STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WANITA BEKERJA DI KOTA DENPASAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tersebut berdasarkan pada jenis kelamin tentunya terdiri atas laki-laki dan

MODEL LOG-LINEAR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HIPERTENSI (STUDI KASUS: RSUD ABDOE RAHEM SITUBONDO)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN IBU RUMAH TANGGA YANG BEKERJA PADA SEKTOR INFORMAL DI KELURAHAN DAUH PURI KAUH, DENPASAR BARAT

MODEL REGRESI LOGISTIK BINER UNTUK MENENTUKAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP ANAK PUTUS SEKOLAH DI SULAWESI TENGAH

ANALISIS PENDAPATAN PEDAGANG DI PASAR JIMBARAN, KELURAHAN JIMBARAN

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENDUDUK LANJUT USIA MASIH BEKERJA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENDUDUK LANJUT USIA MASIH BEKERJA (Studi Kasus: Lansia di Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung) KOMPETENSI TERAPAN

Oleh: Dian Cahyawati S. Jurusan Matematika FMIPA Universitas Sriwijaya ABSTRAK

BINARY LOGISTIC REGRESSION (BLR) TERHADAP STATUS BEKERJA DI KOTA SURABAYA

JURNAL ILMIAH. Disusun oleh : Yolan Cahyani JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MODEL REGRESI PROBIT BIVARIAT

PERLUASAN REGRESI COX DENGAN PENAMBAHAN PEUBAH TERIKAT-WAKTU

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kelahiran di Kabupaten Brebes dengan Pendekatan Regresi Logistik Biner

(Studi Kasus Siswa SMP Kelas VIII di SMPN 1 Tajinan Malang) *Wuri Graita Gayuh Palupi *Abadyo

ELDERY WOMEN IN INFORMAL SECTOR PEREMPUAN LANJUT USIA DI SEKTOR INFORMAL

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis yang penting dari peningkatan jumlah penduduk adalah peningkatan dalam

Kegiatan Anak Usia Tahun di Jawa Timur Menggunakan Regresi Logistik Multinomial: Suatu Peranan Urutan Kelahiran

PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN RUMAH TANGGA DI NAGARI TANJUNG KABUPATEN SIJUNJUNG E-JURNAL

Abstrak. Kata Kunci :Curahan Jam Kerja, Umur, Pendidikan, Pendapatan Suami, Jumlah Tanggungan.

Jurnal Gradien Vol 8 No 2 Juli 2012: Yuli Andriani, Uxti Mezulianti, dan Herlina Hanum

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini, peneliti akan mendeskripsikan skor budaya organisasi dan

PEMODELAN VARIABEL-VARIABEL PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK KONSUMSI TELUR ATAU SUSU DI KABUPATEN MAGELANG MENGGUNAKAN REGRESI TOBIT

ANALISIS PELUANG STATUS GIZI ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL BERBASIS KOMPUTER

Judul : Analisis Pilihan Pekerjaan Setengah Penganggur bagi Angkatan Kerja di Kota Denpasar Nama : Putu Diah Arya Purnama Dewi NIM :

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan fisik seperti makan, minum, pakaian dan perumahan tetapi juga non. (ketetapan-ketetapan MPR dan GBHN 1998).

Pemodelan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Penderita Tuberkulosis Paru Menggunakan Regresi Logistik Biner

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENDAPATAN SUAMI, TINGKAT PENDIDIKAN, UMUR DAN KESEMPATAN KERJA TERHADAP JUMLAH JAM KERJA BURUH WANITA PADA GUDANG TEMBAKAU GMIT JEMBER

Ulfa Miftachur Rochmah. Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya

PENGARUH VARIABEL EKONOMI DAN SOSIAL DEMOGRAFI TERHADAP STATUS EKONOMI PEREMPUAN DI KABUPATEN JEMBRANA

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Pelatihan pada PT. MASWANDI. dipertimbangkan oleh para manajer dengan cermat diantaranya adalah

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Higienitas Pasien Skabies di Puskesmas Panti Tahun 2014

Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani)

Edu Geography

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1. Karakteristik Demografi Responden Penelitian

KONTRIBUSI PENDAPATAN ISTRI TERHADAP KEBUTUHAN KELUARGA DI KECAMATAN POLOKARTO. Endang Sri Sudalmi dan Dewi Ratna Nurhayati

Dosen Pembimbing : Ir. Mutiah Salamah, M. Kes Dra. Destri Susilaningrum, MSi. Oleh : Firda Velayati

BAB III METODE PENELITIAN

KONTRIBUSI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA DI DESA KINILOW KECAMATAN TOMOHON UTARA. R.M. Kumaat ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu masih menjadi

PERAN WANITA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA NELAYAN DI DESA TASIKAGUNG KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG JAWA TENGAH

PEKERJA ANAK DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN Shinta Maulida

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Dalam penelitian ini penentuan tempat penelitian secara purpose

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

ANALISIS PENGUASAAN KONSEP DASAR DAN KETUNTASAN PEMAHAMAN MATERI PENCACAHAN DALAM MATEMATIKA DISKRET

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2014

PENERAPAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK PADA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI WANITA

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI KABUPATEN NGADA

ROLE OF VEGETABLE TRADERS WOMEN ON THE HOUSEHOLD INCOME PERANAN WANITA PEDAGANG SAYUR TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. Berikut ini diringkas pengiriman dan penerimaan kuesioner : Tabel 4.1. Rincian pengiriman Pengembalian Kuesioner

PENGARUH KUALITAS TENAGA KERJA, BANTUAN MODAL USAHA DAN TEKNOLOGI TERADAP PRODUKTIVITAS KERJA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI JIMBARAN

Abstrak. Kata kunci: perempuan, bekerja, sektor publik, adat

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dimasa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang.

