BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Rencana Strategis

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

1.1. Manajemen Strategis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN. I S K A N D A R I N I Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT

PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI

BAB III METODOLOGI. (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar

BAB III METODE KAJIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan dan kebijakan. dalam pengembangan industri dodol durian.

BAB III METODE PENELITIAN

Kata kunci: mutu nonakademik, analisis swot, ban pt, renstra

BAB 3 METODE PENELITIAN

ANALISIS SWOT DAN SWOT MATRIKS. Sumber : Teddy Oswari, SKB 2017

DAFTAR ISI Silvia Sely Murthy, 2014 Analisis rantai nilai dan strategi pengembangan industri kreatif di kota bandung dan cimahi.

BAB III METODE PENELITIAN. atau Sagela Pengucapaan yang sering di pakai masyarakat Gorontalo ini, terletak

MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KERANGKA TEORI

BAB 3 METODE PENELITIAN

ANALISIS STRATEGI PENINGKATAN KINERJA BAGIAN SEKRETARIAT PADA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BANGGAI

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN DAN DAMPAK KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA BAGI REMAJA DI KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG

BAB V P E N U T U P. Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu:

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR. i DAFTAR ISI. ii RANGKUMAN EKSEKUTIF viii TIM PENYUSUN EVALUASI DIRI.. xi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (1993:10), penelitian deskriptif terbatas pada usaha mengungkapkan suatu

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. agenda dalam mengahdapi tekanan-tekanan eksternal yang berlebihan. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penerapan Analisis SWOT dalam Penyusunan Rencana Stratejik (Renstra) pada Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat III Badan Pusat Statistik

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

cenderung terbuka dan menganut proses pembelajaran. Analisis lingkungan eksternal bisnis dari sebuah perusahaan sangat bagus

STRATEGI PENGEMBANGAN SMA KATOLIK St. AUGUSTINUS KEDIRI MENUJU SEKOLAH BER-AKSELERASI

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ISKANDARINI. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok.

BAB III ISU-ISU STRATEGIS

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel

TEKNIK PEMANFAATAN ANALISIS SWOT TANPA SKALA INDUSTRI (A-SWOT-TSI)

BAB III METODE PENELITIAN. mengidentifikasi jenis-jenis makanan tradisional, persepsi wisatawan terhadap

BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH "AL MIHRAB" DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. semakin berat, tidak hanya bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 0557/O/1984 SMP Negeri 2 Tuntang berdiri pada tanggal 1 Juli 1984.

ANALISIS SWOT DALAM PERENCANAAN STARTEGI PERPUSTAKAAN

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan dianggap sebagai sebagai suatu investasi yang paling berharga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memasarkan barang atau jasa yang dihasilkan, baik yang datang dari dalam

Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di

BAB II KERANGKA TEORI. dunia bisnis. Tujaun tersebut hanya dapat dicapai memalui usaha mempertahankan dan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidupnya, saat ini persaingan yang semakin ketat dan tajam

BAB III METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Analisis SWOT Sebagai Dasar Menentukan Kualitas Lulusan di SMK TI Bali Global Karangasem

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

Analisis Swot Digital Library STIKOM Bali

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

URGENSI PENGGUNAAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENDIDIKAN (E-LEARNING) OLEH: LOVI TRIONO

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

Pengambilan Keputusan dalam Menetapkan Strategi Persaingan Usaha Garmen di. Toko Fidanza ITC Mega Grosir Surabaya dengan Menggunakan Analisa SWOT

BAB III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL. Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah

MAKALAH STRATEGI PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEJURUAN DI INDONESIA. Oleh: Sriyono

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Metode Penelitian

ABSTRAK. Kata Kunci: Analisis SWOT, Perencanaan Pemasaran Strategis. Universitas Kristen Maranatha

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING

BAB II TELAAH PUSTAKA. Pada bagian ini akan di paparkan definisi gereja baik itu sebagai

