ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP WINGKO (Studi Kasus UKM Wingko di Kec. Babat, Lamongan) Analysis of Influential Factors of Customer Satisfaction of Wingko. (Case Studies in Wingko UKM, Babat, Lamongan) Lia Puspita Sari 1), Imam Santoso 2), Dhita Morita Ikasari 3) 1) Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Universitas Brawijaya Malang 2) Staf Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Universitas Brawijaya Malang Korespondensi email : liapuspitasari92@gmail.com ABSTRAK Perkembangan industri saat ini sangat ketat sehingga para pelaku industri selalu menghasilkan produk yang dapat memuaskan konsumen. Salah satu cara untuk meningkatkan kepuasan konsumen adalah dengan memenuhi keinginan konsumen terhadap wingko yang tentunya berkualitas. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: kualitas produk, pelayanan, dan harga. Tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: mengetahui pengaruh variabel yang ada terhadap kepuasan konsumen dan mengetahui variabel yang berpengaruh dominan terhadap kepuasan konsumen. Penelitian ini menggunakan metode Partial Least Square (PLS). Dari hasil penelitian, variabel yang memiliki pengaruh terhadap kepuasan konsumen pada UKM wingko adalah variabel kualitas produk dengan nilai t hitung sebesar 3.453; sedangkan pelayanan dan harga nilainya sebesar 1.632 dan 0.255. Selain itu, untuk variabel yang berpengaruh dominan terhadap kepuasan konsumen wingko adalah kualitas produk dengan nilai koefisien jalur sebesar 0.464. Kata Kunci : Kepuasan Konsumen, Partial Least Squares (PLS), Wingko. ABSTRACT Development of the industry is very tight so that the industry has always produced products that can satisfy consumers. One of the way to improve customer satisfaction is to satisfy consumers' desire for a course wingko quality. The variables used in this study are: quality of product, service, and price. The objectives are as follows: determine the relationship and influence of existing variables on customer satisfaction and determine which variables are the dominant influence on customer satisfaction. This study uses Partial Least Square (PLS). From the research, the variables that have an influence on customer satisfaction in SMEs wingko product quality is variable with a value of 3.453 t, while the price of service and value for 1.632 and 0.255. In addition, for the dominant variable wingko to customer satisfaction is the quality of the product to the value of the path coefficient of 0.464. Keywords: Consumer Satisfaction, Partial Least Squares (PLS), Wingko. PENDAHULUAN Latar Belakang Seiring dengan perkembangan industri saat ini, banyak industri skala kecil dan menengah (UKM) mewarnai perekonomian di daerah-daerah. Mereka bergerak dalam kondisi yang amat kompetitif dan ketidakpastian; juga amat dipengaruhi oleh situasi ekonomi makro. Hal ini menyebabkan terjadinya persaingan yang cukup ketat antar pelaku industri dimana para pelaku industri tersebut berusaha untuk selalu menghasilkan produk yang dapat memuaskan pelanggan (Rahmana, 2009). Dewasa ini konsumen semakin membutuhkan produk-produk yang berkualitas dengan mutu yang lebih baik dan juga bernilai bagi konsumen itu sendiri. Preferensilah yang akan membentuk suatu pola pikir konsumen akan kepuasan terhadap suatu produk. Kepuasan konsumen merupakan suatu hal yang sangat penting,
