LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS MOTIVASI PEMBELAJARAN KIMIA SISWA KELAS X DI MAN 2 WATES MELALUI SISTEM KONTRAK NILAI

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL OLEH YENI FARIDA The Learning University

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

PENERAPAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 PALU

PENINGKATAN MINAT BELAJAR KIMIA SISWA MELALUI MODUL KOMIK PADA KELAS X DI MAN 2 WATES KULON PROGO. Merry Nirwana Rini, M.Pd MAN 2 Wates, Kulon Progo

PENINGKATAN MINAT BELAJAR KIMIA SISWA MELALUI MODUL KOMIK PADA KELAS X DI MAN 2 WATES KULON PROGO

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI MEDAN ESTATE

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bilangan Berpangkat melalui Model Pembelajaran Discovery Learning

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa tergantung pada kemajuan sumber daya manusianya.

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI DIFERENSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA3 SMAN I PALOPO

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERTANYA PRODUKTIF MAHASISWA

PENERAPAN MODEL BELAJAR GROUP INVESTIGATION

JURNAL PUBLIKASI ARTIKEL ILMIAH

I. PENDAHULUAN. proses kognitif. Proses belajar yang dimaksud ditandai oleh adanya perubahanperubahan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Perserikatan Bangsa-Bangsa). (Yusuf dan Anwar, 1997) dalam menjawab tantangan zaman di era globalisasi. Pembelajaran bahasa Arab

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Kondisi Empiris Perkuliahan Strategi Pembelajaran Selama ini

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah berusaha meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya

PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTs AL-MAARIF 01 SINGOSARI

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan berbagai pihak yang terkait secara bersama-sama dan bersinergi

Kata Kunci : Aktivitas Belajar, Hasil Belajar, PAIKEM A. PENDAHULUAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SD Negeri 20 Ampana pada Pembelajaran IPA melalui Metode Inquiry

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERTANYA PRODUKTIF MAHASISWA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh Fathorrasi (1), Hasan Muchtar Fauzi (2)

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. pada bab terdahulu, maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD merupakan model pembelajaran

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam kehidupan, pendidikan memegang peranan penting karena

BAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan berlangsung dalam suatu kegiatan sosial antara peserta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

kata kunci: bimbingan teknis, pendekatan kontekstual, dan mutu guru.

PENERAPAN PENILAIN TEMAN SEJAWAT PADA PEMBELAJARAN KAJIAN IPS SD

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan, tentu dalam rangka penataan yang terus dilakukan untuk mencapai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bagian tumbuhan. Dalam pembelajaran IPA siswa belajar dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan masyarakat Indonesia yang maju, modern, dan sejajar dengan

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII b SMP NEGERI 1 TIRAWUTA PADA MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT MELALUI METODE PENEMUAN TERBIMBING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri Tlahap cenderung bersifat konvensional ceramah yang berpusat pada guru.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVELOPMENT

I. PENDAHULUAN. derajat suatu bangsa dapat ditingkatkan menjadi bangsa yang besar dan

Kata kunci : pembelajaran aktif, pencocokan kartu indeks, hasil belajar

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

ISMAIL Guru SMAN 3 Luwuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN KELAS V MELALUI METODE DISKUSI DI SDN NO 1 LOLI DONDO

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

PENGGUNAAN METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

Cindra Dewi, Muchlis Djirimu, dan Lestari Alibasyah. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. pada bab terdahulu, maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dimana seseorang memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN MEDIA TOYS AND TRICK

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional yang saat ini diberlakukan mempunyai tuntutan

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran tertentu, dalam interaksi harus ada perubahan tingkah laku. siswa dari tidak tahu menjadi tahu (Slavin, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu

PENINGKATAN MOTIVASI DAN KTIVITAS BELAJAR MAHASISWA PGSD UMP PADA MATA KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR DI SD MELALUI COOPERATIVE LEARNING

Penerapan Metode Stop Think Do Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas Xb SMA Negeri 2 Dolo

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD

ekonomi dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai.

