PENERAPAN IPTEKS APLIKASI BIOMEKANIK DAN PENERAPAN RUMUS-RUMUS DALAM AKTIVITAS OLAHRAGA. Andarias Ginting Dewi Endriani

dokumen-dokumen yang mirip
1. GERAK LURUS BERATURAN (GLB) 2. GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN (GLBB) 3. GERAK VERTIKAL 4. GERAK JATUH BEBAS 5. GERAK PARABOLA

TKS-4101: Fisika. KULIAH 3: Gerakan dua dan tiga dimensi J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PETA KONSEP MATERI GLB DAN GLBB

Mahasiswa memahami konsep gerak parabola, jenis gerak parabola, emnganalisa dan membuktikan secara matematis gerak parabola

KINEMATIKA. A. Teori Dasar. Besaran besaran dalam kinematika

HUBUNGAN GERAK PARABOLA DENGAN OLAHRAGA ATLETIK LEMPAR LEMBING

Lembar Kegiatan Siswa

GLB - GLBB Gerak Lurus

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 FISIKA

TKS-4101: Fisika. KULIAH 3: Gerakan dua dan tiga dimensi J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Kinematika. Gerak Lurus Beraturan. Gerak Lurus Beraturan

Makalah Fisika Dasar tentang Gerak Lurus BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kegiatan Belajar 3 MATERI POKOK : JARAK, KECEPATAN DAN PERCEPATAN

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS

Kinematika Gerak KINEMATIKA GERAK. Sumber:

TUJUAN :Mahasiswa memahami konsep ilmu fisika, penerapan besaran dan satuan, pengukuran serta mekanika fisika.

GERAK PARABOLA. Nama Kelompok : Kelas : Anggota Kelompok : Semester/ tahun Ajaran : A. Petunjuk Belajar

Antiremed Kelas 11 FISIKA

ANTIREMED KELAS 11 FISIKA

Gerak Parabola Gerak Peluru

BAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika

BAB II KINEMATIKA GERAK LURUS. A. STANDAR KOMPETENSI : Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskrit (partikel).

SIMULASI MENCARI WAKTU PADA GERAK PARABOLA/ PELURU

KINEMATIKA GERAK LURUS 1

MATERI gerak lurus GERAK LURUS

GERAK LURUS Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik.

GERAK BENDA DALAM BIDANG DATAR DENGAN PERCEPATAN TETAP

PEMBAHASAN SOAL UJIAN NASIONAL SMA MATA PELAJARAN FISIKA TAHUN 2016/2017

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

PENGERTIAN KINEMATIKA

2.2 kinematika Translasi

Fisika Dasar 9/1/2016

GERAK PELURU PENGERTIAN PERSAMAAN GERAK PELURU. Kecepatan awal pada sumbu x. v 0x = v 0 cos α. Kecepatan awal pada sumbu y.

KINEMATIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

GERAK LURUS. * Perpindahan dari x 1 ke x 2 = x 2 - x 1 = 7-2 = 5 ( positif ) * Perpindahan dari x 1 ke X 3 = x 3 - x 1 = -2 - ( +2 ) = -4 ( negatif )

KINEMATIKA. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom

KINEMATIKA GERAK 1 PERSAMAAN GERAK

KINEMATIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

Fisika Umum Suyoso Kinematika MEKANIKA

PERCOBAAN GERAK PARABOLA DENGAN PAPAN SELUNCUR

MEKANIKA. Oleh WORO SRI HASTUTI DIBERIKAN PADA PERKULIAHAN KONSEP DASAR IPA. Pertemuan 5

r = r = xi + yj + zk r = (x 2 - x 1 ) i + (y 2 - y 1 ) j + (z 2 - z 1 ) k atau r = x i + y j + z k

KINEM4TIK4 Tim Fisika

Soal dan Pembahasan GLB dan GLBB

Biomekanika Olahraga

soal dan pembahasan : GLBB dan GLB

Soal Gerak Lurus = 100

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB III GERAK LURUS. Gambar 3.1 Sistem koordinat kartesius

GERAK PARABOLA DAN GERAK MELINGKAR ABDUL AZIZ N.R (K ) APRIYAN ARDHITYA P (K )

KINEMATIKA. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

Lampiran 1 RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN SMP KATOLIK SANTA KATARINA Tahun Pelajaran Mata Pelajaran : FISIKA. Materi Pokok : BAB VII (Gerak)

