PERANCANGAN PERKERASAN CONCRETE BLOCK DAN ESTIMASI BIAYA

dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN TEBAL PERKERASAN DAN ESTIMASI BIAYA JALAN RAYA LAWEAN SUKAPURA ( PROBOLINGGO )

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR

BAB III LANDASAN TEORI. jalan, diperlukan pelapisan ulang (overlay) pada daerah - daerah yang mengalami

ANALISIS TEBAL LAPISAN PERKERASAN LENTUR JALAN LINGKAR MAJALAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS KOMPONEN SNI

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR KONSTRUKSI JALAN RAYA. 1. Nama Proyek : Pembangunan Jalan Spine Road III Bukit Sentul

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian B. Rumusan Masalah

BAB V VERIFIKASI PROGRAM

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Identifikasi Masalah. Studi Literatur. Pengumpulan Data Sekunder. Rekapitulasi Data. Pengolahan Data.

BAB IV PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR. perumahan Puri Botanical Residence di jl. Joglo Jakarta barat. ditanah seluas 4058

BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Pengumpulan Data

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan KATA PENGANTAR

BAB IV STUDI KASUS BAB 4 STUDI KASUS

STUDI PENGARUH PENGAMBILAN ANGKA EKIVALEN BEBAN KENDARAAN PADA PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN FLEKSIBEL DI JALAN MANADO BITUNG

BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.2 Dasar Teori Oglesby, C.H Hicks, R.G

Menetapkan Tebal Lapis Perkerasan

B. Metode AASHTO 1993 LHR 2016

STUDI BANDING DESAIN TEBAL PERKERASAN LENTUR MENGGUNAKAN METODE SNI F DAN Pt T B

TUGAS AKHIR. Untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S-1) Diajukan Oleh : ADI SISWANTO

PROYEK AKHIR. PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN PASURUAN-PILANG STA s/d STA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB III METODA PERENCANAAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Metode Analisa Komponen

BAB V EVALUASI V-1 BAB V EVALUASI

ANALISA DESAIN OVERLAY DAN RAB RUAS JALAN PONCO - JATIROGO LINK 032, STA KM

B. Metode AASHTO 1993 LHR 2016

PERBANDINGAN TEBAL LAPIS PERKERASAN DENGAN METODE ANALISA KOMPONEN DAN ASPHALT INSTITUTE

PROYEK AKHIR PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN BANGKALAN Bts.KAB SAMPANG STA MADURA, JAWA TIMUR

EVALUASI UMUR SISA RUAS JALAN KARTASURA KLATEN. Tugas Akhir

PENGARUH KELEBIHAN BEBAN TERHADAP UMUR RENCANA JALAN

BAB III LANDASAN TEORI. Pada metode Bina Marga (BM) ini jenis kerusakan yang perlu diperhatikan

PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN TUBAN BULU KM KM JAWA TIMUR DENGAN PERKERASAN LENTUR

5.3. Perencanaan Geometrik Jalan 1. Alinyemen Horisontal Spiral-Circle-Spiral

Agus Surandono 1) Rivan Rinaldi 2)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PENGGUNAAN METODE CAKAR AYAM MODIFIKASI SEBAGAI SOLUSI PEMBANGUNAN JALAN DI ATAS TANAH EKSPANSIF

STUDI PENGARUH BEBAN BELEBIH (OVERLOAD) TERHADAP PENGURANGAN UMUR RENCANA PERKERASAN JALAN

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

BAB III LANDASAN TEORI. A. Parameter Desain

PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN BANGKALAN BATAS KABUPATEN SAMPANG STA KABUPATEN BANGKALAN PROPINSI JAWA TIMUR

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR RUAS JALAN PARINGIN- MUARA PITAP KABUPATEN BALANGAN. Yasruddin¹)

STUDI KARAKTERISTIK PENENTUAN TINGKAT PEMBEBANAN KENDARAAN TERHADAP TEBAL LAPIS PERKERASAN JALAN

BAB 3 METODOLOGI PENULISAN. program sebagai alat bantu adalah sbb: a. Penyelesaian perhitungan menggunakan alat bantu software komputer untuk