ANALISIS STRATEGI MENGELOLA SUMBER DAYA MANUSIA (MAHASISWA DAN DOSEN) DI UNISKA BANJARMASIN. Normajatun*

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI Pada bagian ini akan dikaji teori-teori yang relevan guna memberi kerangka rasional untuk melakukan analisis data penelitian. 2.1 Pentingnya Mutu Mutu adalah agenda utama, dan meningkatkan kualitas adalah tugas yang paling penting bagi setiap institusi. Filosofi kualitas/mutu Dr. Edward Deming dikembangkan berdasarkan kebutuhan untuk memperbaiki kondisi kerja bagi setiap pegawai. Berdasarkan filosofi tersebut. Arcaro (2007) mengembangkan definisi mutu yang dapat diterapkan dalam dunia pendidikan adalah suatu proses terstruktur untuk memperbaiki keluaran yang dihasilkan. Sallis (2008) berpendapat ada 2 konsep tentang mutu. Mutu absolut yaitu sesuatu yang idealisme yang tidak dapat dikompromikan. Produk bermutu adalah sesuatu yang dibuat sempurna dengan biaya yang mahal. Sedangkan dalam konsep yang relatif, sesuatu yang memuaskan dan melampaui keinginan dan kebutuhan pelanggan adalah mutu (quality in perception) (Sallis, 2008: 56; Tjiptiono & Diana, 2001: 3; Gaspersz, 2003:4). Dalam dunia pendidikan, Sallis mempertegas mutu sebagai sebuah filosofi dan metodologi yang 9

membantu sekolah merencanakan perubahan dan mengatur agenda dalam menghadapi tekanan-tekanan eksternal yang berlebihan. Sementara Sagala (2010) menjelaskan mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh jasa pelayanan pendidikan secara internal maupun eksternal yang menunjukkan daya kemampuannya memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau yang tersirat. Mutu berkaitan dengan penilaian bagaimana suatu produk memenuhi kriteria, standar atau rujukan tertentu. Dalam dunia pendidikan standar mutu dirumuskan oleh Depdiknas (2001) melalui hasil belajar mata pelajaran skolastik yang dapat diukur secara kuantitatif dan pengamatan yang bersifat kualitatif. Rumusan mutu pendidikan bersifat dinamis dan dapat ditelaah dari berbagai sudut pandang. Kesepakatan tentang konsep mutu dikembalikan pada rumusan acuan atau rujukan yang ada seperti kebijakan pendidikan, proses belajar mengajar, kurikulum, sarana prasarana, fasilitas pembelajaran dan tenaga kependidikan sesuai dengan kesepakatan pihak-pihak yang berkepentingan. Hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana mutu dapat diterapkan pada setiap proses pendidikan, mulai dari pengelolaan fungsi kelas sampai pada pemeliharaan gedung sekolah. Sekolah dapat dikatakan bermutu apabila prestasi sekolah khususnya prestasi peserta didik menunjukkan pencapaian yang tinggi dalam: (1) prestasi akademik, yaitu nilai rapor 10

dan nilai kelulusan memenuhi standar yang ditentukan, (2) memiliki nilai-nilai kejujuran, ketaqwaan, kesopanan, dan mampu mengapresiasi nilai-nilai budaya, dan (3) memiliki tanggung jawab yang tinggi dan kemampuan yang diwujudkan dalam bentuk keterampilan sesuai dengan dasar ilmu yang diterimanya di sekolah. Definisi mengenai mutu dalam penelitian ini adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh jasa pelayanan pendidikan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan yang membantu institusi untuk merencanakan perubahan dan mengatur agenda dalam menghadapi tekanan-tekanan eksternal yang berlebihan. 2.2 Rencana Strategis Peningkatan Mutu Mutu harus menjadi bagian penting dari strategi institusi dan harus didekati secara sistematis dengan menggunakan proses perencanaan strategis. Mutu tidak bisa terjadi begitu saja dan harus direncanakan. Tanpa arahan jangka panjang yang jelas, sebuah institusi tidak dapat merencanakan peningkatan mutu. Hal yang harus mendasari strategi adalah konsep yang memperkuat fokus terhadap pelanggan. Sebuah visi strategis yang merupakan salah satu faktor kesuksesan yang sangat penting bagi institusi mana pun. Triyana (1987) menyatakan: 11

