DUKUNGAN TERHADAP CALON INDEPENDEN

dokumen-dokumen yang mirip
AMANDEMEN UUD 45 UNTUK PENGUATAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD) SEBUAH EVALUASI PUBLIK. LEMBAGA SURVEI INDONESIA (LSI)

LEGITIMASI DEMOKRATIK WAKIL RAKYAT: PARTAI, DPR DAN DPD

PELUANG DAN HARAPAN DPD RI: SEBUAH EVALUASI PUBLIK

Kekuatan Elektoral Partai-Partai Islam Menjelang Pemilu 2009

SPLIT VOTING DALAM PEMILIHAN PRESIDEN 2009

KONTROVERSI PUBLIK TENTANG LGBT DI INDONESIA

Konsolidasi Demokrasi. Lembaga Survei Indonesia (LSI)

KEPERCAYAAN PUBLIK PADA PEMBERANTASAN KORUPSI

TREND ORIENTASI NILAI-NILAI POLITIK ISLAMIS VS NILAI-NILAI POLITIK SEKULER DAN KEKUATAN ISLAM POLITIK

HASIL EXIT POLL PEMILU LEGISLATIF Rabu, 9 April 2014

LAPORAN QUICK COUNT PEMILU LEGISLATIF

RASIONALITAS PILKADA DAN CALON INDEPENDEN UNTUK PILKADA DKI JAKARTA

PRO-KONTRA PILKADA LANGSUNG. Temuan Survei: 25 Oktober 3 November 2014

DEBAT CAPRES-CAWAPRES DAN KECENDERUNGAN SIKAP PEMILIH

LEMBAGA PEMBERANTASAN SURVEI OPINI PUBLIK NASIONAL

EFEK PENCAPRESAN JOKO WIDODO PADA ELEKTABILITAS PARTAI POLITIK

Perubahan Politik 2014: Trend Sentimen Pemilih pada Partai Politik

RASIONALITAS PEMILIH: KONTESTASI PARTAI MENJELANG PEMILU 2009

SURVEI NASIONAL PEMILIH MUDA: EVALUASI PEMERINTAHAN, CITRA DAN PILIHAN PARPOL DI KALANGAN PEMILIH MUDA JELANG PEMILU 2014

KESENJANGAN PENDAPATAN: Harapan Publik terhadap Pemerintahan Jokowi-JK SURVEI NASIONAL

PREDIKSI PEROLEHAN SUARA PEMILIH PADA PILKADA DKI JAKARTA 2007

ISU KEBANGKITAN PKI SEBUAH PENILAIAN PUBLIK NASIONAL. Temuan Survei September 2017

KOMUNALISME DAN POPULISME MASYARAKAT INDONESIA

PEMILIH MENGAMBANG DAN PROSPEK PERUBAHAN KEKUATAN PARTAI POLITIK

MEDIA MASSA DAN SENTIMEN TERHADAP PARTAI POLITIK MENJELANG PEMILU 2014

PEMETAAN DAN KAJIAN CEPAT

SIKAP DAN PERILAKU PEMILIH TERHADAP POLITIK UANG

Lampu Kuning Negara Hukum Indonesia

PROSPEK KABINET DAN KOALISI PARPOL

KRITERIA IDEAL MENTERI DAN EVALUASI ATAS KINERJA PEMERINTAHAN SBY MENJELANG TERBENTUKNYA KABINET BARU

Kedaerahan dan Kebangsaan dalam Demokrasi Sebuah Perspektif Ekonomi-Politik. Lembaga Survei Indonesia (LSI) Jakarta, 20 Maret 2007

KAMPANYE DAN PERILAKU PEMILIH DALAM PILKADA GUBERNUR DKI JAKARTA. Temuan Survei Juli 2007

EVALUASI 13 TAHUN REFORMASI DAN 18 BULAN PEMERINTAHAN SBY - BOEDIONO

KUALITAS PERSONAL DAN ELEKTABILITAS CALON PRESIDEN DI MATA PEMILIH

KEMUNGKINAN GOLPUT DALAM PEMILIHAN GUBERNUR DKI JAKARTA

Evaluasi Pemilih atas Kinerja Dua Tahun Partai Politik. Survei Nasional Maret 2006 Lembaga Survei Indonesia (LSI)

