Pengukuran Tingkat Kepuasan Pemanfaatan E-Learning (Studi Kasus: E-Learning IF UNPAS)

dokumen-dokumen yang mirip
Selamat membaca, mempelajari dan memahami

POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN. MYRNA SUKMARATRI

PENGERTIAN POPULASI DAN SAMPEL

1 Populasi dan Sampel

Mengapa Kita Perlu Melakukan Sampling?

Bab III Populasi dan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Hos Cokroaminoto Ruko Grogol C2, Pekalongan. Alasan dipilihnya toko

Teknik Pengambilan Sampel. Khaola Rachma Adzima FKIP-PGSD Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan di bidang bisnis merupakan kegiatan yang komplek dan beresiko

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan judul yang diangkat yaitu: Pengaruh Promosi, Harga, dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. secara univariant. Penelitian yang bersifat deskriptif mempunyai tujuan yaitu

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA

PERTEMUAN 12 VARIABEL, POPULASI, SAMPEL, DAN TEKNIK SAMPLING PENELITIAN. sampel, dan teknik sampling penelitian. Melalui ekspositori, Anda harus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Industri restoran memang dapat dikatakan tidak pernah sepi, meskipun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bambang Avip Priatna Martadiputra

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Mohammad Nazir (1998: 63), metode

ALUR KERJA DENGAN SAMPLE SAMPEL POPULASI TEMUAN

MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK RACHMAT HIDAYAT, MPA PRODI ADMINISTRASI NEGARA FISIP UNIVERSITAS JEMBER

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri jasa di Indonesia memberikan kontribusi yang cukup

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksplanatori (eksplanatory

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG HOTEL DI KOTA MAKASSAR (Studi pada Hotel TM Makassar) H A D I D U STIE-YPUP Makassar

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

Definisi Populasi: Keseluruhan wilayah subjek penelitian Meliputi jumlah, karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek yang diteliti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Utara No. 9A, Tol Tomang, Kebon Jeruk, Jakarta 11510

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN (STUDI PADA STIE TOTALWIN SEMARANG)

Metode Penelitian Bisnis

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2007) dalam penelitian ini, jenis penelitian yang

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Mohammad Nazir (1998: 63), metode

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Metoda Penelitian TEKNIK SAMPLING

Oleh: Nur Azizah (NIM )

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS PELAYANAN PADA POLITEKNIK NEGERI MEDIA KREATIF MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang jasa. Jika pelanggan merasa puas dengan kualitas pelayanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

yang akan datang (Anderson et al.,1994). Menurut Hoffman dan Bateson (1997) kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas layanan dari suatu

POPULASI DAN SAMPEL. WAHYU HIDAYAT, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. data hasil penelitian dengan mempergunakan statistik. Penelitian ini dilakukan di tempat karaoke QYU-QYU.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survey

Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi P-ISSN X Volume 11, No 2, September 2016 E-ISSN

III. METODE PENELITIAN. pembuatan kartu kuning di Dinas Tenaga Kerja Kota Bandar Lampung.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. kualitas pelayanan yang diberikan perusahaan kepada konsumen.

BAB III METODE PENELITIAN

PENGUKURAN KEPUASAN PELANGGAN COMLABS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

Pengaruh Mutu Pelayanan Terhadap Tingkat Kepuasan Konsumen Apotek Non Praktek Dokter di Kuta Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB III METODE PENELITIAN

Pengembangan Instrumen Antecedent Gap ServQual Antecedent Gap ServQual Instrument Development

TEKNIK SAMPLING. Oleh: Rofi Amiyani ( )

EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI AKADEMIK ITS MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA WHYTE & BYTHEWAY DAN SERVQUAL

Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pelanggan Usaha Perjalanan Wisata

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN DENGAN PENDEKATAN FUZZY SERVICE QUALITY DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjiwani yang berlokasi di Jalan Ciung Wanara Nomor 2, Kabupaten

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sebuah penelitian, agar mempermudah langkah-langkah penelitian. terlebih dahulu metode penelitian yang akan digunakan.

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan

TINGKAT KEPUASAN PASIEN UMUM RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN INSTALASI FARMASI RSUD DR. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang.

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH KUALITAS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP KEPUASAN SISWA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bisnis harus dilakukan secara profesional. (Kotler, 1994:2). Untuk itu, kegiatan

Intan Alfi Andini, Sunandar, Hetika DIII Akuntansi Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram No.09 Tegal Telp/Fax (0283)

PENGARUH KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS MAHASISWA PADA SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PGRI SUKABUMI. Asep Hermawan STIE PGRI Sukabumi

BAB 3 METODE PENELITIAN. Disesuaikan dengan tujuan penelitian dan tingkat eksplenasinya, jenis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. intrumentasi, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perubahan teknologi informasi berlangsung dan berkembang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dikatakan metode kuantitatif karena penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. implikasikan pada penumpang pesawat udara di Bandara Internasional Adi