BAB I PENDAHULUAN. hukum newton, baik Hukum Newton ke I,II,ataupun III. materi lebih dalam mata kuliah fisika dasar 1.Oleh karena itu,sangatlah perlu

BAB VI Usaha dan Energi

Gerak Jatuh Bebas. Sehingga secara sederhana persaman GLBB sebelumya dapat diubah menjadi sbb:

BAB USAHA DAN ENERGI I. SOAL PILIHAN GANDA

Fisika Umum (MA301) Gerak dalam satu dimensi. Kecepatan rata-rata sesaat Percepatan Gerak dengan percepatan konstan Gerak dalam dua dimensi

Usaha Energi Gerak Kinetik Potensial Mekanik

LEMBAR PENILAIAN Teknik Penilaian dan bentuk instrumen Bentuk Instrumen. Portofolio (laporan percobaan) Panduan Penyusunan Portofolio

Besaran Dasar Gerak Lurus

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1

2. Persamaan Kecepatan Gerak Parabola Kecepatan benda saat keluar dari titik awal dinamakan kecepatan awal. = + (1) Dengan = cos (2) = sin (3)

FISIKA GERAK PARABOLA

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN

BAB KINEMATIKA KINEMA

TRAINING CENTER OLIMPIADE INTERNASIONAL

MATERI PEMAHAMAN GRAFIK KINEMATIKA

FIsika KTSP & K-13 MOMENTUM DAN IMPULS. K e l a s A. PENGERTIAN GERAK PARABOLA

Menentukan percepatan gravitasi dengan gerak parabola

BAB 3 DINAMIKA PARTIKEL

Fisika Dasar I (FI-321)

Doc. Name: XPFIS0201 Version :

Gerak Dua Dimensi Gerak dua dimensi merupakan gerak dalam bidang datar Contoh gerak dua dimensi : Gerak peluru Gerak melingkar Gerak relatif

diketahui. Jika hasil belajar siswa jelek maka guru memberikan umpan balik yang sesuai dengan masalah yang ditemukan pada siswa.

Antiremed Kelas 11 FISIKA

PETA KONSEP GERAK VERTIKAL KEATAS GERAK VERTIKAL KEBAWAH GERAK VERTIKAL GERAK JATUH BEBAS

CHAPTER 2. Dik : t = 0,5 s V = 90 km/h = 25 m/s Dit : s =? Jawab : s = V x t = 25 x 0,5 = 12,5 m. hogasaragih.wordpress.com Grup 1

Soal Pembahasan Dinamika Gerak Fisika Kelas XI SMA Rumus Rumus Minimal

CONTOH SOAL & PEMBAHASAN

FISIKA XI SMA 3

LEMBAR PENILAIAN Teknik Penilaian dan bentuk instrumen Bentuk Instrumen. Portofolio (laporan percobaan) Panduan Penyusunan Portofolio

Chapter 5. Penyelesian: a. Dik: = 0,340 kg. v x. (t)= 2 12t 2 a x. x(t) = t 4t 3. (t) = 24t t = 0,7 a x. = 24 x 0,7 = 16,8 ms 2

Mahasiswa memahami konsep tentang gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan

MAKALAH PESAWAT ATWOOD

LATIHAN USAHA, ENERGI, IMPULS DAN MOMENTUM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Saran Perbaikan Validasi SARAN PERBAIKAN VALIDASI. b. Kalimat soal

Setiap benda yang bergerak akan membentuk lintasan tertentu. GERAK LURUS

ANTIREMED KELAS 11 FISIKA

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

Antiremed Kelas 12 Fisika

GERAK PELURU (GERAK PARABOLA)

BAB V HUKUM NEWTON TENTANG GERAK

BAB III APLIKASI METODE EULER PADA KAJIAN TENTANG GERAK Tujuan Instruksional Setelah mempelajari bab ini pembaca diharapkan dapat: 1.

