LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I TABLET ZETAMOL

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pembuatan Amilum Biji Nangka. natrium metabisulfit agar tidak terjadi browning non enzymatic.

Desain formulasi tablet. R/ zat Aktif Zat tambahan (eksipien)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SKRIPSI. Oleh : YENNYFARIDHA K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

2.1.1 Keseragaman Ukuran Kekerasan Tablet Keregasan Tablet ( friability Keragaman Bobot Waktu Hancur

SKRIPSI. Oleh: HENI SUSILOWATI K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. adalah obat yang menentang kerja histamin pada H-1 reseptor histamin sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ilmu pengetahuan dan tuntutan dalam pemenuhan kesehatan. Maka diperlukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau lebih dengan atau zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat

A. DasarTeori Formulasi Tiap tablet mengandung : Fasedalam( 92% ) Starch 10% PVP 5% Faseluar( 8% ) Magnesium stearate 1% Talk 2% Amprotab 5%

BAB II TINJAUAN PUSTAKA OCH2CHCH2 OCH3. 3-(o-Metoksifenoksi)-1,2-propanadiol [ ] : Larut dalam air, dalam etanol, dalam kloroform dan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki beberapa keuntungan antara lain: 1) ketepatan dosis, 2) mudah cara

BAB III METODE PENELITIAN. ketoprofen (Kalbe Farma), gelatin (Brataco chemical), laktosa (Brataco

10); Pengayak granul ukuran 12 dan 14 mesh; Almari pengenng; Stopwatch;

Uji Mutu Fisik Tablet Ekstrak Daun Jambu Monyet (Anacardium occidentale L.) dengan Bahan Pengikat PVP (Polivinilpirolidon) secara Granulasi Basah

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan-bahan yang digunakan adalah verapamil HCl (Recordati, Italia),

FORMULASI SEDIAAN TABLET PARASETAMOL DENGAN PATI BUAH SUKUN (Artocarpus communis) SEBAGAI PENGISI

TABLET/OT 2015 Sediaan tablet adalah Sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau serkuler, kedua permukaanya rata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lunak yang dapat larut dalam saluran cerna. Tergantung formulasinya kapsul terbagi

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel

FORMULASI TABLET PARACETAMOL SECARA KEMPA LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI KONSENTRASI AMILUM UBI JALAR (Ipomea batatas Lamk.) SEBAGAI PENGHANCUR

PEMBAHASAN. R/ Acetosal 100 mg. Mg Stearat 1 % Talkum 1 % Amprotab 5 %

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang banyak diproduksi dan disukai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan Tablet Effervescent Tepung Lidah Buaya. Tablet dibuat dalam lima formula, seperti terlihat pada Tabel 1,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. besi atau anemia gizi besi. Anemia defisiensi besi ini jauh lebih lazim terjadi di

kurang dari 135 mg. Juga tidak boleh ada satu tablet pun yang bobotnya lebih dari180 mg dan kurang dari 120 mg.

DITOLAK BAGIAN PENGAWASAN MUTU PHARMACEUTICAL INDUSTRIES MEDAN

PEMBUATAN TABLET HISAP EKSTRAK ETANOLIK DAUN SAGA

PRAKTIKUM II PENGUJIAN TERHADAP GRANUL

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Bahan dan Alat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan pengisi (Ditjen POM, 1995). Tablet dapat dibuat dengan berbagai ukuran,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI TABLET PERCOBAAN 2 EVALUASI GRANUL

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tepung daging lidah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

FORMULASI TABLET PARASETAMOL MENGGUNAKAN TEPUNG BONGGOL PISANG KEPOK (Musa paradisiaca cv. Kepok) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

IFNA ANGGAR KUSUMA K

TABLET PengertianTablet

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Tablet Asam Folat. Sebagai contoh F1 (Formula dengan penambahan Pharmacoat 615 1%).

