perkotaan merupakan program dengan target sasaran kelompok tertentu, pada umumnya 60% RTS termiskin.
Keluarga Pra Sejahtera jumlah dan penerima berbagai program kemiskinan Penerima BLSM 15.500.000 Penerima Raskin, 2012 17.490.000 40% RT Kesejahteraan Terendah (PPLS 2011) 25.200.959 0 5.000.000 10.000.000 15.000.000 20.000.000 25.000.000 30.000.000 Sumber: PPLS, BPS
Ekonomi Indonesia Tumbuh Tertinggi No.3 Asia & Urutan No. 15 Dunia Pertanian & Pengolahan Tumbuh Rendah (2009-2013) 14 12 12,0 10 % 8 6 4,9 5,9 6,0 6,5 6,6 6,9 7,3 4 2 2,5 3,6 0 Source: BPS diolah, @CORE
Pertanian Penyumbang PDB No.2 & Struktur Lapangan Kerja No. 1 Penciptaan Lapangan Kerja Negatif (2005-2013) Nov-05 Pertambahan (pengurangan) 2005-2013 Pertanian -3,2 41,3 Perdagangan 17,9 5,8 Jasa Kemasyarakatan 10,3 7,9 Industri 12,0 2,9 Konstruksi 4,6 1,7 Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi -0,6 5,7 Keuangan 1,11,8 Lainnya *) -3,8 5,47 (10,00) (5,00) - 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00 45,00 Juta TK Source: BPS diolah, @CORE
Paradigma Ekonomi Konstitusi pilar kewajiban sosial ekonomi pemerintah untuk kesejahteraan Pelaksanaan Kewajiban o Pasal 23 ayat 1 kewajiban mengelola APBN untuk kesejahteraan o Pasal 27 ayat 2 hak warga negara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan o Pasal 28 kewajiban pemenuhan kebutuhan dan pelayanan dasar o Pasal 31 hak mendapatkan pendidikan bagi seluruh warga negara o Pasal 34 kewajiban menjamin fakir miskin dan anak terlantar untuk mendapatkan kebutuhan dan pelayanan dasar Pengaturan kepemilikan dan struktur ekonomi o Pasal 33 ayat 1 pengelolaan ekonomi berbasis kebersamaan o Pasal 33 ayat 2 penguasaan negara atas cabang produksi penting o Pasal 33 ayat 3 penguasaan dan kepemilikan negara atas kekayaan alam 12
Efektifitas Pengentasan Kemiskinan: Perlu Dukungan Kebijakan Komprehensif 13
Pemenuhan Kebutuhan Dasar Kebutuhan pangan Perundangan: UUD 1945 Ps. 28 menjamin pemenuhan kebutuhan dan pelayanan dasar. Belum ada UU yang menetapkan jenis pangan strategis Hanya beras dan negara cenderung hands-off. Untuk miskin (Raskin), non miskin (operasi pasar) Strategi, kebijakan dan lembaga: Tidak ada strategi komprehensif untuk menjamin pemenuhan kebutuhan pangan strategis Peran negara yang efektif tidak hanya sekadar lembaga Bulog dengan peran seperti saat ini (vs Amerika Serikat, Australia dan Malaysia) Tekanan asing untuk melemahkan sektor pertanian (OECD, IMF) perlu respon kebijakan dan strategi yang jelas Pengendalian dan stabilisasi harga pangan bias konsumen, mengesampingkan potensi produsen domestik
Daya Beli Masyarakat Tertekan Kenaikan Harga Inflasi makanan tertinggi (Sep. 2009-2013) Foodstuff 45,4 Prepared Food, Beverage, Cigarette and Tobacco 36,1 General 29,1 Education, Recreation and Sports 22,0 Transportation, Communication and Financial Services 22,0 Housing, Water, Electricity, Gas and Fuel 20,5 Medical Care 17,7 0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0 35,0 40,0 45,0 50,0 Percent Sumber: BI, diolah
Jun-08 Sep-08 Des-08 Mar-09 Jun-09 Sep-09 Des-09 Mar-10 Jun-10 Sep-10 Des-10 Mar-11 Jun-11 Sep-11 Des-11 Mar-12 Jun-12 Sep-12 Des-12 Mar-13 Jun-13 Sep-13 Des-13 Inflasi Relatif Tinggi, Upah Riil Petani & Nilai Tukar Petani Kesejahteraan Petani dan Buruh Relatif Stagnan Ribu Rupiah 50 45 40 35 30 25 20 15 Nominal Riil Upah buruh riil stagnan. Rata-rata upah riil petani cenderung turun. Gap antara upah nominal dan upah riil makin lebar Kelompok bawah menghadapi inflasi lebih tinggi (sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan sekitar 70%, inflasi makanan rata-rata 11-15% /tahun) 10 Nilai tukar petani rendah dan petani tanaman pangan paling rendah Source: BPS diolah, @CORE
Pemenuhan Pelayanan Dasar Air bersih Perundangan: Undang-undang Sumber Daya Air No. 7 Tahun 2004 Strategi, kebijakan dan pengelola Dilakukan privatisasi BUMD layanan air bersih (PDAM). Hak publik untuk mendapatkan kebutuhan dasarnya, khususnya bagi penduduk miskin, semakin terbatas. Harga air bersih di Jakarta Rp 7000/liter/kubik lebih mahal dari Singapura (Rp 3.500) dengan kualitas layak diminum Akses publik terhadap sumber-sumber air semakin menyusut baik untuk konsumsi maupun produksi akibat penguasaan sumber air secara meluas oleh swasta dan asing Penyerahan pelayanan dasar kepada swasta di sektor strategis antara lain melalui Public Private Partnership (PPP) perlu koreksi.
Cenderung Meningkat TERIMAKASIH BI Rate