E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.2, Mei 2013, ISSN:

Nama : I Gusti Ayu Made Oktavia Utami Dewi NIM : Abstrak

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA AGUSTUS 2016

ANALISIS KETERGANTUNGAN ANTARA CAPAIAN PENGUASAAN KONSEP DASAR DENGAN KETUNTASAN PEMAHAMAN MATERI PENCACAHAN DALAM MATEMATIKA DISKRET

BAB I PENDAHULUAN. penduduk berpengaruh positif apabila perekonomian dapat menyerap tambahan

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN KEPUASAN PERNIKAHAN PADA WANITA YANG BEKERJA SEBAGAI PENYULUH DI KABUPATEN PURBALINGGA

Oleh : Silvira Ayu Rosalia ( ) Pembimbing : Ir. Sri Pingit Wulandari, M.Si

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2015

LOGO. Prof. Dra. Susanti Linuwih, M.Stat, PhD Wibawati, S.Si, M.Si

KONTRIBUSI WANITA NELAYAN DALAM UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN EKONOMI KELUARGA NELAYAN DI MUARA ANGKE KECAMATAN PENJARINGAN JAKARTA UTARA

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2017

IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian lanjut usia menurut undang-undang no.13/1998 tentang

ALOKASI WAKTU PEKERJA PEREMPUAN PADA SEKTOR INFORMAL PERDAGANGAN DI DESA DANGIN PURI KLOD DENPASAR TIMUR

KONSUMSI RUMAH TANGGA PADA KELUARGA SEJAHTERA DAN PRA SEJAHTERA DI KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, AGUSTUS 2013

Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung

BERITA RESMI STATISTIK

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG

HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisis data menggunakan software SPSS 11.5 for windows, Microsoft Excel, dan SAS 9.1. Profil Responden

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat penelitian berlangsung. Terdapat 3 karakteristik responden yang. Tabel 5.1

MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) UNTUK KLASIFIKASI STATUS KERJA DI KABUPATEN DEMAK Kishartini 1, Diah Safitri 2, Dwi Ispriyanti 3

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2013

PENGARUH TINGKAT PERPUTARAN KAS, KOMPOSISI PENDANAAN, UMUR OPERASIONAL, DAN TINGKAT PERTUMBUHAN JUMLAH

SKRIPSI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PELAKSANAAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDIRI I TABANAN

ABSTRAK. Kata kunci: mahasiswa akuntansi, mahasiswi akuntansi, profesi akuntan

PENGARUH KESESUAIAN PENEMPATAN PEGAWAI TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI PADA BUILD BETTER COMMUNICATION ENGLISH TRAINING SPECIALIST (BBC-ETS)

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI KABUPATEN NGADA AGUSTUS 2011 : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 0,74 PERSEN

John Henry Wijaya. Universitas Widyatama, Bandung,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ponsel, purposive sampling, regresi logistik politomus

KONTRIBUSI PENDAPATAN TENAGA KERJA WANITA PADA USAHA PEMBUATAN TEMPE TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas nasional yaitu menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyat.

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh

ABSTRACT. Approved by First Advisor August (Drs. Tri Cahyo Utomo, M.A) NIP

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA BANDUNG DRAFT SKRIPSI

Transkripsi:

PIRAMIDA Vol. VIII No. 1 : 26-31 ISSN : 1907-3275 STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WANITA BEKERJA DI KOTA DENPASAR Desak Putu Eka Nilakusmawati dan Made Susilawati Fakultas MIPA Universitas Udayana email: nilakusmawati_desak@yahoo.com ABSTRACT This study aims to investigate the influencing factors of married women to involve into job market. This research used approach of survey, by using enquette as data compiler. Responder in this research is wife with husband have job, conducted by purposive sampling. Total of responden to be taken 131 responden. The variables of this research are: woman do not work or work (Y), education level of wife (X 1 ), amount of total expenditure of family (X 2 ), amount of husband s income (X 3 ), number of depending family (X 4 ), and type of main occupation of husband (X 5 ). The analysis techniques used descriptive analysis and log-linear analysis. The results using the log-linear analysis showed that the most influence factor on woman to work is education level of wife and amount of husband s income, while other variables such as amount of total expenditure of family, number of depending family, and type of main occupation of husband, also affect but by indirectly. Keywords : Working women, influencing factor, influencing factors of women to work, log-linear, log-linear regression PENDAHULUAN Peran wanita dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi menjadi suatu keharusan, akibat semakin mendesaknya kebutuhan hidup. Sulitnya keadaan ekonomi keluarga sering kali memaksa beberapa anggota keluarga khususnya wanita untuk mencari nafkah, mengingat kebutuhan hidup semakin sukar dipenuhi oleh penghasilan suami, sehingga tidak dapat mencukupi kebutuhan keluarganya. Hal ini terlihat jelas pada keluarga dengan ekonomi rendah, wanita terdorong untuk ikut berperan dalam meningkatkan pendapatan keluarganya dengan bekerja di sector publik. Wanita dari keluarga ekonomi menengah ke atas juga tidak sedikit yang terjun ke dalam dunia kerja. Data Sakernas (2003), menunjukkan bahwa persentase angkatan kerja perempuan berpendidikan SD jauh lebih tinggi (61 persen) dibandingkan angkatan kerja laki-laki yang hanya 51 persen. Demikian pula persentase angkatan kerja perempuan yang berpendidikan SMTP dan SMTA hanya 17 persen dibandingkan angkatan kerja lakilaki dengan jenjang pendidikan yang sama. Walaupun demikian persentase angkatan kerja perempuan yang berpendidikan tinggi yakni Diploma dan Universitas sudah mencapai masing-masing: 2 persen dan 3 persen. Dampak dari rendahnya kualitas angkatan kerja perempuan, memberikan dampak pada rendahnya status pekerjaan perempuan. Dengan kata lain, angkatan kerja perempuan hanya dapat bekerja sebagai tenaga yang berketerampilan rendah Data angkatan kerja di Provinsi Bali pada tahun 2009 mencapai angka 2.123.558 orang. Jumlah ini meningkat sebesar 1,16 persen dari tahun 2008 (2.099.278 orang). Jika dilihat menurut jenis kelamin, penduduk usia kerja perempuan pada tahun 2009 meningkat sebesar 1,11 persen dari penduduk usia kerja perempuan tahun 2008 yaitu 1.342.925 orang menjadi 1.357.787 orang pada tahun 2009. Dilihat dari tingkat pendidikan, pada tahun 2009 jumlah terbesar berada pada kelompok wanita yang hanya sampai tingkat Sekolah Dasar (SD) yaitu sekitar 28,26 persen, atau 593.118 orang. Untuk klasifikasi berdasarkan status hubungan kerja, wanita lebih banyak bekerja di sektor informal yaitu sekitar 68 persen atau 691.131 orang. Banyak faktor yang menjadi alasan wanita bekerja. Penelitian Nilakusmawati (2009), yang mengkaji mengenai aktivitas ekonomi pelaku sektor informal di Kota Denpasar, dengan mengambil studi kasus pedagang canang sari, menyebutkan bahwa alasan wanita bekerja di sektor informal adalah karena keharusan bekerja untuk mengatasi kesulitan ekonomi rumah tangga. Alasan ini disampaikan oleh sekitar 86,0 persen responden penelitian, sedangkan alasan aktualisasi diri, mencari afiliasi diri wadah untuk bersosialisasi merupakan alasan yang dijawab oleh 11,3 persen responden, dan alasan lainnya hanya 2,7 persen. Selain faktor-faktor yang disebutkan di atas, penelitian Hernamawarni (2009), menyebutkan ada beberapa faktor yang menyebabkan wanita masuk ke dalam dunia kerja. Faktor-faktor yang dimaksud antara lain untuk meningkatkan kualitas hidup, membayar hutang, mengurangi ketergantungan terhadap suami dan meningkatkan status sosial. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji pengaruh tingkat pendidikan terakhir istri, jumlah pengeluaran keluarga, jumlah penghasilan suami, jumlah tanggungan 26 PIRAMIDA Jurnal Kependudukan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Desak Putu Eka Nilakusmawati dan Made Susilawati keluarga, dan jenis pekerjaan utama suami terhadap keinginan istri untuk bekerja KAJIAN PUSTAKA Wanita Bekerja Menurut Mantra (2004), bekerja yaitu melakukan suatu kegiatan untuk menghasilkan atau membantu menghasilkan barang atau jasa dengan maksud untuk memperoleh penghasilan berupa uang dan atau barang, dalam kurun waktu (time reference) tertentu. Matlin (1987) menggunakan istilah working mothers, yang mengacu kepada dua pengertian, yaitu wanita yang bekerja di luar rumah yang memperoleh penghasilan sebagai imbalan bekerja dan wanita yang tidak memperoleh penghasilan karena bekerja di dalam rumah. Matlin menemukan secara khusus mengenai wanita yang bekerja di luar rumah dan memperoleh penghasilan dari hasil bekerjanya sebagai employed women. Pandia (1997) menyatakan bahwa wanita bekerja (employed women) adalah wanita yang bekerja di luar rumah dan menerima uang atau memperoleh penghasilan dari hasil pekerjannya. Kebutuhan yang timbul pada wanita untuk bekerja adalah sama seperti pria, yaitu kebutuhan psikologis, rasa aman, sosial, ego, dan aktualisasi diri. Bagi diri wanita itu sendiri sebenarnya dengan bekerja di luar rumah, ia akan mencapai suatu pemuasan kebutuhan. Menurut Munandar (dalam Pandia, 1997) ada beberapa alasan mengapa wanita bekerja, antara lain yaitu menambah penghasilan, menghindari rasa bosan atau jenuh dalam mengisi waktu luang, mempunyai minat atau keahlian tertentu yang ingin dimanfaatkan, memperoleh status, dan mengembangkan diri. Pendapat Ware (1981) dalam Ken Suratiyah, et. al (1996) menyatakan bahwa ada dua alasan pokok yang melatarbelakangi keterlibatan perempuan dalam pasar kerja. Pertama, adalah keharusan, sebagai refleksi dari kondisi ekonomi rumah tangga yang rendah, sehingga bekerja untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga menjadi sesuatu yang penting. Kedua, memilih untuk bekerja, sebagai refleksi dari kondisi social ekonomi pada tingkat menengah ke atas. Bekerja bukan semata-mata diorientasikan untuk mencari tambahan dana untuk ekonomi keluarga tapi merupakan salah satu bentuk aktualisasi diri, mencari afiliasi diri dan wadah untuk sosialisasi. Sektor Formal dan Sektor Informal Menurut Jan Breman dalam Manning dan Effendi (1996) sektor formal digunakan dalam pengertian pekerja bergaji atau harian dalam pekerjaan yang permanen meliputi: (1) sejumlah pekerjaan yang saling berhubungan yang merupakan bagian dari suatu struktur pekerjaan yang terjalin dan amat terorganisir; (2) pekerjaan secara resmi terdaftar dalam statistik perekonomian; 3) Syarat-syarat bekerja dilindungi oleh hukum. Sektor informat menurut Romany (1995), dicirikan oleh: pola kegiatan tidak teratur, tidak tersentuh oleh aturan-aturan pemerintah, modal dan penghasilan kecil dalam hitungan harian, tempat tidak tetap dan terikat dengan usaha-usaha lain, umumnya melayani golongan masyarakat berpenghasilan rendah, tidak membutuhkan keahlian dan ketrampilan khusus, umumnya menggunakan tenaga kerja dalam jumlah kecil dan dari dalam keluarga atau dari daerah asal yang sama, tidak menerapkan sistem pembukuan, dan kecenderungan tingkat mobilitas kerja dan tempat tinggal cukup tinggi. Ciri-ciri sector informal menurut Hidayat (1978) dalam Effendi (1998: 5) mengemukakan ciri-cirinya sebagai berikut: Kegiatan usaha tidak terorganisasi secara baik, karena unit usaha yang timbul tidak menggunakan fasilitas atau kelembagaan yang tersedia di sektor formal. Pada umumnya, unit usaha tidak mempunyai izin usaha. Pola kegiatan usaha tidak teratur, baik dalam arti lokasi maupun jam kerja. Pada umumnya, kebijaksanaan pemerintah untuk membantu golongan ekonomi lemah tidak sampai ke sektor ini. Unit usaha mudah keluar masuk dari satu sub sektor ke lain sub sektor. Teknologi yang dipergunakan bersifat tradisional. Modal dan perputaran usaha relatif kecil, sehingga skala operasi juga relatif kecil; tidak diperlukan pendidikan formal karena pendidikan yang diperlukan diperoleh dari pengalaman sambil bekerja. Pada umumnya, usaha termasuk golongan yang mengerjakan sendiri usahanya dan kalau mengerjakan buruh berasal dari keluarga. Sumber dana modal usaha pada umumnya berasal dari tabungan sendiri atau dari lembaga keuangan yang tidak resmi. Hasil produksi atau jasa terutama dikonsumsi kota atau desa yang berpenghasilan rendah, tetapi kadang-kadang juga berpenghasilan menengah. Studi Empiris Wanita Bekerja Hidayati (2005) mengungkapkan bahwa perempuan Bali bukan hanya penghuni dapur. Data di lapangan menyatakan kebalikannya. Data statistik memperlihatkan, hanya 24 persen perempuan Bali mengurus rumah tangga secara eksklusif. Sedangkan 55 persen perempuan Bali pada kelompok umur 10 tahun ke atas bekerja. Perbandingannya, pada kelompok umur yang sama, 73 persen laki-laki bekerja. Artinya, untuk setiap 100 laki-laki bekerja ada 75 perempuan yang bekerja. Diungkapkan pula bahwa ada banyak sektor yang diisi oleh tenaga kerja perempuan, yang paling menonjol adalah sektor pertanian, perdagangan, industri, dan jasa. Hal yang paling mengejutkan adalah sektor perdagangan, di Denpasar lebih dari 50 persen perempuan produktif terserap di sektor ini. Hasil penelitian Suyatno, dkk. (1998) yang berjudul Partisipasi Kerja Wanita Pada Sektor Pekerjaan Formal, Implikasinya Terhadap Ekonomi Keluarga dan Pemberian Air Susu Ibu pada Anak-anak menemukan hanya satu faktor yang berkaitan dengan tingkat kontribusi wanita terhadap pendapatan keluarga yaitu besarnya pendapatan Volume VIII No. 1 Juli 2012 27