Evaluasi Kepuasan Konsumen terhadap Pelayanan (Farida Baroroh) 135

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB III METODE PENELITIAN. pelayanan yang terdiri dari bukti fisik (tangibles), empati (empathy),

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh dimensi kualitas layanan dalam. menciptakan Word of Mouth (WOM) pada Klinik Kecantikan Kusuma di Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan cross-sectional. Adapun teknik pengumpulan data. dengan menggunakan kuesioner, dimana peneliti menanyakan

BAB I PENDAHULUAN. memenangkan persaingan setiap organisasi atau penyedia jasa harus

BAB I PENDAHULUAN. salah satu dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Banyak perusahaan yang

Transkripsi:

Pengukuran Tingkat Kepuasan Pemanfaatan E-Learning (Studi Kasus: E-Learning IF UNPAS) Fajar Darmawan Universitas Pasundan Bandung Fajar.if@unpas.ac.id Abstract E-learning is one of information system that commonly referred to the intentional use of networked information and communications technology in teaching and learning. E-learning offer a learning concept which can be access everywhere and everytime. Informatic engineering department of Pasundan University Bandung is one of many department which have utilize e-learning. This research has a purposes to assess the utilize of e-learning in Informatic engineering department of Pasundan University Bandung, is the utilize of of e-learning in Informatic engineering department of Pasundan University Bandung has satisfied for the student. satisfaction is a person s feeling of pleasure or disappointed resulting from comparing a product perceived performances (or outcome) in relation to his or her expectations(kotler). The value of satisfaction will take from questioner that delivered to student, from the questioner will show the gap between student expectation and perceived performances that student received. Keywords: e-learning, satisfaction, expectation, perceived performances Abstrak E-learning merupakan salah satu sistem informasi yang memanfaatkan internet yang biasa digunakan dalam dunia pendidikan. E-learning menawarkan sebuah konsep pembelajaran yang tidak mengenal tempat dan waktu, dimana mahasiswa dapat mengaksesnya kapan saja dan dimana saja. Program Studi Teknik Informatika Universitas Pasundan Bandung merupakan salah satu program studi yang telah memanfaatkan E-learning. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian terhadap pemanfaatan e-learning di Program Studi Teknik Informatika Universitas Pasundan Bandung, apakah pemnfaatan e-learning pada prodi TIF UNPAS sudah memuaskan atau belum bagi mahasiswa. Tingkat kepuasan ini akan dilihat dengan membandingkan tingkat rata-rata harapan dengan rata-rata yang didapatkan mahasiswa (kenyataan). Untuk mendapatkan nilai tersebut maka dalam penelitian ini akan dilakukan metode kualitatif, dengan menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa sebagai pengguna. Dari kuesioner tersebut maka akan menghasilkan gap antara tingkat rata-rata harapan dengan rata-rata yang didapatkan mahasiswa (kenyataan) apakah sudah high satisfaction (kenyataan lebih besar dari harapan) atau masih low satisfaction (harapan lebih besar dari kenyataan) Keyword: e-learning, tingkat kepuasaan, harapan, kenyataan 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi meliputi teknologi Komputer (computing technology) dan teknologi jaringan yang digunakan untuk memproses dan menyebarkan informasi baik itu bersifat finansial atau non finansial (Hopwood 1995). Sehingga dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi adalah cara atau media yang disajikan secara terintegrasi untuk memasukan data, menjaring data, mengolah data dan menampilkan atau mendistribusikan data tersebut secara elektronik menjadi informasi yang dapat digunakan oleh penggunanya. E-learning merupakan sistem informasi yang banyak digunakan dengan tujuan memberikan penghematan waktu, sumber daya dalam pelaksanaan kegiatan akademik. (Hartley 2001) mengatakan e-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain. LearnFrame.Com dalam (Glossary of e-learning Terms 2001.) menyatakan suatu definisi yang lebih luas dari e-learning bahwa e-learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan komputer, maupun komputer standalone. Sehingga dapat disimpulkan dengan menggunakan e-learning akan ada penghematan dalam pemanfaatan waktu dan sumber daya dalam pencapaian bahan ajar, karena tidak terbatas ruang dan waktu dalam penggunaannya. Program studi Teknik Informatika Universitas Pasundan Bandung merupakan salah satu Perguruan Tinggi yang sudah menerapkan teknologi e-learning untuk mendukung kegiatan perkuliahan, hal ini dilakukan karena adanya Surat Edaran Direktur Kelembagaan Direktorat ISSN : 1979-9330 (Print) - 2088-0154 (Online) 63

