SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang bertujuan untuk mendapatkan dana pensiun. Menurut Undang-undang

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. yang digunakan oleh aktuaris dari masing-masing perusahaan berbeda-beda.

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup. Tujuan tersebutlah yang menjadikan seseorang harus

SKRIPSI. Disusun Oleh: YULI ANITA NIM

PERHITUNGAN BIAYA PENSIUN MENGGUNAKAN METODE ATTAINED AGE NORMAL PADA DANA PENSIUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Program dana pensiun merupakan bentuk balas jasa pemerintah terhadap

PERHITUNGAN ASURANSI DANA PENSIUN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. mencapai batas usia yang telah ditentukan, ada beberapa penyebab lain seorang

PENGGUNAAN METODE BENEFIT PRORATE PADA PROGRAM PENDANAAN PENSIUN MANFAAT PASTI (DEFINED BENEFIT)

PERHITUNGAN SUPPLEMENTAL COST DENGAN METODE BENEFIT PRORATE PADA PROGRAM PENDANAAN PENSIUN MANFAAT PASTI (DEFINED BENEFIT)

PERHITUNGAN DANA PENSIUN DENGAN UNIT CREDIT COST METHOD (ACCRUED BENEFIT) MAKALAH

Penerapan Metode Projected Unit Credit dan Entry Age Normal pada Asuransi Dana Pensiun (Studi Kasus : PT. Inhutani I Cabang Kabupaten Berau)

Perhitungan Dana Pensiun menggunakan Bunga Model Cox Ingersoll Ross dan Vasicek

BAB II KAJIAN TEORI. dalam memahami materi yang ada dalam bab-bab selanjutnya. Teori-teori yang

PENDANAAN PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT DOLLAR (Studi Kasus Pada PT. Wooil Indonesia) Devni Prima Sari dan Sudianto Manullang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang menginginkan kehidupan layak dan menyenangkan

METODE CONSTANT PERCENT OF SALARY DALAM MENENTUKAN BENEFIT DAN IURAN NORMAL PROGRAM PENSIUN NORMAL DAN DIPERCEPAT

PERHITUNGAN BIAYA NORMAL PROGRAM PENSIUN USIA NORMAL DENGAN METODE ENTRY AGE NORMAL (PERCENT DOLLAR)

PENGGUNAAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN ENTRY AGE NORMAL DALAM PEMBIAYAAN PENSIUN

PENENTUAN MODEL PREMI TIDAK KONSTAN PADA ASURANSI DANA PENSIUN

BAB III PEMBAHASAN. A. Penentuan nilai suku bunga menggunakan metode Cox Ingersoll Ross

PERHITUNGAN AKTUARIA UNTUK MANFAAT PENSIUN-NORMAL MENGGUNAKAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN ENTRY AGE NORMAL IRMA OKTIANI

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman Online di:

PENDUGAAN NILAI ASET PENDANAAN PENSIUN DENGAN DUA JENIS PEMULUSAN: STUDI KASUS DATA MORTALITAS INDONESIA 2011 AYUB PRISNA WARDANA

BAB II KAJIAN TEORI. hasil percobaan yang berbeda dan masing-masing mempunyai. itu menyusun kejadian, maka probabilitas kejadian

METODE ACCRUED BENEFIT COST UNTUK ASURANSI DANA PENSIUN NORMAL PADA STATUS GABUNGAN ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai atau karyawan adalah orang yang bekerja dengan menerima

PERHITUNGAN PEMBIAYAAN DANA PENSIUN DENGAN METODE ATTAINED AGE NORMAL DAN PROJECTED UNIT CREDIT

Perhitungan Dana Pensiun untuk Pensiun Normal Berdasarkan Metode Constant Dollar; Studi Kasus: PT. Taspen Palembang

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan adanya jaminan sosial bagi pekerja atau pegawai tersebut.

PERHITUNGAN DANA PENSIUN UNTUK PENSIUN NORMAL BERDASARKAN METODE CONSTANT DOLLAR (Studi Kasus : PT. Taspen Persero Pekanbaru) TUGAS AKHIR

PENENTUAN NILAI CADANGAN PROSPEKTIF PADA ASURANSI JIWA SEUMUR HIDUP MENGGUNAKAN METODE NEW JERSEY

PENENTUAN NILAI ASET AKTUARIA PADA PENDANAAN PENSIUN DENGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL DAN ARITMATIKA DESYI CHRISTIA

NILAI SEKARANG DARI MANFAAT PENSIUN UNTUK KASUS MULTIPLE DECREMENT DENGAN TINGKAT BUNGA RENDLEMAN BARTTER. Anggia Fitri 1, Hasriati 2 ABSTRACT

