Definisi fotogrametri diatas mencakup dua bidang kajian, yakni :

dokumen-dokumen yang mirip
SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN : PENGUKURAN DENGAN TOTAL STATION

STEREOSKOPIS PARALAKS

SURVEYING (CIV -104)

1. Tidak ada informasi tepi 2. Tidak bisa digunakan untuk pengukuran

LAPORAN PRAKTIKUM FOTOGRAMETRI DASAR PENGAMATAN PARALAKS FOTO UDARA

APA ITU FOTO UDARA? Felix Yanuar Endro Wicaksono

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud 1.2 Tujuan

BAB 2 STUDI REFERENSI. Gambar 2-1 Kamera non-metrik (Butler, Westlake, & Britton, 2011)

PENGINDERAAN JAUH. --- anna s file

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) FOTOGRAMETRI OLEH: DRS. ZUHARNEN, M.S.

Kamera video. Beberapa kamera yang yang digunakan untuk standard broadcast

LAPORAN PRAKTIKUM DIGITAL FOTOGRAMETRI DASAR ACARA II DIGITAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERBEDAAN INTERPRETASI CITRA RADAR DENGAN CITRA FOTO UDARA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

PENGUKURAN DI LABORATORIUM

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH. ACARA 2 Mozaik Foto Udara dan Pengamatan Sterioskop. Oleh : Muhamad Nurdinansa [ ]

DASAR-DASAR FOTOGRAMETRI DISUSUN OLEH: BAMBANG SYAEFUL HADI, M.SI

BAB III IMPLEMENTASI METODE CRP UNTUK PEMETAAN

3. KAMERA UDARA. 12 inchi=304,8mm 8,25 inchi = 209,5 mm 6 inchi = 152,4 mm 3,5 inch = 88,9 mm Universitas Gadjah Mada

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Tinjauan Umum Teknologi Pemetaan Tiga Dimensi

BAB II DASAR TEORI 2. 1 Fotogrametri

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DAFTAR ISI. Prakata Bab 1 Pendahuluan 1

GEOGRAFI. Sesi PENGINDERAAN JAUH : 1 A. PENGERTIAN PENGINDERAAN JAUH B. PENGINDERAAN JAUH FOTOGRAFIK

9. PEMOTRETAN UDARA. Universitas Gadjah Mada

Radiasi Elektromagnetik

GEOGRAFI. Sesi PENGINDERAAN JAUH : 3 A. CITRA NONFOTO. a. Berdasarkan Spektrum Elektromagnetik

BAB IV ANALISIS. Ditorsi radial jarak radial (r)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II POLARIMETRI

BAB II DASAR TEORI. Tabel 2.1 Jenis Peta menurut Skala. Secara umum, dasar pembuatan peta dapat dinyatakan seperti Gambar 2.1

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN DAN PERANCANGAN MODUL

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

ULANGAN HARIAN PENGINDERAAN JAUH

2. TINJAUAN PUSTAKA. Fotogrametri dapat didefisinikan sebagai ilmu untuk memperoleh

ISTILAH DI NEGARA LAIN

BAB I PENDAHULUAN. Latar belakang

BAB III TEKNOLOGI LIDAR DALAM PEKERJAAN EKSPLORASI TAMBANG BATUBARA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METODE KALIBRASI IN-FLIGHT KAMERA DIGITAL NON-METRIK UNTUK KEPERLUAN CLOSE- RANGE PHOTOGRAMMETRY

FOTOGRAMETRI DAN PENGINDERAAN JAUH

SALMANI SALEH ILMU UKUR TANAH

JENIS CITRA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER MATA KULIAH PENGINDERAAN JAUH. Diampu Oleh: Purwanto, S.Pd., M.Si

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun meningkat di seluruh dunia khususnya Indonesia. Internet berfungsi

3.3.2 Perencanaan Jalur Terbang Perencanaan Pemotretan Condong Perencanaan Penerbangan Tahap Akuisisi Data...

BAHAN AJAR FOTOGRAMETRI

DESAI EVALU IMPLEM BAB I PENDAHULUAN

MENU STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR MATERI SOAL REFERENSI

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Kamera

: Luas Bidang-Bidang Tanah

PEMBINAAN TENAGA TEKNIS REGISTERASI CAGAR B UDAYA MUHAMMAD RAMLI

TIM PENYUSUN LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH DENGAN WATERPASS MEI 2014

PEMANTULAN CAHAYA LAPORAN PRAKTIKUM OPTIK. Disusun oleh: Nita Nurtafita

SILABUS FISIKA. Kegiatan Pembelajaran k. Mengidentifikas i karakteristik. Tertulis. transfersal dan longitudinal. Tertulis

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Dalam geografi kita akan mempelajari segala sesuatu yang tampak di permukaan

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

INSTRUKSI KERJA PEMAKAIAN ALAT LABORATORIUM PEDOLOGI

ACARA I SIMULASI PENGENALAN BEBERAPA UNSUR INTERPRETASI

INSTRUKSI KERJA PEMAKAIAN ALAT LABORATORIUM PEDOLOGI

Metode pendugaan kedalaman dapat dibedakan atas metode stereoskopik atau monoskopik.

