TEORI BELAJAR. Oleh : Dedy Iswanto, S.Pd.

dokumen-dokumen yang mirip
TEORI BELAJAR BERMAKNA BROWNELL

TEORI BELAJAR BEHAVIORISME (TINGKAH LAKU)

Teori Belajar dalam Pembelajaran Matematika

E.E.L. THORNDIKE Belajar merupakan peristiwa asosiasi antara stimulus (S) dengan respon (R) Supaya tercapai hubungan antara S dengan R, dibutuhkan kem

Pertemuan Ke-4. Oleh: M. Jainuri, S.Pd., M.Pd. Pendidikan Matematika. STKIP YPM Bangko. Teori Belajar Kognitif_M. Jainuri, S.Pd., M.

Oleh: Dadang Sukirman Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

TEORI BELAJAR TINGKAH LAKU

Teori Belajar Behavioristik

Teori Koneksionisme (Kn) Oleh Muna Erawati

Oleh : Muh. Mustakim, M.Pd.I

I. TINJAUAN PUSTAKA. yang dikutip oleh Winataputra (2003: 2.3) bahwa belajar adalah suatu proses

Teori Teori Belajar: Behaviorisme, Kognitif, dan Gestalt

Bagian 1. Pendahuluan: Evaluasi dan Persoalan Mutu Hasil Belajar

TEORI behaviorism. Teori belajar koneksionisme

Program Pascasarjana - UNY TEORI BELAJAR. (Learning Theory) Oleh. Dr. H. MUKMINAN. PPs. UNY /

Untuk pemahaman yang lebih mendalam, perlu diuraikan definisi belajar tersebut melalui penjelasan dari komponen-komponen dan istilah-istilah serta

TEORI BELAJAR MATEMATIKA DAN PENERAPANNYA DI SEKOLAH DASAR

PERBANDINGAN ANTARA TEORI BELAJAR DISIPLIN MENTAL, BEHAVIORISME DAN KOGNITIFISME

Psikologi Fungsionalisme

Teori Pendidikan dan Teori Belajar dalam Kurikulum. Oleh. Fauzan AlghiFari / / TP-B.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Saputro (2012), soal matematika adalah soal yang berkaitan

EMPAT OBJEK LANGSUNG MATEMATIKA MENURUT GAGNE Fadjar Shadiq

TEORI BELAJAR SKINNER

LOGO. Manajemen Kelembagaan dan Pembiayaan Pelatihan

TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK

Pandangan tentang Pembelajaran

BERBAGAI PENDEKATAN DALAM PENELITIAN TENTANG BELAJAR. Matrikulasi Fakultas Psikologi Program Pasca Sarjana UMBY

Inisiasi 1 TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN SERTA PKn SEBAGAI PENDIDIKAN NILAI, MORAL, DAN NORMA

Apa Implikasi dari Inti Psikologi Kognitif Terhadap Pembelajaran Matematika?

AWAL MUNCULNYA TEORI BEHAVIORISME

Pengantar Modifikasi Perilaku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fifit Triana Dewi, 2013

TEORI PENGUATAN OLEH SKINNER

Teori belajar : Analisis perilaku BF Skinner

Behaviorisme. Disusun oleh: Dr. phil. Hana Panggabean

Belajar dan Teori Belajar.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran matematika. Menurut Cooney yang dikutip oleh Thoumasis dalam

Model-Model Pembelajaran Matematika

BAB II KAJIAN TEORI. interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas.

PSIKOLOGI ALIRAN BEHAVIORISME

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Karakteristik Pembelajaran Matematika SD. Pembelajaran matematika pada tingkat SD berbeda dengan pembelajaran

TEORI BELAJAR MATEMATIKA (Bagian I)

TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN PLPG PGSD UAD 2016

MEMELAJARI TEORI-TEORI BELAJAR. Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura Ambon

Teori-teori Belajar. Teori Behavioristik. Afid Burhanuddin. Memahami teori-toeri belajar dan implementasinya dalam proses pembelajaran.

TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK. MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Belajar dan Pembelajaran yang dibina oleh Bapak Drs. Parno, M.

Menyampah' dari Perspektif Psikologi (2) Marselius Sampe Tondok Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya

pesar baik dari segi materi maupun kegunaannya. Tugas guru adalah membosankan. Jika hal ini dapat diwujudkan maka diharapkan di masa yang

BERBAGAI PENDEKATAN DALAM PSIKOLOGI

KEGIATAN BELAJAR I TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN. mereka masing-masing. Berikut ini kutipan pendapat beberapa ahli pendidikan tentang

BAB II KAJIAN TEORITIS. A. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD

PENGEMBANGAN STRUCTURE EXERCISE METHODE (SEM) DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SAINS PADA SISWA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengenalan

PENERAPAN PERMAINAN SMART PUZZLE COMPETITION

Teori Belajar. Oleh : Putri Siti Nadhiroh Putrinadhiroh.blogs.uny.ac.id

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

DIPLOMA PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING. WPK1313 Psikolgi Pembelajaran

PENGURUSAN DAN PEMBUATAN KEPUTUSAN (FEM 3201)

B.F. Skinner. Pendekatan Psikologi Skinner

Behavior and Social Learning Theory

MAKALAH DASAR-DASAR DAN PROSES PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEARNING OLEH: ASEP SUPENA

TEORI PEMBELAJARAN. IPG Kampus Sultan Mizan, Besut, Terengganu.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan formal dapat ditempuh mulai dari tingkat terendah yaitu pre-school/

Dasar-dasar & Proses Pembelajaran Matematika

SE S J E A J R A A R H DA D N A N A L A I L R I A R N A N PSI S KO K LOGI G Pertemuan 4

MATERI : 1. Human Information Processing 2. Persepsi 3. Pattern Recognition & Pandemonium 4. Perhatian 5. Memori 6. Mnemonic

Social Learning Theory

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Metode Pembelajaran. - Ceramah - Diskusi - Presentasi Tugas. - Diskusi. - Presentasi Tugas.

Belajar dan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan orang yang akan melakukan pembelajaran. Belajar bukan hanya. sekedar menghafal sejumlah fakta atau informasi.

Jurnal SAP Vol. 1 No. 1 Agustus 2016 ISSN: X

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

TINJAUAN PUSTAKA. didik. Pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran adalah pendidik

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

ALIRAN FUNGSIONALISME

Rizka Amalia. A ( ) Ahmad Nur Fadholi ( ) BAB II PEMBAHASAN. A. Pengertian Teori Behavioristik

SEJARAN DAN ALIRAN PSIKOLOGI. Pertemuan 4

RELEVANSI METODE PENCAPAIAN TARGET PEMERIKSAAN KEHAMILAN DENGAN KETERAMPILAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN MAHASISWA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN TEMATIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS PADA YAYASAN PENDIDIKAN DAN SOSIAL DAARUL KIROM

MATEMATIKA DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR

PENERAPAN TEORI JEAN PIAGET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

1. DEFINISI : BELAJAR, ADALAH PROSES PERUBAHAN TINGKAH LAKU YANG ADA PADA DIRI INDIVIDU BAIK YANG BERKENAAN DENGAN ASPEK LOGIKA, ETIKA, ESTETIKA,

Konsep dan Makna Belajar

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GAYA GESEK

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme

TEORI BELAJAR PIAGET

II. TINJAUAN PUSTAKA. lemah menjadi kuat, dari tidak bisa menjadi bisa. Seperti diakatakan oleh Slameto

BAB I PENDAHULUAN. behaviorisme dengan tokohnya B.F. Skinner, Thorndike, Watson dan lainlain. perilaku jasmaniah yang nyata dan dapat diukur.