Studi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja di Kota Denpasar keluarga, dimana dijumpai adanya korelasi negatif antara pendapatan keluarga dan tingkat kontribusi pendapatan wanita. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan survei yaitu metode penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan angket sebagai alat pengumpul data. Lokasi penelitian ini di Kota Denpasar, dengan pertimbangan Kota Denpasar memiliki tingkat heterogenitas penduduk yang cukup tinggi dibandingkan daerah lain serta letaknya yang strategis yaitu merupakan pusat pemerintahan, kegiatan ekonomi, dan pendidikan. Populasi dalam penelitian ini yaitu pasangan suami istri dengan suami memiliki pekerjaan, baik pekerjaan utama dan/atau pekerjaan sampingan di sektor formal maupun di sektor informal serta bertempat tinggal di Kota Denpasar, sedangkan yang merupakan sampel adalah istri yang suaminya memiliki pekerjaan. Metode yang digunakan dalam penarikan sampel yaitu Purposive Sampling. Metode ini digunakan untuk menentukan responden dan untuk menentukan daerah penelitian yaitu di Kota Denpasar. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 131 orang responden. Variabel yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu: (a) Variabel respon atau variabel dependen (Y), yaitu wanita tidak bekerja atau wanita bekerja, yang merupakan variabel biner; (b) Variabel independen atau predictor (X) dalam penelitian ini terdiri dari: tingkat pendidikan terakhir istri (X 1 ) dikategorikan menjadi dua kategori, yaitu pendidikan rendah dan kategori pendidikan tinggi; jumlah pengeluaran total keluarga (X 2 ), dikategorikan menjadi: pengeluaran Rp 3.000.000,00 dan pengeluaran di atas Rp 3.000.000,00, jumlah penghasilan suami (X 3 ) dikategorikan menjadi: penghasilan Rp 2.500.000,00 dan penghasilan di atas Rp 2.500.000,00, jumlah tanggungan keluarga (X 4 ), dikategorikan menjadi dua kategori, yaitu jumlah tanggungan 2 orang dan > 2 orang; dan jenis pekerjaan utama suami (X 5 ), dikategorikan menjadi dua, yaitu sektor informal dan sektor formal. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan bantuan SPSS versi 15.0 for Windows dengan menggunakan metode analisis deskriptif dan analisis regresi log-linear. Analisis regresi log-linier dapat digunakan untuk melihat hubungan antar variabel, dimana variabel dependent dan independent bersifat kategorik. Menurut Agresti (2002), suatu penelitian jika berhadapan dengan suatu data yang bukan merupakan hasil pengukuran tetapi berupa data frekuensi atau jumlahan pengamatan dari suatu variabel kategorik yang bersifat diskrit, maka analisis statistik yang sesuai adalah analisis data kategori yaitu analisis loglinear. Analisis log-linear digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar variabel yaitu dengan menggunakan uji ketergantungan dan memodelkan pola hubungan antar variabel. Pada model log-linear akan dapat diketahui sel mana yang cenderung menimbulkan hubungan (ketidakbebasan). HASIL PENELITIAN Karakteristik Responden Penelitian Gambaran data penelitian mengenai persentase wanita yang bekerja atau tidak bekerja menunjukkan terdapat sebesar 71,75 persen wanita yang bekerja dan wanita yang tidak bekerja persentasenya sebesar 28,25 persen. Persentase wanita bekerja/tidak bekerja menurut sektor kerja suami menunjukkan bahwa ketika suami bekerja di sektor formal, wanita (istri) lebih banyak bekerja yaitu sebesar 77,23 persen, dan untuk suami yang bekerja di sektor informal, sebesar 43,33 persen wanita (istri) memilih untuk tidak bekerja. Hal ini mengingat salah satu ciri dari sektor informal yang dikemukakan oleh Wirosardjono (1985), bahwa sektor ini umumnya mempekerjakan tenaga kerja yang sedikit dan dari lingkungan hubungan keluarga. Besar kemungkinan responden yang tidak bekerja dalam penelitian ini adalah membantu suami yang bekerja di sektor informal sebagai tenaga kerja keluarga. Persentase wanita bekerja/tidak bekerja menurut tingkat pendidikan menunjukkan bahwa untuk tingkat pendidikan SMU dan perguruan tinggi, wanita cenderung memilih untuk bekerja yaitu sebesar 74,78 persen dari 115 orang responden yang berpendidikan SMU dan perguruan tinggi. Untuk kasus wanita dengan tingkat pendidikan SD dan SMP yaitu sebesar 43,75 persen dari 16 orang responden mempunyai status tidak bekerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita yang memilih untuk bekerja lebih banyak berasal dari tingkat pendidikan perguruan tinggi. Pendidikan yang tinggi maka keinginan untuk mengembangkan kemampuan diri semakin besar. Hal tersebut dapat dilihat dengan munculnya wanita-wanita karier yang sukses dalam dunia kerja yang digeluti. Bahkan mungkin lebih sukses dari suami sehingga terkadang istri yang menjadi penopang keluarga walaupun suami tetap bekerja. Namun, tidak berlaku untuk semua karena ketika suami memiliki penghasilan yang cukup besar, tetapi kenyataannya istri tetap memutuskan untuk bekerja. Alasan wanita bekerja pada kasus tersebut adalah untuk aktualisasi diri sehingga kemampuan yang diperoleh saat menempuh pendidikan dapat diterapkan di masyarakat. Hasil angket menunjukkan sebagian besar responden menjawab alasan bekerja yaitu untuk menambah penghasilan. Alasan lainnya yang banyak dipilih responden yaitu karena tuntutan ekonomi, mengembangkan kemampuan diri, dan menghilangkan rasa bosan. Persentase wanita bekerja/tidak bekerja menurut jumlah tanggungan keluarga menunjukkan kecenderungan bahwa semakin banyak jumlah tanggungan pada sebuah 28 PIRAMIDA Jurnal