KOMPARASI TEBAL PERKERASAN LENTUR METODE AASHTO 1993 DENGAN METODE BINA MARGA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS TEBAL PERKERASAN LENTUR DENGAN METODE ANALISA KOMPONEN SKBI 1987 BINA MARGA DAN METODE AASHTO

BAB II1 METODOLOGI. Berikut ini adalah bagan alir (Flow Chart) proses perencanaan lapis

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. cara membandingkan hasil perhitungan manual dengan hasil perhitungan

Teknik Sipil Itenas No. x Vol. xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Agustus 2015

LAPORAN TUGAS AKHIR. Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III. oleh:

FANDY SURGAMA

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN DAN TEBAL PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN GARENDONG-JANALA

BAB III LANDASAN TEORI. dapat digunakan sebagai acuan dalam usaha pemeliharaan. Nilai Pavement

Gambar 3.1. Diagram Nilai PCI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dasar dan roda kendaraan, sehingga merupakan lapisan yang berhubungan

Jenis-jenis Perkerasan

PERBANDINGAN KONSTRUKSI PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU PADA PROYEK PEMBANGUNAN PASURUAN- PILANG KABUPATEN PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

TINJAUAN TEBAL PERKERASAN LENTUR JALAN SIMPANG BULOH LINE PIPA STA , PEMKOT LHOKSEUMAWE 1 Romaynoor Ismy dan 2 Hayatun Nufus 1

BAB V EVALUASI. Tabel 5.1 Data Tanah Ruas Jalan Rembang - Bulu (Batas Jawa Timur) Optimum Maximum. Specific Water Dry Density

ANALISIS SUSUNAN PERKERASAN JALAN PADA TIGA RUAS JALAN ARTERI DI SEMARANG

Fitria Yuliati

BAB 3 METODOLOGI. sehingga akan menghasilkan biaya konstruksi dan perawatan perkerasan lentur.

PERENCANAAN DAN ESTIMASI BIAYA PELAKSANAAN UNTUK JALAN PENGHUBUNG DI KAWASAN SURABAYA TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN KAKU DENGAN METODE BINA MARGA 2013 DAN AASHTO 1993 (STUDI KASUS JALAN TOL SOLO NGAWI STA

Penggunaan Hot Rolled Asphalt Sebagai Alternatif Lapisan Tambahan Perkerasan pada Ruas Jalan Pacitan Glonggong di Pacitan. Sri Wiwoho M, ST, MT

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kadar air menggunakan tanah terganggu (disturbed), dilakukan

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR i DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL.. DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN..

SKRIPSI PERBANDINGAN PERHITUNGAN PERKERASAN LENTUR DAN KAKU, DAN PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (STUDI KASUS BANGKALAN-SOCAH)

TINJAUAN ULANG PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA

LAPORAN. Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III NIM NIM

PERKERASAN DAN PELEBARAN RUAS JALAN PADA PAKET HEPANG NITA DENGAN SYSTEM LATASTON

Perbandingan Perkerasan Lentur dan Perkerasan Kaku serta Analisa Ekonominya pada Proyek Jalan Sindang Barang Cidaun, Cianjur.

PENGARUH BEBAN KENDARAAN TERHADAP KERUSAKAN JALAN (studi kasus ruas jalan K.H. Ahmad Sanusi Sukabumi)

Perbandingan Konstruksi Perkerasan Lentur dan Perkerasan Kaku serta Analisis Ekonominya pada Proyek Pembangunan Jalan Lingkar Mojoagung

DR. EVA RITA UNIVERSITAS BUNG HATTA

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Oleh NRP :

TUGAS AKHIR - RC

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Studi Pengaruh Pengurangan Tebal Perkerasan Kaku Terhadap Umur Rencana Menggunakan Metode AASHTO 1993

PERBANDINGAN PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU TERHADAP BEBAN OPERASIONAL LALU LINTAS DENGAN METODE AASHTO PADA RUAS

BAB IV PERENCANAAN. Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI

PROGRAM KOMPUTER UNTUK DESAIN PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA

PENGGUNAAN INTERBLOCK SEBAGAI LAPISAN ULANG/OVERLAY PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA (KASUS RUAS JALAN LEGUNDI-BUNDER STA KABUPATEN GRESIK)

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI III-1

Perbandingan Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Metode Bina Marga 2011 Dengan Metode Jabatan Kerja Raya Malaysia 2013

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN CIJELAG - CIKAMURANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE AASTHO 93

Perencanaan Geometrik dan Perkerasan Jalan Lingkar Barat Metropolitan Surabaya Jawa Timur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Konsep penelitian ini adalah untuk mendapatkan tebal lapis perkerasan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kajian Pustaka Ulasan Pustaka Terhadap Penelitian Ini Ringkasan Penelitian Lain...

BAB I PENDAHULUAN. Permukaan tanah pada umumnya tidak mampu menahan beban kendaraan

PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN PANDAN ARUM - PACET STA STA KABUPATEN MOJOKERTO JAWA TIMUR

ANALISA PENGUJIAN DYNAMIC CONE PENETROMETER

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN PERKERASAN RUAS JALAN ARIMBET-MAJU-UJUNG-BUKIT-IWUR PROVINSI PAPUA

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

Analisis Desain Perkerasan Kaku Berdasarkan AASHTO Rigid Pavement ARI SURYAWAN (hal. 213)

Jurnal J-ENSITEC, 01 (2014)

STUDI KORELASI DAYA DUKUNG TANAH DENGAN INDEK TEBAL PERKERASAN JALAN MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA

Transkripsi:

PERANCANGAN PERKERASAN CONCRETE BLOCK DAN ESTIMASI BIAYA Patrisius Tinton Kefie 1, Arthur Suryadharma 2, Indriani Santoso 3 dan Budiman Proboyo 4 ABSTRAK : Concrete Block merupakan salah satu alternatif lapisan permukaan untuk suatu ruas jalan. Jalan yang akan dirancang dengan menggunakan perkerasan concrete block dan dihitung estimasi biayanya adalah Jalan Raya Lawean Sukapura dengan panjang total 10 km dengan menggunakan data yang didapat dari Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Propinsi Jawa Timur. Perancangan perkerasan concrete block Jalan raya Lawean Sukapura ini dengan menggunakan metode Modifikasi Perkerasan Lentur, metode Australian Empiris dan Mechanistic Design dengan memasukkan parameter perancangan jalan: daya dukung tanah yang diperoleh dari nilai CBR tanah dasar, beban lalu lintas yang diperoleh dari lalu lintas harian rata rata. Perhitungan estimasi biaya berdasar pada Standar Satuan Harga Dasar Konstruksi dan Analisa Harga Satuan Pekerjaan Dinas Pekerjaan Umum Jawa Timur Tahun Anggaran 2011 dan berdasarkan survei di lapangan terhadap produsen concrete block yang memperhatikan kuantitas jenis pekerjaan dan analisa harga satuannya. Melalui metode Modifikasi Perkerasan Lentur, jalan dengan panjang 10 km, lebar 7,5 meter, nilai CBR urugan sebesar 10%, umur rencana 10 tahun, dan menggunakan tebal lapis pondasi atas (batu pecah kelas A) minimum yaitu 20 cm dengan nilai CBR 100%, tebal sand bedding 3 cm, tebal concrete block 8 cm maka diperoleh tebal lapis pondasi bawah 19 cm dan 29 cm sesuai dengan kelandaian setiap stationing. Dari perhitungan estimasi biaya, total biaya pekerjaan perkerasan concrete block sepanjang 10 km dan lebar 7,5 meter adalah Rp 17.678.840.880,00 KATA KUNCI: perkerasan concrete block, estimasi biaya. 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini banyak dijumpai penggunaan concrete block sebagai salah satu alternatif lapisan permukaan (surface) dari suatu struktur perkerasan jalan. Di Indonesia sendiri pemakaian concrete block mulai dikenal sekitar tahun 1977. Sejak saat itu pemakaian concrete block sebagai lapisan pada perkerasan jalan dipakai secara meluas pada jalan-jalan di daerah real estate, trotoar, areal parkir, jalan-jalan umum, terminal kontainer, pelabuhan, pergudangan dan tempat lain yang bebannya cukup berat. Penggunaan concrete block semakin meningkat pada beberapa tahun terakhir ini. Di Indonesia, concrete block diproduksi dengan berbagai bentuk dan variasi ketebalan 60 mm, 80 mm dan 100 mm. Adapun mutu concrete block yang bervariasi seperti, K500, K450, K400 dan K350. Penentuan tebal, mutu dan bentuk concrete block sendiri disesuaikan dengan penggunaannya. Shackel (1990) menyatakan secara umum keuntungan dari penggunaan concrete block adalah sebagai berikut, tiap block dapat mudah diganti sebagian tanpa merusak konstruksi perkerasan secara menyeluruh, membutuhkan sedikit peralatan dan metode konstruksi sederhana sehingga tidak perlu tenaga kerja dengan keahlian khusus, biaya perawatannya minimum, tahan abrasi dan tahan tumpahan bahan bakar minyak, mampu menahan gaya yang ditimbulkan dari pengereman kendaraan, dapat memikul lendutan yang lebih besar dibandingkan dengan perkerasan kaku, pengadaan lajur lalu-lintas atau jalur 1 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, m21407127@john.petra.ac.id 2 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, m21409181@john.petra.ac.id 3 Dosen pembimbing Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, indriani@peter.ac.id 4 Dosen pembimbing Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, bproboyo@peter.ac.id 1