Strategi adalah suatu tindakan penyesuaian untuk mengadakan reaksi terhadap situasi lingkungan tertentu (baru dan khas) yang dapat dianggap penting, di mana tindakan penyesuaian tersebut dilakukan secara sadar berdasarkan pertimbangan yang wajar. Menurut Argyris (dalam Rangkuti, 2009) strategi merupakan respon secara terus menerus maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat mempengaruhi organisasi. Sedangkan menurut Sagala (2010) strategi adalah rencana yang komprehensif mengintegrasikan segala resources dan capabilities yang mempunyai tujuan jangka panjang untuk memenangkan kompetisi. Peningkatan mutu sekolah menurut Zamroni (2007) adalah: Suatu proses yang sistematis yang secara terusmenerus meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dan faktor-faktor yang berkaitan dengan itu, dengan tujuan agar target sekolah dapat dicapai dengan lebih efektif dan efisien. Goetsch dan Davis (1994) dalam Ciptono dan Diana mengatakan salah satu rancangan yang dapat digunakan untuk merespon berbagai tantangan dalam dunia pendidikan di era milenium adalah Total Quality Manajemen yang mempunyai tujuan memaksimumkan daya saing organisasi melalui penyempurnaan secara berkesinambungan atas produk, jasa, sumber daya manusia, proses, dan lingkungan organisasi. Menurut 12

Hamalik (1990), pengertian mutu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu segi normatif dan segi deskriptif. Dalam artian normatif, mutu ditentukan bderdasarkan kriteria intrinsik, mutu pendidikan merupakan produk pendidikan yakni manusia yang terdidik sesuai dengan standar yang ideal. Berdasarkan kriteria ekstrinsik, mutu pendidikan merupakan instrumen untuk mendidik tenaga kerja yang terlatih. Dalam artian deskriptif, mutu pendidikan ditentukan berdasarkan keadaan senyatanya, misalnya hasil tes prestasi belajar. Dari pendapat tersebut di atas, maka strategi peningkatan mutu sekolah dalam penelitian ini, adalah merupakan rencana yang komprehensif mengintegrasikan segala resources dan capabilities untuk meningkatkan mutu proses belajar mengajar, mencapai target sekolah, memenangkan kompetisi, dan adaptif terhadap pengaruh eksternal/internal. 2.3 Analisis SWOT Strategi merupakan cara atau siasat yang dipakai dalam melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu dengan tepat. Demikian pula dengan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dalam rangka mewujudkan pendidikan dan pengajaran. Pendidikan yang dilakukan di sekolah tentunya juga mempunyai tujuan dan memerlukan strategi yang tepat untuk mencapainya. 13

Sallis (2008:221-223) menyatakan bahwa SWOT adalah singkatan dari Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats (Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman). 1. Strength (Kekuatan) Yang dimaksud dengan strength atau kekuatan adalah beberapa hal yang merupakan kelebihan dari sekolah yang bersangkutan. Hal-hal yang memiliki potensi yang positif apabila dikembangkan dengan baik. Adapun yang merupakan strength misalnya sebuah rekruitmen yang kuat, tim manajemen yang antusias, hasil ujian yang baik, unit ekstrakurikuler seperti musik, seni, dan drama yang kuat, dukungan orangtua yang baik, moral staf yang baik, dan dukungan pimpinan institusi. 2. Weakness (Kelemahan) Weakness atau kelemahan yang dimaksud di sini adalah komponen-komponen yang kurang menunjang suatu keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang ingin dicapai oleh sekolah. Kelemahan-kelemahan ini adalah bangunan lama dalam kondisi yang jelek, usia rata-rata staf yang terlalu tinggi, kurangnya fasilitas parkir, anggaran belanja yang tidak cukup, dan fasilitas olahraga yang tidak cukup. 3. Opportunity (Peluang) 14

Opportunity/peluang adalah kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi apabila potensi-potensi yang ada di sekolah tersebut mampu dikembangkan atau dioptimalkan oleh sekolah. Adapun yang merupakan opportunity misalnya bergabung dengan institusi lokal dengan tempat yang baik dan reputasi yang juga cukup baik, membangun sarana olahraga yang lebih baik, bergairah untuk mendirikan institusi baru, memberi peluang kepada para staf untuk mengembangkan keahlian demi meningkatkan daya tawar, memperluas penggabungan dengan institusi lainnya agar dapat menjadi penyandang dana yang baru. 4. Threats (Ancaman) Threats atau ancaman yang dimaksud di sini adalah kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi atau berpengaruh terhadap kesinambungan dan keberlanjutan kegiatan penyelenggaraan di sekolah. Ancaman-ancaman tersebut adalah: kehilangan identitas, kekuatan dan reputasi, resiko kehilangan guru berpengalaman akibat pensiun dini, etos kerja lembaga lain mungkin menjadi dominan, dan kemungkinan kehilangan dukungan dari pimpinan institusi. Analisis SWOT sudah menjadi alat yang umum digunakan dalam perencanaan strategi pendidikan, yang dalam pengelolaannya akan dikaitkan dengan input, proses dan output. SWOT dapat dibagi ke dalam dua elemen yaitu analisis internal (uji kekuatan dan kelemahan) dan analisis eksternal atau lingkungan 15