Kependudukan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Desak Putu Eka Nilakusmawati dan Made Susilawati keluarga maka kecenderungan wanita bekerja semakin besar. Pada penelitian ini, dari 94 orang responden yang bekerja, terdapat 55,32 persen yang mempunyai jumlah lebih dari 2 orang, sedangkan sisanya 44,68 persen dengan tanggungan 2 orang. Banyaknya jumlah tanggungan dalam keluarga berhubungan dengan jumlah total pengeluaran keluarga. Semakin banyak jumlah tanggungan maka pengeluaran semakin besar sehingga untuk memenuhi pengeluaran yang besar dibutuhkan penghasilan yang cukup. Secara keseluruhan rata-rata jumlah tanggungan adalah 2 orang. Hubungan antara jumlah pengeluaran keluarga dengan wanita bekerja/tidak bekerja menggambarkan ketika pengeluaran keluarga lebih besar dari Rp 3.000.000,00 jumlah wanita (istri) yang bekerja cenderung lebih banyak daripada wanita tidak bekerja. Hal ini sangatlah logis karena dengan jumlah pengeluaran yang semakin besar maka dibutuhkan penghasilan yang besar pula sehingga dapat menutupi pengeluaran yang besar tersebut. Setiap wanita yang bekerja selalu identik dengan keadaan ekonomi yang sulit, tetapi hal tersebut tidaklah selalu benar. Hal tersebut dapat dilihat dari persentase wanita bekerja/tidak bekerja menurut jumlah penghasilan suami, menggambarkan untuk penghasilan suami kurang dari Rp 2.500.000,00 persentase wanita (istri) tidak bekerja 30,19 persen. Dibandingkan dengan persentase wanita tidak bekerja yang lebih rendah, yaitu 26,92 persen pada wanita dengan penghasilan suami yang lebih besar, yakni di atas Rp 2.500.000,00. Gambaran umum dari variabel jumlah total pengeluaran keluarga dan jumlah total penghasilan menunjukkan jumlah total pengeluaran keluarga maksimum yaitu sebesar Rp 25.665.000,00 dan jumlah pengeluaran minimum adalah Rp 510.000,00. Untuk jumlah total penghasilan suami, penghasilan maksimum adalah Rp 30.000.000,00 dan jumlah penghasilan minimum yaitu Rp. 500.000. Variabel jumlah penghasilan maksimum dan minimum memiliki jangkauan yang sangat lebar yaitu Rp 29.500.000,00. Begitu juga dengan variabel pengeluaran, memiliki nilai jangkauan sebesar Rp 25.155.000,00. Nilai tersebut menggambarkan bahwa tingkat penghasilan pekerja di Kota Denpasar masih belum merata, karena tingkat penghasilan dipengaruhi oleh jenis pekerjaan yang diambil baik di sektor formal maupun informal. Namun saat ini penghasilan di sektor informal dapat memberikan hasil yang cukup bahkan dapat melebihi sektor formal. Secara rinci mengenai hal tersebut diatas disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Gambaran Umum Pengeluaran dan Penghasilan Responden per bulan (dalam ratusan ribu) Variabel Rataan Median Simpangan Baku Min Maks JK Pengeluaran (X 2 ) 36.55 28.85 828.39 5.10 256.65 Penghasilan (X 3 ) 37.70 26.50 1441.32 5.00 300.00 Sumber: Data Primer Diolah, 2011 Hasil Analisis Regresi Log-Linear Analisis log-linear digunakan untuk menentukan model dan faktor yang mempengaruhi Wanita Bekerja/ tidak bekerja (Y). Faktor yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: Tingkat Pendidikan Terakhir Istri (X 1 ), Jumlah Pengeluaran Total Keluarga (X 2 ), Jumlah Penghasilan Suami (X 3 ), Jumlah Tanggungan Keluarga (X 4 ), dan Jenis Pekerjaan Utama Suami (X 5 ). Berdasarkan hasil analisis yang disajikan pada Tabel 2, K-way and Higher Order Effects (uji pengaruh ke-k atau lebih sama dengan nol) untuk K=1 dan K=2 menghasilkan P-value < α (0,08) dengan nilai Chi-Square Pearson 406,000 dan 118,660, yang berarti tolak H 0, artinya ada pengaruh orde 3 atau lebih. Sedangkan pada K-way Effects (uji pengaruh ke-k sama dengan nol) pada Tabel 2 menunjukkan bahwa untuk K=1, K=2, dan K = 3 menghasilkan P-value < α (0,08) dengan nilai Chi- Square Pearson masing-masing 287,340, 79,139 dan 38,866, maka keputusannya tolak H 0. Dengan demikian pengaruh orde ke K=1, orde ke K=2, dan orde ke K=3 masuk ke dalam model uji pengaruh ke-k sama dengan nol. Sedangkan untuk K 4 menunjukkan bahwa P-value yang dihasilkan lebih besar dari α, sehingga tidak cukup bukti untuk menolak H 0. Tabel 2. Hasil Uji Pengaruh ke-k Likelihood Ratio Pearson Uji Pengaruh ke-k K Df Chi- Square Sig. Chi-Square Sig. Iterasi Uji pengaruh ke-k 1 63 210.475.000 406.000.000 0 atau lebih sama 2 57 64.977.219 118.660.000 2 dengan nol 3 42 20.871.997 39.522.580 4 4 22 1.150 1.000.655 1.000 4 5 7.000 1.000.000 1.000 2 6 1.000 1.000.000 1.000 2 Uji pengaruh ke-k 1 6 145.498.000 287.340.000 0 sama dengan nol 2 15 44.105.000 79.139.000 0 3 20 19.721.475 38.866.007 0 4 15 1.150 1.000.655 1.000 0 5 6.000 1.000.000 1.000 0 6 1.000 1.000.000 1.000 0 Sumber: Hasil Analisis Data Primer, 2011 Berdasarkan hasil analisis dalam Tabel 2, menjelaskan bahwa ada interaksi tiga variable yang signifikan. Interaksi mana saja yang signifikan dapat dilihat pada Tabel 3. Berdasarkan uji asosiasi parsial pada Tabel 3, terlihat bahwa interaksi yang masuk ke dalam model adalah interaksi orde 2 dan orde 3. Interaksi-interaksi yang berpengaruh signifikan berdasarkan uji-uji tersebut adalah: tingkat pendidikan terakhir istri, jumlah penghasilan suami, dengan wanita bekerja/tidak bekerja; tingkat pendidikan terakhir istri, jumlah penghasilan suami, dengan jenis pekerjaan utama suami; tingkat pendidikan terakhir istri dengan jumlah penghasilan suami; dan jumlah pengeluaran total keluarga dengan jumlah penghasilan suami. Interaksi orde lainnya tidak berpengaruh signifikan ke dalam model karena menghasilkan nilai P-value yang lebih besar daripada α. Volume VIII No. 1 Juli 2012 29