PERHITUNGAN NILAI-NILAI AKTUARIA DENGAN ASUMSI TINGKAT SUKU BUNGA BERUBAH SECARA STOKASTIK

PENERAPAN HUKUM MORTALITA MAKEHAM DAN TINGKAT SUKU BUNGA STOKASTIK UNTUK PERHITUNGAN NILAI TUNAI MANFAAT

PENERAPAN METODE COST PRORATE CONSTANT PERCENT DALAM PERHITUNGAN IURAN DANA PENSIUN DENGAN SUKU BUNGA STOKASTIK MODEL COX INGERSOLL ROSS

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana peranan statistika matematika dalam menentukan anuitas premi asuransi jiwa?

PENGGUNAAN METODE INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM DALAM PEMBIAYAAN PENSIUN PENDETA DI SINODE GEREJA KRISTEN JAWA SKRIPSI. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya. Penghasilan tetap yang diperoleh saat bekerja tidak diperoleh lagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena dia berhenti bekerja. Sedangkan perencanaan pensiun (pension plan)

BAB 1 PENDAHULUAN. makin menjamurnya perusahaan-perusahaan asuransi baik yang dikelola oleh

PREMI TUNGGAL BERSIH ASURANSI JIWA BERJANGKA DENGAN FAKTOR PENEBUSAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENENTUAN MODEL PREMI TIDAK KONSTAN PADA ASURANSI DANA PENSIUN KOMPETENSI TERAPAN SKRIPSI LIA JENITA JURUSAN MATEMATIKA

PREMI TUNGGAL BERSIH UNTUK KONTRAK ASURANSI JIWA SEUMUR HIDUP

METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT DOLLAR UNTUK PENGHITUNGAN DANA PENSIUN MENGGUNAKAN SUKU BUNGA MODEL VASICEK TUGAS AKHIR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III PEMBAHASAN. penggunaan metode benefit prorate constant dollar dengan suku bunga model

PENGHITUNGAN AKTUARIA UNTUK MANFAAT PENSIUN NORMAL MENGGUNAKAN METODE FROZEN INITIAL LIABILITY PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL RAHMADDANI MULIA

APLIKASI MODEL SUKU BUNGA STOKASTIK BLACK-DERMAN-TOY DENGAN FORWARD INDUCTION DALAM PENGHITUNGAN ANUITAS

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Fungsi Keberlangsungan Hidup (Survival Function) Misalkan adalah usia seseorang saat menutup polis asuransi, sehingga adalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Republik Indonesia No.11 Tahun Prinsip dari Dana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 24 AKUNTANSI BIAYA MANFAAT PENSIUN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Dahlan Siamat ( Manajemen Lembaga Keuangan,1995, p343), Dana

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI SUMATERA BARAT Kode SKS Semester. Nama MK

PERHITUNGAN AKTUARIA KEWAJIBAN IMBALAN PASCA KERJA

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan baik untuk melindungi diri, keluarga dan harta benda. Pada

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 478/KMK. 06/2002 TENTANG PERSYARATAN DAN BESAR MANFAAT TABUNGAN HARI TUA BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PREMI ASURANSI JIWA LAST SURVIVOR DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN ASUMSI CONSTANT FORCE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pensiun diibaratkan sebagai individu-individu yang melayani raja dan negara

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PERHITUNGAN BIAYA TAMBAHAN DENGAN METODE PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI SKRIPSI. Disusun Oleh : SITI NURLATIFAH JURUSAN STATISTIKA

PENENTUAN PERIODE OPTIMAL AMORTIZATION GAINS AND LOSSES DENGAN MEMINIMUMKAN RAGAM KONTRIBUSI JANGKA PANJANG FENNY SILVIASTUTI

PREMI DANA PENSIUN DENGAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN BERDASARKAN DISTRIBUSI EKSPONENSIAL

Perhitungan Iuran Normal Program Pensiun dengan Asumsi Suku Bunga Mengikuti Model Vasicek

PENDANAAN PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI DENGAN METODE SPREADING GAINS AND LOSSES DAN MODIFIED SPREADING GAINS AND LOSSES NURUL TIKAWATI

ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI WEB PERHITUNGAN MANFAAT DAN IURAN NORMAL DANA PENSIUN DENGAN PROJECTED BENEFIT COST METHOD

Model Perhitungan Premi Asuransi Jiwa Berjangka Secara Diskrit dan Kontinu

KAITAN PROGRAM DANA PENSIUN DENGAN PENERAPAN PSAK NO. 24 (REVISI 2004) PADA LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

