BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
KONSEP RUSUNAWA UNTUK URBAN RENEWAL BAGI PERMUKIMAN KUMUH STUDI KASUS KAWASAN PANTAI PURUS KOTA PADANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Konsep Rusunawa Untuk Urban Renewal Bagi Permukiman Kumuh Studi Kasus Kawasan Pantai Purus Kota Padang

dengan penuh hormat. rumah. mata.

BAB VI KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan Karakteristik penghuni yang mempengaruhi penataan interior rumah susun

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

PROGRAM RUANG. 1. Bagian Depan Kelompok Elemen Unsur Kegiatan Bagian Komersial Kios Perdagangan barang-barang kebutuhan sehari-hari

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. ini dilakukan sebagai pendekatan dalam desain Rumah Susun yang

BAB V KONSEP PERANCANGAN

I. PENDAHULUAN. Kelurahan Purus merupakan salah satu kelurahan di kota Padang yang relatif berkembang

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. perumahan di Kota Sleman dan lahan pertanian masih tetap. penggunaan tanah sebagai pertimbangan utama, juga harus

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

BAB III TINJAUAN KASUS. b. Usia : 51 tahun. d. Pekerjaan KK : Buruh lepas (sablonan) e. Alamat : Sambiroto 11 RT 05 RW 07

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

Universitas Sumatera Utara

Memelihara kebersihan lingkungan merupakan salah satu contoh aturan yang ada di masyarakat.

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB II TINJAUAN UMUM

Di Rusun Mereka "Dimanja", di Perahu Mereka Menderita...

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB IV PENGAMATAN PERILAKU

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB VI HASIL RANCANGAN

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA

BAB IV KESIMPULAN. tidak terjadinya masalah-masalah yang dapat menyebabkan kekacauan atau

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PEMANFAATAN RUANG PUBLIK DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PENGHUNI RUMAH SUSUN KOPASSUS DI CIJANTUNG

Dasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS

KUESIONER KENYAMANAN PENGGUNA

JUDUL TESIS KONSEP PERANCANGAN RUMAH SUSUN BAGI PEDAGANG PASAR STUDI KASUS : PASAR OEBA, KELURAHN FATUBESI, KOTA KUPANG

Kegiatan ini dilakukan penghuni apartemen

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK

Gambar 4. Blok Plan Asrama UI. Sumber : Survei. Untuk kamar AC diletakkan pada lantai 1 agar mudah dalam

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di Indonesia adalah pembangunan yang dilaksanakan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II RUANG BAGI KEHIDUPAN

RENCANA TAPAK. Gambar 5.1 Rencana tapak

RIVERWALK SEBAGAI RUANG TERBUKA ALTERNATIF DI KAWASAN FLAMBOYAN BAWAH KOTA PALANGKA RAYA

IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK )

BAB II ATURAN BERSAMA A. ATURAN BERSAMA DALAM MEMBANGUN DAN MENATA (RENOVASI) RUMAH

BAB III ANALISIS 3.1 Analisis pemakai Analisis pengelompokan pemakai berdasarkan usia dan status

RUMAH SUSUN PADA KAWASAN DAERAH ALIRAN SUNGAI TONDANO DI MANADO

BAB IV ANALISA. Berdasarkan referensi dari studi banding: susun untuk menambah efisiensi kerja. pembukaan kios di pagi hari.

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kondisi Sistem Setting dan Livabilitas Ruang Terbuka Publik di Lapangan Puputan

Renny Melina. dan bersosialisasi antara keluarga dapat terganggu dengan adanya kehadiran pekerja dan kegiatan bekerja di dalamnya.

