EFEKTIVITAS PENDEKATAN KOMUNIKATIF PADA MATA KULIAH MENYIMAK DAN BERBICARA II

dokumen-dokumen yang mirip
PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

MODEL PEMBELAJARAN KAIWA TINGKAT DASAR SESUAI DENGAN JF STANDARD

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA. pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

KOUTOU RENSHUU DALAM PEMBELAJARAN KAIWA (BERBICARA)

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : X MIA 6 (kelas Eksperimen)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. responden, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: mitra tutur, ungkapan yang digunakan responden disesuaikan dengan

SOAL PRE TEST. A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! は に を ) やすみですか

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

KISI KISI SOAL POSTTEST. Kompetensi Dasar 毎日の生活

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

Keyword : Speech Act, Refusal,Keigo

Bab 3. Analisis Data. Bab ini berisikan tentang hasil analisis yang telah penulis lakukan pada bulan Maret

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. maksud hati yang tersembunyi (Grice, 1975) Grice (1975:41-47) dalam bukunya Logic and Conversation menyatakan

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DALAM MENYIMAK BAHASA JEPANG TERKAIT DENGAN BENTUK PILIHAN JAWABAN SOAL YANG DIALAMI MAHASISWA DI BALI

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III

DIKTAT KULIAH. Penjelasan Pemakaian Tata Kalimat 日本語研究者教材開発室

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab 3. Analisis Data. Analisis tersebut akan penulis jabarkan menjadi dua sub bab, yakni analisis

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : BAHASA JEPANG PEMINATAN b. Semester : Genap c. KompetensiDasar : 3.5 dan 4.5

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

BAB III PROSES PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian Quasi Eksperiment.

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

BAB II RAGAM KESANTUNAN MEMOHON BAHASA JEPANG DAN KURIKULUM B. RAGAM KESANTUNAN DALAM MEMOHON BAHASA JEPANG

ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI PENOLAKAN TIDAK LANGSUNG DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA BAHASA JEPANG STBA YAPARI ABA BANDUNG

BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO

CARA EFEKTIF DALAM PEMEROLEHAN DAN PENGUASAAN GOI DALAM MATA KULIAH KAIWA ABSTRAK

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di

BAB I PENDAHULUAN. satu kendala yang selalu terjadi kepada pembelajar bahasa asing pada. kemampuan berkomunikasi adalah memiliki kemampuan dalam hal

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

BAB 3 PENGGUNAAN KATA HAI DALAM KOMIK KOBO-CHAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan data-data yang diperoleh dari hasil

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

ABSTRAK. Kata Kunci : tindak tutur tidak langsung literal, perubahan fungsi kalimat, deklaratif, imperatif, interogatif

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima

Pergi kemana? どこへ行きますか

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

BAB I PENDAHULUAN. bangsa asing yang dalam proses pembelajarannya dianggap tidak mudah,

Dikerjakan O L E H SUNITA BR

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui budaya di berbagai negara, dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. lengkap (Chaer, 2007:240). Menurut Widjono (2005:141) kalimat merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

Aizuchi dalam Bahasa Jepang Sebuah Tinjauan Strategi Komunikasi melalui Analisis Percakapan THAMITA ISLAMI INDRASWARI

Transkripsi:

EFEKTIVITAS PENDEKATAN KOMUNIKATIF PADA MATA KULIAH MENYIMAK DAN BERBICARA II Timur Sri Astami; Rosita Ningrum; Felicia Budihardja Japanese Department, Faculty of Humanities, Bina Nusantara University Jln. Kemanggisan Ilir III, No. 45, Kemanggisan-Palmerah, Jakarta Barat 11480 timur_astami@yahoo.com; ningrum@binus.edu; fbudihardja@binus.edu ABSTRACT The previous research on Communicative Approach in language learning stated that there was a correlation between speaking and writing abilities, in which both of them belong to productive skill. By presenting effective results, the students speaking skills could be developed. Based on that previous result, this research was focused on between the receptive and productive knowledge, those were listening and speaking, especially on the respondents who were the beginners to know to what extent the level of their speaking competences. The research applied quasi experiment method without having control class to describe a learning process by applying communicative approach. Respondents were the second semester of Japanese department students, year 2012/2013. The research data was taken twice, in the pre-test and post-test time, as well as questionnaires to know the respondents results on the learning process. The results indicated that the average increase of class respondents achievement was 16.31 point, that was from 66.84 of pre-test score into 83.15 scores for the post-test. Questionnaires were used to know the students comments on the speaking class using communicative approach. It can be concluded that the results of speaking class using communicative approach is proven to be effective to develop beginner respondents ability to speak. Keywords: communicative approach, listening class, speaking class, Japanese language ABSTRAK Hasil penelitian pendahuluan yang berkaitan dengan pendekatan komunikatif pada pembelajaran bahasa menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara kemampuan berbicara dan menulis yang keduanya merupakan kemahiran bersifat produktif, dengan menunjukkan hasil efektif dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam berbicara lebih produktif. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam penelitian ini difokuskan antara kemampuan yang bersifat reseptif dan produktif, yakni kemampuan menyimak dan berbicara khususnya pada responden tingkat dasar awal untuk mengetahui sejauh mana kompetensi responden secara lisan. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen tanpa adanya kelas kontrol. Hal ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan komunikatif. Responden adalah mahasiswa Jurusan sastra Jepang semester dua tahun ajaran 2013/2013. Data diambil dengan menggunakan dua cara yakni pre-test dan post-test serta angket untuk mengetahui hasil responden terhadap pembelajaran tersebut. Selanjutnya penelitian ini memperoleh bahwa responden mengalami kenaikan rata-rata kelas sebesar 16,31 point, dari nilai pre-test sebesar 66,84 menjadi 83,15 untuk nilai post-test. Untuk menguatkan hasil tes digunakan angket yakni untuk mengetahui tanggapan responden terhadap pembelajaran percakapan yang menggunakan pendekatan komunikatif. Hasil penelitian pembelajaran percakapan menggunakan pendekatan komunikatif terbukti efektif meningkatkan kemampuan berbicara responden tingkat dasar awal. Kata kunci: pendekatan komunikatif, menyimak, berbicara, bahasa Jepang 102 Jurnal LINGUA CULTURA Vol.7 No.2 November 2013