TABLET. I. Pengertian

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Baku Ibuprofen

Jurnal Para Pemikir Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn : e-issn :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Pemeriksaan Bahan Baku Pemeriksaan bahan baku ibuprofen, HPMC, dilakukan menurut Farmakope Indonesia IV dan USP XXIV.

efek samping terhadap saluran cerna lebih ringan dibandingkan antiinflamasi lainnya. Dosis ibuprofen sebagai anti-inflamasi mg sehari.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI ASAM SITRAT-ASAM MALAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET EFFERVESCENT YANG MENGANDUNG Fe, Zn, DAN VITAMIN C SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa - cetak berbentuk rata

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SORBITOL-LAKTOSA-ASPARTAM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Uji KLT Ekstrak Daun Sirih Hijau

PENGARUH PENAMBAHAN AVICEL PH 101 TERHADAP SIFAT FISIS TABLET EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum. L) SECARA GRANULASI BASAH

(Submitted: 06 Agustus 2017, Accepted: 25 September 2017) Sri Rahayu, Nezar Azhari, Ina Ruslinawati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa-cetak berbentuk rata

FORMULASI GRANUL EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA. L) MENGGUNAKAN AEROSIL DAN AVICEL PH 101

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyakit kurang kalori protein (KKP) dan defisiensi vitamin A serta anemia

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pragel pati singkong yang dibuat menghasilkan serbuk agak kasar

TABLET. Definisi Tablet

FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN TABLET EKSTRAK DAUN GEDI HIJAU (Abelmoschus manihot) DENGAN METODE GRANULASI BASAH

LAPORAN PRATIKUM FARMASETIKA II SEDIAAN INJEKSI AMINOPHYLLIN 2,4%

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. Gambar 1. Tanaman dan Buah nangka (Artocarpus heterophylus)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan pengisi. Tablet merupakan bentuk sediaan padat yang paling banyak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

III. METODOLOGI. Penelitian inidilaksanakan pada bulan Mei hingga bulan Juni 2014 di

PERBANDINGAN PENGGUNAAN BAHAN PENGHANCUR SECARA INTRAGRANULAR, EKSTRAGRANULAR, DAN KOMBINASINYA

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beberapa keuntungan dibanding dengan sediaan farmasi lain. Beberapa keuntungan

PERBANDINGAN VARIASI SUHU PENGERINGAN GRANUL TERHADAP KADAR AIR DAN SIFAT FISIS TABLET PARASETAMOL. Oleh :

bentuk sediaan lainnya; pemakaian yang mudah (Siregar, 1992). Akan tetapi, tablet memiliki kekurangan untuk pasien yang mengalami kesulitan dalam

FORMULASI TABLET EKSTRAK BUAH PARE DENGAN VARIASI KONSENTRASI AVICEL SEBAGAI BAHAN PENGIKAT Puspita Septie Dianita 1, Tiara Mega Kusuma 2.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Asetaminofen. Kandungan : tidak kurang dari 98,0 % dan tidak lebih dari 101,0 %

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Timbangan analitik EB-330 (Shimadzu, Jepang), spektrofotometer UV

FORMULASI TABLET EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya (L.)) Jumasni Adnan *) ABSTRAK

Bentuk-bentuk Sediaan Obat. Indah Solihah,S.Farm,M.Sc.,Apt

FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) DENGAN KOMBINASI BAHAN PENGISI MANITOL-LAKTOSA SKRIPSI

Lampiran 1. Gambar Berbagai Jenis Kentang. Kentang Putih. Kentang Kuning. Kentang Merah. Universitas Sumatera Utara

bebas dari kerusakan fisik, serta stabil cukup lama selama penyimpanan (Lachman et al., 1986). Banyak pasien khususnya anak kecil dan orang tua

SERBUK F A R M A S E T I K D A S A R

Beberapa hal yang menentukan mutu tablet adalah kekerasan tablet dan waktu hancur tablet. Tablet yang diinginkan adalah tablet yang tidak rapuh dan