Jenderal Perguruan Tinggi No 595/D5.1/2007, yang berisi mengenai larangan pelaksanaan perkuliahan sabtu- minggu. Dengan adanya kebijakan tersebut maka disediakannya teknologi e-learning yang sudah dimulai sejak dua tahun yang lalu, yang dimaksudkan untuk menggantikan pertemuan atau kegiatan perkuliahan pada hari minggu. Penggunaan sistem informasi di suatu organisasi dimaksudkan untuk mempermudah tugas pengguna sehingga dapat dicapai penghematan waktu, biaya, dan sumber daya dalam pengambilan keputusan. Namun pada awal penerapannya, tingkat kesiapan pengguna untuk menerima sistem baru mempunyai pengaruh besar dalam menentukan sukses tidaknya penerapan sistem tersebut (Kustono 2000). Tingkat kepuasan merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam penerapan Teknologi informasi, dimana menurut (Kotler 2002) : customer satisfaction is a person s feeling of pleasure or disappointed resulting from comparing a product perceived performances (or outcome) in relation to his or her expectations dapat diartikan bahwa kepuasan konsumen atau pelanggan dapat diartikan sebagai perasaan senang atau kecewa (ketidakpuasan) seseorang setelah membandingkan kinerja (performance) produk dengan apa yang diharapkan (expectation). Seperti yang dituliskan oleh (indahwati 2007) bahwa penghitungan kepuasan harus dibarengi dengan penghitungan rata-rata harapan mahasiswa sehingga dapat diketahui gap (perbedaan) antara harapan dan kepuasan. Bila gap positif, maka harapan mahasiswa masih lebih besar bila dibandingkan kenyataan yang dirasakan. Sementara gap negatif berarti kepuasan yang dirasakan di atas harapan yang diinginkan. Secara teoritis terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas jasa yakni, jasa yang diharapkan (expected service) dan jasa yang dipersepsikan (perseived service) (Parasuraman, et al, 1985). Sehingga, baik buruknya kualitas jasa tergantung kepada kemampuan penyedia jasa mememnuhi harapan pelanggan secara konsisten (Widyaningsih 2010) Penelitian pengukuran kepuasan terhadap pemanfaatan e-learning bertujuan untuk mengukur tingkat kepuasan mahasiswa terhadap pemanfaatan e-learning di Program Studi Teknik Informatika Universitas Pasundan Bandung dengan membandingkan tingkat pengharapan dengan tingkat kepuasan. Hasil yang diharapkan dari penelitian pengukuran kepuasan terhadap pemanfaatan e-learning adalah diketahuinya harapan dan tingkat kenyataan mahasiswa terhadap pemanfaatan e-learning sebagai media pembelajaran. Selanjutnya, dapat diketahui perbedaan (gap) antara harapan dan kenyataan mahasiswa terhadap pemanfaatan e-learning di Program Studi Teknik Informatika Universitas Pasundan Bandung. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah seperti apakah perbedaan atau gap antara tingkat kepuasan dengan tingkat kenyataan yang terdapat pada pemanfaatan E-Learning di Program Studi Teknik Informatika Universitas Pasundan Bandung. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan (gap) antara harapan dan tingkat kepuasan yang dirasakan mahasiswa terhadap pemanfaatan e-learning. Manfaat penelitian adalah 1.2. Manfaat Penelitian Bagi Program Studi Teknik Informatika Universitas Pasundan Bandung penelitian pengukuran kepuasan terhadap pemanfaatan e- learning dapat digunakan sebagai inputan dalam rangka perbaikan kualitas layanan kepada mahasiswa, terutama mahasiswa regular sore yang memanfaatkan e-learning 2.1.1 Kepuasan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata Kepuasan memiliki makna puas; kesenangan; kelegaan. Pengertian Kata kepuasan atau satisfaction berasal dari Bahasa Latin satis yang berarti cukup baik, memadai dan facio yang berarti melakukan atau membuat. Menurut (kotler 2000) secara umum kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk dan harapan-harapannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepuasan adalah perasaan yang muncul saat kita membandingkan apa yang kita harapkan dengan apa yang nyatanya kita dapatkan. Menurut (Gasperz 2002) mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dan harapan konsumen adalah 1. Kebutuhan dan keinginan yang berkaitan dengan hal-hal yang dirasakan konsumen ketika sedang mencoba melakukan transaksi dengan produsen produk (perusahaan) 2. Pengalaman masa lalu ketika mengkonsumsi produk dari perusahaan maupun pesaing - pesaingnya 3. Pengalaman dari teman-teman 4. Komunikasi melalui iklan dan pemasaran. ISSN : 1979-9330 (Print) - 2088-0154 (Online) 64