Polygon ialah serangkaian garis lurus yang menghubungkan titik-titik yang. gabungan beberapa garis yang bersama-sama membentuk kerangka dasar

X. GEJALA GELOMBANG. Buku Ajar Fisika Dasar II Pendahuluan X - 1

D.Persepsi Kedalaman ( Depth Perception )

Analisa Kalibrasi Kamera Sony Exmor Pada Nilai Orientasi Parameter Interior untuk Keperluan Pemetaan (FUFK)

SUPPLY CHAIN MANAJEMENT ( SCM )

Fotografi 2. Lighting. Pendidikan Seni Rupa UNY

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

SISTEM PEMASUKAN DATA. A. Data masukan

SILABUS DAN SISTEM PENILAIAN. Kelas X. : 1. Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya. Penilaian Bentuk Instrumen.

PENYUSUNAN DATABASE JARINGAN JALAN KOTA MAKASSAR BERBASIS GIS OPEN SOURCE

TAHAPAN STUDI. Gambar 3-1 Kamera Nikon D5000

PDF Compressor Pro BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Vertical. Oblique. True Tilted High Low

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

IV. PENGINDERAAN JAUH

TEORI SIPAT DATAR (LEVELLING)

TRY OUT UJIAN NASIONAL 027 GEOGRAFI SMA/MA

Modul 10 Garis Kontur

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1.

Image scale aid. Scale. Big. Small. Big. Spatial coverage. Small. PoRS Dr. Norman Kerle

M. LUTHFI RAYES JURUSAN TANAH UB. Kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki wilayah yang sangat luas, kekayaan alam yang

Modifikasi Motif Kain Tradisional Menggunakan Cellular Automata

BAB 1 DIVIDING HEAD A. Pengertian Dasar Dividing Head B. Pembagian Langsung

C I N I A. Survei dan Pemetaan Untuk Perencanaan Jaringan Gas Bumi Bagi Rumah Tangga Menggunakan Metode Terrestrial dan Fotogrametri Jarak Dekat

PEMBUATAN APLIKASI PEMINDAI UANG KERTAS DENGAN ALGORITMA VIOLA-JONES

BAB V PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODEL KOMPETENSI

A. Peta 1. Pengertian Peta 2. Syarat Peta

BAB 2 STUDI LITERATUR

LENSA TELE. Sejauh ini, bukaan terbesar sebuah lensa vario adalah f/2,8 dan tidak sedikit. umumnya f/3,5 sampai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Geografi. Kelas X ATMOSFER II KTSP & K-13. E. Suhu Udara. 1. Kondisi Suhu Udara di Indonesia

BAB IV METODE PENELITIAN A. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Transkripsi:

MODUL KULIAH Mdul 14-1 Mdul 14 Definisi Trignmetri Ftgrametri dapat didefinisikan sebagai suatu seni, pengetahuan dan teknlgi untuk memperleh infrmasi yang dapat dipercaya tentang suatu byek fisik dan keadaan disekitarnya melalui prses perekaman, pengamatan/ pengukuran dan interpretasi ftgrafis atau rekaman gambar gelmbang elektrmagnetik. Definisi ftgrametri diatas mencakup dua bidang kajian, yakni : (1) Ftgrametri metrik, bidang yang berkaitan dengan pengukuran/ pengamatan presesi untuk menentukan ukuran dan bentuk byek, dan (2) Ftgrametri interpretatif, yang berhubungan dengan pengenalan dan identifikasi byek.

