Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2010

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET PROGRAM KEGIATAN ALOKASI ANGGARAN (RP)

BAGIAN PEREKONOMIAN DINAS PERTANIAN ,95 JUMLAH

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

POHON KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

1 of 8 7/31/17, 9:02 AM

RENCANA KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN KABUPATEN PACITAN

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 35

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN Jalan Patriot No. 14, (0262) Garut

BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RENCANA UMUM PENGADAAN. Melalui Swakelola. Sumber Dana. Rp ,00 APBD ( ) awal: akhir:

RENCANA AKSI TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM SESUAI RPJMD BESERTA PERMASALAHAN DAN SOLUSI

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN PENDANAAN INDIKATIF

II. PENGUKURAN KINERJA

PROGRAM DAN KEGIATAN. implementasi strategi organisasi. Program kerja operasional merupakan proses

RENCANA KERJA ANGGARAN PERUBAHAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL Tahun Anggaran 2015

RENSTRA BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF D I N A S P E R T A N I A N

BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN Target. Realisasi Persentase URAIAN (Rp)

III. AKUNTABILITAS KEUANGAN

Bidang Tanaman Pangan

b. Realisasi Program dan Kegiatan Realisasi program dan kegiatan urusan perikanan sebagai berikut: 1) Program Pengembangan Budidaya Perikanan

MATRIKS RENCANA KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN MALANG TAHUN ANGGARAN 2014

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 50

(Rp.) , ,04

TABEL T-VI.C.10 RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2016 DAN PRAKIRAAN MAJU TAHUN... PEMERINTAH KABUPATEN PRABUMULIH

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

Lampiran 4.b Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Pagu Indikatif Urusan Pertanian Kabupaten Bandung KONDISI AWAL 2015

Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD tahun 2014

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BOGOR

CAPAIAN KINERJA SKPD DALAM PENCAPAIAN 9 PRIORITAS PROGRAM PEMBANGUNAN RKPD 2014

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Sleman Akhir Masa Jabatan Tahun

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN DAN PERIKANAN

URAIAN PELAKSANAAN KEGIATAN. terpenuhinya kebutuhan surat menyurat Terbayarnya tagihan telepon, air dan listrik

WALIKOTA TASIKMALAYA

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKA DINAS PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERSEN TASE (%) Dinas Kelautan dan Perikanan ,81 JUMLAH ,81

PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN ANGGARAN 2015

PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS KABUPATEN MURUNG RAYA TAHUN ANGGARAN 2014 INDIKATOR KEGIATAN

A. Realisasi Keuangan

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN URUSAN PILIHAN

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA. Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur :

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2017 KABUPATEN BLITAR. RKPD: DINAS PERTANIAN DAN PANGAN hal 1 dari 10

REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BOGOR 2013

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BUPATI MADIUN,

PEMERINTAH KABUPATEN SERANG RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RENCANA STRATEGIS SKPD DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN KARANGASEM

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RENCANA AKSI DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KAB. BLITAR TH 2018

Tabel I.16. Program/Kegiatan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi D.I.Yogyakarta yang Dibiayai oleh APBD Tahun 2007

Realisasi Kinerja Program dan kerangka pendanaan Tahun Data Capaian pada Tahun Awal Perencanaan

Tabel 2.1 Rekapitulasi Hasil Renja SKPD sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 Dinas Pertanian Kabupaten Lebak

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

Lampiran 3. PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUN 2014 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Ayam Ras Pedaging , Itik ,06 12 Entok ,58 13 Angsa ,33 14 Puyuh ,54 15 Kelinci 5.

RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN OPD TAHUN 2016 DAN PERKIRAAN MAJU TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA DEPOK

DINAS PETERNAKAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 21

RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2018 PRAKIRAAN MAJU TAHUN 2019 KABUPATEN BLORA

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2013

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 1

OLEH DR. Drh. RAIHANAH, M.Si. KEPALA DINAS KESEHATAN HEWAN DAN PETERNAKAN ACEH DISAMPAIKAN PADA :

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

Rencana Tahun No Alokasi Realisasi % (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) A. Kebutuhan Dana/ Pagu Indikatif

Program / Kegiatan. Penyediaan Peralatan Rumah Tangga (dari Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor)

Tabel. 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh Provinsi Aceh

Rencana Tahun Disnakkan. 12 bulan. Disnakkan. 42 unit. Disnakkan. 12 bulan. 25 jenis. 5 jenis. 10 jenis. Disnakkan

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM INTENSIFIKASI PERTANIAN KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BOGOR TAHUN

Tabel Capaian Kinerja Sasaran Urusan Kelautan Dan Perikanan. Tahun 2012 INDIKATOR SASARAN. Realisasi Tahun 2011

PEMERINTAH KABUPATEN

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

RENCANA AKSI PENCAPAIAN KINERJA TAHUN 2018 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN KOTA MADIUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN PETERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2016

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun

LAPORAN REALISASI KEGIATAN APBN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2015 KEADAAN s/d AKHIR BULAN : DESEMBER 2015

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GARUT NOMOR 23 TAHUN 2008 SUB BAGIAN UMUM SEKSI

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH Tahun Anggaran 2016

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN PETERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-P TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERTANIAN WALIKOTA SURAKARTA,

1 of 14 7/31/17, 9:07 AM

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN KOTA SALATIGA TAHUN 2017

Rincian Anggaran Belanja Langsung Berdasarkan Program dan Kegiatan. Jumlah Target Kinerja Uraian

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

PERKIRAAN BIAYA (Rp) JENIS PENGADAAN PENUNJUKAN LANGSUNG/PENGADAAN LANGSUNG LELANG/SEL EKSI. belanja jasa PAKET

DINAS PERTANIAN, TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA. Halaman 358

LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 2 0 T A H U N TANGGAL :

LAPORAN KINERJA DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN (LKJ.IP) KABUPATEN PACITAN

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GARUT NOMOR 7 TAHUN 2012 KEPALA DINAS BIDANG

Transkripsi:

C. URUSAN PILIHAN 1. Urusan Perikanan a. Program dan Kegiatan 1) Program Pengembangan Budidaya Perikanan a) Pengembangan bibit ikan unggul b) Pengembangan usaha dan agribisnis perikanan c) Peningkatan sarana dan prasarana perikanan (DAK) 2) Program Pengembangan Sistem Penyuluh Perikanan a) Evaluasi pelaku usaha perikanan b) Pelatihan dan Pembinaan teknologi perikanan 3) Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan a) Optimalisasi peran kelembagaan pemasaran b) Gerakan pemasyarakatan hasil perikanan 4) Program Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, Air Payau dan Air Tawar a) Pemetaan potensi pengembangan perikanan b) Restocking perairan umum b. Realisasi Program dan Kegiatan Realisasi program dan kegiatan urusan perikanan adalah sebagai berikut: 1) Program Pengembangan Budidaya Perikanan a) Pengembangan bibit ikan unggul melalui diseminasi budidaya Ikan Lele Sangkuriang, pembuatan 750 lembar brosur, pembelian 2.850 ekor calon induk dan pembelian 100 zak pakan ikan serta peningkatan mutu induk Ikan Nila di masyarakat melalui pembelian 180 kg benih calon induk, sosialisasi teknologi, pembuatan 500 lembar brosur dan pembelian 70 zak pakan ikan. b) Pengembangan usaha dan agribisnis perikanan melalui pengelolaan administrasi selama 10 bulan, temu usaha, pembuatan 850 lembar brosur dan pembuatan 2.000 lembar buletin tiga bulanan. 333