(peluang dan ancaman). Tujuan dari pengujian ini adalah untuk membuat maksimal kekuatan, membuat minimal kelemahan, mereduksi ancaman, dan membangun peluang. Oleh karena yang dibicarakan di sini adalah mutu pendidikan, maka yang dimaksudkan adalah kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang ada di sekolah. Sallis mengatakan salah satu alat yang umum digunakan dalam perencanaan strategi pendidikan termasuk peningkatan mutu sekolah adalah analisis SWOT. Analisis SWOT adalah alat yang efektif dalam menempatkan potensi sekolah. Dipertegas oleh Sharpiin dalam Sagala (2010), analisis SWOT adalah salah satu tahapan manajemen strategi yang merupakan pendekatan analisis lingkungan, digunakan untuk melihat kekuatan dan kelemahan di dalam sekolah sekaligus memantau peluang dan tantangan yang harus dihadapi sekolah. Analisis SWOT bertujuan untuk menemukan aspek-aspek penting dalam hal kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Tujuan pengujian adalah memaksimalkan kekuatan, meminimalkan kelemahan, mereduksi ancaman, dan membangun peluang. Menurut Rangkuti (2009) proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan sekolah. Perencana strategis harus menganalisis faktor-faktor strategis sekolah dalam hal kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam kondisi saat ini. Hal 16

tersebut dapat dilakukan dengan analisis situasi yang populer dengan analisis SWOT. Analisis SWOT menurut Trimantara (2007: 6-9) jika dikaitkan dengan kualitas dunia pendidikan, maka dapat diuraikan ke dalam tiga aspek, yaitu: a. Input Segala sesuatu yang harus tersedia karena selalu dibutuhkan untuk berlangsungnya proses pendidikan adalah input. Input pendidikan meliputi kemampuan dasar siswa, sumber daya finansial, fasilitas, program, dan jasa pendukung. Kesiapan input sangat diperlukan agar proses dapat berlangsung dengan baik. Tinggi rendahnya mutu input dapat diukur dari tingkat kesiapan input. Makin tinggi tingkat kesiapan input, makin tinggi pula mutu input tersebut. Umumnya masyarakat berasumsi bahwa masukan siswa yang berkemampuan tinggi akan menghasilkan lulusan yang berkemampuan tinggi pula. Sebaliknya, masukan yang rendah juga akan menghasilkan lulusan yang berkemampuan rendah. Sehingga dalam penerimaan siswa baru, sekolah berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan siswa baru yang memiliki kemampuan lebih. Asumsi tersebut tidak sepenuhnya benar. Justru, sekolah yang berkualitas harus mampu mengelola input yang biasa atau sedang-sedang saja menjadi lulusan yang berkemampuan luar biasa. 17

Namun tidak bisa dipungkiri lagi, SMP Negeri 9 Salatiga juga sama dengan sekolah-sekolah negeri lain yang memang menerapkan penyaringan calon siswa dengan menggunakan jurnal kompetisi untuk mendapatkan tempat di SMP Negeri 9 Salatiga sebagai siswa. Semakin tinggi nilai jurnal yang ada, semakin bangga dan bergengsi rasanya sebagai sekolah negeri. Apalagi jika dibandingkan antara jumlah siswa yang bisa diterima dengan calon siswa yang mendaftar lebih banyak yang mendaftar, maka perasaan bangga akan menyertai guru-guru yang ada di sekolah tersebut. b. Proses Kegiatan proses belajar-mengajar sekolah yang berkualitas pasti berkaitan dengan kemampuan guru, fasilitas belajar, kurikulum, metode pembelajaran, program ekstrakurikuler, dan jaringan kerjasama. 1. Kemampuan guru Sekolah berkualitas harus memiliki guru yang berkualitas juga. Artinya, guru tersebut harus profesional dalam melaksanakan proses belajar-mengajar. Adapun kompetensi guru yang memungkinkan untuk mengembangkan suatu lembaga pendidikan yang berkualitas adalah mengenai kompetensi penguasaan mata pelajaran, kompetensi dalam pembelajaran, kompetensi dalam pembimbingan, kompetensi komunikasi dengan peserta didik, dan kompetensi dalam mengevaluasi. 18