BAB III METODE PENELITIAN. bulan agustus tahun 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KATA PENGANTAR. Ilham Niawan

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang

PERBANDINGAN LAMA PENGERINGAN GRANUL TERHADAP KADAR AIR DAN SIFAT FISIS TABLET PARASETAMOL TUGAS AKHIR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil uji formula pendahuluan (Lampiran 9), maka dipilih

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juni 2014 di Desa Lehan Kecamatan

Zubaidi, J. (1981). Farmakologi dan Terapi. Editor Sulistiawati. Jakarta: UI Press. Halaman 172 Lampiran 1. Gambar Alat Pencetak Kaplet

Sedangkan kerugiannya adalah tablet tidak bisa digunakan untuk pasien dengan kesulitan menelan. Absorpsi suatu obat ditentukan melalui disolusi

PEMBUATAN DAN UJI SEDIAAN TABLET ANTALGIN TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. Salut gula memberikan permukaan yang halus dan berkilau

TINJAUAN PUSTAKA. bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahan

Pembuatan Tablet Asetosal dengan Metode Granulasi Kering

FORMULASI DAN UJI SIFAT FISIS TABLET VITAMIN C DENGAN METODE GRANULASI KERING

Transkripsi:

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I TABLET ZETAMOL Disusun oleh : Nama : Linus Seta Adi Nugraha No. Mahasiswa : 09.0064 Hari : Jumat Tanggal Praktikum : 19 Maret 2010 Dosen Pengampu : Anasthasia Pujiastuti, S.Farm., Apt LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI AKADEMI FARMASI THERESIANA SEMARANG 2010

PEMBUATAN TABLET METODE GRANULASI BASAH 1. TUJUAN Mahasiswa dapat membuat tablet dengan metode granulasi basah. 2. DASAR TEORI Tablet (compressi) merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan. (Anonim, 1995) Tablet digunakan baik untuk tujuan pengobatan lokal atau sistemik. Pengobatan lokal misalnya: 1. Tablet untuk vagina, berbentuk seperti amandel, oval, digunakan sebagai antiinfeksi, antifungi, penggunaan hormon secara lokal. 2. Lozenges, trochisci digunakan untuk efek lokal di mulut dan tengorokan, umumnya digunakan sebagai antiinfeksi. (Anief, M., 2005) Pengobatan untuk mendapatkan efek sistemik, selain tablet biasa yang ditelan masuk perut terdapat pula yang lain seperti: 1. Tablet bukal digunakan dengan cara dimasukkan di antara pipi dan gusi dalam rongga mulut, biasanya berisi hormon steroid, absorpsi terjadi melalui mukosa mulut masuk peredaran darah. 2. Tablet sublingual digunakan dengan jalan dimasukkan di bawah lidah, biasanya berisi hormon steroid. Absorpsi terjadi melalui mukosa masuk peredaran darah. 3. Tablet implantasi berupa pellet, bulat atau oval pipih, steril dimasukkan secara implantasi dalam kulit badan. 4. Tablet hipodermik dilarutkan dalam air steril untuk injeksi untuk disuntikkan di bawah kulit. (Anief, M., 2005)