c) Pengembangan sarana dan prasarana perikanan (DAK) melalui pembangunan sarana dan prasarana 1 Unit Pembenihan Rakyat, 1 unit tempat pemasaran benih, 1 unit bangsal penampungan benih, 1 unit kolam penampungan ikan, 1 unit kios pemasaran ikan, 2 unit pos penyuluhan, pembelian 1 paket peralatan budidaya perikanan, 20 buah kendaraan roda dua, 1 paket peralatan laboratorium, 5 paket peralatan penunjang penyuluhan. 2) Program Pengembangan Sistem Penyuluhan Perikanan a) Evaluasi 17 kelompok tani, pemberdayaan petani pembenih ikan melalui 8 kali sarasehan dan evaluasi UPR di 17 kecamatan b) Pelatihan 1 angkatan rekayasa teknologi budidaya, 2 kali sosialisasi Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB), pembelian 1 paket obat-obatan perikanan, pembuatan 1.000 eksemplar brosur CBIB, pembuatan 200 buku saku pengendalian penyakit ikan, pelaksanaan 1 angkatan magang teknologi perbenihan ikan bagi petugas perikanan, 1 angkatan Kursus Unit Pembenihan Rakyat (UPR), 2 angkatan Kursus Petani Ikan, dan 1 angkatan kursus manajerial kelompok. 3) Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan a) Optimalisasi peran kelembagaan pemasaran melalui pengelolaan UPT PBPP, optimalisasi 5 unit BBI, pembelian 145 zak pakan dan pembuatan 1.250 lembar brosur. b) Gerakan pemasyarakatan hasil perikanan melalui diversifikasi pengolahan dan kampanye makan ikan berupa 18 kali lomba masak, penyusunan 100 eks buku resep, 3 kali pemasyarakatan hasil perikanan, 4 kali sarasehan pasar ikan kelompok, 2 kali sosialisasi gizi ikan, 4 kali kampanye makan ikan, gerakan cinta ikan berupa 1 kali lomba lukis, pembuatan 1.000 lembar brosur dan pembuatan 750 eks buku. 334

4) Program Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, Air Payau dan Air Tawar a) Pemetaan potensi pengembangan perikanan melalui perencanaan pembangunan perikanan 4 unit dan pendataan perikanan di 17 kecamatan b) Restocking perairan umum melalui penebaran 750 kg benih ikan di perairan umum. (IKK aspek tingkat capaian kinerja penyelenggaraan urusan perikanan sebagaimana buku lampiran) Dari berbagai program dan kegiatan yang dilaksanakan mampu mendukung peningkatan produksi ikan sebagaimana tabel berikut: Tabel 3.32. Perkembangan Produksi Ikan Tahun 2006 2010 No. Produksi Ikan 2006 2007 2008 2009 2010 1. Ikan Konsumsi (ton) 6.458,39 8.148,85 10.297,78 12.425,90 14.574,68 2. Ikan Hias (ekor) 7.432.450 7.818.000 9.278.860 9500000 11.445.500 3. Benih Ikan (ekor) 427.441.200 532.156.500 704.545.000 789367500 785.857.500 Sumber: Dinas Pertanian dan Kehutanan Peningkatan jumlah produksi ikan konsumsi pada tahun 2010 sebesar 17,29% terjadi karena adanya peningkatan produktivitas kolam, jumlah kelompok pembudidaya meningkat 16,61% menjadi 379 kelompok, peningkatan produktivitas alat tangkap perairan umum, serta meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan pembudidayaan ikan. Tingkat konsumsi ikan pada tahun 2010 meningkat 3% menjadi 26,73 kg/kapita/tahun dari 25,95 kg/kapita/tahun pada tahun 2009. Tingkat konsumsi tahun 2010 ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan tingkat konsumsi Provinsi DIY sebesar 22,00 kg/kapita/tahun. Produksi ikan hias tahun 2010 naik sebesar 20,47% dengan tujuan pemasaran Kota Jakarta dan Kota Yogyakarta. 335

Keberhasilan urusan perikanan dapat pula dilihat dari prestasi yang diraih oleh beberapa kelompok tani ikan sebagai berikut: 1) Juara III Kategori UPT Daerah Tingkat Nasional dalam rangka Penghargaan Adibakti Mina Bahari Tahun 2010 atas nama UPT Pengembangan Budidaya dan Pemasaran Perikanan Sempu, Kecamatan Pakem. 2) Juara III Kategori Ikan Hias Tingkat Nasional dalam rangka Penghargaan Adibakti Mina Bahari Tahun 2010 atas nama KPI Planet Ikan Hias, Sribit, Sendangtirto, Kecamatan Berbah. 3) Juara I Lomba Kelompok Pembenih Ikan Tingkat Provinsi atas nama KPI Yasa Mina, Cangaan, Sendangtirto, Kecamatan Berbah. 4) Juara III Lomba Kelompok Budidaya Lele Tingkat Provinsi atas nama KPI Mina Rukun, Kuton, Tegaltirto, Kecamatan Berbah. c. SKPD Penyelenggara Urusan SKPD penyelenggara urusan perikanan adalah Bidang Perikanan pada Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, berdasarkan Perda Nomor 9 Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman dan Keputusan Bupati Sleman Nomor 29 Tahun 2009 Tentang Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman. Secara rinci, kedudukan, tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan adalah sebagaimana terlampir. d. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia penyelenggara urusan perikanan di Bidang Perikanan, Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan berjumlah 61 orang (17 orang bidang perikanan, 25 orang pengembangan budidaya perikanan, 18 orang penyuluh perikanan). Secara rinci SDM penyelenggaraan urusan perikanan menurut golongan dan pendidikan adalah sebagaimana terlampir. 336

e. Alokasi dan Realisasi Anggaran Alokasi anggaran untuk penyelenggaraan urusan perikanan sebesar Rp3.804.264.700,00 realisasi Rp3.650.995.440,00 atau 95,97%. Secara rinci anggaran dan realisasi masing-masing program sebagai berikut: 1) Program Pengembangan Budidaya Perikanan, anggaran sebesar Rp3.350.380.000,00 realisasi Rp3.209.357.490,00 atau 95,79%. 2) Program Pengembangan Sistem Penyuluh Perikanan, anggaran sebesar Rp246.689.300,00 realisasi Rp236.297.800,00 atau 95,79%. 3) Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan, anggaran sebesar Rp146.876.000,00 realisasi Rp146.876.000,00 atau 100%. 4) Program Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, Air Payau dan Air Tawar, anggaran sebesar Rp60.269.400,00 realisasi Rp58.464.150,00 atau 97,00%. f. Proses Perencanaan Proses perencanaan perikanan dilaksanakan secara partisipatif melalui pertemuan kelompok pembudidaya ikan, tokoh masyarakat dengan pendampingan dari penyuluh perikanan untuk mengidentifikasi permasalahan dan kebutuhan dalam budidaya perikanan. g. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana pendukung penyelenggaraan urusan perikanan di Bidang Perikanan, Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan adalah sebagaimana terlampir. h. Permasalahan dan Solusi Masalah sumber air yang semakin terbatas baik dari jumlah maupun kualitasnya menjadi permasalahan penting, terutama di wilayah Sleman barat dimana kegiatan budidaya perikanan sebagian besar bergantung pada pengairan dari saluran Van der Wijck dan Selokan Mataram. Saat 337

ini kedua saluran terganggu alirannya karena adanya timbunan material vulkanik erupsi Merapi berupa pasir dan batu. Selain mendesain ulang jaringan irigasi, solusi lain yang dapat dipertimbangkan adalah memberikan sosialisasi kepada masyarakat baik petani maupun pembudidaya ikan untuk memilih komoditas yang dapat tumbuh baik dengan sumber air terbatas seperti ikan gurami dan lele. Selain itu, perlu ditingkatkan peran organisasi pemakai air (P3A). 2. Urusan Pertanian a. Program dan Kegiatan 1) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani a) Pelatihan petani dan pelaku agribisnis b) Penyuluhan dan pendampingan petani dan pelaku agribisnis c) Peningkatan kemampuan lembaga petani d) Sekolah lapang pertanian e) Pembinaan dan pengembangan GAPOKTAN f) Pemberdayaan petani (tembakau) 2) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan a) Fasilitasi kerjasama regional/nasional/internasional penyediaan hasil produksi pertanian/perkebunan b) Penyuluhan distribusi pemasaran atas hasil produksi pertanian/perkebunan masyarakat c) Penyuluhan kualitas dan teknis kemasan hasil produksi pertanian/perkebunan yang akan dipasarkan d) Pemasyarakatan hasil pembangunan pertanian e) Pengembangan pertanian wisata f) Diversifikasi pengolahan hasil pertanian g) Pengembangan agribisnis pertanian h) Pembinaan panen dan pasca panen 338