Dimana kampanye yang berlebihan dan secara aktual tidak mampu memenuhi harapan pelangan akan mengakibatkan dampak negative terhadap persepsi konsumen. 2.1.2 Mahasiswa Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, mahasiswa adalah orang yang sedang belajar di perguruan tinggi. Sehingga, dapat disimpulkan mahasiswa merupakan pelanggan dari perguruan tinggi, karena mengeluarkan biaya untuk dapat belajar di perguruan tinggi. 2.1.3 Kepuasan Mahasiswa Setelah melihat definisi dari kata kepuasan dan mahasiswa pada pembahasan subbab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan mahasiswa adalah nilai hasil perbandingan antara tingkat kenyataan dengan tingkat harapannya dalam menerima atau mendapatkan pelayanan pada sebuah perguruan tinggi. Kepuasan mahasiswa akan dinilai tinggi jika tingkat kenyataan sama atau lebih dari tingkat harapan, sebaliknya jika kenyataan lebih rendah daripada tingkat harapan maka akan dianggap rendah. 2.a.4 E-Learning Menurut (Naidu 2003) dalam bukunya E- learning a A Guidebook of Principles, Procedures and Practices, E-learning biasanya mengacu pada penggunaan informasi berbasis jaringan dan teknologi komunikasi dalam pelaksanaan pengajaran dan pembelajaran. Selain E-learning, ada beberapa istilah lain yang digunakan dalam mengambarkan model pembelajaran seperti ini, ada yang menyebut online learning, virtual learning, distributed learning dan web-based learning. Secara garis besar, semuanya mengacu pada bagaimana membuat proses belajar mengajar memanfaatkan teknologi informasi dan teknologi komunikasi agar dapat memfasilitasi kegiatan pembelajaran asynchronous menjadi sebaik seperti kegiatan pembelajaran synchrounous. Istilah e-learning lebih banyak digunakan daripada online learning, virtual learning, distributed learning dan web-based learning. Dimana penggunaan huruf e dalam e-learning adalah singkatan dari kata elektronik, E-learning akan menggabungkan semua kegiatan pendidikan yang dilakukan baik secara individu atau kelompok, secara online atau offline, dan secara synchronous atau asynchronous melalui jaringan atau computer standalone. Macammacam kegiatan tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1 Tabel 2.1. E-Learning modalities Sumber : Naidu, som. E-learning guidebook Principles, Procedure and Practices Individual self-paced e-learning online adalah pembelajaran dengan situasi dimana siswa secara individu mengakses sumber belajar seperti database atau konten pembalajaran secara online memanfaatkan teknologi intranet atau internet. Contoh kasusnya adalah seorang pelajar yang belajar atau melakukan penelitian sendiri memanfaatkan jaringan internet atau intranet. Individual self-paced e-learning offline adalah pembelajaran dengan situasi dimana siswa belajar secara individu mengakses sumber belajar dan konten pembelajaran tanpa bantuan internet atau offline. Contohnya adalah siswa yang belajar dengan memanfaatkan media seperti Harddisk, CD atau DVD. Group-based e-learning synchronously adalah kondisi pembelajaran dimana sekelompok siswa yang secara domisili tidak berdekatan belajar secara bersama-sama dengan real-time memanfaatkan teknologi internet atau intranet. Teknologi yang biasanya digunakan adalah memanfaatkan video conference, text based conference. Sebagai contoh sekelompok siswa melakukan kegiatan belajar bersama dan berdiskusi memanfaatkan teknologi Video Confrence. Group-based e-learning asynchronously adalah kondisi dimana sekelompok siswa yang secara domisili tidak berdekatan melakukan kegiatan belajar secara bersama-sama memanfaatkan teknologi internet atau intranet, tetapi tidak bersifat realtime. Biasanya memanfaatkan fasilitas seperti mailing-list 2.1.5 SERVQUAL SERVQUAL (Service Quality) yang dikembangkan oleh Parasuraman et al (1990). SERVQUAL dibangun untuk menghitung tingkat kepuasan dimana tingkat kepuasan terdiri atas adanya perbandingan dua faktor utama, yaitu persepsi pelanggan atas layanan nyata yang mereka terima (Perceived Service) dengan layanan yang diharapkan oleh pelanggan (Expected Service). Di antara berbagai metode pengukuran kualitas pelayanan, SERVQUAL merupakan metode yang paling banyak digunakan (Wisniewski 2001). Karena frekuensi ISSN : 1979-9330 (Print) - 2088-0154 (Online) 65