EFEK CALON TERHADAP PEROLEHAN SUARA PARTAI MENJELANG PEMILU 2009

KECENDERUNGAN SWING VOTER MENJELANG PEMILU LEGISLATIF 2009

ProfilAnggotaDPRdan DPDRI Pusat Kajian Politik Departemen Ilmu Politik FISIP UniversitasIndonesia 26 September 2014

Menurunnya Kinerja Pemerintah dan Disilusi terhadap Partai Politik

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 1 Perolehan suara PN, PA, dan PC menurut nasional pada pemilu 2004 dan 2009

Tiga Tahun Partai Politik : Masalah Representasi Aspirasi Pemilih

BRR Gagal, Aceh Hilang dari Peta NKRI Evaluasi Publik Aceh dan Nias Setahun Pasca Tsunami

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN III-2015 DAN PERKIRAAN TRIWULAN IV-2015

PROSPEK KEPEMIMPINAN NASIONAL EVALUASI PUBLIK TIGA TAHUN PRESIDEN

TERORISME, PESANTREN, DAN TOLERANSI AGAMA: PERSPEKTIF KAUM MUSLIM INDONESIA

Survei Opini Publik Toleransi Sosial Masyarakat Indonesia

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2016

LAPORAN MINGGUAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN PERIODE 18 MEI 2018

SILENT REVOLUTION : KAMPANYE, KOMPETISI CALEG, DAN KEKUATAN PARTAI MENJELANG PEMILU Lembaga Survei Indonesia (LSI) Oktober 2008

DESKRIPTIF STATISTIK PONDOK PESANTREN DAN MADRASAH DINIYAH

KASUS BANK CENTURY DI MATA PUBLIK

WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK)

ISU-ISU PALING MENDESAK DAN POSITIONING CITRA CAPRES-CAWAPRES

EFEK POPULARITAS CALON LEGISLATIF TERHADAP ELEKTABILITAS PARTAI JELANG PEMILU 2014

HASIL SURVEI NASIONAL PROGRAM PARTAI POLITIK DAN KOMPETENSI CALON PRESIDEN 2014 SURVEI DAN POLING INDONESIA

AKSES PELAYANAN KESEHATAN. Website:

KECENDERUNGAN SIKAP & PERILAKU PEMILIH DALAM PEMILU LEGISLATIF 2014

CEDERA. Website:

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI DKI JAKARTA

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI ACEH

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2017 DAN PERKIRAAN TRIWULAN III-2017

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2017 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2017

AKUNTABILITAS POLITIK: EVALUASI PUBLIK ATAS PEMERINTAHAN. Temuan Survei Nasional

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI GORONTALO

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI SULTENG

Propinsi Kelas 1 Kelas 2 Jumlah Sumut Sumbar Jambi Bengkulu Lampung

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI PAPUA

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI BALI

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI SUMATERA SELATAN

PEMBIAYAAN KESEHATAN. Website:

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI JAWA TIMUR

Disabilitas. Website:

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI DIY

REFLEKSI 17 TAHUN REFORMASI EVALUASI PUBLIK KINERJA INSTITUSI DEMOKRASI

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI BANTEN

ISU-ISU PUBLIK DAN PILKADA GUBERNUR DKI JAKARTA 2007

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI BENGKULU

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro)

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI PAPUA BARAT

Profil Keaksaraan: Hasil Sensus Penduduk 2010

Konstitusionalitas dan Problematika Alokasi Kursi DPR RI Pemilu Indonesia

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN IV-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN I-2017

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI SULAWESI SELATAN

ASOSIASI PEMERINTAH DAERAH

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI BARAT (Indikator Makro)

DUA TAHUN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI ACEH DAN NIAS PASCA-TSUNAMI : EVALUASI PUBLIK

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN IV-2016

KESEHATAN INDERA PENGLIHATAN PENDENGARAN. Website:

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN III-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN IV-2016

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN III-2016

INDONESIA Percentage below / above median

Perdamaian dan Politik Lokal di Nangroe Aceh Darussalam. Survei Nasional Maret Lembaga Survei Indonesia (LSI)

PROTES MASSA DAN KEPEMIMPINAN NASIONAL SEBUAH EVALUASI PUBLIK

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2017

Publik Menilai SBY Sebagai Aktor Utama Kemunduran Demokrasi Jika Pilkada oleh DPRD

KESEHATAN ANAK. Website:

KEBIJAKAN STRATEGIS PNPM MANDIRI KE DEPAN

4.01. Jumlah Lembaga Pada PTAIN dan PTAIS Tahun Akademik 2011/2012

INDEKS TENDENSI KONSUMEN

Transkripsi:

DUKUNGAN TERHADAP CALON INDEPENDEN Temuan Survei Nasional Juli 2007 LEMBAGA SURVEI INDONESIA (LSI) www.lsi.or.id

Tujuan Survei Mendekatkan desain institusional, UU dan UUD, dengan aspirasi publik agar institusi politik kita punya basis yang kuat di tingkat warga. Ini akan membuat demokrasi semakin kokoh. Satu unsur sangat pokok dari demokrasi berkaitan dengan pengakuan atas hak-hak warga untuk ikut bersaing memperebutkan pososi-posisi di pemerintahan melalui pemilihan umum demokratis dalam rangka memajukan kehidupan warga. Seberapa kuat komitmen warga terhadap pandangan ini? Partisipasi warga untuk menjadi peserta pemilihan umum tersebut bisa dilakukan lewat partai, organisasi non-partai, maupun perorangan. Seberapa kuat dukungan warga atas pandangan ini? Faktor-faktor apa yang terkait dengan dukungan atau penolakan atas gagasan calon idependen dalam pemilihan umum atau dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada)? Temuan dari survei ini diharpakan menjadi masukan bagi semua stake holder yang berkepentingan dengan semakin dekatnya keputusankeputusan publik dengan aspirasi warga, dan semakin membuat desain demokrasi kita berbasis warga. 2

Indikator dan indeks Dukungan terhadap pencalonan presiden secara independen: dukungan atas hak warga untuk mencalonkan diri sebagai presiden, dukungan atas pandangan bahwa pencalonan presiden hanya oleh partai menghalangi hak-hak warga; dan mendukung gagasan agar presiden bisa dicalonkan bukan hanya oleh partai tapi juga oleh perorangan (3 item). Dukungan terhadap pencalonan gubernur secara independen: dukungan atas hak warga untuk mencalonkan diri sebagai gubernur, dukungan atas pandangan bahwa pencalonan gubernur hanya oleh partai menghalangi hak-hak warga; dan mendukung gagasan agar gubernur bisa dicalonkan bukan hanya oleh partai tapi juga oleh perorangan (3 item). 3

Indikator dan indeks Dukungan terhadap pencalonan bupati/walikota secara independen: dukungan atas hak warga untuk mencalonkan diri sebagai bupati/walikota; dukungan atas pandangan bahwa pencalonan bupati/walikota hanya oleh partai menghalangi hak-hak warga; dan mendukung gagasan agar bupati/walikota bisa dicalonkan bukan hanya oleh partai tapi juga oleh perorangan (3 item). Indeks calon idependen: total skor dari 9 item membentuk indeks dengan skala 1 hingga 4, di mana 1 = sangat menolak, dan 4 sangat mendukung calon independen. 4

Metodologi Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan. Jumlah sampel sebesar 1.300 responden, dengan toleransi kesalahan (margin of error) sebesar +/- 2,8% pada tingkat kepercayaan 95 persen. Penarikan sample dilakukan dengan Metode Multistage Random Sampling. Sampel akhir yang berhasil diwawancarai sebanyak 1298 responden. Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Satu pewawancara bertugas untuk satu desa/kelurahan yang terdiri hanya dari 10 responden Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti. 5

Metodologi Survei Populasi desa/kelurahan tingkat Nasional Prop. 1 Ds 1 Ds n Prop. k Ds 1 Ds m Desa/kelurahan di tingkat Propinsi dipilih secara random dengan jumlah proporsional RT1 RT2 RT3. RT5 Di setiap desa/kelurahan dipilih sebanyak 5 RT dengan cara random KK1 KK2 Di masing-masing RT/Lingkungan dipilih secara random dua KK Laki-laki Perempuan Di KK terpilih dipilih secara random Satu orang yang punya hak pilih laki-laki/perempuan 6