MODEL SELEKSI PREMI ASURANSI JIWA DWIGUNA UNTUK KASUS MULTIPLE DECREMENT. Mahasiswa Program S1 Matematika

PENENTUAN CADANGAN PREMI UNTUK ASURANSI JOINT LIFE

MODEL PENYUSUTAN MAJEMUK JUMLAH PESERTA ASURANSI PADA ASURANSI JIWA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

PENGGUNAAN METODE ENTRY AGE NORMAL DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM DALAM PERHITUNGAN AKTUARIA UNTUK MANFAAT PENSIUN NORMAL

PERBANDINGAN ASURANSI DAN TABUNGAN PENDIDIKAN

Perhitungan Penyesuaian Biaya Normal Dana Pensiun Dinamis Menggunakan Metode Penyebaran (Spread Method) Pada Dana Pensiun Muhammadiyah

PREMI ASURANSI JIWA GABUNGAN BERJANGKA DENGAN ASUMSI GOMPERTZ

Daftar Pustaka. Artikel:

PREMI ASURANSI JIWA PADA AKHIR TAHUN KEMATIAN DAN PADA SAAT KEMATIAN TERJADI

PENENTUAN PREMI UNTUK POLIS ASURANSI BERSAMA

PREMI TUNGGAL ASURANSI JIWA SEUMUR HIDUP UNIT LINK DENGAN GARANSI MINIMUM DAN NILAI CAP MENGGUNAKAN METODE POINT TO POINT

CADANGAN PROSPEKTIF ASURANSI JIWA DWIGUNA DENGAN ASUMSI SERAGAM

PENENTUAN TINGKAT PARTISIPASI PADA ASURANSI JIWA ENDOWMEN UNIT LINK DENGAN METODE POINT TO POINT

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 478/KMK.06/2002 TENTANG PERSYARATAN DAN BESAR MANFAAT TABUNGAN HARI TUA BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

PENENTUAN BESARNYA ANUITAS HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN NILAI ASUMSI PADA DISTRIBUSI SISA USIA

Nilai Akumulasi Anuitas Berjangka Dengan Distribusi Makeham Pada Status Hidup Gabungan

UU No. 13/2003 Ketenagakerjaan Perkiraan Beban Pendanaan

MODEL SELEKSI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA DENGAN UANG PERTANGGUNGAN MENINGKAT

BAB I PENDAHULUAN. Dalam siklus kehidupan seseorang ada tiga tahapan kehidupan yang harus

MODEL FUNGSI SALARY DALAM VALUASI PROGRAM PENSIUN

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PENENTUAN CADANGAN PREMI DENGAN PERHITUNGAN PROSPEKTIF UNTUK ASURANSI PENDIDIKAN

Retirement Planning. Irni Rahmayani Johan, SP, MM. Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia IPB

PERBANDINGAN HASIL PERHITUNGAN PREMI ASURANSI JIWA ENDOWMENT SUKU BUNGA VASICEK DENGAN DAN TANPA SIMULASI MONTE CARLO

Premi Tahunan Asuransi Jiwa Berjangka Dengan Asumsi Seragam Untuk Status Gabungan

Transkripsi:

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Penghitungan Manfaat dan Iuran Peserta Program Dana Pensiun dengan Metode Projected Unit Credit dan Individual Level Premium pada PT Taspen (Persero) Cabang Yogyakarta Yuli Anita 1), Fitriana Yuli Saptaningtyas 2), Tuharto 3) Program Studi Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY 11305141015@student.uny.ac.id Abstrak Dana pensiun diharapkan dapat menyelesaikan masalah pemenuhan kebutuhan yang akan terjadi pada hari tua. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung dana pensiun yang meliputi iuran pensiun, kewajiban aktuaria, dan manfaat pensiun menggunakan metode projected unit credit dan individual level premium yang kemudian akan dibandingkan dengan penghitungan PT Taspen (Persero) Cabang Yogyakarta. Langkah-langkah penghitungan pembiayaan pensiun yaitu: menghitung nilai akumulasi gaji awal, menghitung proporsi gaji untuk manfaat pensiun, menghitung besar iuran masing-masing metode, menghitung kewajiban aktuaria masing-masing metode, dan menghitung manfaat masing-masing metode. Hasil penghitungan untuk manfaat dan iuran pensiun yang paling mendekati dengan penghitungan PT Taspen (Persero) Cabang Yogyakarta yaitu menggunakan metode individual level premium dengan nilai MAPE (Mean Absolute Percentage Error) berturut-turut sebesar 11,43% dan 7,78%. Hasil tersebut didapatkan karena pada metode individual level premium kenaikan gaji akan memicu kenaikan iuran sehingga perusahaan tidak akan mengalami kerugian seperti yang diharapkan PT Taspen (Persero) Cabang Yogyakarta. Kata kunci: dana pensiun, projected unit credit, individual level premium. I. PENDAHULUAN Seseorang akan selalu berusaha memenuhi kebutuhan serta menjaga kelangsungan hidup. Tujuan tersebutlah yang menjadikan seseorang harus dapat menjaga kesinambungan penghasilannya. Ketika usia produktif, penghasilan didapatkan dengan bekerja. Bertambahnya usia menjadikan kesempatan kerja terbatas dan produktivitas menurun, sementara tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup tidak berubah bahkan semakin meningkat, sehingga menimbulkan taraf hidup menurun. Cara mengantisipasinya adalah dengan membuat rencana kehidupan di masa depan dengan memanfaatkan suatu sistem yang dapat menjamin kesinambungan penghasilan apabila seseorang sudah mencapai usia dimana dia tidak bisa bekerja lagi (Irhamni, 2011: 1). Berdasakan fakta di atas, diperlukan dana pensiun yang diharapkan dapat menyelesaikan masalah pemenuhan kebutuhan yang akan terjadi pada hari tua. Dana pensiun merupakan salah satu bentuk tabungan masyarakat. Bentuk tabungan ini mempunyai ciri sebagai tabungan jangka panjang, untuk dinikmati hasilnya setelah pegawai yang bersangkutan pensiun. Penyelenggaraannya dilakukan dalam bentuk program, yaitu program pensiun, yang mengupayakan manfaat pensiun bagi pesertanya melalui suatu sistem pemupukan dana yang lazim disebut sistem pendanaan. Menurut Setiadi (1995: 106), sistem pendanaan program pensiun memungkinkan terbentuknya akumulasi dana yang dibutuhkan untuk kesinambungan penghasilan peserta program pada hari tuanya. Dana pensiun dapat dihitung menggunakan metode projected unit credit dan individual level premium. Kelebihan metode projected unit credit yaitu menghasilkan kewajiban aktuaria yang besar sehingga manfaat yang diperoleh peserta akan semakin banyak dan peningkatan iuran peserta tidak signifikan. Kelebihan metode individual level premium yaitu biaya jasa lalu tidak dihitung terpisah seperti metode yang lain karena seluruh biaya dari manfaat akhir telah dialokasikan mulai menjadi peserta sampai usia pensiun dan biaya jasa kini lebih tinggi. II. KAJIAN PUSTAKA T - 18 Teori yang digunakan pada penelitian ini meliputi: mortalita, anuitas, tingkat suku bunga, kenaikan gaji, present value of future benefit (PVFB), dan present value of future normal cost (PVFNC). Penelitian MT 123

ISBN. 978-602-73403-1-2 ini akan menjelaskan tentang bagaimana menghitung iuran pensiun, kewajiban aktuaria, dan manfaat pensiun. A. Iuran Pensiun Penghitungan iuran pensiun dipengaruhi oleh besar proporsi gaji yang diakumulasikan menjadi manfaat pensiun, tingkat suku bunga, mortalita dan anuitas. Besarnya proporsi gaji yang diakumulasikan untuk manfaat pensiun adalah 4,75% dari gaji setiap bulan. Sedangkan gaji seorang peserta diasumsikan naik sebesar 6% setiap 2 tahun sekali dengan skala gaji sebagai akibat usia masuk kerja. Adapun formula untuk gaji peserta setiap bulan adalah sebagai berikut (Winklevoss, 1993: 38): Iuran pensiun dihitung menggunakan tingkat suku bunga yang besarnya 10% yang terbagi menjadi 3 komponen yaitu: 1% tingkat bunga bebas resiko, 3% premi untuk resiko investasi, dan 6% premi untuk inflasi. Nilai sekarang dengan tingkat suku bunga i adalah (Winklevoss, 1993: 36): ` (2.2) Peserta program dana pensiun tidak akan hidup selamanya sehingga perlu adanya penghitungan peluang hidup yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap besarnya iuran yang harus dikeluarkan. Menurut Sembiring (1986: 2.20), peluang hidup seseorang untuk bertahan hidup disebut mortalita. Penghitungan peluang hidup seseorang pada penelitian ini didasarkan pada Tabel Mortalita Indonesia II (1999). Waktu pembayaran iuran pensiun juga mempengaruhi besarnya dana yang akan disetorkan oleh peserta. Menurut Bowers (1997: 133) serangkaian pembayaran yang dilakukan secara terus menerus atau dalam jangka waktu tertentu (bulanan, 3 bulanan, tahunan) selama orang tersebut masih hidup disebut anuitas. Anuitas dapat direpresentasikan dengan sebuah fungsi yang menggambarkan suatu kombinasi dari fungsi bertahan hidup dan fungsi bunga (Winklevoss, 1993: 46). Penelitian ini menggunakan anuitas awal seumur hidup yang dirumuskan sebagai berikut: (2.3) Kemudian, iuran pensiun adalah pembayaran yang dilakukan oleh peserta program dana pensiun untuk memenuhi biaya manfaat pensiun (Bowers, 1997: 341). Persamaan umum iuran pensiun manfaat pensiun untuk seorang peserta berusia x adalah (Winklevoss, 1993: 80): (2.4) Pembuktian dari rumus di atas adalah sebagai berikut: Misalkan adalah peubah acak diskrit yang menyatakan iuran pensiun dari anuitas awal sebesar yang dibayarkan sejak seorang menjadi peserta program pensiun setiap bulan pada tahun ke selama masih hidup, dan w menyatakan banyaknya tahun sebelum meninggal yang akan dijalani oleh peserta berusia x, sehingga secara matematis W dapat dituliskan sebagai berikut: (2.1) Selanjutnya, untuk penyederhanaan ambil Nilai harapan dari peubah acak diskrit dinotasikan dengan yang dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagian pertama ruas kanan dengan menggunakan penjumlahan parsial diperoleh: Misalkan dan MT 124