3) Program Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan tepat guna a) Pengadaan sarana dan prasarana teknologi pertanian/perkebunan tepat guna b) Penyuluhan penerapan teknologi pertanian/perkebunan tepat guna c) Pelatihan Penerapan teknologi pertanian/perkebunan modern bercocok tanam d) Bimbingan SPO-GAP (Standar Procedure Operational-Good Agriculture Practices) e) Pengembangan sarana uji laboratorium dan pengembangan metode pengujian f) Dem area tembakau nikotin rendah 4) Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan a) Pengembangan bibit unggul pertanian/perkebunan b) Pengelolaan lahan dan air c) Perlindungan tanaman d) Pengembangan kentang dataran medium e) Pengembangan pembibitan krisan 5) Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan a) Peningkatan kapasitas tenaga penyuluh pertanian/perkebunan b) Pemberdayaan kelompok dan UPT BP3K (Balai Penyuluh Pertanian Perikanan dan Kehutanan) 6) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak a) Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak b) Pengawasan peredaran produk asal hewan dan obat-obatan c) Optimalisasi UPTD Pelayanan Kesehatan Hewan d) Pengelolaan Klinik Hewan e) Penanganan Penyakit Menular 7) Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan dengan kegiatan pengembangan agribisnis peternakan 339

8) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Peternakan a) Diversifikasi pengolahan dan kampanye produk peternakan b) Optimalisasi pengembangan budidaya peternakan dan pemotongan hewan 9) Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan dengan kegiatan penyuluhan penerapan teknologi peternakan tepat guna. b. Realisasi Program dan Kegiatan Realisasi program dan kegiatan urusan pertanian adalah sebagai berikut: 1) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani a) Pelatihan 60 orang petani dan pelaku agribisnis TPH dan perkebunan terdiri dari pelatihan pengurus kelompok petani kecil 2 angkatan, magang 30 orang petani dan pelaku agribisnis, pelatihan 58 orang petani perkebunan, dan supervisi 17 kelompok tani serta pemberian stimulan untuk 3 kelompok tani. b) Penyuluhan dan pendampingan 100 orang petani dan pelaku agribisnis melalui pengembangan tanaman hortikultura dan buahbuahan berupa 4 angkatan pelatihan tanaman hias, nanas dan pisang, pembelian 1.250 batang tanaman hias daun potong, 3.000 batang bibit tanaman nanas dan 750 batang bibit tanaman pisang serta pembinaan dan penyuluhan peternakan berupa pembentukan 112 kelompok tani pemula, pembinaan 70 kelompok tani pemula/lanjut dan pembinaan 6 kelompok lembaga keuangan mikro. c) Peningkatan kemampuan lembaga petani melalui evaluasi 34 kelompok tani kelas pemula, evaluasi 8 kelompok Peningkatan Mutu Intensifikasi (PMI) padi tingkat kabupaten, evaluasi 1 kelompok PMI padi tingkat provinsi, pemberian penghargaan bagi 15 kelompok berprestasi dan peningkatan kelas kelompok pada 50 kelompok. 340

d) Sekolah lapang tata guna air 2 angkatan, Pembinaan P3A 3 angkatan dan Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu 5 angkatan e) Pembinaan dan pengembangan GAPOKTAN melalui workshop gabungan kelompok tani, pelatihan manajemen Gapoktan 2 angkatan, pelatihan kewirausahaan Gapoktan 2 angkatan dan koordinasi Gapoktan tingkat kecamatan untuk 17 kecamatan f) Pemberdayaan petani melalui sekolah lapang tembakau nikotin rendah untuk 6 kelompok dan pembuatan dem percontohan tembakau nikotin rendah 6 kelompok. 2) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/ Perkebunan a) Fasilitas kerjasama regional, nasional, internasional penyediaan hasil produksi pertanian/perkebunan melalui 26 kali pertemuan forum komunikasi. b) Penyuluhan distribusi pemasaran atas hasil produksi pertanian/perkebunan masyarakat, terdiri dari 3 angkatan temu mitra komoditas kopi, mendong dan tembakau, pembinaan 1 kelompok tani penerima PM perkebunan dan 1 paket monitoring evaluasi dan pelaporan. c) Penyuluhan kualitas dan teknis kemasan hasil produksi pertanian/perkebunan yang akan dipasarkan melalui 3 unit bimbingan standarisasi mutu hasil pertanian berupa uji residu produk segar, 3 unit uji laboratorium produk olahan, 1 angkatan bimbingan standarisasi mutu produk pertanian serta bimbingan pengolahan dan pengemasan produk hasil pertanian berupa 1 angkatan bimbingan pengolahan hasil pertanian, 1 angkatan bimbingan pengemasan produk olahan dan pembelian 1 unit alat penunjang pertanian. d) Pemasyarakatan hasil pembangunan pertanian terdiri dari 1 kali Agro and Food Expo, 1 kali Hari Pangan Sedunia dan Pameran 1 kali Potensi Pembangunan. 341

e) Pengembangan pertanian wisata berupa 4 kali perlombaan bidang pertanian. f) Diversivikasi pengolahan hasil pertanian berupa perlombaan pengolahan mananan tingkat kecamatan 17 kali dan tingkat kabupaten 1 kali, dan cetak 75 buku resep. g) Pengembangan agribisnis pertanian melalui 12 kali pengembangan sistem informasi harga pasar, analisis 6 komoditi usaha tani, 33 kali temu asosiasi pertanian, 2 kali promosi hasil produksi pertanian dengan temu usaha dan temu bisnis, 5 kali pasar tani, 1 kali promosi pengembangan pertanian, perikanan dan kehutanan serta pengelolaan 1 unit kebun STA. h) Pembinaan panen dan pasca panen berupa peningkatan kualitas 4 kelompok olahan tembakau, pengadaan 3 paket sarana prasarana pertanian, 3 angkatan sarasehan, 4 angkatan temu usaha dan 2 kali pertemuan koordinasi asosiasi tembakau. 3) Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan. a) Pengadaan sarana dan prasarana teknologi pertanian perkebunan tepat guna berupa pengamatan OPT di 17 kecamatan, pembelian 1 paket obat-obatan, 3 unit Dem perangkat uret tebu dan 3 unit Dem perangkat hyphhotan. b) Penyuluhan penerapan teknologi Pertanian/perkebunan tepat guna melalui penyuluhan penerapan teknologi pertanian tepat guna TPH yang terdiri dari 7 kali siaran pedesaan, pembuatan 40 buku data kelompok tani dan pembuatan 1.000 lembar leaflet, penyuluhan penerapan teknologi pertanian/perkebunan tepat guna perkebunan berupa pelatihan dan pengembangan 2 kelompok, percontohan 2 unit tanaman TOGA, sosialisasi dan pengembangan 1 unit desa mandiri energi serta demplot pola tanam berupa 2 ha demplot kedelai, 2 ha demplot jagung, 0,1 ha demplot cabai dan sekolah lapang pola tanam 3 kelompok c) Pelatihan penerapan teknologi pertanian/perkebunan modern bercocok tanam, berupa bimbingan dan pembinaan untuk 7 342