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP 4. 1 IDE AWAL 4. 2 KONSEP TAPAK

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Hidup Sehat. Peta Konsep. Halaman 1 dari 8

BAB 1 PENDAHULUAN. juta jiwa. Sedangkan luasnya mencapai 662,33 km 2. Sehingga kepadatan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Penerapan Tema dasar Arsitektur Islam yang berwawasan lingkungan pada

ketertiban biasakanlah mematuhi tata tertib tata tertib melatih sikap disiplin sejak kecil kita disiplin sudah besar jadi orang berguna

Perencanaan rumah maisonet

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS. RINI SUGIARTI, S.Ars Gambar 10. Denah Dan Ukuran Bangunan Eksisting (Sumber : Data Penulis, 2017)

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Di susun oleh : Di Susun Oleh :

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema

BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI JENEPONTO NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG PEMANFAATAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Aktivitas Pengrajin Gerabah di Desa Pagelaran

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I KONDISI KAWASAN DALAM BEBERAPA ASPEK. kepada permukiman dengan kepadatan bangunan tinggi, dan permukiman ini

BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM

Pendapatan terbesar Kota Sleman terbesar diperoleh. untuk rumah susun harus mencari lahan yang memang

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB 2 ANALISA KAWASAN. Dalam menghasilkan sebuah pemrograman dan inventarisasi data yang maksimal,

TATA TERTIB SANTRI PESANTREN AL-MA TUQ

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

LAMPIRAN. Ziesel (1981) didalam bukunya mengatakan bahwa : they do. How do activities relate to one another spatially. And how do spatial

PANDUAN WAWANCARA PENDERITA TB PARU DI KLINIK SANITASI

Rumah? Perumahan? PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN SEHAT. Ns. Eka M. 6/6/2011. Overview

DESAIN INTEGRATIF DALAM PERENCANAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA

Minggu 2 STUDI BANDING

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBANGUNAN RUMAH LAYAK HUNI

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

VII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN

Transkripsi:

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian tentang perilaku warga di rumah tinggal di kawasan pantai Purus kota Padang, maka telah di dapatkan jawaban tentang bagaimana orang mengadakan interaksi dengan lingkunganya, kemudian juga telah diketahui apa kebutuhan mereka sehingga dapat pemahaman tentang kebutuhan penghuni tersebut yang bisa di jadikan sebagai pedoman dalam perencanaan rumah susun. Berdasarkan analisa dan pembahasan pada bab sebelumnya sekaligus untuk menjawab pertanyaan penelitian, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Perilaku warga di kawasan pantai Purus terlihat dari cara mereka beraktivitas sehari-hari diantaranya: a. Kebiasaan warga beraktivitas tidak suka diam di dalam rumah melainkan lebih suka beraktivitas di luar rumah. Pergerakan yang dilakukan warga dalam melakukan kegiatan pada satu tempat ke tempat yang lain memerlukan suatu pola sirkulasi. Perilaku warga tersebut adalah sebagai berikut; warga melakukan rekreasi pada sore hari yakni melihat suasana pantai pada saat terbenam matahari, anak-anak bermain layang-layang dan bola kaki di halaman rumah pada sore hari, warga berdagang makanan, minuman dan mainan anak-anak di sekitar pantai pada sore sampai malam hari, warga pada pagi dan malam hari sholat ke mesjid dengan berjalan kaki, bapak- bapak duduk di warung minuman sambil berkomunikasi pada sore hari, ibu-ibu memasak dan mencuci pakaian pada pagi dan sore hari di halaman rumah sambil berkomunikasi dengan tetangga. b. Pola hidup masyarakat di kawasan studi penuh kebersamaan dengan menjalin interaksi dan komunikasi antar sesama di antara perilaku tersebut adalah sebagai berikut; bapak - bapak duduk di warung minuman pada sore hari sambil berkomunikasi, ibu-ibu mencuci dan memasak pada pagi dan sore hari di halaman rumah sambil berkomunikasi dengan tetangga dan 135