BAB I PENDAHULUAN. kesenjangan. Diperlukan penataan kembali sistem pendidikan secara menyeluruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dipelajari oleh setiap anak, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Di

BAB II KAJIAN PUSTAKA. individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan

Transkripsi:

TEORI BELAJAR Oleh : Dedy Iswanto, S.Pd. Belajar adalah suatu aktifitas atau kegiatan dimana terdapat sebuah proses dan tahapan dari tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa untuk mencapai hasil yang optimal sesuai dengan tujuan kegiatan tersebut. Belajar adalah merupakan proses perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku atau pemikiran sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar adalah dampak darui adanya interaksi antara rangsangan dan tanggapan. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Berikut adalah beberapa tokoh tentang teori belajar: Edward L Thorndike Lahir di Williamsburg, Massachusetts, U.S. pada tanggal 31 Agustus 1874 dan wafat pada tanggal 9 Agustus 1949 di Montrose, New York. Edward Lee Thorndike adalah ahli psikologi yang melakukan penelitian pada perilaku hewan dan proses pembelajaran yang saat ini dikenal sebagai Theoruy of Connectionism, yang menyatakan bahwa perilaku respond terhadap stimulus tertentu dibentuk oleh suatu rangkaian kegiatan coba-coba (Trial and error) yang mempengaruhi neural connections antara stimulus dan respond yang paling diinginkan. Ia memahami bahwa perubahan adptif pada perilaku binatang dapat dianalogikan pada pembelajaran pada manusia dan mengusulkan rangkaian perilaku tersebut (connection) bisa diramalkan oleh aplikasi dua hukum, yaitu: 1. Law of Effect (Hukum Efek) Hukum efek menyatakan bahwa tingkah laku respon yang paling dekat diikuti oleh hasil yang memuaskan dapat dipastikan untuk menjadi pola yang mapan dan menjadi teladan. Respon yang sama akan diberikan apabila stimulus yang sama diberikan lagi. 2. Law of Exercise (Hukum Latihan) Hukum latihan menyatakan bahwa perilaku akan semakin kokoh apabila hubungan stimulusrespon sering dilakukan. Thorndike juga menyatakan bahwa reward akan menguatkan perilaku hubungan stimulus-respon yang diharapkan (benar) dan punishment akan melemahkan perilaku hubungan stimulus-respond yang tidak diharapkan (salah).