kelompok dan kaji terap tumpang sari dan pemupukan nilam 2 kelompok d) Bimbingan SPO-GAP (Standar Procedure Operational Good Agricultural Practices) sebanyak 2 angkatan dan 2 kelompok pendampingan register kebun e) Pengembangan sarana uji laboratorium dan pengembangan metode pengujian berupa 1 unit rancangan laboratorium pengujian, pembelian 1 paket alat penunjang pertanian f) Dem area tembakau nikotin rendah 2 kelompok, pembelian 2 unit sarana pertanian, 1 kali pelatihan TOT penyuluh SL tembakau dan pembelian 1 unit UPS 4) Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan a) Pengembangan bibit unggul pertanian/perkebunan melalui pengembangan tanaman buah unggulan 500 batang bibit Jambu Air Dalhari. b) Pengelolaan lahan dan air melalui pengelolaan lahan dan air TPH dan WISMP, sertifikasi lahan sebanyak 500 sertifikat, reklamasi 25 ha lahan dengan bahan organik, rehabilitasi 2 km Jalan Usaha Tani, 1 paket pengembangan metode SRI, 1 paket consolidate farming, rehabilitasi 2 km Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani dan 1,3 km Jaringan Irigasi Desa, pembangunan 1 unit embung/dam parit, 2 unit sumur resapan, pengembangan 2 unit air permukaan kawasan hortikultura, 1 unit Irigasi Partisipatir, 1 paket Pengarusutamaan gender, Legalisasi 6 kelompok Badan Hukum P3A/GP3A, Pelatihan penguatan P3A/GP3A 3 angkatan, pelatihan usaha Instensifikasi/Ekstensifikasi dan Diversifikasi Pertanian 3 angkatan, pembuatan 1 unit sumur dangkal dan penyusunan data base PLA Perkebunan di 17 kecamatan. c) Perlindungan tanaman melalui 2 kali pertemuan petandu tingkat kabupaten, 8 kali pertemuan petandu tingkat UPT BP3K, gerakan pengendalian OPT 40 kelompok dan pembuatan 1.000 lembar leaflet. 343

d) Pengembangan kentang dataran medium melalui 1 unit dem kentang dataran medium. e) Pengembangan pembibitan krisan melalui magang 1 angkatan petugas kultur jaringan, optimalisasi pemanfaatan 1 paket laboratorium dan pembelian 1 planlet 5) Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan a) Peningkatan kapasitas tenaga penyuluh pertanian/perkebunan melalui 3 kali pelatihan penyuluh swakarsa, 2 kali pelatihan pengelola P4S, penyusunan program penyuluhan metode PRA 2 unit, 120 unit fasilitas UKB penyuluh, 1 unit magang petugas ke Balitkabi Jatim, koordinasi 10 kelompok penyuluh Tanaman Pangan dan Holtikultura, 3 kali pelatihan Petugas Perkebunan, 1 kali studi banding petugas. b) Pemberdayaan kelompok dan UPT BP3K melalui 8 paket pemberdayaan kelompok, 8 unit demplot di UPT BP3K, koordinasi tk. UPT BP3K dengan kelompok 8 unit 6) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak a) Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak melalui pemeriksaan 750 sampel specimen laboratorium diagnostik, 150 sampel hasilvaksinasi antrax, pemantauan pasar hewan qurban 2 kali, pemantauan penyakit zoonosa 12 kali, pemeriksaan hewan qurban di 17 kecamatan, pemeriksaan 300 sampel HI Test, 300 sampel AI Test, 300 sampel Pullorum Test, pembelian 1 paket bahan obat-obatan, 1 paket bahan/alat laboratorium, pembuatan 5 buku Peta Penyakit 2010, pemeriksaan 52 sampel ke laboratorium rujukan diagnostik, pengadaan 1 jenis alat-alat laboratorium peternakan, pendataan pemotong ayam di 17 kecamatan, sosialisasi peduli ASUH di 17 kecamatan, sosialisasi pemotongan hewan qurban di 17 kecamatan, sosialisasi pemotongan hewan qurban tingkat desa di 17 desa, dan pembuatan 1.500 buku tatacara pemotongan hewan. 344

b) Pengawasan peredaran produk asal hewan dan obat-obatan melalui pembelian 2 unit alat laboratorium, pengawasan RPH/RPA 5 kali, pengawasan tempat penampungan susu 5 kali, pengawasan peredaran daging tingkat kecamatan 5 kali, pengawasan peredaran daging di supermarket dan hotel 5 kali, pendataan penjual daging ayam, daging ternak besar dan ternak kecil di 17 kecamatan. c) Optimalisasi UPTD Pelayanan Kesehatan Hewan melalui 6 kali pemantauan dan pelayanan kesehatan, pemeriksaan kebuntingan 521 ekor, penanganan gangguan alat reproduksi 1.132 ekor, pengambilan dan pemeriksaan spesimen 1.240 sampel, pemantauan ternak 6 kali, pemantauan post vaksinasi antrax 10 kali, pelayanan puskesmas keliling 72 kali, vaksinasi ND 121.927 dosis, pengadaan bahan dan obat-obatan 1 paket, pengadaan bahan laboratorium 1 paket, pembelian papan nama 1 buah, pembuatan 2000 leaflet, sosialisasi anthrax 34 kali, pengadaan alat-alat kedokteran hewan 1 paket, kompensasi pasca vaksinasi anthrax 1 paket. d) Pengelolaan klinik hewan melalui pembelian 1 paket bahan obatobatan, pembelian 1 paket bahan laboratorium, pembelian 1 paket makanan hewan, pemeliharaan 1 paket bangunan, pembelian 2 unit peralatan dapur, pembelian 1 unit alat kedokteran hewan. e) Penanganan penyakit menular melalui pengasapan (desinfeksi) di 17 kecamatan, pembelian 1 paket bahan obat-obatan, pembelian 1 paket bahan laboratorium, sosialisasi AI di 86 lokasi, rapat koordinasi dengan kader di 17 kecamatan, belanja 1 paket Pakaian Kerja Lapangan. 7) Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan dengan kegiatan pengembangan agribisnis peternakan melalui penataan usaha peternakan 8 kali, monitoring informasi harga pasar 10 kali, pengawasan lalu lintas ternak 10 kali, sosialisasi perijinan di 17 kecamatan, apresiasi pengembangan usaha ternak 4 kali, 345

pengembangan ternak besar, kecil dan unggas dengan koordinasi dan evaluasi pelaksanaan IB 10 kali, pembinaan IB 15 kelompok, penyusunan data P2SDS di 10 kecamatan, pengawasan peredaran mutu bibit unggas di 17 kecamatan, pencatatan kelahiran ternak 4.685 ekor, pengadaan bibit straw sapi 3.000 dosis, pemeriksaan 10 sampel pakan, pemeriksaan 10 sampel semen beku, pembinaan dan intensifikasi penyelesaian ternak pemerintah 7 kelompok, pengadaan 2 jenis alat kedokteran hewan. 8) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan a) Diversifikasi pengelolaan dan kampanye produk peternakan melalui apresiasi pengolah pasca panen 1 kali, kampanye minum susu anak SD di 3 SD, kampanye makan daging kelinci di 17 kecamatan, demonstrasi pengolahan 3 jenis hasil peternakan, evaluasi pengolahan pasca panen 1 kali. b) Optimalisasi UPTD pengembangan budidaya peternakan melalui pengelolaan pengembangan budidaya peternakan dan pemotongan hewan 12 bulan, pembelian 1 paket obat hewan, dan pembelian 1 paket pakan ternak, pemeliharaan 1 unit kandang. 9) Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan melalui penyuluhan penerapan teknologi peternakan tepat guna berupa pelatihan pembuatan kompos dan demplot aplikasi kompos masingmasing 2 angkatan (IKK aspek tingkat capaian kinerja penyelenggaraan urusan pertanian sebagaimana buku lampiran) Program dan kegiatan urusan pertanian pada tahun 2010 mampu mendukung produksi tanaman pangan berupa padi sawah dan ladang sebanyak 266.073 ton serta mengalami surplus sebesar 85.236 ton untuk pemenuhan kebutuhan beras di Kabupaten Sleman dan kabupaten lain di Provinsi DIY. Sementara produksi beberapa tanaman pangan lainnya mengalami penurunan karena terjadinya fenomena perubahan iklim yang ekstrim (curah hujan sangat tinggi) dan serangan 346