karena puas atau tidaknya konsumen sangat mempengaruhi maju mundurnya suatu usaha yang berorientasi pelanggan. Oleh karena itu, baik konsumen maupun produsen akan sama-sama diuntungkan apabila kepuasan terjadi. Menurut Mandasari (2011), terdapat 3 faktor utama yang mempengaruhi kepuasan konsumen, yakni kualitas produk, pelayanan, dan harga. Wingko merupakan salah satu produk yang dihasilkan oleh usaha kecil menengah (UKM) yang ada di Kabupaten Lamongan. Wingko ini sejenis kue yang terbuat dari kelapa, berbentuk bulat pipih yang sering menjadi oleh-oleh untuk keluarga dan menjadikan kue ini terkenal sehingga usaha wingko memiliki peranan penting bagi pertumbuhan ekonomi daerah ini. Terdapat 3 UKM yang tingkat penjualannya paling besar, yakni UKM Abang, UKM Kelapa Muda Asli, dan UKM Diva. Tingkat penjualan pada UKM tersebut terjadi fluktuasi, sehingga ada kalanya terjadi penjualan yang rendah dan penjualan yang tinggi. Hal tersebut yang melatar belakangi penelitian mengenai kepuasan konsumen pada UKM sehingga UKM tersebut mampu bersaing dan samasama tetap bertahan di pasar. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh variabel-variabel yang ada terhadap kepuasan konsumen? 2. Variabel apakah yang berpengaruh dominan terhadap kepuasan konsumen? Tujuan 1. Mengetahui pengaruh variabel-variabel yang ada terhadap kepuasan konsumen. 2. Mengetahui variabel yang berpengaruh dominan terhadap kepuasan konsumen. Manfaat 1. Bagi peneliti adalah sebagai materi dalam perbandingan antara teori dengan praktek mengenai kepuasan konsumen sehingga dapat menambah wawasan yang berguna bagi penelitian berikutnya. 2. Bagi pihak UKM wingko adalah sebagai bahan pertimbangan UKM dalam penentuan kepuasan konsumen yang tepat agar UKM dapat berjalan secara efektif dan efisien. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di UKM Wingko di Kec. Babat, Kabupaten Lamongan. Pengolahan data penelitian dilakukan di Laboratorium Komputasi dan Analisis Sistem, Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya Malang. Batasan Masalah dan Asumsi Batasan masalah pada penelitian ini adalah hanya dilakukan pada 3 UKM wingko, yaitu UKM Abang, UKM Diva, dan UKM Kelapa Muda Asli; indikator kualitas produk berdasarkan 4 dimensi kualitas (performa, daya tahan, estetika, dan sesuai dengan spesifikasi) dari 8 dimensi kualitas Garvin. Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian ini dilakukan dalam 1 bulan (4 minggu) dimana diketahui bahwa setiap minggunya UKM wingko ramai dalam 3 hari, yaitu Jumat, Sabtu, dan Minggu. Tahapan Pelaksanaan Penelitian Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Identifikasi Variabel Variabel yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari variabel laten (X) dan variabel terukur atau indikator (Y). Variabel dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 1. Penentuan Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli dan mengkonsumsi wingko dimana banyaknya populasi tidak dapat ditentukan secara pasti. Untuk pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling, sedangkan penentuan jumlah sampel berdasarkan linear time function dengan perhitungan sebagai berikut (Umar, 2005): n = T t 0 = 144 120 = 96 sampel t i 0.25 Keterangan: n = jumlah sampel T = waktu yang tersedia untuk penelitian (12 jam/hari x 12 hari = 144 jam) t 0 = waktu pengambilan sampel (10 jam/hari x 12 hari = 120 jam)