Rasiman 1, Wahyu Widayanto 2. Abstrak

Jurnal Bio-Natural (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol. 1, No. 2, September-Februari 2015, hlm 1-32

Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Pendahuluan Pembelajaran matematika dengan pendekatan tradisional didasarkan pada pandangan bahwa matematika sebagai strict body of knowledge yang

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PREDICT- OBSERVE-EXPLAIN-WRITE (POEW) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS IX A SMP NEGERI 11 PALU

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Metode (method). Secara harafiah berarti cara. metode atau metodik berasal dari

PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DAN DISCOVERY

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

Penerapan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS di SDK Despot Petunasugi Kecamatan Bolano Lambunu

Transkripsi:

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS MOTIVASI PEMBELAJARAN KIMIA SISWA KELAS X DI MAN 2 WATES MELALUI SISTEM KONTRAK NILAI Oleh: MERRY NIRWANA RINI, M.Pd MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 WATES KULON PROGO YOGYAKARTA 2009

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i DAFTAR ISI... ii ABSTRAK... iii BAB I PENDAHULUAN... 1 1 Latar Belakang Masalah. 1 2 Rumusan Masalah.. 1 3 Tujuan Penelitian. 2 4 Manfaat Penelitian.. 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 3 BAB III DESAIN DAN PROSEDUR PENELITIAN... 6 1 Rancangan Penelitian... 6 2 Desain Penelitian... 6 3 Rancangan Evaluasi... 7 4 Pemantauan, Pencatatan, dan Perekaman Tindakan... 7 5 Indikator Keberhasilan Tindakan... 8 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 9 1 Hasil Penelitian... 9 2 Pembahasan... 11 BAB V SIMPULAN DAN TINDAK LANJUT... 13 1 Simpulan... 13 2 Tindak Lanjut... 13 DAFTAR PUSTAKA... 14 ii

MOTIVASI PEMBELAJARAN KIMIA SISWA KELAS X DI MAN 2 WATES MELALUI SISTEM KONTRAK NILAI ABSTRAK Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mencari strategi pembelajaran kimia yang efektif dalam mengelola dan mengembangkan motivasi belajar siswa. Selain itu juga dapat dikembangkan sistem evaluasi yang integratif pada proses dan hasil belajar serta menghimpun permasalahan-permasalahan dalam proses pembelajaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sistem kontrak nilai. Subyek penelitiannya adalah siswa kelas XB MAN 2 Wates Kulon Progo tahun ajaran 2008/2009. Penelitian ini diawali dengan menjelaskan tentang penerapan sistem kontrak nilai dalam pembelajaran dan tujuannya serta konsekuensi-konsekuensi dalam penerapan sistem kontrak nilai. Prosedur penelitian meliputi pengembangan perangkat pembelajaran kemudian dilanjutkan dengan pembelajaran nyata di kelas dengan mengimplementasikan sistem kontrak nilai. Instrumen penelitian berupa lembar kontrak dan angket respon siswa terhadap proses pembelajaran. Berdasarkan hasil pembahasan, pembelajaran Kimia dengan menggunakan sistem kontrak nilai dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Ini tercermin dari respon positif siswa dan terpenuhinya nilai kontrak siswa terhadap mata pelajaran Kimia melalui sistem kontrak nilai. Dengan meningkatnya motivasi belajar maka siswa dapat melakukan tugas secara mandiri dalam menggali dan menyerap materi pembelajaran. Selain itu juga, dengan meningkatnya motivasi belajar maka siswa dapat memiliki pengetahuan yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran selanjutnya. Kata Kunci : Motivasi, Sistem Kontrak Nilai iii