penggunaannya yang tinggi, SERVQUAL dipandang memenuhi syarat validitas secara statistik (Alexandria Brysland 2010). Pada bentuk awalnya, SERVQUAL terdiri atas sepuluh komponen kualitas pelayanan (Buttle 1996). Dalam perkembangannya kemudian, kesepuluh komponen tersebut dimampatkan menjadi lima komponen (Juwaheer 2004) 1. Reliability, merujuk kepada kemampuan untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan secara akurat dan handal 2. Assurance, merupakan tenaga kerja yang sopan dan berpengetahuan luas yang memberikan rasa percaya serta keyakinan 3. Tangibles, menggambarkan fasilitas fisik, perlengkapan, dan tampilan dari personalia serta kehadiran para pengguna 4. Empathy, mencakup kepedulian serta perhatian individual kepada para pengguna 5. Responsiveness, yaitu kesediaan untuk membantu partisipan dan memberikan perhatian yang tepat. 2.1.6 Skala Likert Skala Likert diambil dari nama Rensis Likert, pendidik dan ahli psikolog Amerika Serikat. Sedangkan skala memiliki arti ukuran-ukuran berjenjang. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian, indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Skala Likert digunakan untuk mengukur tingkat setuju dan tidak setuju seseorang terhadap sesuatu objek, yang jenjangnya bisa tersusun atas 1. sangat setuju 2. setuju 3. netral antara setuju dan tidak 4. kurang setuju 5. sama sekali tidak setuju. Untuk menghilangkan jenjang dengan persepsi netral, maka dapat dilakukan dengan hanya menggunakan empat jenjang saja sehingga menjadi : 1. Sangat Setuju 2. Setuju 3. Tidak Setuju 4. Sangat Tidak Setuju Dimana jenjang dengan nilai tingkatan tertinggi pada point sangat setuju, untuk tingkatan terendah ada pada point sangat tidak setuju. Skala Likert dapat digunakan apabila 1. Ingin menggambarkan secara kasar posisi individu dalam kelompoknya (posisi relatif) 2. Ingin membandingkan skor subyek dengan kelompok normatifnya 3. Ingin menyusun skala pengukuran yang sederhana dan mudah dibuat 2.1.7 Populasi dan Sample Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2008) Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono 2008), maka dapat disimpulkan bahwa penelitian untuk mempelajari semua yang ada di populasi tidak mungkin dilakukan jika populasinya besar. Untuk itu kita harus mengunakan sample yang dapat betul-betul mewakili, tentunya dengan melihat karakteristik apakah populasi tersebut bersifat homogeny atau heterogen. Keuntungan menggunakan sampel 1. Memudahkan peneliti untuk jumlah sampel lebih sedikit dibandingkan dengan menggunakan populasi dan apabila populasinya terlalu besar dikhawatirkan akan terlewati 2. Penelitian lebih efisien (dalam arti penghematan uang, waktu dan tenaga) 3. Lebih teliti dan cermat dalam pengumpulan data, artinya jika subjeknya banyak dikhawatirkan adanya bahaya dari orang yang mengumpulkan data, karena sering dialami oleh staf bagian pengumpul data mengalami kelelahan sehingga pencatatan data tidak akurat 4. Penelitian lebih efektif, jika penelitian bersifat destruktif (merusak) yang menggunakan spesemen akan hemat dan bisa dijangkau tanpa merusak semua bahan yang ada serta bisa digunakan untuk menjaring populasi ISSN : 1979-9330 (Print) - 2088-0154 (Online) 66

yang jumlahnya banyak. Sedangkan besar kecilnya sampel yang diambil akan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: besar biaya yang tersedia, tenaga yang ada, waktu dan kesempatan peneliti, serta peralatan yang digunakan dalam pengambilan sampel. Teknik Sampling adalah teknik pengampilan sampel. (Raharjo n.d.), macammacam sampling dapat dilihat pada gambar 2.1 Gambar 2.1 Teknik Sampling (Raharjo n.d.) Menurut (Raharjo n.d.) Probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dimana Probability sampling memiliki empat macam teknik sampling 1. Simple Random Sampling, dianggap simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Dilakukan bila anggota populasi dianggap homogeny. Pengambilan sampel acak sederhana dapat dilakukan dengan cara undian, memilih bilangan dari daftar bilangan secara acak 2. Proportionate Stratified Random Sampling, dilakukan apabila anggota populasi tidak homogeny atau disebut bersifat heterogen dan berstrata secara proporsional. Contoh: jumlah pegawai dengan latar belakang pendidikan yang berstrata seperti yang SD=100, SMP=150, SMA=200, D3=125, S1=95, S2=70, S3=50 3. Disproportionate Stratified Random Sampling, Digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional. Contoh: jumlah pegawai dengan latar belakang pendidikan yang berstrata seperti yang SD=100, SMP=150, SMA=200, D3=125, S1=7, S2=5, S3=2. Maka 7 orang S1, 5 orang S2, dan 2 orang S3 diambil semua sebagai sampel 4. Cluster Sampling (Area Sampling), Digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas. Misal penduduk dari suatu propinsi atau kabupaten. Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada daerah tersebut secara sampling. Pengambilan sampel ditetapkan secara bertahap dari wilayah yang luas sampai ke wilayah terkecil Non-Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Dimana Non-probability Sampling memiliki enam macam sampling 1. Sampling Sistematis yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Contoh: Anggota populasi yang terdiri dari 100 orang diberi nomor urut 1 sampai 100. Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil nomor ganjil saja/genap saja/kelipatan dari bilangan tertentu 2. Sampling Kuota yaitu teknik untuk menentukan sampel dan populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Contoh: Jumlah sampel yang ditentukan 200 orang, maka kalau pengumpulan data belum memenuhi kuota 200 orang, maka penelitian dipandang belum selesai 3. Sampling Insidental Yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, tentu bila dipandang orang tersebut cocok sebagai sumber data 4. Sampling Purposive Yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Lebih cocok untuk penelitian kualitatif atau penelitian yang tidak melakukan generalisasi. Contoh: Penelitian tentang kondisi politik di suatu daerah, maka sampelnya adalah seorang ahli politik 5. Sampling Jenuh (Sensus) Yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota ISSN : 1979-9330 (Print) - 2088-0154 (Online) 67