Untuk membuat tablet diperlukan zat tambahan berupa: 1. Zat pengisi (diluents) dimaksudkan untuk memperbesar volume tablet. Biasanya digunakan Saccharum Lactis, Amylum Manihot, Calcii Phosphas, Calcii Carbonas dan zat lai yang cocok. 2. Zat pengikat (binder) dimaksudkan agar tablet tidak pecah atau retak, dapat merekat. Biasanya yang digunakan adalah mucilago gummi arabici 10-20% (solution Methylcellulosum 5%) 3. Zat penghancur (disintegrant) dimaksudkan agar tablet dapat hancur dalam perut. Biasanya yang digunakan adalah Amylum Manihot kering, gelatinum, agar-agar, natrium alginate. 4. Zat pelican (lubricant) dimaksudkan agar tablet tidak lekat pada cetakan (matrys). Biasanya digunakan talcum 5%, Magnesii Stearas, Acidum Stearicum. (Anief, M., 2005) Untuk maksud dan tujuan tertentu tablet disalut dengan zat penyalut yang cocok, biasanya berwarna atau tidak : Tablet bersalut gula (sugar coating) Tablet bersalut kempa (press coating) Tablet bersalut selaput (film coating) Tablet bersalut enterik (enteric coating) (Anief, M., 2005). Dalam pembuatan tablet, zat berkhasiat, zat-zat lain, kecuali zat pelican dibuat granul (butiran kasar), karena serbuk yang halus tidak mengisi cetakan tablet dengan baik, maka dibuat granul agar mudah mengalir (free flowing) mengisi cetakan serta menjaga agar tablet tidak retak (capping) (Anief, M., 2005). 1. cara basah Dalam membuat granul ada 2 macam : 2. cara kering atau disebut slugging atau pre compression (Anief, M., 2005). Metode granuasi basah : Langkah langkah dalam metode granulasi basah :

Menimbang dan mencampur bahan-bahan Bahan aktif, pengisi, penghancur ditimbang sesuai yang dibutuhkan. Untuk pencampuran biasanya menggunakan mixer atau blender, bahan pengisi biasanya laktosa, kaolin, manitoll, amylum, gula bubuk. Pembuatan granuasi basah Agar campuran serbuk mengalir bebas dan merata dari hopper kedalam cetakan mengisinya dengan tepat dan merata, biasanya perlu mengubah campuran serbuk menjadi granula yang bebas mengalir kedalam cetakan disebut granulasi. Pengayakan adonan lembab menjadi pellet atau granul Umumnya granuasi basah ditekan melaui ayakan no 6 atau 8, lalu disalurkan kedalam fluidbeddriers dibuat granul dengan menekankan pada alat yang dibuat berlubang lubang. Pengeringan Kebanyakan granul dikeringkan dalam cabinet pengering dengan system sirkulasi udara dan pengendalian temperatur, pada metode ini granul dikeringkan pada keadaan tertutup dan diputar putar sambi1 dialirkan udara yang hangat, pada proses ini campuran serbuk yang akan dibuat granul diubah menjadi larutan atau suspensis dan disemprotkan, dikeringkan dalam fluidizedbed untuk menghasilkan granul yang seragam dan mudah mengalir. Pengayakan kering Setelah dikeringkan granul dilewatkan melalui ayakan dengan lubang lebih kecil dari yang biasa dipakai untuk pengayakan granulasi asli. Pencampuran bahan pelicin Setelah pengayakan kering, biasanya bahan pelincir kering ditambahkan kedalam granul.

Pembuatan tablet dengan kompresi Cara kerjanya memasukan granul kedalam ruang cetakan dan dikempa oleh kedua gerakan punch atas dan bawah. (Ansel, 1982) Syarat syarat tablet : 1. memenuhi keseragaman ukuran 2. memenuhi keseragaman bobot 3. memenuhi waktu hancur 4. memenuhi keseragaman isi zat berkhasiat 5. memenuhi waktu larut (dissolution test) (Anief, M., 2005) 3. FORMULA Formulasi tiap tablet: Paracetamol 250 mg Laktosa 22 mg Gelatin 10 mg Explotab 15 mg Mg stearas 3 mg Aquadest secukupnya Bobot tiap tablet 300mg 1 batch 700 tablet 4. PEMERIAN Acetaminophenum (paracetamol) Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa sedikit pahit. Larut dalam air mendidih, dan natrium hidroksida 1N, mudah larut dalam etanol. Khasiat : analgetik antipiretik (Anonim,1995).