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Dalam kenyataan di kelas pada suatu pembelajaran dijumpai permasalahanpermasalahan pembelajaran yang sering muncul, antara lain: rendahnya motivasi belajar, kurangnya daya abstraksi siswa, sedikitnya referensi siswa dan kurangnya pemanfaatan kemajuan teknologi. Permasalahan ini timbul dimungkinkan karena dalam sistem pembelajaran metode pengajaran yang konvensional kurang menantang siswa untuk termotivasi menggali materi, terlebih untuk menguasai konsep yang lebih dalam. Berbagai metode pengajaran yang dilakukan dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa dan memotivasinya dalam menguasai konsep secara benar,. Biasanya siswa hanya menunggu materi dari guru dalam mendapatkan konsep. Materi yang di dapat hanya sebatas apa yang disampaikan oleh guru, dengan referensi yang terbatas pula. Kenyataan menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran kimia masih bersifat lectured-centered, yaitu metode pembelajaran yang terpusat pada ceramah dengan media papan tulis. Aktivitas siswa yang dominan adalah mendengarkan dan mencatat penjelasan guru. Siswa kurang aktif bertanya, mengeluarkan pendapat, apalagi untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru Penelitian ini dilakukan pada semester gasal tahun pelajaran 2008-2009. Melalui sistem kontrak nilai, siswa diharapkan mampu berkreasi secara mandiri dan mampu memotivasi dirinya untuk menguasai konsep pembelajaran Kimia sesuai dengan nilai yang mereka inginkan dalam kontraknya di awal pembelajaran. Dengan sistem kontrak nilai pula, siswa akan memperoleh nilai yang mereka inginkan. Berbagai konsekuensi harus mereka jalankan dalam sistem pembelajarannya agar nilai yang dikontrak tersebut benarbenar menjadi nilai akhir dari mata pelajaran kimia di raport semester gasal. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan pada permasalahan yang diungkapkan dalam pendahuluan, ada beberapa permasalahan yang muncul dalam penelitian ini, antara lain sebagai berikut: 1

1. Bagaimana merancang strategi pembelajaran yang efektif guna meningkatkan pemahaman materi pembelajaran kimia? 2. Bagaimana mengelola dan mengembangkan motivasi belajar siswa? 3. Bagaimana mengembangkan sistem evaluasi yang mampu memberi penilaian secara integratif, yaitu penilaian sekaligus terhadap proses dan hasil belajar? 3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1. Strategi pembelajaran yang efektif guna meningkatkan pemahaman materi pembelajaran kimia. 2. Mengelola dan mengembangkan motivasi belajar siswa. 3. Mengembangkan sistem evaluasi yang integratif yang didasari pada proses dan hasil belajar. 4. Menginventaris permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran. 4. Manfaat Penelitian Penelitian ini dapat bermanfaat bagi: 1. Siswa a) Dapat meningkatkan kemampuan dan motivasi belajar dalam menguasai konsep materi pembelajaran Kimia secara benar. b) Dapat meningkatkan kemandirian dalam menggali dan menyerap materi pembelajaran. c) Memiliki pengetahuan yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran selanjutnya. 2. Peneliti a. Mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran kimia. b. Sebagai bahan kajian serta menambah wawasan dan dapat mendorong penelitian penerapan pembelajaran melalui sistem lebih lanjut guna peningkatan kualitas pembelajaran. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tujuan pembelajaran terarah pada peningkatan kemampuan, baik dalam bentuk kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Kegiatan belajar mengajar tidak hanya sekedar menyampaikan informasi, tapi mengolah informasi sebagai masukan pada usaha peningkatan kemampuan (Gulo, 2005: 71). Belajar adalah aktivitas manusia yang mana semua potensi manusia dikerahkan. Kegiatan ini tidak hanya terbatas pada kegiatan mental intelektual tapi juga melibatkan kemampuan-kemampuan yang bersifat emosional. Bahkan tidak jarang melibatkan kemampuan fisik. Rasa senang atau tidak senang, tertarik atau tidak tertarik, simpati atau antipati adalah dimensi-dimensi emosional yang turut terlibat dalam proses pembelajaran. Berbagai model pembelajaran dikembangkan agar semua potensi yang ada dalam diri peserta didik dapat berkembang. Belajar bukan merupakan konsekuensi otomatis dari penyampaian informasi ke dalam kepala seorang peserta didik. Belajar membutuhkan keterlibatan mental dan tindakan pelajar itu sendiri. Penjelasan dan peragaan oleh mereka sendiri, tidak akan menuju ke arah belajar yang sebenarnya dan tahan lama. Hanya cara belajar aktif saja yang akan mengarah kepada pengertian ini Untuk mengembangkan belajar aktif perlu diterapkan strategi-strategi khusus dan praktis yang dapat digunakan untuk hampir semua mata pelajaran. Strategi-strategi ini dirancang untuk memeriahkan ruang kelas. Beberapa dari strategi tersebut sangat menyenangkan dan beberapa lainnya mengarah pada hal yang serius, tetapi semuanya itu dimaksudkan untuk mendalami kegiatan belajar dan ingatan. Belajar aktif merupakan sebuah kesatuan sumber kumpulan strategi pembelajaran yang komprehensif. Belajar aktif meliputi berbagai cara untuk membuat peserta didik aktif sejak awal melalui aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu singkat membuat mereka berpikir tentang materi pelajaran. Juga terdapat teknik-teknik memimpin belajar bagi seluruh kelas, bagi kelompok kecil, merangsang diskusi dan debat, mempraktekkan keterampilan-keterampilan, yang mendorong adanya pertanyaanpertanyaan, bahkan membuat peserta didik dapat saling mengajar satu sama lain. 3