B. F. Skinner Lahir pada tanggal 20 Maret 1904 di Susquehanna, Pennsylvania, U.S. Wafat pada 18 Agustus 1990, Cambridge, Massachusetts Teori belajar Skinner didasarkan atas gagasan bahwa belajar adalah fungsi perubahan perilaku individu secara jelas. Perubahan perilaku tersebut diperoleh sebagai hasil respon individu terhadap kejadian (stimulus) dari lingkungan. Penelitian yang dilakukan Skinner dipengaruhi oleh percobaan Pavlov dan ide-ide John Watson (bapak behaviorisme). Salah satu hasil penelitiannya yang terkenal adalah kotak Skinner (Skinner s Box). Ketertarikan Skinner terhadap perilaku individu terletak pada stimulus-respon (SR) yang dihasilkan. Penguatan merupakan unsur terpenting dari teori SR Skinner. Penguatan stimulus diberikan berulang-ulang agar dapat memperkuat respon yang dikehendaki. Sehingga perilaku individu dikontrol oleh penguatan stimulus yang mengikutinya. Ukuran perilaku individu yang terpenting adalah tingkatan atau kecepatan responnya. Perilaku individu yang diamati Skinner agak berbeda dengan perilaku yang diamati dalam teori behaviorisme sebelumnya (Pavlov, Thorndike, Hull). Dalam teori behaviorisme Skinner, dikenal istilah responden dan operan. Responden merupakan respon-respon individu yang secara otomatis diperoleh melalui stimulus yang sudah dikenal dan relatif tetap. Sedangkan dalam pengkondisian operan, stimulus awal tidak selalu dapat diketahui, individu hanya sekedar memunculkan respon-respon yang dikontrol oleh penguatan stimulus yang mengikutinya. Menurut Skinner, perilaku operan lebih berperan dalam kehidupan manusia disbanding perilaku responden. Hal inilah yang mendasari teori Skinner tenang pengkondisian operan (operant conditioning). Robert Gagne Teori belajar yang disebut pula teori perkembangan mental berisi uraian tentang apa yang terjadi dan apa yang diharapkan terjadi terhadap mental peserta didik (Ruseffendi, 1988). Dalam perkembangannya, belajar memiliki definisi tersendiri. Belajar adalah suatu perubahan yang relatif permanen dalam suatu kecenderungan tingkah laku sebagai hasil dari praktek atau latihan (Sudjana, 1991: 5). Burton (dalam Knowles, 1986:5) menyatakan learning is change in the individual, due to the interaction of that individual, and his environment, which fills a need and makes him more capable of dealing adequately with his environment. Ini menyiratkan bahwa belajar adalah suatu perubahan secara individu, berkaitan dengan interaksi antara individu dengan lingkungannya, dalam pemenuhan kebutuhannya dan membuat mereka lebih cakap dalam hubungannya dengan lingkungannya. Disisi lain, Gagne menyatakan bahwa Learning is a change in human disposition or capability, which can be retained, and which is not simply ascribable to the process of growth. Ini berarti bahwa belajar adalah perubahan dalam pembawaan atau kesanggupan manusia, yang dapat dikendalikan, dan tidak dapat disederhanakan menjadi suatu proses perkembangan.

Lebih lanjut, melalui penelitiannya Gagne (dalam Bell-Gredler, 1986:116) mengidentifikasi tiga prinsip yang memberikan kontribusi terhadap kesuksesan pengajaran. Ketiga prinsip tersebut diantaranya: (1) Menyediakan pengajaran dalam sekelompok komponen tugas yang membangun kearah tugas akhir; (2) memastikan bahwa setiap komponen tugas merupakan bagian yang dikuasai; dan (3) rangkaian komponen tugas untuk menjamin transfer optimal untuk tugas akhir. William Brownell William Artur Brownell dilahirkan tanggal 19 mei 1895 dan wafat pada tanggal 24 mei 1977, yang mendedikasikan hidupnya dalam dunia pendidikan. Brownell (1935) he characterized his point of view as the meaning theory. In developing it, he laid the foundation for the emergence of the new mathematics. He showed that understanding, not sheer repetition, is the basis for children s mathematical learning pada penelitiannya mengenai pembelajaran anak khususnya pada aritmetika mengemukakan belajar matematika harus merupakan belajar bermakna dan belajar pengertian atau yang dikenal dengan Meaning Theory (teori bermakna) dan dalam perkembangannya ia meletakkan pondasi munculnya matematika baru. Jika dilihat dari teorinya ini sesuai dengan teori belajar-mengajar Gestalt yang muncul pada pertengahan tahun 1930. Dimana menurut teori Gestalt, latihan hafalan atau yang dikenal dengan sebutan drill adalah sangat penting dalam kegiatan pengajaran. Cara drill diberikan setelah tertanam pengertian. Meaning Theory yang diperkenalkan oleh Brownel merupakan alternatif dari Drill Theory (teori latihan hafal/ulangan). Menurut Brownell dalam belajar orang membutuhkan makna, bukan hanya sekedar respon otomatis yang banyak. Maka dengan demikian teori drill dalam pembelajaran matematika yang dikembangkan atas dasar teori asosiasi atau teori stimulus respon, menurutnya terkesan bahwa proses pembelajaran matematika khususnya aritmetika dipahami semata-mata hanya sebagai kemahiran. Jean piaget Lahir pada tanggal 9 Agustus 1896 di Neuchâtel, Switzerland Meninggal pada 16 September 1980 di Geneva Jean Piaget adalah anak tertua dari pasangan suami istri Arthur Piaget, seorang profesor Kesusastraan abad pertengahan dan Rebecca Jackson, pada usia 11 tahun di Neuchâtel Latin high school, dia menulis suatu ulasan tentang albino sparrow, Piaget telah diberi gelar sebagai seorang interaktionis dan juga konstruktivis. Piaget membagi tahapan perkembangan kognitif menjadi empat tahap, yaitu sebagai berikut: a) Periode Sensorimotor (0-2 tahun) b) Tahapan Praoperasional (2-7 tahun)