warga pada sore hari berkumpul dengan tetangga di halaman rumah sambil berkomunikasi. c. Dalam melakukan aktivitas sehari-hari memerlukan penyediaan dan penyusunan ruang yang khusus, di antara perilaku warga tersebut adalah sebagai berikut; anak-anak mengikuti pesantren romadhan, wirid remaja dengan cara duduk bersama-sama di mesjid pada siang dan malam hari, warga menghadiri acara syukuran di rumah tetangga dengan duduk bersama-sama pada malam hari, warga mandi di sumur yang tertutup pada pagi dan sore hari, warga tidur di kamar yang memakai dinding pada malam hari, warga memasak di depan rumah sambil mengobrol pada pagi dan sore hari, anggota keluarga makan malam dengan cara duduk bersama di lantai rumah dan bapak-bapak duduk di warung minuman pada sore hari sambil berkomunikasi. 2. Faktor -faktor yang mempengaruhi perilaku. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi warga berperilaku di atas diantaranya adalah sebagai berikut: a. Faktor sikap baik secara positif maupun negatif perilakunya adalah sebagai berikut; ibu-ibu memasak pada pagi dan sore hari di dapur menggunakan tungku kayu dengan suasana bersih dan rapi, warga lebih suka mandi dengan air sumur pada pagi dan sore hari, warga memilih rekreasi ke pantai pada sore hari dan sebagian warga membuang sampah pada pagi dan sore hari di sembarangan tempat tetapi ada juga yang memasukan ke dalam lobang lalu di bakar. b. Faktor sosial untuk menjalin hubungan dan interaksi antar sesama warga perilakunya adalah sebagai berikut; ibu-ibu bercerita dengan anaknya sebelum tidur di kamar tidur anaknya pada malam hari, warga berkomuniksi dengan tetangga pada sore hari di halaman rumah, anak-anak mengikuti kegiatan gontong royong pada waktu liburan sekolah, ibu-ibu mencuci dan menjemur pakaian sambil mengobrol dengan tetangga di halaman rumah pada pagi dan sore hari, anak-anak bermain di halaman rumah pada sore hari, warga makan malam dengan seluruh anggota keluarga di ruangan keluarga dan tamu, ibu-ibu memasak di depan rumah pada pagi dan sore 136

hari sambil berkomunikasi dengan tetangga, bapak-bapak duduk di warung minum sambil berkomunikasi pada sore hari dan warga berdagang di sekitar pantai pada sore sampai malam hari dengan cara berteriak dan mendemokan barang daganganya. c. Faktor norma diantara perilakunya adalah sebagai berikut; warga tidur pada malam hari dengan kondisi kamar tidur memakai sekat atau dinding, anggota keluarga melakukan kegiatan makan malam dengan duduk bersama-sama di lantai rumah, warga mandi pagi dan sore hari di lakukan pada sumur yang tertutup, warga beribadah sholat, mengikuti acara pesantren romadhan, majlis ta lim ke mesjid pada siang dan malam hari dan warga menghadiri acara syukuran pada malam hari di rumah tetangga. 3. Konsep perencanaan rumah susun. Perilaku warga di kawasan pantai Purus adalah kebiasaan beraktivitas di luar rumah secara berkelompok (komunal) dengan penuh kebersamaan. Konsep desain bangunan rumah susun di buat menyebar yang terdiri dari ruang terbuka pada site digunakan untuk fasilitas sosial seperti ruang serbaguna, tempat bermain, mesjid dan parkir sedangkan bangunan utama digunakan untuk hunian memakai ruang bersama di buat persegi panjang secara berderet dengan sistem koridor, ruangan dalam hunian di hubungkan dengan dua sisi koridor terbuka dibagian tengah (double loaded koridor), namun tetap memperhatikan kebutuhan privasi penghuni. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada uraian berikut ini: a. Site Plan Bapak-bapak duduk di warung minuman pada sore hari sambil berkomunikasi, anak-anak pada sore hari bermain di halaman rumah, warga berdagang di sekitar pantai pada sore hari, warga pada malam hari menghadiri acara syukuran di rumah tetangga, warga setiap pagi dan malam hari beribadah ke mesjid. Maka konsep site plan rumah susun dibuat persegi panjang yang arah memanjang ke pantai dan arah pendek ke permukiman. Blok bangunan tegak lurus dengan jalan utama di tepi pantai yang dibuat secara berderet dengan memakai sistem koridor, sehingga membentuk ruang terbuka yang dapat di gunakan sebagai fasilitas sosial. 137