Model kemandirian aktif merupakan sebuah model yang dirancang berdasarkan sistem belajar mandiri dan belajar aktif. Belajar mandiri diartikan sebagai usaha individu siswa atau siswa yang otonom untuk mencapai suatu kompetensi akademis. Belajar mandiri memiliki ciri utama bahwa siswa tidak bergantung pada pengarahan pengajar terus menerus, tetapi mereka mempunyai kreativitas dan inisiatif sendiri serta mampu untuk bekerja sendiri dengan merujuk pada bimbingan yang diperolehnya. Tujuan proses mengajar-belajar secara ideal adalah agar bahan yang dipelajari dikuasai sepenuhnya oleh siswa. Ini disebut "mastery learning" atau belajar tuntas, artinya penguasaan penuh. Prinsip pembelajaran dengan metode kontrak belajar yang berujung pada kontrak nilai yang mana nilai akhir yang diperoleh siswa sesuai dengan nilai yang dikontraknya pada perjanjian awal pembelajaran. Metode pembelajaran dengan sistem kontrak nilai ini selain mengacu pada pola pembelajaran aktif, juga mengacu pada metode belajar tuntas. Metode belajar tuntas merupakan pola pembelajaran yang mengharuskan peserta didik mencapai pemahaman secara keseluruhan terhadap bahan-bahan yang ditargetkan untuk dipelajari secara tuntas, benar dan komprehensif (Rosyana, 2004: 61). Prinsip pembelajaran dengan metode kontrak belajar ini juga berhubungan erat dengan kurikulum berbasis kompetensi yang mana terjadi hubungan yang kuat antara siswa dan guru, karena waktu yang dipakai tidak hanya pada jam mengajar. Pada pembelajaran dengan metode kontrak nilai ini waktu dirancang secara fleksibel karena ada peluang dan tuntutan bagi guru untuk melakukan reteaching ataupun penugasan kembali bagi siswa yang belum mencapai target ketuntasan belajar sesuai dengan nilai yang telah dikontraknya. Dengan demikian metode yang dikembangkan ini yakni metode belajar dengan sistem kontrak nilai merupakan metode pembelajaran yang merangkum berbagai pola-pola pembelajaran sehingga hasil yang diharapkan dari metode ini adalah dapat menghasilkan sikap positif dan dapat membangkitkan daya kreativitas dan inisiatif siswa. Siswa tidak hanya dituntut untuk menguasai materi secara tuntas tapi juga dituntut untuk mandiri dalam menyelesaikan tugas-tugas atau permasalahan-permasalahan yang diberikan, karena termotivasi oleh kontrak nilai yang telah mereka tanda tangani. 4

