BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian lanjut usia menurut undang-undang no.13/1998 tentang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian lanjut usia menurut undang-undang no.13/1998 tentang"

Transkripsi

1 7 BAB TNAUAN PUSTAA 2.1. Pengertian Lanjut Usia Pengertian lanjut usia menurut undang-undang no.13/1998 tentang kesejahteraan lanjut usia yang berbunyi Lanjut Usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas. Menurut Santrock (2002), ada dua pandangan tentang definisi orang lanjut usia atau lansia, yaitu menurut pandangan orang barat dan orang ndonesia. Pandangan orang barat yang tergolong orang lanjut usia atau lansia adalah orang yang sudah berumur 65 tahun ke atas, dimana usia ini akan membedakan seseorang masih dewasa atau sudah lanjut. Sedangkan pandangan orang ndonesia, lansia adalah orang yang berumur lebih dari 60 tahun. Lebih dari 60 tahun karena pada umunya di ndonesia dipakai sebagai usia maksimal kerja dan mulai tampak ciri-ciri ketuaan. Menurut BPS, Lansia adalah penduduk berumur 60 tahun ke atas. Sedangkan menurut Hardywinoto dan Setiabudhi (1999:8), kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas. Penggolongan lansia menurut Depkes dikutip dari Azis (1994), digolongkan menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu: 1. elompok lansia dini (55 64 tahun), merupakan kelompok yang baru memasuki lansia 2. elompok lansia (65 tahun ke atas).

2 8 3. elompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun. Organisasi esehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : Usia pertengahan (middle age) tahun, Lanjut usia (elderly) tahun, lanjut usia tua (old) tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun. 2.2 Studi Empiris Lansia Masih Bekerja Rukmi (2002) "Studi arakteristk Demografi dan Sosial Ekonomi Penduduk Lanjut Usia di Desa enaiban ecamatan uwiring abupaten laten", penelitian ini menggunakan metode diskriptif kualitatitif. Populasi dalam penelitian ini adalah penduduk lanjut usia yang berumur 60 tahun ke atas di Desa enaiban sejumlah 403 orang dengan sampel 50 orang yang masih bekerja ada 30 orang dan yang sudah tidak bekerja (pensiun) 20 orang. Cara pengambilan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi lapangan dan analiasis dokumen. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis tabel frekuensi dan tabel silang menyatakan bahwa penduduk lanjut usia sebagian besar adalah laki-laki berstatus sebagai kepala keluarga, penduduk lanjut usia yang masih berstatus kawin dengan jumlah janda lebih banyak dari jumlah duda dan jumlah tanggungan sebagian besar antara 1-2. Pendidikan penduduk lanjut usia termasuk rendah karena sebagian besar hanya sampai pada tingkat SD. enis pekerjaan paling dominan adalah pada bidang pertanian. Alasan penduduk lanjut usia masih bekerja adalah untuk

3 9 mencukupi kebutuhan, sedangkan alasan penduduk lanjut usia sudah tidak bekerja adalah karena kondisi badan sudah tidak kuat lagi. Pendapatan lansia bekerja sebagian besar kurang dari Rp ,00. Hal ini berbeda dengan lansia yang sudah tidak bekerja (pensiun), mereka mempunyai pendapatan lebih dari Rp ,00 karena mereka mempunyai tunjangan hari tua. Setyawati (2008), yang berjudul "Analisis Faktor Sosial Ekonomi dan Demografi Pekerja Lanjut Usia di Wilayah awa Tengah (Studi asus Data Sakernas 2007)" dengan menggunakan analisis deskriptif dan inferensial yang menyatakan bahwa alasan lansia tetap bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dihari tua. Dilihat dari status perkawinannya lansia ini memiliki status kawin, sehingga salah satu alasan mereka bekerja adalah untuk menghidupi keluarganya. 2.3 Model Log-Linier Model log-linear merupakan suatu model yang merepresentasikan hubungan antara dua variabel atau lebih dimana semua variabel bersifat kategorik dan kesahihan dari model-modelnya diuji dengan pendekatan tabel kontingensi (Agresti, 1990). Suatu penelitian jika berhadapan dengan suatu data yang bukan merupakan hasil pengukuran tetapi berupa data frekuensi atau jumlahan pengamatan dari suatu variabel kategorik yang bersifat diskrit, maka analisis statistik yang sesuai adalah analisis data kategori yaitu analisis log-linear. Analisis log-linear digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar variabel yaitu dengan menggunakan uji ketergantungan dan memodelkan pola hubungan antar variabel.

4 10 Pada model log-linear akan dapat diketahui sel mana yang cenderung menimbulkan hubungan (ketidakbebasan) (Agresti, 2002) Model Log-Linear untuk Tabel Dua Dimensi Salah satu cara untuk menyajikan data kualitatif adalah dengan menyatakan masing-masing kategori dari variabel yang satu dalam kategorikategori variabel lain. Tabel yang terbentuk dengan cara demikian disebut tabel kontingensi (Agresti, 2002). Menurut Christensen (1997), suatu tabel kontingensi dikatakan memiliki dua dimensi jika tabel tersebut mencatat data hasil pengamatan dengan melibatkan dua variabel, yaitu X dan Y. Variabel X terdiri dari kategori, dan variabel Y terdiri dari kategori. Sehingga tabel kontingensinya berukuran. Sel yang dibentuk dalam baris ke-i dan kolom ke-j memiliki frekuensi pengamatan n ij, dimana i = 1,, ; j = 1,,. Tabel 2.1 menunjukkan frekuensi pengamatan tabel kontigensi dua dimensi. Tabel 2.1 Tabel ontingensi Dua Dimensi X 1 X 2 Y 1 Y 2 Y umlah n 11 n 12 n 1 n 21 n 22 n 2 n 1. n 2. X n 1 n 2 n n. umlah n.1 n.2 n. n.. Sumber: Christensen (1997)

5 11 ika peluang pengamatan pada baris ke-i kolom ke-j dinyatakan dengan p ij n n ij maka peluang tiap-tiap sel dalam tabel kontigensi ditunjukkan pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Sel Peluang kontingensi Dua Dimensi Y 1 Y 2 Y umlah X 1 X 2 P 11 P 12 P 1 P 21 P 22 P 2 P 1. P 2. X P 1 P 2 P umlah P.1 P.2 P. 1 Sumber: Christensen (1997) Menurut Agresti (1990), model log-linear dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel yang nilai-nilai amatannya berupa data kategori, serta dapat menunjukkan kelas mana yang menjadi penyebab terjadinya hubungan. adi, dapat dikatakan bahwa model log-linear merupakan model yang berguna untuk mempelajari pola hubungan secara lengkap. Model log-linear dapat dicari dengan cara: P. m ij = E(n ij ) = N. P ij m ij = N. P i.. P.j log m ij = log(n. P i.. P.j ) = log N + log P i. + log P.j (2.1) ika semua baris dijumlahkan, maka akan diperoleh persamaan sebagai berikut: i=1 log m ij = log N + 1=1 P i. + 1=1 P.j (2.2)