2. Fasilitas belajar Tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah berkualitas harus dilengkapi dengan fasilitas yang memadai bagi siswa untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. 3. Kurikulum Sekolah berkualitas tidak harus menggunakan kurikulum berstandar internasional. Kurikulum nasional dengan berbagai penyempurnaan sesuai dengan kebutuhan perkembangan siswa pun cukup baik. Perpaduan kedua kurikulum itu akan sangat membantu dalam menghasilkan generasi-generasi masa depan yang lebih unggul dan berkualitas. 4. Metode pembelajaran Sekolah yang berkualitas harus menggunakan metode pembelajaran yang membuat siswa menjadi aktif dan kreatif yang disertai dengan kebebasan dalam mengungkapkan pikirannya. 5. Program ekstrakurikuler Sekolah berkualitas harus memiliki seperangkat kegiatan ekstrakurikuler yang mampu menampung semua kemampuan, minat, dan bakat siswa. Keragaman ekstrakurikuler akan membuat siswa dapat mengembangkan berbagai kemampuannya di berbagai bidang secara optimal. 19

6. Jaringan kerjasama Dengan adanya kerjasama dengan berbagai instansi akan mempermudah siswa untuk menerapkan sekaligus memahami berbagai sektor kehidupan (life skill). Sekolah unggul memiliki jaringan kerjasama yang baik dengan berbagai instansi, terutama instansi yang berhubungan dengan pendidikan dan pengembangan kompetensi siswa. c. Output Output pendidikan merupakan kinerja sekolah. Kinerja sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses/perilaku sekolah. Kinerja sekolah dapat diukur dalam kualitasnya, efektivitasnya, produktivitasnya, efisiensinya, inovasinya, kualitas kehidupan kerjanya dan moral kerjanya. Berkaitan dengan mutu output sekolah, dapat dijelaskan bahwa output sekolah dikatakan bermutu jika prestasi sekolah, khususnya prestasi belajar siswa, menunjukkan pencapaian tinggi dalam: (1) prestasi akademik, berupa ulangan umum, ujian nasional, karya ilmiah, lomba akademik, dan (2) prestasi non-akademik, misalnya iman dan taqwa, kejujuran, kesopanan, olah raga, kesenian, keterampilan, dan kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler lainnya seperti mading dan koor. Lulusan yang berkualitas dihasilkan oleh sekolah yang berkualitas juga. Namun pendidikan 20

yang berkualitas memerlukan proses yang panjang dan berlangsung sepanjang hayat. Keunggulan lulusan tidak hanya ditentukan oleh nilai ujian yang tinggi. Indikasi lulusan yang unggul ini baru dapat diketahui setelah yang bersangkutan memasuki dunia kerja dan terlibat aktif dalam kehidupan bermasyarakat. Sangat perlu adanya penilaian perbandingan antara input dan output dari sekolah tersebut supaya diketahui kualitas suatu sekolah. Apakah siswa yang bersangkutan mengalami perubahan yang baik setelah melakukan proses pembelajaran di sekolah tersebut atau tidak, hal ini perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahuinya. 2.4 Strategi Peningkatan Mutu Layanan berdasarkan Analisis SWOT Proses perencanaan strategi dalam konteks pendidikan tidak jauh berbeda dengan yang dipergunakan dalam dunia industri dan komersial. Melalui strategi sebuah institusi akan bisa yakin bagaimana memanfaatkan peluang-peluang baru dan mengembangkan rencana instansi dalam jangka panjang dan berdasarkan pertimbangan rasional. Strategi peningkatan mutu sekolah tidak lepas dari strategi yang dilakukan dalam rangka Total Quality Management. Alasan yang mendasarinya adalah: (1) Peningkatan mutu harus memberdayakan dan melibatkan semua unsur yang ada di sekolah; (2) Peningkatan mutu memiliki tujuan bahwa sekolah 21