PENDAHULUAN Mata kuliah Menyimak dan Percakapan terdiri dari dua keterampilan bahasa yang bersifat reseptif dan produktif. Hasil penelitian terdahulu (Supriatnoko, 1990) yang berkaitan dengan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara kemampuan berbicara dan menulis yang keduanya merupakan kemahiran bersifat produktif. Pada jurusan Bahasa dan Budaya Jepang, kedua keterampilan berbahasa tersebut tergabung ke dalam satu mata kuliah yang tidak dipisahkan secara mandiri, namun dilaksanakan secara integratif. Percakapan merupakan salah satu komponen keterampilan berbahasa yang bersifat produktif. Keterampilan tersebut akan dapat berjalan dengan baik jika didukung dengan keterampilan yang bersifat reseptif seperti mendengar dan membaca. Percakapan yang baik tentunya harus memenuhi kaidah kebahasaan, secara struktur maupun makna, serta situasi tutur seperti pembicara, lawan bicara, tujuan, dan lain-lain. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti yang pernah mengampu mata kuliah Menyimak dan Percakapan II, diperlukan penambahan materi yang berbasis pada kompetensi komunikatif. Selain itu, dalam website JF Nihongo Kyouiku Standaado disebutkan tingkatan kompetensi yang merujuk pada standar bahasa setingkat CEFR yang digunakan di Eropa. Maka dari itu, salah satu indikator kompetensi lisan tingkat dasar adalah A1. Komponen tersebut adalah mampu melakukan percakapan sederhana, perlahan dan diulang-ulang, mengganti ungkapan, memberi bantuan, mampu bertanya jawab mengenai hal penting, dan dengan menggunakan topik sehari-hari. Dengan demikian, di dalam penelitian dibuat pengembangan materi dari renshuu C menjadi sebuah dialog kaiwa pada tiap pertemuan guna mendukung pencapaian target kompetensi komunikatif responden. Selain itu, komponen pendukung lain diperlukan juga, seperti strategi yang berkaitan dalam proses pembelajaran yang mendukung pencapaian target pada mata kuliah Menyimak dan Percakapan II. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan model pembelajaran yang menggunakan pendekatan komunikatif, khususnya pada mata kuliah percakapan. Hal ini dilakukan karena tolok ukur kemahiran berbicara, yang merupakan kemampuan yang bersifat produktif, sulit diukur dengan nilai. Selain itu, materi yang merujuk pada kemampuan untuk dapat berkomunikasi secara aktif dengan memberikan teknik pembelajaran dengan mengisi rumpang (prefabricated pattern) pada model percakapan. Hal ini dimaksudkan agar pembelajar dapat melakukan tindakan nyata dan terbiasa untuk menggunakan imitasi dan menghafal sebagai strategi dalam berkomunikasi lebih aktif. METODE Penelitian Metode penelitian ini adalah penggabungan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif diambil untuk pendeskripsian yang penuh tentang pendekatan komunikatif. Sedangkan secara kuantitatif, data yang diperoleh akan dihitung secara statistik guna mengukur keberhasilan pendekatan komunikatif secara objektif. Jenis penelitian yang diambil adalah eksperimen, yang merupakan metode yang paling produktif untuk menjawab hipotesis dan membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat (causal-effect relationship) (Sukardi dalam Endraswara, 2009). Model eksperimen yang dipilih adalah kuasi eksperimen dengan desain pre-test dan post-test. Untuk memperkuat data, digunakan angket untuk melihat respons dan manfaat pendekatan komunikatif pada hasil belajar. HASIL DAN PEMBAHASAN Tiap individu pembelajar adalah unik yang tidak sama satu dengan yang lain. Oleh karena itu, di dalam proses belajar dalam kelas reguler diperlukan cara untuk mengembangkan strategi pembelajar, yaitu dengan menciptakan latihan tambahan. Agar pembelajar lebih terampil dengan aspek yang diminati, maka perlu dilakukan dorongan agar mereka dapat menemukan cara terbaik dalam belajar. Kegiatan ini dapat dimulai dengan menentukan jenis materi yang akan digunakan dan apa yang diharapkan untuk dapat dikuasai oleh pembelajar. Pendekatan Komunikatif Dimensi pembelajaran bahasa asing sebagai bahasa kedua, khususnya bahasa Jepang, tentunya tak lepas dari ketepatan dalam menggunakan kaidah bahasa sasaran bahasa kedua. Oleh karena itu, diperlukan suatu strategi yang tepat agar proses pembelajaran dapat berjalan baik. Salah satu metode pembelajaran yang membangun dan menggali kemampuan seseorang berbahasa asing setingkat dengan kemampuan penutur asli adalah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan komunikatif. Strategi komunikatif menurut Canale dan Swain dalam Sukamto dan Dardjowidjoyo (2008:646) adalah penguasaan secara naluri yang dipunyai seorang penutur asli untuk menggunakan dan memahami bahasa secara wajar dalam proses berkomunikasi atau berinteraksi. Sedangkan Hymes menyebutkan penggunaan bahasa berhubungan dengan konteks sosial. Membicarakan pembelajaran bahasa yang menggunakan pendekatan komunikatif bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam berkomunikasi, menekankan pembinaan dan pengembangan kemampuan komunikatif mahasiswa dalam situasi keseharian. Berdasarkan tujuan tersebut maka tujuan pembelajaran bahasa diarahkan untuk (1) mengembangkan kompetensi komunikatif sehingga dapat berkomunikasi dalam berbagai situasi dan konteks dan (2) mampu mendukung dan meningkatkan kemahiran bahasa yang lain seperti menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Selain itu ditinjau dari segi materi hendaknya materi ajar terdiri dari (a) empat keterampilan berbahasa, (b) penggunaan fungsi bahasa yang diperlukan seperti ungkapan meminta tolong, permohonan; menjelaskan tentang aktivitas, informasi, petunjuk atau cara, pendapat, bentuk larangan, dan pengandaian, (c) penggunaan variasi bahasa baik formal ataupun nonformal, dan (d) sistem bahasa yang berupa struktur, kosakata, ejaan, dsb. Adapun penerapan pendekatan komunikatif sepenuhnya dilakukan oleh mahasiswa itu sendiri (student centered learning). Sedangkan pengajar hanya berfungsi Efektivitas Pendekatan Komunikatif.. (Timur Sri Astami; dkk) 103