Lactosum Serbuk atau massa hablur keras putih atau putih krem, tidak berbau dan rasa sedikit manis, stabil di udara tapi mudah menyerap bau. Mudah dan pelan-pelan larut dalam air, dan lebih mudah larut dalam air mendidih, sangat sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam chloroform dan dalam eter. Khasiat : bahan pengisi (Anonim,1995). Gelatin Lembaran, kepingan serbuk / butiran, tidak berwarna / kekuningan pucat, baud an rasa lemah. Jika direndam dalam air mengembang dan menjadi lunak, berangsur-angsur menyerap air 5 10 bobotnya. Larut dalam air panas dan jika didinginkan terbentuk gudir, praktis tidak larut dalam etanol (95%)P, dalam chloroform P dan dalam eter P, larut dalam campuran gliserol P, dan air, jika dipanaskan lebih mudah larut, larut dalam asam asetat P. Khasiat : bahan pengikat (Anonim,1979). Explotab Serbuk putih sampai putih pudar, tidak berbau, tidak berasa, serbuk yang ringan, sangat higrokskopik. Tidak larut dalam air, praktis tidak larut dalam diklorometana, simpan di tempat terlindung dari cahaya Khasiat : bahan penghancur (Wade,Weller). Magnesii Stearas Serbuk halus, putih dan voluminous, bau lemah khas, mudah melekat di kulit, bebas dari butiran. Tidak larut dalam air, dalam etanol dan dalam eter. Khasiat : bahan pelican (Anonim,1995).

5. PERHITUNGAN BAHAN 1 batch 700 tablet: Paracetamol = 250 mg x 700 = 175 gr Laktosa = 22 mg x 700 = 15,4 gr Gelatin = 10 mg x 700 = 7 gr Explotab = 15 mg x 700 = 10,5 gr Mg stearas = 3 mg x 700 = 2,1 gr Aquadest = secukupnya 6. CARA KERJA Paracetamol + lactosum + explotab, masukan mortir, aduk hingga homogen Gelatin + aquades ± 50ml, masukan cawan porselen, larutkan. Kemudian dipanaskan diatas water bath, biarkan ± 5menit Larutan gelatin, masukan campuran ke dalam mortir, aduk sampai terbentuk massa yang siap digranulasikan (tambahkan aquades jika perlu) Ayak adonan dengan ayakan no.16 Keringkan di dalam oven suhu 50 60 o Setelah kering, ayak dengan ayakan no.18 Timbang hasil granul yang diperoleh Granul + Mg Stearas dalam botol kosong (secara tumbling) selama 5 menit Kempa menjadi tablet dengan bobot 300mg ± 5% (285mg 315mg)

7. EVALUASI TABLET 1. Pengamatan waktu alir dan sudut diam dari granul 2. Pengukuran diameter dan tebal tablet dengan alat mikrometer untuk menguji keseragaman bentuk tablet 3. Uji kerapuhan tablet dengan alat Friability tester 4. Uji kekerasan tablet dengan alat Hardness tester 5. Uji keseragaman bobot tablet 8. PEMBAHASAN Problema dan Penyelesaiannya Sifat alir granul Sifat alir granul memegang peranan penting dalam pembuatan tablet. Apabila granul mudah mengalir, tablet yang dihasilkan mempunyai keseragaman bobot yang baik. Faktor-faktor yang menentukan sifat alir serbuk/granul adalah : kerapatan jenis, porositas, bentuk partikel, ukuran partikel, kondisi percobaan dan kandungan lembab. Sifat alir serbuk dapat ditetapkan dengan dua macam cara : a. Metode langsung Dengan mengukur secara langsung kecepatan alir sejumlah serbuk. b. Metode tidak langsung Dengan mengukur parameter sudut diam, atau dengan metode pengetapan. Pengukuran sifat alir granul dengan metode corong dipengaruhi oleh beberapa kondisi pengamatan berikut : a. Berat granul b. Ukuran partikel granul c. Diameter corong (atas dan bawah) d. Panjang tangkai corong e. Cara penuangan sampel f. Pengaruh getaran luar