dapat memberikan kepuasan kepada murid, orang tua, dan masyarakat. Mengacu pada manajemen bisnis ada empat tingkatan strategi organisasi dalam peningkatan mutu di sekolah, yaitu strategi societal, corporate, perusahaan, dan fungsional. Dalam konteks organisasi sekolah, strategi societal berarti sekolah memberikan pendidikan yang dibutuhkan masyarakat sebagai tanggung jawab sosialnya. Sekolah menyiapkan sumber daya manusia yang berguna bagi masyarakat luas untuk menggerakkan roda ekonomi dalam berbagai sektor kehidupan. Strategi corporate dalam manajemen sekolah dirancang untuk menerapkan strategi sekolah dalam mencapai tujuan sesuai visi dan misi sekolah. Strategi fungsional sekolah memperhatikan formulasi strategi dalam setiap area fungsional sekolah (manajemen sekolah, manajemen kelas, layanan belajar, mutu lulusan, keuangan, dan sebagainya) yang diterapkan secara bersama. Berkaitan dengan manajemen peningkatan mutu sekolah, Usman (2002) mengatakan bahwa manajemen peningkatan mutu terkandung upaya: (a) mengendalikan proses yang berlangsung di sekolah baik kurikuler maupun administrasi, (b) melibatkan proses diagnosis dan proses tindakan untuk menindaklanjuti diagnosis, dan (c) memerlukan partisipasi semua pihak baik kepala sekolah, guru, staf administrasi, peserta didik, orang tua, dan pakar. 22

Kegiatan terpenting dalam proses analisis adalah memahami seluruh informasi yang terdapat pada suatu kasus, menganalisis situasi untuk mengetahui isu apa yang terjadi, memutuskan tindakan apa yang harus segera dilakukan untuk memecahkan masalah yang ada dalam sekolah. Menurut Boulton (dalam Rangkuti, 2009) proses untuk melaksanakan analisis kasus dapat dilihat pada diagram analisis kasus. Kasus yang terjadi di sekolah harus dijelaskan sehingga pembaca dapat mengetahui permasalahan yang terjadi. Setelah itu metode yang sesuai yang dapat menjawab semua permasalahan secara tepat dan efektif dipergunakan. Selesai mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap kelangsungan organisasi sekolah, selanjutnya adalah memanfaatkan semua informasi tersebut dalam model-model kuantitatif perumusan strategis sekolah. Salah satu model pemecahan masalah yang dapat digunakan adalah model matriks SWOT dan matriks internal-eksternal. BERBAGAI PELUANG 2. Mendukung 1. Mendukung strategi strategi turn-arround agresif KELEMAHAN INTERNAL KEKUATAN INTERNAL 23

3. Mendukung strategi 4. Mendukung strategi Defensif diversifikasi BERBAGAI ANCAMAN Gambar 2.1 Diagram Analisis SWOT Sumber: Rangkuti, 2009 Selain empat komponen dasar, terdapat asumsi dasar dari model ini yaitu kondisi yang berpasangan antara S dan W serta O dan T. Kondisi berpasangan ini terjadi karena diasumsikan bahwa dalam setiap kekuatan yang ada dalam sekolah selalu ada ancaman yang harus diwaspadai oleh sekolah. Ini berarti setiap satu rumusan Strength (S), harus memiliki satu pasangan Weakness (W) dan setiap satu rumusan Opportunity (O) harus memiliki satu pasangan Threath (T) (David, 1996). Matrik di bawah ini menjelaskan empat set kemungkinan alternatif strategi seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut ini. IFAS STRENGTHS (S) Menentukan 5-10 faktor kekuatan internal WEAKNESSES (W) Menentukan 5-10 faktor kelemahan internal EFAS 24

OPPORTUNITIES (O) Menentukan 5-10 faktor peluang eksternal STRATEGI SO Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang (agresif) STRATEGI WO Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang (turn-arround) THREATS (T) Menentukan 5-10 faktor ancaman eksternal Sumber: Rangkuti, 2009 STRATEGI ST Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman (defensif) STRATEGI WT Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman (diversifikasi) a. Strategi SO Strategi yang memanfaatkan seluruh kekuatan sekolah untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesarbesarnya. b. Strategi ST Strategi yang memanfaatkan seluruh kekuatan yang dimiliki sekolah untuk mengatasi ancaman. c. Strategi WO Strategi ini memanfaatkan seluruh peluang yang ada di sekolah untuk meminimalkan kelemahan yang ada. d. Strategi WT Strategi ini dilakukan dengan meminimalkan kelemahan yang ada di sekolah untuk menghindari ancaman. Jika analisis ini digunakan dengan baik maka sekolah akan mendapat gambaran menyeluruh mengenai situasi sekolah dalam hubungannya dengan masyarakat, lingkungan sekitar, lembaga-lembaga pendidikan lain, dan jenjang lanjutan yang akan dimasuki siswa. Pemahaman mengenai faktor internal dan eksternal ini akan membantu pengembangan visi masa depan serta membuat program yang relevan dan inovatif. 25