t i = jumlah waktu yang digunakan oleh responden untuk pengisian kuesioner (0.25 jam) dengan program SPSS version 17.0 for Windows, dimana apabila koefisien korelasi r hitung > r tabel dinyatakan valid. Uji Kualitas Data 1. Uji itas Cara untuk menguji validitas sebuah instrument dapat dilakukan dengan menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total menggunakan rumus korelasi Product Moment. Uji validitas instrument ini menggunakan analisa korelasi Mulai 2. Uji Reliabilitas pengujian instrumen realibilitas atau tidak menggunakan metode Cronbach Alpha yang mana diukur berdasarkan skala Alpha yang berkisar antara 0-1. Instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi jika nilai koefisien reliabilitas yang diperoleh > 0.60 (Ghozali, 2002). Survei Pendahuluan Identifikasi Masalah Studi Literatur Identifikasi Variabel Penyusunan Kuesioner Penentuan Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data Penentuan populasi dan Sampel Uji Kualitas Data (Uji itas dan Uji Reliabilitas) dan Reliabel Tidak Ya Pengolahan dan Analisis dengan Menggunakan Pendekatan Partial Least Square Intepretasi Hasil Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 1. Tahapan Pelaksanaan Penelitian Pengolahan dan Analisis Data dengan Pendekatan PLS PLS merupakan SEM berbasis component atau variance dengan metode analisis yang tidak didasarkan pada banyak asumsi. Tujuan dari PLS adalah menguji teori yang lemah dan data yang lemah seperti jumlah sampel yang kecil atau adanya masalah normalitas data, memprediksikan pengaruh variabel X (variabel eksogen) terhadap Y (variabel endogen) dan menjelaskan hubungan teoritikal di antara kedua variabel tersebut (Abdi, 2003). Pengujian dalam PLS dilakukan dengan bantuan software SmartPLS ver 2 for Windows. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam Partial Least Square (PLS) yaitu meliputi: 1. Merancang Model Struktural (inner model) 2. Merancang Model Pengukuran (outer model)
3. Mengkonstruksi diagram jalur 4. Konversi Diagram Jalur ke Sistem Persamaan 5. Estimasi : Koef Jalur, Loading dan Weight 6. Evaluasi kriteria Goodness of fit 7. Pengujian Hipotesis Hipotesis Penelitian Hipotesis statistik untuk inner model variabel laten eksogen (independen) terhadap Tabel 1. Variabel Laten dan Indikator Variabel Variabel Terukur Laten (Indikator) Kepuasan 1. Sesuai harapan (Y 1) Konsumen 2. Rasa senang (Y 2) (Y) 3. Keinginan membeli kembali (Y 3) 4. Rekomendasi positif (Y 4) Kualitas Produk (X 1) Pelayanan (X 2) 1. Performa (X 11) 2. Daya tahan (X 12) 3. Estetika (X 13) 4. Sesuai dengan spesifikasi (X 14) 1. Bukti langsung (X 21) 2. Keandalan (X 22) 3. Daya tangkap (X 23) 4. Jaminan (X 24) 5. Empati (X 25) Harga (X 3) 1. Kesesuaian harga (X 31) 2. Perubahan harga (X 32) 3. Potongan harga (X 33) 4. Persaingan harga (X 34) Sumber : Data Primer Diolah (2013) HASIL DAN PEMBAHASAN Babat merupakan kecamatan terbesar kedua di Kabupaten Lamongan dimana usaha wingko menjadi mata pencaharian sebagian warganya. Saat ini terdapat ±30 unit usaha wingko yang berkembang di Kecamatan Babat dimana 3 diantaranya memiliki tingkat penjualan yang paling besar, yaitu UKM Abang, UKM Diva, dan UKM Kelapa Muda Asli. Wingko yang diproduksi rata-rata ada 2 macam, yaitu wingko dengan ukuran kecil berdiameter ±5 cm, yang dijual dengan harga Rp. 1.500 per biji dan wingko yang berukuruan besar berdiameter ±20 cm, yang dijual dengan harga Rp. 25.000 per biji. Para pelaku usaha ini lebih mengutamakan kualitas dari produknya sehingga variabel endogen (dependen) pada penelitian ini adalah : H 0 : γ i = 0 lawan H 1 : γ i 0 H0 : Tidak terdapat pengaruh antara variabel X (eksogen) terhadap kepuasan konsumen H1 : Terdapat pengaruh antara variabel X (eksogen) terhadap kepuasan konsume Definisi 1. Produk sesuai dengan harapan 2. Produk melebihi harapan 3. Kecenderungan untuk melakukan pembelian ulang produk tersebut 4. Menceritakan hal-hal positif mengenai produk tersebut kepada orang lain 1. Tampilan warna produk (tidak gosong) 2. Ukuran masa pakai produk 