GURUMUDA.COM. KONSEP, RUMUS DAN KUNCI JAWABAN ---> ALEXANDER SAN LOHAT 1

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks) GERAK BENDA DALAM BIDANG DATAR DENGAN PERCEPATAN TETAP

PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/ Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume

Fisika Dasar I (FI-321)

Kinematika Dwi Seno K. Sihono, M.Si. - Fisika Mekanika Teknik Metalurgi dan Material Sem. ATA 2006/2007

S M A 10 P A D A N G

Transkripsi:

APLIKASI BIOMEKANIK DAN PENERAPAN RUMUS-RUMUS DALAM AKTIVITAS OLAHRAGA. Andarias Ginting Dewi Endriani Abstrak Tuntutan sekarang ini bahwa orang yang berkecimpung dalam dunia olahraga khususnya akdemisi, harus memiliki kemampuan berhitung dan penerapan rumus-rumus yang dibutuhkan dalam memajukan olahraga itu sendiri seperti disiplin ilmu Biomekanika. Biomekanika merupakan ilmu pengetahuan yang menerapkan hukum-hukum mekanika terhadap struktur hidup, terutama sistem lokomotor (seluruh tubuh bergerak dengan tenaganya sendiri dan umumnya dibantu oleh gaya beratnya) dari tubuh manusia. Hingga saat sekarang ini seharusnya seseorang yang telah menyandang prediket sebagai atlet, guru, pelatih olahraga dengan sendirinya harus melakukan pendekatan yang ilmiah terhadap gerakan tubuh manusia. Sehingga dengan demikian kita akan mengubah cara berpikir dogmatis menjadi suatu ilmu pengetahuan yang ilmiah. Sehingga dengan ilmu pengetahuan biomekanika kita akan membiasakan diri untuk melakukan kegiatan fisik dengan cara yang efisien baik saat berlari, melempar, melompat, memukul, menendang dan segala aktivitas olahraga lainnya. Dalam ilmu biomekanika membahas tentang titik berat, kesetimbangan, gerak, gaya (force), kekuatan, kecepatan, dan lain sebagainya hingga pada penerapan rumus-rumus mekanika yang berisi tentang Gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB). Kata kunci : Biomekanika, GLB, GLBB. A. PENDAHULUAN Berhitung adalah suatu pekerjaan yang mungkin menakutkan bagi kebanyakan orang apalagi dihadapkan dengan barbagai penerapan rumus-rumus yang kelihatannya rumit, apalagi bagi orang yang memang notaben bukan orang eksakta (IPA). Orang-orang yang berkecimpung dalam dunia olahraga khususnya guru pendidikan jasmani/olahraga, mereka tergolong dalam ilmu sosial (IPS) karena dipersiapkan untuk menjadi tenaga pendidik di sekolah dan biasanya mengandalkan pengalaman diri sendiri dan pengalaman orang lain dalam penerapannya (mendidik), sehingga mengalami kesulitan dalam hal berhitung karena tidak terbiasa dalam penerapan rumus-rumus tersebut. Mereka mengalami keadaan tersebut hanya pada saat penyusunan skripsi. Yang menjadi alasan klasik pada mereka karena selalu berinterksi di lapangan untuk melakukan berbagai aktifitas yang lebih banyak menggunakan fisik, namun tidak disadari pada waktu itu, bahwa kegiatan olahraga/fisik tersebut membutuhkan disiplindisiplin ilmu yang lain seperti biomekanik, sehingga dalam perkembangannya olahraga itu telah menjadi suatu ilmu murni (eksakta) yang disebut dengan ilmu keolahragaan (IKOR). Dalam memajukan dan meningkatkan prestasi olahraga kita harus menerapkan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan sistem lokomotor dari tubuh manusia, juga yang berkaitan dengan gaya gravitasi, jarak, kecepatan dan percepatan suatu benda. Aplikasi ilmu biomekanik dalam setiap aktivias olahraga belum tersentuh secara maksimal karena sumber daya manusia di bidang tersebut sangat terbatas, oleh sebab itu pada tulisan ini mencoba memberikan stimulus bagi yang lain untuk dapat memberikan perhatian yang lebih pada penerapan biomekanik dan penerapannya pada setiap aktivitas olahraga. B. PEMBAHASAN Pada pamahasan ini di prioritaskan pada penerapan rumus-rumus GLB dan GLBB dalam penerapannya pada aktivitas olahraga.