6 12 dan jika semua kolom dijumlahkan, maka akan diperoleh persamaan sebagai berikut : j=1 log m ij = log N + log P i. + j=1 log P.j (2.3) Apabila persamaan (2.2) dan (2.3) dijumlahkan, maka akan menjadi: i=1 j=1 log m ij = log N + i=1 log P i. + j=1 log P.j (2.4) ambil : U = log N + ( i=1 log P i. ) Sehingga persamaan (2.4) menjadi: U 1(i) = log P i. ( i=1 log P i. ) U 2(j) = log P.j ( j=1 log P.j) log m ij = U + U 1(i) + U 2(j) (2.5) + ( j=1 log P.j) dengan ketentuan U 1(j) dan U 2(j) memenuhi i=1 U 1(i) = j=1 U 2(j) = 0 dimana: m ij = frekuensi harapan sel (i, j) n ij n.. P ij P i. P.j U = frekuensi pengamatan pada baris ke-i dan kolom ke-j = jumlah seluruh pengamatan = peluang pengamatan pada baris ke-i dan kolom ke-j = peluang pengamatan baris ke-i = peluang pengamatan kolom ke-j = pengaruh rata-rata secara umum dari seluruh nilai harapan U 1(i) = pengaruh utama kategori ke-i dari variabel pertama

7 13 U 2(j) = pengaruh utama kategori ke-j dari variabel kedua Model dalam persamaan (2.5) berarti bahwa terdapat dua buah variabel dalam satu model, dimana antara variabel pertama dan variabel kedua tidak ada kecenderungan/hubungan. Untuk model dua dimensi, dalam model lengkap akan terjadi interaksi antara kedua variabel, dan model tersebut adalah sebagai berikut: log m ij = U + U 1(i) + U 2(j) + U 12(ij) (2.6) dimana U 12(ij) menyatakan pengaruh interaksi antara kategori ke- i variabel pertama dengan kategori ke-j variabel kedua, dan U 12(ij) memenuhi ketentuan: U 12(ij) = 0 i=1 j=1 Menurut Powers (1999), derajat bebas yang digunakan adalah jumlah seluruh sel dikurangi dengan jumlah parameter yang dihitung. Tabel derajat bebas model log-linear dua dimensi ditunjukkan sebagai berikut: Tabel 2.3 Derajat Bebas Model Dua Dimensi Parameter Derajat bebas U 1 U 1(i) 1 U 2(j) 1 U 12(ij) ( 1)( 1) Total Sumber: Powers (1999) Model Log-Linear untuk Tabel Tiga Dimensi Menurut Agresti (1990), tabel tiga dimensi terdiri dari tiga variabel X, Y, dan Z, serta masing-masing variabel memiliki kategori,, dan, dimana antara ketiga variabel saling bebas, sehingga estimasi frekuensi harapan dari masingmasing sel adalah:

8 14 m ijk = N. P ijk m ijk = N. P i.. P.j. P..k m ijk = N ( n i.. N ) (n.j. N ) (n..k N ) m ijk = n i..n.j. n..k N 2 (2.7) ika kedua ruas persamaan (2.7) dinyatakan dalam bentuk logaritma, maka estimasi nilai harapannya adalah sebagai berikut: yang analog dengan: log m ijk = log n i.. + log n.j. + log n..k 2 log N (2.8) log m ijk = U + U 1(i) + U 2(j) + U 3(k) (2.9) dengan ketentuan U 1(i), U 2(j), U 3(k) memenuhi U 1(i) = U 2(j) = U 3(k) = 0, ini berarti bahwa dalam model terdapat tiga variabel dan antar variabel tersebut tidak ada interaksi, dimana: U = 1 log m ijk i=1 j=1 k=1 U + U 1(i) = 1 log m ijk j=1 k=1 U + U 2(j) = 1 log m ijk i=1 k=1 U + U 3(k) = 1 log m ijk i=1 j=1 arena U + U 1(i), U + U 2(j) dan U + U 3(k) menunjukkan deviasi penyimpangan, maka i=1 U 1(i) = j=1 U 2(j) = k=1 U 3(k) = 0.

9 15 Pada model lengkap tiga dimensi, akan terjadi interaksi antara ketiga variabel tersebut dan modelnya adalah sebagai berikut: log m ijk = U + U 1(i) + U 2(j) + U 3(k) + U 12(ij) + U 13(ik) + U 23(jk) + U 123(ijk) (2.10) Model pada persamaan (2.10) memiliki asumsi yang harus dipenuhi yaitu dimana: j=1 j=1 = i=1 U 12(ij) = i=1 k=1 U 13(ik) = k=1 U 23(jk) j=1 i=1 k=1 U 123(ijk) = 0, n i.. n.j. n..k N m ijk P ijk P i.. P.j. P..k U U 1(i) U 2(j) U 3(k) = jumlah pengamatan pada baris ke-i = jumlah pengamatan pada baris ke-j = jumlah pengamatan pada baris ke-k = jumlah seluruh pengamatan = estimasi nilai harapan pada baris ke-i, baris ke-j, dan baris ke-k = estimasi peluang pada baris ke-i, baris ke-j, dan baris ke-k = estimasi peluang baris ke-i = estimasi peluang baris ke-j = estimasi peluang baris ke-k = pengaruh rata-rata secara umum dari seluruh nilai harapan = pengaruh utama kategori ke-i dari variabel pertama = pengaruh utama kategori ke-j dari variabel kedua = pengaruh utama kategori ke-k dari variabel ketiga

10 16 U 12(ij) = pengaruh interaksi kategori ke-i variabel pertama dengan kategori ke- j variabel kedua U 13(ik) = pengaruh interaksi kategori ke-i variabel pertama dengan kategori ke- k variabel ketiga U 23(jk) = pengaruh interaksi kategori ke-j variabel kedua dengan kategori ke-k variabel ketiga U 123(ijk) = pengaruh interaksi kategori ke-i variabel pertama, kategori ke-j variabel kedua, dan kategori ke-k variabel ketiga Tabel derajat bebas model log-linear tiga dimensi ditunjukkan sebagai berikut: Tabel 2.4 Derajat Bebas Model Tiga Dimensi Parameter Derajat bebas U 1 U 1(i) 1 U 2(j) 1 U 3(k) 1 U 12(ij) ( 1)( 1) U 13(ik) ( 1)( 1) U 23(jk) ( 1)( 1) U 123(ijk) ( 1)( 1)( 1) Total Sumber: Christensen (1997) Model Log-Linear untuk Tabel Empat Dimensi Menurut Agresti (1990), model log-linear untuk tabel empat dimensi merupakan perluasan dari tabel tiga dimensi. nterpretasinya berdasarkan pada independensi dan conditional independensi. Tabel empat dimensi terdiri dari empat variabel W, X, Y, dan Z, serta masing-masing variabel memiliki kategori

11 17,,, dan L, dimana antara keempat variabel saling bebas, sehingga estimasi frekuensi harapan dari masing-masing sel adalah: m ijkl = N. P ijkl m ijkl = N ( n i N ) (n.j.. N ) (n..k. N ) (n l N ) m ijkl = n i n.j.. n..k. n k N 3 (2.11) ika kedua ruas pada persamaan (2.11) dinyatakan dalam bentuk logaritma, maka estimasi nilai harapannya yaitu: log m ijkl = log n i + log n.j.. + log n..k. + log n l (2.12) Pada model empat dimensi, dalam model lengkap akan terjadi interaksi antara keempat variabel, dan modelnya adalah: log m ijkl = U + U 1(i) + U 2(j) + U 3(k) + U 4(l) + U 12(ij) + U 13(ik) + U 14(il) + U 23(jk) + U 24(jl) + U 34(kl) + U 123(ijk) + U 124(ijl) + U 134(ikl) + U 234(jkl) + U 1234(ijkl) (2.13) Model pada persamaan (2.13) memiliki asumsi yang harus dipenuhi, yaitu: L L U 12(ij) = U 13(ik) = U 14 = U 23(jk) = U 24 i=1 j=1 i=1 k=1 i=1 l=1 j=1 k=1 j=1 l=1 L L = U 34(kl) = U 123(ijk) = U 124(ijl) k=1 l=1 i=1 j=1 k=1 i=1 j=1 l=1 L L = U 134(ikl) = U 234(jkl) i=1 k=1 l=1 j=1 k=1 l=1 L = U 1234(ijkl) = 0 i=1 j=1 k=1 l=1