Studi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja di Kota Denpasar Tabel 3. Pengaruh Hasil Uji Asosiasi Parsial DB Parsial Chi- Square Peluang Iterasi Pengaruh DB x1*x2*x3*x4*y 1.000 1.000 2 x1*x2*x5 1.814.367 4 x1*x2*x3*x4*x5 1.000 1.000 2 x1*x3*x5 1 3.477.062 4 x1*x2*x3*y*x5 1.000.991 2 x2*x3*x5 1.200.654 4 x1*x2*x4*y*x5 1.000 1.000 2 x1*x4*x5 1.000 1.000 4 x1*x3*x4*y*x5 1.000 1.000 2 x2*x4*x5 1.002.968 4 x2*x3*x4*y*x5 1.000 1.000 2 x3*x4*x5 1.000 1.000 4 x1*x2*x3*x4 1.000 1.000 2 x1*y*x5 1 2.299.129 3 x1*x2*x3*y 1.000.993 2 x2*y*x5 1 1.804.179 5 x1*x2*x4*y 1.000 1.000 2 x3*y*x5 1.000 1.000 5 x1*x3*x4*y 1.000 1.000 2 x4*y*x5 1.000 1.000 4 x2*x3*x4*y 1.000 1.000 2 x1*x2 1.857.355 4 x1*x2*x3*x5 1.179.673 2 x1*x3 1 7.409.006 4 x1*x2*x4*x5 1.000 1.000 2 x2*x3 1 12.390.000 4 x1*x3*x4*x5 1.000 1.000 2 x1*x4 1.000.995 4 x2*x3*x4*x5 1.000 1.000 2 x2*x4 1.000.998 4 x1*x2*y*x5 1.251.617 3 x3*x4 1.000.996 4 x1*x3*y*x5 1.294.588 3 x1*y 1.346.557 4 x2*x3*y*x5 1.001.977 2 x2*y 1 2.653.103 3 x1*x4*y*x5 1.000.992 2 x3*y 1.707.400 4 x2*x4*y*x5 1.000.997 2 x4*y 1.000 1.000 4 x3*x4*y*x5 1.000.996 2 x1*x5 1 1.956.162 3 x1*x2*x3 1.000 1.000 4 x2*x5 1 2.321.128 3 x1*x2*x4 1.000 1.000 4 x3*x5 1.008.928 4 x1*x3*x4 1.000 1.000 4 x4*x5 1.000 1.000 4 x2*x3*x4 1.000 1.000 4 Y*x5 1.532.466 3 x1*x2*y 1.000 1.000 6 x1 1 36.742.000 2 x1*x3*y 1 3.257.071 4 x2 1.000 1.000 2 x2*x3*y 1.000 1.000 5 x3 1 1.003.317 2 x1*x4*y 1.000 1.000 4 x4 1 88.723.000 2 x2*x4*y 1.000 1.000 4 Y 1 6.356.012 2 x3*x4*y 1.000 1.000 4 x5 1 12.674.000 2 Sumber: Hasil Analisis Data Primer, 2011 Parsial Chi- Square Peluang Iterasi Adanya interaksi antar variabel bebas tingkat pendidikan terakhir istri (X 1 ), jumlah penghasilan suami (X 3 ), dengan jenis pekerjaan utama suami (X 5 ), dimana penghasilan suami dipengaruhi oleh jenis pekerjaan yang diambil baik di sektor formal maupun informal. Saat ini penghasilan di sektor informal dapat memberikan hasil yang cukup bahkan dapat melebihi sektor formal. Selanjutnya terdapat pula interaksi antara jumlah pengeluaran total keluarga (X 2 ) dengan jumlah penghasilan suami (X 3 ), dimana keluarga dengan total pengeluaran yang besar diiringi pula oleh penghasilan suami yang besar pula. Dengan jumlah pengeluaran yang semakin besar maka dibutuhkan penghasilan yang besar pula sehingga dapat menutupi pengeluaran yang besar tersebut. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari kelima variabel bebas yang diduga mempengaruhi wanita bekerja, ternyata hanya dua variabel berpengaruh signifikan, yaitu tingkat pendidikan terakhir istri dan jumlah total penghasilan suami. Variabel bebas lainnya tidak berpengaruh secara langsung karena adanya multikolinieritas di antara variable bebas, seperti tingkat pendidikan terakhir istri yang berinteraksi dengan penghasilan suami, begitu pula pengeluaran total keluarga berinteraksi dengan penghasilan suami. Hal tersebut menunjukkan bahwa penghasilan suami berpengaruh terhadap keputusan wanita/istri untuk masuk kedalam dunia kerja, dalam hal ini untuk memperoleh pendapatan tambahan. Disisi lain, wanita dengan tingkat pendidikan tinggi cenderung bekerja, disamping untuk penghasilan tambahan bagi keluarga, juga untuk sarana aktualisasi diri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi, lebih banyak memilih untuk bekerja, karena dengan pendidikan yang tinggi maka keinginan untuk mengembangkan kemampuan diri semakin besar. Dengan demikian alasan untuk bekerja tidak semata-mata untuk mendapatkan penghasilan tambahan, tetapi juga karena faktor aktualisasi diri dan meningkatkan status sosial dalam masyarakat. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka kesimpulan yang dari penelitian ini yaitu: 1. Berdasarkan uji asosiasi parsial, interaksi-interaksi yang berpengaruh signifikan adalah: tingkat pendidikan terakhir istri, jumlah penghasilan suami, dengan wanita bekerja/tidak bekerja; tingkat pendidikan terakhir istri, jumlah penghasilan suami, dengan jenis pekerjaan utama suami; tingkat pendidikan terakhir istri dengan jumlah penghasilan suami; dan jumlah pengeluaran total keluarga dengan jumlah penghasilan suami. 