Vt = Vo Rumus umum GLB : Rumus umum GLBB : St = Vo.t Vt = Vo ± at St = Vo.t ± ½ at 2 1. GERAK JATUH Benda yang jatuh kebawah dipengaruhi oleh gaya tarik bumi, dimana kecepatannya makin lama makin besar. Oleh karena itu dipergunakan rumus GLBB. Kalau benda itu mula-mula dipegang (diam) kemudian dilepaskan dan oleh karenanya jatuh, berarti Vo = 0 (kecepatan awalnya = 0). Demikian juga dengan seorang peloncat indah nomor menara. Atlet menjatuhkan diri dari atas (menara) kebawah, dimana kecepatan awalnya = 0. Bila benda di lemparkan ke bawah, berarti saat lepas dari tangan benda tersebut memiliki kecapatan awal, jadi Vo tidak sama dengan 0. Contoh : Soal : 1 a Bola dijatuhakan dari atas, setelah 2 ½ detik bola jatuh sampai di latai Ditanyakan : 1. Berapa jarak dari saat dijatuhkan sampai ke lantai. 2. Berapa kecepatan bola saat menyentuh lantai? Vo St t = Waktu (detik) a = g = Gravitasi (m/dt 2 ) Vo = Kecepatan awal (m/dt) Penyelesaian : Dik : t = 2 ½ detik a = g = 10 m/det 2 Vt Vo = 0 Dit : Vt dan St Gambar 1a. Gerak jatuh bola Jawaban : Rumus yang digunakan : Vt = Vo + gt Kerena Vo = 0, maka, Vt = gt St = Vot + ½ at 2. Karena Vo = 0, maka, St = ½ at 2. Maka : Vt = gt. Vt = 10 x 2 ½ = 25 m/det St = ½ at 2. St = ½ x 10 x (2 ½) 2. St = 5 x 6,25 = 31,25 m Jadi : Jarak dari saat dijatuhkan sampai kelantai adalah = 31,25 m Kecepatan bola saat dijatuhkan hingga sampai di lantai = 25 m/dt Soal : 1.b. Bola dijatuhkan dan saat menyentuh lantai kecepatannya 30 m/dt. Ditanyakan: 1. Berapa detik diperlukan bola sampai di lantai?.

2. Berapa ketinggiannya/jaraknya? PENERAPAN IPTEKS Vt = 30 m/dt St Penyelesaian : Dik : Vt = 30 m/dt Vo = 0 g = 10 m/dt 2 Dit : t dan St Jawaban : Rumus yang digunakan : Vt = gt. Sedangkan St = ½ gt 2 30 = 10 x t St = ½ x 10 x (3) 2 10 x t = 30 St = 5 x 9 t = 30/10 = 3 detik St = 45 meter Gambar. 1b. Gerak bola jatuh Jadi : Waktu yang dibutuhkan sampai kelantai adalah = 3 detik Jarak saat dijatuhkan hingga sampai di lantai = 45 meter 2. LEMPARAN TEGAK LURUS Bola yang dilemparkan tegak lurus keatas, saat bola lepas dari tangan mempunyai kecepatan awal yaitu Vo. Kecepatan ini makin lama makun berkurang (gerak diperlambat ; g = negative). Saat bola mencapai titik tertinggi, bola berhenti artinya kecepatan (Vt) = 0. Dan bola akan jatuh kembali ke lantai/tanah. Catatan : bila bola dilemparkan ke atas kemudian jatuh kembali, maka : 1. Saat ke atas dan turun kembali waktunya (t) sama. 2. Kecepatan awal saat naik ke atas sama besarnya dengan kecepatan saat bola mencapai tanah ( Vo = Vt ) Rumus yang digunakan Vt = Vo gt 0 = Vo-gt Contoh soal. 2a. Bola dilemparkan tegak lurus ke atas dengan kecepatan awal 25 m/dt Ditanya : 1. Setelah berapa detik bola mencapai titik tertinggi. 2. Berapa jarak tertinggi bola tersebut. Penyelesaian: Vt = 0 Dik ; Vo = 25 m/dt g = 10 m/dt 2 Dit : t dan St Jawaban : 1. Vt = Vo gt dan 2. St = Vot ½ at 2 St =? 0 = Vo gt St = (25 x 2,5) ½ x 10 x 2,5) 2 Vo = gt St = 62,5 5 x 6,25 25 = 10.t St = 62,5 31,25 = 31,25 m Vo = 25 m/dt t = 25/10 = 2,5 detik