1. 2. 3. 4. Peninjauan dari Aspek Siswa Konvensional Kontrak Nilai Siswa menunggu nilai akhir yang diberikan guru setelah proses pembelajaran selesai (akhir semester). Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru sesuai dengan kemampuannya, dan tidak terbebani dengan target. Siswa tidak mendapatkan soal-soal tambahan jika tidak dapat mengerjakan / memahami materi. Siswa bersifat menunggu. Siswa menentukan sendiri nilai yang diinginkannya dan membuat target / kontrak nilai dengan konsekuensinya di awal semester. Siswa tertantang untuk mengerjakan semua soal yang diberikan karena harus mengejar target nilai yang diinginkan. Siswa mendapat arahan ulang dan tugas tambahan jika nilai yang dicapainya kurang atau belum sesuai dengan kontraknya. Siswa aktif mencari sumber referensi atau literatur karena termotivasi dengan nilai yang harus dicapainya. Konvensional 1. Guru mengajar sesuai dengan kurikulum yang berlaku 2. Guru memberi tugas sekali sesuai dengan target kurikulum Peninjauan dari Aspek Guru Kontrak Nilai Guru materi pengayaan jika target nilai yang dikontrak mahasiswa telah melebihi batas minimal yang ditentukan Guru dapat memberikan tugas berkali-kali kepada mahasiswa yang nilainya belum tercapai sesuai dengan kontrak nilainya 3. Guru memberi penilaian akhir Guru mencantumkan nilai sesuai dengan kontrak yang ditandatangani siswa. Tabel 1. Perbedaan Sistem Penilaian Konvensional dengan Sistem Kontrak Nilai Pada sistem kontrak nilai, siswa berperan dalam menentukan nilai akhirnya pada awal pembelajaran lewat lembar perjanjian kontrak dengan guru. Sebelumnya guru memberikan penjelasan tentang sistem kontrak nilai, aturan-aturan sistem kontrak nilai beserta konsekuensi-konsekuensinya. Target dari sistem kontrak nilai ini adalah siswa dituntut untuk memenuhi penilaian penugasan-penugasan sesuai dengan nilai kontraknya. Bila ada siswa yang belum memenuhi nilai kontraknya, maka siswa tersebut dikatakan gagal dalam pencapaian nilai kontraknya. 5

BAB III DESAIN DAN PROSEDUR PENELITIAN 1.Rancangan Penelitian Rancangan terhadap sistem kontrak nilai yang diberlakukan pada penelitian ini lebih menekankan pada motivasi siswa dalam memahami konsep melalui berbagai penugasan yang diberikan sesuai dengan kontrak yang ditandatangani oleh siswa bersangkutan. Penelitian ini dilaksanakan di MAN 2 Wates Kulon Progo. Kelas yang dijadikan kelas sampel adalah kelas XB sebagai kelas penelitian dan kelas XA dan X C sebagai kelas pembanding. Waktu penelitian dilaksanakan selama 6 bulan efektif mulai dari persiapan, pelaksanaan, evaluasi sampai dengan pelaporan. 2. Desain Penelitian Prosedur dan desain penelitian tindakan kelas ini mengacu pada pendapat Siklus Pembelajaran Penelitian Tindakan Kelas oleh Kemmis and McTaggart yang meliputi: (1) kegiatan perencanaan, (2) kegiatan tindakan, dan (3) refleksi. Pada kegiatan perencanaan dilakukan: a. Memberi penjelasan umum tentang sistem kontrak nilai, tujuan dari penerapan sistem kontrak nilai beserta konsekuensi-konsekuensinya. b. Diberikan lembar perjanjian kontrak nilai serta nilai yang dikehendaki oleh siswa. Pada tahap tindakan, dilakukan: a) Pembelajaran dilakukan secara klasikal. b) Tiap akhir pembelajaran atau akhir materi pembelajaran diberikan penugasan pokok, yaitu penugasan yang harus dikerjakan oleh semua siswa Pada pertemuan berikutnya, diberikan hasil-hasil penugasan sebelumnya. Bagi siswa yang nilai penugasannya kurang dari nilai kontrak maka diberikan penugasan tambahan sampai nilainya memenuhi nilai kontrak. Pada tahap refleksi, yang dilakukan adalah a. Siswa mengevaluasi semua hasil penugasan-penugasannya baik penugasan pokok maupun penugasan tambahan. b. Diberi kesempatan pada siswa untuk memberikan usulan-usulan yang berkaitan dengan sistem kontrak nilai untuk pelaksanaan pada fase 2 (setelah ujian tengah semester) 6