12 18 Tabel derajat bebas model log-linear empat dimensi ditunjukkan pada tabel 2.5 Tabel 2.5 Derajat Bebas Model Empat Dimensi Parameter Derajat Bebas U 1 U 1(i) 1 U 2(j) 1 U 3(k) 1 U 4(l) L 1 U 12(ij) ( 1)( 1) U 13(ik) ( 1)( 1) U 14(il) ( 1)(L 1) U 23(jk) ( 1)( 1) U 24(jl) ( 1)(L 1) U 34(kl) ( 1)(L 1) U 123(ijk) ( 1)( 1)( 1) U 124(ijl) ( 1)( 1)(L 1) U 134(ikl) ( 1)( 1)(L 1) U 234(jkl) ( 1)( 1)(L 1) U 1234(ijkl) ( 1)( 1)( 1)(L 1) Total L Sumber: Agresti (1990) 2.4 Estimasi Nilai Harapan Menurut Agresti (1990), estimasi nilai harapan untuk tabel lengkap dalam analisis log-linear dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: Estimasi Langsung Adapun model yang dapat digunakan, yaitu: a. Model ndependen Lengkap Model: log m ijk = U + U 1(i) + U 2(j) + U 3() (2.14) dengan asumsi yang harus dipenuhi yaitu: dan estimasi nilai harapannya adalah: i=1 U 1(i) = j=1 U 2(j) = k=1 U 3(k) = 0,

13 19 m ijk = n i..n.j. n..k N 2 Model dalam persamaan (2.14) menjelaskan bahwa tidak terdapat interaksi antar variabelnya sehingga model ini disebut model independen lengkap. b. ointly ndependent Ada tiga macam model yang termasuk dalam jointly independent, yaitu: 1. Model: log m ijk = U + U 1(i) + U 2(j) + U 3(k) + U 12(ij) (2.15) dengan asumsi sebagai berikut: U 1(i) = U 2(j) i=1 j=1 = U 3(k) = U 12(ij) = 0, k=1 i=1 j=1 dan estimasi nilai harapannya adalah: m ijk = n ij.n..k N 2 Model dalam persamaan (2.15) menyatakan adanya hubungan antara variabel pertama dan variabel kedua, dimana variabel ketiga tetap dalam model. 2. Model: log m ijk = U + U 1(i) + U 2(j) + U 3(k) + U 13(ik) (2.16) dengan asumsi sebagai berikut: U 1(i) = U 2(j) = U 3(k) = U 13(ik) = 0, i=1 j=1 k=1 dan estimasi nilai harapannya adalah : m ijk = n i.kn.j. N 2 i=1 k=1

14 20 Model dalam persamaan (2.16) menyatakan adanya hubungan antara variabel pertama dan variabel ketiga, dimana variabel kedua tetap dalam model. 3. Model: log m ijk = U + U 1(i) + U 2(j) + U 3(k) + U 23(k) (2.17) dengan asumsi sebagai berikut: U 1(i) = U 2(j) i=1 j=1 = U 3(k) = U 23(jk) = 0, k=1 j=1 k=1 dan estimasi nilai harapannya adalah: m ijk = n.jkn i.. N 2 Model dalam persamaan (2.17) menyatakan adanya hubungan antara variabel kedua dan variabel ketiga, dimana variabel pertama tetap dalam model. c. Conditionally ndependent yaitu: Ada tiga macam model yang termasuk dalam conditionaly independent, 1. Model: log m ijk = U + U 1(i) + U 2(j) + U 3(k) + U 12(ij) + U 13(jk) (2.18) dengan asumsi sebagai berikut: U 1(i) = U 2(j) i=1 j=1 = U 3(k) = U 12(ij) = U 13(ik) = 0, k=1 i=1 j=1 i=1 k=1 estimasi nilai harapannya adalah: m ijk = n ij.n i.k n i..

15 21 Model dalam persamaan (2.18) menyatakan bahwa adanya hubungan antara variabel pertama dengan variabel kedua, dan variabel pertama dengan variabel ketiga. Sedangkan antara variabel kedua dan variabel ketiga saling bebas, serta yang menyebabkan hubungan adalah variabel pertama. 2. Model: log m ijk = U + U 1(i) + U 2(j) + U 3(k) + U 12(ij) + U 23(jk) (2.19) dengan asumsi sebagai berikut: U 1(i) = U 2(j) = U 3(k) = U 12(ij) = U 23(jk) = 0, i=1 j=1 k=1 estimasi nilai harapannya adalah: i=1 j=1 m ijk = n ij.n.jk n.j. j=1 k=1 Model dalam persamaan (2.19) menyatakan adanya hubungan antara variabel pertama dengan variabel kedua, dan variabel kedua dengan variabel ketiga. Sedangkan antara variabel pertama dengan variabel ketiga saling bebas, serta yang menyebabkan hubungan adalah variabel kedua. 3. Model: log m ijk = U + U 1(i) + U 2(j) + U 3(k) + U 13(ik) + U 23(jk) (2.20) dengan asumsi sebagai berikut: U 1(i) = U 2(j) = U 3(k) = U 13(ik) = U 23(jk) = 0, i=1 j=1 estimasi nilai harapannya: k=1 i=1 k=1 m ijk = n i.kn.jk n..k j=1 k=1

16 22 Model dalam persamaan (2.20) menyatakan adanya hubungan antara variabel pertama dengan variabel ketiga, dan variabel kedua dengan variabel ketiga. Sedangkan antara variabel pertama dengan variabel kedua saling bebas, serta yang menyebabkan hubungan adalah variabel ketiga. d. Model tanpa nteraksi Tiga Faktor Model: log m ijk = U + U 1(i) + U 2(j) + U 3(k) + U 12(ij) + U 13(ik) + U 23(jk) (2.21) dengan asumsi sebagai berikut: U 1(i) = U 2(j) i=1 j=1 = U 3(k) = U 12(ij) = U 13(ik) k=1 i=1 j=1 i=1 k=1 = U 23(jk) = 0, j=1 k=1 estimasi nilai harapannya: m ijk = n ij.n i.k n.jk n i.. n.j. n..k Model dalam persamaan (2.21) menyatakan adanya hubungan antara variabel pertama dengan variabel kedua, variabel pertama dengan variabel ketiga, dan variabel kedua dengan variabel ketiga. e. Model Lengkap Model lengkap adalah model yang didalamnya memuat semua parameter bebas dan juga semua kemungkinan interaksi antar variabel yang terjadi, sehingga model tersebut tidak dapat dimasuki parameter-parameter lainnya. Adapun modelnya, yaitu sebagai berikut:

17 23 log m ijk = U + U 1(i) + U 2(j) + U 3(k) + U 12(ij) + U 13(ik) + U 23(jk) + U 123(ijk) Pada model lengkap, frekuensi pengamatan sama dengan estimasi frekuensi harapan Estimasi Tidak Langsung Cara yang digunakan untuk memperoleh estimasi dengan cara tidak langsung adalah menggunakan prosedur iterasi. Dalam model log-linear tiga dimensi yaitu: log m ijk = U + U 1(i) + U 2(j) + U 3(k) + U 12(ij) + U 13(ik) + U 23(jk) Model ini menyatakan bahwa terdapat interaksi dua faktor. Tetapi dalam model tidak terdapat interaksi antara ketiga variabel(u 123(ijk) = 0). Dengan kata lain, dalam model terdapat asosiasi parsial. Untuk mendapatkan estimasi nilai harapan harus dilakukan prosedur iterasi sebagai berikut: 1. Ambil m ijk (0) = 1, untuk setiap ijk Untuk U = 1 maka: 2. m ijk (3U+1) = n ij. m ij. 3U m ijk (3U) 3. m ijk (3U+2) = n i.k m i.k 3U+1 m ijk (3U+1) 4. m ijk (3U+3) = n.jk m.jk (3U+2) m ijk (3U+2) 5. Langkah 1 sampai dengan 4 diulang untuk U = 1, 2, sampai konvergen atau mencapai nilai tertentu sesuai tingkat ketelitian yang diinginkan. Setelah