MODUL KULIAH Mdul 14-2 14.1. METODA PROSES PENGADAAN DATA 14.2. SEJARAH FOTOGRAMETRI Ftgrametri dengan penggunaan ft udaranya secara praktis digunakan leh serang Perancis yakni Clnel Aime Laussedat pada tahun 1849 pemetaan tpgrafi yang kemudian dikenal sebagai bapak ftgrametri. Untuk mendapatkan ft udara digunakan layang-layang dan baln udara. Setelah itu pengembangan ftgrametri dilakukan leh beberapa pakar antara lain Deville 1886, Carl Pulfrich 1909, dll.1999

MODUL KULIAH Mdul 14-3 14.3. PRODUK FOTOGRAMETRI Msaik Ft : Uncntrlled (tanpa kntrl), Semicntrlled (dengan sebagian kntrl) dan Cntrlled (dengan kntrl) Peta garis Peta ft : (linemap ) -> frmat vektr : (phtmap ) -> frmat raster Untuk Penemuan pesawat udara leh Wright Brthers tahun 1902 membawa ftgrametri udara menjadi mdern saat itu. Untuk aplikasi pembuatan peta tpgrafi pemtretan dengan pesawat udara dilakukan untuk pertama kalinya adalah pada tahun 1913. Secara intensif ft udara juga digunakan pada perang dunia pertama dan kedua, baik untuk survey reknaisan maupun untuk keperluan intelejen. CONTOH PETA GARIS 14.4. Aplikasi Ftgrametri Prduk dari ftgrametri digunakan leh berbagai disiplin yang didalamkegiatannya berkaitan dengan lahan/ permukaan bumi. Tergantung dari keperluannnya, maka ftgrametri dapat digunakan dalam tahap-tahap seperti :

MODUL KULIAH Mdul 14-4 reknaisan, studi kelayakan, perecanaan, perancangan, implementasi/ kstruksi, perasinal/pengellaan, serta pemeliharaan. Sedang pemanfaatannya dalam Sistem Infrmasi Gegrafik (SIG), ftgrametri merupakan salah satu cara perlehan data (data acquisitin) yakni satu dari lima elemen utama SIG. Salah satu metda prses pengadaaan data adalah Ftgrametri

MODUL KULIAH Mdul 14-5 14.5. JENIS FOTO UDARA BERDASARKAN SUDUT PENGAMBILANNYA Ft udara dapat di bedakan berdasarkan beberapa aspek, antara lain dari sudut pengambilannya, jenis emulsi dan jenis kamera yang digunakan. Jenis ft udara berdasarkan sudut pengambilan Ft Udara Vertikal Ft Udara Oblique (miring) Ft Udara High Oblique (miring sekali) 14.6. FOTO UDARA BERDASARKAN JENIS EMULSINYA Black & White mnchrme (BW), paling banyak digunakan untuk aplikasi pemetaan, diantara jenis film yang paling murah. Black & White Infrared (BWIR), dapat meminimisasi pengaruh adanya cuasa berkabut saat pemtretan Natural Clr, untuk interpretasi pengenalan feature/ unsur dengan ciri warna natural. Clr Infrared (CIR), banyak digunakan untuk menejemen sumber daya alam terutama untuk pengenalan feature yang mempunyai kadungan air.

MODUL KULIAH Mdul 14-6 14.6.1. FOTO UDARA FORMAT KECIL Ft udara frmat kecil (small frmat aerial phtgraph) - SFAP dengan ukuran 6 cm x 6 cm atau 24 mm x 35 mm. Gambar N.4 dan N.5 masing-masing menunjukan jenis kamer Nikn AF 600 Kamera frmat 24 mm x 35 mm Rllei 6002 Kamera frmat 6 cm x 6 cm 14.6.2. UKURAN FOTO UDARA

MODUL KULIAH Mdul 14-7 14.6.3. Infrmasi pada ft udara (metrik 23 cm x 23 cm) KETERANGAN : jam Altimeter Niveau Fiducial mark : Tanda waktu : Penunjuk ketinggian terbang terhadap mean sea level, : Indikatr kedataran ft/ kamera saat pemtretan,panjang fkus kamera ; Tanda pada tengah-tengah sisi atau pjk ft untuk penentuan titik utama ft.

MODUL KULIAH Mdul 14-8 14.6.4. WAHANA PEMOTRETAN UDARA 14.6.5. Trike

MODUL KULIAH Mdul 14-9 14.6.6. Mutli-Stage & Multi Sensrs Survey System

MODUL KULIAH Mdul 14-10 14.7. KONSEP DASAR FOTOGRAMETRI

MODUL KULIAH Mdul 14-11 14.8. OVER LAP DAN SIDELAP 14.9. DRIFT - CRAB

MODUL KULIAH Mdul 14-12 14.10. DISTORSI FOTO UDARA AKIBAT PERGERAKAN UDARA 14.11. DISTORSI FOTO UDARA AKIBAT PERBEDAAN RELIEF TOPOGRAFI