Jadi : Waktu yang dibutuhkan sampai kelantai = 2,5 detik Jarak tertinggi bola = 31,25 meter Gambar. 2a. Lemparan bola tegak lurus Contoh soal 2b. Bola dilempar tegak lurus ke atas dan mencapai titik ketinggiannya pada jarak 80 m Ditanyakan : 1. Berapa kecepatan awalnya. 2. Berapa detik diperlukan untuk mencapai titik tertingginya Penyelesaian : Dik : St = 80 m g = 10 m/dt 2 Dit ; Vo dan t Jawaban ; Vo = gt St = 80 m t =? Vo = 10.t St = Vot - ½ gt 2 80 = 10 x t x t ½ x 10 x t 2 80 = 10t 2-5t 2 Vo =? 80 = 5t 2 5t 2 = 80 t 2 = 80/5. t = 16 = 4 detik Vo = 10.t Vo = 10. 4 = 40 m/dt Gambar 2b. Lemparan bola tegak lurus Jadi : Kecepatan awal bola tersebut = 40 m/dt Waktu yang dibutuhkan mencapai titik tertinggi = 4 detik 3. LEMPARAN MENDATAR (HORIZONTAL) Bola yang di lempar mendatar lintasannya tidak selamanya mendatar akan tetapi melengkung ke bawah yang disebabkan oleh gaya tarik bumi (g). Jadi dari dua buah gaya, yaitu Vo dan g, bola menempuh jarak mendatar (horizontal) Sx dan jarak tegak (vertical) Sy. Pada garis horizontal (koordinat x), kecepatan geraknya tetap (hambatan angin diabaikan). Rumus pada ordinat x adalah : Vx = Vo Pada garis vertical (koordinat y) tidak ada kecepatan awal (= gerak jatuh) tetapi gerakannya ada percepatan (g). Rumus pada ordinat y adalah Vy = : gt Contoh soal 3a. Sy = ½ gt 2 Bola dilempar mendatar dengan kecepatan awal 25 m/dt Sx =

Ditanya ; Setelah 3 detik bola jatuh dimana (berapa Sx dan Sy) dan berapa kecepatannya saat menyentuh lantai. g Sy =? Vo = 25 m/dt Sx =? t = Waktu (detik) a = g = Gravitasi (m/dt 2 ) Vo = Kecepatan awal (m/dt) Vx = Kecepatan horizontal dari sampai ke lantai (m/dt) Gambar. 3a. Lemparan bola mendatar Penyelesaian ; Dik : Vo = 25 m/dt t = 3 dt g = 10 m/dt 2 Dit : Sx, Vx dan Sy, Vy Jawaban : Pada koordinat x, yaitu : Sx = Vo.t = 25. 3 = 75 m Vx = Vo = 25 m/dt Pada koordinat y, yaitu : Sy = ½ gt 2 = ½ x 10 x (3) 2 = 5 x 9 = 45 m Vy = gt = 10 x 3 =30 m/dt Jadi : Jarak mendatarnya = 75 m Waktu yang dibutuhkan = 25 m/dt Jarak verticalnyat = 45 m/dt Waktu yang dibutuhkan mencapai jarak = 30 m/dt Contoh soal 3b. Bola dilempar mendatar dengan kecepatan awal Vo = 25 m/dt. Saat menyentuh lantai kecepatan tegak lurus kebawah (Vy) = 40 m/dt Ditanya : 1. Berapa lama bola menyentuh lantai. 2. Berapa ketinggiannya dari lantai dan. 3. Berapa jarak mendatarnya?. Penyelesaian :

Dik ; Vo = Vx = 25 m/dt Vy = 40 m/dt 25 m/dt g = 10 m/dt 2 Dit : t, Sy dan Sx Sy =? t =? Jawaban : Koordinat, y ; Vy = gt Sx =? 40 = 10.t t = 40/10 = 4 detik Gambar. 3b. Lemparan bola mendatar Sy = ½ gt 2 = ½ x 10 x (4) 2 = 5 x 16 = 80 m Koordinat, x ; Sx = Vx.t = 25 x 4 = 100 meter Jadi : Waktu bola tersebut menyentuh lantai = 4 detik Jarak dari lantai = 80 meter Jarak mendatar = 100 meter 4. LEMPARAN MELAMBUNG Lemparan melambung terjadi bilamana kita melempar dengan kecepatan yang arahnya membuat sudut elevasi terhadap garis horizontal. Lintasannya membentuk parabola dan gerakannya disebut gerak peluru atau gerak proyektil. Vy Vo H Vx Gambar. 4. Lemparan bola melambung Pada benda tersebut sebenarnya bekarja dua buah gaya yaitu Vx bekerja pada koordinat X dan Vy bekerja pada koordinat Y Pada koordinat X : kecepatan konstan (tetap), jadi ; Vt = Vo Vx = Vo cos α dan setiap saat tetap Contoh soal 4a. Bola dilempar dengan kecepatan 25 m/dt dan dengan sudut elevasi 30 0 (terhadap garis horizontal) Ditanya : 1. Setalah berapa detik bola mencapai tanah, 2. Berapa ketinggiannya dan 3. Dimana jatuhnya H