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 ambil Bagian kedua ruas kanan dengan menggunakan penjumlahan parsial diperoleh: (2.5) ambil dari Persamaan (2.5) dan (2.6) diperoleh: (2.6) karena sehingga terbukti bahwa: B. Kewajiban Aktuaria Kewajiban aktuaria atau actuarial liability (AL) adalah besarnya dana program pensiun yang seharusnya telah terkumpul pada waktu tertentu untuk pembayaran manfaat pensiun yang akan datang. Besarnya kewajiban aktuaria tergantung dari besarnya nilai sekarang manfaat pensiun dan nilai sekarang iuran pensiun. Pembayaran manfaat pensiun dilakukan tiap tahun sampai peserta meninggal. Winklevoss (1993: 72) menyatakan dirumuskan sebagai berikut: (2.7) Pembuktian rumus di atas adalah sebagai berikut: Jika W peubah acak diskrit yang menyatakan nilai sekarang dari anuitas awal sebesar yang dibayarkan setelah peserta memasuki masa pensiun dan masih hidup. Kemudian, w menyatakan banyaknya tahun sebelum meninggal yang akan dijalani oleh peserta berusia x. Secara matematis W dapat dinyatakan sebagai berikut: Selanjutnya, untuk menyederhanakan ambil. Nilai harapan dari peubah acak diskrit W dinotasikan dengan, yaitu: Ambil maka, sehingga karena, sehingga terbukti bahwa: MT 125

ISBN. 978-602-73403-1-2 Kemudian, besarnya nilai sekarang dari iuran berkala yang dibayarkan peserta program dana pensiun dirumuskan sebagai berikut (Winklevoss, 1993: 80): (2.8) Misal W adalah peubah acak diskrit yang menyatakan nilai sekarang dari iuran berkala seorang peserta pensiun usia r sebesar setiap awal periode sampai tahun. Kemudian, w menyatakan banyaknya tahun sebelum meninggal yang akan dijalani oleh peserta berusia x, sehingga secara matematis W dapat dituliskan sebagai berikut: Dari Persamaan (2.9) dan (2.10) dapat disimpulkan bahwa Y adalah: (2.9) (2.10) Nilai harapan dari peubah acak diskrit W dinotasikan berikut: Bagian pertama ruas kanan pada Persamaan (2.11) yang dapat dirumuskan sebagai (2.11) (Penjumlahan parsial) Ambil maka, sehingga Bagian kedua ruas kanan dari Persamaan (2.11) (2.12) jadi, dari Persamaan (2.12) dan (2.13) diperoleh: (2.13) Ambil maka, sehingga terbukti bahwa: Kewajiban aktuaria dirumuskan sebagai berikut (Winklevoss, 1993: 72): C. Manfaat Pensiun (2.14) Manfaat pensiun yang dibagikan kepada peserta program dana pensiun secara sekaligus ketika sudah memasuki usia pensiun adalah sebesar: (2.15) D. Pengukuran Kesalahan Prediksi Pengukuran kesalahan prediksi digunakan untuk membandingkan antara penghitungan iuran dan manfaat pensiun yang dilakukan PT Taspen (Persero) Cabang Yogyakarta dengan penghitungan menggunakan metode projected unit credit dan individual level premium. Persentase kesalahan yang disebut juga MAPE (Mean Absolute Percentage Error) merupakan rata-rata dari seluruh persentase kesalahan antara data aktual dengan data prediksi. MAPE mengindikasikan seberapa besar kesalahan MT 126