Tindakan dan Observasi Siklus I Perencanaan Refleksi Siklus 2 Tindakan dan Observasi Refleksi Perencanaan (Revised) Gambar 1. Siklus Pembelajaran Penelitian Tindakan Kelas 3. Rancangan Evaluasi Instrumen yang digunakan dalam mengevaluasi adalah sebagai berikut: 1. Penilaian Kinerja (Performance Assessment). Merupakan suatu sistem penilaian proses yang digunakan untuk menilai kualitas hasil kerja siswa dalam menyelesaikan dan menggali referensi dari suatu penugasan yang diberikan. 2. Tes untuk mengukur ranah kognitif. 3. Angket kesesuaian nilai yang didapat dengan lembaran kontrak nilai yang diinginkan siswa. 4. Pemantauan, Pencatatan, dan Perekaman Tindakan Teknik yang digunakan dalam pemantauan, pencatatan, dan perekaman tindakan kelas adalah berupa 1. Angket kegiatan pembelajaran. 2. Catatan harian dan deskripsi saat kegiatan pembelajaran berlangsung. 3. Catatan harian kemajuan siswa. 4. Hasil pembelajaran siswa melalui angket dan penugasan. 7

5. Indikator Keberhasilan Tindakan Indikator keberhasilan tindakan ini dikelompokkan dalam dua aspek, yaitu indikator keberhasilan proses, dan indikator keberhasilan produk. Indikator proses ditandai oleh beberapa tindakan nyata, yaitu 1. Siswa tertarik mengikuti proses pembelajaran. 2. Siswa termotivasi untuk mendiskusikan materi mata pelajaran kimia yang diajarkan. 3. Bersikap kritis terhadap pembelajaran. Sedangkan indikator keberhasilan produk ditandai dengan 1. Nilai penugasan sesuai dengan kontrak nilainya. 2. Bertambahnya kemampuan guru dalam mengembangkan model pembelajaran sehingga menarik bagi siswa. 8

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian Siklus I Rencana 1 Pada pertemuan pertama di awal semester guru memberikan penjelasan secara umum tentang proses pembelajaran dan aturan serta tata tertib yang harus dipatuhi. Penjelasan meliputi kompetensi dasar yang harus dapat dicapai oleh siswa setelah mengikuti pembelajaran, sistem pembelajaran, dan sistem evaluasi, buku-buku yang digunakan, dan kedisiplinan maupun absensi. Guru terlebih dahulu menjelaskan tentang penerapan sistem kontrak nilai dalam pembelajaran dan tujuannya serta konsekuensi-konsekuensinya. Selanjutnya diberikan lembar perjanjian kontrak nilai serta nilai yang dikehendaki pada siswa. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara klasikal di kelas dan pada tiap akhir materi pembelajaran diberikan penugasan pokok bagi siswa. Tindakan 1 Pada tindakan 1 ini, pembelajaran dilakukan secara klasikal, tetapi pada tiap akhir materi pembelajaran, siswa diberikan penugasan berupa penugasan pokok,penugasan pokok ini merupakan penugasan awal yang bilamana nilainya kurang dari kontrak nilai maka siswa tersebut mendapatkan penugasan tambahan yang diberikan pada pertemuan selanjutnya. Dari lembar kontrak nilai yang diberikan, untuk kelas XB yang jumlahnya 22 orang, 19 orang diantaranya yang mengambil sistem kontrak nilai dengan nilai minimal 85, sebanyak 3 orang mengambil kontrak nilai dengan nilai minimal 80. Refleksi 1 Memang, bagi siswa yang mengambil sistem kontrak nilai yang nilainya (baik penugasan pokok maupun penugasan tambahan) masih kurang dari nilai kontrak akan mendapat beban tugas yang semakin berat. Selain mengerjakan tugas pokok juga harus mengerjakan tugas tambahan dari materi sebelumnya. Distribusi banyaknya siswa yang mendapatkan penugasan tambahan pada fase 1 dapat di lihat pada Tabel 2. 9