jalan raya relatif lebih cepat, apalagi energi yang digunakan dalam produksi concrete block tidak banyak. Selain itu perkerasan concrete block dapat segera langsung dibuka untuk lalu lintas setelah konstruksi. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yaitu: 1. Merancang dan menghitung struktur perkerasan (tebal perkerasan, pola pemasangan, mutu dan bentuk) concrete block. 2. Menghitung estimasi biaya perkerasan concrete block dengan menggunakan Standar Satuan Harga Dasar Konstruksi dan Analisa Harga Satuan Pekerjaan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2011. 2. LANDASAN TEORI Concrete Block adalah suatu komposisi bahan bangunan yang dibuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis atau sejenisnya, air dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu blok beton itu. Shackel (1990) mengatakan bahwa sudah ada 200 bentuk concrete block yang telah dipatenkan di dunia dan 40 diantaranya adalah yang sering digunakan, namun tidak semua bentuk concrete block cocok digunakan pada perkerasan jalan karena beban lalu lintas pada lalu lintas jalan yang berbeda beda. Sebagai panduan untuk mendesain bentuk concrete block, Cement and Concrete Association of Australia telah menyusun klasifikasi umum bentuk concrete block. Gambar 1 merupakan klasifikasi bentuk concrete block. Gambar 1. Klasifikasi Bentuk Concrete Block Perancangan perkerasan concrete block Jalan Raya Lawean Sukapura menggunakan Metode Modifikasi Perkerasan Lentur berdasarkan Panduan Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dan Perkerasan Interlocking Concrete Block, Australian Empiris, dan Mechanistic Design. Secara umum lapis perkerasan concrete block terdiri dari tanah dasar, lapis pondasi bawah, lapis pondasi atas, sand bedding dan lapis permukaan. Parameter yang diperlukan untuk merancang tebal perkerasan dengan Metode Modifikasi Perkerasan Lentur yaitu daya dukung tanah (DDT) dapat ditentukan dengan memeriksa nilai CBR (California Bearing Ratio), beban sumbu digunakan untuk menentukan angka ekivalen (E). Dari lalu lintas harian rata rata dan angka ekivalen kemudian akan dihitung Lintas Ekivalen Permukaan (LEP) yang merupakan jumlah lintas ekivalen harian rata rata pada jalur rencana yang diduga terjadi pada awal umur rencana, Lintas Ekivalen Tengah (LET) merupakan jumlah lintas ekivalen harian rata rata pada jalur rencana yang terjadi pada pertengahan umur rencana dan LER merupakan suatu besaran yang dipakai dalam nomogram penetapan tebal perkerasan. Faktor reginal yang dilihat melalui kelandaian jalan, persen (%) kendaraan berat, curah hujan dan indeks permukaan (IPo dan IPt) yang menyatakan kerataan dan kekokohan jenis permukaan 2