organisme pengganggu tanaman yang semakin meningkat disamping dampak bencana erupsi Gunung Merapi yang terjadi di triwulan IV tahun 2010. Perkembangan beberapa produk tanaman pangan dan hortikultura dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.33. Perkembangan Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura Tahun 2006-2010 (dalam ton) No Produk 2006 2007 2008 2009 2010 1. Padi sawah 250.375 242.684 267.607 268.075 264.317 2. Padi ladang 1.274 194 1.321 1.329 1.756 3. Beras 159.042 153.535 169963 170.263 168.158 4. Jagung 23.003 26.629 30.896 32.712 31.703 5. Kedelai 893 705 1.130 772 698 6. Ubi kayu 19.774 19.923 24.449 26.153 20.868 7. Pisang 12.328 12.049 12.351 12.319 10.020 8. Rambutan 17.634 15.734 16.119 19.748 16.722 9. Cabe 3.109 3.741 3.754 3.951 4.123 10. Kacang Panjang 1.134 1.377 1.938 2.141 2.463 11. Salak 57.302 57.605 58.217 58.599 56.554 Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Komoditas perkebunan yang mengalami penurunan produksi yang berarti adalah tembakau rakyat sebesar 93,5% terutama di Kecamatan Ngaglik dan Sleman karena curah hujan yang sangat tinggi, sehingga tembakau mengalami gagal panen. Tabel 3.34. Perkembangan Produk Perkebunan Tahun 2006-2010 (dalam kwintal) No. Produk 2006 2007 2008 2009 2010 1. Kelapa 84.766,56 83.417,20 83.694,05 83.105,75 81.642,73 2. Kopi 839,35 883,45 861,30 528,65 578,60 3. Tembakau rakyat 7.732,40 6.255,45 6.830,30 7.600,00 495,30 4 Tembakau virginia 2.054,22 1.997,00 2.242,55 1.831,45 1.041,50 5. Mendong 28.622,00 28.476,00 30.325,00 33.744,00 31.309,00 6. Tebu 49.203,36 54.224,69 53.907,54 53.911,11 48.956,65 Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Di bidang peternakan terjadi perkembangan jumlah populasi ternak sebagaimana tabel berikut. Tabel 3.35. Perkembangan Populasi Ternak Tahun 2006-2010 (ekor) No. Ternak 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 7 1. Sapi Potong 45.983 47.352 51.514 54.921 47.909 2. Sapi Perah 6.985 5.589 5.465 5.265 3.134 3. Kerbau 3.545 3.474 3.387 3.266 3.193 347

1 2 3 4 5 6 7 4. Kambing 31.607 32.354 35.075 36.152 31.837 5. Domba 55.607 56.997 68.955 71.623 64.853 6. Ayam Buras 1.543.916 1.571.706 1.599.729 1.615.285 1.477.278 7. Ayam Petelur 1.518.160 1.540.932 1.885.432 1.993.395 1.433.704 8. Ayam Pedaging 2.365.817 2.681.775 2.795.899 2.977.735 2.522.194 9. Itik 192.008 195.848 199.645 212.967 200.883 10. Burung Puyuh 910.646 901.425 948.591 949.478 879.397 Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Tabel 3.36. Perkembangan Produksi Hasil Ternak No. Ternak 2006 2007 2008 2009 2010 1. Telur (ton) 16.031,00 17.523,72 19.449,16 19.550,57 18.133,88 2. Susu (ton) 7.759,05 6.687,88 5.712,16 5.527,41 4.597,59 3. Daging (ton) 19.356,41 20.515,81 21.558,31 21.776,59 21.348,85 Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Dari data diatas, dapat dilihat bahwa jumlah semua populasi ternak mengalami penurunan karena banyak ternak mati terutama di 3 wilayah kecamatan yakni Cangkringan, Pakem dan Turi akibat erupsi Merapi selama Oktober hingga November 2010. Produksi telur, susu dan daging pada tahun 2010 juga mengalami penurunan yang cukup berarti. Banyaknya ternak yang mati di wilayah sentra produksi susu dan telur (Cangkringan dan Pakem) karena erupsi Merapi menyebabkan penurunan produksi komoditi tersebut. Penguatan modal bagi kelompok tani dilakukan sebagai upaya mendukung pemberdayaan kelompok tani dan meningkatkan produktivitas pertanian. Secara rinci perkembangan kelompok tani penerima dana penguatan modal dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 dapat dilihat pada grafik berikut. 348

Grafik 38. Perkembangan Kelompok Tani Penerima Dana Penguatan Modal Tahun 2006-2010 200 150 100 50 0 157 140 42 149 120 26 172 107 24 172 74 16 180 2006 2007 2008 2009 2010 TPH Peternakan Perkebunan 59 24 Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Grafik 39. Perkembangan Dana Penguatan Modal Tahun 2006-2010 (dalam ribuan) 6.000.000 5.000.000 4.000.000 3.000.000 2.000.000 1.000.000 0 2006 2007 2008 2009 2010 TPH 3.384.000 3.295.000 4.175.000 4.625.600 4785000 Peternakan 2.907.000 5.313.000 5.214.000 5.096.000 3297000 Perkebunan 630.000 513.500 492.000 420.000 445000 Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Keberhasilan urusan pertanian dapat dilihat dari prestasi yang diraih yakni: 1) Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Penghargaan Hortikultura Tingkat nasional atas prakarsa dan prestasinya dalam mendorong dan mewujudkan pemantapan ketahanan pangan regional/daerah tahun 2010 atas nama Sudarmono, Sidokarto, Godean. 2) Bidang Perkebunan a) Juara II lomba Komoditas Perkebunan Tingkat Propinsi DIY atas nama Kelompok Tani Rukun Dusun Klopo Sawit, Girikerto, Kecamatan Turi. b) Juara I lomba Petugas Penyuluh Pendamping Petani Kelapa Tingkat Propinsi DIY atas nama Jumadi. 349

c) Juara II lomba Komoditas Perkebunan Unggulan kategori Petani Tebu Tingkat Propinsi DIY atas nama Ristianto, Gendeng, Madurejo, Kecamatan Prambanan. d) Juara III lomba Komoditas Perkebunan Unggulan kategori Petani Tebu Tingkat Propinsi DIY atas nama S. Purwono, Rejosari, Sardonoharjo, Kecamatan Ngaglik. e) Juara I lomba Petugas Pendamping kelompok Petani Tebu Tingkat Propinsi DIY atas nama Ir. Endang. 3) Bidang Peternakan a) Juara II Lomba Ternak Sapi Potong Tingkat Propinsi DIY atas nama Kelompok Handini Mukti, Barak, Margoluwih, Kecamatan Seyegan. b) Juara II Ternak Kambing dan Domba Tingkat Propinsi DIY atas nama Kelompok Sukorejo I, Sukorejo, Girikerto, Kecamatan Turi. c) Juara II Ternak Itik Tingkat Propinsi DIY atas nama Kelompok Ternak Mulyoadi, Sedon, Jetis XII, Sendangmulyo, Kecamatan Minggir. d) Juara I Dokter Hewan Berprestasi Tingkat Propinsi DIY atas nama drh. Gigih Bawono, Puskeswan Sleman, Wadas, Tridadi, Kecamatan Sleman. c. SKPD Penyelenggara Urusan Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Sleman dan Peraturan Bupati Sleman Nomor 29 Tahun 2009 Tentang Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman, penyelenggara urusan pertanian adalah Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Bidang Peternakan dan Bidang Kehutanan dan Perkebunan pada Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. Secara rinci, kedudukan, tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan adalah sebagaimana terlampir. 350

d. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia penyelenggara urusan pertanian di Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Perkebunan serta Peternakan, Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan berjumlah 254 orang (bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura 26 orang, bidang Peternakan 30 orang, bidang Kehutanan dan Perkebunan 27 orang, bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan 25 orang, UPT Pasar Hewan 14 orang, UPT Pelayanan Kesehatan Hewan 26 orang, Terminal Agribisnis 7 orang, Pengawas Mutu Hasil Pertanian 18 orang, Penyuluh Peternakan 20 orang, Penyuluh Perkebunan 17 orang, Penyuluh Tanaman Pangan dan Holtikultura 44 orang). Secara rinci SDM penyelenggaraan urusan pertanian menurut golongan dan pendidikan adalah sebagaimana terlampir. e. Alokasi dan Realisasi Anggaran Alokasi anggaran untuk penyelenggaraan urusan pertanian terdiri dari bidang tanaman pangan dan hortikultura, peternakan dan perkebunan sebesar Rp4.448.235.575,00 realisasi Rp3.647.295.575,00 atau 81,99%. Secara rinci anggaran dan realisasi masing-masing program adalah sebagai berikut: 1) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani, anggaran Rp652.454.850,00 dengan realisasi Rp504.567.725,00 atau 77,33% 2) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan, anggaran Rp882.296.000,00 dengan realisasi Rp771.180.000,00 atau 87,41% 3) Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan, anggaran Rp719.971.625,00 dengan realisasi Rp337.931.950,00 atau 46,94%. Kecilnya realisasi ini karena pembangunan laboratorium uji tembakau dibatalkan karena SDM belum siap mengoperasionalkan. 4) Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan, anggaran Rp647.827.550,00 dengan realisasi Rp459.696.250,00 atau 70,96%. 5) Program Pemberdayaan Penyuluhan Pertanian/Perkebunan Lapangan, anggaran Rp635.116.450,00 dengan realisasi Rp612.134.450,00 atau 96,38% 351

6) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak Rp551.023.700,00 dengan realisasi Rp516.015.300,00 atau 93,65%. 7) Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, anggaran Rp143.668.800,00 dengan realisasi Rp128.989.300,00 atau 89,78% 8) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan, anggaran Rp188.132.600,00 dengan realisasi Rp178.010.600,00 atau 94,62% 9) Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan, anggaran Rp27.744.000,00 dengan realisasi Rp27.654.000,00 atau 99,68%. f. Proses Perencanaan Proses perencanaan pertanian dilaksanakan secara parsitipatif melalui pertemuan kelompok tani untuk mengidentifikasi permasalahan dan kebutuhan dalam pembangunan pertanian dengan didampingi petugas lapangan yang disinkronkan dengan program-program Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan g. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana pendukung penyelenggaraan urusan pertanian di Bidang Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan dan Peternakan, Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan adalah sebagaimana terlampir. h. Permasalahan dan Solusi Erupsi Gunung api Merapi meninggalkan banyak permasalahan dalam pembangunan pertanian yaitu banyaknya kebun kopi yang tersapu awan panas, lahan sawah tertutup lahar dingin, bendungan dan saluran irigasi rusak, dan saluran intake Selokan Mataram belum bisa dibuka karena timbunan lahar dingin. Selain itu adanya fenomena perubahan iklim ekstrim dan serangan organisme pengganggu tanaman yang mengancam produksi pertanian. Untuk meminimalkan kerugian yang dialami petani perlu diberikan bantuan paket kegiatan seperti bantuan sarana produksi, reklamasi lahan dan rehabilitasi saluran irigasi. 352

3. Urusan Kehutanan a. Program dan Kegiatan 1) Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan a) Pengembangan hasil hutan non-kayu b) Pengembangan industri dan pemasaran hasil hutan c) Pengembangan pengujian & pengendalian peredaran hasil hutan 2) Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan a) Pembuatan bibit/benih tanaman kehutanan b) Pembinaan, pengendalian dan pengawasan gerakan rehabilitasi hutan dan lahan c) Peningkatan peran serta masyarakat dalam rehabilitasi lahan d) Peningkatanan pemanfaatan hutan dan lahan (DAK) 3) Program Perencanaan dan Pengembangan Hutan a) Pemberdayaan penyuluh dan kelompok tani kehutanan b) Pengelolaan planologi Kehutanan c) Penyusunan rancangan teknis bangunan sipil teknis b. Realisasi Program dan Kegiatan Realisasi program dan kegiatan urusan kehutanan adalah sebagai berikut: 1) Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan a) Pengembangan industri dan pemasaran hasil hutan berupa 1 kali temu usaha kehutanan sebanyak 40 orang b) Pengembangan pengujian dan pengendalian peredaran hasil hutan berupa 1 kali penyegaran petugas, 2 kali pembinaan dan pendampingan dan pelayanan tata usaha 12 bulan. 2) Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan a) Pembuatan bibit/benih tanaman kehutanan berupa, pemeliharaan 1 unit KBD tanaman aren. b) Peningkatan peran serta masyarakat dalam GERHAN dalam penanaman 5.250 tanaman pada puncak penghijauan dan konservasi alam nasional. 353

c) Peningkatanan pemanfaatan hutan dan lahan (DAK) berupa 1 paket konservasi tanah dan air (KTA), pembuatan 1 paket bangunan sipil teknis, 2 paket sarana dan prasarana penyuluhan (kendaraan roda dua), 15 unit petak pengalaman penyuluh kehutanan, 1 paket administrasi kegiatan, pembelian 2 buah sarana kantor. 3) Program Perencanaan dan Pengembangan Hutan a) Pengelolaan penyuluh dan kelompok tani kehutanan berupa 5 kali siaran pedesaan, 1 unit Rencana Penyelenggaraan Penyuluhan Kehutanan (RPPK), 6 unit (Pengkajian Partisipatif Penghijauan Desa (P3D), 5 kali pelatihan penyegaran penyuluh, evaluasi 12 kelompok tani untuk pemantapan kelembagaan kelompok tani, pemberian stimulan untuk 3 kelompok tani kehutanan. b) Pengelolaan planologi Kehutanan berupa penyusunan 1 unit perencanaan program dan kegiatan, 12 kali pendataan dan penyusunan laporan, penyusunan 1 unit potensi kegiatan sektor kehutanan, 6 kali pengendalian kegiatan teknis, penyusunan dan pengumpulan data statistik di 17 kecamatan dan ubinan komoditas perkebunan di 7 titik c) Penyusunan rancangan teknis bangunan sipil teknis berupa, rancangan teknis 4 unit dam penahan dan rancangan teknis 4 unit gully plug. (IKK aspek tingkat capaian kinerja penyelenggaraan urusan kehutanan sebagaimana buku lampiran) Erupsi merapi yang terjadi pada akhir tahun berdampak pada peningkatan luas lahan kritis yang pada tahun 2009 tercatat 6.237,0 ha menjadi 7.265,5 ha pada tahun 2010 dan menurunnya luas hutan rakyat dari 4.167,41 ha pada tahun 2009 menjadi 3.327,4 ha pada tahun 2010. Selain itu erupsi merapi juga menyebabkan upaya penghijauan yang telah dilakukan sebelum erupsi terjadi menjadi tidak berarti. 354