sebagai fasilitator. Dengan demikian, diharapkan siswa mampu berbicara dengan baik. Indikator penelitian adalah siswa akan mampu bercerita, menanggapi masalah, dan mengungkapkan pendapat secara lisan dengan bahasa yang runtut dan mudah dipahami. Jessup dalam Wachidah (2004) mengungkapkan bahwa pembelajaran yang berlandaskan komunikatif mengacu pada dua prinsip. Pertama, prinsip komunikasi, yaitu kegiatan yang melibatkan komunikasi nyata mampu mengembangkan proses pembelajaran; > Kedua, prinsip tugas, yaitu kegiatan menggunakan bahasa untuk melaksanakan tugas yang mampu mengembangkan proses pembelajaran. Berdasarkan prinsip tersebut, materi pembelajaran bahasa hendaknya dapat diterapkan melalui metode permainan, simulasi, bermain peran, dan komunikasi pasangan. Mengajar menggunakan teknik bermain peran (role play) adalah teknik mengajar yang bertujuan untuk melatih mahasiswa dalam mengembangkan kemampuan dengan melihat suatu masalah dari pandangan orang lain. Role play adalah permainan drama yang diperankan oleh dua orang atau lebih, berupa peran yang berbeda-beda, dalam suatu keadaan tertentu. Pada pembelajaran bahasa yang terdiri dari kemampuan yang bersifat reseptif dan produktif khususnya percakapan merupakan salah satu bentuk kemahiran yang bersifat produktif. Tolok ukur dalam menilai kemampuan lisan yakni dengan cara menggunakan role play atau biasa disebut dengan bermain peran. Menurut Hamalik (1998:20) role play bertujuan untuk (a) belajar berbuat, yakni pembelajar melakukan peran tertentu sesuai dengan kenyataan sesungguhnya berupa mengembankan keterampilan interaktif dan reaktif, (b) belajar melalui peniruan dengan menyamakan diri sebagai pelaku dan tingkah pemeran, (c) untuk belajar melalui balikan, (d) untuk belajar melalui pengkajian, penilaian dan pengulangan. Analisis data dilakukan untuk (1) menggambarkan proses pembelajaran dengan mengggunakan pendekatan Komunikatif pada mata kuliah Menyimak dan Percakapan II khususnya pada mata kuliah percakapan, (2) mengetahui tanggapan mahasiswa terhadap penggunaan pendekatan komunikatif pada mata kuliah Menyimak dan Percakapan II. Analisis dilakukan hasil penelitian yang dilakukan pada kurun waktu periode satu semester terhadap mahasiswa UBinus pada mata kuliah Percakapan dan Menyimak II tahun ajaran 2012/2013. Materi ajar yang digunakan selama penelitian ini sesuai dengan silabus yang terdapat di Binus maya yakni, mulai dari pelajaran 14 sampai 25, dari minggu 1 hingga minggu ke 12. Tabel 1 merupakan rincian materi beserta target komunikasi yang diharapkan pada tiap pertemuan. Tabel 1 Rincian Materi Ajar dan target Komunikasi Bab Tema Percakapan Target komunikasi 14 梅田まで行ってください dapat mengungkapkan bentuk minta tolong. 15 ご家族は? dapat mengungkapkan bentuk permohonan. 16 使い方を教えてください dapat mengungkapkan urutan kegiatan, cara, maupun petunjuk 17 どうしましたか dapat mengungkapkan bentuk larangan 18 趣味は何ですか dapat mengungkapkan kemampuan yang berkaitan dengan kondisi atau benda. 19 ダイエットはあしたからします dapat mengungkapkan pengalaman di masa lalu. 20 夏休みはどうするの dapat mengungkapkan bentuk kalimat ajakan. 21 私もそう思います dapat mengungkapkan pikiran maupun pendapat mengenai suatu hal. 22 どんなアパートがいいですか dapat mengungkapkan suatu informasi. 23 どうやって行きますか dapat mengungkapkan suatu aktivitas dan informasi. 24 手伝ってくれますか dapat mengungkapkan bentuk permohonan. 25 いろいろお世話になりました dapat mengungkapkan bentuk pengandaian. 104 Jurnal LINGUA CULTURA Vol.7 No.2 November 2013

