Chapter 17 Maintenance and Reliability Decisions Tujuan dari maintenance & reliability mengelola kapabilitas dari sistem. Sistem haruslah didesain dan dikelola untuk mencapai kinerja perusahaan yang diharapkan. Maintenance & reliability penting, karena mempengaruhi: Operation Cost and Profitability Reduced value of investment in plant and equipment Dissatisfied Customer Manajemen maintenance & reliability: Partisipasi Karyawan Prosedur Maintenance dan Reliability Hasil: Kualitas meningkat Kapasitas meningkat Reputasi yang bagus MAINTENANCE Maintenance: segala aktivitas yang terlibat dalam pemeliharaan dan pengelolaan peralatan agar sesuai dengan rangka kerja. Taktik untuk meningkatkan maintenance: 1. Mengimplementasikan perawatan preventif (preventive maintenance) 2. Meningkatkan kapabilitas dan kecepatan dalam melakukan perbaikan
Mengimplementasikan perawatan preventif (preventive maintenance) Perawatan preventif ialah dengan melakukan inspeksi rutin dan mejaga fasilitas berada dalam kondisi baik. Untuk melakukan perawatan preventif: Mengetahui kapankah sebuah sistem membutuhkan servis atau kapan sekiranya akan terjadi kerusakan Infant mortality: Tingkat kegagalan yang tinggi di awal masa hidup sebuah produk atau proses. Karena itu perusahaan melakukan beragam tes untuk mendeteksi masalah-masalah yang mungkin terjadi sebelum barang dikirim ke konsumen Riset dilakukan untuk mengetahui distribusi MTBF (Mean time between failures), yang mengikuti distribusi normal. Saat distribusi ini menghasilkan standar deviasi yang kecil, peraatan membutuhkan perawatan preventif, Proses pelaporan dan penyimpanan data yang baik akan membantu perusahaan mengambil keputusan kapan harus melakukan preventive maintenance. Reliability dan maintenance sebagian besar sistemnya telah terkomputerisasi pada Computerized Maintenance Systems. Meningkatkan kapabilitas dan kecepatan dalam melakukan perbaikan Dengan memperluas atau meningkatkan fasilitas dapat membuat sistem operasi berjalan dengan cepat. Pemeliharaan fasilitas yang baik harus memliki hal-hal berikut: 1. Personil terlatih 2. Sumber daya yang memadai 3. Kemampuan untuk membangun rencana perbaikan dan prioritas 4. Kemampuan dan otoritas untuk melakukan perencanaan material 5. Kemampuan untuk mengidentifikasi penyebab kerusakan 6. Kemampuan untuk merancang cara untuk memperpanjang MTBF (Mean Time Before Failure) Autonomous Maintenance: Karyawan diberikan tanggung jawab untuk mengamati, memeriksa, menyesuaikan, membersihkan, dan memberitahukan dalam melaksanakan sistem pemeliharaan Total Productive Maintenance (TPM): Kombinasi Total quality management (TQM) dengan tujuan untuk proses pemeliharaan dan desain peralatan. Berusaha mengurangi variabilitas melalui autonomous maintenance dan praktek pemeliharaan yang sangat baik
Cakupan dari TPM: Merancang mesin yang handal, mudah dioperasikan, dan mudah untuk dipelihara Menekan total biaya ketika membeli mesin (Sehingga pelayanan dan pemeliharaan dapat dimasukkan dalam biaya) Mengembangkan rencana pemeliharaan preventif yang memanfaatkan praktik terbaik dari operator, departemen pemeliharaan, dan layanan depot Pelatihan untuk Autonomous maintenance sehingga operator memelihara mesin mereka sendiri dan dapat bekerjasama dengan bagian pemeliharaan Teknik untuk meningkatkan maintenance: Simulation Analisis komputer dari situasi yang kompleks dan membantu dalam pengambilan keputusan. Program membuat model sebelum mereka diimplementasikan Expert System Komputer membantu pengguna mengidentifikasi masalah dan memilih tindakan yang tepat Automated Sensors Sensor yang memberi peringatan ketika mesin produksi akan gagal atau menjadi rusak dikarenakan panas, getaran, dan kebocoran cairan. Tujuannya adalah untuk menghindari kegagalan dan melakukan pemeliharaan preventif sebelum mesin rusak RELIABILITY Reliability: probabilitas bawa suatu mesin akan berfungsi dengan baik pada waktu yang ditentukan. Berbentuk presentase (%).Jika reliability suatu komponen bernilai 0,9 maka kemungkinan suatu komponen akan berfungsi dengan baik adalah sebesar 90%. Hal itu juga berarti bahwa kemungkinan komponen tersebut gagal adalah sebesar 10%. Taktik untuk meningkatkan reliability: 1. Meningkatkan ketahanan komponen-komponen individu 2. Menyediakan redundancy
Meningkatkan ketahanan komponen-komponen individu kegagalan suatu sistem dapat disebabkan hanya dari kegagalan sebagian kecil komponen individu saja. Karena itu, salah satu cara untuk menghindari masalah tersebut adalah dengan meningkatkan ketahanan komponen-komponen individu yang ada di dalam sebuah sistem. Cara menghitung reliability dari suatu sistem adalah: Rs = R1 x R2 x R3 x Rn Dimana: R1 = reliability komponen 1 R2 = reliability komponen 2 Asumsinya, bahwa reliability dari setiap komponen-komponen individu tidak bergantung pada reliability dari komponen lainnya (setiap komponen bersifat independen). Satuan hitung yang biasa digunakan untuk reliability adalah product failure rate (FR). FR menghitung presentase kegagalan dari jumlah pengujian produk yang telah dilakukan yang disimbolkan sebagai FR(%) atau jumlah kegagalan selama periode waktu tertentu FR(N): FR(%) = FR(N) = Number of failures Number of units tested 100% Number of failures Number of unit-hours of operation time Selain itu, istilah yang sering muncul pada analisis reliability adalah Mean Time Between Failures (MTBF) yang merupakan waktu yang diharapkan antara waktu perbaikan dan waktu kegagalan selanjutnya dari suatu komponen, mesin, proses, atau produk. Cara menghitung MTBF digambarkan dengan rumus dibawah ini: MTBF = 1 FR (N) Menyediakan Redudancy Untuk meningkatkan ketahanan suatu sistem diperlukan redundansi, yaitu back-up atas suatu komponen dengan komponen lainnya. Redundansi diperlukan untuk memastikan jika salahsatu komponen rusak, sistem tetap dapat berfungsi dengan menggunakan komponen cadangannya. Misalnya sebuah sistem memiliki ketahanan komponen sebesar 0,8 dan kita menyediakan cadangan dengan ketahanan komponen sebesar 0,8 pula, maka ketahanan
totalnya adalah probabilitas komponen pertama ditambah dengan probabilitas komponen cadangannya, lalu dikalikan dengan probabilitas dibutuhkannya komponen cadangan (1-0,8 = 0,2), atau : Probabilitas Probabilitas komponen Probabilitas komponen ( ) + ( ) ( dibutuhkannya ) = pertama berfungsi kedua berfungsi komponen kedua (0,8) + (0,8) (1 0,8) = 0,8 + 0,16 = 0,96