populasi digunakan sebagai sampel. Sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil (kurang dari 30 orang) atau ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil 6. Snowball Sampling Yaitu teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar.dalam menentukan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang, dan untuk melengkapi data penelitiannya maka peneliti mencari orang lain yang dianggap lebih tau atau dapat melengkapi datanya.biasa dilakukan dalam penelitian kualitatif. Misal mencari dalang provokator kerusuhan. Menurut (Roscoe, 1982) pada (Sekaran 2000), pedoman untuk penentuan jumlah sampel penelitian adalah 1. Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian 2. Jika sampel dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita, junior/senior, dan sebagainya), ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat 3. Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian 4. Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eskperimen yang ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel kecil antara 10 sampai dengan 20. Jika populasi penelitian telah diketahui, ada beberapa cara untuk mendapatkan jumlah sampling salah satunya yaitu menggunakan rumus Slovin. Rumus Slovin untuk menentukan ukuran sampel minimal (n) jika diketahui ukuran populasi (N) pada taraf signifikansi α mengunggah materi perkuliahan serta SOP pelaksanaan interaksi perkuliahan perkuliahan. E-Learning IF UNPAS pertama kali diterapkan pada termin 1 genap tahun 2013/2014. Dalam pelaksanaanya Program Studi Teknik Informatika Universitas Pasundan Bandung tidak menerapkan PJJ seperti yang diatur dalam UU no 24 2012 tentang PJJ, melainkan menerapkan pembelajaran dengan dukungan elearning. Konsekuensi dari penerapan tersebut maka jumlah pertemuan dengan fasilitas e-learning harus kurang dari 50% total pertemuan, dengan maksimum pertemuan 6 dari total 14 pertemuan (tidak termasuk UTS dan UAS). 3.1.2 Desain Kuesioner Analisis kepuasan terhadap pemanfaatan E- Learning IF UNPAS dilaksanakan dengan cara survey. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu kuesioner yang dibuat kemudian dibagikan kepada pengguna E-Learning IF UNPAS, dalam hal ini mahasiswa kelas regular sore sebagai pelanggan dari pemanfaatan E-Learning di Program Studi Teknik Informatika UNPAS. Kuesioner didesain dengan menggunakan skala ordinal berupa skala likert, dimana jawaban yang digunakan dalam penelitian ini memiliki tingkatan dari paling tinggi sampai dengan tingkatan rendah dalam bentuk kata-kata yang memiliki urutan angka 4 sampai dengan angka 1 dengan kriteria 1. Sangat Setuju (SS) diberi skor 4 2. Setuju (ST) diberi skor 3 3. Tidak Setuju (TS) diberi skor 2 4. Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1 Pengisian skala Likert tersebut akan dibagi dalam dua kolom yaitu untuk kolom tingkat harapan dan kolom untuk tingkat kenyataan. Pembagian dua kolom dibuat untuk menggambarkan tingkat harapan dan tingkat kenyataan 3.1..3 Populasi Dan Sample Dimana Taraf Signifikansi = 0,01 (1 %); 0,05 (5 %); 3.1.1 analisis e-learning Prodi IF Unpas E-Learning IF UNPAS adalah sistem informasi, terdiri dari Prosedur Kerja dan Perangkat Lunak yang disusun berdasarkan SOP penyelengaraan kuliah ict (e-learning), SOP pelaksanaan Populasi dalam penelitian pengukuran kepuasan terhadap pemanfaatan e-learning adalah seluruh mahasiswa Reguler Sore Program Studi Teknik Informatika Universitas Pasundan yang terdaftar sebagai mahasiswa aktif untuk termin 1 Ganjil tahun ajaran 2015/2016. Populasi dari mahasiswa aktif regular sore Program Studi Teknik Informatika Universitas Pasundan Termin 1 Ganjil tahun ajaran 2015/2016 adalah 170 Mahasiswa. ISSN : 1979-9330 (Print) - 2088-0154 (Online) 68