Demografi KATEGORI SAMPEL BPS KATEGORI SAMPEL BPS JENIS KELAMIN KELOMPOK PENDIDIKAN LAKI-LAKI 50.1 50.0 <= SD 52.5* 60.0 PEREMPUAN 49.9 50.0 SLTP 20.3 19.0 DESA-KOTA SLTA 20.4 18.0 DESA 60.9 59.0 Universitas 6.8 4.0 KOTA 39.1 41.0 AGAMA KELOMPOK USIA Islam 89.0 87.0 <= 19 tahun 3.6* 15.1 Kristen 8.7 10.0 20-29 tahun 20.8 27.1 Hindu 2.2 2.0 30-39 tahun 29.4 22.4 Lainnya 0.2 1 40-49 tahun 22.6 15.8 ETNIS >= 50 tahun 23.5 19.6 Jawa 39.8 41.6 PENDAPATAN Sunda 14.6 15.4 < 400 ribu 37.1 42.0 Melayu 7.4 3.4 400-999 ribu 36.3 38.0 Madura 4.0 3.4 >= 1juta 26.6 20.0 Bugis 1.4 2.5 Betawi 1.8 2.5 Minang 3.8 2.7 Lainnya 27.3 28.5 Sample LSI adalah penduduk yang sudah memiliki hak pilih atau berusia 17 tahun keatas, Sensus BPS termasuk yang di bawah umur 17 tahun. 7

Demografi KATEGORI SAMPEL BPS KATEGORI SAMPEL BPS PROPINSI PROPINSI NAD 2.3 1.9 BALI 2.3 1.5 SUMUT 4.6 5.3 NTB 2.3 2.0 SUMBAR 3.1 2.1 NTT 2.3 2.0 RIAU 2.3 2.2 KALBAR 2.3 1.9 JAMBI 0.8 1.3 KALTENG 1.5 0.9 SUMSEL 3.1 3.2 KALSEL 2.3 1.5 BENGKULU 0.8 0.8 KALTIM 1.5 1.4 LAMPUNG 3.1 3.4 SULUT 1.5 1.0 BABEL 0.8 0.5 SULTENG 0.8 1.1 KEPRI 0.8 0.6 SULSEL 3.1 3.5 DKI 3.9 3.5 SULTRA 0.8 0.9 JABAR 15.3 17.4 GORONTALO 0.8 0.4 JATENG 13.9 15.2 SULBAR 0.8 0.5 DIY 1.5 1.6 MALUKU 0.8 0.6 JATIM 14.6 16.7 MALUKU UTARA 0.8 0.4 BANTEN 3.9 4.1 PUPUA 0.8 0.9 IRJABAR 0.8 0.3 8

TEMUAN SURVEI

Temuan Survei Apakah Ibu/Bapak setuju atau tidak setuju dengan pandangan bahwa setiap warga yang punya hak pilih dalam pemilihan presiden juga punya hak untuk mencalonkan diri sebagai presiden? (%) 67.4 7.8 12.4 0.4 12 Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju TT/TJ 10

Temuan Survei Hak untuk mencalonkan diri presiden sekarang dibatasi oleh ketentuan bahwa orang yang ingin mencalonkan diri tersebut harus dicalonkan oleh partai politik. Apakah Ibu/Bapak setuju atau tidak setuju bahwa pembatasan ini mengurangi hak-hak warga untuk mencalonkan diri menjadi presiden di negeri ini? (%) 54.5 27.1 13.8 3.2 1.4 Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju TT/TJ 11

Temuan Survei Untuk membuka kesempatan seluas-luasnya bagi munculnya calon presiden terbaik bagi rakyat, ada yang usul agar pencalonan presiden tidak harus hanya oleh partai politik, tapi dibolehkan juga oleh individu atau kelompok masyarakat di luar partai politik. Apakah Ibu/Bapak setuju atau tidak setuju dengan pendapat tersebut? (%) 64.3 19.7 4.5 0.5 10.9 Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju TT/TJ 12

Temuan Survei Apakah Ibu/Bapak setuju atau tidak setuju dengan pandangan bahwa setiap warga yang punya hak pilih dalam pemilihan gubernur juga punya hak untuk mencalonkan diri sebagai gubernur? (%) 77.1 5.1 10 0.2 7.6 Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju TT/TJ 13

Temuan Survei Hak untuk mencalonkan diri sebagai gubernur sekarang dibatasi oleh ketentuan bahwa orang yang ingin mencalonkan diri tersebut harus dicalonkan oleh partai politik. Apakah Ibu/Bapaksetujuatautidaksetujubahwapembatasan ini mengurangi hak-hak warga untuk mencalonkan diri menjadi calon Gubernur? (%) 55.2 27 14.5 2.4 0.9 Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju TT/TJ 14