MODUL KULIAH Mdul 14-13 14.12. KOMPONEN GEOMETRI FOTO UDARA 14.12.1. Skala Ft Udara Skala ft udara secara merupakan perbadingan antara panjang fkus kamera dengan tinggi terbang pesawat terhadap bidang rata-rata tanah. Atau merupakan jarak antara dua titik dift dengan jaraknya di tanah. NB. Skala diatas hanya berlaku untuk ft udara vertikal dan daerah yang relatif datar 14.13. PARALAKS Pasangan sinar dari ft kiri dan kanan dalam satu bidang dan berptngan di titik A Paralak-y = 0 Beda tinggi dz sebagai fungsi dari Paralak-x

MODUL KULIAH Mdul 14-14 Pasangan sinar dari ft kiri dan kanan belum dalam satu bidang dan saling bersilangan Paralak-x dan y 0

MODUL KULIAH Mdul 14-15 14.14. PERGERAKAN TITIK PADA FOTO T UNGGAL 14.15. PERUBAHAN PARALAKS Y AKIBAT PUTARAN ELEMEN ORIENTASI Pryektr kiri by, bz, ϕ, ω, χ

MODUL KULIAH Mdul 14-16 Pryektr kanan by, bz, ϕ, ω, χ 14.16. PENGLIHATAN STEREOSKOPIK Metde mengukur atau memperkirakan suatu cara mnskpik dan stereskpik. Cara penglihatan dengan satu mata disebut sebagai penglihatan mnkular atau mncular visin, sedang dengan dua mata disebut sebagai penglihatan binkular atau bincular visin 14.17. Mncular visin (1) membandingkan secara relatif besarnya (size) byek satu dengan lainnya, (2) terhalangnya byek yang terletak dibelakang (lebih jauh) terhadap byek didepannya (lebih dekat), dari bayangan, dan pem-fkusan mata yang berbeda untuk byek yang jauh dandekat.

MODUL KULIAH Mdul 14-17 14.18. Persepsi kedalaman (depth perceptin) Persepsi kedalaman merupakan fungsi dari sudut paralaktik = sudut perptngan sumbu ptik mata kiri dan kanan manakala kedua mata terfkus pada suatu titik/ byek. dba = db - da dimana : da = f (φa) dan db = f (φb) Jarak terdekat persepsi kedalaman stereskpik untuk rata-rata rang dewasa kira-kira 25 cm, dengan basis sekitar 66 mm maka sudut paralaktik maksimum adalah φ = 2 tan-1 (3.3/25) = 15 14.19. Persepsi kedalaman stereskpik Maksimum kira-kira = 50 meter.persepsi kedalaman stereskpik merupakan fungsi sudut paralaktik (φ )

MODUL KULIAH Mdul 14-18 14.20. Penglihatan Stereskpik Pasangan Ft Syarat dapat melihat pasangan ft secara stereskpik, yakni : (1) Daerah yang akan diamati secara stereskpik dift dari psisi ekspsur yang berbeda yaitu pada daerah pertampalannya (2) Skala dari kedua ft kurang lebih sama, (3) Pasangan byek padai ft kiri dan kanan dan kedua mata kurang lebih harus dalam satu bidang yang sama atau sumbu ptik kedua mata harus satu bidang. Beberapa cara penglihatan stereskpik : (1) Anaglip, ft kiri dan kanan di cetak menggunakan basis warna yang berbeda (hijau & merah), pengamatannya pun dilakukan dengan kacamata warna, kiri hijau dan kanan merah. Cara ini digunakan pada beberapa alat lama jenis ptis dan prduk sftcpy. (2) Plarid, kedua ft dipryeksikan dengan diplarisasi - 90, untuk melihat stere digunakan kacamata plarid dengan sudut plarisasi yang sesuai, tidak ppuler digunakan pada alat ftgrametri, (3) Flickering, mata kiri dan kanan dipaksakan untuk melihat ft kiri dan kanan secara bergantian dengan selang waktu sedemikian rupa hingga kedua mata dibuat selah-leh melihat masing ft secara bersamaan. Cara ini pun tidak begitu ppuler digunakan pada alat ftgrametri, (4) Split, dengan batuan sistem pengamat ptis, mata kiri dibuat hanya melihat ft kiri dan mata kanan hanya ft kanan. Cara ini dinilai praktis, handal dan paling ppuler dimanfaatkan pada alat ftgrametri

MODUL KULIAH Mdul 14-19 14.21. Generasi Alat Restitusi Ft Stere Optik, seperti : Multipleks Optik-Mekanik, cnth : Zeiss-C8 Mekanik cnth : Wild A9, A8, A10, Zeiss Planimat, Planicart, PG2, PG3, dlsb. Autmatic, cnth Wild B-8 Steremat dengan image crrelatrs-nya. Analitik : UNAMACE, AP/C, AP2000, Sftcpy : Leica (Wild-Zeiss), Vertuz(China-Canada), Helava, Intergraph, Scph(ITB), dlsb.