2. Berdasarkan hasil analisis log-linier, dari kelima variabel bebas yang diduga mempengaruhi wanita bekerja, ternyata hanya dua variable yang berpengaruh signifikan, yaitu tingkat pendidikan terakhir istri dan jumlah total penghasilan suami. Variabel bebas lainnya tidak berpengaruh secara langsung karena adanya multikolinieritas di antara variable bebas, seperti tingkat pendidikan terakhir istri yang berinteraksi dengan penghasilan suami, begitu pula pengeluaran total keluarga berinteraksi dengan penghasilan suami. SARAN Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diajukan beberapa saran, berikut: (1) Deskripsi kasus wanita tidak bekerja dalam penelitian ini lebih dominan berasal dari tingkat pendidikan Sekolah Menengah Umum/SMU, sehingga diperlukan penanganan dengan kebijakan yang berkelanjutan dalam peningkatan kualitas SDM khususnya wanita, sehingga memberikan akses yang lebih besar untuk masuk ke dalam dunia kerja; (2) Perlunya penanganan yang lebih baik terhadap wanita yang bekerja, terutama bagi wanita yang bekerja di sektor informal, sehingga dapat menjadi suatu potensi ekonomi yang tinggi bagi kesejahteraan keluarga dalam skala mikro. 30 PIRAMIDA Jurnal Kependudukan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Desak Putu Eka Nilakusmawati dan Made Susilawati DAFTAR PUSTAKA Agresti, Alan. 2002. Categorical Data Analysis. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. BPS. 2010. Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 21/05/51/ Th. IV. Denpasar: BPS Provinsi Bali. Effendi, Tadjuddin Noer. 1998. Kesempatan Kerja Sektor Informal di daerah Perkotaan, Indonesia (Analisis Pertumbuhan dan Peranannya), Majalah Geografi Indonesia. Th. 1, No. 2, September 1988, Hal 1 10. Hardinsyah. 1996. Status Kerja Ibu dan Pendapatan dalam Hubungannya dengan Mutu Makanan Keluarga di Daerah Perkotaan. Media Gizi & Keluarga, Tahun XX No.2 Desember 1996. Hernamawarni, Nor Bt Abdul. 2009. Mengimbangi Peranan Wanita: Isteri, Ibu dan Pekerja, http://www.scribd.com/ doc/15054666/peranan-wanita-sebagai-isteri-pekerjadan-ibu, di unduh tanggal 15 Mei 2012. Hidayati, R. 2005. Dunia Perempuan Bali, dalam Koran Mingguan Tokoh, Minggu 8 Mei 2005, http://www.mail-archive.com/ ppiindia @yahoogroups.com/msg19060.html diunduh tanggal Hosmer,D.W and S. Lemeshow. 2000. Applied Logistic Regression Second Edition. New York: John Wiley and Sons, Inc. Ken Suratiyah, et al. 1996. Dilema Wanita, Antara Industri Rumah tangga dan Aktivitas Domestik. Yogyakarta: Aditya Media. Kleinbaum, D.G and Mitchel Klein. 2002. Logistic Regression Second Edition. New York: Springer. Manning, Chris dan Tadjuddin Noer Effendi. 1996. Urbanisasi, Pengangguran, dan Sektor Informal di Kota. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Mantra, Ida Bagoes. 2004. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Matlin, M. W. 1987. The Psychology of Women. Fort Wort: Holt Rine Hart & Winston. Neter, John., W. Wasserman dan M.H.Kutner. 1997. Model Linear Terapan Buku II. Analisis Regresi Ganda. Diterjemahkan oleh Bambang Sumantri. Jurusan Statistika FMI- PA IPB. Nilakusmawati, D.P.E. 2009. Kajian Aktivitas Ekonomi Pelaku Sektor Informal di Kota Denpasar, Piramida. Vol.V, No.2. Hal: 54 64. Pandia, W. S. S. 1997. Hubungan Antara Peran Jenis Kelamin dengan Sikap Terhadap Perceraian Pada Wanita Bekerja. Skripsi (Tidak Diterbitkan) Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Pudjiwati, Sayogyo. 1983. Peranan Wanita dalam Perkembangan Masyarakat Desa. Jakarta: Rajawali. Romany, S. R. 1995. Pola Kegiatan Wanita di Sektor Informal (Khususnya Pedagang Sayur di Pasar). dalam Kajian Wanita dalam Pembangunan. Penyunting: T.O.Ihromi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Suyatno, dkk. 1998. Partisipasi Kerja Wanita pada Sektor Pekerjaan Formal, Implikasinya terhadap Ekonomi Keluarga dan Pemberian ASI pada Anak. Artikel. Semarang. Puslit Gender/LPN Universitas Diponegoro dalam http://suyatno.blog.undip.ac.id, di unduh tanggal 25 Oktober 2010. Wirosardjono, S. 1985. Sektor Informal: Bahasan dan Permasalahannya, Prisma, Vol 14 No. 3, Hal: 3-11. Volume VIII No. 1 Juli 2012 31