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 dalam memprediksi ketepatan metode yang digunakan dibandingkan dengan nilai aktualnya. MAPE dapat dihitung dengan persamaan berikut (Hanke, 2005: 79): III. HASIL DAN PEMBAHASAN (2.16) Asumsi-asumsi yang digunakan pada penelitian ini antara lain: Tabel Mortalita Indonesia II dengan bunga 10%, proporsi gaji untuk manfaat pensiun sebesar 4,75% per bulan dari gaji pokok (sesuai dengan Iuran Wajib Pegawai), kenaikan gaji peserta pensiun 6% setiap 2 tahun sekali dengan skala gaji sebagai akibat usia masuk kerja dan anuitas hidup awal seumur hidup yang sudah disesuaikan dengan PT Taspen (Persero) Cabang Yogyakarta. A. Metode Projected Unit Credit Metode projected unit credit merupakan metode pembebanan aktuaria yang menekankan pendanaan pada tahun atas manfaat pensiun yang menjadi hak peserta. Manfaat pensiun peserta yang berusia pada metode projected unit credit dihitung berdasarkan manfaat pensiun yang akan datang pada usia pensiun normal r. Manfaat pensiun pada usia pensiun normal dibagi dengan total masa kerja kemudian dialokasikan ke setiap tahun selama masa kerja (Bowers, 1997: 3). Metode projected unit credit dibedakan menjadi dua yaitu projected unit credit constant dollar dan projected unit credit constant percent. 1. Projected Unit Credit Constant Dollar Iuran pensiun yang dihitung menggunakan metode projected unit credit constant dollar dirumuskan sebagai berikut (Winklevoss, 1993: 85): (3.1) Kewajiban aktuaria yang dihitung menggunakan metode projected unit credit constant dollar dirumuskan sebagai berikut (Winklevoss, 1993: 74): (3.2) 2. Projected Unit Credit Constant Percent Iuran pensiun yang dihitung menggunakan metode projected unit credit constant percent dirumuskan sebagai berikut (Winklevoss, 1993: 8574): (3.3) Kewajiban aktuaria yang dihitung menggunakan metode projected unit credit constant percent dirumuskan sebagai berikut (Winklevoss, 1993: 74): (3.4) B. Metode Individual Level Premium Metode individual level premium adalah cara penghitungan pembebanan aktuaria yang mengalokasikan nilai sekarang manfaat pensiun secara merata pada setiap tahun masa kerja, yaitu sejak tanggal penghitungan aktuaria hingga usia pensiun normal. Kenaikan gaji akan memicu kenaikan iuran pensiun sesuai dengan masa kerja yang dicapai. Metode tersebut menggunakan asumsi kenaikan gaji dengan besar anuitas yang telah ditentukan berdasarkan masa kerja yang akan datang (Farrimond, 1999: 355). Penghitungan iuran pensiun dengan metode individual level premium saat peserta berusia x tahun dapat dirumuskan sebagai berikut (Farrimond, 1999: 355): Kewajiban aktuaria yang dihitung menggunakan metode individual level premium yaitu besarnya nilai sekarang manfaat pensiun dikurangi besarnya nilai sekarang iuran pensiun. Kewajiban aktuaria dari metode individual level premium adalah sebagai berikut (Winklevoss, 1993: 81): C. Program Pensiun PT Taspen (Persero) Formula manfaat pensiun pada PT Taspen (Persero) terdapat pada Tabel 1 berikut ini (Taspen, 2014): (3.5) (3.6) MT 127