18 24 kondisi konvergen dicapai, maka akan diperoleh estimasi nilai harapan sebagai berikut: m ijk = n ij.n i.k n.jk n i.. n.j. n..k 2.5 Uji ndependensi (Uji etergantungan) Uji independensi (uji ketergantungan) digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel yang telah ditetapkan (Christensen, 1997). Dalam tabel dua dimensi yang mempunyai variabel X dan variabel Y dengan banyaknya baris dan kolom, maka hipotesis untuk menguji independensi yaitu: H 0 : P ij = P i. P.j (tidak ada hubungan asosiasi antara variabel X dan variabel Y atau independen) H 1 : P ij P i. P.j (ada hubungan asosiasi antara variabel X dan variabel Y atau dependen) dimana: P i. P.j i j = peluang pengamatan baris ke-i = peluang pengamatan kolom ke-j = 1, 2,, = 1, 2,..., Maka uji statistik yang sesuai adalah Chi-Square Pearson, dimana estimasi nilai harapannya adalah sebagai berikut: m ijk = n i.n.j n i.. (2.22)

19 25 dan statistik ujinya adalah: dimana: 2 = i=1 (2.23) χ hitung (n ij m ij ) 2 j=1 m ij n ij n i. n.j n i j = frekuensi pengamatan pada baris ke-i dan kolom ke-j = frekuensi pengamatan pada baris ke-i = frekuensi pengamatan pada kolom ke-j = jumlah seluruh pengamatan = 1,2,..., = 1, 2,..., Statistik uji tersebut, selanjutnya dibandingkan dengan distribusi χ 2 dengan derajat bebas ( 1)( 1) dan risiko kesalahan α, serta kriteria penolakan 2 H 0 adalah: χ hitung > χ (α.( 1)( 1)). Untuk tabel tiga dan tabel empat dimensi, pengujian independensi memiliki cara yang sama dengan tabel dua dimensi. 2.6 Pengujian Residual Pengujian residual bertujuan untuk menguji kesesuaian model (melihat kecukupan model) (Agresti, 1990). Residual adalah selisih antara nilai pengamatan dan nilai harapan dari masing-masing sel. Residual mempunyai rumus sebagai berikut: e ij = n ij m ij m ij 1/2 (2.24) ij sedangkan nilai adjusted residual r adalah residual dibagi dengan akar estimasi varian dari residual.

20 26 r ij = n ij m ij [m ij (1 P i. )(1 P.j )] 1/2 (2.25) Suatu estimasi dikatakan cukup baik jika nilai adjusted residualnya mendekati distribusi normal dengan nilai μ = 0 dan σ 2 = 1, atau berdistribusi normal N(0,1). Apabila mengambil α = 5, maka 95% dari nilai adjusted residual yang masih diijinkan terletak -1,96 sampai +1,96. Pada tabel tiga dimensi dan empat dimensi, pengujian residual memiliki cara yang sama dengan tabel dua dimensi. 2.7 Uji esesuaian Model Uji kesesuaian model atau Goodness of Fit Test merupakan dasar peluang untuk membandingkan dan menentukan ada tidaknya kesenjangan antara pengamatan dengan model (Agresti, 1990). Hipotesis yang digunakan dalam uji ini adalah: H 0 : tidak ada kesesuaian antara pengamatan dengan model H 1 : ada kesesuaian antara pengamatan dengan model dengan kriteria penolakan H 0 yaitu G 2 2 > χ (α, +2) Pada uji ratio likelihood (G 2 ), nilai pengamatan dinotasikan dengan n ijk dan nilai harapannya m ijk, sehingga statistik ujinya adalah: G 2 = 2 [ n ijk log m ijk n ijk log n ijk ] i=1 j=1 k=1 G 2 = 2 n ijk i=1 i=1 k=1 i=1 j=1 k=1 log [ m ijk n ijk ]

21 27 i=1 i=1 k=1 G 2 = 2 n ijk log [ n ijk m ijk ] (2.26) Apabila model yang ditentukan benar dan n...(jumlah seluruh pengamatan) 2 cukup besar, maka baik χ hitung atau G 2 mendekati distribusi χ 2 dengan derajat bebas sama dengan jumlah sel dikurangi jumlah parameter bebas yang masuk model. Menurut Christensen (1997), pada model log-linear, 2 G hampir sama dengan jumlah kuadrat sisaan (Sum Square Error) dalam regresi linear. ika X 0 merupakan model lengkap dan X merupakan model log-linear terbaik, maka: G 2 = G2 (X 0 ) G 2 (X) G 2 (X 0 ) (2.27) dimana G 2 (X) dan G 2 (X 0 ) adalah ratio likelihood untuk menguji model X dan model X 0 terhadap model lengkap. Untuk tabel empat dimensi, uji kesesuaian model memiliki cara yang sama dengan tabel tiga dimensi. 2.8 Seleksi Model Seleksi model dilakukan untuk memperoleh model terbaik (Garson, 2009). Seleksi model dalam analisis model log-linear dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan, antara lain: Uji Pengaruh ke- (Test of -way effects) Uji ini digunakan untuk mengetahui interaksi suku atau lebih sama dengan nol atau tidak. Uji pengaruh ke- (Test of -way effects) dibagi menjadi dua, yaitu:

22 28 a. Uji Pengaruh ke- atau lebih sama dengan nol (Test that -way and higher order effects are zero) Uji ini berdasarkan pada hipotesis bahwa pengaruh orde ke- atau lebih sama dengan nol. Uji dimulai dari orde tertinggi sampai dengan orde terendah. Pada model log-linear empat dimensi, hipotesisnya adalah sebagai berikut: Untuk = 4; H 0 : pengaruh orde ke-4 atau lebih = 0 H 1 : H 0 Untuk = 3; H 0 : pengaruh orde ke-3 atau lebih = 0 H 1 : H 0 Untuk = 2; H 0 : pengaruh orde ke-2 atau lebih = 0 H 1 : H 0 Untuk = 1; H 0 : pengaruh orde ke-1 atau lebih = 0 H 1 : H 0 Statistik uji yang digunakan adalah nilai likelihood ratio Chi-Square (G 2 ). ika nilai peluang dari yang diperoleh kurang dari, maka H 0 ditolak. b. Uji Pengaruh ke- sama dengan nol (Test that -way effects are zero) Uji ini berdasarkan pada hipotesis bahwa pengaruh orde ke- sama dengan nol. Pada model log-linear empat dimensi, hipotesisnya adalah sebagai berikut: Untuk = 1; H 0 : pengaruh orde ke-1 = 0 H 1 : H 0 Untuk = 2; H 0 : pengaruh orde ke-2 = 0 H 1 : H 0

23 29 Untuk = 3; H 0 : pengaruh orde ke-3 = 0 H 1 : H 0 Untuk = 4; H 0 : pengaruh orde ke-4 = 0 H 1 : H 0 Statistik uji yang digunakan adalah nilai likelihood ratio Chi-Square (G 2 ). ika nilai peluang dari G 2 yang diperoleh kurang dari α, maka H 0 ditolak Uji Asosiasi Parsial Uji ini bertujuan untuk menguji hubungan antara dua variabel atau lebih dalam tiap level variabel lainnya atau untuk melihat ada tidaknya pengaruh interaksi antar variabel. Hipotesisnya adalah: H 0 : tidak ada pengaruh interaksi antar variabel H 0 : ada pengaruh interaksi antar variabel Statistik uji yang digunakan adalah nilai likelihood ratio Chi-Square (G 2 ). ika nilai peluang dari G 2 yang diperoleh kurang dari α, maka ditolak H 0 ditolak. 2.9 Metode Backward Metode backward dilakukan dengan menyeleksi model, dari model terlengkap menuju model yang lebih sederhana (Agresti, 1990). Adapun prosedur metode backward yaitu sebagai berikut: 1. Anggap model terlengkap sebagai model terbaik, misalnya sebagai model (0). 2. Mengeluarkan interaksi empat faktor dari model, sehingga menjadi model (1).