3. Kemasan produk yang menarik 4. Pencantuman komposisi produk 1. Bukti fisik 2. Kemampuan memberikan pelayanan yang cepat 3. Memberikan pelayanan dengan tanggap 4. Pengetahuan pegawai 5. Komunikasi yang baik 1. Harga yang ditawarkan sesuai dengan kualitas produk 2. Harga yang berubah sesuai dengan perubahan yang dilakukan perusahaan 3. Pengurangan harga saat membeli produk 4. Harga produk yang kompetitif menghasilkan konsumen yang puas akan produknya. Karakteristik Responden Jumlah kuesioner yang disebarkan sebanyak 96 eksemplar. Kuesioner disebarkan kepada konsumen wingko yang sudah menjadi pelanggan selama minimal 1.5 tahun dan berumur diatas 16 tahun. Profil pelanggan wingko yang menjadi responden dalam penelitian ini secara lengkap disajikan dalam Tabel 2. Berdasarkan karakteristik sampel responden tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian respondenya adalah masyarakat lokal (asli Lamongan) sebanyak 71 orang atau 74% dimana sebagian besar adalah wanita sebanyak 64 orang atau 66.70% dengan rentang usia 16-35 tahun sebanyak 33 orang atau 34.4%. Selain itu, responden tersebut
berlatar belakang pekerjaan bukan pelajar/mahasiswa, PNS, dan pegawai swasta dimana merupakan kelompok yang paling sering membeli dan mengkonsumsi wingko yang besarnya 36 orang atau 37.50% dari total responden dengan pendidikan terakhir SMA/Sederajat yaitu sebanyak 56 orang atau 58.30% dan tingkat pendapatan responden tersebut adalah >Rp.1.500.000,00 sebanyak 41 orang atau 42.70%. Mayoritas pelanggan mengkonsumsi wingko lebih dari 2 tahun yakni sejumlah 58 orang atau 60.40% dari total responden dan 55 orang atau 57.30% responden mengkonsumsi wingko lebih dari 3 kali selama setahun. Gambar 2. Kerangka Konseptual Kepuasan Konsumen pada UKM Wingko Hasil Uji Kualitas Data 1. Hasil Uji itas Output hasil uji validitas menggunakan software SPSS versi 17 dapat dilihat pada Tabel 2. Berdasarkan hasil uji validitas, nilai r hitung (pearson correlation) seluruhnya lebih besar dari r tabel yang besarnya 0.202. Hal tersebut menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan pada kuesioner mampu mengukur sesuatu yang diukur (valid). Tabel 2. Hasil Uji itas Variabel Indikator r hitung r tabel Keterangan X 11 0.593 0.202 Kualitas Produk (X 1) X 12 0.747 0.202 X 13 0.631 0.202 X 14 0.632 0.202 X 21 0.836 0.202 X 22 0.940 0.202 Pelayanan (X 2) X 23 0.633 0.202 X 24 0.826 0.202 X 25 0.874 0.202 X 31 0.833 0.202 Harga (X 3) X 32 0.672 0.202 X 33 0.764 0.202 X 34 0.861 0.202 Y 1 0.913 0.202 Kepuasan Konsumen Y 2 0.647 0.202 (Y) Y 3 0.949 0.202 Y 4 0.824 0.202 Sumber: Data Primer Diolah (2013)
2. Hasil Uji Reliabilitas Hasil uji reliabilitas dengan menggunakan program SPSS Statistics 17.0 tertera pada Tabel 3. Berdasarkan hasil uji reliabilitas, nilai Cronbach Alpha seluruhnya memiliki nilai > 0.6. Dengan demikian instrument dalam penelitian ini dikatakan reliabel. Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Cronbach Alpha Kualitas Produk 0.753 (X 1) Pelayanan (X 2) 0.812 Harga (X 3) 0.809 Kepuasan 0.827 Konsumen (Y) Sumber: Data Primer Diolah (2013) Reliabilitas Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Analisis dengan Metode PLS Pada bagian ini analisis dilakukan melalui diagram jalur yang telah dirancang mengenai analisis pengaruh dari variabel kualitas produk, pelayanan, dan harga terhadap kepuasan konsumen. Selain itu, analisis ini digunakan untuk mengetahui variabel mana yang berpengaruh dominan terhadap kepuasan konsumen. Langkah awal dalam permodelan PLS adalah spesifikasi model pada penelitian yang akan dilakukan. Spesifikasi