Penentuan sifat alir bahan serbuk atau granul diantaranya dapat dilakukan dengan cara melakukan pengukuran sudut diam dan waktu alir. Sudut diam adalah sudut yang dibentuk oleh tumpukan serbuk terhadap bidang datar setelah serbuk tersebut mengalir secara bebas melalui suatu celah sempit. Alat yang biasa digunakan adalah corong. Semakin kecil sudut diam maka semakin mudah serbuk tersebut mengalir. Selain sudut diam, waktu alir dapat digunakan untuk menentukan sifat alir serbk atau granul. Waktu alir adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengalir dari sejumlah granul melalui lubang corong yang diukur adalah sejumlah zat yang mengalir dalam suatu tertentu. Semakin baik sifat alirnya maka akan semakin cepat waktu yang diperlukan untuk mengalirkan sejumlah berat tertentu serbuk atau granul. Sudut diam dapat diukur dengan mengamati tinggi kerucut yang terbentuk (h cm) di atas alas dengan diameter tertentu (d cm). Besar sudut diam dapat dihitung sebagai berikut : Tgα= h 1 / 2 D α = sudut diam h = tinggi kerucut tumpukan serbuk D = diameter tumpukan serbuk Umumnya granul dikatakan mengalir baik (free flowing) apabila sudut diamnya labih kecil dari 50 o. Jika sudut diam lebih besar dari 50 o, pada saat pentabletan akan detemui kesulitan. Keseragaman bentuk tablet Pengujian keseragaman tablet dilakukan dengan mengukur diameter dan tebal tablet. Diameter dan tebal tablet diukur masing-masing (pada pengujian kali ini dilakukan terhadap 20 tablet) dengan menggunakan alat mikrometer. Kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari empat per tiga tebal tablet. (Anonim, 1995)

Kerapuhan Kerapuhan tablet adalah persen bobot yang hilang setelah tablet diguncang. Uji kerapuhan dilakukan dengan alat uji bernama Friability tester. Uji kerapuhan dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. 20 tablet dibersihkan dari debu 2. 20 tablet tersebut kemudian ditimbang 3. Kemudian dimasukan ke dalam alat uji 4. Alat diputar dengan kecepatan 50 Rpm, selama 100 kali putaran 5. Setelah selesai, tablet dikeluarkan dan dibersihkan dari debu 6. Kemudian tablet ditimbang lagi 7. Dihitung kehilangan bobot dalam presentase (Syarat : lebih kecil dari 1%) Kekerasan Dihitung kekerasan tablet satu per satu dengan menggunakan alat penguji kekerasan (Hardness tester), kemudian dihitung rata-ratanya. Bentuk Tablet Digunakan alat bernama mikrometer untuk mengukur diameter dan tebal tablet satu per satu sebanyak 20 tablet. Setelah itu diteliti apakah bentuk tablet memenuhi persayaratan keseragaman bentuk tablet, yaitu diameter tidak lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari empat per tiga kali tebal tablet (Anonim, 1995) Keseragaman bobot Uji keseragaman bobot dilakukan untuk mengetahui apakah bobot tablet yang dibuat sudah memenuhi syarat keseragaman bobot atau belum. Keseragaman bobot ditetapkan sebagai berikut (Anonim, 1979) : 1. Ditimbang 20 tablet dan dihitung bobot rata-ratanya. 2. Jika ditimbang satu per satu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari harga yang

ditetapkan pada kolom A dan tidak boleh ada satu tabletpun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari harga dalam kolom B. 3. Jika perlu dapat diulang dengan 10 tablet dan tidak boleh ada satu tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot ratarata yang ditetapkan dalam kolom A maupun kolom B. Bobot rata-rata tablet Penyimpangan bobot rata-rata dalam % A B <25 mg 15 30 26-150 mg 10 20 151-300 mg 7,5 15 >300 mg 5 10 Data Hasil Praktikum Data Sudut Diam Granul sebelum ditambah Mg Stearat Tinggi (h) Diameter (D) Sudut diam (α) 1 4,4 cm 14 cm 32,15 o 2 4,4 cm 14 cm 32,15 o 3 4,5 cm 13 cm 34,7 o Rata-rata sudut diam 33 o Granul setelah ditambah Mg Stearat Tinggi (h) Diameter (D) Sudut diam (α) 1 4,3 cm 13 cm 33,49 o 2 4 cm 13,5 cm 32,5 o 3 3,6 cm 13,5 cm 28 o Rata-rata sudut diam 31,33 o