ISBN. 978-602-73403-1-2 Besar Manfaat Manfaat Asuransi Kematian TABEL 1. FORMULA MANFAAT PENSIUN PT TASPEN (PERSERO) Uraian Formula Pensiun (0,6 x MI 1 x P 1 ) + (0,6 x MI 2 x (P 2 - P 1 )) Meninggal (0,6 x Y 1 x P 1 ) + (0,6 x Y 2 x (P 2 - P 1 ) Keluar (F 1 x P 1 ) + (F 2 x (P 2 P 1 )) Peserta Pribadi Meninggal 2(1 + 0,1B/12)P 2 Isteri/Suami Meninggal 1,5(1+0,1C/12)P 2 Anak Meninggal 0,75(1+0,1C/12)P 2 Dasar Hukum: KMK Nomor 478/KMK.06/2002 Tanggal 19 Nopember 2002 dan Nomor 500/KMK.06/2004 Tanggal 19 Oktober 2004. D. Contoh Penghitungan Seorang Pegawai Negeri Sipil laki-laki dengan golongan 4B, mulai menjadi peserta pada usia 20 tahun 2 bulan dan mulai terhitung pensiun pada tanggal 01 Nopember 2015 dengan usia 60 tahun 1 bulan. Gaji pokok pada tahun pertama yang diterima dalam satu bulan adalah Rp 642.300. Proporsi gaji yang dipersiapkan untuk manfaat pensiun sebesar 4,75% per bulan dari gaji pokok sesuai dengan Iuran Wajib Pegawai (IWP) pada program dana pensiun PT Taspen (Persero) tingkat kenaikan gaji sebesar 6% (i = 6%) per dua tahun masa kerja (sesuai dengan kenaikan gaji golongan PNS), dan skala gaji yang terdapat pada Tabel 2. Akan dihitung iuran pensiun, kewajiban aktuaria, dan manfaat pensiun menggunakan metode projected unit credit dan individual level premium. Penyelesaian: Penghitungan pembiayaan pensiun baik metode projected unit credit maupun individual level premium, didasarkan pada tabel mortalita pada dan tabel penghitungan. Kemudian, dalam penghitungan pembiayaan pensiun pada penelitian ini dihitung manfaat pensiun normal yang menggunakan dengan gaji selama bekerja. Langkah-langkah penyelesaian masalah di atas adalah sebagai berikut: 1. Menghitung nilai akumulasi dari gaji awal. Nilai akumulasi dari gaji awal sebesar Rp 642.300 dengan tingkat kenaikan gaji sebesar 6% per dua tahun masa kerja (sesuai dengan kenaikan gaji golongan PNS) dan skala gaji pada Tabel 2. Penghitungan besar gaji tahun pertama dengan masa kerja 0 seorang peserta program dana pensiun dengan gaji awal sebesar Rp 642.300 sesuai dengan Persamaan (2.1) adalah sebagai berikut: Gaji untuk tahun pertama yaitu: Gaji untuk tahun kerja kedua yaitu: Kemudian, dihitung gaji setiap tahun sampai usia pensiun. Sedangkan, untuk akumulasi gaji peserta dari usia masuk (y) 20 tahun 2 bulan sampai usia pensiun (r) 60 tahun 1 bulan dengan masa kerja selama 39 tahun 11 bulan adalah sebesar:. 2. Menghitung proporsi gaji yang dialokasikan untuk manfaat pensiun. Setelah menghitung nilai akumulasi gaji selama bekerja, dihitung besar proporsi gaji yang dialokasikan untuk manfaat pensiun. Besarnya proporsi gaji selama bekerja adalah sebagai berikut:. 3. Menghitung besar iuran pensiun masing-masing metode. a. Metode projected unit credit i. Constant dollar Besarnya iuran peserta program dana pensiun pada tahun pertama dengan gaji awal sebesar Rp menggunakan metode projected unit credit constant dollar sesuai dengan Persamaan (3.1) adalah sebagai berikut: MT 128

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 ii. Constant percent Besar iuran peserta program dana pensiun yang dihitung menggunakan metode projected unit credit constant percent menggunakan tabel gaji pada tahun ke x masa kerja. Sehingga, besar iuran pada tahun pertama dengan gaji awal sebesar Rp sesuai dengan Persamaan (3.3) adalah sebagai berikut: b. Metode individual level premium Penghitungan besarnya iuran pensiun dengan metode individual level premium dengan gaji awal Rp pada tahun pertama sesuai dengan Persamaan (3.5) adalah sebagai berikut: 4. Menghitung kewajiban aktuaria masing-masing metode. a. Metode projected unit credit i. Constant dollar Penghitungan kewajiban aktuaria pada usia Persamaan (3.2) adalah sebagai berikut: untuk tahun pertama bekerja sesuai dengan ii. Constant percent Sedangkan, untuk menghitung kewajiban aktuaria menggunakan metode projected unit credit constant percent pada tahun pertama sesuai dengan Persamaan (3.4) adalah sebagai berikut:.. b. Individual Level Premium Kewajiban aktuaria yang dihitung menggunakan metode individual level premium dengan gaji awal Rp sesuai dengan Persamaan (3.6) adalah sebesar: 5. Menghitung manfaat pensiun masing-masing metode. Manfaat pensiun yang diberikan kepada peserta sekaligus ketika memasuki usia pensiun adalah 20% dari selisih kewajiban aktuaria dan iuran pensiun sesuai dengan pengeluaran PT Taspen (Persero) untuk pembiayaan pensiun. Kemudian, 80% dari selisih kewajiban aktuaria dan iuran pensiun akan dibagikan setiap bulan. Penghitungan manfaat pensiun masing-masing metode akan dijelaskan sebagai berikut: a. Metode projected unit credit i. Constant dollar Penghitungan manfaat pensiun yang diberikan kepada peserta program dana pensiun menggunakan metode projected unit credit constant dollar adalah sebagai berikut: ii. Constant percent Penghitungan manfaat pensiun yang diberikan kepada peserta program dana pension menggunakan metode projected unit credit constant percent adalah sebagai berikut: b. Metode individual level premium Penghitungan manfaat pensiun yang diberikan kepada peserta program dana pensiun menggunakan metode individual level premium adalah sebagai berikut: E. Perbandingan Penghitungan Dana Pensiun Hasil perbandingan penghitungan dana pensiun disajikan pada Tabel 2. MT 129