model terdapat 2 macam yakni merancang inner model dan outer model. Inner model adalah model structural yang menghubungkan antar variabel laten pada subtantive theory, yakni variabel X (eksogen) terhadap variabel Y (endogen). Variabel eksogen (X) dalam penelitian ini terdiri dari : kualitas produk, pelayanan, dan harga. Variabel endogen (Y) dalam penelitian ini adalah kepuasan konsumen. Diagram jalur hasil pengolahan data dengan bantuan software Smart-PLS (Partial Least Square) dapat dilihat pada Gambar 3. Dari hasil analisa permodelan PLS terhadap kepuasan konsumen pada penelitian ini terdapat indikator yang tidak memenuhi rule of thumb dari convergent validity yang dimana memiliki nilai loading factor dibawah 0.5 yakni indikator performa (X11) sebesar 0.435 sehingga dilakukan eleminasi terhadap indikator tersebut dan dilakukan modifikasi model. Hasil dari modifikasi model analisa PLS dapat dilihat pada Gambar 4. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit a. Hasil Evaluasi Goodness of Fit Outer Model Evaluasi Goodness of Fit pada outer model dengan indikator reflektif dievaluasi dengan convergent validity, discriminant validity, dan composite reliability dengan hasil sebagai berikut: 1. Convergent validity Convergent validity di dalam PLS dengan indikator reflektif dilihat berdasarkan nilai loading factor (korelasi antara skor item/skor komponen dengan skor konstruk). Hasil output convergent validity dapat dilihat pada Tabel 4. Gambar 3. Konstruksi Diagram Jalur Hasil Pemodelan PLS
Gambar 4. Konstruksi Diagram Jalur Hasil Pemodelan PLS Setelah Dimodifikasi Keterangan: X 11 : Performa X 12 : Daya Tahan X 13 : Estetika X 14 : Sesuai dengan Spesifikasi X 21 : Bukti Langsung X 22 : Keandalan X 23 : Daya Tangkap X 24 : Jaminan X 25 : Empati X 31 : Kesesuaian Harga X 32 : Perubahan Harga X 33 : Potongan Harga X 34 : Persaingan Harga Y 1 : Sesuai Harapan Y 2 : Rasa Senang Y 3 : Keinginan Membeli Kembali Y 4 : Rekomendasi Positif 2. Discriminant ity itas diskriminan dalam model pengukuran indikator reflektif dinilai berdasarkan cross loading yang mana membandingkan nilai cross loading masingmasing indikator terhadap konstruknya lebih besar dari nilai cross loading indikator terhadap konstruk atau variabel laten lainnya. Hasil output dari discriminant validity dapat dilihat pada Tabel 5. 3. Composite reliability Composite reliability merupakan uji reliabilitas dalam PLS yang dimana menunjukkan akurasi, konsistensi dari ketepatan suatu alat ukur dalam melakukan pengukuran (Jogiyanto dan Abdillah, 2009). Composite reliability yang baik apabila memiliki nilai lebih dari 0.7. Hasil dari composite reliability dapat dilihat pada Tabel 6. b. Hasil Evaluasi Goodness of Fit Inner Model Goodness of fit inner model dievaluasi menggunakan R-square variabel laten dependen dan menggunakan Q-square predictive relevance untuk menunjukkan bahwa konstruk yang digunakan merupakan konstruk yang memiliki relevansi prediksi yang baik dan layak untuk digunakan dalam penelitian. Nilai Q-square harus > 0 di mana menunjukkan model memiliki predictive relevance yang baik (Ghozali,2008). Nilai R-square dari hasil analisis dengan menggunakan software Smart-PLS diperoleh sebesar 0.378. Hal ini berarti kebaikan pembentukan model dari penelitian kepuasan konsumen dapat dijelaskan dengan baik oleh variabel kualitas produk, pelayanan, dan harga dengan nilai sebesar 37.80% sedangkan 62.20% dijelaskan oleh variabel lain diluar