Data waktu alir Granul sebelum ditambah Mg Stearat Granul setelah ditambah Mg Stearat 1 27 detik 24 detik 2 27 detik 24 detik 3 28 detik 23,5 detik Rata-rata 27,3 detik Rata-rata 23,83 detik Data Bentuk Tablet Data dari 20 sampel tablet setelah dilakukan pengukuran dengan mikrometer : No. Diameter tebal No. Diameter tebal 1 11 mm 3 mm 11 11 mm 3 mm 2 11 mm 3 mm 12 11 mm 3 mm 3 11 mm 3 mm 13 11 mm 3 mm 4 11 mm 3 mm 14 11 mm 3 mm 5 11 mm 3 mm 15 11 mm 3 mm 6 11 mm 3 mm 16 11 mm 3 mm 7 11 mm 3 mm 17 11 mm 3 mm 8 11 mm 3 mm 18 11 mm 3 mm 9 11 mm 3 mm 19 11 mm 3 mm 10 11 mm 3 mm 20 11 mm 3 mm Dari hasil di atas diketahui bahwa tablet yang dibuat telah memenuhi persyaratan keseragaman bentuk tablet. Data Kerapuhan Tablet Berat 20 tablet sebelum di uji = 7,06 gram Berat 20 tablet sesudah di uji = 7,02 gram Kerapuhan tablet dihitung dengan rumus : W1 W2 W1 x 100%

Ket : W1 W2 = Berat sebelum di uji = Berat sesudah di uji Maka data di atas dapat dihitung sebagai berikut : 7,06 7,02 7,06 0,56% < 1%, hal ini menunjukan bahwa tablet memenuhi persyaratan kerapuhan tablet. x 100% = 0,56% Data Kekerasan Tablet Uji kekerasan tablet melibatkan 5 buah tablet yang diambil secara acak dan kemudian di uji dengan alat Hardness tester. Tingkat kekerasan tablet setelah diuji adalah 3 Data Keseragaman Bobot Berikut adalah data bobot dari 20 tablet 350 mg 360 mg 350 mg 350 mg 350 mg 350 mg 360 mg 360 mg 350 mg 350 mg 350 mg 350 mg 360 mg 360 mg 360 mg 350 mg 350 mg 350 mg 350 mg 350 mg Berat seluruh 20 tablet = 7,06 gram Berat rata-rata 1 tablet = 353 mg Range A = 353 + (353 x 5%) = 370,65 mg 353 (353 x 5%) = 335,35 mg 335,35 370,65 mg Range B = 353 + (353 x 10 %) = 388,3 mg 353 (353 x 10 %) = 317,7 mg 317,7 388,3 mg Dari perhitungan di atas diketahui bahwa tablet yang di uji telah memenuhi keseragaman bobot.

9. KESIMPULAN 1. Pembuatan tablet dengan metode granulasi basah memerlukan pengawet karena salah satu bahannya adalah air. 2. Pada saat pengeringan menggunakan oven harus secara merata untuk menghindari tidak sempurnanya pengeringan. 3. Pada saat pengayakan, ukuran granul harus sesuai agar sifat alir granul baik pada saat pencetakan.

10. DAFTAR PUSTAKA Anief M., 2000, Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek, UGM Press, Yogyakarta. Anief M., 1987, Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek, UGM Press, Yogyakarta. Anonim, 1995 Farmakope Indonesia, IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Semarang, 19 Maret 2010 Linus Seta Adi Nugraha