Detail dari sebaran populasi dapat dilihat pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Populasi mahasiswa aktif No Angkatan Jumlah mahasiswa aktif 1 2009 1 2 2010 5 3 2011 13 4 2012 35 5 2013 39 6 2014 44 7 2015 33 Total mahasiswa 170 Sample dipilih dengan metode Disproportionate Stratified Random Sampling berdasarkan angkatan dari mahasiswa yang bersangkutan. Disproportionate Stratified Random Sampling dipilih karena seperti yang dapat dilihat pada table 3.1, sebaran populasi dari mahasiswa masingmasing angkatan tidak rata, seperti yang dikemukakan (Raharjo n.d.) bahwa Disproportionate Stratified Random Sampling digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional. Pada table 3.2. dapat dilihat bahwa untuk mahasiswa angkatan 2009, 2010, 2011 jumlah sampling yang digunakan sama dengan jumlah total mahasiswa angkatan tersebut, karena dalam metode Disproportionate Stratified Random Sampling jika kita menemukan populasi yang kecil maka kita akan menggunakan seluruh populasi tersebut. Untuk menemukan jumlah sampling populasi mahasiswa angkatan 2012, 2013, 2014 digunakanlah rumus slovin. Karena populasi totalnya adalah 170 dan menggunakan taraf signifikansi α = 0,05, maka sample minimal dari populasi tersebut adalah : =32,38 = 33 (dibulatkan keatas) Lalu kita hitung persentase dari populasi angkatan 2012, 2013, 2014. Setelah itu maka didapatkan jumlah sampling yang dapat dilihat pada tabel 3.2 Tabel 3.2 Jumlah Sampling Penelitian No Angkatan Jumlah Mahasiswa Rumus Slovin Jumlah Sampling 1 2009 1-1 2 2010 5-5 3 2011 13-13 4 2012 35 21% X 7 33 5 2013 39 23% X 8 33 6 2014 44 25% X 9 33 7 2015 33 20%X 33 7 Total 170 50 3.1.2 Analisis Hasil Analisis hasil berdasarkan angkatan mahasiswa dilakukan dengan melakukan identifikasi berdasarkan hasil kuesioner dengan melakukan pengelompokan berdasarkan angkatan mahasiswa. Analisis pun dilakukan dengan memperhatikan multidimensi SERVQUAL. Analisis dengan memperhatikan multidimensi SERVQUAL dilakukan agar dapat melihat tingkat kepuasaan secara lebih rinci, sehingga dapat mengetahui dimensi manakah yang dinilai rendah kepuasannya atau tinggi kepuasannya dari masing-masing angkatan. Tabel 3.3 menguraikan hasil dari analisis berdasarkan angkatan dengan melihat adanya multidimensi SERVQUAL. Tabel 3.3 Tingkat kepuasan mahasiswa No Angkatan Tangible Responsiveness Reliability Harapan kenyataan Gap Harapan kenyataan Gap harapan Kenyataan Gap 1 2009 4 2 2 3 3 0 3 3 0 2 2010 3.55 3 0.55 3.1 3 0.1 3 3.25-0.25 3 2011 3.05 3.05 0 3.05 3 0.05 3.05 3.1-0.05 4 2012 3 3 0 3 3 0 3 3 0 5 2013 3.2 2.9 0.3 3.3 3.1 0.2 3.1 3 0.1 6 2014 3 3 0 3 3 0 3 3 0 7 2015 3.1 3.07 0.03 3.1 3.06 0.04 3.07 3.07 0 Berdasarkan uraian yang terdapat pada tabel 3.3, dapat dilihat untuk dimensi tangible terdapat persamaan tingkat kepuasaan mahasiswa dari semua angkatan. Mahasiswa dari semua angkatan memiliki tingkat harapan yang lebih tinggi daripada tingkat kenyataan yang diterima oleh mahasiswa. Sehingga dapat disimpulkan tingkat kepuasan mahasiswa Prodi Teknik Informatika Universitas Pasundan Bandung dari semua angkatan dengan dilihat dari dimensi tangible masih belum memuaskan atau dapat disebut low satisfaction. Sama seperti dimensi sebelumnya, berdasarkan uraian yang terdapat pada tabel 3.3, dapat dilihat untuk dimensi responsiveness terdapat persamaan tingkat kepuasaan mahasiswa dari semua angkatan. Mahasiswa dari semua angkatan memiliki tingkat harapan yang lebih tinggi daripada tingkat kenyataan yang diterima oleh mahasiswa. Sehingga dapat disimpulkan tingkat kepuasan mahasiswa Prodi Teknik Informatika Universitas Pasundan Bandung dari semua angkatan dengan dilihat dari dimensi responsiveness masih belum memuaskan atau dapat disebut low satisfaction. Berbeda dengan dua dimensi sebelumnya, berdasarkan uraian yang terdapat pada tabel 3.3 dapat dilihat untuk dimensi reliability terdapat perbedaan tingkat kepuasaan mahasiswa ISSN : 1979-9330 (Print) - 2088-0154 (Online) 69