yang diteliti. Selanjutnya perolehan R² dimasukkan ke dalam persamaan Q-square berikut: Q 2 = 1 (1 (Rsquare) 2 ) Q 2 = 1 (1 (0.378) 2 ) = 0.143 Berdasarkan hasil dari perhitungan nilai Q- square dapat dilihat bahwa nilai Q-square sebesar 0.143. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kualitas produk, pelayanan, dan harga memiliki tingkat prediksi yang baik terhadap kepuasan konsumen. Tabel 4. Hasil Pengujian Convergent ity Variabel Indikator Loading factor Kualitas produk (X 1) X 12 X 13 X 14 Pelayanan (X 2) X 21 X 22 X 23 X 24 X 25 Harga (X 3) X 31 X 32 X 33 Kepuasan konsumen (Y) X 34 Y 1 Y 2 Y 3 Y 4 Sumber: Data Primer Diolah (2013) 0.622 0.611 0.858 0.857 0.926 0.595 0.831 0.885 0.864 0.641 0.740 0.882 0.917 0.612 0.954 0.835 Keterangan Tabel 5. Hasil Pengujian Discriminant ity Kualitas Produk Pelayanan Harga Kepuasan Konsumen X 12 0.622272 0.233327 0.453307 0.349553 X 13 0.611010 0.611010 0.379344 0.275973 X 14 0.857768 0.555151 0.514944 0.566990 X 21 0.540986 0.857456 0.436893 0.452758 X 22 0.563715 0.926143 0.541589 0.394941 X 23 0.197911 0.594803 0.210476 0.208175 X 24 0.524057 0.831453 0.469186 0.364267 X 25 0.571543 0.884789 0.506595 0.487811 X 31 0.656977 0.409485 0.863730 0.389860 X 32 0.405532 0.359379 0.641188 0.288854 X 33 0.598088 0.612806 0.739542 0.390870 X 34 0.682791 0.325740 0.882278 0.417434 Y 1 0.487946 0.441626 0.427260 0.917087 Y 2 0.294399 0.264472 0.182181 0.612245 Y 3 0.570678 0.483917 0.488529 0.954291 Y 4 0.585793 0.390726 0.431909 0.835469 Sumber: Data Primer Diolah (2013)
Tabel 6. Hasil Pengujian Composite Reliability Variabel Composite reliability X 1 0.744 X 2 0.914 X 3 0.866 Y 0.904 Sumber : Data Primer Diolah (2013) Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel. Perbandingan t hitung dengan t tabel digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antar variabel. Nilai t hitung diperoleh dari hasil bootstraping dengan software Smart- PLS. Pengujian dengan bootstrap juga bertujuan untuk meminimalkan masalah ketidaknormalan data penelitian (Ghozali, 2006). Nilai t tabel untuk penelitian ini adalah sebesar 1.661 (sig 0.05 dan df=95). Berdasarkan hasil uji hipotesis, pengaruh antara kualitas produk dengan kepuasan konsumen diperoleh nilai t hitung sebesar 3.453 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara kualitas produk dengan kepuasan konsumen. Hasil uji hipotesis antara pelayanan dengan kepuasan konsumen diperoleh nilai t hitung sebesar 1.632 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara pelayanan dengan kepuasan konsumen. Berdasarkan hasil uji hipotesis, pengaruh antara harga dengan kepuasan konsumen diperoleh t hitung sebesar 0.255 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara harga dengan kepuasan konsumen. Data karakteristik responden mengindikasikan bahwa konsumen wingko adalah seluruh anggota dengan asumsi memiliki rentang usia yang cukup luas, yang mana pelaku pembelinya mayoritas adalah wanita (biasanya berposisikan sebagai ibu dan atau ibu), yang biasanya bertugas sebagai pengambil keputusan dalam urusan konsumsi keluarga. Sebagian besar mereka adalah masyarakat lokal yang termasuk kedalam golongan kelas sosial menengah ke atas, sehingga menjadikan mereka sebagai konsumen-konsumen loyal. Terkait dengan pelaku pembelian yang merupakan wanita, hal ini mendukung hasil uji hipotesis yang menyebutkan kualitas produk memiliki pengaruh terhadap kepuasan konsumen. Hal ini juga dikarenakan wanita lebih selektif dalam memilih dan membeli suatu produk terutama produk untuk keluarga dan kualitas sangat diutamakan (Astuti, 2008). Oleh karena itu, penting bagi pemilik usaha wingko untuk tetap mempertahankan kualitas produk wingko yang diproduksi dan sebaiknya kualitas tersebut