Tabel 3.37. Perkembangan Data Kehutanan No URAIAN DATA TAHUN ANGGARAN 2006 2007 2008 2009 2010 Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi % Realisasi % 1 Luas lahan (Ha) 5.181,82 5.575,75 5.810,14 5.899,15 1,53 5.5059,14-14,24 a TNGM : 1.729,91 1.729,91 1.729,91 1.729,91 0,00 1.729,91 0,00 - Hutan lindung 1.446,65 1.446,65 1.446,65 1.446,65 0,00 1.446,65 0,00 - Cagar Alam 164,6425 164,6425 164,6425 164,6425 0,00 164,6425 0,00 - Taman Wisata 118,6135 118,6135 118,6135 118,6135 0,00 118,6135 0,00 b Hutan Rakyat 3.450,00 3.844,00 4.078,40 4.167,41 2,18 3.327,4-20,30 c Hutan Kota 1,83 1,83 1,83 1,83 0,00 1,83 0,00 2 Luas lahan kritis (Ha) 6.837,16 6.437,00 6.237,00 6.237,00 0,00 7.265,51 16,49 3 4 a Potensi kritis 2.568,00 2.668,00 2.581,91 2.581,91 0,00 2.721,91 5,42 b Agak kritis 3.329,16 2.929,00 2.984,25 3.017,34 1,11 3.017,34 0,00 c Kritis 656,00 556,00 442,09 415,00-6,13 1.175,51 183,25 d Sangat kritis 284,00 284,00 231,75 225,75-2,59 350,75 55,37 Produksi Madu Lebah (kg) Produksi Ulat Sutera ( kg ) Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan 1.600 1.730 2.775 4.030 45,23 3.510-12,90 4.725 4.627 300 - - 100,00 - Erupsi Merapi telah mengakibatkan lebih dari 840 ha hutan rakyat hancur, 900 ha tegakan atau populasi tanaman di kawasan hutan Taman Nasional Gunung Merapi habis terbakar. Pembangunan kehutanan ke depan diprioritaskan pada program penghijauan kawasan lereng Merapi sehingga dapat memenuhi ketentuan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan yang mengamanatkan bahwa setiap daerah minimal mempunyai penutupan vegetasi 30%. Prestasi yang diraih di bidang kehutanan adalah sebagai berikut: 1. Juara II lomba penyuluh kehutanan swadaya Tingkat Propinsi DIY atas nama Kuat Prayogo, Singlar, Glagaharjo, Cangkringan. 2. Juara II kontes pohon induk sengon Tingkat Propinsi DIY atas nama Miratmo Harsono, Ngepringan, Wukirsari, Cangkringan. 3. Juara III Penyuluh kehutanan teladan Tingkat Propinsi DIY atas nama Marjana. 355

c. SKPD Penyelenggara Urusan Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Sleman dan Peraturan Bupati Sleman Nomor 29 Tahun 2009 Tentang Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman, penyelenggara urusan Kehutanan adalah Bidang Kehutanan dan Perkebunan pada Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. Secara rinci, kedudukan, tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan adalah sebagaimana terlampir. d. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia penyelenggara urusan kehutanan di Bidang Kehutanan dan Perkebunan Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan berjumlah 42 orang (Bidang Kehutanan dan Perkebunan 27 orang, Penyuluh Kehutanan 15 orang). Secara rinci SDM penyelenggaraan urusan kehutanan menurut golongan dan pendidikan adalah sebagaimana terlampir. e. Alokasi dan Realisasi Anggaran Alokasi anggaran untuk penyelenggaraan urusan kehutanan sebesar Rp1.621.079.100,00 Realisasi Rp1.097.895.850,00 atau 67,71%. Secara rinci anggaran dan realisasi masing-masing program adalah sebagai berikut : 1) Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan, anggaran Rp98.826.900,00 dengan realisasi Rp70.520.900,0 atau 71,36 %. 2) Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan, anggaran Rp1.338.031.200,00 dengan realisasi Rp897.322.900,00 atau 67,06% 3) Program Perencanaan dan Pengembangan Hutan anggaran Rp184.221.000,00 dengan realisasi Rp129.840.050,00 atau 70,48%. 356

f. Proses Perencanaan Proses perencanaan kehutanan dilaksanakan secara parsitipatif melalui pertemuan kelompok tani untuk mengidentifikasi permasalahan dan kebutuhan dalam merehabilitasi lahan maupun mengusahakan tanaman keras. g. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana pendukung penyelenggaraan urusan kehutanan di Bidang Kehutanan, Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan adalah sebagaimana terlampir. h. Permasalahan dan Solusi Luasan lahan kritis meningkat dari 6.237 ha pada tahun 2009 menjadi 7.265,51 ha pada tahun 2010, sebagian besar merupakan akibat erupsi Merapi. Upaya yang telah dilakukan adalah penanaman pohon penghijauan dan konservasi tanah di lahan kritis dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat. 4. Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral a. Program dan Kegiatan 1) Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan a) Monitoring dan pengendalian kegiatan penambangan bahan galian golongan C. b) Koordinasi dan pendataan tentang hasil produksi di bidang pertambangan. c) Pengelolaan perizinan usaha bidang ESDM. d) Perencanaan dan pengembangan bidang pertambangan. 2) Program Pengawasan dan Penertiban Kegiatan Rakyat yang berpotensi merusak lingkungan dengan kegiatan pengawasan penertiban kegiatan pertambangan rakyat melalui pemantauan dan pengendalian kegiatan pertambangan rakyat. 3) Program Pengembangan Energi Terbarukan a) Pemantauan dan pengendalian pendistribusian minyak dan gas. b) Pengembangan energi alternatif. c) Operasional dan pemeliharaan energi terbarukan. 357

4) Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan melalui rehabilitasi/pemeliharaan ketenagalistrikan. b. Realisasi Program dan Kegiatan Realisasi program dan kegiatan urusan energi dan sumberdaya mineral adalah sebagai berikut: 1) Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan. a) Pemantauan dan pengendalian air tanah sebanyak 40 kali dan BGGC sebanyak 40 kali. b) Penyusunan 1 dokumen hasil penghitungan volume produksi dan pemanfaatan BGGC. c) Pengelolaan perijinan usaha bidang energi sumber daya mineral terdiri dari 4 Surat Izin Pengeboran, 22 Surat Izin Pengambilan Air, 1 Surat Izin Penambangan Daerah Penambangan Rakyat dan 2 Surat Izin Penambangan Daerah. d) Penyusunan 10 dokumen dan peta rencana wilayah pertambangan, 10 dokumen kajian akademis nilai perolehan air tanah dan Penyelenggaraan Seminar Kajian Nilai Perolehan Air Tanah di Kabupaten Sleman. 2) Program Pengawasan dan Penertiban Kegiatan Rakyat yang berpotensi merusak lingkungan melalui penanganan 7 kasus izin bidang pertambangan dan laporan data penyelesaian kasus sebanyak 24 izin. 3) Pengembangan Energi Terbarukan a) Pemantauan dan pengendalian pendistribusian minyak dan gas untuk 13 agen 85 pangkalan. b) Pembangunan 6 unit instalasi biogas limbah ternak, pengadaan 6 paket genset untuk biogas limbah ternak, 6 paket dan 1 unit jaringan biogas limbah buah. c) Operasional dan pemeliharaan 161 unit PLTS, 9 unit biogas, dan 3 unit PLTMH. 358

4) Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan melalui rehabilitasi/pemeliharaan berupa 1 paket konsultasi perencanaan, 1 paket pemindahan gardu listrik, dan pengadaan sarana prasarana panel genset. (IKK aspek tingkat capaian kinerja penyelenggaraan urusan energi dan sumberdaya mineral sebagaimana buku lampiran). Dari berbagai program dan kegiatan yang dilaksanakan, didapat data perkembangan hasil terkait dengan urusan energi dan sumber daya mineral sebagaimana tabel berikut: Tabel 3.38. Perkembangan Hasil yang terkait dengan urusan SDAEM Tahun No Uraian Data 2006 2007 2008 2009 2010 1. PLTS 83 unit 147 unit 161 unit 181 unit 173 unit 2. PLTMH 1 unit 2 unit 3 unit 3 unit 3 unit 3. Biogas 26 unit 42 unit 63 unit 109 unit 113 unit 4. SPBU 20 buah 21 buah 25 buah 35 buah 35 buah 5. Agen Minyak Tanah ( subsidi) 10 buah 11 buah 11 buah 13 buah -- 6. SPPBE 1 buah 1 buah 2 buah 3 buah 3 buah 7. Agen LPG 3 Kg -- -- -- 14 buah 17 buah Sumber: Dinas SDAEM c. SKPD Penyelenggara Urusan SKPD penyelenggara urusan kegiatan urusan energi dan sumberdaya mineral adalah Bidang Energi dan Sumberdaya Mineral pada Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral, berdasarkan Perda Nomor 9 Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman dan Keputusan Bupati Sleman Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral Kabupaten Sleman. Secara rinci, kedudukan, tugas pokok dan fungsi Sumber Daya Air, Energi dan Mineral adalah sebagaimana terlampir. d. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia penyelenggara urusan energi dan sumberdaya mineral di Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral, Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral berjumlah 106 orang. Secara rinci SDM 359