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan selama satu semester, maka diperoleh grafik nilai ke-25 responden berdasarkan nilai rata-rata tiap responden pada saat pre- dan post-test, seperti pada Gambar 1. Gambar 1 Nilai Pre-test dan Post-test Responden Jika dipersentasekan secara keseluruhan, nilai rata-rata ke-25 responden pada nilai pre-test dan post-test adalah seperti Gambar 2. Berdasarkan hasil angket sebanyak 80% responden menyatakan metode dengan menggunakan pendekatan komunikatif yang diterapkan cukup bagus. Dengan perincian: 40% menjawab sangat bagus, 40% bagus, dan 20% menyatakan biasa saja dalam mengikuti perkuliahan percakapan II. Selanjutnya manfaat yang diperoleh responden terbagi ke dalam kategori secara verbal dan non-verbal dapat dilihat pada Gambar 4 dan Gambar 5. Gambar 4 menunjukkan bahwa aspek verbal (bahasa) responden mengalami peningkatan mulai dari pelafalan hingga ketepatan sasaran pembicaraan sebagai berikut. Sebanyak 50,1% responden sangat terbantu dalam hal pelafalan; 16,6% penggunaan tekanan; sebesar 16,6% terlatih dalam menggunakan nada yang sesuai; 8,3% dapat menggunakan pilihan kata yang sesuai; 8,3% sesuai dengan ketepatan sasaran pembicaraan. Gambar 4 Manfaat Verbal bagi Responden Gambar 2 Kenaikan Rata-rata Kelas pada Pre-tes dan Post-test Gambar 2 menunjukkan kenaikan nilai rata-rata kelas sebesar 16,31 poin dari nilai pre-test sebesar 66,84 menjadi 83,15 untuk nilai post-test. Metode belajar belajar mudah dilakukan apabila memiliki metode yang mampu mengorganisasi pikiran, sikap, dan perbuatan untuk mengarahkan dan menggiatkan tahapan proses belajar secara berstruktur dan sistematis. Hal tersebut memberikan pengaruh positif bagi pembelajar itu sendiri. Responden dapat dapat menggunakan ungkapan meminta tolong, permohonan, menjelaskan tentang aktivitas, informasi, petunjuk atau cara, pendapat, bentuk larangan, dan pengandaian. Selain itu, penggunaan role play sebagai salah satu cara penilaian memiliki kelebihan dengan adanya komunikasi gap, bisa dengan formal, pemilihan ungkapan sesuai dengan situasi dan kondisi. Hasil angket jawaban responden mengenai metode yang digunakan pada kelas Percakapan dan Menyimak dan manfaat yang diperoleh responden selama mengikuti kelas adalah pada Gambar 3. Gambar 5 menunjukkan bahwa pada aspek nonverbal responden menjawab jika mereka mengalami peningkatan dalam hal penalaran hingga dapat bersuara jelas atau nyaring. Peningkatan yang paling besar berupa: 43,4% mampu menalar dengan baik; 34,7% terbantu dalam menguasai topik; 4,38% mampu bersikap sesuai dengan situasi dan kondisi; 4,38% dapat berinteraksi secara kontak mata dengan lawan bicara; 4,38% dapat menghargai pendapat orang lain; 4,38% mampu menempatkan gesture dengan tepat; 4,38% berani untuk bersuara jelas atau nyaring. Gambar 5 Manfaat dari Aspek Non-Verbal Hasil Model Percakapan yang telah dibuat responden selama kurun waktu satu semester yang terdiri dari hajimari, youken, dan owari dengan menggunakan pendekatan komunikatif ditunjukkan dalam Tabel 2. Gambar 3 Angket Jawaban Responden tentang Metode yang Digunakan Efektivitas Pendekatan Komunikatif.. (Timur Sri Astami; dkk) 105