Vy Vo = 25 m/dt Sy =? t =? 30 o Sx =? Gambar. 4a. Lemparan bola melambung Penyelesaian Dik ; Vo = 25 m/dt g = 10 m/dt 2 Sin 30 o = 0,5 Cos 30 o = 0,866 Dit ; t, Sy dan Sx atau pakai rumus ; Jawaban : Pada koordinat Y ; Vy = Vo sin α gt Vy = 25 sin 30 o 10t 0 = 25 x 0,5 10t 10t = 12,5 t = 12,5/10 = 1,25 detik Untuk mencapai tanah kembali setelah mencapai titik puncak (H) adalah 2t = 2 x 1,25 = 2,5 detik Hal ini berdasarkan pernyataan sebelumnya yaitu benda yang dilemparkan keatas setelah mencapai titik puncak akan jatuh kembali dengan waktu yang sama. Ketinggian H Sy = Vo sin 30 x t ½ gt 2 = 25 x 0,5 x 1,25 ½ x 10 x (1,25) 2 = 15,625 5 x 1,563 = 15,625 7,815 = 7,81 meter Untuk mencapai titik H (ttk puncak) Jarak Sx Sx = Vo cos 30 x 2t = 25 x 0,866 x 2,5 = 54,13 meter Jadi : Waktu bola mencapai tanah = 2,5 m/dt Jarah titik tertinggi (H) = 7,81 meter Jarak mendatar jatuhnya bola = 54,13 meter Contoh soal 4b.

Bola dilemparkan dengan sudut elevansi sebesar 30 o. setelah 3 detik bola jatuh pada dataran yang sama tingginya Ditanyakan : 1. Berapakan kecepatan awalnya?. 2. Berapa jarak mendatarnya?. 3. Berapa titik tertingginya?. H Vo t = 3 dt Sy =? Catatan : Vo sin 30 o = ½ Vo Sumbu y 30 o Sx =? Gambar. 4b. Lemparan bola melambung Vo cos 30 o = 0,866 Vo Sumbu x Penyelesaian : Dik ; t = 3 detik g = 10 m/dt 2 Vo sin 30 o = ½ Vo Vo cos 30 o = 0,866 Vo Dit ; Vo, Sx dan Sy (H) Jawaban ; Pada koordinat Y Vt = ½ Vo gt Sy = ½ Vo.t ½ gt 2 0 = ½ Vo 10 x 3 = ½ x 60 x 3 ½ x 10 x (3) 2 0 = ½ Vo 30 = 90 5 x 9 ½ Vo = 30 = 90 45 = 45 meter Vo = 30/0,5 = 60 m/dt Pada koordinat X Vt = 0,86 Vo Sx = 0,86 Vo.t = 0,86 x 60 = 0,86 x 60 x 3 = 51,6 m/dt = 154,8 meter. Jadi : Kecepatan awal = 60 m/dt Jarak mendatar jatuhnya bola = 154,8 meter Jarah titik tertinggi Sy (H) = 45 meter