24 30 3. Dengan uji statistik conditional (Test conditional independence), dilakukan pengujian apakah model (1) masih merupakan model terbaik, dengan hipotesis sebagai berikut: H 0 : model (1) = model terbaik H 1 : model (0) = model terbaik Uji statistik conditional (Test conditional independence), yaitu: 2 G (1 0) = G 2 2 (1) G (0) dimana G 2 (1) : statistik likelihood G 2 untuk model (1) G 2 (1) : statistik likelihood G 2 untuk model (0) 4. Membandingkan nilai peluang (p-value) dengan α, dengan kriteria penolakan jika p value <, maka H 0 ditolak. 5. ika H 0 ditolak, artinya model (0) adalah model terbaik. Apabila H 0 diterima, maka model (1) dibandingkan dengan model (2). 6. Untuk menentukan interaksi mana yang dikeluarkan terlebih dahulu, dipilih nilai G 2 terkecil. 7. ika salah satu interaksi dari tiga faktor dikeluarkan, maka ulangi langkah 3 sampai 5 hingga tidak ada lagi faktor yang harus dikeluarkan dari model, sehingga diperoleh model yang terbaik.

25 31

Model Log Linear Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok (Studi Kasus Perokok Di Kelurahan Kandang Limun)

Model Log Linear Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok (Studi Kasus Perokok Di Kelurahan Kandang Limun) Jurnal Gradien Vol. 11 No. 1 Januari 2015 : 1054-1060 Model Log Linear Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok (Studi Kasus Perokok Di Kelurahan Kandang Limun) Dian Agustina, Joko Purnomo Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL LOG LINIER UNTUK MENGETAHUI KECENDERUNGAN PERILAKU ANAK JALANAN BINAAN DI SURABAYA (KASUS KHUSUS YAYASAN AREK LINTANG-ALIT)

ANALISIS MODEL LOG LINIER UNTUK MENGETAHUI KECENDERUNGAN PERILAKU ANAK JALANAN BINAAN DI SURABAYA (KASUS KHUSUS YAYASAN AREK LINTANG-ALIT) ANALSS MODEL LOG LNER UNTUK MENGETAHU KECENDERUNGAN PERLAKU ANAK ALANAN BNAAN D SURABAYA (KASUS KHUSUS YAYASAN AREK LNTANG-ALT) Silvira Ayu Rosalia 1,, Sri Pingit Wulandari 2 1 Mahasiswa Statistika TS,

Lebih terperinci

Oleh : Silvira Ayu Rosalia ( ) Pembimbing : Ir. Sri Pingit Wulandari, M.Si

Oleh : Silvira Ayu Rosalia ( ) Pembimbing : Ir. Sri Pingit Wulandari, M.Si SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR Analisis Model Log Linier untuk Mengetahui Kecenderungan Perilaku Anak Jalanan Binaan di Surabaya (Kasus Khusus Yayasan Arek Lintang-ALIT) Oleh : Silvira Ayu Rosalia (1309 105

Lebih terperinci

POLA KETIDAKBERHASILAN STUDI MAHASISWA DI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA (ITS) MENGGUNKAN MODEL LOG LINEAR

POLA KETIDAKBERHASILAN STUDI MAHASISWA DI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA (ITS) MENGGUNKAN MODEL LOG LINEAR POLA KETDAKBERHASLAN STUD MAHASSWA D NSTTUT TEKNOLOG SEPULUH NOPEMBER SURABAYA (TS) MENGGUNKAN MODEL LOG LNEAR Winda Agung Puspitasari, dan Dr. Dra. smaini Zain, M.Si Jurusan Statistika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORI DENGAN LOG LINIER MENGGUNAKAN PRINSIP HIRARKI (STUDI KASUS JUMLAH KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA MAKASSAR TAHUN 2011).

ANALISIS DATA KATEGORI DENGAN LOG LINIER MENGGUNAKAN PRINSIP HIRARKI (STUDI KASUS JUMLAH KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA MAKASSAR TAHUN 2011). ANALISIS DATA KATEGORI DENGAN LOG LINIER MENGGUNAKAN PRINSIP HIRARKI (STUDI KASUS JUMLAH KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA MAKASSAR TAHUN 2011). Try Azisah Nurman Dosen Pada Jurusan Matematika, Fakultas Sains

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuntungan atau coumpouding. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuntungan atau coumpouding. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Investasi Menurut Fahmi dan Hadi (2009) investasi merupakan suatu bentuk pengelolaan dana guna memberikan keuntungan dengan cara menempatkan dana tersebut pada alokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah minimum, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan pengangguran terhadap tingkat

Lebih terperinci

PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal)

PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal) PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK 1. Data Biner Data biner merupakan data yang hanya memiliki dua kemungkinan hasil. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal) dengan peluang masing-masing

Lebih terperinci

Oleh : Amilia Firda Rahmana ( ) Dosen Pembimbing : Santi Puteri Rahayu, M.Si, Ph.D

Oleh : Amilia Firda Rahmana ( ) Dosen Pembimbing : Santi Puteri Rahayu, M.Si, Ph.D Analisis Pola Hubungan Besarnya Kerugian Negara Akibat Korupsi Dengan Demografi Koruptor di Jawa Timur Oleh : Amilia Firda Rahmana (1311 105 008) Dosen Pembimbing : Santi Puteri Rahayu, M.Si, Ph.D Seminar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Pemilih Partai Politik

TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Pemilih Partai Politik 3 TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Pemilih Agustino (2009) menyebutkan terdapat tiga pendekatan teori yang sering digunakan oleh banyak ahli politik untuk memahami perilaku pemilih diantaranya pendekatan sosiologis,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENDUDUK LANJUT USIA MASIH BEKERJA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENDUDUK LANJUT USIA MASIH BEKERJA PIRAMIDA Vol. IX No. 1 : 44-49 ISSN : 1907-3275 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENDUDUK LANJUT USIA MASIH BEKERJA Ni Kadek Andini 1, Desak Putu Eka Nilakusmawati 2, Made Susilawati 3 2,3 Fakultas MIPA

Lebih terperinci

Uji chi-kuadrat merupakan pengujian hipotesis tentang perbandingan antara frekuensi sampel yang benar-benar terjadi (selanjutnya disebut dengan

Uji chi-kuadrat merupakan pengujian hipotesis tentang perbandingan antara frekuensi sampel yang benar-benar terjadi (selanjutnya disebut dengan Uji chi-kuadrat merupakan pengujian hipotesis tentang perbandingan antara frekuensi sampel yang benar-benar terjadi (selanjutnya disebut dengan frekuensi observasi, dilambangkan dengan fo ) dengan frekuensi