b. Bangunan 1. Warga berdagang pada sore sampai malam hari di sekitar pantai dengan cara berteriak, sebagian warga setiap hari membuang sampah tidak pada tempatnya dan warga menghadiri acara syukuran di rumah tetangga pada malam hari. Maka konsep bangunan rumah susun mulai dari lantai dasar sampai lantai atas digunakan sebagai tempat hunian. Sedangkan untuk ruang serbaguna dan parkir di letakan di luar bangunan rumah susun. 2. Anak-anak pada sore hari bermain di halaman rumah. Maka disediakan area bermain dan fasilitas olahraga di luar bangunan rumah susun. 3. Warga pada siang dan malam hari beribadah ke mesjid seperti sholat, majlis ta lim, dan wirid remaja. Maka tempat ibadah di buat mesjid yang letaknya di luar bangunan rumah susun. c. Ruang 1. Warga pada sore hari berkomunikasi antar sesama tetangga di halaman rumah. Pada rumah susun di buat dua sisi koridor terbuka dibagian tengah (double loaded corridor). 2. Ibu-ibu memasak dan mencuci pakaian pada pagi dan sore hari sambil berkomunikasi dengan tetangga. Pada rumah susun dibuat dapur dan tempat mencuci bersama letaknya satu lantai dengan lokasi penghuni. 3. Warga mandi di sumur pada pagi dan sore hari memakai dinding. Maka konsep KM/WC memakai dinding atau sekat dan jemuran tergabung dalam unit hunian. 4. Warga tidur pada malam hari menggunakan kamar tidur yang tertutup. Maka pada unit hunian rumah susun kamar tidur di beri dinding atau sekat. 5. Warga makan malam dengan seluruh anggota keluarga di ruangan keluarga sekaligus rungan tamu. Maka pada unit hunian rumah susun memakai ruangan multi fungsi yakni ruang tamu sekaligus bisa dijadikan ruang makan. 6. Sebagian warga setiap hari membuang sampah tidak pada tempatnya dan mandi setiap hari lebih suka menggunakan air sumur. Maka pada rumah susun perlu prasarana yang lengkap seperti air, sanitasi dan bak sampah. 138

7.2 Saran-Saran Pengkajian perilaku dalam arsitektur meliputi penyelidikan sistematis mengenai perilaku manusia dan penerapanya dalam proses perancangan. Pengkajian perilaku meliputi bagaimana orang mengadakan interaksi dengan lingkungan, apa kebutuhan mereka dan bagaimana perilaku diterapkan dalam proses perancangan. Hal ini membuat kajian perilaku demikian krusial dalam proses perancangan karena hasil yang didapatkan akan lebih sesuai dengan kebutuhan penghuninya. Dari hasil kajian dapat disarankan hal-hal sebagai berikut: 1. Dalam merencanakan konsep rumah susun sebaiknya rancanganya dapat mempertahankan gaya hidup yang penuh kebersamaan serta tetap menjaga nilai-nilai budaya setempat dan tidak meninggalkan makna-makna simbolik budayanya sehingga identitas dan ciri khas budayanya tetap terjaga. 2. Dalam merencanakan konsep rumah susun sebaiknya konsep perencanaan mengakomodir perilaku penghuni, sehingga penghuni dengan mudah beradaptasi dengan lingkungan barunya sehingga betah dan nyaman tinggal di rumah susun tersebut. 3. Perlu penelitian lanjutan tentang rumah susun yang berhubungan dengan perilaku di kantong-kantong permukiman kumuh lainya di kota Padang. Permukiman kumuh lainya tersebut misalnya di daerah Bungus, Teluk Bayur, Air Tawar dan Koto Tangah. 139

(Halaman Ini Sengaja Dikosongkan) 140