penyelenggaraan urusan energi dan sumberdaya mineral menurut golongan dan pendidikan adalah sebagaimana terlampir. e. Alokasi dan Realisasi Anggaran Urusan Pilihan Energi dan Sumber Daya Mineral anggaran sebesar Rp1.471.642.500,00 terealisasi sebesar Rp1.364.944.680,00 atau 92,75%. Secara rinci anggaran masing-masing program sebagai berikut: 1) Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan, anggaran sebesar Rp329.942.500,00 terealisasi sebesar Rp280.884.050,00 atau 85,13 % 2) Program Pengawasan dan Penertiban Kegiatan Rakyat yang Berpotensi Merusak Lingkungan, anggaran sebesar Rp62.075.000,00 terealisasi sebesar Rp61.003.000,00 atau 98,27%. 3) Program Pengembangan Energi Terbarukan, anggaran sebesar Rp579.625.000,00 terealisasi sebesar Rp525.407.880,00 atau 90,65%. 4) Program pembinaan dan pengembangan ketenagalistrikan dengan anggaran Rp500.000.000,00 terealisasi sebesar Rp497.649.750,00 atau 99,53%. f. Proses Perencanaan Proses perencanaan urusan energi dan sumberdaya mineral melalui kajian potensi pertambangan dan energi yang melibatkan para pemangku kepentingan (perguruan tinggi, LSM dan masyarakat). g. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana pendukung penyelenggaraan urusan energi dan sumberdaya mineral di Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral, Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral adalah sebagaimana terlampir. h. Permasalahan dan Solusi 1) Wilayah Usaha Pertambangan sampai saat ini masih menjadi kewenangan Pemerintah, sehingga izin pertambangan tidak bisa dikeluarkan. Saat ini wilayah usaha pertambangan di sekitar Gunung 360

Merapi belum ditetapkan oleh pemerintah, sehingga setiap kali ada yang mengajukan izin harus menunggu adanya rekomendasi dari Pemerintah Pusat. Peraturan Daerah yang mengatur tentang perizinan usaha pertambangan sangat mendesak untuk direalisasikan. Selain itu Pemerintah diharap untuk segera menyerahkan urusan pertambangan ke daerah dengan menerbitkan NSPK yang jelas. 2) Erupsi Merapi menyebabkan Mineral Bukan Logam dan Batuan (Minerba) sangat melimpah. Menurut BPTTK Yogyakarta sampai dengan Desember 2010 material vulkanik yang dibawa oleh aliran air banjir lahar dingin baru mencapai 10% dari total volume 140 juta m 3. Batu dan pasir material vulkanik terbawa sampai di wilayah luar KRB III. Koordinasi dengan pemerintah desa dan pemberdayaan penambang sudah dilakukan. Pelaksanaan penambangan dilaksanakan setelah status Gunung Merapi kembali aktif normal sehingga tidak membahayakan keselamatan penambang. Selain itu, penggunaan alat-alat berat untuk penambangan dilaksanakan bersamaan dengan upaya normalisasi aliran sungai, sehingga dampak bahaya sekunder letusan Merapi dapat diminimalisasi. 5. Urusan Pariwisata a. Program dan Kegiatan 1. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata a) Analisa pasar untuk promosi dan pemasaran obyek b) Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi dalam pemasaran pariwisata c) Pengembangan jaringan kerjasama promosi pariwisata d) Pelaksanaan promosi pariwisata nusantara di dalam dan luar negeri e) Pengembangan statistik kepariwisataan f) Pelatihan pemandu wisata terpadu g) Pengkajian dan penelitian pemanfaatan dana promosi pariwisata 2. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata a) Pengembangan daerah tujuan wisata b) Pengembangan, sosialisasi dan penerapan serta pengawasan standarisasi 361

c) Pengelolaan dan pengembangan Museum gunung Merapi d) Peningkatan Pembangunan sarana dan Prasarana Pariwisata 3. Program Pengembangan Kemitraan a) Pengembangan SDM di bidang kebudayaan dan pariwisata bekerjasama dengan lembaga lainnya. b) Fasilitasi pembentukan forum komunikasi antar pelaku industri pariwisata dan budaya. c) Pengembangan SDM dan Profesionalisme bidang pariwisata. b. Realisasi Program dan Kegiatan Realisasi program dan kegiatan dalam urusan pariwisata adalah sebagai berikut: 1. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata a) Penyusunan 15 buku kajian analisa pasar untuk promosi dan pemasaran obyek pariwisata. b) Pembuatan 1 paket materi promosi berupa 3.000 eksemplar leaflet, 1.500 eksemplar booklet, 4 buah banner, 1.000 unit tas promosi, 1.000 buah kalender meja, 1.500 unit CD Interaktif, 1.000 eksemplar calendar of events dan Pelaksanaan pengelolaan website. c) Pelaksanaan promosi pariwisata nusantara berupa Pameran Potensi Kabupaten Sleman di Komplek Gedung Serba Guna Kabupaten Sleman, Pameran Obyek Wisata Expo di Ambarukmo Plaza Yogyakarta, Pameran majapahit Travel Fair di Grand City Convex Surabaya, Pameran Gebyar Wisata Nusantara di Jakarta Convention Centre, Pameran Festival Batik di Graha Manggala Siliwangi Bandung, Pameran di Suntec City Expo, Singapura, Pelaksanaan travel dialog ke Temanggung dan Wonosobo Jawa Tengah, Banjar dan Ciamis Jawa Barat, Lamongan dan Bojonegoro Jawa Timur, DKI Jakarta, Lampung, serta Pelaksanaan promosi melalui media elektronik berupa 8 kali jumpa pers, 2 kali talk show di radio, 1 kali talk show di televisi, 1 kali penulisan artikel budaya dan pariwisata di media cetak dan Farm Trip 4 kali.. 362

d) Penyusunan 50 eksemplar buku statistik kebudayaan dan pariwisata sesuai keadaan dan perkembangan terkini. e) Pelaksanaan 2 kali pelatihan pemandu wisata terpadu. f) Penyusunan 1 dokumen pengkajian dan penelitian pemanfaatan dana promosi pariwisata 2. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata a) Pelaksanaan kegiatan pengembangan daerah tujuan wisata berupa 1 kali lomba desa wisata dan 3 kali pelatihan bagi masyarakat desa wisata, penataan dan pemeliharaan 4 obyek dan daya tarik wisata dan fasilitasi pengembangan 10 desa wisata. b) Pelaksanaan 3 kali sosialisasi peraturan perijinan usaha pariwisata, 20 kali pengawasan dan pelayanan perijinan pariwisata, dan pengklasifikasian 15 jenis usaha pariwisata. c) Pengelolaan dan pengembangan Museum Gunung Merapi. d) Pelaksanaan pembangunan Camping Ground tahap 3 di Kalitengah, Glagaharjo, Cangkringan dan 1 paket pembangunan Kawasan Wisata Gunung Bengkel. 3. Program Pengembangan Kemitraan a) Pelaksanaan 6 kali pembinaan petugas desa wisata, fasilitasi 4 kali pertemuan forum komunikasi desa wisata, 6 kali operasional petugas pengamanan wisata, 72 kali operasional polisi pariwisata dan 5 kali pembinaan usaha wisata. b) Pelaksanaan 3 kegiatan koordinasi usaha jasa pariwisata. c) Pelaksanaan 2 kegiatan pengembangan SDM pelaku usaha bidang pariwisata. (IKK aspek tingkat capaian kinerja penyelenggaraan urusan pariwisata sebagaimana buku lampiran) c. SKPD Penyelenggara Urusan Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Sleman dan Peraturan Bupati Sleman Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman, 363