Lebih terperinci

Pokok Bahasan: Chi Square Test

Pokok Bahasan: Chi Square Test Pokok Bahasan: Chi Square Test Start Pokok Bahasan A. Pengertian Distribusi Chi Kuadrat B. Uji Kecocokan (Goodness of Fit Test) (Kontigensi Table Test) 1 Instruksional Umum Memberi penjelasan tentang distribusi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Uji Hipotesis

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Uji Hipotesis BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian hipotesis, metode klasifikasi berstruktur pohon, metode-metode statistika yang menjadi dasar pada metode QUEST, dan algoritme QUEST..1

Lebih terperinci

MODEL LOG-LINEAR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HIPERTENSI (STUDI KASUS: RSUD ABDOE RAHEM SITUBONDO)

MODEL LOG-LINEAR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HIPERTENSI (STUDI KASUS: RSUD ABDOE RAHEM SITUBONDO) MODEL LOG-LINEAR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HIPERTENSI (STUDI KASUS: RSUD ABDOE RAHEM SITUBONDO) IMAMUDDIN KAMIL 1, MADE SUSILAWATI 2, I PUTU EKA NILA KENCANA 3 1,2,3, Jurusan Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

Model Log Linier yang Terbaik untuk Analisis Data Kualitatif pada Tabel Kontingensi Tiga Arah

Model Log Linier yang Terbaik untuk Analisis Data Kualitatif pada Tabel Kontingensi Tiga Arah Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.2 No.2 (2013) 32-37 ISSN 2302 934X Industrial Management Model Log Linier yang Terbaik untuk Analisis Data Kualitatif pada Tabel Kontingensi Tiga Arah Maryana

Lebih terperinci

PENERAPAN UJI STATISTIK MODEL LOG-LINEAR DALAM MENGANALISIS KARAKTERISTIK MAHASISWA UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ MEDAN. Sondang Purnama Sari Pakpahan

PENERAPAN UJI STATISTIK MODEL LOG-LINEAR DALAM MENGANALISIS KARAKTERISTIK MAHASISWA UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ MEDAN. Sondang Purnama Sari Pakpahan PENERAPAN JI STATISTIK MODEL LOG-LINEAR DALAM MENGANALISIS KARAKTERISTIK MAHASISWA NIVERSITAS TERBKA PBJJ MEDAN sondangp@ut.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk: mengetahui dimensi karakteristik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. : Ukuran sampel telah memenuhi syarat. : Ukuran sampel belum memenuhi syarat

BAB II LANDASAN TEORI. : Ukuran sampel telah memenuhi syarat. : Ukuran sampel belum memenuhi syarat BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Uji Kecukupan Sampel Dalam melakukan penelitian ini yang berhubungan dengan kecukupan sampel maka langkah awal yang harus dilakukan adalah pengujian terhadap jumlah sampel. Pengujian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. aktif regular jurusan akuntansi S1.

BAB III METODE PENELITIAN. aktif regular jurusan akuntansi S1. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai dari 6 Februari 2017 hingga 10 Febriari 2017 di Universitas Mercu Buana dan Universitas Indonesia. Data yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan satu definisi variabel operasional yaitu ratarata temperatur bumi periode tahun 1880 sampai dengan tahun 2012. 3.2 Jenis dan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. extended untuk mengatasi nonproportional hazard dan penerapannya pada kasus

BAB III PEMBAHASAN. extended untuk mengatasi nonproportional hazard dan penerapannya pada kasus BAB III PEMBAHASAN BAB III PEMBAHASAN Pada Bab III ini akan dibahas tentang prosedur pembentukan model Cox extended untuk mengatasi nonproportional hazard dan penerapannya pada kasus kejadian bersama yaitu

Lebih terperinci

3. METODE. Kerangka Pemikiran

3. METODE. Kerangka Pemikiran 25 3. METODE 3.1. Kerangka Pemikiran Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu serta mengacu kepada latar belakang penelitian, rumusan masalah, dan tujuan penelitian maka dapat dibuat suatu bentuk kerangka

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA LAMA STUDI, JALUR MASUK DAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MENGGUNAKAN MODEL LOG LINIER

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA LAMA STUDI, JALUR MASUK DAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MENGGUNAKAN MODEL LOG LINIER ANALISIS HUBUNGAN ANTARA LAMA STUDI, JALUR MASUK DAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MENGGUNAKAN MODEL LOG LINIER (Studi Kasus: Lulusan Mahasiswa FSM UNDIP Periode Wisuda Tahun 2012/2013) SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Sebelum melakukan pembahasan mengenai permasalahan dari skripsi ini, akan diuraikan beberapa teori penunjang antara lain: Kredit Macet, Regresi Logistik, Model Terbaik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produk Domestik Bruto Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia Tahun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara).

Lebih terperinci

UJI ASUMSI KLASIK (Uji Normalitas)

UJI ASUMSI KLASIK (Uji Normalitas) UJI ASUMSI KLASIK (Uji Normalitas) UJI ASUMSI KLASIK Uji Asumsi klasik adalah analisis yang dilakukan untuk menilai apakah di dalam sebuah model regresi linear Ordinary Least Square (OLS) terdapat masalah-masalah

Lebih terperinci

UJI CHI SQUARE. (Uji data kategorik)

UJI CHI SQUARE. (Uji data kategorik) UJI CHI SQUAR (Uji data kategorik) A. Pendahuluan Uji statistik nonparametrik ialah suatu uji statistik yang tidak memerlukan adanya asumsi-asumsi mengenai sebaran data populasinya (belum diketahui sebaran

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menganalisis data sekunder dari hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia ( SDKI) tahun 2007, dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. kuantitas ataupun kualitatif dari karakteristik tertentu yang berlainan. Dan hasilnya merupakan data perkiraan atau estimate.

BAB 2 LANDASAN TEORI. kuantitas ataupun kualitatif dari karakteristik tertentu yang berlainan. Dan hasilnya merupakan data perkiraan atau estimate. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Populasi dan Sampel Populasi adalah kumpulan dari seluruh hasil perhitungan. Maupun pengukuran kuantitas ataupun kualitatif dari karakteristik tertentu yang berlainan. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Statistik). Data yang diambil pada periode , yang dimana di dalamnya

BAB III METODE PENELITIAN. Statistik). Data yang diambil pada periode , yang dimana di dalamnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian 3.1.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder sendiri artinya adalah data yang tidak dikumpulkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan di Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan atas wilayah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari III. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Metode statistik non parametrik atau sering juga disebut metode bebas sebaran

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Metode statistik non parametrik atau sering juga disebut metode bebas sebaran BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Statistik non Parametrik Metode statistik non parametrik atau sering juga disebut metode bebas sebaran (distribution free) adalah test yang modelnya tidak menetapkan syarat-syarat

Lebih terperinci

METODE PREDICTION CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS (PCFA) UNTUK MENENTUKAN KARAKTERISTIK USER DAN NON USER MOTOR X DI JAWA BARAT ABSTRAK

METODE PREDICTION CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS (PCFA) UNTUK MENENTUKAN KARAKTERISTIK USER DAN NON USER MOTOR X DI JAWA BARAT ABSTRAK METODE PREDICTION CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS (PCFA) UNTUK MENENTUKAN KARAKTERISTIK USER DAN NON USER MOTOR X DI JAWA BARAT (Studi Kasus PT. XYZ) Muhamad Iqbal Mawardi Departemen Statistika, Universitas

Lebih terperinci

SBAB III MODEL VARMAX. Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n

SBAB III MODEL VARMAX. Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n SBAB III MODEL VARMAX 3.1. Metode Analisis VARMAX Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n dengan variabel random Z n yang dapat dipandang sebagai variabel random berdistribusi