5. LEMPARAN MELAMBUNG DAN JATUH PADA DATARAN YANG LEBIH RENDAH. Bola yang dilemparkan melambung (dengan sudut elevansi α) dan jatuh pada dataran yang lebih rendah dari saat lepas landas (saat release), rumus yang digunakan sama dengan Lemparan Mendatar (yang ke 3). H A A 1 C B Gambar. 5a. Lemparan melambung dan jatuh pada dataran yang lebih rendah Pada koordinat Y Pada koordinat X Vx = Vo cos α Sx = Vo cos α.t Vy = Vo sin α gt Sy = Vo sin α.t ½ gt 2 Seperti yang telah diketahui : t AH = Vo.sin g t AB = 2.. Vo.sin g kalau jarak AA 1 = d, maka Sy = Vo sin α.t + ½ gt 2 atau d = Vo sin α.t + ½ gt 2 ½ gt 2 + Vo sin α.t d = 0. Persamaan kwadrat dari t ini dapat diperoleh ; t AC = Vo sin α + Vo.sin. 2 2. g. t g Jarak A 1C = jarak Sx = Vo cos α.t (t dari A ke C) Jadi jarak A 1C = Vo cos α X Vo.cos. 2 2. g. d g 6. JARAK TOLAK PELURU Pada tolak peluru, jarak dari ring tolakan ke tempat peluru jatuh ditentukan oleh: 1. Batas ring dan saat peluru lepas ada jarak yaitu R 1. Jarak ini ditentukan oleh tingginya dan panjang lengan dari atlet dan kecondongan saat menolak. Jarak ini harus diukur secara langsung. Pengalaman menunjukkan bahwa panjang jarak ini ± 30 cm. 2. Jarak saat peluru lepas sampai jatuh di tanah ialah jarak R 2 dan R 3. Jarak ini dapat di cari dengan hitung seperti pada bagian V.

Gambar. 6. Jarak tolak peluru 7. JARAK LOMPAT JAUH Pada lompat jauh, jarak lompatan ditentukan oleh saat kaki menolak sampai kaki jatuh di bak pasir. Tetapi kaki tidak mengikuti lintasan parabola/proyektil. Yang membuat lintasan parabola adalah titik berat badannya saat menolak sampai mendarat. Saat menolak ada jarak antara ujung kaki dan titik berat badan, yaitu R 1. Saat mendarat juga ada jarak antara tbb dan tumpuan kaki mendarat, yaitu R 4. Jarak lompatan ditentukan oleh jumlah R 1 + R 2 + R 3 + R 4. R 1 : Jarak R 1 ditentukan oleh panjang tungkai dan sudut tolakan tungkai α. R 1=d 1 sin α. d 1 adalah jarak dari tbb ke perpotongan grs vertical dgn arah tolakan kaki. R 2 : Jarak dari parabola dari tbb yang sama datarnya. R 3 : Jarak dari parabola yang menurun. R 2- R 3 cara menghitungnya = bagian 5. R 4 : Jarak R 4 ditentukan oleh jarak d 2 (jarak dari tbb ke tumit yang mendarat) dan kecondongan tungkai yang mendarat (sudut β). R 4 = d 2 cos β. Gambar 7. Jarak lompat jauh C. PENUTUP Melalui mata kuliah biomekanika ini diharapkan para mahasiswa pasca sarjana Prodi IOR dapat menerapkannya dalam kehidupan dan pekerjaannya baik sebagai guru, dosen, pelatih atau pun sebagai atlet dalam memperbaiki kualitas hidup dan prestasi kerja. Ilmu biomekanika menuntun kita dapat berfikir ilmiah

dalam mensikapi gejala dan keadaan-keadaan alam dan lingkungan disekitar kita, dapat memperhitungkan efisiensi gerak yang dilakukan agar tidak membutuhkan tenaga yang besar dalam mencapai sesuatu. Biomekanika merupakan ilmu pengetahuan yang ilmiah yang diperoleh dengan jalan berfikir, berdiskusi, membaca, mencari bahan dari sumber yang lain (perpustakaan), dari observasi, eksperimen dan pertukaran pikiran dan lain-lain. Tidak lagi berfikir sacara tradisional berdasarkan pengalaman pribadi ataupun pengalaman orang lain, tidak mau menerima pendapat orang lain yang kemungkinan benar dan lebih baik. REFERENSI. Benny Subadiman. 2005. Biomekanika. Penerapan Hukum-Hukum dan Prinsip - Prinsip Mekanika. FIK. UNIMED. Medan Imam Hidayat. 1999. Biomekanika. FPOK. IKIP. Bandung. Enjang Ali Nurdin. 2004. Meteor (Membumikan Teori-Teori Fisika). PT Sinergi Pustaka Indonesia, Bandung. David Halliday dan Robert Resnick, 1996. Fisika Jilid I. (Penerjemah Pantur Silaban dan Erwin Sucipto). Erlangga, Jakarta. Sri Handayani dan Ari Damari. 2009. Fisika untuk SMA dan MA, Pusat Perbukuan Depdiknas, Jakarta. PENERAPAN IPTEKS