angkatan 2009, 2010, 2011, 2012, 2014, 2015 dengan mahasiswa angkatan 2013. Mahasiswa dengan angkatan 2009, 2012, 2014 dan 2015 memiliki tingkat harapan yang sama dengan tingkat kenyataan yang diterima oleh mahasiswa, untuk mahasiswa dengan angkatan 2010 dan 2011 memiliki tingkat harapan yang lebih rendah dengan tingkat kenyataan yang diterima oleh mahasiswa, sedangkan mahasiswa dengan angkatan 2013 memiliki tingkat harapan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat kenyataan yang diterima oleh mahasiswa. Sehingga dapat disimpulkan tingkat kepuasan mahasiswa Prodi Teknik Informatika Universitas Pasundan Bandung yang memiliki angkatan 2009, 2012, 2014 dan 2015 dengan dilihat dari dimensi reliability sudah memuaskan atau dapat disebut satisfied, untuk tingkat kepuasan mahasiswa Prodi Teknik Informatika Universitas Pasundan Bandung yang memiliki angkatan 2010, dan 2011 dengan dilihat dari dimensi reliability sudah memuaskan atau dapat disebut high satisfaction, sedangkan tingkat kepuasan mahasiswa Prodi Teknik Informatika Universitas Pasundan Bandung yang memiliki angkatan 2013 dengan dilihat dari dimensi tangible masih belum memuaskan atau dapat disebut low satisfaction. Penutup E-learning sebagai salah satu sistem informasi walaupun dalam pemanfataannya membutuhkan cost yang tidak murah, bukan berarti selalu menjanjikan tingkat kepuasan yang baik dalam pemanfaatannya. Banyak aspek yang harus dipelajari sebelum pemanfaatan tersebut dilakukan. Teknik Informatika Universitas Pasundan Bandung salah satu program studi yang telah memanfaatkan e-learning dalam mendukung proses pembelajaran. Program Studi teknik Informatika Universitas Pasundan Bandung dalam perencanaannya telah membuat SOP yang diharapkan dapat menjamin kualitas layanan yang membuat tingkat kepuasaan mahasiswa tetap baik. Tetapi walaupun sudah disediakan SOP dalam rangka pemanfaatan e-elearning, berdasarkan hasil kuesioner tingkat kepuasan mahasiswa dapat dilihat bahwa tingkat kepuasan dari mahasiswa terhadap pemanfaatan E- Learning terbilang cukup rendah, karena nilai dari tingkat harapan lebih tinggi dari tingkat kenyataan yang diterima mahasiswa. Pemantauan dan evaluasi terhadap pemanfaatan e-learning masih sangat dibutuhkan agar menjamin bahwa pelaksanaannya sesuai dengan SOP yang telah dibuat. 5. Pustaka [1] Alexandria Brysland, Adrienne Curry. 2010. "Services Improvement in public services using SERVQUAL." Managing Service Quality, Vol. 11 lss : 6 289-401. [2] Buttle, Francis. 1996. "SERVQUAL: review, critique, research agenda." European Journal of Marketing, Vol 30, Issue 1 8-31. [3] Gasperz, vincent. 2002. Total Quality Managemen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. [4] 2001. Glossary of e-learning Terms. [5] Hartley, Darin E. 2001. Selling e-learning. American Society for Training and Development. [6] Hopwood, Bodnar and. 1995. "Accounting Information System." Prebtice Hall Inc. [7] indahwati, Rini. 2007. "Pengukuran Kepuasan Mahasiswa Terhadap Pelayanan Pendidikan di Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Medan." [8] Juwaheer, Thanika Devi. 2004. "Exploring international tourist's perception of hotel operations by using a modified SERVQUAL approach - a case study of Mauritius." Managing Service Quality, Vol. 14, No. 5 350-364. [9] kotler, Philip. 2000. Marketing Management : The Millenium Edition. New Jersey: Prentice Hall. [10] Kotler, Philips. 2002. Manajemen Pemasaran Edisi Millenium. Jakarta: PT. Prehallindo. [11] Kustono, Alwan Sri. 2000. "Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Penerimaan Implementasi Sistem Informasi Baru." Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, XI XIII. [12] Naidu, Sam. 2003. E-learning A Guidebook of Principles, Procedures and Practices. CEMCA. [13] Raharjo. n.d. Populasi, sample. [14] Risnita. 2012. "PENGEMBANGAN SKALA MODEL LIKERT." Edu-Bio; Vol. 3. [15] Sekaran, Uma. 2000. Research Methods for Business; A Skill-Building Approach, Third Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc. [16] Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualtiatif dan R&D. CV. Alfabeta. [17] Widyaningsih, Wiwik. 2010. "Analisis Harapan dan Persepsi Kualitas Jasa Pelayanan Kesehatan Terhadap Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Jalan RSUD Ambarawa." UNIDUS. ISSN : 1979-9330 (Print) - 2088-0154 (Online) 70

[18] Wisniewski, Mik. 2001. "Using SERVQUAL to assess customer satisfaction with public sector services." Managing Service Quaiity, Vol. 11 lss: 6 380-388. ISSN : 1979-9330 (Print) - 2088-0154 (Online) 71