Lebih terperinci

MODEL LOG LINEAR UNTUK TABEL KONTINGENSI TAK SEMPURNA BERDIMENSI TIGA

MODEL LOG LINEAR UNTUK TABEL KONTINGENSI TAK SEMPURNA BERDIMENSI TIGA MODEL LOG LINEAR UNTUK TABEL KONTINGENSI TAK SEMPURNA BERDIMENSI TIGA (Studi Kasus Jumlah Penduduk Kabupaten Sleman Tahun 2008 Menurut Umur, Pendidikan dan Jenis Kelamin) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS KEPARAHAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS DI SURABAYA TAHUN 2012, ANALISA STATISTIK LOG LINEAR DAN LOGISTIK

ANALISIS KEPARAHAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS DI SURABAYA TAHUN 2012, ANALISA STATISTIK LOG LINEAR DAN LOGISTIK ANALISIS KEPARAHAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS DI SURABAYA TAHUN 2012, ANALISA STATISTIK LOG LINEAR DAN LOGISTIK 1 Septy Riayanti Saragih, 2 Kresnayana Yahya Jurusan Statistika, Fakultas MIPA, Institut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Analisis Regresi dan Korelasi 1. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan kuatnya atau derajat hubungan linier antara dua variabel atau

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito (3 Bulan) Dan Kredit Macet (NPL) Terhadap Loan To Deposit Ratio (LDR) Bank Umum Di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di Indonesia pada tahun 2007M01 2016M09. Pemilihan pada periode tahun yang digunakan adalah

Lebih terperinci

10 Departemen Statistika FMIPA IPB

10 Departemen Statistika FMIPA IPB Suplemen Responsi Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK35) 0 Departemen Statistika FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referensi Waktu Tabel Kontingensi Struktur peluang tabel kontingensi Perbandingan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Sebuah Matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari bilangan-bilangan.

BAB II KAJIAN TEORI. Sebuah Matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari bilangan-bilangan. BAB II KAJIAN TEORI A. Matriks 1. Definisi Matriks Sebuah Matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari bilangan-bilangan. Bilangan-bilangan dalam susunan tersebut dinamakan entri dalam matriks (Howard

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 18 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Karakteristik Responden Pra Pemilu 2009 Karakteristik responden berdasarkan peubah demografi yang diamati terdapat pada Gambar 3 sampai Gambar 6. Pada Gambar 3 dapat diketahui

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah 63 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Belanja Barang dan Jasa (BBJ) terhadap pembangunan

Lebih terperinci

perembesan zat pencemar dari limbah yang berasal dari aktivitas domestik.

perembesan zat pencemar dari limbah yang berasal dari aktivitas domestik. VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PENDUDUK UNTUK MELAKUKAN TINDAKAN PENCEGAHAN AKIBAT PENCEMARAN AIR TANAH Pertambahan jumlah penduduk yang semakin tinggi di Kota Bekasi mengakibatkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Analisis ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) umumnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Analisis ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) umumnya II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stasioner Analisis ARIMA Autoregressive Integrated Moving Average umumnya mengasumsikan bahwa proses umum dari time series adalah stasioner. Tujuan proses stasioner adalah rata-rata,

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci : Age of Empire 2, Prediction Configural Frequency Analysis

Abstrak. Kata kunci : Age of Empire 2, Prediction Configural Frequency Analysis Jurnal Euclid, Vol.4, No.2, pp.761 PENGGUNAAN METODE PREDICTION CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS (P-CFA) UNTUK MENENTUKAN KARAKTERISTIK PEMAIN DALAM SUATU PERTANDINGAN (Studi Kasus: Age of Empire 2) Muhammad

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. level, model regresi tiga level, penduga koefisien korelasi intraclass, pendugaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. level, model regresi tiga level, penduga koefisien korelasi intraclass, pendugaan 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada Bab II akan dibahas konsep-konsep yang menjadi dasar dalam penelitian ini yaitu analisis regresi, analisis regresi multilevel, model regresi dua level, model regresi tiga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum dan Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini terdiri dari faktor-faktor ekonomi makro seperti Interest Rate dan Foreign Exchange Rate selain itu

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di Pulau Untung Jawa Kabupaten

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di Pulau Untung Jawa Kabupaten IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini akan dilaksanakan di Pulau Untung Jawa Kabupaten Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Sampel adalah sebagian dari

BAB III METODE PENELITIAN. di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Sampel adalah sebagian dari BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini menggunakan populasi semua jenis perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2014. Sampel adalah sebagian

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI 9 Bab 2 LANDASAN TEORI 21 Uji Kecukupan Sampel Dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan kecukupan sampel maka langkah awal yang harus dilakukan adalah pengujian terhadap jumlah sampel Pengujian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, penulis menggunakan dua sumber data, yaitu :

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, penulis menggunakan dua sumber data, yaitu : III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Salah satu yang mempengaruhi kualitas penelitian adalah kualitas data yang dikumpulkan. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2014 Januari Data

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2014 Januari Data 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan September 2014 Januari 2015. Data perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan variabel-variabel untuk melakukan analisis data.

BAB III METODA PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan variabel-variabel untuk melakukan analisis data. BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Operasionalisasi Variabel Dalam penelitian ini digunakan variabel-variabel untuk melakukan analisis data. Variabel tersebut terdiri dari variabel terikat (dependent variable)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. untuk menjawab tujuan penelitian berdasarkan data yang diperoleh dan dianalisis.

METODE PENELITIAN. untuk menjawab tujuan penelitian berdasarkan data yang diperoleh dan dianalisis. 26 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan cakupan makna yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian berdasarkan data yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS FAKTOR. berfungsi untuk mereduksi dimensi data dengan cara menyatakan variabel asal

BAB III ANALISIS FAKTOR. berfungsi untuk mereduksi dimensi data dengan cara menyatakan variabel asal BAB III ANALISIS FAKTOR 3.1 Definisi Analisis faktor Analisis faktor adalah suatu teknik analisis statistika multivariat yang berfungsi untuk mereduksi dimensi data dengan cara menyatakan variabel asal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini dilakukan berdasarkan data series bulan yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia (BI) dan Badan Pusat Statistik (BPS), diantaranya adalah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian Efficient Market Hypothesis dan Fractal Market Hypothesis terhadap perilaku return harian indeks LQ45 dan saham-saham perbankan yang tergabung dalam LQ45

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 42 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statisitik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Dari 34 perusahaan barang konsumsi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Regresi Linier Sederhana Dalam beberapa masalah terdapat dua atau lebih variabel yang hubungannya tidak dapat dipisahkan karena perubahan nilai suatu variabel tidak selalu terjadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar yang di

BAB II LANDASAN TEORI. landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar yang di 5 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini membahas pengertian-pengertian dasar yang digunakan sebagai landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar yang di bahas adalah sebagai berikut: A.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk menentukan tingkat pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain. Variabel yang pertama disebut

Lebih terperinci

Nanparametrik_Korelasi_M.Jain uri, M.Pd 1

Nanparametrik_Korelasi_M.Jain uri, M.Pd 1 Nanparametrik_Korelasi_MJain uri, MPd 1 Pengertian Pada penelitian yang ingin mengetahui ada tidaknya hubungan di antara variabel yang diamati, atau ingin mengetahui seberapa besar derajat keeratan hubungan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel 43 III. METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini, maka perlu dirumuskan

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 437-446 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PEMBENTUKAN MODEL LOG LINIER EMPAT DIMENSI (Studi Kasus : Rata-rata