Tabel 2 Model Percakapan yang Dibuat Responden Bab 始まり用件終わりその他 14 あのう~さん ~を貸してください ~を書いてください ~を手伝ってください 15 あのう~さん ~をもらってもいいですか ~をみてもいいですか ~をもって行ってもいいですか ~をかりてもいいですか 16 あのう~さん ~を見て ~ 押して それから~ 出ます ~を煮て ~を入れて それから出来上がります ~を決めて ~を書いて それから~します ~をつけて ~を選んで それから~します ~を洗って ~をだして それから~します ~を押して ~をさして それから~します ~を買って ~に乗って それから~ 降ります ~を使って ~を確認してそれから~します ~を洗って ~を押して それから~ 待ちます ~を入れて ~を混ぜて 17 あのう~さん ~を使わないでください ~を見ないでください ~へ行かないでください ~をつけないでください 18 あのう~さん ~を弾くことができます ~をすることができます ~をうたうことができます ~を撮ることができます ~ 踊ることができます ~を書くことができます ~を読むことができます ~を買うことができます ~を見ることができます ~インターネットができます ~を作ることができます 19 あのう~さん ~を食べたことがあります ~したことがあります ~を見たことがあります ~に乗ったことがあります ~で泳いだことがあります ~やってみたことがあります ~ 行ったことがあります ~を作ったことがあります ~ 踊ったことがあります 20 あのう~さん ~ 行かない ~ 食べたことある ~ 好き ~ 参加したい ~ 見ようか 21 あのう~さん ~けど ちょっと高いと思う ~けど 安かったと思う ~けど 面白かったと思う ~けど 難しくなると思う ~けど 中国はちょっと ~けど 暑いと思う ~けど 近いと思う 22 あのう~さん ~ている人 ~するスポーツ ~ 買ったパソコン ~ 撮った写真 ~ 作ったセーター ~もらったかばん ~ 買った物 23 ~ さん こんにちは ~ さん おはようございますあのうすみません 24 ~ さん こんにちは ~ さん おはようございます ~ 歩くと そこにネットカフェがあります ~ 押すと チャージができます ~ 回すと 大きくなります ~ 曲がると 公園があります ~ 引くと 動きますよ ~ 手伝ってくれますから ~ 作ってもらいました ~ 作ってあげます ~ つれて行ってくれました ~ 買ってくれました ~ 貸してもらいました ~ ガイドしてくれました ~ 送ってもらいました お願いしますありがとうございます ~ そうでうか そうですね はい わかりました ありがとうございました ああ すごいですね そうですか いいですね うん またねじゃ また そうかいいね じゃねいいねどうもそうですか いいですねうんありがとうございますありがとうございます わかりました ありがとうございます ありがとうございますそうですか いいですねありがとうございますそうですか いいですねありがとうございますそうですか いいですねそうですか いいですね Meminta tolong untuk meminjamkan benda, menuliskan, membantu Meminta izin meminjam suatu benda Menjelaskan urutan mengoperasikan suatu alat, membuat masakan, naik kendaraan, Melarang tidak memakai alat, kondisi, mengoperasikan alat Menerangkan bisa atau tidaknya suatu alat, benda Memperoleh pengalaman berkaitan dengan aktivitas, tempat Menyatakan bentuk informal ajakan, menceritakan pengalaman/ Kegemaran/ Keinginan berupa pikiran maupun pendapat mengenai suatu hal berupa suatu informasi berupa suatu aktivitas dan informasi permohonan 106 Jurnal LINGUA CULTURA Vol.7 No.2 November 2013