Temuan Survei Untuk membuka kesempatan seluas-luasnya bagi munculnya calon gubernur terbaik bagi warga provinsi ini, ada yang usul agar pencalonan gubernur tidak harus hanya oleh partai politik, tapi dibolehkan juga oleh individu atau kelompok masyarakat di luar partai politik. Apakah Ibu/Bapak setuju atau tidak setuju dengan pendapat tersebut? (%) 65.8 4.5 17.3 0.5 11.8 Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju TT/TJ 15

Temuan Survei Apakah Ibu/Bapak setuju atau tidak setuju dengan pandangan bahwa setiap warga yang punya hak pilih dalam pemilihan bupati/wali kota juga punya hak untuk mencalonkan diri sebagai bupati/walikota? (%) 76.8 3.6 10.5 0.5 8.6 Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju TT/TJ 16

Temuan Survei Hak untuk mencalonkan diri sebagai bupati/walikota sekarang dibatasi oleh ketentuan bahwa orang yang ingin mencalonkan diri tersebut harus dicalonkan oleh partai politik. Apakah Ibu/Bapak setuju atau tidak setuju bahwa pembatasan ini mengurangi hak-hak warga untuk mencalonkan diri menjadi calon bupati/walikota? (%) 53.9 28 14.5 2.4 1.2 Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju TT/TJ 17

Temuan Survei Untuk membuka kesempatan seluas-luasnya bagi munculnya calon bupati/walikota bagi warga kabupaten/kota ini, ada yang usul agar pencalonan bupati/walikota tidak harus hanya oleh partai politik, tapi dibolehkan juga oleh individu atau kelompok masyarakat di luar partai politik. Apakah Ibu/Bapak setuju atau tidak setuju dengan pendapat tersebut? (%) 66.6 16.7 12.2 3.7 0.8 Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju TT/TJ 18

Summary Indeks dukungan pada calon independen: 1-4, di mana 1 = sangat tidak mendukung, dan 4 = sangat mendukung. Tidak mendukung = 1-2.5, mendukung = 2.51-4. Mean = 2.82 (Umumnya mendukung) Standard deviasi: 0.31 19

Summary: sikap terhadap calon independen Tidak mendukung 20% Mendukung 80% 20

Temuan Secara umum warga mendukung prinsip bahwa setiap warga punya hak untuk memilih dan dipilih dalam pemilihan umum Presiden, dalam Pilkada gubernur, bupati, maupun walikota. Warga menghendaki agar pencalonan presiden, gubernur, bupati dan wali kota tidak hanya boleh oleh partai politik tapi juga boleh oleh kelompokkelompok di luar partai maupun perorangan. Pencalonan hanya oleh partai politik, apakah itu dalam pemilu Presiden maupun dalam Pilkada, dipandang publik sebagai pengekangan terhadap hak-hak politik warga. Aspirasi warga secara nasional ini merupakan tantangan bagi partai politik. Kalau partai memandang bahwa calon independen meruakan sumber bagi terciptanya politik yang semakin terfragmentasi, dan sumber bagi efektivitas pemerintahan, maka pandangan ini belum cukup tersosialisasi di masyarakat sehingga warga pada umumnya memandang positif calon independen. Sentimen positif terhadap calon independen tersebut bisa juga muncul dari pengalaman bahwa calon-calon yang dimonopoli oleh partai politikpun cenderung bekerja kurang efektif juga. Karena itu tidak ada alasan nyata bagi warga untuk menyerahkan seleksi kepemimpinan strategis kepada partai politik. 21

Faktor-Faktor Terkait Evaluasi terhadap pelaksanaan demokrasi Tingkat kepercayaan pada partai Tingkat pendidikan 22

Evaluasi Terhadap Demokrasi Mendukung atau tidak mendukung Calon Independen berdasarkan Kepuasan terhadap jalannya demokrasi di negara kita sekarang ini (%) 61.4 69.5 38.6 30.5 Puas Tidak mendukung Calon Independen Tidak puas Mendukung Calon Independen 23

Kepercayaan Terhadap Parpol Mendukung atau tidak mendukung Calon Independen berdasarkan Keyakinan bahwa Partai politik sejauh ini telah bekerja sebagaimana yang diharapkan rakyat? (%) 60.8 68.9 39.2 31.1 Yakin Tidak mendukung Calon Independen Tidak yakin Mendukung Calon Independen 24