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan datum yang berisi fakta-fakta serta gambaran suatu fenomena yang dikumpulkan, dirangkum, dianalisis, dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari pasti kita dihadapi oleh suatu pilihan dan masalah pengambilan keputusan. Salah satu ilmu yang dapat digunakan untuk membantu pengambilan keputusan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Pada bab ini penulis akan menganalisis data yang telah terkumpul yaitu data dari Dana Perimbangan dan Belanja Modal Provinsi Jawa Timur,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Analisis survival atau analisis ketahanan hidup adalah metode yang

BAB II KAJIAN TEORI. Analisis survival atau analisis ketahanan hidup adalah metode yang BAB II KAJIAN TEORI BAB II KAJIAN TEORI A. Analisis Survival Analisis survival atau analisis ketahanan hidup adalah metode yang berhubungan dengan jangka waktu, dari awal pengamatan sampai suatu kejadian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keberhasilan Belajar 1. Pengertian Keberhasilan Belajar Dalam kamus besar bahasa Indonesia, keberhasilan itu sendiri adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Matriks adalah suatu susunan bilangan berbentuk segi empat. Bilangan-bilangan

TINJAUAN PUSTAKA. Matriks adalah suatu susunan bilangan berbentuk segi empat. Bilangan-bilangan 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Matriks 2.1.1 Matriks Matriks adalah suatu susunan bilangan berbentuk segi empat. Bilangan-bilangan dalam susunan itu disebut anggota dalam matriks tersebut. Suatu

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pergerakan Harga Saham Pergerakan harga harian indeks LQ45 dan lima saham perbankan yang termasuk dalam kelompok LQ45 selama periode penelitian ditampilkan dalam bentuk

Lebih terperinci

SESI 13 STATISTIK BISNIS

SESI 13 STATISTIK BISNIS Modul ke: SESI 13 STATISTIK BISNIS Sesi 13 ini bertujuan agar Mahasiswa dapat mengetahui teori Analisis Regresi dan Korelasi Linier yang berguna sebagai alat analisis data Ekonomi dan Bisnis. Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep-konsep dasar pada QUEST dan CHAID, algoritma QUEST, algoritma

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep-konsep dasar pada QUEST dan CHAID, algoritma QUEST, algoritma BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan membahas pengertian metode klasifikasi berstruktur pohon, konsep-konsep dasar pada QUEST dan CHAID, algoritma QUEST, algoritma CHAID, keakuratan dan kesalahan dalam

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini, maka perlu dirumuskan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Prosedur Pengumulan Data 3.. Sumber Data Data yang digunakan dalam enelitian ini meruakan data sekunder yang diambil dari Deartemen Keuangan, BAPEPAM, dan IAPI. Data-data

Lebih terperinci

BAB III Metodologi. Dibawah ini akan dijelaskan teknik pengumpulan data, rumusan model penelitian, dan

BAB III Metodologi. Dibawah ini akan dijelaskan teknik pengumpulan data, rumusan model penelitian, dan 1 BAB III Metodologi 3.1 Metode Pengumpulan Data Dibawah ini akan dijelaskan teknik pengumpulan data, rumusan model penelitian, dan cara analisa data yang digunakan dalam penelitian ini. a) Populasi Target

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah nilai residual dalam model regresi memiliki distribusi normal (Ghozali, 2005,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan kerja pada sektor Industri alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan kerja pada sektor Industri alat 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah-masalah yang telah peneliti rumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. metode kuadrat terkecil (MKT), outlier, regresi robust, koefisien determinasi,

BAB II LANDASAN TEORI. metode kuadrat terkecil (MKT), outlier, regresi robust, koefisien determinasi, BAB II LANDASAN TEORI Beberapa teori yang diperlukan untuk mendukung pembahasan diantaranya adalah regresi linear berganda, pengujian asumsi analisis regresi, metode kuadrat terkecil (MKT), outlier, regresi

Lebih terperinci

Pertemuan 4-5 ANALISIS REGRESI SEDERHANA

Pertemuan 4-5 ANALISIS REGRESI SEDERHANA Pertemuan 4-5 ANALISIS REGRESI SEDERHANA Metode Kuadrat Terkecil (OLS) Persoalan penting dalam membuat garis regresi sampel adalah bagaimana kita bisa mendapatkan garis regresi yang baik yaitu sedekat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kawasan Metropolitan Mebidang

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kawasan Metropolitan Mebidang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kawasan Metropolitan Mebidang Kawasan Mebidang (Medan, Binjai dan Deli Serdang) saat ini menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di wilayah Propinsi Sumatera Utara dan juga sebagai pintu

Lebih terperinci

Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial

Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial Statistika, Vol. 16 No. 1, 29 39 Mei 2016 Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial Annisa Lisa Nurjanah, Nusar Hajarisman, Teti Sofia Yanti Prodi Statistika, Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

Chi Square Test. Edi Minaji Pribadi, SP., MSc. Pokok Bahasan: Oleh:

Chi Square Test. Edi Minaji Pribadi, SP., MSc. Pokok Bahasan: Oleh: Pokok Bahasan: Chi Square Test Oleh: Edi Minaji Pribadi, SP., MSc. Start Home Contact Pokok Bahasan A. Pengertian Distribusi Chi Kuadrat B. Uji Kecocokan (Goodness o Fit Test) (Contingency Table Test)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabelvariabel penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN DATA 47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN DATA 3.1 Metodologi Penelitian Sesuai dengan bentuk data dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui bagaimana pengaruh office channeling

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. transaksi berjalan di Indonesia periode adalah anggaran pemerintah,

BAB III METODE PENELITIAN. transaksi berjalan di Indonesia periode adalah anggaran pemerintah, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara kebijakan fiskal dan transaksi berjalan tergantung pada rasio utang luar negeri terhadap PDB

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

III. METODE PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Data Primer Data primer yang digunakan adalah data yang didapat langsung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 50 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statisik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Sebanyak 25 perusahaan yang masuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis (hypothesis testing) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis (hypothesis testing) yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis (hypothesis testing) yang menjelaskan sifat dari hubungan tertentu, memahami perbedaan antara kelompok

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Sampel yang digunakan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENDUDUK LANJUT USIA MASIH BEKERJA (Studi Kasus: Lansia di Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung) KOMPETENSI TERAPAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENDUDUK LANJUT USIA MASIH BEKERJA (Studi Kasus: Lansia di Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung) KOMPETENSI TERAPAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENDUDUK LANJUT USIA MASIH BEKERJA (Studi Kasus: Lansia di Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung) KOMPETENSI TERAPAN [SKRIPSI] OLEH: NI KADEK ANDINI 0708405027 JURUSAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Koperasi Jasa Keuangan Syariah Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data Tingkat Bagi Hasil

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang mengenai parameter-parameter populasi yang merupakan induk

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang mengenai parameter-parameter populasi yang merupakan induk BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 21 Statistik Non Parametrik Tes statistik non parametrik adalah test yang modelnya tidak menetapakan syaratsyaratnya yang mengenai parameter-parameter populasi yang merupakan induk

Lebih terperinci

Hipotesis adalah suatu pernyataan tentang parameter suatu populasi.

Hipotesis adalah suatu pernyataan tentang parameter suatu populasi. PERTEMUAN 9-10 PENGUJIAN HIPOTESIS Hipotesis adalah suatu pernyataan tentang parameter suatu populasi. Apa itu parameter? Parameter adalah ukuran-ukuran. Rata-rata penghasilan karyawan di kota binjai adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Variabel penelitian merupakan atribut atau perlengkapan yang digunakan untuk mempermudah suatu penelitian dan sebagai sara untuk pengukuran serta memberikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. teori yang menjadi dasar dan data yang diperoleh dari Badan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. teori yang menjadi dasar dan data yang diperoleh dari Badan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan membandingkan teori yang menjadi dasar dan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS).

Lebih terperinci