jalan pada awal dan akhir umur rencana. Sedangkan untuk Metode Australian Empiris dan Mechanistic Design parameter yang digunakan adalah nilai CBR tanah dasar dan Equivalent Standard Axle Load (ESAL). Pada bagian estimasi biaya akan menggunakan Standar Satuan Harga Dasar Konstruksi dan Analisa Harga Satuan Anggaran 2011 (Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga, 2011) dan survei lapangan yang membahas tentang jenis pekerjaan dan analisa harga satuan yang akan dilakukan. 3. METODE PENELITIAN Data penelitian diambil dari kantor Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Jawa Timur pada bulan september 2012. Jenis penelitian berupa perancangan perkerasan concrete block dan perhitungan estimasi biaya. Secara umum prosedur penelitiannya adalah, melakukan studi pustaka sebagai petunjuk perencanaan tebal perkerasan concrete block dengan beberapa metode (modifikasi perkerasan lentur, Australian Empiris dan Mechanistic Design), Standar Satuan Harga Dasar Konstruksi dan Analisa Harga Satuan, Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Jawa Timur 05/0614/110/2001 Tahun Anggaran 2011 dan data jalan yang diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Jawa Timur, melakukan pengumpulan data dari Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Jawa Timur, melakukan pengelolahan data untuk perancangan dan perhitungan struktur perkerasan (tebal, pola pemasangan dan bentuk) concrete block dan perhitungan estimasi biaya perkerasan concrete block dan menarik kesimpulan dari hasil pengelolahan data untuk perancangan dan perhitungan struktur perkerasan (tebal, pola pemasangan dan bentuk) concrete block dan perhitungan estimasi biaya perkerasan concrete block. Data yang didapat berupa data volume lalu lintas pada tahun 2002,data laporan penyelidikan tanah, gambar alinyemen vertikal dan horizontal, data harga bahan, tenaga kerja dan peralatan. Untuk mencapai tujuan perancangan perkerasan concrete block yang dibutuhkan maka perlu dibuat bagan alir metode penelitian. Gambar 2 menunjukkan bagan alir metode penelitian. Start Studi Pustaka - B. Shackel (1980), mengenai desain dan konstruksi perkerasan concrete block (yang berisi perancangan berdasarkan modifikasi perkerasan lentur, Australian Empiris dan Mechanistic Design). - Standar Satuan Harga Dasar Konstruksi dan Analisa Harga Satuan, Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Jawa Timur 05/0614/110/2001 Tahun anggaran 2011. - Data jalan diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Jawa Timur. Pengumpulan Data - Tanah dasar - Volume lalu lintas, meliputi : - Jenis kendar aan - Konfig urasi Sumbu - Beban Pengolahan Data - Perancangan dan perhitungan struktur perkerasan (tebal, pola pemasangan dan bentuk) concrete block. - Perhitungan estimasi biaya. Kesimpulan Gambar 2. Diagram Alir Metodologi Penelitian 3