lebih ditingkatkan sehingga kepuasan yang dirasakan oleh konsumen akan semakin tinggi dan menjadikan konsumen-konsumen tersebut semakin loyal (Musanto, 2004). Selain itu, para pemilik usaha wingko juga perlu melakukan perluasan kegiatan pemasaran, sehingga pemasaran yang dilakukan dapat menjangkau seluruh pangsa pasar yang diinginkan, yaitu dari konsumen lokal meluas ke non lokal (kota lain). Usaha pemasaran dapat dilakukan dengan membuat iklan dalam media elektronik maupun media cetak baik lokal maupun non lokal, dan selebaran. Selain itu, pemanfaatan jejaring sosial sebagai sarana marketing online juga bisa dilakukan karena jejaring sosial tersebut dapat memudahkan dan mempercepat perluasan informasi (Anna, 2008).. KESIMPULAN 1. Variabel yang digunakan dalam pemodelan ini adalah kualitas produk, pelayanan dan harga. Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa variabel yang memiliki pengaruh terhadap kepuasan konsumen wingko di Kecamatan Babat, Lamongan adalah variabel kualitas produk dengan nilai t hitung sebesar 3.453 sedangkan pelayanan dan harga nilai t hitung yang diperoleh sebesar 1.632 dan 0.255 dimana nilai tersebut lebih kecil dari t tabel sehingga kedua variabel tersebut tidak memiliki pengaruh terhadap kepuasan konsumen. 2. Variabel yang berpengaruh dominan terhadap kepuasan konsumen pada UKM wingko di Kecamatan Babat, Lamongan adalah kualitas produk dengan nilai koefisien jalur sebesar 0.464. DAFTAR PUSTAKA Abdi, H. 2003. Partial Least Squares (PLS) Regression. Thousand Oaks: Sage. Feng, Y. 2008. Partial Least Squares Regression Based Celluar Automatic Model for Simulating Complex Urban
System. The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences. Vol. 03 (02). Page: 225. Ghanimata, F., dan Kamal, M. 2012. Analisis Pengaruh Harga, Kualitas Produk, dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian. Diponegoro Journal Of Management Vol. 1 (2). Ghozali, I. 2006. Structural Equation Modeling, Metode Alternatif dengan Partial Least Square Edisi 1. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Haenlein, M., and Andreas M. K. 2004. A Beginner s Guide to Partial Least Square Analysis. Journal Statistic. Vol. 03. Page: 283. Heiller, P. 2003. Customer Repurchase Intentions. Eroupean Journal of Marketing. Vol. 37 (11/12). Page: 1762. Jogiyanto, H.M dan Willy, A. 2009. Konsep dan Aplikasi PLS (Partial Least Square) Untuk Penelitian Empiris. Yogyakarta: BPFE Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM. Kartika, I., dan Wijayanti, P. 2007. Locus of Control and Accepting Disfunctional Behavior on Public Audiitors of DFAB. Akuntabilitas Vol. 06 (02). Hal. 158-164. Mandasari, V., dan Tama, B. 2011. Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Restoran Cepat Saji Melalui Pendekatan Data Mining: Studi Kasus XYZ. Jurnal Generic Vol. 06 (1). Hal. 25. Putriastuti, R., Kustiyah, L., dan Anwar, F. 2007. Persepsi, Konsumsi dan Preferensi Minuman Berenergi. Jurnal Gizi dan Pangan Vol. 02 (03). Hal. 13-25. Rahmana, A. 2009. Peranan Teknologi Informasi Dalam Peningkatan Daya Saing Usaha Kecil Menengah. Yogyakarta: Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI 2009). Tjandrawan, D. 2005. Total Quality Management Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Produk, Guna Menunjang Aktivitas Perusahaan. Jurnal Manajemen Krida Wacana Vol. 5 (3). Hal. 165. Sulistyawati, A., I., dan Indrayani, R., A. 2012. Pengaruh Kepuasan Karyawan, Training, Turnover, Dan Produktivitas Karyawan Terhadap Keunggulan Bersaing Melalui Kinerja Perusahaan. Jurnal Dinamika Akuntansi. Vol. 04 (02). Page: 83-93.