Penugasan (Fase 1) Penugasan Pokok 1 - Penugasan Tambahan 1 - Penugasan Tambahan 2 - Penugasan Tambahan 3 Penugasan Pokok 2 - Penugasan Tambahan 1 - Penugasan Tambahan 2 - Penugasan Tambahan 3 Jumlah siswa 22 3 1 15 5 1 Tabel 2. Hasil Penilaian Penugasan-Penugasan Pada Fase I. Bila siswa mendapat lebih dari dua kali tugas tambahan, guru memberi penugasan dengan memanggil siswa bersangkutan untuk ujian baik secara lisan maupun secara tertulis. Dalam melaksanakan proses belajar mengajar, peran guru tidak hanya transfer pengetahuan tetapi juga membantu siswa yang mengalami kesulitan atau hambatan dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Setelah siswa mengumpulkan semua tugas pokok dan tugas tambahannya, guru menjelaskan bagaimana penyelesaiannya. Fase 1 pembelajaran berakhir pada saat ujian tengah semester sekaligus forum refleksi bagi siswa yang mengambil sistem kontrak nilai. Forum refleksi merupakan forum bagi siswa untuk melihat hasil-hasil penilaian terhadap penugasan-penugasan yang ia kerjakan baik penugasan pokok maupun penugasan tambahan. Forum ini juga merupakan forum untuk merevisi kontrak nilai, dan siswa berhak merevisi kontrak nilainya sekali. Di sini siswa dapat melihat semua penilaian sehingga siswa dapat mengukur kemampuan dirinya untuk mencermati langkah selanjutnya. Siklus II Rencana 2 Pada tahap ini, guru memberikan penegasan bagi siswa yang mengambil sistem kontrak nilai untuk berhati-hati dan harus bekerja keras agar tiap-tiap penugasan yang diberikan dapat memenuhi nilai kontraknya. Pada tahap ini juga, guru berusaha menindaklanjuti usulan-usulan siswa yang berkaitan dengan pelaksanaan sistem kontrak nilai, antara lain adalah diberikannya soal penugasan yang berbeda untuk tiap-tiap siswa. 10

Tindakan 2 Pada proses ini, pembelajaran tetap dilaksanakan secara klasikal. Tiap akhir pertemuan / akhir materi diberikan penugasan pokok, dan bagi siswa yang mendapatkan nilai penugasan pokok kurang dari nilai kontraknya, ia mendapatkan tugas tambahan. Dalam memberikan penugasan-penugasan baik pokok maupun tambahan tidak hanya berupa soal-soal, tetapi juga dapat berupa mencari informasi-informasi terkini yang terkait dengan materi kimia dengan memanfaatkan fasilitas internet yang merupakan materi pengayaan. Refleksi 2 Pada fase 2, pemberian tugas tambahan pada siswa jauh berkurang, tetapi ada beberapa siswa yang mendapatkan tugas tambahan sebanyak 2 kali. Penugasan (Fase 2) Penugasan Pokok 3 - Penugasan Tambahan 1 - Penugasan Tambahan 2 - Penugasan Tambahan 3 Penugasan Pokok 4 - Penugasan Tambahan 1 - Penugasan Tambahan 2 - Penugasan Tambahan 3 Penugasan Pokok 5 - Penugasan Tambahan 1 - Penugasan Tambahan 2 - Penugasan Tambahan 3 Jumlah siswa 9 5 0 2 0 0 3 1 0 Tabel 3. Hasil Penilaian Penugasan-Penugasan Pada Fase II. 2. Pembahasan Setelah diberikan penjelasan, tujuan dan konsekuensi-konsekuensi dari penerapan sistem kontrak nilai pada pembelajaran kimia, terlihat 98,5% mahasiswa kelas XB antusias mengikuti sistem kontrak nilai. Banyaknya siswa yang berhasil dalam sistem kontrak nilai ini dapat mencerminkan bahwa motivasi siswa sangat besar dan dapat dibangkitkan dengan jalan banyak memberi penugasan. Banyaknya penugasan yang diberikan diharapkan siswa harus banyak meluangkan waktunya untuk belajar dan mengerjakan tugas-tugas. 11