4. ANALISA DATA DAN HASIL 4.1. Perancangan Perkerasan Concrete Block dengan Metode Modifikasi Perkerasan Lentur Setelah dilakukan pengumpulan data dari Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Propinsi Jawa Timur, kemudian dilakukan pengolahan data volume lalu lintas, data tanah tanah dasar data alinyemen vertikal dan horizontal. Tabel 1 menunjukkan data volume lalu lintas pada tahun 2002. Gambar 3 menunjukkan jalan arteri 2 jalur. POS H 95 ARAH LL Gambar 3. Jalan Arteri 2 Jalur Tabel 1. Volume Lalu Lintas Tahun 2002 GOLONGAN I II III IV V VI VII VIII N1 1711 90 398 234-173 - 625 N2 1602 94 390 193 2 131-545 N 3313 184 788 427 2 304-1170 O1 1601 96 394 189 2 128-550 O2 1710 92 393 230-170 - 630 O 3311 188 787 419 2 298-1180 Lalu Lintas Harian Rata rata 3312 186 787,5 423 2 301-1175 Keterangan; N1 = Tanggal 18 Juli 2002, N2 = Tanggal 19 Juli 2002, O1 = Tanggal 18 Juli 2002, O2 = Tanggal 19 Juli 2002. Faktor pertumbuhan lalu lintas 6 % maka pada awal umur rencana tahun 2013 dan akhir umur rencana tahun 2023. Angka ekivalen digunakan untuk menentukan nilai lintas ekivalen rencana yang akan dijadikan sebagai parameter perancangan. Dari setiap jenis kendaraan yang melintas memiliki beban sumbu yang berbeda sesuai dengan golongannya. Tabel 2 menunjukkan angka ekivalen beban sumbu kendaraan tiap golongan. Golongan II III Tabel 2. Angka Ekivalen Beban Sumbu Kendaraan. Jenis Kendaraan Sedan, Jeep dan Station Wagon Oplet, Pickup, Suburban Combie dan Mini Bus N Konfigurasi sumbu Berat kendaraan (Ton) Angka Ekivalen (E) 1.1 2 ton (1 + 1) 0,0004 1.1 2 ton (1+1) 0,0004 IV Pickup, Mikro Truk dan Mobil Hantaran 1.2 8,3 ton (2,3+6) 0,2986 V Bus 1.2 9 ton (3,06 + 5,94) 0,3006 VI Truk 2 sumbu 1.2 18 ton (4 + 14) 8,7224 Truk 3 sumbu atau VII lebih, Gandengan 1+2.2 25 ton (5 + 2 ) 3,2445 Trailer. O 4

Data tanah yang digunakan merupakan hasil dari 2 kali pengujian CBR yaitu pengujian CBR di lapangan dan CBR laboratorium (rendaman) dengan asumsi kondisi kadar air yang tinggi atau musim penghujan. Dari 2 kali pengujian CBR, nilai CBR laboratorium menunjukkan hasil yang lebih akurat. Namun karena nilai CBR laboratorium terlalu kecil maka diasumsikan CBR urugan sebesar 10%. Berikut merupakan parameter perancangan yang akan digunakan untuk perancangan tebal perkerasan; Daya dukung tanah (asumsi CBR urugan 10 %) : 6 Lintas Eqivalen Rencana (LER) tahun 2023 : 3645,91 Lapisan Permukaan (Conrete Block K450) : a 1 = 0,44 Lapisan Sand Bedding : a 2 = 0,14 Lapisan Pondasi (Batu Pecah Kelas A) : a 3 = 0,14 Lapisan Pondasi Bawah (Sirtu Kelas A) : a 4 = 0,13 Indeks Pemukaan Awal (Ipo) : 3,9-3,5 Indeks Pemukaan (Ipt) : 2 (jalan kolektor dan LER > 1000) Dari parameter di atas maka ditentukan indeks tebal perkerasan ( ) dengan menggunakan nomogram 4. Dari nomogram 4 didapat nilai = 9,2. Dengan nilai maka dilakukan perhitungan tebal lapis perkerasan sebagai berikut; Perhitungan untuk sta.0+000 sta.1+000 : D 1 minimum = 8 cm (tebal concrete block) D 2 minimum = 3 cm (tebal sand bedding) D 3 minimum = 20 cm (tebal base; material batu pecah kelas A CBR 100%) Untuk D 4 berbahan sirtu kelas A ; ITP a D a D a D a D 9,2 0,44 8 0,14 3 0,14 20 0,13 D D 9,2 0,44 8 0,14 3 0,14 20 0,13 D 4 = 19 cm (tebal sub base; material sirtu kelas A CBR 70%) Dari perhitungan di atas maka didapat tebal sub base sebesar 19 cm untuk stationing 0+000-10+000 sedangkan untuk stationing 8+000-9+000 tebal sub base sebesar 29 cm karena kelandaian yang besar (6%-10%) mempengaruhi tebal sub base. Tabel 3 menunjukkan tebal lapis perkerasan setiap stationing. Tabel 3. Tebal Lapis Perkerasan. Stationing Urugan CBR 10 % Sub base; Sirtu Kelas A CBR 70% Base; Batu Pecah Kelas A CBR 100% Sand bedding Concrete Block K 450 Total tebal perkerasan 0+000 1+000 35 19 20 3 8 50 1+000 2+000 25 19 20 3 8 50 2+000 3+000 25 19 20 3 8 50 3+000 4+000 30 19 20 3 8 50 4+000 5+000 25 19 20 3 8 50 5+000 6+000 35 19 20 3 8 50 6+000 7+000 30 19 20 3 8 50 7+000 8+000 25 19 20 3 8 50 8+000 9+000 20 29 20 3 8 60 9+000-10+000 25 19 20 3 8 50 5