ISBN. 978-602-73403-1-2 TABEL 2. HASIL PENGHITUNGAN MAPE MANFAAT DAN IURAN MASING-MASING METODE Perbedaan Projected Unit Credit Individual Level Constant Dollar Constant Percent Premium Manfaat 14,52% 14,82% 11,43% Iuran 10,93% 56,67% 7,78% Dari Tabel 2, dapat ditarik kesimpulan bahwa metode individual level premium merupakan metode yang paling mendekati dengan penghitungan PT Taspen (Persero) Cabang Yogyakarta. IV. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Langkah-langkah penghitungan pembiayaan pensiun yaitu: a. Menghitung nilai akumulasi dari gaji awal. b. Menghitung proporsi gaji yang dialokasikan untuk manfaat pensiun. c. Menghitung besar iuran pensiun masing-masing metode. d. Menghitung kewajiban aktuaria masing-masing metode. e. Menghitung manfaat pensiun masing-masing metode. 2. Hasil perbandingan nilai MAPE dari kedua metode yang dibandingkan dengan penghitungan PT Taspen (Persero) Cabang Yogyakarta didapatkan hasil seperti berikut: a. Penghitungan manfaat pensiun yang paling mendekati dengan PT Taspen (Persero) Cabang Yogyakarta adalah metode individual level premium dengan MAPE sebesar 11,43%. b. Penghitungan iuran pensiun yang paling mendekati dengan PT Taspen (Persero) Cabang Yogyakarta adalah metode individual level premium dengan MAPE sebesar 7,78%. B. Saran Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi pedoman bagi perusahaan yang akan menjalankan program dana pensiun dan dapat mempermudah masyarakat dalam menghitung manfaat, iuran pensiun, dan kewajiban aktuaria. Meskipun demikian, perlu dilakukan pendampingan aktuaris dalam penghitungan dana pensiun. Untuk meningkatkan keakuratan metode pendanaan pensiun dapat mempertimbangkan beberapa hal berikut ini: 1. Menggunakan gaji n tahun terakhir. 2. Manfaat pensiun akibat kematian, dipercepat, dan kecacatan. 3. Proporsi gaji yang digunakan untuk manfaat tidak hanya 4,75%. 4. Kenaikan gaji pegawai tidak hanya 6% per dua tahun. 5. Memperhatikan faktor lain yang berpengaruh terhadap prediksi dana pensiun suatu perusahaan seperti jabatan, tunjangan, inflasi, produktivitas perusahaan dan lain sebagainya. DAFTAR PUSTAKA [1] Bowers, N.L. et. al. (1997). Actuarial Mathematics. Schaumburg (DE): The Society of Actuaries. [2] Farrimond, William & Mayer, Duane L. (1999). Actuarial Cost Methods. Arlington: American Society of Pension Actuaries. [3] Hanke, John E. & Wichern, Dean W. (2005). Business forecasting. 8 th. ed. New York: Prentice Hall. [4] Irhamni, Farah. (2011). Metode Spreading Gains and Loses pada Pendanaan Program Pensiun Manfaat Pasti. Skripsi. Depok: Universitas Indonesia. [5] Promislow, S. David. (2015). Fundamentals of Actuarial Mathematics. 3 rd. ed. United Kingdom: John Wiley & Son, Ltd. [6] Sembiring, R.K. (1986). Asuransi I. Jakarta: Penerbit Karunika. [7] Setiadi, A. (1995). Dana Pensiun sebagai Badan Hukum. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. [8] Taspen. (2014). Laporan Tahunan. Jakarta: Taspen (Persero). [9] Winklevoss, H.E. Pension Mathematics with Numerical Illustrations, Pensiun Reseach Council. (1993). Philadelphia: University of Pennsylvania. MT 130