Hal lain yang dapat dilihat yaitu pada lembar kontrak siswa, yaitu di kelas XB yang mengambil kontrak nilai minimal 85 ada 19 orang dan kontrak nilai minimal 80 ada 3 orang. Banyaknya siswa yang mengambil nilai kontak 85 (dan juga 80) ini mencerminkan kepercayaan diri siswa akan kemampuan dirinya. Kepercayaan diri siswa ini harus dibarengi dengan meningkatkan motivasi belajar serta meningkatkan kemampuan pemahaman materi perkuliahan agar mereka dapat mewujudkan nilai kontraknya. Dari hasil penerapan sistem kontrak nilai pada pembelajaran kimia, sebagian besar siswa mendapatkan kesesuaian antara kontrak nilai yang ia buat dengan hasil yang ia peroleh. Artinya nilai akhir yang ia dapatkan merupakan hasil usahanya dalam meraih nilai tersebut. Pada kelas XB 21 siswa yang nilai kontraknya sama dengan nilai akhirnya, dan satu orang merevisi nilai kontrak menjadi 70. Sikap kritis siswa dalam proses pembelajaran ini merupakan salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan sistem kontrak nilai, yaitu membangkitkan motivasi belajar siswa. 12

BAB V SIMPULAN DAN TINDAK LANJUT 1. Simpulan Berdasarkan refleksi dan tindakan pada siklus I dan siklus II, ada beberapa simpulan: 1. Pembelajaran kimia di kelas X dengan menggunakan sistem kontrak nilai dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Dengan meningkatnya motivasi belajar maka siswa dapat melakukan tugas secara mandiri dalam menggali dan menyerap materi pembelajaran. Selain itu juga, dengan meningkatnya motivasi belajar maka siswa dapat memiliki pengetahuan yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran selanjutnya. 2. Pengelolaan dan pengembangan motivasi belajar siswa dapat dilakukan dengan memberi kebebasan pada siswa untuk menentukan sendiri nilai akhirnya yang merupakan konsekuensi dari kontrak nilai. Dengan kontrak nilai ini juga, siswa dapat mengukur dan mengelola kemampuan dirinya sendiri, apakah ia mampu untuk meraih nilai yang ia tentukan. 3. Penilaian yang dilakukan pada sistem kontrak nilai ini dilakukan secara integratif, yaitu kedisiplinan siswa dan penugasan-penugasan yang diberikan. 2. Tindak Lanjut Penerapan sistem kontrak nilai dalam pembelajaran dapat membangkitkan motivasi belajar siswa. Dengan demikian dapat diterapkan dan dikembangkan pada mata pelajaran lain. 13

DAFTAR PUSTAKA Gulö, W. (2002). Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: Grasindo Nasution, S. (2003). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Rosyana, D. (2004). Paradigma Pendidikan Demokratis; Suatu Model Pelibatan Masyarakat dalam Menyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Silberman, M. (1996). Active Learning. Boston: Allyn and Bacon 14