Karena perkerasan concrete block didesain dengan menggunakan urugan CBR 10% sebagai subgrade, maka pada dasar perkerasan (sub-base) harus diurug dengan tanah urugan minimal 20 cm. 222.82 222.47 230.48 229.93 Elevasi Subgrade Elevasi Rencana Awal Elevasi Rencana Akhir 239.84 239.49 247.46 247.11 258.85 258.50 273.16 272.81 287.14 286.79 308.01 307.66 349.14 349.06 349.03 348.83 348.79 348.54 399.37 426.79 Concrete Block (8 CM) Sand Bedding (3 CM) Batu Pecah Kelas A CBR 100% (20 CM) 399.02 Sirtu Kelas A CBR 70% (29 CM) Urugan CBR 10% (20 CM) Subgrade 426.44 426.04 307.26 348.34 229.53 239.09 246.66 258.10 286.34 272.31 221.97 Sta. 0+000-1+000 1+000-2+000 2+000-3+000 3+000-4+000 4+000-5+000 5+000-6+000 6+000-7+000 7+000-8+000 8+000-9+000 9+000-10+000 Gambar 4. Penyesuaian Tebal Lapis Perkerasan Pada Gambar 4 dapat dilihat perkerasan yang paling tebal yang berada pada stationing 8+000 9+000 setebal 60 cm ditambah dengan urugan CBR 10% 20 cm ditempatkan pada elevasi subgrade (348.34), sehingga permukaan perkerasan berada pada elevasi 349.14 yang akhirnya menjadi elevasi rencana akhir. Pada Gambar 4 juga telah ditunjukkan bahwa elevasi rencana akhir tertinggi berada pada elevasi +35.00 dari elevasi rencana awal yang ditunjukkan pada stationing 8+000 9+000, sehingga untuk stationing lain mengikuti elevasi rencana akhir tertinggi. 4.2. Perhitungan Estimasi Biaya Perkerasan Concrete Block. Setelah mengetahui tebal lapis perkerasan concrete block maka dilakukan estimasi untuk setiap jenis pekerjaan yang dilakukan, menghitung kuantitas dan analisa harga satuan pekerjaan pemasangan kanstein, concrete block dan sand bedding, lapis pondasi atas (base), lapis pondasi bawah (sub base) dan urugan tanah. Harga satuan dasar upah dan bahan diambil pada tahun 2013 untuk Propinsi Jawa Timur. Kemudian kuantitas dikalikan dengan harga satuan untuk mendapatkan jumlah harga lapis perkerasan setiap stationing. Tabel 4 menunjukkan analisa harga satuan pekerjaan pemasangan concrete block berdasarkan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2011. Tabel 4. Analisa Harga Satuan untuk 1 M 2 Pemasangan Concrete Block No. Komponen Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp) A TENAGA 1 Pekerja Jam 0,6667 7.562,50 5.041,92 2 Tukang Jam 0,3333 8.838,75 2.945,96 3 Mandor Jam 0,0667 9.820,00 654,99 Total 8.642,87 B BAHAN 1 Pasir Pasang M 3 0,0500 102.500,00 5.125,00 2 Concrete block M 2 1,0500 76.000,00 79.800,00 Total 84.925,00 C PERALATAN 1 Alat bantu Ls 1,0000 0 D HARGA SATUAN PEKERJAAN (A+B+C) (M 3 ) 93.567,87 6