Kepercayaan Terhadap Parpol Mendukung atau tidak mendukung Calon Independen berdasarkan Partai yang akan dipilih jika pemilihan umum anggota DPR diadakan hari ini (%) 79.5 65.9 60.5 63.6 55.6 65.8 71.4 54.7 59.2 34.1 39.5 36.4 44.4 34.2 28.6 45.3 40.8 20.5 GOLKAR PDIP PKB PPP PD PKS PAN Lainnya TJ/ Rahasia Tidak mendukung Calon Independen Mendukung Calon Independen 25

Tingkat Pendidikan Mendukung atau tidak mendukung Calon Independen berdasarkan Pendidikan terakhir yang ditamatkan? (%) 77.4 80.2 66.1 47.4 52.6 33.9 22.6 19.8 <= SD SLTP SLTA Kuliah Tidak mendukung Calon Independen Mendukung Calon Independen 26

Temuan Kekecewaan atau rasa tidak puas terhadap pelaksanaan demokrasi sejauh ini memperkuat dukungan terhadap gagasan calon independen. Rendahnya kepercayaan publik pada parpol meningkatkan dukungan pada gagasan calon independen. Tidak ada perbedaan berarti antara pendukung satu partai dengan pendukung partai lainnya dalam mensikapi calon independen ini. Umumnya mereka, apapun partai yang cenderung mereka dukung, setuju dengan gagasan calon independen. Secara lebih khusus pendukung PAN, PKS, dan PD, cenderung lebih banyak yang positif terhadap gagasan calon independen. Ini bukan karena partai-partai itu sendiri tapi lebih karena latar belakang pendidikan dari pendukung partai-partai tersebut yang relatif lebih tinggi dibanding pendukung partai-partai lain. Warga yang lebih berpendidikan cenderung lebih kuat dalam mendukung gagasan calon independen. 27

KESIMPULAN Setiap desain institusi politik demokratis harus diupayakan sedemikian agar dekat dengan aspirasi publik sehingga punya basis dukungan dan legitimasi massa yang kuat. Bila desain institusional punya basis dukungan massa yang kuat maka desain institusi tersebut akan semakin kokoh, dan demokrasi kita akan semakin kuat. Aspirasi publik nasional sejalan dengan keputusan yang dibuat Mahkamah Konstitusi barusan yang membatalkan pasal-pasal yang berkaitan dengan pencalonan kepala daerah hanya oleh partai politik. Keputusan itu dengan demikian punya basis legitimasi populer yang kuat. Warga pada umumnya mendukung gagasan calon idependen, bahkan bukan hanya untuk posisi gubernur, bupati, dan walikota, tapi juga presiden. Tapi pemenuhan aspirasi publik agar calon independen untuk pemilu presiden tidak bisa banyak berharap pada MK karena konstitusi kita menyatakan bahwa Presiden dicalonkan oleh partai politik. Apa yang dapat dilakukan adalah mengkaji lebih lanjut filosofi konstitusi kita, sejauh mana ketentuan pencalonan presiden yang hanya boleh oleh partai politik tersebut mencerminkan prinsip-prinsip dasar demokrasi, yakni hak untuk ikut serta dalam kontestasi politik, tanpa harus dibatasi oleh partai politik. 28

KESIMPULAN -- lanjutan Isu calon independen untuk presiden ini menuntut amandemen UUD kita untuk kesekian kalinya agar UUD tersebut semakin mendekati prinsipprinsip demokrasi. Munculnya dukungan yang luas dari publik atas calon independen tumbuh dari rendahnya kepercayaan publik pada partai politik, sementara partai adalah lembaga yang memonopoli kontestasi politik di tingkat daerah maupun nasional. Dukungan yang luas terhadap calon independen ini tidak akan muncul bila partai politik selama ini dirasakan cukup mampu memperjuangkan kepentingan konstituen mereka. Karena itu, dukungan terhadap calon independen ini merupakan tantangan bagi partai agar semakin dekat dengan aspirasi publik. Dengan sekarang dibatalkannya UU Pilkada yang membatasi pencalonan kepala daerah hanya oleh partai diharapkan akan menjadi pendorong bagi semakin kerasnya partai dalam melayani kepentingan pendukung mereka, dan semakin kuatnya demokrasi kita ke depan. 29