c) Tahapan Operasional Konkrit (7-11 tahun) d) Tahapan Operasional Formal (11 tahun ke atas) Dalam bukunya yang berjudul To Understand Is to Invent, Piaget mengatakan bahwa prinsip dasar dari metode aktif dapat dijelaskan sebagai berikut: Untuk memahami harus menemukan atau merekonstruksi melalui penemuan kembali dan kondisi seperti ini harus diikuti jika menginginkan seseorang dibentuk guna mampu memproduksi dan mengembangkan kreativitas dan bukan hanya sekedar mengulangi. Dalam pembelajaran aktif, guru harus memiliki keyakinan bahawa siswa akan mampu belajar sendiri. Jerome Bruner Lahir pada tanggal 1 Oktober 1915 di New York, N.Y., U.S. Tulisan-tulisan Bruner membantu untuk menggambarkan konsep milik Piaget tentang level perkembangan kognitif di dalam kelas. Bukunya yang berjudul The Process of Education(1960) adalah buku miliknya yang paling banyak diterjemahkan ke dalam bahasa lain. Buku tersebut berisi tentang studi dari reformasi kurikulum. Pada bukunya tersebut dia menerangkan bahwa setiap subjek bisa dipikirkan pada setiap anak pada setiap level perkembangan, jika subjek tersebut disampaikan secara tepat. Menurut bruner setiap anak memiliki kekhawatiran dan ketertarikan yang alami yang mampu menjadikan mereka berkompeten di berbagai tugas. Jika tugas disampaikan terlalu sulit maka akan mengakibatkan mereka menjdai bosan. Seorang guru, menurut Bruner, harus menyampaikan materi pelajaran dengan cara yang tepat dengan level perkembangan kognitif siswa. Bruner juga mempelajari persepsi anak, dimana dia menyimpulkan bahwa nilai individu masing-masing anak secara signifikan mempengaruhi persepsi mereka. Zoltan Dienes Dienes membagi 6 tahapan dalam mempelajari matematika Tahapan I Sebagian besar orang ketika dihadapkan pada situasi dimana mereka tidak yakin bagaimana mengatasinya, mereka akan melakukan suatu aktifitas trial and error. Tahapan II Setelah beberapa kali percobaan, biasanya terjadi keseragaman dalam sebuah situasi, yang bisa dirumuskan sebagai suatu aturan permainan(rules of a game) Tahapan III

Suatu kali ketika kita mendapatkan anak-anak memainkan sejumlah permainan matematika, maka tiba saatnya ketika permainan-permainan tersebut bisa didiskusikan dan dibandingkan antara satu dengan yang lainnya. Tahapan IV Akan tiba saatnya ketika siswa telah mengindentifikasi muatan abstrak dari sejumlah permainan dan praktis membawa beberapa gambaran dari inti dan maksud dari aktifitas-aktifitas yang beragam tersebut. Tahapan V Pada level ini sudah saatnya untuk mempelajari representasi atau memetakan dan menyelidiiki beberapa sifat-sifat dasar yang dimiliki oleh semua permainan tersebut. Tahapan VI Tahapan uraian dari simbolisasi bisa didapatkan dengan sangat panjang dan terkadang berlebihan. Pada tahapan ini siswa dapat melakukan aktifitas deduksi.