Tabel 5 menunjukkan analisa harga satuan pekerjaan pemasangan concrete block berdasarkan survei pada lapangan. Tabel 5. Analisa Harga Satuan Untuk 1 M 2 Pekerjaan Pemasangan Concrete Block. No. Komponen Satuan Jumlah Harga (Rp) 1 Concrete block M 2 76.000,00 2 Sand Bedding M 2 4.500,00 2 Tenaga M 2 18.000,00 3 Alat bantu Ls - Total 98.500,00 Perhitungan akhir estimasi biaya untuk pekerjaan pemasangan concrete block menggunakan survei pada lapangan. Tabel 6 menunjukkan rekapitulasi biaya perkerasan concrete block pada setiap stationing. Tabel 6. Rekapitulasi Biaya Perkerasan Concrete Block setiap Stationing No. Stationing Jumlah harga (Rp) 1 0+000 1+000 1.838.096.180,00 2 1+000 2+000 1.744.426.440,00 3 2+000 3+000 1.744.426.440,00 4 3+000 4+000 1.791.261.310,00 5 4+000 5+000 1.744.426.440,00 6 5+000 6+000 1.838.096.180,00 7 6+000 7+000 1.791.261.310,00 8 7+000 8+000 1.744.426.440,00 9 8+000 9+000 1.697.993.700,00 10 9+000 10+000 1.744.426.440,00 Total 17.678.840.880,00 Total biaya untuk pekerjaan perkerasan concrete block sepanjang 10 km dengan lebar 7,5 meter adalah Rp 17.678.840.880,00. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Pada perancangan perkerasan concrete block menggunakan tanah urug dengan nilai CBR 10% sebagai subgrade. Metode yang digunakan dalam perancangan perkerasan concrete block adalah Metode Modifikasi Perkerasan Lentur, karena metode ini memperhatikan banyak aspek sebagai parameter dalam mendesain perkerasan concrete block. Dari hasil perhitungan dengan Metode Modifikasi Perkerasan Lentur, diperoleh tebal concrete block 8cm dengan mutu K450, pola pemasangan herringbone, bentuk kategori A, sand bedding 3cm, lapisan base setebal 20 cm menggunakan material batu pecah kelas A CBR 100%, dan lapisan sub base setebal 19 cm sampai 29 cm menggunakan material sirtu kelas A CBR 70%. Perkerasan concrete block didesain pada elevasi rencana yang lebih tinggi dari elevasi rencana awal. Elevasi rencana akhir tertinggi berada pada elevasi +35.00 dari elevasi rencana awal yang ditunjukkan pada stationing 8+000 9+000, sehingga untuk stationing lain mengikuti elevasi rencana akhir tertinggi. 7

Untuk harga concrete block dan kanstein yang digunakan untuk perhitungan estimasi biaya diambil dari survei di lapangan (brosur dari produsen concrete block) karena dibandingkan dengan harga dari Bina Marga Propinsi Jawa timur, harga dari produsen concrete block lebih akurat karena disesuaikan dengan harga untuk tahun 2013. Harga concrete block bervariasi sesuai dengan tebal, bentuk dan mutu concrete block sedangkan harga satuan tenaga kerja diperoleh dari lapangan dan Standar Satuan Harga Konstruksi dan Analisa Harga Satuan Pekerjaan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2011. 5.2. Saran Penentuan tebal, mutu dan bentuk concrete block sendiri harus disesuaikan dengan penggunaannya agar lebih efisien, apabila diinginkan biaya perkerasan yang murah maka concrete block harus lebih tebal. Sebelum melakukan perhitungan estimasi biaya sebaiknya dilakukan survei pada lokasi yang akan direncanakan agar biaya yang dikeluarkan lebih ekonomis dan efisien. 6. DAFTAR REFERENSI Shackel, Brian (1990). Design and Construction of Interlocking Concrete Block Pavement. London: Elsevier Science Publishers LTD. Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga. (2011). Standar Satuan Harga Dasar Konstruksi Dan Analisa Harga Satuan Pekerjaan No 050/0614/110/2011. Jawa timur. Santoso, Indriani (2009).Panduan Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dan Perkerasan Interlocking Concrete Block. Surabaya. 8