SIMPULAN Berdasarkan analisis maka dapat disimpulkan bahwa kelebihan dalam penelitian dengan menggunakan pendekatan komunikatif adalah responden terbantu dalam menyelami suatu masalah; memperoleh pengalaman yang terdapat pada orang lain; bertambah rasa percaya diri sehingga dapat meningkatkan kemampuan baik secara verbal maupun non-verbal; dapat berbicara sesuai dengan target komunikasi pada tiap pertemuan yakni ungkapan meminta tolong, permohonan (menjelaskan tentang aktivitas, informasi,petunjuk atau cara,pendapat), bentuk larangan, dan pengandaian; dapat menerapkan penggunaan hajimari, youken dan owari (kalimat pembuka, isi dan kalimat penutup). Hajimari berupa 挨拶 あのうすみません youken yakni ungkapan meminta tolong, permohonan, (menjelaskan tentang aktivitas, informasi,petunjuk atau cara,pendapat), bentuk larangan, dan pengandaian dan owari yakni 分かりました ありがとうございました そうですか いいですね. Sedangkan kekurangan pada penelitian ini adalah penelitian membutuhkan banyak waktu untuk mempersiapkan materi ajar pada tiap pertemuan; pengampu mata kuliah harus memiliki ide yang luas agar materi dapat tersampaikan dengan baik; kadangkala ada kecenderungan responden ketika diberi tugas membuat percakapan dengan menggunakan kartu role play, mereka tidak senang memerankan sesuatu atau kesulitan dalam memerankan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penelitian adalah pertama, dengan menggunakan model percakapan pada renshuu C yang merupakan pola kalimat pendek, responden dapat mengembangkan menjadi model percakapan lengkap yang terdiri dari hajimari, youken, dan owari atau pembukaan, isi, dan penutup. Kedua, target komunikasi yang diharapkan pada tiap pertemuan dapat tercapai dengan baik, yakni responden dapat menggunakan ungkapan meminta tolong, permohonan, menjelaskan tentang aktivitas, informasi, petunjuk atau cara, pendapat, bentuk larangan, dan pengandaian. Ketiga, agar mendapatkan hasil maksimal, pembelajaran dengan menggunakan pendekatan komunikatif dapat diterapkan pada ketiga kemahiran bahasa yang lain, yakni mendengar, membaca, dan menulis. JF Nihongo Kyouiku Standaado. (n.d.) Kompetensi Berbahasa Jepang. Diakses dari https://jfstandard. jp/cando/search/list/ja/render.do Sukamto, K. E. dan Dardjowidjoyo, S. (2008). Kelana Bahasa Sang Bahasawan. Jakarta: Atmajaya. Supriatnoko. (1990). Efektifitas pendekatan komunikatif pada pengajaran bahasa Inggris terhadap kemampuan mahasiswa Politeknik UI dalam berbahasa Inggris produktif [Abstrak]. Laporan Penelitian UI. Diakses dari http://lontar.ui.ac.id/ opac/themes/libri2/abstrakpdf.jsp?id=77221 Wachidah, S. (2004). PELBBA 17: Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Atmajaya. DAFTAR PUSTAKA Akito, O. (2012). Kaiwa kyouiku no shirabasu to gakushuukatsudou. Prosiding Seminar Internasional Pendidikan Bahasa Jepang, Improving the Competence of Conversation Skill in Learning Japanese Language in Secondary and Higher Education in Indonesia. Bali, 21 22 September 2012 Endraswara, S. (2009). Metodologi Penelitian Foklor. Yogyakarta: Medpress. Hamalik, O. (1998). Sumbangsih: Jurnal Penelitian UNS, 4(2). Japan Foundation Nihongo Kyoujuhou Shirizu 6. (2007). Hanasu koto wo oshieru.tokyo. Japan Foundation Nihongo Kyoujuhou Shirizu 5. (2008). Kiku koto wo oshieru. Tokyo. Efektivitas Pendekatan Komunikatif.. (Timur Sri Astami; dkk) 107